PERKEMBANGAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMB

PERKEMBANGAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN DI
TAHUN 2015

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan Semester 5
Tahun Pelajaran 2014)

DISUSUN OLEH:
1. Devi Virliyani Susanti

NIM: 5553130552

2. Nadia Putri Adityo

NIM: 5553120666

3. Tantih Novika Duri

NIM: 5553120673

4. Martin Ariesta Gumelar


NIM: 5553120729

5. Abdulreza Baihaqy

NIM: 5553121253

6. Mustika Amaliya

NIM: 5553121361

7. Farah Raninda

NIM: 5553121502

8. Siti Ilmiati

NIM: 5553121638

KELAS: 5C


JURUSAN ILMU EKONOMI STRUDI PEMBANGUNAN

1 | Page

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2014
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmanirahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur tim peneliti panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengizinkan dan
memberikan nikmat kemudahan kepada tim peneliti dalam mengumpulkan data, menganalis, dan
menyusun penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi Tugas Perencanaan
Pembangunan I dalam memperoleh nilai terbaik pada Fakultas Ekonomi, Program Studi
Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, Serang.
Dalam penelitian ini, tim peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil
yang terbaik. Namun demikian, tim peneliti juga mempunyai keterbatasan kemampuan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, tim peneliti menyadari tanpa adanya bimbingan, dukungan, dan
bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, maka penelitian ini dapat

terselesaikan.
Pada kesempatan ini tim peneliti menghanturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Indra Suhendra
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi tim peneliti dan pembaca, dan tim peneliti juga
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat berguna dan menjadi perbaikan di
masa mendatang. Terima kasih atas perhatiannya, dan jika terdapat kesalahan itu adalah
kelemahan dari tim peneliti, mohon di maafkan dan di perbaiki, dan sekiranya ada yang benar,
itu semata hanya milik ALLAH S.W.T semata.

Wassalamualaikum Wr. Wb

2 | Page

Serang, 23 Oktober 2014

Tim Peneliti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................3
BAB I


PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang.....................................................................................................................4
I.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................

..........5

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................................5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori penerapan MDGs ………………………………….......……....................................6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penjelasan tentang MDGs ……………………………..………….....................................7
3.1.1 Tujuan MDGs.............................................................................................................7

3.1.2 Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia............................................................9
3.1.3 Kontroversi...............................................................................................................10
3.2 Penjelasan tentang “Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan”
3.2.1 Kasus “Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan 2015” ...............11
3.2.2 Tekad Indonesia Mencapai MDGs Terlihat Pada Poin ke Delapan.........................12
3.3 Kasus Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan......................................13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
3 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
MDGS dideklarasikan pada bulan September tahun 2000, disepakati oleh 189 negara dan


ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala Negara dalam Konfrensi Tingkat
Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Newyork, Amerika Serikat.
Dalam KTT tersebut seluruh perwakilan Negara yang hadir sepakat untuk menurunkan proporsi
penduduk yang pendapatannya kurang dari US$ 1 per hari menjadi setenggahnya antara periode
1990-2015, menemukan solusi untuk mengatasi kelaparan, masalah gizi buruk dan penyakit,
mempromosikan kesetaraan gender dan pemerdaya perempuan, menjamin pendidikan dasar bagi
setiap orang dan mendukung prinsip-prinsip Agenda 21 mengenai pembangunan berkelanjutan
serta dukungan langsung bagi Negara-negara maju kepada Negara-negara berkembang dalam
bentuk bantuan, perdagangan, pembebasan utang dan investasi.
Focus utama dari MDG adalah pembangunan manusia, dengan meletakan dasar pada
kosensus dan kemitraan global untuk pembangunana. Diharapkan, Negara-negara yang lebih
kaya dapat mendukung Negara-negara miskin dan berkembang dalam menjalankan tugas
pembangunan mereka.
Sekertariat dan beberapa agen pembangunan PBB bersama perwakilan berbagai lembaga
internasional seperti IMF, Bank Dunia dan OECD serta ahli pembangunan internasional lainnya
menetapkan delapan tujuan pembangunan millennium dengan satu atau beberapa target untuk
setiap tujuan (seluruhnya ada 18 target), serta 48 indikator untuk memonitor dan mengukur
kemajuan target-target dan tujuan-tujuan yang ditetapkan, antara periode 1990-2015.
Dengan menetapkan beberapa target dan indicator diharapkan setiap Negara yang

