PEMBELAJARAN KONSEP HUKUM PERDATA UNTUK MENINGKATKAN KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMBELAJARAN KONSEP HUKUM PERDATA UNTUK MENINGKATKAN KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Delila Kania

Dosen Tetap Universitas Pasundan E-mail: [email protected]

Abstract

The title of this article is Learning Concept of Civil Law in Improving the Meaningfulness of Civic Education. The lecture of Civil Law given to the graduate students of the Civic Education (PPKn) Department is not different from the materials given to the graduate students of Law Faculty. Civil Code contains a lot of concepts. Learning strategy applied in understanding those concepts is by using learning concept and meningful learning process.

Civil Law in the material of Civic Education includes materials of the right and obligation of the citizens. Right and obligation of the citizens means reciprocal relationship among citizens. Civil Law basically regulates the individual interest; in other words Civil Law regulates legal interest among citizens. In order to keep a good relationship, every concerned party, right and obligation are regulated in the Civil Code.

The examples of Civil Law concept which are often used and applied in daily lives areadult age concept; property right on land concept; The concept of the provision of power; trading concept as well as written evidence concept. Those concepts are choosen as they are in line with the goal of the Civic Education; making good citizens.

Keywords: civic education; learning; learning concept; civil code; civil law concept.

Abstrak

Artikel ini berjudul Pembelajaran Konsep Hukum Perdata Untuk Meningkatkan Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan. Mata Kuliah Hukum Perdata yang di berikan kepada mahasiswa starta 1 (S1) Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sesungguhnya dari segi isi tidak berbeda jauh dengan yang diberikan kepada mahasiswa (S1) di Fakultas Hukum. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) terdapat banyak konsep hukum. Strategi pembelajaran yang digunakan untuk memahami konsep tersebut digunakanlah model pembelajaran konsep dan pembelajaran bermakna.

Hukum Perdata dalam materi PKn termasuk dalam materi Hak dan Kewajiban Warga Negara. Hak dan kewajiban warga negara disini dalam arti hubungan timbal balik antara warga negara yang satu dengan warga negara lainnya. Dalam hukum perdata pada dasarnya mengatur kepentingan orang perorangan atau dengan kata lain mengatur kepentingan hukum antara warga negara satu dan warga negara lainnya. Untuk menjaga agar hubungan antara warga negara satu dan warga negara lainnya berjalan dengan baik maka masing-masing pihak yang berkepentingan , hak dan kewajibannya dalam hubungan hukum perdata diatur dalam KUH Perdata.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

Salah satu contoh konsep hukum perdata yang sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah konsep usia dewasa, konsep hak milik atas tanah, konsep pemberian kuasa dan jual beli serta konsep alat bukti surat-surat. Konsep tersebut dipilih karena sejalan dengan tujuan PKn yaitu menjadikan warga Negara yang baik.

Kata Kunci: PKn, Pembelajaran, Pembelajaran Konsep, KUH Perdata, Konsep Hukum Perdata.

Dengan demikian diketahui bahwa Mata

A. PENDAHULUAN

kedudukan mata kuliah Hukun Perdata merupakan mata kuliah wajib bagi

dalam materi PKn termasuk dalam mahasiswa Strata 1 (S-1) di Program Studi

materi hak dan kewajiban warga negara. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Kompetensi keilmuan bidang studi Materi Hukum Perdata tidak jauh berbeda

dan kompetensi profesi yang harus dengan yang diberikan kepada mahasiswa

dimiliki oleh seorang guru PKn, hanya S-1 Ilmu Hukum di Fakultas Hukum, yang

dapat diperoleh melalui suatu proses berbeda terletak pada Sistem Kredit

pendidikan relevan, akuntabel, e isien dan Semester (SKS). Pada S-1 PKn bobotnya

efektif. Proses pendidikan yang demikian

3 (tiga) SKS, sedangkan pada S-1 Ilmu seyogianya memberikan kesempatan dan Hukum bobotnya 4 (empat) SKS.

pengalaman belajar yang memungkinkan Kedudukan mata kuliah Hukum

peserta didik mengembangkan potensi Perdata termasuk pada komponen mata

intelektif dan kapasitas psikologis yang kuliah keilmuan dan keterampilan(MKK),

dimilikinya. Proses belajar tersebut baik pada prodi PKn maupun Fakultas

seyogianya dapat pula meningkatkan Hukum, sebagai syarat untuk dapat

hubungan fungsional dengan kehidupan mengikuti perkuliahan tersebut adalah

nyata sehari-hari, dalam arti memiliki telah lulus mata kuliah Pengantar

relevansi yang kuat dan akuntabel. Maha- Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum

siswa sebagai calon guru PKn diharapkan Indonesia. Dalam Surat Keputusan Dirjen

tidak saja memiliki kompetensi keilmuan Dikti Nomor 43/Dikti/2006 tentang

dalam bidang studi maupun profesi Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah

tetapi ia juga diharapkan akan mampu Pengembangan Kepribadian di Perguruan

menyelesaikan Tinggi, obyek pembahasan Pendidikan

memecahkan

dan

masalah, dan bahkan proaktif dalam Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

mengembangkan profesi guru PKn.

a) Filsafat Pancasila; b) Identitas Nasional; Pengamatan saya, dalam proses

c) Negara dan Konstitusi; d) Demokrasi pembelajaran mata kuliah hukum perdata Indonesia; e) Hak Azasi Manusia dan

biasanya cenderung menekankan pada Rule of Law; f) Hak dan Kewajiban

pengetahuan teori dan minim aplikasi Warga Negara; g) Geopolitik Indonesia; i)

dari konsep hukum perdata itu sendiri. Geostrategi Indonesia.

