FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MENJADI PERAWAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MENJADI
PERAWAT

Daryani*
INTISARI
Latar belakang: Semakin tinggi jumlah institusi pendidikan keperawatan dan banyaknya
jumlah lulusan perawat yang ada di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingginya motivasi
seseorang untuk memilih menjadi perawat.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
menjadi perawat.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kantitatif, bersifat deskriptif analitik dengan
pendekatan Cross Sectional.
Hasil: Motivasi menjadi perawat pada mahasiswa adalah tinggi. Motivasi menjadi
perawat pada mahasiswa berdasarkan altruism adalah tinggi, berdasarkan kebutuhan
adalah rendah, berdasarkan daya tarik adalah tinggi, berdasarkan model peran adalah
rendah. Faktor intrinsik berdasarkan altruism terhadap motivasi menjadi perawat
didapatkan p value = 0,814, faktor intrinsik berdasarkan kebutuhan terhadap motivasi
menjadi perawat didapatkan p value = 0,411. Faktor ekstrinsik berdasarkan daya tarik
terhadap motivasi menjadi perawat didapatkan p value = 0,393, faktor ekstrinsik
berdasarkan daya model peran terhadap motivasi menjadi perawat didapatkan p value =
0,25.

Kesimpulan: Tidak ada pengaruh faktor intrinsik yang meliputi altruism dan kebutuhan
terhadap motivasi menjadi perawat. Tidak ada pengaruh faktor ekstrinsik yang meliputi
daya tarik dan model peran terhadap motivasi menjadi perawat.
Kata kunci: Altruism, kebutuhan, daya tarik model peran, motivasi menjadi perawat

*Dosen Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

PENDAHULUAN
Perawat adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan, memenuhi syarat dan diberi wewenang oleh pemerintah untuk memberikan
pelayanan perawatan yang penuh tanggung jawab dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, perawatan orang sakit, dan rehabilitasai pelayanan keperawatan
(DPR RI, 2011). Hasil lokakarya nasional dalam bidang keperawatan tahun 1983 telah
menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui keperawatan di
Indonesia sebagai profesi, mencakup pengertian, pelayanan keperawatan sebagai
profesional dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (Nursalam dan
Efendi (2009).
Profesi perawat di Indonesia pada saat ini menjadi profesi yang menarik untuk
diikuti perkembangannya. Animo masyarakat untuk masuk di pendidikan keperawatan
semakin meningkat dari tahun ketahun. Disisi lain institusi pendidikan keperawatan di

Indonesia semakin menjamur. PPNI Bontang (2011) menyebutkan 60% dari total tenaga
kesehatan adalah perawat, dan Kompas (2011) menyatakan jumlah perawat di Indonesia
sudah lebih dari 500.000 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari PPNI Bontang
(2011), Indonesia sekarang memiliki lebih dari 770 institusi pendidikan keperawatan dan
setiap tahunnya meluluskan sekitar 30.000 perawat. Tingginya jumlah lulusan perawat
yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh motivasi seseorang untuk menjadi perawat. Hasil
penelitian Wahyuni (2010), motivasi mahasiswa memilih Program Studi S1 Keperawatan
sebanyak 74,2% adalah tinggi, motivasi berdasarkan ketertarikan sebanyak 54,5% tinggi
dan 45,5% adalah sedang, berdasarkan aktualisasi diri sebanyak 54,5% tinggi dan 45,5%
adalah sedang, serta motivasi berdasarkan dukungan lingkungan sebanyak 51,5% tinggi
dan 48,5% adalah sedang, berdasarkan sumber informasi sebanyak 51,5% tinggi dan
48,5% adalah sedang.
Hasil penelitian Rombe (2005), faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan berkelanjutan adalah motivasi. Pandangan ini sesuai dengan pendapat
Nursalam dan Efendi (2009) yang menyatakan motivasi akan menentukan arah perbuatan
yakni kearah suatu yang akan dicapai.
Motivasi dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri (intrinsik)
dan dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi intrinsik adalah daya dorongan dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi
ekstrinsik adalah daya dorongan dari luar diri seseorang untuk melakukuan sesuatu demi

