Kepemilikan, penggunaan, dan perawatan kelambu berinsektisida tahan lama oleh rumah tangga di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan The ownership, utilizing, and maintance of long lasting insecticide nets by the household i

   JHECDs, I (1), 2015, hal. 8-13

  Penelitian

  Kepemilikan, penggunaan, dan perawatan kelambu berinsektisida tahan lama oleh rumah tangga di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan The ownership, utilizing, and maintance of long lasting insecticide

nets by the household in malaria endemic areas Kotabaru District,

South Kalimantan

  Liestiana Indriyati*, Juhairiyah, Windy Tri Yuana Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu Kementerian Kesehatan RI Kawasan Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan Korespondensi DOI :

  

Tanggal masuk 6 Oktober 2015, Revisi pertama 21 Oktober 2015, Revisi terakhir 26 Oktober 2015, Diterima 24

November 2015, Terbit daring 2 Januari 2016

Abstract. As a personal protection against mosquito-borne of malaria, Kotabaru District have been distributing Long Lasting

Insecticide Nets (LLIN) at the end of 2014. The goal of this study was, to know the ownership, use and maintenance LLIN

patterns have been distributed as one of the evaluation of malaria control programs in the District of Kotabaru. The study was

conducted in Puskesmas Bungkukan, Banian and Hampang from February to April 2015. The study was descriptive by

quantitative analysis studies and cross-sectional design. Household sampling by purposive sampling. The ownership of mosquito

nets 93.37%, LLIN 83.7%, LLIN use 87.05%, use LLIN every night 94.21%, LLIN frequent washing 33.3%, use of detergents

95%, drying in heat place LLIN 66.67 %. The high persentage of ownership and LLIN usage support for malaria control in

Kotabaru district, but the society habit of insecticide-treated nets especially wash too often and drying insecticide-treated nets in

heat place can accelerate the risk of losing the content of insecticide in the nets so it can reduce the effectiveness of LLIN.

  Keywords: insectiside threat net, LLIN, malaria

Abstrak. Sebagai proteksi diri terhadap nyamuk penular malaria, Kabupaten Kotabaru pada akhir tahun 2014 telah

  mendistribusikan Long Lasting Insecticidal Nets (LLIN) pad akhir tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kepemilikan, pola penggunaan dan perawatan LLIN yang telah dibagikan kepada masyarakat sebagai salah satu bahan evaluasi dari program pengendalian malaria di Kabupaten Kotabaru. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bungkukan, Banian, dan Hampang bulan Februari-April 2015. Penelitian bersifat deskriptif dengan mengadakan studi analisis kuantitatif dan desain cross sectional. Penarikan sampel rumah tangga secara purposive sampling. Kepemilikan kelambu 93,37%, LLIN 83,7%, LLIN 87,05%, penggunaan LLIN setiap malam 94,21%, sering mencuci LLIN 33,3%, penggunaan detergen 95%, menjemur LLIN di tempat yang panas 66,67%. Kepemilikan dan penggunaan LLIN tinggi dan mendukung bagi pengendalian malaria di Kabupaten Kotabaru, akan tetapi kebiasaan mencuci kelambu berinsektisida yang terlalu sering dan menjemur kelambu berinsektisida di tempat yang panas dapat mempercepat resiko kehilangan kandungan insektisida dalam kelambu serta dapat menurunkan efektifitas waktu pakai LLIN.

  Kata kunci: kelambu berinsektisida, LLIN, malaria

  8 L. Indriyati, dkk.

  Kelambu berinsektisida..........

Pendahuluan

  Penelitian ini dilakukan di tiga wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Bungkukan, Banian, dan Hampang pada bulan Februari-April 2015.

  Wawancara dilakukan oleh tim peneliti kepada rumah tangga untuk mengetahui kepemilikan rumah tangga akan kelambu baik LLIN maupun kelambu biasa serta penggunaan kelambu dan perlakuan terhadap kelambu di dalam rumah tangga. Hasil wawancara kuesioner untuk kepemilikan kelambu berinsektisida disajikan dalam tabel 1.

