Ruang Lingkup Studi Islam dalam

Ruang Lingkup Studi Islam

Lailatul Khasanah/ 21
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara, 15 A Iringmulyo, Kota Metro, Lampung 34111
e-mail: [email protected]
Pada awal tahun 1970 an berbicara mengenai penelitian agama dianggap tabu. Orang akan
berkata “kenapa agama yang sudah begitu mapan mau diteliti agama adalah wahyu Allah sikap
serupa terjadi di Barat”. Dalam pendahuluan buku Seven Theories Of Religion dikatakan, dahulu
orang Eropa menolak anggapan adanya kemungkinan meneliti tentang agama. Sebab, antara ilmu
dan nilai, antara ilmu dan agama ( kepercayaan ) tidak bisa disinkronkan.1
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam
dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi Islam, islam
memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara
maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dan
keluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
Oleh karena itu, islam sebagai ajaran menjadi sebuah topik yang menarik untuk dikaji baik
dari kalangan intelektual muslim sendiri maupun sarjana-sarjana barat, mulai tradisi orientalis
sampai pada sebutan islamisis. Kajian keislaman (Islamic studies) merupakan suatu disiplin ilmu
yang membahas islam baik ajaran, kelembagaan, sejarah maupun kehidupan umatnya.
Studi Islam, saat nabi dan sahabat ketika masih hidup disebarkan melalui Masjid. Adapun

pusat-pusat Islam yang menurut Ahmad Amin, tokoh Islam kontemporer terletak di Makkah dan
Madinah. Sedangkan di Chicago, studi Islam dilakukan di Chicago University. Chicago University
menyajikan tentang bagaimana sejarahnya Islam, bagaimana menterjemahkan buku-buku bahasa
Arab, dan bagaimana kajian Islam dipantau maupun diawasi.2
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai
berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya Alquran dan Hadis,
tampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan
material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap
Adeng Muchtar Ghazali, “Teologi Kerukunan Beragama Dalam Islam (Studi Kasus Kerukunan Beragama Di
Indonesia),” ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman 13, no. 2 (2017): hal. 284.
2
Dedi Wahyudi Rahayu Fitri As, “Islam Dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di Dunia
Barat),” FIKRI: Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 1, no. 2 (2017): hal. 270.
1

terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan, mencintai kebersihan, mengutamakan
persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.3

Studi-studi agama dewasa ini mengalami perubahan orientasi yang jauh berbeda jika
dibandingkan dengan kajian-kajian agama sebelum abad ke 19. Umumnya pengkajian agama
sebelum abad ke 19 memiliki beberapa karakteristik yang antara lain, sinkritisme, penemuan arca
baru, dan untuk kepentingan misionari dipicu oleh semangat dan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga orientasi dan metodologi studi islam mengalami perubahan.4
Adapun studi islam sendiri merupakan ilmu keislaman mendasar. Dengan studi ini,
pemeluknya mengetahui dan menetapkan ukuran ilmu, iman dan amal perbuatan kepada Allah swt.
Diketahui pula bahwa islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi yaitu mulai dari dimensi
keimanan, akal fikiran, politik ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi lingkungan hidup, dan
masih banyak lagi yang lainnya. Untuk memahami berbagai dimensi ajaran islam tersebut jelas
memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu. Selama ini islam banyak
dipahami dari segi teologis dan normative.
Menurut Muhammad Nurhakim memang tidak semua aspek agama, khususnya Islam dapat
menjadi objek studi. Dalam konteks khusus studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari Islam yang
dapat menjadi objek studi, yaitu:
1. Sebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti
absolute, dan diterima apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya
dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.5

Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi pada tiga sisi
tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu kenyakinan atas kebenaran teks wahyu, maka
hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.
Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan agama Islam
yang dapat menjadi Objek Studi Islam, yaitu :
1. Wilayah praktik keyakinan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah diintrepretasikan
sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada umumnya.6 Wilayah
praktik ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan teoritik keilmuan yang
dipentingkan disini adalah pengalaman.
Imam Amrusi Jailani, “ANCANGAN METODOLOGI STUDI HUKUM ISLAM,” JURNAL KARSA
(Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) 10, no. 2 (2012): hal. 913.
4
Jamali Sahordi, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 57.
5
M. Nur Hakim, Metode Studi Islam, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), hal. 13.
6
Muhibuddin Hanafiah, “Revitalisasi Metodologi Dalam Studi Islam: Suatu Pendekatan Terhadap Studi IlmuIlmu Keislaman,” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 11 (2011): hal. 212.
3