mencapai tujuan yang diinginkan (Elliot et al., 2000 dalam Nursalam dan Efendi, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik pada diri seseorang adalah altruism
dan kebutuhan, sedang motivasi ekstrinsik meliputi daya tarik dan model peran (Banks
dan Bailey, 2010; Rhodes et.al., 2011).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Klaten pada bulan Januari 2012 diperoleh data, jumlah mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan tahun angkatan 2011 sebanyak 110 mahasiswa, tahun
angkatan 2010 sebanyak 79 mahasiswa, tahun angkatan 2009 sebanyak 65 mahasiswa,
dan tahun angkatan 2008 sebanyak 55 Mahasiswa. Berdasarkan data di atas pada 4 tahun
terakhir dapat dilihat kenaikan sebanyak 100% jumlah mahasiswa yang masuk Program
Studi Keperawatan, hal ini menunjukkan bahwa minat dan animo masyarakat untuk
menjadi perawat semakin meningkat. Hasil wawancara kepada 20 orang mahasiswa
tingkat I Program Studi S1 Keperawatan mengenai alasan memilih menjadi perawat
didapatkan bahwa 10 (50%) karena sifat altruism, 4 (20%) pengaruh model peran,
sedangkan 6 (30%) tertarik pada profesi keperawatan. Dari hasil wawancara terdapat
motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk menjadi seorang perawat.
METODE
Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat I Program Studi S1 Keperawatan

Stikes Muhammadiyah Klaten sejumlah 110 mahasiswa.
Penentuan jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada rumusan (Dahlan,
2008), mengungkapkan untuk pengambilan besar sampel untuk analisis multivariat
dengan cara perhitungan role of thumb, yakni N= 10 kali jumlah variabel bebas yang
diteliti. Karena jumlah variabel bebas yang diteliti ada 4, maka dari hasil perhitungan
didapatkan sampel sebesar 40 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling yaitu peneliti mengambil sampel sebesar 40
responden dari kelas A berdasarkan kriteria sampel, karena 32 mahasiswa dari kelas B
sudah digunakan untuk uji validitas. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: (a) kriteria inklusi: (1) Mahasiswa dengan rata-rata tingkat
kehadiran > 90 %; (2) Mahasiswa yang bersedia menjadi reponden; (b) Kriteria eksklusi:
(1) Mahasiswa yang tidak masuk saat pembagian kuesioner penelitian.
Penelitian dilaksanakan di Stikes Muhammadiyah Klaten pada bulan Juni 2012.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Variabel
yang akan dilakukan analisa univariat adalah umur, jenis kelamin, altruism, kebutuhan,

daya tarik, dan model peran. Analisa bivariat ini menggunakan analisis regresi logistik
sederhana untuk mencari besarnya hubungan antara variabel independen dan dependen.
Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor (altruism, kebutuhan, daya tarik, dan

model peran) yang mempengaruhi motivasi menjadi perawat. Data yang diperoleh
berupa data kategori dimana terdapat lebih dari 1 variabel bebas untuk mengadakan
prediksi terhadap variabel terikat maka analisis multivariat dengan menggunakan uji
statistik regresi logistik berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Analisis Univariat
Penelitian dilakukan pada 40 mahasiswa tingkat I Program Studi S1
Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten dengan hasil sebagai berikut :
a. Umur
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Umur Mahasiswa Tingkat I Program Studi S1
Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten (N=40)
Min-Max

Mean

Modus

SD


18-24

19,1

19

1,172

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur responden
adalah 19 tahun, umur termuda 18 tahun dan tertua 24 tahun dengan rata-rata
umur 19,1 + 1,172.

b. Jenis kelamin, motivasi menjadi perawat, altruism, kebutuhan, daya tarik,
dan model peran
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Motivasi Menjadi Perawat, Altruism,
Kebutuhan, Daya Tarik, dan Model Peran Responden Mahasiswa Tingkat I
Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten (N=40)
No

1

2

3

4

5

6

Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Jumlah
Motivasi menjadi perawat
Rendah
Tinggi

Jumlah
Altruism
Rendah
Tinggi
Jumlah
Kebutuhan
Rendah
Tinggi
Jumlah
Daya tarik
Rendah
Tinggi
Jumlah
Model peran
Rendah
Tinggi
Jumlah

f


Prosentase

25
15
40

62,5%
37,5%
100%

11
29
40

27,5%
72,5%
100%

3
37

40

7,5%
92,5%
100%

25
15
40

62,5%
37,5%
100%

14
26
40

35%
65%

100%

36
4
40

90%
10%
100%

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 25 (62,5%) responden
berjenis kelamin perempuan, lebih banyak dari pada jenis kelamin laki-laki 15
(37,5%). Motivasi menjadi perawat sebanyak 11 (27,5%) rendah dan 29 (72,5%)
adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan altruism sebanyak 3 (7,5%)
rendah dan 37 (92,5%) adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan
kebutuhan sebanyak 25 (62,5%) rendah dan 15 (37,5%) adalah tinggi, motivasi
menjadi perawat berdasarkan daya tarik sebanyak 14 (35%) rendah dan 26 (65%)

adalah tinggi, motivasi menjadi perawat berdasarkan model peran sebanyak 36
(90%) rendah dan 4 (10%) adalah tinggi.
2. Analisis bivariat
a. Pengaruh altruism terhadap motivasi menjadi perawat
Tabel 3
Pengaruh Altruism Terhadap Motivasi Menjadi Perawat
Altruism