  Dalam penelitian ini digunakan sampel sebesar 166 rumah tangga. Instrumen penelitian adalah kuesioner rumah tangga ditanyakan kepada kepala keluarga atau ibu rumah tangga mengenai pembagian dan penggunaan kelambu berinsektisida yang telah dibagikan. Analisis data hasil penelitian disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

  n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi (Rumah Tangga) α : Tingkat Kepercayaan 0,1 Populasi studi kuantitatif yaitu seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Bungkukan, Banian dan Hampang. Sampel adalah rumah tangga di desa endemis malaria yang terpilih sebagai sampel yaitu Desa Siayuh dan Magalau Hulu wilayah kerja Puskesmas Bungkukan, Desa Buluh Kuning dan Desa Paramasan Dua Kali Sangan wilayah kerja Puskesmas Banian dan Desa Muara Uri wilayah kerja Puskesmas Hampang.

  2 Keterangan :

  = 1 +

  Penelitian bersifat deskriptif dengan studi analisis kuantitatif. Desain penelitian menggunakan rancangan cross sectional. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling atau pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, dengan rumus Slovin sebagai berikut :

  Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui status kepemilikan, pola penggunaan dan perawatan LLIN yang telah dibagikan kepada masyarakat sebagai salah satu bahan evaluasi dari program pengendalian malaria di Kabupaten Kotabaru.

  Malaria adalah salah satu penyakit parasit yang disebabkan oleh Plasmodium sp yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. Sekitar 500 juta kasus malaria terjadi setiap tahun, satu juta orang di antaranya kebanyakan anak-anak meninggal karena malaria. Diperkirakan 2,37 milyar orang (35% dari populasi dunia) tinggal di daerah berisiko penularan malaria. 1 Hasil Riset Kesehatan

Metode

  Kotabaru. Distribusi LLIN dilaksanakan secara serentak pada bulan Nopember –Desember 2014 kepada 11.104 kepala keluarga di daerah endemis malaria termasuk wilayah kerja Puskesmas Bungkukan, Banian dan Hampang. Selain pembagian kelambu massal juga dilaksanakan pembagian kelambu tambahan kepada rumah tangga yang memiliki ibu hamil dan balita.

  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian LLIN sebagai alat proteksi malaria pada balita di wilayah endemis malaria dapat menurunkan prevalensi malaria dan parasitemia pada balita, mencegah penularan malaria, memperlambat terjadinya parasitemia, mengurangi penderita anemia akibat malaria, serta mengurangi kematian balita akibat malaria. 7 Distribusi LLIN merupakan salah satu kegiatan dari program pengendalian malaria di Kabupaten

  berinsektisida tahan lama (LLIN) dikembangkan pada akhir tahun 1990 sebagai respon terhadap kurang praktisnya perawatan ulang dari kelambu nyamuk konvensional. Laporan evaluasi pertama untuk LLIN berbahan polietilen diterbitkan pada tahun 1999 diikuti tiga tahun kemudian oleh LLIN berbahan poliester. Sejak itu LLIN direkomendasikan untuk pencegahan malaria dan proporsi LLIN di beberapa negara sudah melebihi 90%. 8 Pemakaian LLIN merupakan salah satu cara efektif untuk pencegahan malaria khususnya pada balita.

  insecticidal nets/LLIN). Teknologi kelambu

  terhadap nyamuk serta mampu mencegah penularan malaria. 1,5,6,7 Saat ini kelambu berinsektisida yang sering digunakan yaitu kelambu berinsektisida tahan lama (long lasting

  Net (ITN) yang cukup efektif sebagai proteksi diri

  Kalimantan Selatan pada tahun 2011, malaria klinis sebanyak 21.740 kasus, dari 18.700 yang diperiksa 6.882 di antaranya positif malaria yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia. Kabupaten Kotabaru merupakan kabupaten endemis malaria yang pada tahun 2010 (API 5,9) dan 2011 (API 5,46) berada pada zona merah. 3,4 Salah satu cara yang digunakan untuk pengendalian vektor malaria dengan menggunakan kelambu celup insektisida atau Insecticide Treated

  Dasar 2010, prevalensi malaria di Indonesia 0,6% dan merupakan penyebab kematian nomor 6 pada penyakit menular. 2 Data kasus malaria di Provinsi

Hasil

  L. Indriyati dkk. Kecacingan pada desa program dan non program Pamsimas...

  

Tabel 1. Kepemilikan kelambu berinsektisida di daerah endemis malaria Kabupaten

  Kotabaru

  Persentase Pernyataan Jumlah N (%)