berkomitmen untuk mencapai MDG dapat dengan mudah memberikan gambaran pencapaian
pembangunan manusia di Negara nya. Meskipun merupakan kesepakatan global MDG tetap
diarahkan untuk mengakomodasi nilai-nilai local sesuai dengan karakteristik masing-masing
4 | Page

Negara, agar setiap Negara lebih mudah melaksanakan usaha-usaha pembangunan dalam
mencapai MDG.

1.2.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat tim penulis rumuskan, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana MDGs dapat berkembang di Indonesia?
2. Bagaimana point ke 8 (Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan) dari
MDGs dapat diterapkan di Indonesia?
3. Bagaimana cara Indonesia menghadapi kasus

Mengembangkan Kemitraan Global


untuk Pembangunan 2015?
1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari pada penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan I dengan baik dan
benar sesuai dengan kehendak dosen pengampu.
2. Dapat menjelaskan tentang perkembangan MDGs di Indonesia.
3. Dapat menjelaskan tentang “Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan”
yang merupakan point ke 8 daripada tujuan MDGs di Indonesia.
4. Dapat

mengetahui

cara

Indonesia

menghadapi


kasus

yang

berkaitan

dengan

“Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan” pada tahun 2015 mendatang.
Dan manfaat dari pada penulisan makalah ini adalah:
1. Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang informasi dan penjelasan MDGs yang
berkembang di indoensia.
2. Agar dapat memperoleh nilai terbaik pada Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan I yang
diberikan oleh Dosen Pengampu.

5 | Page

6 | Page


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Penerapan MDGs
Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah resolusi majelis umum PBB Nomor
55/2 Tanggal 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals).
Deklarasinya sendiri berisi komitmen untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan, sebagai satu
paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Targetnya adalah
tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.
Memasuki tahun ke sepuluh, pencapaian MDGs dirasa belum optimal, maka pemerintah
melakukan percepatan pencapaian, oleh karena itu percepatan pencapaian target MDGs
merupakan amanah dari Inpres No 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan
Nasional 2010, dan Inpres No 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan. Pada
tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dituangkan dalam RAD percepatan pencapaian
tujuan pembangunan millenium. Kemudian delapan sasaran umum itu, dikembangkan melalui
program Ditjen Bina Kesmas, Kementrian Kesehatan RI, dengan lima tambahan sasaran utama
MDGs, yakni :
1.

Meningkatkaan cakupan antenatal,


2.

Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,

3.

Meningkatkan cakupan neonatal,

4.

Meningkatkan prevalensi kurang gizi pada balita,

5.

Meningkatkan tingkat kunjungan penduduk miskin ke puskesmas.
Tujuan tersebut pada dasarnya berkaitan satu sama lain, dan MDGs bukan sekedar soal

angka – angka dan pencapaian target, namun untuk lebih mendorong tindakan nyata. Salah satu
manfaat dari MDGs adalah berbagai persoalan yang diusung menjadi perhatian berbagai pihak
termasuk masyarakat secara luas, seharusnya (Stalker, 2007).

7 | Page

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penjelasan Tentang MDGs
3.1.1 Tujuan MDGs
Tujuan pembangunan milineum (bahasa inggris Milenium Development Goals atau
disingkat dalam Bahasa inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala
negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan
pada September 2000, berupa depalan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya
dalah Penandatangan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk
mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua
anak untuk menyelesaikan dasar pendidikan, menetaskan kesenjangan jender pada semua tingkat
pendidikan, mengurangi angka kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hinga separu
jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Adapun 8 point MDGs antara lain:
MDGs target
1. Pengetasan kemiskinan dan kelaparan yang ektrim
-

Target untuk 2015 mengurangi setenggah dari penduduk dunia yang berpenghasilan
kurang dari 1 dollar AS sehari dan mengalami kelaparan.

