BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Di SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi tentang SD Negeri Sumurrejo 01
SD Negeri Sumurrejo 01 Kewcamatan Gunungpati Kota
Semarang, secara administratif pemerintahan termasuk wilayah
Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Secara
geografis
terletak
di
Jl
Mr
Wurjanto
Ungaran
Gunungpati
Karanggeneng kelurahan Sumurrejo.SD Negeri Sumurrejo berdiri
tahun
1956
dengan
Nomor
Akta
Pendirian/Kelembagaan
SR/Kep/ppk.8/1/13. Luas tanah sekolah 1600 m2, luas bangunan
582 m2.
Visi SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang, yaitu mewujudkan peserta didik berprestasi dalam bidang
akademik, non akademik, beriman, berakhlak mulia, berbudi luhur,
sehat jasmani dan rohani.Dari visi yang ada dijabarkan pada misi
sekolah yaitu : (a) Menjadikan peserta pendidik berprestasi dalam
bidang akademik; (b) Menjadikan peserta didik berprestasi bidang non
akademis;
(c)
Menjadikan
mengembangkan
peserta
keimanannya;
(d)
didik
terampil
Membiasakan
dalam
peserta
didik
berperilaku sesuai dengan norma agama : (e) Membiasakan peserta
didik berpola hidup sehat.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh SD Negeri Sumurrejo
01Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarangadalah
:
(1)
Bidang
Akademik : Tercapainya prestasi bidang akademik: Matematika, IPA,
Bahasa Indonesi; (1) Non Akademik Olah Raga : (a) Prestasi dalam
bidang olah raga khususnya tenis meja; (b) Prestasi dalam bidang
kepramukaan prestasi pesta siaga; dan (c) Prestasi dalam bidang
kepramukaan prestasi lomba galang; (3) Bidang Keagamaan :
Tercapainya keimanan siswa yang dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah dalam proses
pendidikan dan pembelajaran SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang didukung oleh tenaga pendidik dan
tenaga kependidikanyang terdiri dari seorang kepala sekolah, 6 guru
kelas, 1 guru PAI, 1 guru Penjasorkes, 1 tenaga ketata usahaan, dan
1 staf sekolah yang ditempatkan sebagai penjaga sekolah.
Sedangkan jumlah rombongan belajar yang dilayani pada
pendidikan dan pembelajaran terdiri 6 rombel dengan jumlah kelas 6
dan jumlah siswa keseluruhan adalah178 siswa.
4.1.2. ImplementasiKepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang
Sebagaimana telah dirumuskan pada permasalahan dan tujuan
penelitian pada Bab I tesis ini, bahwa fokus penelitian ini adalah
terkait dengan implementasi kepemimpinan transformasional oleh
kepala sekolah dan peningkatan profesionalitas guru di SD Negeri
Sumurrejo 01Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Terkait dengan permasalahan implementasi kepemimpinan
transformasional oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,peneliti memperoleh data
melalui
wawancara
menyangkut
pada
keteladan,
motivasi,
komunikasi, dan ketepatan pengambilan keputusan yang dilakukan.
Hasil penelitian tersebut masing-masing diuraikan pada bagian
berikut.
4.1.2.1. Keteladanan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang bahwa untuk meningkatkan profesionalitas guru terkait
dengan keteladanan, bahwa ia telah melakukan hal-hal antara lain:
(1) datang di sekolah dua puluh menit sebelum jam masuk; (2)
berpakaian sesuai ketentuan dengan atribut lengkap; (3) disiplin
mengerjakan administrasi pembelajaran yang menjadi tugasnya
secara rutin dan lengkap; (4) disiplin mengajar sesuai dengan jadwal
dan beban mata pelajaranyang diampunya; (5) pulang sesuai jam
kerja.
Berikut petikan wawancara terkait dengan pertanyaan yang
penulis sampaikan. “Sebagai kepala sekolah basti menginginkan
sekolah yang bermutu, guru yang bermutu, bagaimanakah upaya yang
anda lakukan dengan sikap keteladanan untuk meraih cita-cita
tersebut ? :
“Saya sebagai kepala sekolah berusaha bekerja dengan
disiplin sesuai aturan, agar guru-guru saya setidaknya
dapat mencontoh. Sebagai kepala sekolah saya berusaha
datang lebih awal dari guru, mengajar sesuai porsi saya.
.....”
Keteladanan kepala sekolah guru di atas diperkuat hasil
wawancara dengan guru, berikut sebagian petikan pernyataan yang
diutarakan oleh guru kelas I SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang:
Pernyataan guru di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan
guru kelas VI. Petikan wawancara pada saat disampaikan
pertanyaan : Apakah kepala sekolah seorang yang perlu
diteladani ?. Berikut kutipan wawancaranya :
“Saya saya salut dengan sikap keteladanan yang
dilakukan oleh kepala sekolah, bahkan kadang sangat
malu karena tidak dapat melaksanakan disiplin
sebagaimana dilakukan kepala sekolah. Komitmen kerja
beliau sangat tinggi, ia tetap mengajar sesuai dengan
jadwalnya, jika tidak bisa karena kegiatan dinas, maka
beliau minta hari lain. Beliau sosok yang tegas tetapi juga
bersahabat. Contohnya ada guru terlambat pasti
menanyakan kenapa terlambat dan pasti memberikan
arahan. ...”
Kondisi di atas diperkuat lagi ketika peneliti melakukan
wawancara dengan salah satu siswa, dengan sebuah pertanyaan
yang peneliti sampaiakan
:”Kamu kelas berapa ? Bagaimana
pendapat kamu tentang kepala
sekolahmu ?”, ia mengatakan
sebagaimana petikan di bawah ini :
“Saya siswa kelas V. Pendapat aku tentang kepala sekolah
aku. Dia sangat rajin, pagi-pagi sudah datang dan
pulangnya paling akhir. Saya tahu karena pada waktu
saya berangkat sekolah BTA bu guru baru pulang. Dia
juga sangat senang kepada saya dan siswa lain. Kalau ada
anak membuang sampah sembarang langsung suruh
ambil. .....”
4.1.2.2. Pemotivasian
Pemotivasian adalah suatu proses pemberian motivasi kepada
guru agar guru dapat meningkat dalam kemampuan pedagogik,
kepribadiannya, sosial, dan kemampuan profesional. Upaya yang
telah dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, adalah : (1) Mendorong guru
untuk terus belajar dan studi lanjut ke S1; (2) Mengundang nara
sumber untuk memberikan pelatihan IT dan program-progam yang
berkaitan dengan IT; (3) memberikan motivasi guru melalui rapat
sekolah
terkait
dengan
kinerja
;
(4)
mendorong
guru
untuk
melakukan PTK;(5) memberikan penghargaan kepada guru yang telah
melakukan
tugas
secara
profesional
walaupun
dalam
bentuk
inmaterial; (6) mengikutkan guru dalam seleksi calon kepala sekolah.
Berikut petikan wawancara terkait dengan pertanyaan yang
mengungkap pemberian motivasi kepada guru agar guru termotivasi
dalam melakukan kinerjanya sesuai syarat kompetensi yang harus
terpenuhi sebagai guru yang berprofesionalitas tinggi.“Bagaimanakah
pendapat anda sebagai kepala sekolah agar para guru bekerja sesuai
aturan dan menghasilkan kerja yang maksimal ?:
“Pemberian motivasi menurut saya sangat penting bagi
guru dan pegawai saya”. Teman-teman guru saya dorong
untuk belajar terus agar mempunyai kemampuan tinggi.
Cara yang saya lakukan memberikan kesempatan studi
lanjut bagi teman guru yang belum S.1. Saya mengundang
nara sumber dari luar terkait dengan pembuatan SKP,
sistem penilaian Kurikulum 2013. Kepada siswa melalui
upacara sekolah saya mengajak siswa untuk belajar dan
selalu belajar. Pada waktu mengajar selalu saya
mendorong siswa untuk belajar ...”.
Sebagai crosschek pernyataan kepala sekolah, peneliti juga
melakukan wawancara kepada guru kelas PAI, dengan pertanyaan
“Apakah kepala sekolah anda mengajak anda untuk selalu berkerja
dengan baik ?, bagaimana pendapat anda ?. Berikut petikan jawaban
dari hasil wawancara :
“Pasti, dalam kesempatan rapat maupun upacara selalu
menyampaikan pesan kepada siswa maupun guru “mari
kita tingkatkan belajar dan budaya sekolah yang tertib
untuk mencapai prestasi yang baik”. Semangat kerja yang
dilakukan kepala sekolah mendorong saya untuk dapat
melakukan hal yang sama. Satu hal yang ia katakan
mengajak untuk studi lanjut S2, secara pribadi saya
belum siap ....”.
Pernyataan guru kelas PAI dipertegas oleh guru Penjasorkes.
Pertanyaan yang penulis lontarkan kepada ia hampir sama yaitu :
“Sebagai guru penjasorkes anda harus berkerja dengan disiplin dan
baik, bagaimana pendapat anda tentang kepala sekolah anda ?”
Di bawah ini petikan jawaban hasil wawancara yang penulis lakukan.
“ Menurut pendapat saya, kepala sekolah saya orangnya
tegas dan disiplin. Saya awalnya sering dipanggil di ruang
kerjanya karena sering terlambat, pulang setelah mengajar
sebelum waktunya karena ada masalah keluarga. Ia
memberikan nasehat dan pemecaha masalah saya,
walaupun belum dapat saya lakukan. Selain itu saya juga
didorong untuk studi lanjut S.1 karena saya hanya
lulusan D-II itupun dari UT ...”