Salah satu contoh kasus yang masih hangat tentang adalah nikah siri yang

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

perorangan atau badan hukum. seharusnya tidak perlu terjadi bila

Dari rumusan tersebut disimpulkan pejabat publik tersebut mengetahui dan

bahwa pembelajaran konsep hukum faham maksud dari pencatatan peristiwa

perdata adalah proses pemahaman hukum yaitu perkawinan agar dicatat dan

mahasiswa terhadap konsep-konsep didaftarkan kepada Kantor Urusan Agama

hukum perdata yang terdapat dalam Kitab atau Kantor Catatan Sipil.

Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Menurut Bloom pemahaman konsep

Perdata) untuk meningkatkan pendidikan adalah

pengertian-pengertian seperti mampu

b. Kebermaknaan Pendidikan Kewarga- mengungkapkan suatu materi yang

negaraan

disajikan ke dalam bentuk yang lebih Pengertian “kebermaknaan” tidak dipahami, mampu memberikan inter-

ditemukan dalam Kamus Umum Bahasa pretasi dan mampu mengaplikasikannya.

Indonesia. Namun untuk memudahkan Konsep hukum perdata se cara umum

pemahaman dari “kebermaknaan” yang adalah mengatur hubungan hukum

berasal dari kata “bermakna” menurut secara privaat atau dengan kata lain

Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah menitikberatkan pada perlindungan

berarti; mengandung arti yang penting hukum untuk kepentingan orang 1 (dalam).

perorangan atau badan hukum. Saling Pada pokoknya makna Pendidikan menjaga keteraturan hubungan antara

Kewarganegaraan adalah untuk membina warga negara yang satu dengan warga

dan membelajarkan seseorang menjadi negara lainnya merupakan salah satu

warga negara yang baik. Dari de inisi bagian dari pendidikan kewarganegaraan.

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Keteraturan hubungan hukum antara

kebermaknaan pendidikan kewarga- warga negara tersebut diatur dalam

bermakna atau hukum perdata.

negaraan

adalah

mempunyai arti yang dalam bagi dirinya sebagai individu maupun sebagai warga

B. PEMBAHASAN

negara

dalam

konteks hubungan

1. Pengertian

berbangsa dan bernegara.

a. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata Pembelajaran menurut Kamus Umum

2. Konsep Hukum Perdata untuk

Bahasa Indonesia adalah proses, cara

Pendidikan Kewarganegaraan

menjadikan orang atau mahluk hidup Sebelum membahas tentang konsep belajar. Konsep hukum perdata secara

hukum perdata perlu diuraikan pengertian umum adalah mengatur hubungan

hukum perdata itu sendiri. Dibawah ini hukum secara privaat atau dengan kata

beberapa pengertian hukum perdata lain menitikberatkan pada perlindungan

menurut para ahli:

1 W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm. 624. 156

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan privat materiil, yaitu segala hukum

negara serta kepentingan umum. Misalnya pokok yang mengatur kepentingan-

seperti hukum tata negara, hukum

kepentingan perseorangan.” 5 administrasi negara dan hukum pidana.

b. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan Maka hukum perdata termasuk dalam mengatakan, “Hukum Perdata adalah

hukum privaat yang mengatur hubungan hukum yang mengatur kepentingan

hukum antara orang perorangan atau antara warga negara perseorangan

orang dengan badan hukum. Menurut yang satu dengan warga negara

Rahardjo, adanya pemisahan hukum perseorangan yang lain.“ 3

privaat dan publik menyebabkan adanya

c. Wirjono Prodjodikoro mengatakan, perbedaan prosedur dalam proses “Hukum Perdata adalah suatu

penyelesaian perkara perdata dan rangkaian hukum antara orang-orang

perkara publik. Dalam perkara perdata, atau badan hukum satu sama lain

inisiatif diserahkan pada para pihak yang tentang hak dan kewajiban.“ 4

berperkara, sedangkan dalam perkara publik, karena menyangkut kepentingan

Dari de inisi-de inisi tersebut di umum maka negaralah yang mengambil atas dapatlah disimpulkan bahwa yang

inisiatif. Sebagai contoh bidang-bidang dimaksudkan dengan hukum perdata

hukum yang termasuk dalam hukum ialah hukum yang mengatur hubungan

perdata dan hukum publik. Hukum hukum antara orang atau badan hukum

perdata: hukum perkawinan, hukum yang satu dengan orang atau badan hukum

kewarisan, hukum perjanjian,hukum yang lain di dalam masyarakat dengan

dagang, hukun internasional perdata. menitikberatkan kepada kepentingan per-

Hukum publik: hukum pidana, hukum seorangan (pribadi atau badan hukum).

tata negara, hukum administrasi, hukum Hukum perdatalah yang mengatur dan

internasional publik, hukum lingkungan, menentukan, agar dalam pergaulan 6 hukum sosial ekonomi.

masyarakat orang dapat saling mengetahui Sumber hukum inti dari hukum perdata dan menghormati hak-hak dan kewajiban-

adalah Kitab Undang-undan g Hukum kewajiban antar sesamanya, sehingga

Perdata (KUH Perdata). KUH Perdata kepentingan tiap-tiap orang dapat

merupakan terjemaahan dari Burgerlijke terjamin dan terpelihara dengan sebaik-

Wetboek(BW) yang berlaku di kerajaan baiknya.