2. Wilayah-wilayah teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan metodologinya

oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apa
yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah teori-teori keilmuan
agama Islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu, maupun secara
induktif dari praktik-praktik keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian,
sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun
mereka berada.
3. Telaah kritis yang lebih populer disebut metadiscourse, terhadap sejarah perkembangan
jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua.7
Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat
ilmu-ilmu keislaman.
Hal mendasar yang penting dipahami dalam studi Islam adalah definisi Islam dan Agama. Bagi
Adams sangat sulit dicapai sebuah rumusan yang dapat diterima secara umum mengenai apakah
yang disebut Islam itu? Islam harus dilihat dari perspektif sejarah sebagai sesuatu yang selalu
berubah, berkembang dan terus berkembang dari generasi ke generasi dalam merespon secara
mendalam realitas dan makna kehidupan ini. Islam adalah “an on going process of experience and
its expression, which stands in historical continuity with the message and influence of the Prophet.
Sedangkan konsep agama menurut Adams melingkupi dua aspek yaitu pengalaman-dalam dan
perilaku luar manusia (man’s inward experience and of his outward behavior).8
Agama apapun, termasuk Islam, memiliki aspek tradition yaitu aspek eksternal keagamaan,
aspek sosial dan historis agama yang dapat diobservasi dalam masyarakat, dan aspek faith yaitu

aspek internal, orientasi transenden, dan dimensi pribadi kehidupan beragama.9 Dengan pemahaman
konseptual seperti ini, tujuan studi agama adalah untuk memahami dan mengerti pengalaman
pribadi dan perilaku nyata seseorang. Studi agama harus berupaya memiliki kemampuan terbaik
dalam melakukan eksplorasi baik aspek tersembunyi maupun aspek yang nyata dari fenomena
keberagamaan. Karena dua aspek dalam keberagamaan ini (tradition and faith, inward experience
and outward behavior, hidden and manifest aspect) tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya.
Menurut Adams tidak ada metode yang canggih untuk mendekati aspek kehidupan dalam
individu dan masyarakat beragama, tetapi sarjana harus menggunakan tradisi atau aspek luar
keberagamaan sebagai landasan dalam memahami dan melakukan studi agama. Sebagai tantangan

7

Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 8–9.
Luluk Fikri Zuhriyah, “Metode Dan Pendekatan Dalam Studi Islam: Pembacaan Atas Pemikiran Charles J.
Adams,” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 2, no. 1 (2007): hal. 28.
9
Zuhriyah, hal. 29.
8


dalam mengkaji Islam sebagai sebuah agama harus melampui dimensi tradisi atau aspek luar agar
mampu menjelaskan dimensi kehidupan-dalam dari masyarakat Islam.10
Islam merupakan penutup semua agama yang telah diturunkan, dengan mengimani Allah.
Pengikut agama Islam biasa disebut muslim.11 Islam sering dijadikan sebagai kajian-kajian budaya
di kalangan muslim maupun non muslim.12 Kadang dalam melihat Islam sering terjadi persepsi yang
berbeda-beda untuk menjelaskan apa itu islam dan bagaimana Islam. Jika melihat dari sudut
normatifnya, Islam merupakan agama yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Allah swt yang
berkaitan dengan akidah maupun mu’amalah. Dan jika dilihat dari sudut historis di dalamnya
terkandung sejarah maupun budaya dalam masyarakat.

10

Zuhriyah, 30.
Akhmad Taufiq, “Metodologi Studi Islam,” Malang: Bayumedia Publishing, 2004, hal. 28.
12
Khamami Zada, “Orientasi Studi Islam Di Indonesia: Mengenal Pendidikan Kelas Internasional Di
Lingkungan PTAI,” Insania 11, no. 2 (2006): hal. 3.
11

DAFTAR PUSTAKA

As, Dedi Wahyudi Rahayu Fitri. “Islam Dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di
Dunia Barat).” FIKRI: Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 1, no. 2 (2017): 267–290.
Ghazali, Adeng Muchtar. “Teologi Kerukunan Beragama Dalam Islam (Studi Kasus Kerukunan
Beragama Di Indonesia).” ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman 13, no. 2 (2017): 271–292.
Hanafiah, Muhibuddin. “Revitalisasi Metodologi Dalam Studi Islam: Suatu Pendekatan Terhadap
Studi Ilmu-Ilmu Keislaman.” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 11 (2011): 292–302.
Jailani, Imam Amrusi. “Ancangan Metodologi Studi Hukum Islam.” Jurnal Karsa (Terakreditasi
No. 80/DIKTI/Kep/2012) 10, no. 2 (2012): 910–918.
Jamali Sahordi. Metodologi Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2011. hal. 57.
M. Nur Hakim. Metode Studi Islam. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004. hal. 13.
Ngainun Naim. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Teras, 2009. hal. 8-9.
Taufiq, Akhmad. “Metodologi Studi Islam.” Malang: Bayumedia Publishing, 2004.
Zada, Khamami. “Orientasi Studi Islam Di Indonesia: Mengenal Pendidikan Kelas Internasional Di
Lingkungan PTAI.” Insania 11, no. 2 (2006): 258–270.
Zuhriyah, Luluk Fikri. “Metode Dan Pendekatan Dalam Studi Islam: Pembacaan Atas Pemikiran
Charles J. Adams.” ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman 2, no. 1 (2007): 27–45.

Dokumen yang terkait

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72