Proses Kreatif & Bengkel Kreatifitas dalam POD

  PROSES KREATIF a.

  Herbert G. Hicks (Hicks, 1972:201-204) Menurut Herbert G. Hicks, proses kreatif memiliki sejumlah pola sebagai berikut ini:

   Logika Menurut Aristoteles : logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran. Proses kreatif berkaitan dengan proses penalaran dan berpikir secara ilmiah. Logika dapat menjadi dua tipe, yaitu: Logika deduktif

  • Logika deduktif digunakan orang apabila sebuah pernyataan umum yang diterima orang diterapkan terhadap sebuah kasus spesifik
  • Logika induktif digunakan untuk menarik sebuah generalisasi yang didasarkan atas observasi spesifik

  Logika induktif

   Menghubungkan Ide (Idea Linking) Pada metode ini, orang membentuk hubungan antara bebagai macam ide yang berbeda, atau potongan-potongan informasi yang ada. Dalam menghubungkan ide, factor pendidikan formal, non formal, dan juga sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghubungkan suatu ide-ide. Semakin besar pengetahuan dans emakin banyak pengalamannya maka kemampuan menghubungkan ide akan semakin baik.

   Pemecahan Masalah Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang paling luas dikenal dan diterima sebagai cara guna merangsang kreativitas dan untuk menerangkan proses kreatif. Banyak cara untuk memecahkan masalah. Salah satu cara umum menyatakan bahwa dalam hal menerapkan pendekatan pemecahan masalah kita perlu mengikuti langkah-langkah berikut: Kumpulkan fakta-fakta

  • Identifikasi masalah yang sedang dihadapi
  • Rumuskan solusi-solusi alternative
  • >Pilihlah solusi terbaik

   Kaitan Bebas (Free Association) Kaitan bebas menekankan nilai dari apa yang ada dipikiran bawah sadar yang sering kali bersifat tidak rasional, dimana ide-ide dianggap dapat berlalu lalang, dan berbaur secara bebas, bebas dari sensor, dan kendala-kendala yang timbul karena logika dan kebiasaan-kebiasaan. Teori kaitan bebas menyatakan bahwa kreativitas merupakan sebuah produk dari seluruh pikiran manusia, baik pikiran sadar, maupun pikiran dibawah sadar, dan bahwa pikiran bawah sadar mungkin merupakan sumber paling kaya dari kreativitas.

  b.

  Robert. D. Hisrich (Hisrich, 1992 : 97-105) Hisrich mengemukakan metode lain dalam menciptakan ide-ide. Metode tersebut diantaranya adalah:

   Kelompok-kelompok Fokus Metode ini diterapkan oleh seorang moderator, yang memimpin sekelompok orang-orang melalui sebuah diskusi dengan kedalaman, hingga disini tidak hanya sekedar diajukan sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari para peserta.

   Sumbang Saran (brainstorming) Metode ini berlandaskan fakta bahwa orang-orang dapat dirangsang hingga tingkat kreatifitas tinggi, dengan jalan melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak lain, dan turut berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman kelompok secara terorganisasi. Brainstorming merupakan sebuah proses yang tidak tersruktur guna menciptakan melalui kontribusi-kontribusi secara spontan dari peserta, segala macam ide yang berhubungan dengan masalah tertentu, di dalam batasan tertentu.

  Brainstorming biasanya terdiri dari sebuah kelompok yang berkisar enam atau dua

  belas orang peserta yang duduk mengelilingi meja dan yang secara spontan mengajukan sejumlah ide yang didesain guna memecahakan masalah tersebut. Ada empat macam ketentuan yang berlaku, yaitu:

  • Tindakan ―free wheeling‖ sangat dianjurkan (mengajukan pikiran bebas)

  Penilaian judicial ditiadakan

   Sumbang Saran yang Dibalikkan (Reverse Brainstorming) Cara ini serupa dengan sumbang saran, dengan perbedaan bahwa disini kritik diperkenankan untuk diajukan dengan landasan sebagai upaya menemukan kesalahan dengan megajukan pertanyaan: ―dengan cara bagaimanakah ide ini dapat mengalami kegagalan?‖.  Sinetika (synetics)

  Sinetika merupakan sebuah proses kreatif yang memaksa individu-individu memecahkan masalah-masalah melalui salah satu di antara empat macam mekanisme analogi yakni: a.

  c. Simbolik Pribadi b.

  d. Langsung Fantasi

   Metode Gordon Metode Gordon diawali dengan pertemuan anggota kelompok yang tidak mengetahui sifat eksak dari masalah yang akan dibahas. Hal itu ditujukan untuk memastikan bahwa solusi yang akan dicapai tidak terselubungi oleh ide-ide yang muncul sebelumnya, dan oleh pola-pola kebiasaan yang ada.

