PENGARUH DOSIS DAN SAAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH ( Allium Ascalonicum L.) THE INFLUENCE OF THE DOSAGE AND MOMENT GIVING SOLID ORGANIC FERTILIZER TOWARDS GROWTH AND THE RESULT OF ONION PLANT ( Allium

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

PENGARUH DOSIS DAN SAAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH
( Allium Ascalonicum L.)
THE INFLUENCE OF THE DOSAGE AND MOMENT GIVING SOLID
ORGANIC FERTILIZER TOWARDS GROWTH AND THE RESULT OF
ONION PLANT ( Allium Ascalonicum .L. )
Samuel Randamuluk1, AF Aziez2, Suswadi3
ABSTRACK
The aims for knowing the influence of dosage and moment giving solid
organic vertilizer towards the growth and the result of onion plant ( allium
ascalonicum.l. ) this research has been conducted in klodran village , colomadu
subdistrict, karanganyar regency on the height of 120 meters above surface of the
sea, on regosol land from agustus st until October 1 st,2009
This research uses factorial method with basic pattern random basic
planning complete group, consists of 2 treatment factors and 3 times of repetition.
The firt factor of dosage of solid organic fertilizer ( D ) consists of four levels ( D1 )
= 10 ton / hectare ,D2 = 20 ton hectare, D3 = 30 ton / hectare ; D4 = 40 ton / hectare

, the second factor, moment giving solid organic fertilizer consists of 3 levels ; S1 = 2
weeks before planting , S2 = 1 vweek before planting, S3 = together with planting.
The dosage treatment of solid organic fertilizer influences unreal towards the
height of plant, the weight of fresh brancast , yhe weight of dry brancast, the amount
of tuber per clumb, the amount of tuber pe land , the weight of fresh tuber per clumb,
the weight of dry tuber per clumb, the weight of fresh tuber per land, the wight of dry
tuber per land.
The treatment on the moment giving solid organic fertilizer influences unreal
towards the height of pland, the weight of fresh brancast, the weight of dry brancast,
the amount of tuber per clumb, the amount of tuber per land, the weight of fresh
tuber per clumb, the weight of dry tuber per clumb, the weight of fresh tuber per
land, the weight of dry tuber per land.
The interaction between dosage and moment giving solid organic fertilizer
influences unreal towards the heigh of pland , the amount of tuber per clumb, the
amonnt of tuber per land , the weight of fresh tuber per clumb, the weight of dry
tuber per clumb, the weigh of fresh tuber per clumb, and influences real towards the
weight of fresh brancast, the weight of dry brancast, the weight of dry tuber per land.
The highest weight of dry tuber is 1,46 kgs / land ( 10,96 ton / hectare), got
on the combined treatment D3S2 ( the dosage of 30 ton / hectare and 1 week before
planting ) while, the lowest weight of dry tuber is 1,13 kgs / land ( 8,47 ton / hectare )

got on the combined treatment D1S2 ( the dosage of 10 ton / hectare and week before
planting ).
Key words: dosage, moment, organic fertilizer
1

Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fak. Pertanian, Univ. Tunas Pembangunan Surakarta
Staff Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
3
Staff Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
2

46

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

PENDAHULUAN

mengandung cukup banyak gizi, yaitu


A. Latar Belakang

10 g bawang merah mengandung 1,5 g
merupakan

protein ,0,3 g lemak,9,2 g karbohidrat,

jenis tanaman sayuran yang banyak

0,03 vitamin B 2mg, vitamin C, 36 mg

digemari

indonesia,

kalsium, 0,80 besi, 40 mg fosfor,

Terutama sebagai bumbu penyedap


39,00 kal energi, 88,00 g air dan 90,99

masakan.

% bahan yang habis dimakan.

Bawang

merah

masyarakat

selain

dipakai

bumbu

masakan, Bawang merah juga dipakai


Untuk memperoleh hasil yang

sebagai obat – obatan, Maka tanaman

baik, Tanaman bawang merah perlu

bawang merah juga di kenal sebagai

dipupuk. Pupuk kandang sangat baik

tanaman rempah – rempah dan obat (

diberikan sebagai pupuk dasar karena

Budi

dapat menambah unsur hara dan

Samadi


dan

Bambang

memperbaiki struktur tanah ( Herman

Cahyono,1996 ).
Bawang

merah

bermanfaat

bagi kesehatan karena mengandung

Asyat Gindarsyah, 1988 ).
Pertumbuhan

dan


unsur – unsur aktif, Memiliki daya

perkembangan bawang merah sangat

bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan

anti biotik, merangsang pertumbuhan

dan sifat genetik pada kesuburan

sel, Sebagai sumber pertumbuhan B1.

tanam bersifat terbatas ( Mulmunyani

Selain itu bawang merah memiliki gisi

Suteja, 1992 ) untuk meningkatkan


yang cukup tinggi, Didalam umbi

kesuburan tanah maka perlu dilakukan

bawang

penambahan

merah

juga

mengandung

unsur

hara

kedalam


komponen minyak asri komponen

tanah, dengan cara memberikan pupuk

inilah

banyak

pada tanah. Pemupukan merupakan

dimanfaatkan untuk penyedap rasa

faktor produksi dalam produksifitas

makanan, bakterisida, fungisida dan

maupun kualitas umbi bawang merah

berkasiat untuk obat – obatan ( Estu


yang dihasilkan

Rahayu dan Nur Berlian V.A, 2004 ).