4.1.2.3. Komunikasi
Komunikasi adalah jalinan menyampaikan gagasan, inspirasi,
pikiran
agar tercapai tujuan. Sebagai kepala sekolah dengan gaya
transformasional
meningkatkan
harus
mampu
profesionalitas
berkomunikasi
guru
positif
menyangkut
untuk
kompetensi
pedagogik, kepribaian, sosial, dan profesional yang tinggi.
Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo
01
Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarang,
berikut
petikan
wawancara yang diperoleh peneliti pada waktu peneliti lontarkan
sebuah pertanyaan : “Bagaimana cara mengkomunikasikan programprogram sekolah kepada guru anda ?”. Berikut petikan jawaban yang
disampaikan “
“Pada awal tahun saya menyusun program kerja sekolah,
RAPBS, program supervisi akademis dll, dengan
melibatkan guru, penjaga sekolah, dan pegawai lainnya”.
Tujuannya agar mereka agar mengetahui secara langsung
tentang prosedur dan sekaligus memberikan pembelajaran
kepada mereka. Saya juga mengadakan rapat kepada
orangtua siswa contohnya pada waktu dilaksanakan
Kurikulum 2013, mengundang orangtua pada waktu
pengambilan
raport,
sosialisasi
kepada
orangtua
menjelang siswa akan ujian nasional. Setiap kegiatan yang
sekolah lakukan, saya selalu memberkan laporan kepada
UPTD Gunungpati”. Membuatkan SK Tugas mengajar dan
Uraian tugasnya juga saya lakukan setiap awal
semester...”
Agar hasil penelitian yang penulis tidak sepihak, penulis
mencari sumber lain dari penjaga sekolah. “Sebagai penjaga sekolah
apakah anda nyaman dalam melaksanakan tugas di sekolah ini?,
bagaimana pendapat anda”. Petikan hasil wawancaranya adalah
sebagai berikut :
“Biasa-biasa aja karena itu memang tugas saya dan saya
syukuri. Hanya ada perbedaan setiap pergantian kepala
sekolah pasti ada perubahan. Bekerja dengan kepala
sekolah ini sangat disiplin dan tegas. Tugas yang diberikan
kepada saya sangat jelas sehingga dapat saya lakukan
sesuai yang diinginkan atau diprogramkan......”.
Pernyataan penjaga SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang diperkuat oleh orangtua siswa, berikut
petikan wawancara ketika pertanyaan: Apakah anda sebagai
orangtua siswa di SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang mengetahui program dan kegiatan yang dilakukan
sekolah ?’’:
“ Ada yang tahu kadang ada yang tidak, karena kesalahan
saya sendiri ketika dapat undangan kadang tidak dapat
berangkat. Tetapi yang jelas banyak tahunnya, karena
selain diundang rapat, ada juga pemberitahuan lewat
surat, lewat anak saya sendiri. Menurut cerita dari anak
saya kepala sekolah ini sangat disiplin. Setiap hari Senin
anak-anak berangkat pagi karena upacara dimulai pukul
06.30. Itupun saya tahu, yang lain seperti kegiatan les
juga diberitahukan kepada orangtua. Program sekolah
gratis pihak sekolah telah memasang spanduk. ....”.
4.1.2.4. Ketepatan Pengambilan Keputusan
Kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang
mampu mengambil keputusan secara benar dan tepat. Hal ini
dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah
: (1) memberikan tugas guru sesuai kemampuan; (2) melibatkan guru
dan
komite sekolah dalam penyusunan program sekolah;(3)
memberikan teguran kepada guru yang tidak tertib dan disiplin.
Berikut petikan hasil wawancara peniliti dengan kepala sekolah
SD Negeri Sumurrejo 01Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,
“Bagaimanakah anda lakukan untuk membuat sekolah disukai oleh
masyarakat ?”:
“Yang pasti sejak saya masuk di sekolah ini, saya berpikir
saya harus merubah sekolah ini lebih baik. Hal itu saya
buktikan karena kondisi sekolah ini ruang kelasnya rusak
berat saya mengajak rapat dengan dewan guru dan
pegawai untuk menyusun proposal kepada pemerintah
Kota Semarang, Alhamdulillah terealisasi. Sekolah ini
sangat gersang, saya mencoba mengajukan gagasan untuk
membuat sebuah taman kecil dan penerangan pada waktu
malam,ini juga terealisasi. Saya sebagai yang dituakan
berusaha memberdayakan guru, pegawai, siswa untuk
melakukan hal yang terbaik untuk sekolah, berusaha
menjadi pemimpin yang bisa diteladani berdasarkan nilai
tertinggi, mendengarkan semua pemikiran guru untuk
mengembangkan semangat kerja sama sehingga guru
merasa dihargai, dapat sadar dengan sendirinya untuk
berperilaku disiplin dan profesional.....”.
Pernyataan kepala sekolah di atas diperkuat oleh jawaban guru
kelas III ketika saya ajukan pertanyaan : Bagaimana pendapat anda
tentang kepemimpinan kepala sekolah anda ?” Berikut petikan hasil
wawancara :
“Pendapat saya, kepala sekolah yang satu ini berbeda
dengan sebelumnya, ada perubahan kemajuan. Dia sangat
tegas, disiplin, semangat dan selalu berusaha untuk bisa.
Sebagai bukti guru diajak menyusun propsal rehab dan
diberitahukan kepada komite sekolah.
Karena pada
malam hari sekolah ini gelap memberikan ide kepada
guru-guru akhirnya direspon dengan pemasangan lampu
di setiap sudut sekolah sehingga pada malam hari terang.
SD Negeri Sumurrejo 01 sekolah di pinggir jalan sering
kemasukan pencuri, kepala sekolah merencanakan
pemasang tralis juga terealisasi. Jika ada guru yang
kurang disiplin pasti ia menegur,maklumlah karena
perempuan kadang tidak sabar. Hal lain, anak-anak di sini
kan banyak dari seberang jalan, yang ia ajukan adalah
pembuatan sebracross dan minta bantuan polisis untuk
menyeberangkan setiap pagi. Sedangkan pada waktu
pulang diberikan tugas kepada guru piket dan penjaga
sekolah .....”.
Terkait dengan ketepatan pengambilan keputusa, penulis juga
berhasil mewancarai siswa kelas VI ketika saya ajukan pertanyaan :
Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepala sekolah
anda
terkait
hukuman
kepada
siswa?Berikut
petikan
hasil
wawancara :
“Kepala sekolah sekarang ini tegas dan disiplin, tetapi
tidak pernah marah kepada siswa. Kalau mengajar juga
bagus mudah dimengerti. Kalau ada anak yang salah
memang harus dihukum biar “kapok” tetapi hukuman
yang diberikan kepala sekolah, bapak dan ibu guru kalau
tidak mengerjakan PR ya suruh mengerjakan dilipatkan
tetapi di rumah besuk ditanyakan. Kalau ada anak yang
berkelahi semua dipanggil dan disidang oleh guru maupun
kepala sekolah. Kalau anak tidak membuang sampah pada
tempatnya suruh ambil dan suruh buang di tempat
sampah sambil diberitahu”.
4.1.3. Profesionalitas Guru
Hasil penelitian terkait dengan profesionalitas guru yang
diperoleh melalui observasi, studi dokumentasi, dan pengamatan
bahwa guru-guru di SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang telah melaksanakan tugas sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
Hal tersebut terbukti administrasi kelas maupun pembelajaran
telah tersedia dan dikerjakan sesuai waktu baik guru kelas maupun
guru mata pelajaran. Menurut hasil wawancara dengan pertanyaan :
Sebagai guru apakah anda sudah melaksanakan tugas pokok anda ?
Dari seluruh guru menyampaikan jawaban hampir sama,
berikut petikan hasil wawancara dengan guru kelas I :
“Sebagai guru saya telah melaksanakan tugas sesuai
program dan arahan dari kepala sekolah sesuai dengan
kemampuan saya. Adminirtasi kelas saya berusaha buat,
jika ada kesulitan saya minta bimbingan/bertanya kepada
kepala sekolah dan kepala sekolah memberikan
jawabansebagai jalan keluar. Bahkan kepala sekolah
mengundang nara sumber untuk memberkan pencerahan
kepada guru ....”.
Hal lain yang dijumpai penulis, guru-guru SD Negeri Sumurrejo
01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sangat disiplin baik jam
kerja maupun jam mengajar juga cara berpakaian. Ada satu guru
yang cara kerjanya masih mengikuti kemauan sendiri, jika diberi
tanggung
jawab
tidak
dilaksanakan
dengan
sunguh-sungguh.
Berikut petikan wawancara kepada guru PAI dengan pertanyaan
“Bagaimanakah pendapat anda tentang profesionalitas anda ?’:
“Wah masalah sudah profesional atau belum saya tidak
bisa mengatakan, yang tahu adalah kepala sekolah atau
orang lain. Tetapi saya bekerja sesuai aturan, masuk jam
07.00 saya datang jam tujuh kurang dua puluh menit,
kadang kurang lima belas menit, kecuali hari senin, saya
datang jam setengah tujuh karena upacara. Adminitrasi
pembelajaran saya buat sesuai pengarhan kepala sekolah
dan hasil KKG. Saya mengajar sesuai jadwal di sekolah ini,
untuk menambah jam saya mengajar di sekolah lain.