2. Pemerataan pendidikan dasar
-

Target untuk 2015. Memastikan bahwa setiap anak, baik laki-laki dan perempuan
mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.

3. Mendukung adanya persamaan jender dan pemberdayaan perempuan.
-

Target 2005 dan 2015. Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.

4. Mengurangi tingkat kematian anak
-

Target untuk 2015. Menggurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia
dibawah lima tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu
8 | Page

-

Target untuk 2015. Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.

6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya
-

Target untuk 2015. Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS,
Malaria dan penyakit berat lainnya.

7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target:
-

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan
setiap Negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.

-

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang
tidak memiliki akses air minum yang sehat.

-

Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah
kumuh.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
-

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dam system keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterima dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan
secara nasional dan internasional.

-

Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus Negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari Negara-negara terpencil dan kepulauan-kepualauan kecil. Ini
termasuk pembebasan tariff dan kuota untuk ekspor mereka, meningkatkan
pembebasan hutang untuk Negara miskin yang berhutang besar, pembatasan hutang
bilateral resmi dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk Negara yang
berkomitmen untuk mengurnagi kemiskinan.

-

Secara komperhensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang Negaranegara berkembang.

-

Menghadapai secara komperhensif dengan Negara berkembang dengan masalah
hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih
dapat ditanggung dalam jangka panjang.

9 | Page

-

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.

-

Dalam kerja sama dengan pihak pharmaceutical, menyediakan akses obat penting
yang terjangkau dalam Negara berkembang.

-

Dalam kerja sama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan
dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

3.1.2

Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia
Setiap Negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat

laporan MDGs Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu
dengan kelompok kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis
dalam Bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris untuk
menunjukan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut.
Tujuan pembangunan millennium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk
mengintensasi situasi pembangunan manusia yang berkaitan dengan pencapaian tujuan MDGs,
mengukur dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian
ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidentifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan
dan program-program pemerintah yang dibutuhkan unutk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan
tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional
antara tahun 1990 dan 2015.
Laporan ini menunjukan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan
tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.
Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menenggah (RPJM)
hingga pelaksanaannya.
Walaupun menggalami kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai
tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerja sama dengan seluruh pihak, termasuk
masyarakat madani, pihak swasta dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di inodnesia akan
dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini
termasuk kampanye untuk perjanjian tukar gulung hutang untuk Negara berkembang sejalan
dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di area Asia dan Pasifik.

10 | P a g e

3.1.3 Kontroversi
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun
2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban
pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan,
kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Departemen Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan
terjadi pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54
triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang
Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi
pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan
MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development
(INFID) Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan
untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa
syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official development assistance)
yang tidak bermanfaat untuk Indonesia. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia
gagal mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan
pencapaian MDG pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun
2009-2015, Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat
apabila bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu
itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa
negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan
bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7
persen dari GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih
di bawah. Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang
memenuhi sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.

11 | P a g e

3.2 Penjelasan Tentang “Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan”
3.2.1

Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan
Salah satu dari tujuan MDGs adalah “Mengembangkan kemitraan global untuk

pembangunan” yang tercantum pada point ke 8 (delapan), dan terdapat pula Target-target yang
menjadi tujuan dari pada isi MDGs point ke 8 (delapan) ini, yaitu:
1. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan system keuangan yang
berdasrkan aturan, dapat diterima dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan
secara nasional dan internasional.
2. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus Negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhnan khusus dari Negara-negara terpencil dan kepulauan-kepualauan kecil. Ini
termasuk pembebasan tariff dan kuota untuk ekspor mereka, meningkatkan pembebasan
hutang untuk Negara miskin yang berhutang besar, pembatasan hutang bilateral resmi dan
menambah bantuan pembangunan resmi untuk Negara yang berkomitmen untuk
mengurnagi kemiskinan.
3. Secara komperhensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang Negara-negara
berkembang.
4. Menghadapai secara komperhensif dengan Negara berkembang dengan masalah hutang
melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang.
5. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
6. Dalam kerja sama dengan pihak pharmaceutical, menyediakan akses obat penting yang
terjangkau dalam Negara berkembang.