( Rismunandar, 1986 ).

yang

sebenarnya

Menurut Estu Rahayu Dan Nur

Bahan organik tidak secara

Berlian V.A. (2000) bawang merah

langsung diperlukan oleh tanaman.

47


ISSN: 0854-2813

pupuk

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

organik

makanan

padat

bagi

merupakan

tanah

karena

tanaman akan tumbuh lebih subur.(
Ayup S.Pranata. 2004 )
Kebutuhan

mempunyai sifat fisik yang sangat

tanaman

akan

menguntungkan bagi kesuburan tanah.

pupuk ditentukan oleh keadaan iklim,

Seperti kapasitas tukar kation, daya

umur tanaman dan jenis tanaman serta

serap, dan daya ikat air. Kesanggupan

pupuk yang digunakan. Pengambilan

tanah untuk menyuplai ion hara yang

unsur

dapat

aktifitas

pertumbuhan

kondisi

banyaknya, tergantung pada tingkat

merangsang

mikroorganisme

sehingga

hara

makanan

selama

tidaklah

sama

kimia, fisik dan biologi tanah lebih

pertumbuhan

baik ( Effi Ismawati Munandar, 2003

banyaknya unsur hara yang diserap

).

oleh
Pemupukan merupakan usaha

tanaman.

tanaman

kepentingannya.

Tingkatan

tergantung
Untuk

pada

berbagai

untuk meningkatkan hasil tanaman( Sri

proses fisiologis ( Sumardi Suriatna,

Setyati

1988 ).

Harjadi,

1991).

Untuk

mendapatkan hasil yang tertinggi syarat
utama adalah tanaman harus mendapat
zat

makanan

yang

cukup

Pemberian pupuk organik akan

pemberian

sifat

biologi

tanah.

organik

akan

pupuk

merangsang

pertumbuhan

mikroorganisme

dalam

tanah.

Mikroorganisme ini berguna berguna
untuk meningkatkan unsur hara, baik
dari

tanah

maupun

dari

Mikroorganisme

juga

menggemburkan

tanah

Selama ini para petani masih

selama

pertumbuhannya ( Rinsema, 1986 ).

memperbaiki

B . Permasalahan

udara.

membantu
sehingga

banyak menggunakan pupuk kimia
pada hal dengan menggunakan pupuk
kimia akan merusak tanah tersebut
dan kedepan tanahnya akan asam atau
rusak atau tidak dapat digunakan lagi
sebagai

lahan

pertanian

dengan

menggunakan pupuk kimia maka
lahan

pertanian

diindonesia

akan

rusak dan tidak terpakai lagi untuk
membudidayakan

tanaman

dan

dengan menggunakan pupuk kimia
tidak hanya merusak lahan tetapi juga

48

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

merusak organ tubuh manusia, karena

Faktor I : dosis pupuk organik

kita mengkonsumsi makanan tersebut

padat terdiri dari: D1 :10 ton / ha,

dengan menggunakan pupuk kimia

D2 : 20 ton /ha, D3 : 30 ton /ha,

dan untuk itu para petani diupayakan

D4 : 40 ton /ha

untuk menggunakan pupuk organik.

Faktor II : Saat pemberian pupuk
organik padat terdiri dari: S1 : 2

C.Tujuan Penelitian
Tujuan

Minggu sebelum tanam, S2 : 1

penelitian

ini

untuk

mengetahui pengaruh dosis dan saat
pemberian pupuk organik

padat

terhadap

hasil

pertumbuhan

dan

tanaman bawang merah

( Allium

Minggu sebelum tanam, S3 :
Bersamaan tanam. Sehingga dari
kedua

perlakuan

diperoleh

12

tersebut
kombinasi

perlakuan

Ascalonicum.L.)
B. Bahan Dan Alat

D. Hipotesa
Diduga dengan menggunakan dosis

Bahan:

Umbi

bawang

merah

30 ton / ha dengan 1 minggu sebelum

varietas brebes / bima, pupuk organik

tanam

padat (kotoran sapi ), Urea, Sp-36,

akan

memberikan

hasil

tanaman bawang merah yang terbaik.

KCL, Furadan 3G, Dithane M 45,
Heksa

METODE PENELITIAN

Alat: Cangkul, sabit, tali rafia, roll

A.Metode Penelitiaan
Metode

ini

meter, ajir, ember, gembor, penggaris,
menggunakan

metode faktorial dengan rancangan
dasar,

rancangan

acak

alat tulis, papan nama, papan sample,
timbangan.

kelompok

lengkap ( RAKL ), yang terdiri dari
dua faktor perlakuan dan 3 kali

C . Pelaksanaan Penelitiaan
Pelaksanaan penelitian meliputi:

ulangan.

pengolahan tanah, penyedian bibit,

Adapun faktor – faktor tersebut

penanaman, pemeliharaan tanaman,

adalah :

penyiraman, penyulaman, penyiangan,

49

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

pemupukan, pengendalian hama atau
penyakit, pemungutan hasil.
D. Parameter Pengamatan
Pengamatan para meter dilakukan

Tabel 1.