Kepala sekolah membuatkan SKB. Seragam saya
mengikuti peraturan sekolah dan pemerintah. Setiap KKG
saya juga berangkat. Untuk studi lanjut saya cukup
S1saja, karena merasa tidak mampu. Itulah pendapat
saya, terserah orang lain menilai, saya berusaha sebaik,
setertib mungkin. Ini saya lakukan karena contoh dari
kepala sekolah yang disiplin, tegas dan bersahabat. ....”.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1. Profesionalitas Guru
Berkenaan dengan profesionalitas guru dapat dijelaskan bahwa
sikap profesionalisme guru sangat menjamin proses belajar mengajar
yang efektif sesuai yang diinginkan. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan mutu guru pemerintah telah melakukan berbagai
usaha,
melalui
peningkatan
sarana
prasarana.
Peningkatan
kemajuan guru melalui peraturan-peraturan, pendidikan lanjutan,
diskusi kelompok dan sebagainya. Selain itu untuk meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah harus ditunjang dengan sikap
guru yang harus disiplin dan profesional sebagai kunci sukses
peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa profesionalitas guru sudah
cukup baik dan meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, hal
ini terjadi karena kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang telah melaksanakan kepemimpinan
transformasional
dengan
cukup
baik
dengan
memberikan
keteladanan bekerja dengan disiplin dan tertib, memotivasi kepada
guru dan pegawai untuk sukses dan berhasil, memberian informasi
sesuai fakta (komunikatif), melibatkan guru, pegawai, komite sekolah
dalam setiap pengambilan keputusan.
Dari hasil penelitian diperoleh keterangan, ada satu guru yang
profesionalitasnya masih kurang, kinerjanya kurang profesional,
perilaku
kerja
kurang
disiplin,
kemampuan
dalam
proses
pembelajaran kurang tanggung jawab. Hal tersebut kepala sekolah
sudah
berusaha
secara
komunikatif
ternyata
karena
faktor
permasalahan keluarga. Fungsi sebagai motivatorpun dijalankan
diberikan motivasi terus menerus dan minta petunjuk kepada
atasan, alhasil akhirnya yang bersangkutan sekarang berdasarkan
pernyataan kepala sekolah dan pengamatan peneliti sudah cukup
disiplin, cukup tertib dalam melaksakan profesi sebagai guru.
Dampak dari kepemimpinan kepala sekolah, guru-guru di SD
Negeri Sumurrejo 01 melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan
sikap profesionalisme. Yaitudengan sadar dan ikhlas karena merasa
sebagai kewajibannya, kebijakan kepala sekolah selalu didukung,
saran, masukan, contoh-contoh oleh kepala sekolah diperhatikan
dan dilaksanakan.
Menuurut hasil penelitian oleh peneliti profesionalitas guru SD
Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sudah
meningkat berkat adanya kepemimpinan transformasional yang
dilakukan
oleh
Gunungpatu
kepala
Kota
SD
Negeri
Semarang,
Sumurrejo
terbukti
guru
01
Kecamatan
lebih
termotivasi,
berdikasi, berkomitmen, dan berkompeten dalam melaksanakan
tugas.Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
Kesimpulannya bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah diperlukan guru-guru yang memiliki profesionalitas tinggi.
Profesionalitas
menggunakan
guru
ditandai
keahliannya
dengan
yaitu
dalam
kemampuan
dalam
menguasai
materi
pembelajaran, penggunaan metode serta pengelolaan kelas. Selain
mampu menggunakan keahliannya guru yang profesional memiliki
sikap tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
kepada siswa,masyarakat, bangsa, negara serta memiliki sikap sosial,
moral dan spiritual. Profesionalitas tinggi dapat terjadi karena
pengaruh oleh kepala sekolah melalui keteladanan, pemotivasian,
komunikatif, dan ketepatan mengambil keputusan.
4.2.2. Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah SD Negeri Sumurrejo 01
Berdasarkan data yang diperoleh tentang implementasi kepala
sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 bahwa kepala sekolah dalam
menjalankan kepemimpinan transformasional cukup baik sehingga
profesionalitas guru meningkat, kesadaran dan tanggungjawab
profesi bukan keterpaksaan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah
tetapi lebih pada keteladanan, pemotivasian, sikap terbuka dan
komunikatif, serta ketepatan kepala sekolah dalam mengambil
keputusan.
Pembahasan
terkait
dengan
implementasi
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah yang diterapkan di SD Negeri
Sumurrejo 01 dalam kerangka meningkatkan profesionalitas guru
sudah berjalan cukup baik walaupun belum maksimal dan perlu
pengembangan. Dampak dari kepemimpinan transformasional adalah
meningkatnya
profesionalime
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran dan peningkatan disiplin kerja.
Konsepsi kepemimpinan transformasional oleh Burn dalam
Komariah dan Triatna, (2006 : 17) dijelaskan bahwa kepemimpinan
transformasionalsebagai suatu proses yang pada dasarnya “para
pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ketingkat moralitas
dan motivasi yang lebih tinggi.” Para pemimpin adalah seorang yang
sadarakan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia
sehingga ia berupayamengembangkan segi kepemimpinannya secara
utuh melalui pemotivasian terhadap staf danmenyerukan cita-cita
yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan,
dankemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi, seperti misalnya
keserakahan, kecemburuan, ataukebencian.
Atas dasar konsepsi tersebut bahwa inti dari kepemimpinan
transformasional
adalah
mempengaruhi
bawahannya
dengan
memberikan keteladanan, motivasi, bertindak komunikatif, dan tepat
dan benar dalam mengambil keputusan. Masing-masing dijelaskan
sebagai berikut :
1. Keteladanan
Sikap keteladanan sebagaimana yang diungkapkan oleh guru,
pegawai, siswa, dan orangtua siswa cukup membuktikan sangat
relevan dengan ciri kepemimpinan transformasional. Karena seorang
pemimpin
transformasional
Kharismatik
(Kharisma)”.
harus
seorang
bersikap
“Idealiced
pemimpin
Influence
diperoleh
dari
kewibawaan dan perilaku yang sesuai dengan moral, etika, dan
agama.
Terkait dengan sikap keteladanan kepala sekolah SD Negeri
Sumurrejo
01
telah
melaksanakan
sebagaimana
tertulis
pada
kutipan hasil wawancara pada bagian 4.2.1. tesis ini dan diperkuat
dengan transkrip wawancara yang penulis sertakan pada bagian
lampiran tesis ini.
2. Pemotivasian
Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan dan tujuan
sekolah diperlukan figur guru yang memiliki profesionalitas tinggi.
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi dibuktikan dengan kinerja
yang memiliki prestasi baik pada dirinya sendiri sebagai guru
maupun siswa.
Untuk itu sebagaimana hasil penelitian tentang implementasi
kepemimpinan
kepala
sekolah
transformasional
berkenaan
mempengaruhi bawahannya dengan pemberian motivasi sudah
dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang sebagaimana dipaparkan pada hasil
penelitian.
3. Sikap Komunikasi
Berdasarkan hasil penelitian dengan berdasar pada hasil wawancara
dengan guru dan orangtua siswa bahwa kepala sekolah SD Negeri
Sumurrejo 01 selalu bersikap terbuka, mengiformasikan fakta yang
ada
sesuai
dengan
kondisi
dn
informasi
yang
diterima.
Mengiterpreasikan hasil pengamatan selama melakukan supervisi
dan melakukan pembinaan kepada guru maupun pegawai.
4. Ketepatan Mengambil Keputusan
Berkenaan dengan ketepatan pengambilan keputusan sebagaimana
hasil penelitian, bahwa kepala SD Negeri Sumurrejo 01 sudah sangat
komunikatif.
Melibatkan
guru
dalam
pengambilan
keputusan.
Mengadakan sosialisasi kepada guru mengenai program pendidikan
oleh
pemerintah.
Mensosialisikan
kepada
orangtua
mengenai
program sekolah.
Pemimpin
dan
kepemimpinan
kepemimpinan
yang
memiliki
mengidentifikasikan
memtransformasi
visi
perubahan
perubahan
transformasional
ke
depan
lingkungan
tersebut
ke
dan
serta
dalam
adalah
mampu
mampu
organisasi;
memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi
kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta
membangun team work yang solid; membawa pembaharuan dalam
etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan bertanggung jawab
memimpin dan mengendalikan organisasi.
Yulk
(2001
:
56),
menyimpulkan
bahwa
esensi
dari
kepemimpinan transformasional adalah upaya memberdayakan para
pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun
komitmen
mereka
ketrampilan
terhadap
nilai-nilai
baru,
mengembangkan
nvKota Semarang dalam kerangka meningkatkan
profesionalitas guru sudah berjalan cukup baik walaupun belum
maksimal dan perlu pengembangan. Dampak dari kepemimpinan
transformasional adalah meningkatnya profesionalime guru dalam
melaksanakan
pembelajaran
dan
peningkatan
disiplin
kerja.
Walaupun masih ada satu guru yang kurang profesional dan bekerja
dengan kemaunnya sendiri, sangat kurang disiplinnya.
Kelebihan
dari
penerapan
kepemimpinan
transformasional
adalah sangat potensial dalam membangun komitmen tingkat tinggi
pada diri guru dan stake holder untuk merespon kompleksitas
permasalahan
yang
transformasional
mempercepat
akan
kapasitas
ada.
Implementasi
mempermudah
guru-guru
usaha
dan
stake
kepemimpinan
kepala
sekolah
holder
dalam
mengembangkan diri, bekerja lebih cerdas, dan lebih keras untuk
mewujudkan reformasi sekolah.