Motivasi menjadi perawat
Rendah

Jumlah

ρ-value

0,814

Tinggi

F

%

f

%

Rendah

1

33,3%

2

66,7%

3 100%

Tinggi

10

27%

27

73%

37 100%

Jumlah

11

27,5%

29

72,5%

40 100%

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden dengan altruism tinggi
sebanyak 27% mempunyai motivasi menjadi perawat yang rendah. Responden
altruism rendah sebanyak 66,7% mempunyai motivasi menjadi perawat yang
tinggi. Berdasarkan uji regresi logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,814
(α > 0,05), sehingga menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka
dapat disimpulkan bahwa faktor altruism tidak mempengaruhi motivasi menjadi
perawat.
b. Pengaruh kebutuhan terhadap motivasi menjadi perawat
Tabel 4
Pengaruh Kebutuhan Terhadap Motivasi Menjadi Perawat
Kebutuhan

Motivasi menjadi perawat
Rendah

Jumlah

ρ-value

0,411

Tinggi

F

%

f

%

Rendah

8

32%

17

68%

25 100%

Tinggi

3

20%

12

80%

15 100%

Jumlah

11

27,5%

29

72,5%

40 100%

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden dengan faktor
kebutuhan tinggi sebanyak 20% mempunyai motivasi menjadi perawat yang
rendah. Responden dengan faktor kebutuhan rendah sebanyak 68%

mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi
logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,411 ( α > 0,05), sehingga
menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan
bahwa faktor kebutuhan tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat.
c. Pengaruh daya tarik terhadap motivasi menjadi perawat
Tabel 5
Pengaruh Daya Tarik Terhadap Motivasi Menjadi Perawat
Daya

Motivasi menjadi perawat

tarik

Rendah

Jumlah

ρ-value

0,393

Tinggi

F

%

f

%

Rendah

5

35,7%

9

64,3%

14 100%

Tinggi

6

23,1%

20

76,9%

26 100%

Jumlah

11

27,5%

29

72,5%

40 100%

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa responden dengan faktor daya
tarik tinggi sebanyak 23,1% mempunyai motivasi menjadi perawat yang
rendah. Responden dengan faktor daya tarik rendah sebanyak 64,3%
mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi
logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,393 ( α > 0,05), sehingga
menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan
bahwa faktor daya tarik tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat.
d. Pengaruh model peran terhadap motivasi menjadi perawat
Tabel 6
Pengaruh Model Peran Terhadap Motivasi Menjadi Perawat
Model

Motivasi menjadi perawat

peran

Rendah

Jumlah

ρ-value

0,25

Tinggi

F

%

f

%

Rendah

8

22,2%

28

77,8%

36 100%

Tinggi

3

75%

1

25%

4 100%

Jumlah

11

27,5%

29

72,5%

40 100%

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden dengan faktor model
peran tinggi sebanyak 75% mempunyai motivasi menjadi perawat yang
rendah. Responden dengan faktor model peran rendah sebanyak 77,8%
mempunyai motivasi menjadi perawat yang tinggi. Berdasarkan uji regresi

logistik sederhana diperoleh nilai p-value = 0,393 ( α > 0,05), sehingga
menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan
bahwa faktor model peran tidak mempengaruhi motivasi menjadi perawat.
e.

Analisis multivariat
Dalam analisis multivariat peneliti melakukan tahap-tahap uji diantaranya
yaitu seleksi variabel. Berdasarkan uji regresi logistik sederhana pada analisis
bivariat variabel altruism, kebutuhan, daya tarik, dan model peran mempunyai nilai
p>0,25. Kemudian peneliti melakukan uji homogenitas yang hasilnya adalah semua
nilai p-value = 0,000 ( α < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
tidak homogen. Selanjutnya peneliti melihat hasil analisis bivariat yang mempunyai
nilai p>0,25 yang merupakan syarat analisis multivariat. Syarat variabel yang akan
dimasukkan ke dalam analisis multivariat adalah variabel pada analisis bivariat yang
mempunyai nilai p