Uji berganda duncan 5%
pengaruh dosis dan saat
pemberian pupuk organik
padat dan interaksi kedua
perlakuan terhadap para meter
pertumbuhan.
Tanaman
bawang merah

pada tanaman sampel dan per petak
yang

dilakukan

setiap

1

minggu

meliputi :
a. Para meter pertumbuhan: tinggi
tanaman
brangkasan

(cm),

berat

segar

(g),

berat

kering

brangkasan ( g ).
b. Para meter hasil: jumlah umbi
perrumpun (biji), jumlah umbi
perpetak (biji), berat umbi segar
perrumpun (g), berat umbi kering
perpetak (kg), berat umbi kering
perrumpun (g), berat umbi segar
perpetak (kg).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Tanaman Bawang.
Untuk mengetahui pengaruh
lebih lanjut taraf dosis ( D ) dan saat
pemberian pupuk organik padat ( S )
dan interaksi antara kedua perlakuaan
( D x S ) terhadap pertumbuhan
tanaman bawang merah, dilakukan
dengan uji jarak berganda duncan
yang hasilnya dapat dilihat pada
tabel.1

50

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

Perlakuan
(Treatment)

Para meter pengamatan
Tinggi tanaman
Berat segar brangkasan Berat kering brangkasan
( cm )
(g)
(g)
Perlakuaan dosis pupuk organik padat ( D )
D1
33,83 a
18,92 a
3,68 a
D2
34,75 a
15,39 a
3,06 a
D3
35,46 a
21,85 ab
3,79 a
D4
33,75 a
18,57 ab
3,21 a
Perlakuaan saat pemberiaan pupuk organik padat ( S )
S1
34,96 a
18,70 a
3,83 a
S2
34,81 a
20,11 a
3,50 ab
S3
33,58 a
16,58 a
2,97 b
Interaksi antara dosis dan saat pemberiaan pupuk organik padat ( DX S )
D1S1
34,78 a
16,24 a
4,10 a
D1S2
33,39 ab
20,11 b
3,40 ab
D1S3
33,45 ab
20,41 b
3,53 ab
D2S1
34,19 ab
19,73 b
3,19 ab
D2S2
34,63 ab
11,68 b
2,69 abc
D2S3
35,42 ab
14,77 b
3,29 bc
D3S1
35,09 ab
18,28 b
4,09 bc
D3S2
37,34 ab
32,62 b
5,13 bc
D3S3
33,39 ab
14,64 b
2,14 bc
D4S1
35,26 ab
19,74 b
3,95 bc
D4S2
34,67 ab
17,51 b
2,76 bc
D4S3
31,57 b
16,45 b
2,92 c

Keterangan: perlakuaan pada kolom yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama
menunjukan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % uji DRMT.
Pada
tanaman

di

para

meter

tunjukan

tinggi

tanaman

bahwa

pertumbuhan

tidak

berbeda

daun

dan

nyata.
proses

perlakuaan D1, D2, D3, dan D4 diikuti

fotosintesis tidak terhambat. dengan

huruf yang sama artinya bahwa kedua

tidak terhambatnya proses fotosintesis

perlakuaan tersebut tidak ada beda

maka proses respirasi energi yang

nyata pada para meter tinggi tanaman.

tersimpan mampu digunakan untuk

Hal

tersebut

disebabkan

dosis yang diberikan pada setiap
perlakuaan
diserap

berbeda

oleh

mengakibatkan

tidak

tanaman
para

mampu
sehingga

meter

tinggi

pertumbuhan ( Dwijo Seputro, 1996).
Para
brangkasan

meter

berat

ditunjukan

segar
bahwa

perlakuaan D1, D2 tidak ada beda
nyata, D3 dan D4 tidak ada beda nyata

51

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

tetapi perlakuaan D1 dan D2 berbeda

Pada para meter

nyata dengan D3 dan D4 dari keempat

kering brangkasan di tunjukan bahwa

dosis perlakuaan tersebut ditunjukan

perlakuaan D1, D2, D3, dan D4 diikuti

rata – rata tertinggi pada perlakuaan

huruf yang sama artinya bahwa kedua

dosis pupuk organik pada D3 ( 30 ton /

perlakuaan tersebut tidak ada beda

ha ) yaitu rata – rata berat segar

nyata pada para meter berat kering

brangkasan 21,85 g.

brangkasan.

Berat

disebabkan

Menurut Sri Setyati Harjadi (

karena pertumbuhan daun dan proses

1996 ), setelah tanamn masuk kefase

fotosintesis tidak terhambat. Dengan

reproduktif

sebagiaan

tidak terhambatnya proses fotosintesis

tanaman

fotosintesis

maka proses respirasi energi yang

sehingga pemberiaan dosis dan saat

tersimpan mampu digunakan untuk

pemberiaan

pupuk

pertumbuhan ( Dwijo Seputro, 1996).