Belanda dan diberlakukan di Indonesia. Hukum perdata disebut pula hukum

Saat itu Indonesia masih bernama Hindia privaat atau hukum sipil sebagai lawan

Belanda dan BW diberlakukan di Indonesia

3 Subekti, Pokok Pokok Hukum Perdata, PT Internusa, Jakarta, 1982, hlm. 9. 4 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta, 1981, hlm. 1. 5 R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata, Sumur Bandung, Bandung, 1976, hlm. 11. 6 Wawan Muhwan Hariri, Pengantar Ilmu Hukum, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 219. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 75.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

kewenangan hukumnya sesuai dengan perkembangan hukum yang

dengan

masing-masing.

ada di masyarakat, sudah banyak pasal-

2) Buku II mengenai Benda (Van Zaken), pasal dalam BW yang tidak berlaku lagi

yang memuat hukum benda dan dan diganti dengan ketentuan-ketentuan

hukum waris;

tersendiri. Contohnya tentang hak-hak Konsep hukum dalam buku II adalah atas tanah yang diatur dalam BW atau KUH

Benda yang dapat dihakki oleh orang Perdata sudah diganti dengan Undang-

dan berwujud, maka dapat dijadikan Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang

sebagai objek hukum. Undang-Undang Pokok Agraria.

3) Buku III mengenai Perikatan (Van Perkataan “hukum perdata”, adakala-

Verbintenissen ), yang memuat hukum nya dipakai dalam arti yang sempit,

harta kekayaan yang berkenaan sebagai lawan “hukum dagang.” 8 Hukum

dengan hak-hak dan kewajiban yang Perdata dalam arti luas di samping KUH

berlaku bagi orang-orang atau pihak- Perdata/BW meliputi Kitab Undang-

pihak tertentu;

undang Hukum Dagang/KUHD (Wetboek Konsep hukum dalam buku III adalah van Koophandel disingkat W.v.K). Tetapi

hubungan hukum antara dua orang karena karakteristik substansi yang

atau lebih berdasarkan kesepakatan diaturnya dari KUHD itu, maka hukum

atau dengan kata lain persamaan dagang saat ini berdiri sendiri walaupun

kehendak yang akan menimbulkan pada dasarnya mengatur hubungan-

hak dan kewajiban. hubungan yang bersifat perdata. 9 Perkata-

4) Buku IV mengenai Pembuktian dan an “dagang” bukanlah suatu pengertian

Kedaluwarsa (Van Bewijs en Verjaring), hukum, melainkan suatu pengertian

yang memuat perihal alat-alat perekonomian. 10

pembuktian dan akibat akibat lewat Berdasarkan

waktu terhadap hubungan-hubungan KUH Perdata (Burgerlijk Wetboek) yang

telah dibahas melalui tabel, terdiri dari Konsep hukum dalam buku IV adalah

4 (empat) buku, di bawah ini isi pokok untuk menunjukkan bukti telah konsepnya 11 yaitu:

terjadinya suatu perbuatan dan

1) Buku I mengenai Orang (Van peristiwa hukum maka diperlukan Persoonen ), yang memuat hukum

pembuktian. Lima alat bukti yang perorangan dan hukum kekeluargaan;

sah yaitu surat-surat, kesaksian, Konsep hukum dalam buku I adalah

persangkaan, pengakuan dan sumpah.

8 Wawan Muhwan Hariri, Op.Cit., hlm. 220. 9 Subekti, Op.Cit., hlm. 9. 10 Satjipto Rahardjo, hlm. 73. 11 Subekti, Op.Cit. hlm. 15. Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hlm.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

Adapun kedaluwarsa adalah lewatnya konsep-konsep yang akan dibahas yaitu: waktu dalam ketentuan hukum

1) Konsep Usia Dewasa; dalam hal peristiwa dan perbuatan

2) Konsep Hak Milik Atas Tanah; hukum tertentu yang mengakibatkan

3) Konsep Pemberian Kuasa dan Jual hilangnya hak atau dibebaskannya

Beli; dan

4) Konsep Alat Bukti Surat-surat. Menurut Kaplan, oleh pembuat hukum konsep-konsep

seseorang dari kewajibannya.