Kekurangan dari penerapan kepemimpinan transformasional
adalah jika kepala sekolah tidak akuntabel, menunjukkan peran
negatif, kurang mengembangkan ide kreatif, maka bawahan sangat
sulit untuk mempercayai.
Faktor-faktor
kepemimpinan
pendukung
transformasional
dan
di
penghambat
SD
Negeri
penerapan
Sumurrejo
01
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor pendukung
: (a) Sikap orangtua dan masyarakat
yang ikut “handarbeni” dan peduli terhadap intitusi sekolah, (b)
Ide kreativitas dan kesanggupan kerja mandiri para guru
yang
baik, (c) Adanya kemampuan koordinasi kepala sekolah yang
baik, (d) Adanya ketrampilan komunikasi kepala sekolah yang
baik.
2. Faktor-faktor penghambat
: (a) Adanyasikap guru yang “cuek”
atau masa bodoh terhadap tugas karena adanya permasalahan di
kelurga, (b) Kesiapan guru pada bidang penguasaan IT yang belum
optimal sehingga tugas dan tanggung jawab yang diberikan dan
membutuhkan kerja dengan bantuan IT masih tergangtung orang
lain.
4.2.3. Peningkatan Profesionalitas Guru Melalui Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah di SD Negeri Sumurrejo
01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Berkenaan dengan profesionalitas guru dapat dijelaskan bahwa
sikap profesionalisme guru sangat menjamin proses belajar mengajar
yang efektif sesuai yang diinginkan. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan mutu guru pemerintah telah melakukan berbagai
usaha,
melalui
peningkatan
sarana
prasarana.
Peningkatan
kemajuan guru melalui peraturan-peraturan, pendidikan lanjutan,
diskusi kelompok dan sebagainya. Selain itu untuk meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah harus ditunjang dengan sikap
guru yang harus disiplin dan profesional sebagai kunci sukses
peningkatan mutu pendidikan.
Ada pun ciri-ciri guru yang disiplin dan profesional antara lain:
(1) Disiplin terhadap perundang-undangan. Seorang guru dituntut
untuk secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi Profesi sebagai sarana perjuangan dan pengabdian yang
harus dikembangkan oleh seorang guru; (2) Sikap hormat dan
bekerjasama dengan teman seprofesi; (3) Seorang guru harus
memelihara
hubungan
seprofesi,
semangat
kekeluargaan
dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya; (4)
Memelihara sikap terhadap anak didik; (5) Di dalam kode etik guru
Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa”guru berbakti membimbing
peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa
pancasila”, ini berarti guru harus membentuk anak didiknya menjadi
manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan membentuk mental
yang kuat yang dapat diandalkan sebagai pilar pembangunan bangsa
Indonesia; (6) Memelihara sikap terhadap tempat bekerja; (7)
Menciptakan suasana yang baik di tempat kerja dapat mempengaruhi
produktivitas dan semangat kerja, hal ini perlu menjadi acuan setiap
guru untuk menciptakan dan memelihara suasana yang nyaman
dalam lingkungan sekolah agar tercipta suasana harmonis di sekolah
;(8) Memelihara hubungan yang baik dengan atasan. Sebagai salah
seorang anggota organisasi, guru akan selalu dalam pengawasan
seorang pemimpin. Guru wajib membina hubungan baik dengan
kepala sekolahnya; dan (9) Disiplin terhadap pekerjaan, yang paling
diinginkan dan diperlukan sekaligus harus dimiliki agar tercipta
proses belajar mengajar yang diinginkan.
Upaya
meningkatkan
profesionalisme
guru
melalui
kepemimpinan transformasional oleh kepala sekolah adalah sebagai
pemimpin kepala sekolah harus memiliki jiwa dan sikap yang dapat
memberi contoh-contoh dan teladan bagi bawahannya. Dengan
menggunakan
model
kepemimpinan
transformasional
meningkatkan kedisiplinan dan profesionalisme guru.
dalam
Ada 4 langkah yang direferensikan oleh Bass dan Avolio pada
tahun 1994 dengan konsep “4 – I”, kepala sekolah agar memiliki
kadar kepemimpinan transformasional yang tinggi maka harus
menempuh langkah yaitu :
1. Idealized influence : Kepala sekolah merupakan sosok ideal yang
dapat dijadikan panutan bagi guru dan staf nya, dipercaya,
dihormati, dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu
membuat aturan dan tata tertib dan menjalankannya sesuai hasil
keputusan bersama;
2. Inspirational motivation : Kepala sekolah dapat memotivasi
seluruh guru dan staf nya untuk memiliki komitmen terhadap visi
organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah dapat
menyiapkan
kurikulum
sekolah
yang
tepat
sesuai
dengan
kemampuan dan keahlian guru, meningkatkan keprofesionalan
kerja, agar guru dapat termotivasi untuk berprestasi dalam
bekerja;
3. Intelllectual simulation : Kepala sekolah dapat menumbuhkan
kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan staf nya dengan
mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk
menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik. Langkah ini
dimaksudkan untuk lebih mendukung dan mendorong tingkah
laku positip dan disiplin guru.Langkah ini mempunyai strategi
antara lain :
(a) Pemberian penghargaan yang membesarkan hati guru dan
akan lebih mendorong guru berprestasi lagi,
(b) Pemberian insentif yang berupa tanda jasa yang dapat
menjadikan guru selalu bertindak secara profesional dan
disiplin;
4. Individualized consideration : Kepala sekolah dapat bertindak
sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan staf nya. Kepala
sekolah dapat mengoreksi dan memperbaiki perilaku yang
indisipliner dan malas, langkah ini mempunyai strategi : (a)
Menggunakan teguran yang lemah untuk mengehentikan tingkah
laku guru yang bersifat negatif, (b) Menggunakan tindakan yang
keras untuk suatu tindakan yang melanggar peraturan, (c)
Memberikan sanksi yang logis terhadap pelanggaran tata tertib.
Setiap pimpinan
memberi
harus memiliki jiwa dan sikap yang dapat
contoh-contoh
peningkatkan
profesional
teladan
profesionalitas
dalam
bagi
guru
melaksanakan
agar
bawahannya
memiliki
pembelajaran,
dalam
kemampuan
disiplin
dalam
melaksanakan kerja.
Proses transformasional seorang pemimpin sekolah dalam
mencapai profesionalitas gurunya sebagaimana diuraikan pada teori
“4 – I” di atasdapat digambarkan dalam skema sederhana oleh
penulis sebagai berikut :
Lingkungan
global,
Arus teknologi
Isi
dan informasi
Kepemimpinan
Pendidikan
Proses transfomasi
Transformasional
Pengaruh InformasiGuru
Proses
P
Profesional
Sumber daya sekolah
Tindak
(siswa, guru, KS,
Lanjut
Insan informasi
Gambar 4.1 Proses Transformasional Kepala Sekolah
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan
transformasional merupakan kegiatan mempengaruhi dalam bentuk
informasi baik berupa perilaku, tindakan, maupun ucapan. Perilaku
kemimpinan dalam prosesnya sangat dipengaruhi oleh adanya
globalisasi dan dunia informasi, proses transformasi dalam dunia
pendidikan itu sendiri, dan sumber daya yang ada di sekolah.
Isi dari
input tersebut akan diterima oleh seorang kepala
sekolah kemudian diproses dan ditindaklanjuti dengan perilaku
memberikan
contoh
tindakan
positif,
mengkomunikasi
semua
program, memberikan informasi terkait dengan peningkatan kinerja
dan disiplin kerja. Perilaku dan tindakan kepala sekolah yang sesuai
dengan gaya kepemimpinan transformasional akan menjadikan guru
profesional, termotivasi dalam kerja, mempunyai komitmen tinggi,
berdedikasi dan memiliki kompetensi dalam tugas.
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya kepala sekolah
Kepala SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati dalam
meningkatkan
profesionalitas
gurudijelaskan
bahwa
kepala
melibatkan guru dalam penyusunan visi, misi dan tujuan sekolah,
menyusun rencana sekolah, membantu guru-guru yang mengalami
kesulitan baik kesulitan individu maupun kesulitan dalam tugas,
mau mendengar saran dan pendapat dari guru-guru.
Selain itu kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang, selalu memberi kesempatan kepada
para guru untuk mengikuti pelatihan,seminar guna meningkatkan
kompentensi profesional dan kemampuan mengajar. Kepala sekolah
juga selalu mendorong kepada guru-guru untuk mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Kedisiplinan kerja selalu ditunjukkan oleh kepala sekolah
Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jika ada guru
yang melanggar kedisiplinan kepala sekolah selalu menegur baik
secara lisan maupun tertulis, bahkan kalau tidak dibina lagi
diserahkan kepada pengawas sekolah. Sebagai pimpinan kepala
sekolah tidak hanya memberi perintah tetapi juga memberi contoh
dan petunjuk dalam menyelesaikan tugas. Hal inilah yang membuat
guru-guru semakin hormat dan mendukung setiap gagasan yang
disampaikan kepala dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
Menurut kepala sekolah peningkatan profesional guru di SD
Sumurrejo
01
Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarangmelalui
kepemimpinan transformasional kepala sekolah menunjukkan hasil,
ada
peningkatan
profesionalitas
guru,
meskipun
peningkatan
profesionalitas dari masing masing guru tidak sama ada. Dampak
dari peningkatan profesionalitas guru kinerjannya semakin baik,
sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap SD Negeri
Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Hal ini dilihat
dari animo mayarakat yang menyekolahkan anaknya dari ke tahun
ke tahun semakin meningkat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi tentang SD Negeri Sumurrejo 01
SD Negeri Sumurrejo 01 Kewcamatan Gunungpati Kota
Semarang, secara administratif pemerintahan termasuk wilayah
Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Secara
geografis
terletak
di
Jl
Mr
Wurjanto
Ungaran
Gunungpati
Karanggeneng kelurahan Sumurrejo.SD Negeri Sumurrejo berdiri
tahun
1956
dengan
Nomor
Akta
Pendirian/Kelembagaan
SR/Kep/ppk.8/1/13. Luas tanah sekolah 1600 m2, luas bangunan
582 m2.