   Metode Daftar Pengecekan Pada metode ini seseorang dapat menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan- pernyataan guna mengarahkan upaya pengembangan ide-ide yang baru sama sekali, atau untuk memusatkan perhatian pada wilayah-wilayah ide khusus.

   Kaitan Bebas (Free Association) Teknik ini digunakan untuk mengembangkan sebuah pendekatan baru dalam memecahkan suatu masalah pada proses atau rangkaian ide yang terus berkembang sehingga memunculkan suatu ide pokok baru.  Hubungan yang Dipaksakan (Forced Relationship)

  Pada metode ini, ide-ide baru muncuk dari kombinasi-kombinasi yang telah ada dikaitkan sebelumnya. Rawlinson menyebutkan lima langkah dalam melakukan metode ini, yaitu:

  • Carilah hubungan-hubungan dari elemen-elemen tersebut

  Laksanakan tindakan mengisolasi elemen-elemen masalah yang dihadapi

  • Buatlah catatan-catatan tentang hubungan yang ditemukan dengan cara

  • menemukan ide-ide atau pola-pola tertentu.

  Laksanakan kegiatan analisis hubungan-hubungan yang timbul, guna

  Kembangkan ide-ide baru dari pola tersebut

  • Metode Buku Catatan Kolektif Pada metode ini, sebuah buku catatan kecil yang mudah dibawa disiapkan dengan berisikan sebuah pertanyaan tentang masalah yang sedang dihadapi, lembaran- lembaran kosong, dan segala macam data yang diperlukan. Yang kemudian buku catatan ini dapat membentuk sutu ide baru dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

   Heuristics Pada metode ini sangat mengandalakan kemampuan individu untuk menemukan hal-hal baru melalui perkembangan pemikiran dan pemahaman dalam belajar.

   Metode Ilmiah Pendekatan ini melibatkan individu yang merumuskan masalah yang sedang dihadapi, menganalisis masalah tersebut, setelah mana dikumpulkan serta dianalisis data, dan kemudian dikembangkan serta diuji solusi-solusi potensial yang muncul, dan pada akhirnya dicari solusi yang terbaik.

   Analisis Nilai Metode ini digunakan untuk mengevaluasi sesuatu hal dari segala sisi dan bidang yang kemudian di analisis sehingga nantinya dapat merangsang individu dalam menciptakan suatu ide baru dalam memperbaiki atau mengatasi suatu hal yang telah ada.

   Catatan-catatan Atribut Kegiatan ini merupakan sebuah teknik menemukan ide-ide yang mengharuskan individu mencatat sejumlah atribut, barang tertentu, atau problem tertentu, dan kemudian diperhatikan masing-masing atribut tersebut dari aneka macam sudut pandang.

   Pemetaan Matriks Pada teknik ini individu diharuskan untuk ―bermimpi‖ tentang masalah tertentu dan solusinya dipikirkan secara luas untuk dapat memcahkan masalah tersebut.

   Analisis Parameter Dalam berbagai lokakarya dan seminar yang saya hadiri, sering terdengar komentar seperti, "Saya memang bukan pribadi kreatif," atau "Saya tidak berjiwa seni," atau "Saya ini tipe orang yang dominan otak kiri (logis), bukan dominan otak kanan dan kreatif." Masalahnya, komentar semacam ini membelokkan orang ke arah yang salah dalam menilai kreativitas.

  Bab ini akan mambahas karakter pribadi kreatif di titik dan berbagai sudut pandang, sarta menunjukkan cara mengembangkan empat sifat utama yang melejitkan kreativitas. Adakah Sifat Dasar Pribadi Kreatif? Cobalah tes ini. Baca daftar sifat atau ciri kepribadian barikut ini, lalu lingkari ciri mana saia yang dimiiiki oleh pribadi kreatif :

  kegunaan tiap-tiap variable tersebut. Hal yang penting difokuskan sedangkan yang lainnya dikesampingkan. Setelah itu menganalisis hubungan antara isu isu yang terjadi dengan variable-variabel yang ada. Setelah ditemukan hubungannya barulah tercipta solusi, yang kemudian solusi tersebut dapat dikembangkan kembali dengan pola piker kreatif.