berinteraksi

tidak

nyata

terhadap

Dengan

pertumbuhan

dan

hasil

tanamn

Hal

tersebut

pertumbuhan

yang

baik

besar

hasil

disimpan

organik

padat

mampu meningkatkan berat segar

bawang merah juga tidak berbeda

brangkasan

nyata yang ditunjukan pada para meter

Menurut Sri Setyati Harjadi (

tinggi

1996 ), setelah tanamn masuk kefase

kering

tanaman,

berat

brangkasan

hasil

Perlakuaan saat pemberiaan

disimpan

pupuk organik padat S1 ( 2 minggu

sehingga pemberiaan dosis dan saat

sebelum tanam ), S2 ( 1 minggu

pemberiaan

pupuk

padat

sebelum tanam ) dan S3 ( bersamaan

berinteraksi

tidak

nyata

terhadap

tanam ) diikuti huruf yang sama

dan

hasil

tanamn

reproduktif

sebagiaan

tanaman

fotosintesis

pertumbuhan

besar

organik

artinya

bahwa

ke

3

perlakuaan

bawang merah juga tidak berbeda

tersebut tidak ada beda nyata pada

nyata yang ditunjukan pada para meter

para meter tinggi tanaman.

tinggi
kering

tanaman,

berat

Hal

brangkasan

ini

disebabkan

pemberiaan pupuk pada waktu yang
berbeda

pada

tanaman

tidak

52

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

memberikan pengaruh terhadap tinggi

daun dapat menurunkan pembentukan

tanaman dan kurang diserap dengan

berat

baik

tersebut

oleh

tanaman

dan

kurang

kering,

karena

berfungsi

pada

untuk

daun
proses

tersedianya unsur hara dalam tanah

fotosintesis ( Diah R.Lukmana dan

dan

Sumarnyono, 1995 ).

pupuk

tersebut

belum

terdekomposisi

akibatnya

tanaman

Perlakuaan saat pemberiaan

bawang merah tidak menyerap unsur

pupuk organik padat S1 ( 2 minggu

hara

sehingga

sebelum tanam ), S2 ( 1 minggu

terhambat.

sebelum tanam ) dan S3 ( bersamaan

Sedangkan pada pemberiaan pupuk

tanam ) S1 berbeda nyata dengan S2

bersamaan tanam tingkat kerusakan

dan

daun dapat menurunkan pembentukan

tersebut

berat

daun

organik padat pada S1 ( 2 minggu

proses

sebelum tanam ) yaitu tertinggi pada

fotosintesis ( Diah R.Lukmana dan

perlakuaan S1 ( 2 minggu sebelum

Sumarnyono, 1995 ).

tanam ). Yaitu rata – rata berat kering

dalam

pertumbuhan

kering,

tersebut

tanah.
daun

karena

berfungsi

pada

untuk

Perlakuaan saat pemberiaan

S3.

dari

ketiga

perlakuaaan

saat

pemberiaan

pupuk

brangkasan tertinggi (3,83 g).

pupuk organik padat S1 ( 2 minggu

Interaksi antara perlakuaan

sebelum tanam ), S2 ( 1 minggu

dosis dan saat pemberiaan pupuk

sebelum tanam ) dan S3 ( bersamaan

organik padat ( D x S ) memberikan

tanam ) diikuti huruf yang sama

pengaruh

artinya

perlakuaan

pertumbuhan bawang merah yang

tersebut tidak ada beda nyata pada

ditujukan oleh para meter tinggi

para berat segar brangkasan.

tanaman,

bahwa

ke

3

Lebih efektif dan lebih baik
dibandingkan

dengan

bersamaan

tanam yang kurang efektif, sehingga
pertumbuhan

daun

terhambat.

tidak

nyata

sedangkan

brangkasan,
brangkasan,

dan

terhadap

berat
berat

memberikan

segar
kering

pengaruh

nyata
Hal

ini

disebabkan

Sedangkan pada pemberiaan pupuk

pemberiaan pupuk padat pada waktu

bersamaan tanam tingkat kerusakan

yang berbeda pada tanaman tidak

53

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

memberikan pengaruh terhadap tinggi

sedangkan D1S1 dan D4S3 menunjukan

tanaman akibatnya kurang diserap

berbeda

dengan baik oleh tanaman dan kurang

terendah diperoleh pada perlakuaan

tersedianya unsur hara dalam tanah

D4S3 ( 34,78 ) pada dosis 40 ton / ha

dan

dan bersamaan tanam ).

pupuk

tersebut

belum

terdekomposisi

akibatnya

tanaman

bawang merah tidak menyerap unsur
hara

dalam

tanah

sehingga

pertumbuhan tanaman bawang merah

nyata.

Sedangkan

yang

B. Hasil Tanaman Bawang Merah
Untuk mengetahui pengaruh
lebih lanjut taraf interval dosis pupuk
organik padat ( D ), dan saat

terhambat.

pemberiaan pupuk organik padat ( S )
Para meter Tinggi tanaman
tertinggi diperoleh pada perlakuaan
D3S2 (37,34 g ) pada ( dosis 30 ton /
ha dan 1 minggu sebelum tanam )
menunjukan

berbeda

tidak

nyata

dan interaksi antara kedua perlakuaan
( D x S ) terhadap hasil tanaman baang
merah, dilakukan dengan uji jarak
berganda duncan yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel 2

dengan D1S2, D1S3, D2S1, D2S2, D2S3,
D3S1, D3S2, D3S3, D4S1, D4S2

54

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

Tabel 2. Uji jarak berganda duncan 5% pengaruh dosis, saat pemberiaan
pupukorganik padat dan interaksi antara kedua perlakuaan terhadap para
meter hasil.
Perlakuaan (
treatment) Jumlah umbi jumlah
per rumpun umbi
perpetak
( biji )
( biji )