Visi SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang, yaitu mewujudkan peserta didik berprestasi dalam bidang
akademik, non akademik, beriman, berakhlak mulia, berbudi luhur,
sehat jasmani dan rohani.Dari visi yang ada dijabarkan pada misi
sekolah yaitu : (a) Menjadikan peserta pendidik berprestasi dalam
bidang akademik; (b) Menjadikan peserta didik berprestasi bidang non
akademis;
(c)
Menjadikan
mengembangkan
peserta
keimanannya;
(d)
didik
terampil
Membiasakan
dalam
peserta
didik
berperilaku sesuai dengan norma agama : (e) Membiasakan peserta
didik berpola hidup sehat.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh SD Negeri Sumurrejo
01Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarangadalah
:
(1)
Bidang
Akademik : Tercapainya prestasi bidang akademik: Matematika, IPA,
Bahasa Indonesi; (1) Non Akademik Olah Raga : (a) Prestasi dalam
bidang olah raga khususnya tenis meja; (b) Prestasi dalam bidang
kepramukaan prestasi pesta siaga; dan (c) Prestasi dalam bidang
kepramukaan prestasi lomba galang; (3) Bidang Keagamaan :
Tercapainya keimanan siswa yang dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah dalam proses
pendidikan dan pembelajaran SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang didukung oleh tenaga pendidik dan
tenaga kependidikanyang terdiri dari seorang kepala sekolah, 6 guru
kelas, 1 guru PAI, 1 guru Penjasorkes, 1 tenaga ketata usahaan, dan
1 staf sekolah yang ditempatkan sebagai penjaga sekolah.
Sedangkan jumlah rombongan belajar yang dilayani pada
pendidikan dan pembelajaran terdiri 6 rombel dengan jumlah kelas 6
dan jumlah siswa keseluruhan adalah178 siswa.
4.1.2. ImplementasiKepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang
Sebagaimana telah dirumuskan pada permasalahan dan tujuan
penelitian pada Bab I tesis ini, bahwa fokus penelitian ini adalah
terkait dengan implementasi kepemimpinan transformasional oleh
kepala sekolah dan peningkatan profesionalitas guru di SD Negeri
Sumurrejo 01Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Terkait dengan permasalahan implementasi kepemimpinan
transformasional oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,peneliti memperoleh data
melalui
wawancara
menyangkut
pada
keteladan,
motivasi,
komunikasi, dan ketepatan pengambilan keputusan yang dilakukan.
Hasil penelitian tersebut masing-masing diuraikan pada bagian
berikut.
4.1.2.1. Keteladanan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang bahwa untuk meningkatkan profesionalitas guru terkait
dengan keteladanan, bahwa ia telah melakukan hal-hal antara lain:
(1) datang di sekolah dua puluh menit sebelum jam masuk; (2)
berpakaian sesuai ketentuan dengan atribut lengkap; (3) disiplin
mengerjakan administrasi pembelajaran yang menjadi tugasnya
secara rutin dan lengkap; (4) disiplin mengajar sesuai dengan jadwal
dan beban mata pelajaranyang diampunya; (5) pulang sesuai jam
kerja.
Berikut petikan wawancara terkait dengan pertanyaan yang
penulis sampaikan. “Sebagai kepala sekolah basti menginginkan
sekolah yang bermutu, guru yang bermutu, bagaimanakah upaya yang
anda lakukan dengan sikap keteladanan untuk meraih cita-cita
tersebut ? :
“Saya sebagai kepala sekolah berusaha bekerja dengan
disiplin sesuai aturan, agar guru-guru saya setidaknya
dapat mencontoh. Sebagai kepala sekolah saya berusaha
datang lebih awal dari guru, mengajar sesuai porsi saya.
.....”
Keteladanan kepala sekolah guru di atas diperkuat hasil
wawancara dengan guru, berikut sebagian petikan pernyataan yang
diutarakan oleh guru kelas I SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang:
Pernyataan guru di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan
guru kelas VI. Petikan wawancara pada saat disampaikan
pertanyaan : Apakah kepala sekolah seorang yang perlu
diteladani ?. Berikut kutipan wawancaranya :
“Saya saya salut dengan sikap keteladanan yang
dilakukan oleh kepala sekolah, bahkan kadang sangat
malu karena tidak dapat melaksanakan disiplin
sebagaimana dilakukan kepala sekolah. Komitmen kerja
beliau sangat tinggi, ia tetap mengajar sesuai dengan
jadwalnya, jika tidak bisa karena kegiatan dinas, maka
beliau minta hari lain. Beliau sosok yang tegas tetapi juga
bersahabat. Contohnya ada guru terlambat pasti
menanyakan kenapa terlambat dan pasti memberikan
arahan. ...”
Kondisi di atas diperkuat lagi ketika peneliti melakukan
wawancara dengan salah satu siswa, dengan sebuah pertanyaan
yang peneliti sampaiakan
:”Kamu kelas berapa ? Bagaimana
pendapat kamu tentang kepala
sekolahmu ?”, ia mengatakan
sebagaimana petikan di bawah ini :
“Saya siswa kelas V. Pendapat aku tentang kepala sekolah
aku. Dia sangat rajin, pagi-pagi sudah datang dan
pulangnya paling akhir. Saya tahu karena pada waktu
saya berangkat sekolah BTA bu guru baru pulang. Dia
juga sangat senang kepada saya dan siswa lain. Kalau ada
anak membuang sampah sembarang langsung suruh
ambil. .....”
4.1.2.2. Pemotivasian
Pemotivasian adalah suatu proses pemberian motivasi kepada
guru agar guru dapat meningkat dalam kemampuan pedagogik,
kepribadiannya, sosial, dan kemampuan profesional. Upaya yang
telah dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, adalah : (1) Mendorong guru
untuk terus belajar dan studi lanjut ke S1; (2) Mengundang nara
sumber untuk memberikan pelatihan IT dan program-progam yang
berkaitan dengan IT; (3) memberikan motivasi guru melalui rapat
sekolah
terkait
dengan
kinerja
;
(4)
mendorong
guru
untuk
melakukan PTK;(5) memberikan penghargaan kepada guru yang telah
melakukan
tugas
secara
profesional
walaupun
dalam
bentuk
inmaterial; (6) mengikutkan guru dalam seleksi calon kepala sekolah.
Berikut petikan wawancara terkait dengan pertanyaan yang
mengungkap pemberian motivasi kepada guru agar guru termotivasi
dalam melakukan kinerjanya sesuai syarat kompetensi yang harus
terpenuhi sebagai guru yang berprofesionalitas tinggi.“Bagaimanakah
pendapat anda sebagai kepala sekolah agar para guru bekerja sesuai
aturan dan menghasilkan kerja yang maksimal ?:
“Pemberian motivasi menurut saya sangat penting bagi
guru dan pegawai saya”. Teman-teman guru saya dorong
untuk belajar terus agar mempunyai kemampuan tinggi.
Cara yang saya lakukan memberikan kesempatan studi
lanjut bagi teman guru yang belum S.1. Saya mengundang
nara sumber dari luar terkait dengan pembuatan SKP,
sistem penilaian Kurikulum 2013. Kepada siswa melalui
upacara sekolah saya mengajak siswa untuk belajar dan
selalu belajar. Pada waktu mengajar selalu saya
mendorong siswa untuk belajar ...”.
Sebagai crosschek pernyataan kepala sekolah, peneliti juga
melakukan wawancara kepada guru kelas PAI, dengan pertanyaan
“Apakah kepala sekolah anda mengajak anda untuk selalu berkerja
dengan baik ?, bagaimana pendapat anda ?. Berikut petikan jawaban
dari hasil wawancara :
“Pasti, dalam kesempatan rapat maupun upacara selalu
menyampaikan pesan kepada siswa maupun guru “mari
kita tingkatkan belajar dan budaya sekolah yang tertib
untuk mencapai prestasi yang baik”. Semangat kerja yang
dilakukan kepala sekolah mendorong saya untuk dapat
melakukan hal yang sama. Satu hal yang ia katakan
mengajak untuk studi lanjut S2, secara pribadi saya
belum siap ....”.
Pernyataan guru kelas PAI dipertegas oleh guru Penjasorkes.
Pertanyaan yang penulis lontarkan kepada ia hampir sama yaitu :
“Sebagai guru penjasorkes anda harus berkerja dengan disiplin dan
baik, bagaimana pendapat anda tentang kepala sekolah anda ?”
Di bawah ini petikan jawaban hasil wawancara yang penulis lakukan.
“ Menurut pendapat saya, kepala sekolah saya orangnya
tegas dan disiplin. Saya awalnya sering dipanggil di ruang
kerjanya karena sering terlambat, pulang setelah mengajar
sebelum waktunya karena ada masalah keluarga. Ia
memberikan nasehat dan pemecaha masalah saya,
walaupun belum dapat saya lakukan. Selain itu saya juga
didorong untuk studi lanjut S.1 karena saya hanya
lulusan D-II itupun dari UT ...”