ANDA PASTI BERJIWA KREATIF ‼

  • antusias • ingin tahu • pemurung
  • asertif • introver • pengamat
  • • banyak akal • jenaka • penuh daya cipta

  • berlebihan • keras kepala • penuh humor
  • • berpikiran terbuka • kritis • penuh pengertian

  • bersemangat • linglung • selalu sibuk
  • bersifat spontan • mampu menyesuaikan diri
  • bingung kan diri • sensitif • sulit ditebak
  • cakap • mandiri • sinis
  • cerdas • memecah belah • skeptis
  • dinamis • memiliki naluri petualangan
  • fleksibel • tegang • tidak toleran
  • giat dan rajin • menjauhkan diri • tekun

  Tuiuh Jenis Kreativitas

  Terkait erat dengan mitos tentang pribadi kreatif adalah keyakinan yang telaniur mendarah daging bahwa kreativitas adalah cermin kemampuan intelektual. Terlalu banyak Orang menganggap bahwa kreativitas "sejati" adalah hak khusus orang-orang yang dikaruniai bakat, Namun, hal ini juga merupakan pikiran penghambat yang mampu memangkas potensi kreatif. Sebenamya, riset membuktikan bahwa kita semua memiliki daya untuk menjadi kreatif dalam banyak bidang. Menurut Dr. Howard Gardner dari Universitas Harvard dalam bukunya Frames of mind, dan dipopulerkan oleh Thomas Armstrong dalam bukunya Seven Kinds of Smart, kita diberkahi tidak hanya satu jenis kecerdasan umum, namun tujuh :

   Verbal/Linguistis: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau  Matematis/Logis: kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep  Spasial: kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan desain  Musikal : kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan keselarasan  Kinestetis : kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olahraga atau tari  Intrapersonal: kemampuan memahami perasaan diri sendiri, gemar merenung serta berfilsafat  Interpersonal: kemampuan memahami orang Iain,. pikiran, serta perasaan mereka Kita biasanya dominan dalam satu atau dua jenis kacerdasan. Meskipun demikian, dan ketujuh kacardasan tersabut, kita mamiliki kombinasi unik yang bisa kita jelajahi dan sadap sepanjang hayat. Namun umumnya, kita tarlalu membatasi diri sebab samasa anak- anak kita didorong untuk hanya mamusatkan diri pada satu jenis kecardasan khususnya verbal/linguistis atau matcmatis/logis. Kedua analisis kecerdasan inilah yang umumnya ditekankan dalam sistam pendidikan. Akibatnya, kita berkesimpulan banwa kita tidak mamiliki kemampuan atau potensi di bidang lain. Padahal, sebenarnya kita hanya belum memiliki kesampatan memadai untuk mengambangkan jenis kecerdasan yang lain. Teori parintis Gardner tantang kecardasan majemuk (multiple intelligences] ini adalah titik pusat bidang kreativitas Sekali kita sadar bahwa kecerdasan bukanlah pilihan kreatif/tidak kraatif, kita akan mampu mangejar minat kreatif berdasarkan perpaduan kecardasan kita masing- batasan yang diberikan orang lain, kita talah merusak dan membatasi kemungkinan menjadi kreatif Sekaranglah saat mengambangkan kecerdasan dan potansi kreatif, melakukan eksperimen dan manemukan cara baru mamanfaatkan pikiran, sesempit apa pun bayangan semasa kecil Anda tantang kecerdasan dan potensi kraatif.

MEMPEROLEH JIWA KREATIF

  Apa maksud istilah jiwa kreatif? Telah kita katahui bahwa kreativitas bukanlah semata-mata suatu fungsi kemampuan intelektual atau ketarampilan khusus, seperti bakat musik atau olahraga. Hal ini tidak berarti iiwa kreatif tidak bisa didefinisikan, diukur, dan dipupuk. Juga tidak berarti bahwa tak ada cara untuk mangetahui sifat mana yang paling manopang kreativitas. Ada empat unsur dasar pembentuk Jiwa kreatif. Saya menamai keempat sifat tersebut sebagai C.O.R.E. kreatif, yang merupakan singkatan dari :

  

Cari tahu

Olah keterbukaan

Risiko

Energi

  Keempat unsur ini merupakan inti jiwa kreatif (dalam bahasa Inggris, core berarti inti ). Unsur tersebut sudah melekat pada semua prang sejak lahir. Tanpa sifat-sifat tersebut, adalah sulit, jika malah mustahil, untuk manjadi kreatif atau menialani hidup secara kreatif.