Para meter hasil
Berat umbi Berat umbi
segar per
kering per
rumpun
rumpun
( g)
(g)

Berat
umbi
segar
perpetak
( kg )

Perlakuaan dosis pupuk organik padat ( D )
D1
7,36 a
193,11 a
63,25 a
50,10 a
1,73 a
D2
7,22 a
192,22 a
61,59 a
49,97 a
1,67 a
D3
6,95 a
187,22 a
60,50 a
48,31 a
1,61 a
D4
6,51 a
182,33 a
56,44 a
47,54 a
1,59 a
Perlakuaan saat pemberiaan pupuk oirganik padat ( S )
S1
7,258 a
196,83 a
62,656 a
51,258 a
1,69 a
S2
7,036 a
186,00 a
59,930 a
48,288 a
1,63 a
S3
6,737 a
183,33 a
58,751 a
47,391 a
1,62 a
Interaksi antara dosis dan saat pemberiaan pupuk organik padat ( D X S )
D1S1
7,120 a
189,33 a 57,547 a
49,463 a
1,54 a
D1S2
6,953 a
176,33 a 48,977 ab
41,223 a
1,42 a
D1S3
7,600 a
205,00 a 62,800 ab 51,930 a
1,81 a
D2S1
7,030 a
180,67 a 66,657 ab 52,127 a
1,66 a
D2S2
7,357 a
197,00 a 58,853 ab 47,177 ab 1,55 a
D2S3
7,700 a
199,00 a 59,263 ab 50,597 ab 1,75 a
D3S1
6,823 a
199,67 a 61,640 ab 50,407 ab 1,75 a
D3S2
7,153 a
187,00 a 71,363 ab 53,450 ab 1,87 a
D3S3
6,863 a
192,67 a 56,760 ab 46,453 ab 1,68 a
D4S1
5,977 a
172,67 a 64,780 ab 53,033 ab 1,82 a
D4S2
6,680 a
183,67 a 60,257 ab 47,713 ab 1,65 a
D4S3
6,870 a
190,67 a 56,190 b
44,170 b
1,33 a
Keterangan: Perlakuaan pada kolom yang sama dan diikuti dengan huruf
menunjukan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % uji DRMT.

Berat
umbi
kering
perpetak
( kg )
1,39 a
1,34 a
1,33 a
1,28 a
1,37 a
1,33 a
1,30 a
1,29 a
1,33 a
1,41 a
1,32 a
1,24 ab
1,43 ab
1,43 abc
1,46 abc
1,29 abc
1,45 abc
1,37 bc
1,20 c
yang sama

55

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

Pada para meter jumlah umbi
per

rumpun

ini

disebabkan

bahwa

Pembentukan umbi pada tanaman

perlakuaan D1, D2, D3 dan D4 diikuti

bawang merah terjadi karena adanya

huruf

bahwa

penumpukan asimilat pada pangkal

keempat perlakuaan tersebut tidak ada

daun. ( Singgih wibowo, 1995 ).

beda nyata pada para meter jumlah

dengan

umbi per rumpun.

pertumbuhan daun dapat berpengaruh

yang

ditunjukan

Hal

sama

Hal

artinya

tersebut

disebabkan

demikiaan

meningkatnya

pada peningkatan jumlah umbi. Dwijo

kandungan unsur hara atau pupuk

sepotro

organik padat tidak diserap dengan

pori – pori tanah merupakan paling

baik oleh tanaman bawang merah,

baik untuk perkembangan akar. Tanah

akibatnya dapat menghambat proses

yang lebih banyak mempunyai pori –

fotosintesis dan pembentukan umbi

pori

tanaman

bawang

merah.dan

oksigen berkurang. Pertumbuhan akar

penyerapan

CO2

tanaman

akan terhambat sehingga serapan hara

terhambat. Pada proses fotosintesis

akan menghambat pertumbuhan dan

CO2 dan H2O terserap oleh daun akan

hasil

dibentuk menjadi karbohidrat dengan

sehingga

bantuaan klorofil ( Hasan Basri Jumin,

jumlah umbi.

oleh

mengatakan

mikro

keseimbangan

menyebabkan

tanaman

secara

akan

kadar

keseluruhan

berpengaruh

pada

rendahnya

Pada para meter berat umbi

pertumbuhan berpengaruh terhadap

segar per rumpun ditunjukan bahwa

translokasi

fotosintesis

perlakuaan D1, D2, D3 dan D4 diikuti

kepangkal daun berakibat jumlah umbi

dengan huruf yang sama artinya

yang terbentuk sedikit.

bahwa keempat perlakuaan tersebut

1995

),

dengan

hasil

Pada para meter jumlah umbi
per

petak

ditunjukan

bahwa

tidak ada beda nyata pada para meter
berat umbi segar per rumpun.

perlakuaan D1, D2, D3 dan D4 diikuti
huruf

yang

sama

artinya

bahwa

Menurut Sri Setyati Harjadi (
1991

),

pada

fase

reproduktif

keempat perlakuaan tersebut tidak ada

karbohidrat disimpan dan tanaman

beda nyata pada para meter jumlah

menyimpan

umbi per petak.

karbohidtrat

sebagian
yang

besar

dibentuknya.
56

ISSN: 0854-2813

dengan

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

demikiaan

proses

meningkatnya

fotosintesis

dapat

keropos pada saat kering. ( Setijo
Pitojo, 2003).

meningkatkan berat umbi segar per
rumpun.