Konsep-konsep yang disebut di atas untuk menyebutkan secara ringkas apa

tersebut

digunakan

sangat erat kaitannya dengan obyek yang ingin dicakup oleh suatu peraturan

Pendidikan Kewarga- hukum. Penyusunan konsep-konsep

pembahasan

negaraan khususnya dalam hal Hak hukum dituntut untuk bisa dikembalikan

dan Kewajiban Warga Negara. Hak dan kepada unsur-unsur empiris yang

kewajiban warga negara disini merupakan membentuk konsep tersebut. Suatu

cermin hubungan antara negara dengan konsep juga dituntut mengandung suatu

warga negara maupun antar warga negara arti (meaningfull). Pengembalian kepada

itu sendiri. Hubungan ini berwujud empiris atau pengalaman ini merupakan

peranan, hak dan kewajiban secara timbal ujian terhadap kebenaran dari konsep

balik. Hubungan yang demikian bersifat tersebut. 12

privaat atau pribadi sebagaimana diatur Dengan

dalam hukum perdata yang mengatur pembelajaran konsep hukum perdata

demikian

maksud

antara orang untuk meningkatkan kebermaknaan

hubungan-hubungan

yang dengan orang yang lain, dengan pendidikan kewarganegaraan sejalan

pada kepentingan dengan yang dimaksudkan dengan

menitikberatkan

perseorangan.

fungsi dari konsep hukum itu sendiri. Bahkan konsep hukum itu harus

1) Konsep Usia Dewasa

meaningfull (penuh dengan makna atau Konsep usia dewasa terdapat dalam kebermaknaan), dimana kebermaknaan

Buku I mengenai Orang (Van Persoonen), itu diperoleh setelah mengalami sendiri

yang memuat hukum perorangan dan pelaksanaan dari konsep hukum yang

hukum kekeluargaan. Konsep hukum dimaksud. Contoh perbedaan kewenangan

dalam buku I adalah bahwa orang adalah seseorang saat dia masih berusia dibawah

subjek hukum dengan kewenangan umur dan setelah dia memiliki Kartu

hukumnya masing-masing. Dalam Buku Tanda Penduduk, tentu akan merasakan

kesatu tentang Orang terdapat konsep perbedaan perlakuan dan kewenangan

hukum mengenai kecakapan bertindak dalam melakukan sesuatu.

(Handelingsbekwaam). Kecakapan ber- Dalam pembahasan materi hukum

tindak seseorang sebagai subyek hukum perdata mulai dari buku I sampai dengan

dalam tindakan hukumnya dikaitkan buku IV KUH Perdata, penulis membatasi

dengan

faktor

kedewasaan, yang

12 Satjipto, Op.Cit., hlm. 344.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

termasuk kalau suami-isteri yang (subyektif) dan kewajiban-kewajiban

bersangkutan belum mencapai usia 21 hukum, dikaitkan dengan atau terjadi

tahun.

melalui tindakan hukum. Sedangkan yang Sekalipun Pasal 330 KUH Perdata dimaksud dengan tindakan hukum, adalah

mengkaitkan kedewasaan dengan umur tindakan-tindakan yang menimbulkan

tertentu dan di dalam KUH Perdata akibat hukum dan akibat hukum itu

berlaku prinsip, bahwa yang cakap untuk dikehendaki atau dapat dianggap

melakukan tindakan hukum, adalah dikehendaki.

mereka-mereka yang telah dewasa namun Menurut konsep KUH Perdata, orang

dalam hal ini tidak berarti, bahwa pembuat telah dikatakan dewasa apabila telah

undang-undang tidak diperbolehkan mencapai umur 21 tahun atau belum

memberikan perkecualian-perkecualian berumur 21 tahun tetapi sebelumnya telah

dan sebenarnya kita memang melihat melangsungkan perkawinan. Mengenai

adanya perkecualian tersebut. batasan umur dewasa dari ketentuan

Seperti yang dikatakan di atas, bahwa Pasal 330 KUH Perdata yang menyatakan

adanya perkecualian atas prinsip bahwa bahwa: “Belum dewasa adalah mereka

yang disebut cakap untuk melakukan yang belum mencapai umur genap dua

tindakan hukum adalah bagi mereka yang puluh satu tahun, dan tidak lebih dahulu

sudah dewasa (menurut ukuran Pasal telah kawin.”

330 KUH Perdata). Berdasarkan Pasal 7 Berdasarkan ketentuan tersebut, dan

Undang-Undang Perkawinan (UUP), maka dari maksud dikaitkannya kedewasaan

yang dapat melangsungkan perkawinan dengan kecakapan bertindak dalam

secara sah adalah laki-laki yang telah hukum, dapat disimpulkan, bahwa

mencapai usia 19 tahun dan wanita 16 menurut KUH Perdata, paling tidak

tahun.

menurut anggapan KUH Perdata, orang- Atas dasar ketentuan Pasal 7 UUP orang yang disebutkan di atas yaitu

tersebut di atas, maka menurut Pasal orang-orang yang telah berusia 21

330 KUH Perdata, bagi orang-orang tahun atau lebih dan mereka-mereka

yang melakukan perkawinan tersebut, yang sudah menikah sebelum mencapai

dikategorikan orang yang belum dewasa. umur tersebut, adalah orang-orang yang

Jadi dari hal ini kita dapat melihat sudah bisa menyadari akibat hukum dari

peristiwa hukum yang unik, sebab orang perbuatannya dan karenanya cakap untuk

belum dewasa diberikan perkecualian bertindak dalam hukum.

untuk melakukan tindakan hukum, yang Menurut KUH Perdata ada faktor

seharusnya hanya bisa dilakukan oleh lain selain unsur usia untuk mengukur

orang yang sudah dewasa. Tetapi dengan

13 Ningrum Puji Lestari, Kecakapan Bertindak Dalam Melakukan Perbuatan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Tesis, SPs Universitas Dipenegoro, 2008, Tidak diterbitkan.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

dewasa dalam melakukan perbuatan selanjutnya disebut dewasa. Dikatakan

hukum.