4.1.2.3. Komunikasi
Komunikasi adalah jalinan menyampaikan gagasan, inspirasi,
pikiran
agar tercapai tujuan. Sebagai kepala sekolah dengan gaya
transformasional
meningkatkan
harus
mampu
profesionalitas
berkomunikasi
guru
positif
menyangkut
untuk
kompetensi
pedagogik, kepribaian, sosial, dan profesional yang tinggi.
Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo
01
Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarang,
berikut
petikan
wawancara yang diperoleh peneliti pada waktu peneliti lontarkan
sebuah pertanyaan : “Bagaimana cara mengkomunikasikan programprogram sekolah kepada guru anda ?”. Berikut petikan jawaban yang
disampaikan “
“Pada awal tahun saya menyusun program kerja sekolah,
RAPBS, program supervisi akademis dll, dengan
melibatkan guru, penjaga sekolah, dan pegawai lainnya”.
Tujuannya agar mereka agar mengetahui secara langsung
tentang prosedur dan sekaligus memberikan pembelajaran
kepada mereka. Saya juga mengadakan rapat kepada
orangtua siswa contohnya pada waktu dilaksanakan
Kurikulum 2013, mengundang orangtua pada waktu
pengambilan
raport,
sosialisasi
kepada
orangtua
menjelang siswa akan ujian nasional. Setiap kegiatan yang
sekolah lakukan, saya selalu memberkan laporan kepada
UPTD Gunungpati”. Membuatkan SK Tugas mengajar dan
Uraian tugasnya juga saya lakukan setiap awal
semester...”
Agar hasil penelitian yang penulis tidak sepihak, penulis
mencari sumber lain dari penjaga sekolah. “Sebagai penjaga sekolah
apakah anda nyaman dalam melaksanakan tugas di sekolah ini?,
bagaimana pendapat anda”. Petikan hasil wawancaranya adalah
sebagai berikut :
“Biasa-biasa aja karena itu memang tugas saya dan saya
syukuri. Hanya ada perbedaan setiap pergantian kepala
sekolah pasti ada perubahan. Bekerja dengan kepala
sekolah ini sangat disiplin dan tegas. Tugas yang diberikan
kepada saya sangat jelas sehingga dapat saya lakukan
sesuai yang diinginkan atau diprogramkan......”.
Pernyataan penjaga SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang diperkuat oleh orangtua siswa, berikut
petikan wawancara ketika pertanyaan: Apakah anda sebagai
orangtua siswa di SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang mengetahui program dan kegiatan yang dilakukan
sekolah ?’’:
“ Ada yang tahu kadang ada yang tidak, karena kesalahan
saya sendiri ketika dapat undangan kadang tidak dapat
berangkat. Tetapi yang jelas banyak tahunnya, karena
selain diundang rapat, ada juga pemberitahuan lewat
surat, lewat anak saya sendiri. Menurut cerita dari anak
saya kepala sekolah ini sangat disiplin. Setiap hari Senin
anak-anak berangkat pagi karena upacara dimulai pukul
06.30. Itupun saya tahu, yang lain seperti kegiatan les
juga diberitahukan kepada orangtua. Program sekolah
gratis pihak sekolah telah memasang spanduk. ....”.
4.1.2.4. Ketepatan Pengambilan Keputusan
Kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang
mampu mengambil keputusan secara benar dan tepat. Hal ini
dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah
: (1) memberikan tugas guru sesuai kemampuan; (2) melibatkan guru
dan
komite sekolah dalam penyusunan program sekolah;(3)
memberikan teguran kepada guru yang tidak tertib dan disiplin.
Berikut petikan hasil wawancara peniliti dengan kepala sekolah
SD Negeri Sumurrejo 01Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,
“Bagaimanakah anda lakukan untuk membuat sekolah disukai oleh
masyarakat ?”:
“Yang pasti sejak saya masuk di sekolah ini, saya berpikir
saya harus merubah sekolah ini lebih baik. Hal itu saya
buktikan karena kondisi sekolah ini ruang kelasnya rusak
berat saya mengajak rapat dengan dewan guru dan
pegawai untuk menyusun proposal kepada pemerintah
Kota Semarang, Alhamdulillah terealisasi. Sekolah ini
sangat gersang, saya mencoba mengajukan gagasan untuk
membuat sebuah taman kecil dan penerangan pada waktu
malam,ini juga terealisasi. Saya sebagai yang dituakan
berusaha memberdayakan guru, pegawai, siswa untuk
melakukan hal yang terbaik untuk sekolah, berusaha
menjadi pemimpin yang bisa diteladani berdasarkan nilai
tertinggi, mendengarkan semua pemikiran guru untuk
mengembangkan semangat kerja sama sehingga guru
merasa dihargai, dapat sadar dengan sendirinya untuk
berperilaku disiplin dan profesional.....”.
Pernyataan kepala sekolah di atas diperkuat oleh jawaban guru
kelas III ketika saya ajukan pertanyaan : Bagaimana pendapat anda
tentang kepemimpinan kepala sekolah anda ?” Berikut petikan hasil
wawancara :
“Pendapat saya, kepala sekolah yang satu ini berbeda
dengan sebelumnya, ada perubahan kemajuan. Dia sangat
tegas, disiplin, semangat dan selalu berusaha untuk bisa.
Sebagai bukti guru diajak menyusun propsal rehab dan
diberitahukan kepada komite sekolah.
Karena pada
malam hari sekolah ini gelap memberikan ide kepada
guru-guru akhirnya direspon dengan pemasangan lampu
di setiap sudut sekolah sehingga pada malam hari terang.
SD Negeri Sumurrejo 01 sekolah di pinggir jalan sering
kemasukan pencuri, kepala sekolah merencanakan
pemasang tralis juga terealisasi. Jika ada guru yang
kurang disiplin pasti ia menegur,maklumlah karena
perempuan kadang tidak sabar. Hal lain, anak-anak di sini
kan banyak dari seberang jalan, yang ia ajukan adalah
pembuatan sebracross dan minta bantuan polisis untuk
menyeberangkan setiap pagi. Sedangkan pada waktu
pulang diberikan tugas kepada guru piket dan penjaga
sekolah .....”.
Terkait dengan ketepatan pengambilan keputusa, penulis juga
berhasil mewancarai siswa kelas VI ketika saya ajukan pertanyaan :
Bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan kepala sekolah
anda
terkait
hukuman
kepada
siswa?Berikut
petikan
hasil
wawancara :
“Kepala sekolah sekarang ini tegas dan disiplin, tetapi
tidak pernah marah kepada siswa. Kalau mengajar juga
bagus mudah dimengerti. Kalau ada anak yang salah
memang harus dihukum biar “kapok” tetapi hukuman
yang diberikan kepala sekolah, bapak dan ibu guru kalau
tidak mengerjakan PR ya suruh mengerjakan dilipatkan
tetapi di rumah besuk ditanyakan. Kalau ada anak yang
berkelahi semua dipanggil dan disidang oleh guru maupun
kepala sekolah. Kalau anak tidak membuang sampah pada
tempatnya suruh ambil dan suruh buang di tempat
sampah sambil diberitahu”.
4.1.3. Profesionalitas Guru
Hasil penelitian terkait dengan profesionalitas guru yang
diperoleh melalui observasi, studi dokumentasi, dan pengamatan
bahwa guru-guru di SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang telah melaksanakan tugas sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
Hal tersebut terbukti administrasi kelas maupun pembelajaran
telah tersedia dan dikerjakan sesuai waktu baik guru kelas maupun
guru mata pelajaran. Menurut hasil wawancara dengan pertanyaan :
Sebagai guru apakah anda sudah melaksanakan tugas pokok anda ?
Dari seluruh guru menyampaikan jawaban hampir sama,
berikut petikan hasil wawancara dengan guru kelas I :
“Sebagai guru saya telah melaksanakan tugas sesuai
program dan arahan dari kepala sekolah sesuai dengan
kemampuan saya. Adminirtasi kelas saya berusaha buat,
jika ada kesulitan saya minta bimbingan/bertanya kepada
kepala sekolah dan kepala sekolah memberikan
jawabansebagai jalan keluar. Bahkan kepala sekolah
mengundang nara sumber untuk memberkan pencerahan
kepada guru ....”.
Hal lain yang dijumpai penulis, guru-guru SD Negeri Sumurrejo
01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sangat disiplin baik jam
kerja maupun jam mengajar juga cara berpakaian. Ada satu guru
yang cara kerjanya masih mengikuti kemauan sendiri, jika diberi
tanggung
jawab
tidak
dilaksanakan
dengan
sunguh-sungguh.
Berikut petikan wawancara kepada guru PAI dengan pertanyaan
“Bagaimanakah pendapat anda tentang profesionalitas anda ?’:
“Wah masalah sudah profesional atau belum saya tidak
bisa mengatakan, yang tahu adalah kepala sekolah atau
orang lain. Tetapi saya bekerja sesuai aturan, masuk jam
07.00 saya datang jam tujuh kurang dua puluh menit,
kadang kurang lima belas menit, kecuali hari senin, saya
datang jam setengah tujuh karena upacara. Adminitrasi
pembelajaran saya buat sesuai pengarhan kepala sekolah
dan hasil KKG. Saya mengajar sesuai jadwal di sekolah ini,
untuk menambah jam saya mengajar di sekolah lain.