7. Dalam kerja sama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari
teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

12 | P a g e

3.2.2

Tekad Indonesia Mencapai MDGs telihat pada point ke 8 (delapan)
Dengan menandatangani Deklarasi Milenium, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk

menempatkan MDGs menjadi referensi penting dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Hal ini ditunjukan dengan Menggunakan MDG sebagai bahan acuan dalam pembangunan, mulai
dari tahap perencanaan seperti yang dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menenggah Nasional (RPJMN) sampai tahap implementasi. MDG bahkan telah menjadi dasar
perumusan strategi penanggulangan kemiskinan di tingkat nasional dan daerah. Menyadari
bahwa sumber pendanaan dalam negeri yang ada masih belum mencukupi untuk membiayai
program-program pembangunan, pemerintah memandang penting dukungan dari dunia
internasional bagi pelaksanaan pembangunan di indonesia. Hal ini dipertegas dengan adanya
pernyataan dalam laporan MDG tahun 2005, bahwa bagi indonesia, pelaksanaan tujuan ke
delapan yaitu “Membanggun Kemitraan Global Untuk Pembangguan” merupakan salah satu
prasyarat dalam mencapai tujuan ke 1 hingga 7. Kerjasama dan kerja keras berbagai pelaku
pembanggunan, termasuk lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta serta komunitas atau
lembaga internasional memegang peranan penting dalam mencapai MDG.
Laporan perkembangan MDG kantor statistik PBB mengeluarkan laporan rutin kemajuan
MDG dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam mencapai targettarget pembangunan di negara-negara berkembnag UNDP (The United Nations Development
Programme) membantu negara-negara berkembang dalam membuat laporan dan rencana MDG
ditingkat negara. Minitoring di tingkat negara ini merupakan elemen terpenting dalam menilai
kemajuan MDG dan dapat membantu negara-negara berkembang menggunakan sumber daya
yang ada untuk dapat mencapai target.
Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan laporan MDG pertama kali pada Tahun
2004. Dibawah kepemimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), berbagai
elemen pemerintah dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan kelompok kerja PBB untuk
13 | P a g e

MDG menyusun laporan MDG dengan memanfaatkan sumber data yang tersedia, diantara dari
Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas). Sensus penduduk, data-data dari Departemen
Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional serta sumber-sumber data lainnya. Tim tersebut mengkaji
kembali sumber-sumber data yang ada yang dipergunakan sebagai indicator dalam mencapai
MDG. Dengan dibuatnya laporan perkembangan MDG ini, diharapkan ada kesamaan persepsi
tentang posisi Indonesia berkaitan dengan sasaran MDG serta menetapkan sasaran yang harus
dicapai di masa yang akan dating. Laporan ini diperbaharui setiap tahun, sejak tahun 2004.
3.3 Kasus “Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan 2015”
Sejak Menteri Luar Negeri Clinton mengunjungi Indonesia pada 2009 dalam lawatan luar
negeri pertamanya sebagai menteri luar negeri dan dua tahun setelah peluncuran Kemitraan
Komprehensif, hubungan Amerika Serikat-Indonesia belum pernah sekuat ini. Komitmen
Presiden Obama dan President Yudhoyono dalam meningkatkan hubungan bilateral dengan
mengintensifkan konsultasi dan mengembangkan kebiasaan kerja sama meletakkan dasar bagi
kemitraan yang secara strategis vital antara negara demokrasi terbesar pertama dan kedua
tersebut. Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri RI mengetuai bersama Komisi
Gabungan untuk memastikan terciptanya momentum berkelanjutan dalam menjaga kemitraan.
Beberapa pencapaian yang patut dicatat adalah:
Pembangunan
 Program Millennium Challenge Corporation (MCC) compact senilai $600 juta yang
ditandatangani pada November 2011 menyediakan investasi dalam bidang energi
terbarukan, gizi ibu dan anak, serta dukungan bagi upaya Indonesia dalam
memodernisasi sistem pengadaan publiknya.
 Pada 2010, program United States Peace Corps di Indonesia dibuka kembali dan kini
telah memiliki 63 sukarelawan di Jawa Timur dan tiga di Jawa Barat. Tahun depan,
Peace Corps akan menempatkan 40 sukarelawan baru di Jawa Timur dan 20 lainnya di
Jawa Barat.
 Kemitraan Mobile Money USAID akan segera memberikan jasa perbankan melalui
telepon seluler dan perangkat bergerak lainnya bagi penduduk desa.