“untuk selanjutnya” karena berdasarkan Terjadi adanya ketidakseragaman ketentuan Pasal 330 ayat (2) KUH Perdata,

mengenai batasan umur dewasa dalam apabila perkawinan mereka di kemudian

melakukan perbuatan hukum, baik dalam hari dibubarkan, mereka tidak kembali

lapangan hukum perdata dan hukum ke status belum dewasa, sekalipun umur

perkawinan. Namun dalam hubunganya mereka mungkin belum memenuhi syarat

dengan hak dan kewajiban warga negara, dewasa seperti yang disebutkan dalam

untuk melakukan perbuatan hukum Pasal 330 ayat (1) KUH Perdata.

tertentu harus memenuhi syarat usia Tetapi mengenai masalah batasan

dewasa dalam KUH Perdata. Sedangkan umur dewasa ini belum adanya

berbangsa dan keseragaman yang ditentukan oleh

dalam

kehidupan

bernegara, usia dewasa ini dipergunakan pemerintah sebagai pembuat produk

sesuai dengan keperluan dari warga hukum. Sehingga muncul berbagai

negaranya. Seperti ketentuan seseorang peraturan perundang-undangan yang

untuk memiliki kartu tanda penduduk menentukan sendiri tentang batasan

(KTP) minimal telah berusia 17 umur dewasa tersebut. Misalnya dalam

(tujuhbelas) tahun.

hubungannya dengan tentang Perkawinan (UUP), yang dalam

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974

Dalam

kehidupan bernegara seseorang yang Pasal 47 dan Pasal 50 menyatakan bahwa

telah memilki KTP dapat melakukan hak anak yang masih dibawah umur 18

pilihnya sebagai warga negara dalam (delapanbelas) tahun masih berada dalam

Pemilihan Umum. Namun dalam aplikasi kekuasaan orang tua dan perwalian.

hukum perdata, seseorang yang berusia 17 Dari kedua pasal Undang-Undang

(tujuhbelas) tahun belum dapat melaku- Perkawinan (UUP) tersebut menganggap

kan perbuatan hukum dengan objek bahwa umur yang dianggap dewasa adalah

benda tidak bergerak karena dianggap sudah berusia 18 (delapan belas) tahun.

belum dewasa. Kecuali orang tersebut Selain dari UUP, dengan diberlakukannya

sebelum usia 21 tahun telah melakukan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004

perkawinan. Dalam hal pemilikan benda- tentang Jabatan Notaris yang selanjutnya

benda tidak bergerak seperti tanah, anak disingkat UUJN.

yang masih dibawah umur boleh saja Dalam Pasal 39 ayat (1) nya menyatakan

memilikinya tapi tidak dalam arti saat bahwa seorang dianggap dewasa dan

ia melakukan perbuatan hukum berupa cakap melakukan perbuatan hukum

jual beli atas tanah yang bertindak untuk adalah sudah berusia 18 (delapanbelas)

dan atas nama anak yang masih dibawah tahun. Sehingga batasan umur dewasa

umur itu adalah ayahnya, sebagai wali dari kedua undang-undang tersebut,

yang menjalankan kekuasaan orang tua. apabila dikaitkan dengan ketentuan KUH

Sehingga masih memerlukan wali orang Perdata, maka mereka yang berumur 18

tua yaitu ayahnya dalam melakukan

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

161

Jurnal 162 Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

perbuatan hukumnya. Namun menurut perkembangan terakhir berkaitan dengan usia dewasa ini, Hasil Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 20 September 2011 menyepakati bahwa batasan usia yang dipedomani dalam praktek peradilan di Indonesia (batasan usia dewasa yang tepat) adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP) yaitu usia 18 (delapanbelas) tahun, karena sesuai dengan azas Lex Postiori Derogat Lex Priori (peraturan yang baru menghapus peraturan yang lama) dalam hal mana ditegaskan dalam Pasal 66 UUP.

2) Konsep Hak Milik Atas Tanah

Konsep hak milik atas tanah termasuk dalam materi Buku II mengenai Benda (Van Zaken), yang memuat hukum benda. Konsep hukum dalam buku II adalah Benda yang dapat dihaki oleh orang dan berwujud, maka dapat dijadikan sebagai objek hukum. Objek hukum ialah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum (manusia atau badan hukum) dan yang dapat menjadi pokok (objek) suatu hubungan hukum, karena sesuatu

itu dapat dikuasai oleh subjek hukum. 14

Tanah termasuk dalam kategori benda tidak bergerak. Khusus mengenai hak-hak atas tanah yang diatur dalam KUH Perdata, saat ini sudah tidak berlaku lagi semenjak diberlakukannya Undang-Undang Nomor

5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Dalam k onsep hak- hak atas tanah yang terdapat dalam UUPA,

hak milik merupakan satu-satunya hak atas tanah yang mempunyai kedudukan paling kuat dibandingkan dengan hak- hak yang lainnya. Hal ini dipertegas dalam ketentuan Pasal 20 ayat (1) UUPA yang berbunyi:

“Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat, terpenuh, yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6.” Turun-temurun artinya hak milik

atas tanah dapat berlangsung terus selama pemiliknya masih hidup dan bila pemiliknya meninggal dunia, maka hak miliknya dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya sepanjang memenuhi syarat sebagai subjek hak milik. Terkuat artinya hak milik atas tanah lebih kuat dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain, tidak mempunyai batas waktu tertentu, mudah dipertahankan dari gangguan pihak lain, dan tidak mudah hapus. Terpenuh artinya hak milik atas tanah memberi wewenang kepada pemiliknya lebih luas bila dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain, dapat menjadi induk bagi hak atas tanah yang lain, dan penggunaan tanahnya lebih luas bila dibandingkan dengan hak atas tanah

yang lain 15 (Parlindungan: 137). Pernyataan di atas mengandung pengertian

betapa

penting dan berharganya menguasai hak atas tanah dengan title “Hak Milik” yang secara hukum memiliki kedudukan terkuat dan terpenuh sehingga pemilik hak dapat mempertahankan

haknya terhadap

14 Titik Triwulan Tutik, Op.Cit., hlm. 143. 15 A.P. Parlindungan, Komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, Mandar Maju, Bandung, 1998, hlm.

siapapun. Namun demikian bukan berarti kuat dalam hal perolehan hak milik atas bahwa sifat terkuat dan terpenuh yang

tanah, hanya warga negara Indonesia saja melekat pada hak milik menjadikan hak ini

yang diperbolehkan mendapatkan hak sebagai hak yang mutlak, tidak terbatas,

milik atas tanah.

dan tidak dapat diganggu gugat, karena dalam situasi dan kondisi tertentu hak

3) Konsep Pemberian Kuasa dan

milik ini dapat pula dibatasi. Pembatasan

Perjanjian Jual Beli

yang paling nyata diatur dalam ketentuan Pemberian kuasa dan perjajian jual UUPA antara lain terdapat dalam pasal-

beli adalah salah satu wujud dari perikatan pasal sebagai berikut:

yang diatur dalam Buku III KUH Perdata - Pasal 6: Semua hak atas tanah

mengenai Perikatan (Van Verbintenissen), mempunyai fungsi sosial. Seseorang

yang memuat hukum harta kekayaan yang tidak dibenarkan mempergunakan

berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban atau tidak mempergunakan hak

yang berlaku bagi orang-orang atau pihak- miliknya (atas tanah) semata hanya

pihak tertentu. Konsep hukum dalam buku untuk

III adalah hubungan hukum antara dua apalagi jika hal itu dapat merugikan

kepentingan

pribadinya,

orang atau lebih berdasarkan kesepakatan kepentingan masyarakat karena sesuai

atau dengan kata lain persamaan kehendak dengan asas fungsi sosial ini hak milik

yang akan menimbulkan hak dan kewajib- dapat hapus jika kepentingan umum

an. Hubungan hukum ialah hubungan menghendakinya.

yang terhadapnya hukum meletakkan - Pasal 7: Untuk tidak merugikan ‘hak’ pada satu pihak dan melekatkan

kepentingan umum maka pemilikan 16 ‘kewajiban’ pada pihak lainnya. dan penguasaan tanah yang melampaui

Dasar dari suatu perikatan tidak hanya batas tidak diperkenankan.

timbul dari suatu perjanjian. Bisa juga - Pasal 21 ayat (1): Hanya Warga Negara

timbul dari pengurusan kepentingan orang Indonesia dapat mempunyai hak milik.

lain yang tidak berdasarkan perjanjian. Dalam konsep ini hak milik

Contohnya pemberian kuasa. merupakan satu-satunya hak atas tanah

Yang dimaksud dengan pemberian yang mempunyai kedudukan paling

kuasa (latsgeving) menurut Pasal 1792 KUH kuat dibandingkan dengan hak-hak yang

Perdata adalah suatu perjanjian dengan lainnya. Namun walau demikian ada

mana seseorang memberikan kekuasaan pembatasan bagi warga negara dalam

kepada orang lain, yang menerimanya hal pemilikan hak atas tanah. Salah

untuk atas namanya menyelenggarakan satunya dengan adanya asas fungsi sosial

suatu urusan.

terhadap hak atas tanah. Disini warga Adapun Pasal 7:414 lid (1) Nieuw negara diwajibkan untuk mengedepankan

Burgelijk Wetboek Nederland (NBW) kepentingan umum daripada kepentingan

sebagai negara asal yang memberlakukan pribadi. Lalu ada unsur nasionalitas yang

Burgelijk Wetboek di Indonesia, telah

16 Titik Triwulan Tutik, Op.Cit., hlm. 201.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

4. Salah satu atau kedua-duanya dibawah kuasa) adalah perjanjian pemberian

curatele (pengawasan). perintah dimana pihak yang satu, penerima

5. Jatuh pailit atau dinyatakan tidak perintah, mengikatkan diri terhadap

mampu.