  Mempunyai kelambu 166

  Ya 155 93,37

  Tidak 11 6,63

  Kelambu pembagian dari puskesmas/ 166 kepala desa/ketua RT

  Ya 139 83,73

  Tidak 27 16,27

  Kelambu yang dibagikan cukup untuk 139 digunakan dalam keluarga

  Cukup 125 89,93

  Tidak cukup 14 10,07 Rumah tangga mengetahui bahwa kelambu 139 yang dibagikan adalah kelambu berinsektisida

  Ya 125 89,93

  Tidak 14 10,07

  Tabel 1 menunjukkan tingginya kepemilikan Penggunaan LLIN oleh masyarakat juga cukup kelambu pada rumah tangga (93,37%) sebagian tinggi yaitu sebesar 87,05% dan berdasarkan besar adalah kelambu LLIN yang dibagikan oleh tingginya persentase kecukupan LLIN yang Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru/puskesmas dibagikan kepada rumah tangga, penggunaan (83,7%). Dari jumlah kepemilikan LLIN yang kelambu oleh semua anggota rumah tangga juga dibagikan tersebut sebagian besar cukup tinggi (88,43%) serta kontinuitas ketersediaannya mencukupi kebutuhan kelambu penggunaan LLIN setiap malamnya juga tinggi rumah tangga (89,93%). Sebagian besar rumah (94,21%), seperti terlihat pada Tabel 2. tangga mengetahui bahwa kelambu yang dibagikan adalah kelambu berinsektisida (89,93%).

  Tabel 2. Penggunaan kelambu berinsektisida di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru Pernyataan Frekuensi Persentase N

  Kelambu yang dibagikan oleh puskesmas dipergunakan 139 Ya

  121 87,05 Tidak

  18 12,95 Kelambu digunakan oleh anggota rumah tangga

  121 Seluruh anggota ruta 107 88,43 Ayah dan ibu 5 4,13 Anak

  9 7,44 Kelambu yang dibagikan oleh puskesmas digunakan setiap malam

  121 Ya

  114 94,21 Tidak

  7 5,79 Perawatan yang dilakukan rumah tangga terhadap

Pembahasan

  LLIN bervariasi, sebagian rumah tangga sering Dari hasil didapatkan bahwa kepemilikan rumah mencuci LLIN dan sebagian lagi tidak sering tangga terhadap kelambu berinsektisida di daerah mencuci LLIN. Sepertiga dari rumah tangga endemis malaria Kabupaten Kotabaru tergolong sampel mencuci LLIN 1-2 bulan sekali (33,3%) tinggi (83,73%). Cakupan yang tinggi untuk dan 35% rumah tangga mencuci LLIN 2-3 bulan kepemilikan kelambu berinsektisida (ITN dan sekali dan sisanya > 3 bulan sekali. Hampir semua LLIN) mampu menurunkan angka mortalitas, rumah tangga mempergunakan detergen untuk 9 morbiditas dan mengurangi transmisi malaria. mencuci LLIN (95%) dan dua pertiga dari rumah tangga memilih menjemur LLIN yang telah dicuci

  Menurut WHO 2007, penggunaan kelambu di tempat yang panas daripada di tempat yang berinsektisida di beberapa negara di Afrika telah teduh (66,67%), seperti terlihat pada Tabel 3. berhasil menurunkan angka kesakitan malaria JHECDs Vol. I, No. 1, Desember 2015 (50%), angka kelahiran bayi dengan berat badan kurang (23%), angka keguguran pada kehamilan pertama sampai keempat (33%), angka parasitemia pada plasenta (23%). 10 Penggunaan kelambu berinsektisida efektif mencegah penularan malaria bila cakupan penggunaan kelambu di atas 80% penduduk di lokasi sasaran. 10 Seiring dengan tingginya persentase kepemilikan kelambu berinsektisida oleh rumah tangga di daerah endemis Kabupaten Kotabaru, penggunaan LLIN yang telah dibagikan juga memiliki persentase yang tinggi (87,05%). Meskipun terdapat sebagian kecil rumah tangga yang tidak mempergunakan LLIN yang dibagikan (12,95%), akan tetapi cakupan distribusi dan penggunaan LLIN yang tinggi berdampak cukup signifikan dalam penurunan angka kasus malaria di Kabupaten Kotabaru. Data kasus malaria mengalami penurunan dari 923 kasus pada periode Januari-Juli 2014 menjadi 270 kasus pada periode Januari-Juli 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya kadar insektisida (deltamethrin 0,055g/m 2 ) pada kelambu yang digunakan telah terbukti dapat melindungi populasi bahkan termasuk mereka yang tidak tidur di bawah kelambu. 11 Penelitian di