  Beginilah tiap-tiap sifat tersebut memainkan peran dalam mengobarkan kraativitas.

a. Cari Tahu: Kekuatan Bertanya

  Rasa ingin tahu adalah kebutuhan utama jiwa kreatif. Tanpa adanya minat pada apa yang bisa diberikan dunia ini, apa yang menjadikan segala sesuatu berfungsi, gagasan apa yang dimiliki orang lain, Anda tak memiliki alasan untuk kreatif. Rasa ingin tahulah yang mendorong seseorang menyelidiki bidang baru atau mencari cara mengerjakan sesuatu dengan labih balk. Rasa ingin tahu mengendalikan dorongan mencipta, bereksperimen, dan membangun. Hal ini dijelaskan dengan jitu olch Charles Handy, seorang penulis dan ahli filsafat bisnis, dalam yang sebelumnya tidak ada, namun rasa ingin tahu adalah induk panemuan hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya".

  Semasa kecil, rasa ingin tahu Anda tiada henti. Anda bertanya tentang apa saja dan meniawab sendiri pertanyaan tersebut dengan penjelasan yang direka-reka atau dikhayalkan sendiri. Namun, pada masa dewasa, rasa ingin tahu ini mungkm menurun drastis. Ungkapan "rasa ingin tahu yang tidak beralasan" memberikan kesan bahwa jika dibandingkan dengan pengetahuan yang bermanfaat, spekulasi dan eksplorasi semacam itu menrupakan suatu sifat terlalu menuruti kata hati, pengisi waktu senggang tidak berguna. Rasa ingin tahu ini mungkm saja dimatika nIoleh sikap prasah atau oleh terbatasnya waktu. Sedikit demi sedikit, orang dewasa menarik garis untuk menentukan sejauh mana mereka akan terus belajar secara tidak sadar, mem- bangun "zona kenyamanan" suatu area di dalamnya kita merasa aman, yang jika melangkah keluar, kita akan merasa terancam. Kita jarang sekali, malah mungkin tidak pernah, melakukan penjelajahan. Semakin hari kita terasa semakin berat meninggalkan zona kenyamanan, dan batas-batas kehidupan pada akhirnya menjadi kukuh. Zona kenyamanan ini di terjemahkan ke dalam rutinitas hidup sekelompk tertentu orang, tempat, benda , dan anggapan khusus sebagai wilayah. Akan tetapi, dengan menghilangnya rasa ingin tahu, hilang pula sebagian besar kemampuan berkreasi. Suatu kehidupan yang didalamnya setiap kejadian merupakan rutmitas, tidak akan memunculkan ide baru pemupuk jiwa kteatif. Kehidupan rutin tidak memberikan kesempatan bertemu pribadi

  • – pribadi baru, atau mendengarkan konsep-konsep baru. Juga tidak memberikan informasi baru, yang mungkin saja akan meniadi masukan bagi ide brilian Anda nanti. Gambar corong berikut anda tidak tahu bahwa anda tak mengetahuinya

  

Apa yang anda

tahu bahwa anda

tidak tahu

  Apa yang anda ketahui, Mengalir lewat leher corong adalalah himpunan informasi yang

  terakumulasi sepanjang hidup. Semuanya telah disaring olah pikiran dari siap pakai kapan pun dibutuhkan. Sebut ini Apa yang Anda ketahui. Pada mulut corong, terdapat scmua informasi dari dunia luar, namun masih hams dicerna dan ditambahkan ke dalam basis pengetahuan pribadi. Sebut saja Apa yang Anda tahu bahwa Anda tidak tahu.

  Di atas mulut corong, meluap ke luar, adalah limpahan informasi yang masih awam. Inilah semua ilmu dan kebijaksanaan di jagat raya. Sebut ini Apa yang Anda tidak tahu bahwa

  Anda tak mengetahuinya.

  Rasa ingin tahu adalah prses mengeksplorasi apa pun yang berada di atas leher cerong tersebut. Dalam keadaan ingin tahu, Anda tems- menerus menuangkan lebih banyak informasi melalui corong, untuk memberi makan pada jiwa kreatif.

  b.

  

Olah Keterbukaan: Bersikap Fleksibel dan Hormat menghadapi Hal Baru

  Sebagaimana halnya rasa ingin tahu, keterbukaan adalah vital dalam jiwa kreatif. Dengan bersikap terbuka, Anda mampu menerima ide baru dan memadukannya ke dalam otak. Jika anda hanya mau menerima keyakinan yang sudah baku, Anda takkan pernah merasa tertantang untuk menebar pandangan keluar dan mengembara lebih jauh.