Kepala sekolah membuatkan SKB. Seragam saya
mengikuti peraturan sekolah dan pemerintah. Setiap KKG
saya juga berangkat. Untuk studi lanjut saya cukup
S1saja, karena merasa tidak mampu. Itulah pendapat
saya, terserah orang lain menilai, saya berusaha sebaik,
setertib mungkin. Ini saya lakukan karena contoh dari
kepala sekolah yang disiplin, tegas dan bersahabat. ....”.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1. Profesionalitas Guru
Berkenaan dengan profesionalitas guru dapat dijelaskan bahwa
sikap profesionalisme guru sangat menjamin proses belajar mengajar
yang efektif sesuai yang diinginkan. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan mutu guru pemerintah telah melakukan berbagai
usaha,
melalui
peningkatan
sarana
prasarana.
Peningkatan
kemajuan guru melalui peraturan-peraturan, pendidikan lanjutan,
diskusi kelompok dan sebagainya. Selain itu untuk meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah harus ditunjang dengan sikap
guru yang harus disiplin dan profesional sebagai kunci sukses
peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa profesionalitas guru sudah
cukup baik dan meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, hal
ini terjadi karena kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang telah melaksanakan kepemimpinan
transformasional
dengan
cukup
baik
dengan
memberikan
keteladanan bekerja dengan disiplin dan tertib, memotivasi kepada
guru dan pegawai untuk sukses dan berhasil, memberian informasi
sesuai fakta (komunikatif), melibatkan guru, pegawai, komite sekolah
dalam setiap pengambilan keputusan.
Dari hasil penelitian diperoleh keterangan, ada satu guru yang
profesionalitasnya masih kurang, kinerjanya kurang profesional,
perilaku
kerja
kurang
disiplin,
kemampuan
dalam
proses
pembelajaran kurang tanggung jawab. Hal tersebut kepala sekolah
sudah
berusaha
secara
komunikatif
ternyata
karena
faktor
permasalahan keluarga. Fungsi sebagai motivatorpun dijalankan
diberikan motivasi terus menerus dan minta petunjuk kepada
atasan, alhasil akhirnya yang bersangkutan sekarang berdasarkan
pernyataan kepala sekolah dan pengamatan peneliti sudah cukup
disiplin, cukup tertib dalam melaksakan profesi sebagai guru.
Dampak dari kepemimpinan kepala sekolah, guru-guru di SD
Negeri Sumurrejo 01 melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan
sikap profesionalisme. Yaitudengan sadar dan ikhlas karena merasa
sebagai kewajibannya, kebijakan kepala sekolah selalu didukung,
saran, masukan, contoh-contoh oleh kepala sekolah diperhatikan
dan dilaksanakan.
Menuurut hasil penelitian oleh peneliti profesionalitas guru SD
Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sudah
meningkat berkat adanya kepemimpinan transformasional yang
dilakukan
oleh
Gunungpatu
kepala
Kota
SD
Negeri
Semarang,
Sumurrejo
terbukti
guru
01
Kecamatan
lebih
termotivasi,
berdikasi, berkomitmen, dan berkompeten dalam melaksanakan
tugas.Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
Kesimpulannya bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah diperlukan guru-guru yang memiliki profesionalitas tinggi.
Profesionalitas
menggunakan
guru
ditandai
keahliannya
dengan
yaitu
dalam
kemampuan
dalam
menguasai
materi
pembelajaran, penggunaan metode serta pengelolaan kelas. Selain
mampu menggunakan keahliannya guru yang profesional memiliki
sikap tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
kepada siswa,masyarakat, bangsa, negara serta memiliki sikap sosial,
moral dan spiritual. Profesionalitas tinggi dapat terjadi karena
pengaruh oleh kepala sekolah melalui keteladanan, pemotivasian,
komunikatif, dan ketepatan mengambil keputusan.
4.2.2. Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah SD Negeri Sumurrejo 01
Berdasarkan data yang diperoleh tentang implementasi kepala
sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 bahwa kepala sekolah dalam
menjalankan kepemimpinan transformasional cukup baik sehingga
profesionalitas guru meningkat, kesadaran dan tanggungjawab
profesi bukan keterpaksaan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah
tetapi lebih pada keteladanan, pemotivasian, sikap terbuka dan
komunikatif, serta ketepatan kepala sekolah dalam mengambil
keputusan.
Pembahasan
terkait
dengan
implementasi
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah yang diterapkan di SD Negeri
Sumurrejo 01 dalam kerangka meningkatkan profesionalitas guru
sudah berjalan cukup baik walaupun belum maksimal dan perlu
pengembangan. Dampak dari kepemimpinan transformasional adalah
meningkatnya
profesionalime
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran dan peningkatan disiplin kerja.
Konsepsi kepemimpinan transformasional oleh Burn dalam
Komariah dan Triatna, (2006 : 17) dijelaskan bahwa kepemimpinan
transformasionalsebagai suatu proses yang pada dasarnya “para
pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ketingkat moralitas
dan motivasi yang lebih tinggi.” Para pemimpin adalah seorang yang
sadarakan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia
sehingga ia berupayamengembangkan segi kepemimpinannya secara
utuh melalui pemotivasian terhadap staf danmenyerukan cita-cita
yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan,
dankemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi, seperti misalnya
keserakahan, kecemburuan, ataukebencian.
Atas dasar konsepsi tersebut bahwa inti dari kepemimpinan
transformasional
adalah
mempengaruhi
bawahannya
dengan
memberikan keteladanan, motivasi, bertindak komunikatif, dan tepat
dan benar dalam mengambil keputusan. Masing-masing dijelaskan
sebagai berikut :
1. Keteladanan
Sikap keteladanan sebagaimana yang diungkapkan oleh guru,
pegawai, siswa, dan orangtua siswa cukup membuktikan sangat
relevan dengan ciri kepemimpinan transformasional. Karena seorang
pemimpin
transformasional
Kharismatik
(Kharisma)”.
harus
seorang
bersikap
“Idealiced
pemimpin
Influence
diperoleh
dari
kewibawaan dan perilaku yang sesuai dengan moral, etika, dan
agama.
Terkait dengan sikap keteladanan kepala sekolah SD Negeri
Sumurrejo
01
telah
melaksanakan
sebagaimana
tertulis
pada
kutipan hasil wawancara pada bagian 4.2.1. tesis ini dan diperkuat
dengan transkrip wawancara yang penulis sertakan pada bagian
lampiran tesis ini.
2. Pemotivasian
Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan dan tujuan
sekolah diperlukan figur guru yang memiliki profesionalitas tinggi.
Guru yang memiliki profesionalitas tinggi dibuktikan dengan kinerja
yang memiliki prestasi baik pada dirinya sendiri sebagai guru
maupun siswa.
Untuk itu sebagaimana hasil penelitian tentang implementasi
kepemimpinan
kepala
sekolah
transformasional
berkenaan
mempengaruhi bawahannya dengan pemberian motivasi sudah
dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang sebagaimana dipaparkan pada hasil
penelitian.
3. Sikap Komunikasi
Berdasarkan hasil penelitian dengan berdasar pada hasil wawancara
dengan guru dan orangtua siswa bahwa kepala sekolah SD Negeri
Sumurrejo 01 selalu bersikap terbuka, mengiformasikan fakta yang
ada
sesuai
dengan
kondisi
dn
informasi
yang
diterima.
Mengiterpreasikan hasil pengamatan selama melakukan supervisi
dan melakukan pembinaan kepada guru maupun pegawai.
4. Ketepatan Mengambil Keputusan
Berkenaan dengan ketepatan pengambilan keputusan sebagaimana
hasil penelitian, bahwa kepala SD Negeri Sumurrejo 01 sudah sangat
komunikatif.
Melibatkan
guru
dalam
pengambilan
keputusan.
Mengadakan sosialisasi kepada guru mengenai program pendidikan
oleh
pemerintah.
Mensosialisikan
kepada
orangtua
mengenai
program sekolah.
Pemimpin
dan
kepemimpinan
kepemimpinan
yang
memiliki
mengidentifikasikan
memtransformasi
visi
perubahan
perubahan
transformasional
ke
depan
lingkungan
tersebut
ke
dan
serta
dalam
adalah
mampu
mampu
organisasi;
memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi
kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta
membangun team work yang solid; membawa pembaharuan dalam
etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan bertanggung jawab
memimpin dan mengendalikan organisasi.
Yulk
(2001
:
56),
menyimpulkan
bahwa
esensi
dari
kepemimpinan transformasional adalah upaya memberdayakan para
pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun
komitmen
mereka
ketrampilan
terhadap
nilai-nilai
baru,
mengembangkan
nvKota Semarang dalam kerangka meningkatkan
profesionalitas guru sudah berjalan cukup baik walaupun belum
maksimal dan perlu pengembangan. Dampak dari kepemimpinan
transformasional adalah meningkatnya profesionalime guru dalam
melaksanakan
pembelajaran
dan
peningkatan
disiplin
kerja.
Walaupun masih ada satu guru yang kurang profesional dan bekerja
dengan kemaunnya sendiri, sangat kurang disiplinnya.
Kelebihan
dari
penerapan
kepemimpinan
transformasional
adalah sangat potensial dalam membangun komitmen tingkat tinggi
pada diri guru dan stake holder untuk merespon kompleksitas
permasalahan
yang
transformasional
mempercepat
akan
kapasitas
ada.
Implementasi
mempermudah
guru-guru
usaha
dan
stake
kepemimpinan
kepala
sekolah
holder
dalam
mengembangkan diri, bekerja lebih cerdas, dan lebih keras untuk
mewujudkan reformasi sekolah.
Kekurangan dari penerapan kepemimpinan transformasional
adalah jika kepala sekolah tidak akuntabel, menunjukkan peran
negatif, kurang mengembangkan ide kreatif, maka bawahan sangat
sulit untuk mempercayai.