  Kenya menunjukkan bahwa tingkat penderita malaria klinis pada balita yang tinggal di rumah yang jarang menggunakan kelambu berinsektisida tetapi tinggal di perkampungan yang sebagian besar penduduknya menggunakan kelambu berinsektisida adalah lebih rendah dibandingkan dengan yang tinggal di perkampungan yang tidak menggunakan kelambu berinsektisida, Howard dan Maxwell mendapatkan bahwa terjadi penurunan angka kesakitan malaria yang tinggi pada anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun yang tinggal di wilayah dengan cakupan pemakaian kelambu insektisida yang tinggi meskipun penduduk tersebut tidak menggunakan kelambu berinsektisida. 7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kepala rumah tangga dan keberadaan anak-anak dalam rumah tangga berhubungan pemanfaatan LLIN. 9 Responden yang mempunyai kebiasaan tidur tidak memakai kelambu mempunyai risiko terkena malaria 2,4 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai kebiasaan tidur memakai kelambu. 1 Sebuah penelitian juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria 1 yang berarti bahwa responden yang kontinyu menggunakan kelambu berinsektisida setiap malam akan memiliki resiko yang lebih rendah untuk tertular malaria daripada responden yang tidak kontinyu menggunakan kelambu berinsektisida. 12 Tingginya persentase penggunaan kelambu berinsektisida setiap malam oleh rumah tangga di daerah endemis semakin mendukung upaya pengendalian malaria di Kabupaten Kotabaru. Perawatan pada kelambu berinsektisida juga perlu dilakukan, penggunaan kelambu berinsektisida lebih efektif mencegah penularan malaria bila penduduk merawat kelambu dengan baik, seperti menjahit bila robek, mencuci dan mengeringkan dengan cara yang benar. 10 Hasil penelitian di Ethiopia sekitar 31% dari kelambu yang dimiliki selama tiga tahun telah dibuang oleh pemiliknya, sebagian besar karena sudah robek, tua atau kotor. Karena itu perlu menggunakan alat-alat sederhana dan pemeliharaan keberbersihan yang hati-hati untuk perawatan kelambu berinsektisida. 13 Tabel 3. Perawatan kelambu berinsektisida di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru

  Menggunakan detergen saat mencuci 60 kelambu

  60 puskesmas yang telah dicuci di tempat panas 40 66,67 di tempat teduh

  5 Tempat menjemur kelambu pembagian

  3

  95 Tidak

  57

  Ya

  35 > 3 bulan sekali 19 31,67

  Pernyataan Frekuensi Persentase N

  21

  30 > 1 bulan sekali 2 3,33 2-3 bulan sekali

  18

  60 oleh puskesmas 1 bulan sekali

  Waktu pencucian kelambu yang dibagikan

  Ya/Kadang-kadang 60 49,59 Tidak 61 50,41

  Kelambu yang dibagikan oleh puskesmas 121 Sering dicuci

  20 33,33 L. Indriyati dkk. Kecacingan pada desa program dan non program Pamsimas... Perawatan kelambu berinsektisida oleh rumah tangga di daerah endemis Kabupaten Kotabaru khususnya pencucian LLIN masih terdapat 33,3% rumah tangga melakukan pencucian LLIN dengan frekuensi sering (1-2 bulan sekali) yang berpotensi untuk lebih cepat kehilangan kandungan insektisida pada LLIN yang dibagikan. Efektifitas kelambu berinsektisida sangat dipengaruhi oleh perawatan kelambu yang baik dan benar. Penggunaan kelambu berinsektisida dapat menurunkan kejadian malaria, tetapi efektivitasnya menurun dengan lama pemakaian dan frekuensi pencucian. 14 Fenomena ini disebabkan oleh ketidaktahuan rumah tangga akan perawatan dan cara pencucian kelambu yang baik dan benar untuk LLIN sehingga rumah tangga memperlakukan perawatan dan pencucian LLIN sebagaimana kelambu konvensional. Konsentrasi deltametrin yang ada pada kelambu berinsektisida akan cepat hilang jika diperlakukan sama dengan kelambu konvensional. 15 Perbedaan kematian nyamuk yang nyata berdasarkan frekuensi pencucian kelambu. 16 Pencucian kelambu dapat dilakukan 4 kali selama setahun dengan interval waktu pencucian 3 bulan sekali. 1 Bila sering dicuci maka insektisida yang melekat pada kelambu akan larut bersama air. Idealnya menurut WHO pencucian LLIN dapat dilakukan 2-3 bulan sekali. 10 Demikian pula halnya dengan penjemuran LLIN yang telah dicuci, sebagian rumah tangga