  Orang-Orang kreatif bersifat terbuka terhadap gagasan, manusia, tempat, dan hal-hal baru. Kreativitas tumbuh dan mekar jika Anda membangunnya di atas wawasan orang lain. Jika Anda menutup diri, mengabaikan, atau mengolok-olok gagasan orang lain, Anda tidak akan pernah meninggalkan zona kenyamanan untuk menemukan dunia luar yang membentang luas.

  Adalah ironis banwa banyak orang merasa Iebih sulit membuka diri ketimbang meniadi ingin tahu. Mereka sudi rnengeksplorasi, namun begitu mendapatkan masukan ide baru yang tidak sejalan, mereka menutup din dan mengkritik, menolaknya dan bukan memadukannya dalam hati dan Jiwa. Ide baru tampak bagai mimpi buruk bisa sulit dimengerti dan bertolak belakang dengan sistem keyakinan yang sudah kadang ada, dan oleh karenanya menjadikan kita takut. Pada bisnis umumnya, dalam waktu sepuluh detik saja orang-orang sudah mulai mengemukakan keberatan dan alasan mengapa suatu ide baru takkan bisa diterapkan (atau

  Renungkan saat terakhir kali Anda bertemu pribadi baru, mencoba masakan khas baru, atau mengunjungi tempat baru. Apakah Anda menerima pengalaman tersebut dengan lapang dada

  —atau malah berpaling karena tidak mampu memasukkannya ke dalam zona kenyamanan? Keterbukaan iuga terkait dengan kesadaran akan dan "tanggap" terhadap kebetulan-kebetulan dalam hidup. Pikiran yang tertutup menghilangkan kesempatan untuk berinteraksi dan menghadapi kejadian-kejadian yang sering sekali menjadi peluang untuk menemukan dan mencipta.

c. Resiko : Keberanian Meninggalkan Zona Kenyamanan

  Jiwa kreatif juga menuntut keberanian menanggung risiko. Bahkan, tanpa adanya keberanian menanggung risiko, kebanyakan prestasi kreatif takkan pernah terwujud. Para pelaku bisnis berani menanggung risiko atas medal dan reputasi ketika mereka memulai proyek atau bisnis baru.

  Keberanian menanggung risiko ini terkait erat dengan zona kenyamanan. Jika berani menanggung risike, Anda akan mampu meninggalkan zona kenyamanan untuk bertemu dengan gagasan, pribadi, dan infromasi baru yang akan meleiitkan kreativitas. Jika anti-risiko, Anda mengeram di zona kenyamanan, mengabaikan tantangan potensial yang bisa jadi mengantar Anda mendapatkan gagasan dan pengalaman baru.

  Risiko kreatif bisa dikelempokkan ke dalam banyak kategori, termasuk di bawah ini :  Risiko memasuki kegelapan. Anda bisa merasakan risiko ini secara naluriah. Risiko ini timbul dari aktivitas yang menegangkan,termasuk petualangan fisik (seperti terjun bebas dan arung jeram) serta aktivitas sosial tertentu (seperti pidato di depan umum).

   Risiko menantang nasib. Anda merasakan risik jenis ini ketika ingin mencoba sesuatu yang kreatif,namun pernah dicoba dan gagal Anda menyimpulkan bahwa kegagalan kedua sudah ditakdirkan. Meskipun pikiran rasional bersi keras menentang tindakan bodoh Anda, jiwa berkata sebaliknya  Risiko untung-untungan.Tipe risiko semacam ini terkait dengan memperoleh laba atau rugi berdasarkan Hrasat kreatif. Orang- orang yang tak berani menanggung risiko Iebih

   Risiko jadi bahan tertawaan. Jenis risiko ini terkait dengan kekhawatiran akan ditertawakan atau ditolak orang Iain. Banyak presrasi kreatif mensyaratkan suatu karya atau ide agar dimasyarakatkan.Orang yang berani menanggung risiko bersedia melakukannya, sementara yang anti-risiko menyingkir darinya.