Pada para meter jumlah umbi
per

Pada para meter berat umbi

petak

ditunjukan

bahwa

perlakuaan D1, D2, D3 dan D4 diikuti

kering per rumpun ditunjukan bahwa

huruf

perlakuaan D1, D2, D3 dan D4 diikuti

keempat perlakuaan tersebut tidak ada

huruf

beda nyata pada para meter berat umbi

yang

sama

artinya

bahwa

keempat perlakuaan tersebut tidak ada

benih

bahwa

Hal ini disebabkan karena

pupuk

bagi

tanaman tidak menyerap unsur hara

merah

akan

dengan baik dan efektif. Sehingga

produktifitas

umbi

berakibatkan

bawang

meningkatkan

artinya

pupuk yang diberikan sedikit sehingga

Kecukupan
tanaman

sama

segar per petak.

beda nyata pada para meter berat umbi
kering per rumpun.

yang

persatuaan lahan.

Tanaman

pertumbuhan

daun

kurang baik dan dapat menghambat

bawang merah memerlukan unsur –

proses

unsur nitrogen, fosfor dan kalium,

mengandung klorofil yang berfungsi

serta unsur – unsur mikro walaupun

untuk menyerap cahaya matahari atau

dalam jumlah sedikit. Unsur nitrogen

sebagian

berperan dalam pembentukan klorofil

fotosintesis ( Tohari, 1992 ).

dan

protein,

serta

meningkatkan

fotosintesis,

karena

berlangsungnya

daun

proses

Pada para meter jumlah umbi

serapan unsur fosfor dan kalium

per

kekurangan

perlakuaan D1, D2, D3 dan D4 diikuti

unsur

mengakibatkan

hara

nitrogen

tanaman

tampak

huruf

petak

yang

ditunjukan

sama

bahwa

artinya

bahwa

kuning, kerdil, dan umbinya yang

keempat perlakuaan tersebut tidak ada

dihasilkan berukuran kecil - kecil.

beda nyata pada para meter berat umbi

Sebaliknya,

kering per petak.

kelebihan

nitrogen

Kecukupan

menyebabkan pertumbuhan vegetatif
tanaman lebih lama dan umbi yang

tanaman

dihasilkan berukuran besar – besar,

meningkatkan

namun kurang bernas dan menjadi

benih

pupuk

bagi

merah

akan

produktifitas

umbi

bawang

persatuaan lahan.

Tanaman
57

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

bawang merah memerlukan unsur –

bawang merah.dan penyerapan CO2

unsur nitrogen, fosfor dan kalium,

oleh tanaman terhambat. Pada proses

serta unsur – unsur mikro walaupun

fotosintesis CO2 dan H2O terserap

dalam jumlah sedikit. Unsur nitrogen

oleh daun akan dibentuk menjadi

berperan dalam pembentukan klorofil

karbohidrat dengan bantuaan klorofil

dan

protein,

serta

meningkatkan

Hasan Basri Jumin, 1995

serapan unsur fosfor dan kalium

menyatakan

kekurangan

pertumbuhan berpengaruh terhadap

unsur

mengakibatkan

hara

nitrogen

tanaman

tampak

translokasi

dengan

hasil

rendahnya

fotosintesis

kuning, kerdil, dan umbinya yang

kepangkal daun berakibat jumlah umbi

dihasilkan berukuran kecil - kecil.

yang terbentuk sedikit.

sebaliknya,

kelebihan

nitrogen

Pada para meter jumlah umbi

menyebabkan pertumbuhan vegetatif

per

tanaman lebih lama dan umbi yang

perlakuaan S1, S2 dan S3 diikuti huruf

dihasilkan berukuran besar – besar,

yang sama artinya bahwa keempat

namun kurang bernas dan menjadi

perlakuaan tersebut tidak ada beda

keropos pada saat kering. ( Setijo

nyata pada para meter jumlah umbi

Pitojo, 2003).

per perpetak.

rumpun

Hal

Pada para meter jumlah umbi

ditunjukan

ini

bahwa

disebabkan

bahwa

Pembentukan umbi pada tanaman

perlakuaan S1, S2 dan S3 diikuti huruf

bawang merah terjadi karena adanya

yang sama artinya bahwa keempat

penumpukan asimilat pada pangkal

perlakuaan tersebut tidak ada beda

daun. ( Singgih wibowo, 1995 ).

nyata pada para meter jumlah umbi

dengan

per rumpun.

pertumbuhan daun dapat berpengaruh

per

rumpun

ditunjukan

Hal ini disebabkan kandungan

demikiaan

meningkatnya

pada peningkatan jumlah umbi. Dwijo

unsur hara atau pupuk organik padat

sepotro

tidak

oleh

pori – pori tanah merupakan paling

tanaman bawang merah, akibatnya

baik untuk perkembangan akar. Tanah

dapat menghambat proses fotosintesis

yang lebih banyak mempunyai pori –

dan

pori

diserap

dengan

pembentukan

baik

umbi

tanaman

mengatakan

mikro

keseimbangan

menyebabkan

kadar
58

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

oksigen berkurang. Pertumbuhan akar

dapat menghambat proses fotosintesis,

akan terhambat sehingga serapan hara

karena daun mengandung klorofil

akan menghambat pertumbuhan dan

yang

hasil

cahaya

tanaman

sehingga

secara

akan

keseluruhan

berpengaruh

pada

jumlah umbi.