  (66,67%) menjemur LLIN di bawah terik sinar matahari/ di tempat yang panas agar LLIN cepat kering sehingga beresiko untuk kehilangan kandungan insektisida lebih cepat. Idealnya, mengeringkan kelambu sebaiknya dilakukan dengan cara dijemur di tempat yang teduh yang tidak terkena sinar matahari langsung, karena sebagian insektisida akan menguap pada suhu tertentu. 1,10 Standar WHO (2011) bahwa kelambu LLIN (permetrin) efektif membunuh nyamuk vektor malaria sampai pencucian 20 kali. 10,14 Hasil penelitian Hakim (2006) menyatakan kelambu celup insektisida permethrin tanpa dicampur bahan perekat, sudah tidak efektif terhadap nyamuk setelah dicuci lima kali. Kelambu yang dicelup bahan perekat acrylic dan arthatrin tidak efektif setelah dicuci 20 kali. 1 Hasil penelitian yang sama didapatkan oleh Graham (2005) di

  Pakistan dan Yates (2005) yang menyatakan bahwa setelah 20 kali pencucian kelambu berinsektisida akan kehilangan kandungan insektisidanya sekitar 58,2-59%. 15 Hasil penelitian Boewono (2011), evaluasi efektivitas kelambu berinsektisida LLIN

  (deltametrin 55 mg/m 2 ) pasca pemakaian oleh penduduk selama 6 bulan (belum dicuci), dilakukan dengan uji bioassay terhadap nyamuk vektor malaria An. maculatus di laboratorium, kematian 100%. Setelah dicuci 20 kali, kematian nyamuk uji menjadi 95,56%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa LLIN (deltametrin) masih efektif membunuh nyamuk An. maculatus pasca pencucian 20 kali. 14 Hasil penelitian Boewono

  (2009) lainnya LLIN yang telah dicuci 10 kali sudah tidak efektif terhadap nyamuk An. aconitus. Efektivitas kelambu LLIN (dengan insektisida alfa- sepermethrin, deltamethrin dan permethrin), setelah dicuci 9 kali oleh kader kesehatan desa, hanya kelambu dengan insektisida Deltamethrin (0,055 g/m 2 ) yang masih efektif membunuh An.

  aconitus (82,47%). 16 Kelambu berinsektisida yang digunakan secara teratur dan dicuci rata-rata 1,5 kali per tahun.

  Setelah tiga setengah tahun, 29% kelambu berinsektisida masih dalam kondisi baik sementara 13% dalam kondisi robek. Sedangkan perawatan kelambu yang konvensional dapat menyebabkan kehilangan insektisida dengan cepat dan setelah 24 bulan hanya tersisa 7% dari dosis awal (1,6 mg/m 2 ). 17 Berbagai hasil penelitian tentang berkurangnya efektifitas LLIN akibat frekuensi pencucian sehingga perilaku rumah tangga yang terlalu sering mencuci LLIN perlu dilakukan perubahan melalui penyampaian informasi tentang cara pencucian LLIN yang baik dan benar sehingga dapat mempertahankan penggunaan dan efektifitas LLIN dalam jangka waktu yang lama.

Kesimpulan dan Saran

  Kepemilikan LLIN (83,73%) dan penggunaan LLIN (87,05%) oleh rumah tangga di daerah endemis malaria Kabupaten Kotabaru tergolong tinggi yang dapat mendukung bagi pengendalian malaria di Kabupaten Kotabaru, akan tetapi perawatan LLIN khususnya kebiasaan mencuci LLIN yang terlalu sering (49,59%) dan menjemur LLIN di tempat yang panas (66,67%) dapat meningkatkan/ mempercepat resiko kehilangan kandungan insektisida dalam kelambu sehingga akan menurunkan efektifitas/masa aktif/waktu pakai dari LLIN yang telah dibagikan.