  Organisasi iuga bisa terpengaruh oleh keberanian menanggung risiko ini. Apple Computer, misalnya, menuai reputasi sebagai perusahaan yang berani menanggung risiko, ketika merancang sebuah sistem baru yang inovatif, yang bertentangan dengan semboyan yang sudah mapan. Akan tetapi, Apple kemudian juga terkenal sebagai perusahaan anti- risiko, ketika menolak mengizinkan sistem operasi Macintoshnya ditiru pabrik lain. Sayangnya, hasrat Apple melindungi sistemnya memotivasi Microsoft untuk mengembangkan sistem operasi tandingan, Windows, yang kini mendominasi pasar komputer pribadi.

d. Energi: Pendorong Kerja dan Pemercik Hasrat

  Sifat pamungkas yang dibutuhkan jiwa kreatif adalah energi. Energi adalah percik api yang menyalakan jiwa. Tanpa adanya energi mental yang mencukupi, perburuan kreatif Anda cacat karena kekeliruan logika dan pemikiran iangka pendek yang mustahil bisa diterapkan. Tampa adanya energi fisik yang mencukupi, gagasan kreatif tak bisa diialankan atau terkurung dalam lemari dan jadi berkarat. Dapat dikatakan, semua kreativitas bertitik-tolak dari energi murni karena ide yang membentuk pemikiran kreatif tidak lain hanyalah rangsangan-rangsangan listrik dalam otak, Tanpa energi dari gelombang otak, kreativitas mustahil terwuiud. Istilah energi juga menyangkut seberapa besar hasrat dalam melakukan sesuatu. Ketika Anda terpesona atau seolah "memper- taruhkan diri" dalam suatu proyek, bersemangat dan riang, energi yang terkumpul cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut karena energi yang terpakai tertebus kembali oleh hasil dan umpan balik positif. Semakin Ancia mencintai sesuatu, energi yang dikeluarkan semakin besar, dan Anda menjadi semakin kreatif. Ketika Anda lesu tak bersernangat, keseluruhan proses terasa seperti perjuangan berat, dan kreativitas menurun tajam.

  Dr, Mihaly Csikszentmihalyi dari Universitas Chicago telah mengidentifikasi tingginya energi sebagai unsur teramat penting dalam keberhasilan intelektual dan kreatif. Lewat riset

  Ketika beracla dalam keadaan mengalir, tingkat Gnergi meniadi tinrggi dan ketaiaman mental serta konsentrasi menggelora. Orang yang sedang mengalir jarang berhenti atau ragu, pikirannya jedi begtiu tenggap tugas sehingga tindakannya hampir bersifat naluriah. Pikirkan sesuatu yang Anda kuasai; Olahraga, pidat di depan umum, bakat seni atau musik, atau apa saja, Anda masuk dalam keadaan "mengalir" saat Anda larut dalam keahlian Anda tersebut, mampu merespons dan bereaksi terhadap apa pun yang dibutuhkan, tanpa berpikir panjang atau perhatian secara sadar.

  Keadaan "mengalir" juga merupakan unsur penting karya kreatif.Anda Seakan-akan menyatu dengan upaya kreatif sehingga benar-benar pada dalam mengenakan tugas. Kesalahan yang Anda buat hanya Sedikit, Serta Anda jadi lebih produktif dan penuh wawasan.

  Model Kreatif Empat Tahap

  Para peneliti dan ilmuwan telah lama meneliti alur yang ditempuh otak untuk memunculkan ide baru, Ada beberapa macam model yang paling banyak diterima berasal dari akhir abad kesembilan belas, yaitu dan ahli fisiologi dan fisika Jerman, Hermann von Helmholtz. Teorinya dikembangkan dan dipopulerkan oleh psikolog Amerika, Graham Wallas dalam buku yang diterbitkannya pada 1926, berjudul The Art of Thought. Kebanyakan karya Graham Wallas dialasarkan pada kajiannya mengenai proses berpikir para sariana, ilmuwan, dan ahli matematika sohor.

  Menurut model Wallas, kreativitas muncul dalam proses empat tahap sebagai berikut a.

   Tahap Persiapan

  Pada tahap persiapan, otak mengumpulkan lnformasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi.

  Sampai batas tertentu, keseluruhan pendidikan, latar belakang umum, dan pengalaman hidup turut menyumbang prosas persiapan manjadi kreatif. Semakin luas dan beragam pengalaman yang dimiliki, semakin besar peluang untuk bertemu dcngan tantangan kreatif. Namun, dalam model Wallas, yang dimaksud dengan "tahap parsiapan" adalah suatu tahap berorientasi tugas ketika seseorang melakukan riset khusus dangan mambaca, mawawancarai Orang, bertualang, dalam naskah drama atau film untuk mampelajari kehidupan nyata penduduk aslil Demikian pula, para pengusaha yang mancari ide bisnis baru mambaca majalah bisnis yang relevan serta mengunjungi toko-toko atau restoran untuk mempalaiari apa yang dilakukan pengusaha lain.

  b.