pihak lain, pemberi perintah, untuk atas Perjanjian Jual Beli (Koop en Verkoop) biaya pemberi perintah melakukan satu

pengertiannya adalah suatu persetujuan

antara dua pihak, dimana pihak kesatu 2012). Pada umumnya pemberian kuasa

atau lebih perbuatan hukum 17 (Budiono:

berjanji akan menyerahkan suatu barang, merupakan perjanjian sepihak dalam arti

dan pihak lain akan membayar harga yang bahwa kewajiban untuk melaksanakan 18 telah disetujuinya. Adapun dalam KUH

prestasi hanya terdapat pada satu pihak Perdata Pasal 1458 ayat(1) menyebutkan saja yaitu pada penerima kuasa.

bahwa terjadinya jual beli itu apabila Adapun pemberian kuasa sebagaimana

kedua belah pihak telah sepakat, mengenai diatur dalam Pasal 1793 KUH Perdata

harga dan barang, walaupun barang dapat dilakukan dengan cara: 1) akta

tersebut belum diserahkan dan harganya otentik; 2) surat dibawah tangan; 3) surat

pun belum dibayar, perjanjian jual beli ini biasa; dan 4) lisan.

dianggap sudah jadi.

Penerima kuasa dapat bertindak Sedangkan syarat-syarat jual beli itu sesuai dengan yang dikuasakan oleh

adalah: 1) harus antara mata uang dan pemberi kuasa. Pembatasan tindakan

barang; 2) barang yang dijual adalah milik yang dilakukan penerima kuasa diatur

sendiri; 3) jual beli itu bukan antara suami dalam Pasal 1797 KUH Perdata bahwa si

isteri yang masih dalam perkawinan kuasa tidak diperbolehkan melakukan

(Pasal 1467 KUH Perdata). Pada umumnya sesuatu yang melampaui kuasanya atau

jual beli merupakan perjanjian dua pihak dengan kata lain melakukan sesuatu

dalam arti bahwa ada suatu timbal balik, tindakan diluar kuasanya. Penerima kuasa

hak dan kewajiban antara penjual dan bertindak untuk dan atas nama pemberi

pembeli untuk melaksanakan perjanjian. kuasa sehingga dalam hal ini pemberi

Adapun terjadinya jual beli (Pasal kuasa pun berwenang untu mencabut

1458 KUH Perdata) antara penjual dan kuasa yang diberikannya.

pembeli yaitu:

1) Apabila kedua belah pihak telah Perdata, pemberian kuasa berakhir karena:

Dalam ketentuan Pasal 1813 KUH

sepakat mengenai harga dan barang,

1. Dicabut oleh si pemberi kuasa. walaupun barang tersebut belum

2. Penghentian kuasa oleh penerima diserahkan dan harganya, belum kuasa.

dibayar perjanjian jual beli dianggap

3. Salah satu atau kedua-duanya

sudah jadi.

meninggal dunia. 17 Budiono, Herlien, “Makalah mengenai perwakilan, kuasa dan pemberian kuasa“, Upgrading Ikatan

18 Notaris Indonesia, Yogyakarta, Tanggal 26 Januari 2012. Kansil,C.S.T., et.al, Modul Hukum Perdata Termasuk Asas-asas Hukum Perdata, PT Pradnja Paramita,

Jakarta, 2006, hlm. 236. 164

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

2) Jual beli yang memakai masa percoba- “barangsiapa mengajukan peristiwa- an dianggap terjadi untuk sementara.

peristiwa atas nama ia mendasarkan Sejak disetujuinya perjanjian jual beli

sesuatu hak, diwajibkan membuktikan secara demikian penjual terus terikat,

peristiwa-peristiwa itu; sebaliknya sedang pembeli baru terikat kalau

barang siapa mengajukan peristiwa- jangka waktu percobaan itu telah

peristiwa guna pembatahan hak lewat, dan telah dinyatakan setuju

orang lain, diwajibkan juga untuk

3) Sejak diterima, uang muka dalam membuktikan peristiwa-peristiwa itu.” pembelian dengan pembayaran uang

demikian dalam hal muka, kedua belah pihak tak dapat

Dengan

pembuktian, untuk dapat digunakan membatalkan perjanjian jual beli itu,

sebagai alat bukti, maka dituangkan dalam meskipun pembeli membiarkan uang

bentuk tertulis. Menurut undang-undang, muka tersebut pada penjual, atau

alat bukti surat-surat dapat dibagi dalam penjual membayar kembali uang muka

surat-surat akta dan surat-surat lain. Surat itu kepada pembeli.

akta ialah suatu tulisan yang semata- Pemberian kuasa dan jual beli dalam

mata dibuat untuk membuktikan sesuatu kehidupan sehari-hari merupakan salah

hal atau peristiwa, karenanya suatu akta satu bentuk perbuatan hukum yang 19 harus selalu ditandatangani. Surat-surat

biasa dilakukan oleh warga negara dalam akta ini dibagi lagi atas surat-surat akta suatu negara. Manusia sebagai mahluk

resmi (otentik) yang dibuat dihadapan sosial akan selalu saling membutuhkan

penjabat umum (notaris, hakim, juru sita satu sama lainnya. Dalam perikatan akan

di pengadilan, pegawai Pencatatan Sipil) kentara sekali bagaimana sifat privaat dari

dan surat-surat akta dibawah tangan yaitu hukum perdata itu hanya mengikat orang-

surat-surat yang tidak dibuat oleh atau orang yang berkepentingan dalam suatu

dihadapan penjabat umum, dan para pihak pemberian kuasa maupun jual beli saja.

dalam akta tersebut tidak menyangkal tandatangan mereka.