berfungsi

untuk

menyerap

atau

sebagian

matahari

berlangsungnya proses fotosintesis (
Tohari, 1992 ). Menurunnya proses

Pada para meter berat umbi

fotosintesis

dapat

berakibat

segar per rumpun ditunjukan bahwa

karbohidrat yang disimpan dalam

perlakuaan S1, S2 dan S3 diikuti huruf

umbi sedikit.
Pada para meter berat umbi

yang sama artinya bahwa keempat
perlakuaan tersebut tidak ada beda

segar

nyata pada para meter berat umbi

perlakuaan S1, S2 dan S3 diikuti huruf

segar per rumpun.

yang sama artinya bahwa keempat

1990

perpetak

ditunjukan

bahwa

Menurut Singgih Wibowo (

perlakuaan tersebut tidak ada beda

),

yang

nyata pada para meter berat umbi
segar perpetak.

hasil

fotosintesis

terakumulasi

dipangkal

daun

membengkak

membentuk

umbi.

Semakin

banyak

karbohidrat

pada

akumulasi

Menurut Singgih Wibowo (
1990

),

hasil

fotosintesis

yang

daun

terakumulasi

dipangkal

daun

menyebabkan umbi segar yang di

membengkak

membentuk

umbi.

hasilkan oleh tanamn bawang merah

Semakin

banyak

meningkat.

karbohidrat

pada

pangkal

akumulasi
pangkal

daun

Pada para meter berat umbi

menyebabkan umbi segar yang di

kering per rumpun ditunjukan bahwa

hasilkan oleh tanamn bawang merah

perlakuaan S1, S2 dan S3 diikuti huruf

meningkat.

yang sama artinya bahwa keempat

Pada para meter berat umbi

perlakuaan tersebut tidak ada beda

kering perpetak ditunjukan bahwa

nyata pada para meter berat umbi

perlakuaan S1, S2 dan S3 diikuti huruf

kering per rumpun.

yang sama artinya bahwa keempat

Sehingga

berakibatkan

perlakuaan tersebut tidak ada beda

pertumbuhan daun kurang baik dan
59

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

nyata pada para meter berat umbi

yaitu untuk pembentukan karbohidrat

kering perpetak.

dari senyawa CO2 dan air dengan
bantuaan

cahaya

fase vegetatif dapat berpengaruh pada

klorofil

( Rismunandar, 1994 ).

pertumbuhan organ – organ vegetatif

Menurut Sri Setyati Harjadi (1996),

seperti daun, batang dan akar ( Heru

setelah

Prihmantoro, 1998 ). Menurut Sri

reproduktif

Setyati Harjadi, 1991. Pada fase

tanaman fotosintesis disimpan.

Sehingga pertumbuhan pada

matahari

tanamn

masuk

sebagiaan

Kecukupan

reproduksi diperkembangan tanaman,

pada

kefase

besar

hasil

pupuk

bagi

merah

akan

produktifitas

umbi

karbohidrat disimpan atau ditimbun

tanaman

dan tanaman menyimpan sebagiaan

meningkatkan

besar karbohidrat yang terbentuk.

benih

Meningkatnya

daun

bawang merah memerlukan unsur –

pertumbuhan

unsur nitrogen, fosfor dan kalium,

tanaman

serta unsur – unsur mikro walaupun

memasuki fase reproduktif disimpan

dalam jumlah sedikit. Unsur nitrogen

dalam umbi

berperan dalam pembentukan klorofil

dapat

pertumbuhan

meningkatkan

karbohidrat

setelah

Interaksi antara perlakuaan

dan

bawang

persatuaan lahan.

protein,

serta

Tanaman

meningkatkan

dosis dan saat pemberiaan pupuk

serapan unsur fosfor dan kalium

organik padat ( D x S ) memberikan

kekurangan

pengaruh tidak nyata terhadap hasil

mengakibatkan

tanaman

yang

kuning, kerdil, dan umbinya yang

ditujukan oleh para meter jumlah umbi

dihasilkan berukuran kecil - kecil.

per rumpun, jumlah umbi perpetak,

Sebaliknya

dan

perpetak.

menyebabkan pertumbuhan vegetatif

Sedangkan berat umbi segar per

tanaman lebih lama dan umbi yang

rumpun, berat umbi kering per rumpun

dihasilkan berukuran besar – besar,

dan berat umbi kering per petak

namun kurang bernas dan menjadi

memberikan pengaruh nyata.

keropos pada saat kering. ( Setijo

berat

Hal

bawang

umbi

ini

merah

segar

disebabkan

Daun

unsur

hara

nitrogen

tanaman

tampak

kelebihan

nitrogen

Pitojo, 2003).

berfungsi untuk proses fotosintesis
60

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

umbi kering perrumpun, berat umbi

KESIMPULAN
yang

segar perpetak, dan berpengaruh nyata

saat

terhadap berat segar brangkasan, dan

pemberiaan pupuk organik padat terhadap

berat kering brangkasan. berat umbi

pertumbuhan dan hasil tanaman bawang

kering perpetak.