Faktor-faktor
kepemimpinan
pendukung
transformasional
dan
di
penghambat
SD
Negeri
penerapan
Sumurrejo
01
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor pendukung
: (a) Sikap orangtua dan masyarakat
yang ikut “handarbeni” dan peduli terhadap intitusi sekolah, (b)
Ide kreativitas dan kesanggupan kerja mandiri para guru
yang
baik, (c) Adanya kemampuan koordinasi kepala sekolah yang
baik, (d) Adanya ketrampilan komunikasi kepala sekolah yang
baik.
2. Faktor-faktor penghambat
: (a) Adanyasikap guru yang “cuek”
atau masa bodoh terhadap tugas karena adanya permasalahan di
kelurga, (b) Kesiapan guru pada bidang penguasaan IT yang belum
optimal sehingga tugas dan tanggung jawab yang diberikan dan
membutuhkan kerja dengan bantuan IT masih tergangtung orang
lain.
4.2.3. Peningkatan Profesionalitas Guru Melalui Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah di SD Negeri Sumurrejo
01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Berkenaan dengan profesionalitas guru dapat dijelaskan bahwa
sikap profesionalisme guru sangat menjamin proses belajar mengajar
yang efektif sesuai yang diinginkan. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan mutu guru pemerintah telah melakukan berbagai
usaha,
melalui
peningkatan
sarana
prasarana.
Peningkatan
kemajuan guru melalui peraturan-peraturan, pendidikan lanjutan,
diskusi kelompok dan sebagainya. Selain itu untuk meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah harus ditunjang dengan sikap
guru yang harus disiplin dan profesional sebagai kunci sukses
peningkatan mutu pendidikan.
Ada pun ciri-ciri guru yang disiplin dan profesional antara lain:
(1) Disiplin terhadap perundang-undangan. Seorang guru dituntut
untuk secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi Profesi sebagai sarana perjuangan dan pengabdian yang
harus dikembangkan oleh seorang guru; (2) Sikap hormat dan
bekerjasama dengan teman seprofesi; (3) Seorang guru harus
memelihara
hubungan
seprofesi,
semangat
kekeluargaan
dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya; (4)
Memelihara sikap terhadap anak didik; (5) Di dalam kode etik guru
Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa”guru berbakti membimbing
peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa
pancasila”, ini berarti guru harus membentuk anak didiknya menjadi
manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan membentuk mental
yang kuat yang dapat diandalkan sebagai pilar pembangunan bangsa
Indonesia; (6) Memelihara sikap terhadap tempat bekerja; (7)
Menciptakan suasana yang baik di tempat kerja dapat mempengaruhi
produktivitas dan semangat kerja, hal ini perlu menjadi acuan setiap
guru untuk menciptakan dan memelihara suasana yang nyaman
dalam lingkungan sekolah agar tercipta suasana harmonis di sekolah
;(8) Memelihara hubungan yang baik dengan atasan. Sebagai salah
seorang anggota organisasi, guru akan selalu dalam pengawasan
seorang pemimpin. Guru wajib membina hubungan baik dengan
kepala sekolahnya; dan (9) Disiplin terhadap pekerjaan, yang paling
diinginkan dan diperlukan sekaligus harus dimiliki agar tercipta
proses belajar mengajar yang diinginkan.
Upaya
meningkatkan
profesionalisme
guru
melalui
kepemimpinan transformasional oleh kepala sekolah adalah sebagai
pemimpin kepala sekolah harus memiliki jiwa dan sikap yang dapat
memberi contoh-contoh dan teladan bagi bawahannya. Dengan
menggunakan
model
kepemimpinan
transformasional
meningkatkan kedisiplinan dan profesionalisme guru.
dalam
Ada 4 langkah yang direferensikan oleh Bass dan Avolio pada
tahun 1994 dengan konsep “4 – I”, kepala sekolah agar memiliki
kadar kepemimpinan transformasional yang tinggi maka harus
menempuh langkah yaitu :
1. Idealized influence : Kepala sekolah merupakan sosok ideal yang
dapat dijadikan panutan bagi guru dan staf nya, dipercaya,
dihormati, dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu
membuat aturan dan tata tertib dan menjalankannya sesuai hasil
keputusan bersama;
2. Inspirational motivation : Kepala sekolah dapat memotivasi
seluruh guru dan staf nya untuk memiliki komitmen terhadap visi
organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah dapat
menyiapkan
kurikulum
sekolah
yang
tepat
sesuai
dengan
kemampuan dan keahlian guru, meningkatkan keprofesionalan
kerja, agar guru dapat termotivasi untuk berprestasi dalam
bekerja;
3. Intelllectual simulation : Kepala sekolah dapat menumbuhkan
kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan staf nya dengan
mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk
menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik. Langkah ini
dimaksudkan untuk lebih mendukung dan mendorong tingkah
laku positip dan disiplin guru.Langkah ini mempunyai strategi
antara lain :
(a) Pemberian penghargaan yang membesarkan hati guru dan
akan lebih mendorong guru berprestasi lagi,
(b) Pemberian insentif yang berupa tanda jasa yang dapat
menjadikan guru selalu bertindak secara profesional dan
disiplin;
4. Individualized consideration : Kepala sekolah dapat bertindak
sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan staf nya. Kepala
sekolah dapat mengoreksi dan memperbaiki perilaku yang
indisipliner dan malas, langkah ini mempunyai strategi : (a)
Menggunakan teguran yang lemah untuk mengehentikan tingkah
laku guru yang bersifat negatif, (b) Menggunakan tindakan yang
keras untuk suatu tindakan yang melanggar peraturan, (c)
Memberikan sanksi yang logis terhadap pelanggaran tata tertib.
Setiap pimpinan
memberi
harus memiliki jiwa dan sikap yang dapat
contoh-contoh
peningkatkan
profesional
teladan
profesionalitas
dalam
bagi
guru
melaksanakan
agar
bawahannya
memiliki
pembelajaran,
dalam
kemampuan
disiplin
dalam
melaksanakan kerja.
Proses transformasional seorang pemimpin sekolah dalam
mencapai profesionalitas gurunya sebagaimana diuraikan pada teori
“4 – I” di atasdapat digambarkan dalam skema sederhana oleh
penulis sebagai berikut :
Lingkungan
global,
Arus teknologi
Isi
dan informasi
Kepemimpinan
Pendidikan
Proses transfomasi
Transformasional
Pengaruh InformasiGuru
Proses
P
Profesional
Sumber daya sekolah
Tindak
(siswa, guru, KS,
Lanjut
Insan informasi
Gambar 4.1 Proses Transformasional Kepala Sekolah
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan
transformasional merupakan kegiatan mempengaruhi dalam bentuk
informasi baik berupa perilaku, tindakan, maupun ucapan. Perilaku
kemimpinan dalam prosesnya sangat dipengaruhi oleh adanya
globalisasi dan dunia informasi, proses transformasi dalam dunia
pendidikan itu sendiri, dan sumber daya yang ada di sekolah.
Isi dari
input tersebut akan diterima oleh seorang kepala
sekolah kemudian diproses dan ditindaklanjuti dengan perilaku
memberikan
contoh
tindakan
positif,
mengkomunikasi
semua
program, memberikan informasi terkait dengan peningkatan kinerja
dan disiplin kerja. Perilaku dan tindakan kepala sekolah yang sesuai
dengan gaya kepemimpinan transformasional akan menjadikan guru
profesional, termotivasi dalam kerja, mempunyai komitmen tinggi,
berdedikasi dan memiliki kompetensi dalam tugas.
Berdasarkan hasil penelitian terkait upaya kepala sekolah
Kepala SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati dalam
meningkatkan
profesionalitas
gurudijelaskan
bahwa
kepala
melibatkan guru dalam penyusunan visi, misi dan tujuan sekolah,
menyusun rencana sekolah, membantu guru-guru yang mengalami
kesulitan baik kesulitan individu maupun kesulitan dalam tugas,
mau mendengar saran dan pendapat dari guru-guru.
Selain itu kepala sekolah SD Negeri Sumurrejo 01 Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang, selalu memberi kesempatan kepada
para guru untuk mengikuti pelatihan,seminar guna meningkatkan
kompentensi profesional dan kemampuan mengajar. Kepala sekolah
juga selalu mendorong kepada guru-guru untuk mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Kedisiplinan kerja selalu ditunjukkan oleh kepala sekolah
Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jika ada guru
yang melanggar kedisiplinan kepala sekolah selalu menegur baik
secara lisan maupun tertulis, bahkan kalau tidak dibina lagi
diserahkan kepada pengawas sekolah. Sebagai pimpinan kepala
sekolah tidak hanya memberi perintah tetapi juga memberi contoh
dan petunjuk dalam menyelesaikan tugas. Hal inilah yang membuat
guru-guru semakin hormat dan mendukung setiap gagasan yang
disampaikan kepala dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
Menurut kepala sekolah peningkatan profesional guru di SD
Sumurrejo
01
Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarangmelalui
kepemimpinan transformasional kepala sekolah menunjukkan hasil,
ada
peningkatan
profesionalitas
guru,
meskipun
peningkatan
profesionalitas dari masing masing guru tidak sama ada. Dampak
dari peningkatan profesionalitas guru kinerjannya semakin baik,
sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap SD Negeri
Sumurrejo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Hal ini dilihat
dari animo mayarakat yang menyekolahkan anaknya dari ke tahun
ke tahun semakin meningkat.