  Tuhap Inkubasi Masa inkubasi dikenal luas sebagai tahap istirahat, masa menyimpan informasi yang sudah dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak Iagi memusatkan diri atau merenungkannya. Meskipun tampak saperti pemborosan waktu, atau bahkan menghindar dari bagian tersulit proses kraatif, tahap ini amat panting. Selama masa yang tampak tidak produktif ini, pikiran bawah sadar mengambil alih informasi, menyemainya dengan cara yang terkandung dalam kata inkubasi. Sering dikatakan, fungsi utama piklran bawah sadar selama tahap ini adalah mengaitkan barbagai ida Kreativitas marupakan hasil kamampuan pikiran dalam mengaitkan berbagai gagasan, menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. Dalam proses mengaitkan ide, pikiran sebanarnya melakukan berbagai proses, termasuk barikut ini :  MENJAJARKAN: mengambil satu gagasan dan mengadunya dengan ide lain dari kontras yang timbul muncul ide baru.

   MEMADUKAN: meminjam sifat atau aspek dari dua ide dan menyatukan nya untuk bersama-sama membentuk ide baru.  MENYORTIR ATAU MEMILAH: menggabungkan hanyak ide untuk membentuk sebuah sintesis di puncakatau dasar, ide yang benar-benar baru, yang menyatukan seluruh elemen.

   MENGITARI: dimulai dengan gambaran kabur ide baru, kemudian mempersempit pilihan untuk mendapatkan satu konsep pokok yang manjur.  MEMBAYANGKAN: menggunakan lmajlnasi dan fantasi untuk menghasilkan ide baru dari ide lama.

  Bagaimana pikiran tahu kapan harus bergerak dan persiapan ke masa inkubasi? Secara umum, setiap kali Anda merasa tertekan, lelah, kacau, atau bosan, plkiran Ancla mernberi tahu untuk beristlrahat, agar tahap inkubasl bisa dimulai. Orang-orang yang amat kreatif berkata, ketika pikiran mengisyaratkan untuk menlnggalkan tahap persiapan, secara intuitif rnereka tahu

  Sifat tahap inkubasi yang paling penting adalah ia harus terjadl pada level bawah sadar. Karya kreatif pada tahap ini tidak bergantung pada kontrol mental. Anda tidak mampu memerintahkan pikiran bawah sadar untuk menggunakan proses atau rnempertimbangkan data tertentu. Tahap ini sering dibandingkan dengan kegiaran memasak-pikiran seumpama kuali tempat bahan-bahan masakan sedang rnendidih. Rasa yang dihasilkan bahan-bahan tersebut tidak akan rnaksimal apabila , belum matang menjadi sup. Meskipun Anda adalah sang koki, Anda harus belaiar menyingkir dan membiarkan ramuan tersebut matang.

  Banyak orang menyebut masa inkubasi bawah sadar ini sebagai "menyingkir dan kebiasaan din sendiri", yang menegaskan bahwa tahap proses kreatif ini berrnuara dan iiwa kreatif yang pailng dalam.

c. Tahap Pencerahan

  Tahap pencerahan dikenal luas sebagai pengalaman eureka atau "Aha!" yaitu saat inspirasi ketika sebuah gagasan-bam muncul dalarn pikiran, seakan-akan dari ketiadaan, untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi, Gelombang energi yang ditimbulkan pada tahap ini biasanya terjadi begitu dahsyatnya sampai Anda seolah dipukul dengan palu, dan langsung mengenali bahwa kilatan gagasan inilah yang selama ini Anda cari. Anehnya, tahap pencerahan ini senng terjadi saat seseorang mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan upaya kreatif, seperti ketika sedang mandi, mengemudi, melarnun, mendengarkan musik, atau saat sedang asyik dengan kegiatan lain. Para peneliti perneliti percaya bahwa tahap pencerahan merupakan titlk tolak ketika gagasan-bam pindah dari alam pikiran tidak sadar ke alam pikiran sadar, dan hal ini paling mudah dicapai dalam keadaan santal dan bebas tekanan.