Dari
berjudul

hasil

penelitiaan

pengaruh

dosis

dan

merah ( Allium Ascalonicum.L.) dapat

4. Berat umbi kering tertinggi 1,46 kg /

disimpulkan sebagai berikut :

petak ( 10,96 ton / ha ), diperoleh pada

1. Perlakuan dosis pupuk organik padat

kombinasi perlakuan D3S2 ( dosis = 30

terhadap

ton / ha (3,6 kg / petak ) dan 1minggu

segar

sebelum tanam ). Sedangkan berat

brangkasan, berat kering brangkasan,

umbi kering terendah 1,13 kg / petak (

jumlah umbi segar perrumpun, jumlah

8,47 ton / ha ), diperoleh pada

umbi kering perpetak, berat umbi

kombinasi perlakuaan D1S2 ( dosis =

segar perrumpun, berat umbi kering

10 ton / ha ( 1,2 kg / petak ) dan 1

perrumpun, berat umbi segar perpetak,

minggu sebelum tanam).

berpengaruh tidak nyata
tinggi

tanaman,

berat

berat umbi kering perpetak
2. Perlakuaan pupuk organik padat pada
saat tanam berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman, berat segar

DAFTAR PUSTAKA
Ayup.S.Pranata, 2004. Pupuk organik cair
dan manfaatnya, agro media pustaka
jakarta.

brangkasan, berat kering brangkasan,
jumlah umbi per rumpun, jumlah umbi
perpetak, berat umbi segar perrumpun,
berat umbi kering perrumpun, berat
umbi segar perpetak, berat umbi
kering perpetak.
3. Interaksi antara perlakuaan dosis dan
saat pemberiaan pupuk organik padat
berpengaruh
tinggi

tidak

tanaman,

nyata
jumlah

terhadap
umbi

perrumpun, jumlah umbi perpetak,
berat umbi segar perrumpun, berat

Budi Sumadi dan Bambang Cahyono,
1996.
Intensifikasi
tanaman
bawangmerah,
Penebarswadaya,
kanisius,yogyakarta.71 – 79 hal.
Diah R Rukmana dan Sumaryono, 1995.
Fisiologi
tumbuhan.terjemahan.
frank B.Salisbury and cleon.W.ross,
1992. plant physiologi.ITB, bandung.
Dwijo Seputro, 1986. Pengantar fisiologi
tumbuhan, gramedia, jakarta
Estu Rahayu dan Nur Berlian.V.A, 2004.
Bawang merah, Penebar Swadaya,
Jakarta, 21 hal.
61

ISSN: 0854-2813

AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012

Effi Ismawati Munandar, 2005. Pupuk
Organik padat Pembuatan dan
Ampilkasi, Penebar Swadaya, Jakarta
10-68 hal.
Hasan Basri Junin, 1998. Dasar- Dasar
Agronomi, Rajawali Press, Jakarta
140 hal.
Herman
Asyad.Gidarsyah,
1998.
Bimbingan
Praktis
Pertanian
Tanaman Pangan, PD.Mahkota,
Jakarta, 6-11 hal.
Herawati susilo,1992. Fisiologi tanaman
budidaya.terjemahan gardner
F.G.pearce.R.L, 1985. physiologyof
crop plant. UI press jakarta.memupuk
tanaman sayuran, penerbit swadaya.
Jakarta.
Heru

Prihmantoro, 1998. Memupuk
tanaman sayuran, penerbit swadaya.
Jakarta. 69 hal.

Mul Mulnyani Suteja,1992.

pertaniaan, pustaka buana. Bandung.
202 hal.

Setijo Pitojo, 2003. Benih bawang merah,
kanisius, yogyakarta. 43 hal.
Singgih Wibowo, 1995. Budidaya
bawang putih, bawang merah,
bawang bombay, Penebar Swadaya,
Jakarta, 65 hal.
Sry Setiati Harjadi, 1996. Pengantar
agronomi, PT gramedia pustaka
utama, jakarta. 195 hal
Sumardi Suriatna, 1992. Pupuk dan
pemupukan.
Mediatama
sarana
perkasa. jakarta, 63 hal.
Tohari, 1992, fisiologi tanaman budidaya
tanaman tropik, terjemahan peeter R.
G and N.M.Fisher, 1984. the
physiology of tropical field crop.
Gajahmada
university
press
yogyakarta.

Pupuk dan

cara pemupukan, rineka cipta, jakarta.
Rahmat Rukmana,1994. Bawang Merah,
Budidaya dan Pengolahan Pasca
Panen, Kanisius, Jakarta, 69-72 hal.
Rismunandar ,1994. Pengetahuaan dasar
tentang

perabukan.sinar

baru.jakarta.
Rinsema,
1986.
Bemestingt
en
Mestitoffen.terjemahan H.M.saleh,
1993. Pupuk dan cara Pemupukan.
Bhratara karya aksara, jakarta,235
hal.
Saifuddin Sarief,
tanaman dan

1989. kesuburan
pemupukan tanah
62

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26