Ucapan Terima Kasih

  Terima kasih penulis ucapkan kepada Kepala Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu dan Kepala dan Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada tim peneliti untuk melakukan penelitian ini. Demikian juga JHECDs Vol. I, No. 1, Desember 2015 terima kasih kepada Kepala dan Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru, Pengelola Program Malaria Puskesmas Bungkukan, Banian, dan Hampang Kabupaten Kotabaru serta teman-teman dari Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

Daftar Pustaka 1. Arsin A. Arsunan, Nasir Muhammad NR

  12. Lerebulan Norbertha, Bawotong Jeavery RJV.

  Malar J. 2011;10(1):299. doi:10.1186/1475-2875- 10-299.

  Evidence for a useful life of more than three years for a polyester-based long-lasting insecticidal mosquito net in Western Uganda.

  17. Kilian A, Byamukama W, Pigeon O, et al.

  16. Yahya PE. Tingkat Kematian Anopheles vagus yang Terpapar Insektisida Permethrin 2% (W/W) di Dalam Serat Benang Kelambu. Aspirator. 2013;5(1):1-8.

  15. Kilian A, Byamukama W, Pigeon O, Atieli F, Duchon S, Phan C. Long-term field performance of a polyester-based long-lasting insecticidal mosquito net in rural Uganda. Malar J. 2008;7:49. doi:10.1186/1475-2875-7-49.

  Kesehat. 2012;22(4):152-160.

  14. Boewono Damar Tri, Widyastuti Umi, Heryanto Bambang M. Integrated Vector Control Impact on the Entomologycal Indicator of. Media Litbang

  Malar J. 2012;11(1):183. doi:10.1186/1475-2875- 11-183.

  13. Batisso E, Habte T, Tesfaye G, et al. A stitch in time: a cross-sectional survey looking at long lasting insecticide-treated bed net ownership, utilization and attrition in SNNPR, Ethiopia.

  2013;1(1):1-9.

  Hubungan Kebiasaan Masyarakat Desa Tumbur Dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Wertamrian Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Ejournal keperawatan.

  Hubungan Penggunaan Kelambu Berinsektisida Dengan Kejadian Malaria Di Kabupaten Halmahera Timur. J Masy Epidemiol Indones.

  2013;1(3):169-259.

  10. RI K kesehatan. Pedoman Penggunaan Kelambu Berinsektisida Menuju Eliminasi Malaria; 2011.

  9. Ouattara AF, Raso G, Edi CV, et al. Malaria knowledge and long-lasting insecticidal net use in rural communities of central Côte d’Ivoire. Malar J. 2011;10(1):288. doi:10.1186/1475-2875-10-288.

  World Heal Organ. 2001;79(998).

  8. Guillet P, Alnwick D, Cham MK, Neira M, Zaim M, Heyman D MK. Long-lasting treated mosquito nets: breakthrough in malaria prevention. Bull

  Tingkat Insidensi Malaria di Wilayah Pemanasan Kelambu Berinsektisida Tahan Lama dan Wilayah Kontrol. J Vet. 2011;12(1):40-49.

  7. Sudarnika E, Sudarwanto M, Saefuddin A, et al.

  Long-Lasting Insecticidal Nets Effective for Preventing Childhood Deaths among Non-Net Users? A Community-Based Cohort Study in Western Kenya. PLoS One. 2012;7(11):1-13. doi:10.1371/journal.pone.0049604.

  5. Greenwood BM, Bojang K, Whitty CJM, Targett GAT. Malaria. Lancet. 2005;365(9469):1487-1498. doi:10.1016/S0140-6736(05)66420-3.

  4. Kotabaru DKK. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2012.; 2013.

  3. Kotabaru DKK. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011; 2012.

  2. Badan Litbangkes RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010; 2011.

  11. Stevens ER, Aldridge A, Degbey Y, Pignandi A, Dorkenoo M a, Hugelen-Padin J. Evaluation of the 2011 long-lasting, insecticide-treated net distribution for universal coverage in Togo. Malar J. 2013;12(1):162. doi:10.1186/1475-2875-12-162.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24