14 | P a g e

 OPIC meluncurkan fasilitas kredit kedua bernilai $20 juta untuk mendukung lembaga
keuangan mikro.
 Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan USAID telah membentuk kemitraan
untuk mengembangkan kapasitas sektor swasta dalam memperbaiki kebijakan dan
produktivitas pertanian dengan mendirikan lembaga penelitian pertanian.

Hubungan Perekonomian Indonesia - Jepang
Perdagangan
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor
Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI),
sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami
surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair,
batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll.
Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan sukucadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat
transportasi dan suku-cadang mobil.
Kerjasama Ekonomi
Indonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah)
terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22
milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :
Pinjaman Yen

: 125.2 milyar Yen

Bantuan hibah

: 5.4 milyar Yen
(berdasarkan pertukaran Nota-nota)

Kerjasama teknik : 7.8 miliar Yen
(berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)

15 | P a g e

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
MDGs dideklarasikan pada bulan September tahun 2000, disepakati oleh 189 negara dan
ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara dalam Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Adapun delapan tujuan MDGs antara lain: Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim;
Pemerataan pendidikan dasar; Medukung adanya persamaan jender dan permberdayaan
perempuan; Mengurangi tingkat kematian anak; Meningkatkan kesehatan ibul Perlawanan
terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; Menjamin daya dukung lingkungan hidup;
Mengembangkan kemitraan global untuk Pembangunan.
Pada makalah ini, membahas poin ke delapan tentang mengembangkan kemitraan global
untuk pembangunan. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menempatkan MDGs menjadi
referensi penting dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Dalam target yang sudah
dibentuk pada poin kedelapan diharapkan segala bentuk kemitraan global yang dijalin antara
Indonesia dan negara peserta KTT Milienium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat
mempercepat pembangunan dari segala bidang di Indonesia. Mulai dari mengembangkan
perdagangan terbuka dan sistem keuangan berdasarkan aturan, pembangungan dan pengurangan
tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional, Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus
negara-negara kurang berkembang, mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negaranegara berkembang, Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda,
menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang, membangun adanya
penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.
16 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia Bahasa Indonesia. “Tujuan Pembangunan Milenium”. 20 Oktober 2014. http://
id.m.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. “ Program MDGs”. 22 Oktober
2014. http://dkijakarta.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/MDGs.pdf
www.books.google.com.

“Perdagangan

Terbuka

dan

Sistem

Keuangan

Yang

Berdasarkan Aturan dan Output”. 25 Oktober 2014. http://books.google.co.id/books?
id=edTo3oei39QC&pg=PA132&lpg=PA131&ots=K6rg9oU0Qg&focus=viewport&dg=perdang
an+terbuka+dan+sistem+keuangan+yang+berdasarkan+aturan&output=html_text
Zaki, Ahmad. “Tujuan Pembangunan Milenium dalam Mengembangkan Kemitraan
Global

Untuk

Pembangunan”.

25

Oktober

2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium#Mengembangkan_kemitraan_glob
al_untuk_pembangunan
Oktaria,

Amanda.



Pengertian

2014.http://www.slideshare.net/libramust/pengertian-md-gs

17 | P a g e

MDGs”.

27

Oktober