  Seiarah dipenuhi contoh saat pencerahan terkenal. Rene Descartes menemukan geometri analitis saat dia sedang dengan riangnya memperhatikan seeker lalat yang terbang di dinding. Ahli kimia Kekule von Stradonitz dari Ierman menemukan struktur cincin melekul benzena, cikal bakai transformasi kimia molekul, ketika sedang duduk di atas bus sambil melamun. Ahli matematika Francis, Henri Pcincare, menemukan fungsi Fuchsia saat melangkah naik bus, sesudah lima belas hari berada dalam masa persiapan penuh konsentrasi, dan seperti sedang menemui kegagalan. Richard Wagner sedang mengalami periodik unsur, sebelum akhirnya dia mampu menyusunnya gara-gara mendapatkan gambaran tabel tersebut dalam mimpi. Dan iiham Albert Einstein tentang teori relativitas muncul selama masa "eksperirnen pikiran" yang tampak nyaris seperti lamunan saja. Nilai penting sikap santai atau selingan untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan kini sudah diakui. Para pakar kreativitas menganjurkan untuk menyisihkan waktu iuang cukup agar proses ini bisa berlangsung alamiah. Adaiah mustahil memberi batasan seberapa banyak waktu yang cukup untuk prcses ini. Namun, berdasarkan pengalaman, bisa dikenali masa- masa apabila seseorang sudah terlalu tertekan atau lelah sehingga intisari kreatif mereka "mandek". Pada saat seperti ini, pikiran bawah sadar harus dibiarkan mengambii ailh. Pelajaran yang bisa diambii dan tahap pencerahan ini adalah kesabaran. Jika Anda merasa tertekan ketika harus menemukan Jawaban atau ide baru, sebaiknya beri masa istirahat pada otak agar mampu melakukan upaya kreatif. Ia akan nnemberi tahu Anda apabila sudah siap! d.

   Tahap Pelaksanaan/Pembuktian

  Kebanyakan buku menyebutkan tahap ini sebagai masa pembuktian saja. Saya menyebutnya "tahap peiaksanaan/pembuktian" karena disinilah titik tolak seseorang memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk meyakinkan bahwa gagasan tersebut bisa diterapkan. Pada tahap ini, seorang penulis duduk untuk rnenuiis, penghimpun dana untuk merencanakan suatu kegiatan, dan para pelaku bisnis untuk menguii proyek atau gagasan bisnis baru.

  Anda mungkin saja memiliki satu atau dua penalarnan dalam tahap ini. Dalam hal-hal tertentu, ide barn yang diterima pada tahap pencerahan menjadi begitu sempurna sehingga bisa diterapkan persis seperti yang dibayangkan. Sementara orang menganggap pengalaman semacam ini sebagai penyaluran; Anda menulis, merancang, menyanyi, atau melakukan apa saja yang diperintahkan otak dengan "gila~gilaan". Pengalaman semacam ini merupakan tanda akan adanya arus pikiran yang sudah disebutkan di muka, saat-saat Anda mampu memindahkan ide menjadi tindakan dengan mulus. Namun. pada umumnya ide atau gagasan tidak datang dari pikiran bawah sadar dalam bentuk sempurna. Anda harus memperbaiki dan memolesnya terlebih dahulu. Pikiran bawah sadar hanya menyediakan benih sebagai titik tolak. Langkah selanjutnya, yaitu membantu benih tersebut tumbuh menjadi tanaman yang sehat, bergantung pada Anda. Di sinilah kemambuan

  Sebagai contoh, bisa saja seorang penulis yang mencari ide untuk naskah film baru sudah rnendapatkan pencerahan berupa plot yang menawan, namun tanpa dialog. Oleh karena itu, dia harus menggunakan kecintaan menulisnya untuk mengarang naskah, Sama halnya, seorang perancang mode mungkin saia menemukan petuniuk baru untuk koneksinya, namun dia masih harus mewujudkannya dalam bentuk kain, memotong, dan mernbentuknya. Dalam tahap pelaksanaan/pembuktian, ada gagasan berhasil dengan amat cepat, sedang yang lain perlu waktu berbulan-bulan atau bahkan tahunan, Para komponis besar, seperti Mozart dan Bach, diketahui menulis semua simfoni dan sonata sekaligus sesudah mendengar bunyi "gong" dalam pikiran mereka. Seloaliknya, para seniman besar, seperti Michelangelo dan Leonardo da Vinci, dan penulis seperti Gustave Flaubert dan O. Henry, harus berupaya selama loertahun-tahun untuk mewuiudkan gagasan kreatif mereka.

  Daftar Pustaka Ayan, Jordan E. Bengkel Kreativitas, Jakarta: Kaifa. 2002.

  Winardi, J. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana. 2004.