4) Konsep Alat Bukti Surat-surat

Dari uraian tentang hukum perdata Mengenai pembuktian ini diatur

tersebut di atas, selanjutnya yang penting dalam Buku IV mengenai Pembuktian dan

diperhatikan adalah kedudukan mata Kedaluwarsa (Van Bewijs en Verjaring),

kuliah hukum perdata sebagai komponen yang memuat perihal alat-alat pembuktian

mata kuliah keilmuan dan keterampilan dan akibat akibat lewat waktu terhadap

(MKK). Kurikulum Program Studi PKn hubungan-hubungan hukum. Sebenarnya

itu sendiri memiliki dua unsur utama pembuktian termasuk dalam hukum acara

yaitu kurikulum pendidikan akademis perdata. Namun sebagai pedoman yang

dan pendidikan profesi. Berdasarkan diberikan oleh pasal 1865 KUH Perdata

SKMendiknas No. 232/U/2000 tentang bahwa:

Pedoman

Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil

19 Ibid ., hlm. 253.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

Belajar Mahasiswa, unsur pendidikan muncul sebagai akibat penggunaan kata akademis dinamakan komponen mata

yang berkonsep. Adapun konsepnya dari kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK).

kebermaknaan yang dimaksud yaitu Pada prodi PKn selain mata kuliah Hukum

Pendidikan Kewarganegaraan. Pengertian Perdata, masih ada materi-meteri hukum

pendidikan kewarganegaraan adalah yang sama dengan S.1 Ilmu Hukum, antara

usaha untuk membekali peserta didik lain yaitu Hukum Tata Negara dan Hukum

dengan pengetahuan dan kemampuan Pidana.

dasar yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta

3. Kebermaknaan Pendidikan pendidikan pendahuluan bela negara

Kewarganegaraan

agar menjadi warga negara yang dapat

Seperti telah dijelaskan di atas, 22 diandalkan oleh bangsa dan negara. bahwa pengertian kebermaknaan tidak 23 Menurut Djahiri makna Pendidikan ditemukan dalam Kamus Umum Bahasa

sebagai bagian Indonesia. Namun untuk memudahkan

Kewarganegaraan

pendidikan ilmu kewarganegaraan/PKn pemahaman dari “kebermaknaan” yang

dimanapun dan kapanpun sama atau mirip, berasal dari kata “bermakna” menurut

yakni program dan rekayasa pendidikan Kamus Umum Bahasa Indonesia 20 adalah

untuk membina dan membelajarkan anak berarti; mengandung arti yang penting

menjadi warga negara yang baik, iman (dalam).

dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Menyangkut pengertian “kebermakna-

Esa, memiliki rasa nasionalisme (rasa an”, Parera 21 mengklaim dalam studi

kebangsaan) yang kuat atau mantap, semantik perlu membedakan bermakna

sadar serta mampu membina serta dan kebermaknaan atau kepenuhmaknaan.

melaksanakan hak dan kewajiban dirinya Sebuah kata disebut mempunyai makna

sebagai manusia, warga masyarakat dan atau bermakna jika hal itu memenuhi

bangsa negaranya, taat asas dan ketetuan satu konsep atau mempunyai rujukan,

(rule of law) , demokratis, dan partisipatif, sedangkan sebuah kalimat atau frase dapat

aktif – kreatif – positif dalam kebhinekaan dikatakan mempunyai kebermaknaan.

kehidupan bermasyarakat bangsa madani Misalnya “bau sabun”, “botol itu cepat

yang menjungjung tinggi hak azasi kosong”, ” orang itu jatuh terbalik”.

manusia, serta kehidupan yang terbuka, Adapun maksud Kebermaknaan

mendunia (global) dan modern tanpa Pendidikan

melupakan jati diri masyarakat bangsa dihubungkan dengan jenis makna idesional

Kewarganegaraan

bila

dan negaranya.

dalam studi semantik yaitu makna yang

20 W.J.S. Poerwadaminta, Op.Cit., hlm. 624. 21 Jos Daniel Parera, Teori Semantik, Erlangga, Jakarta, 2004, hlm. 48. 22 Muhammad Nu’man Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hlm. 154. 23 Djahiri, A.K, Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung, Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, 2006, hlm. 91.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

Dari de inisi tersebut di atas dapat dikemukakan pada Bab 1, Surat Keputusan disimpulkan

Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/2006 tentang pendidikan kewarganegaraan adalah ber-

bahwa

kebermaknaan

Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah makna atau mempunyai arti yang dalam

Pengembangan Kepribadian di Perguruan bagi dirinya sebagai individu maupun

Tinggi, obyek pembahasan Pendidikan sebagai warga negara dalam konteks

Kewarganegaraan yang termasuk pada hubungan berbangsa dan bernegara.

topik hukum adalah: a) Negara dan Oleh karena itu setiap warga negara

Konstitusi; b) Hak Asasi Manusia dan Rule dituntut untuk hidup berguna bagi

of Law ; dan c) Hak dan Kewajiban Warga negara dan bangsanya, serta mampu

Negara. Pada topik negara dan konstitusi mengantisipasi masa depan mereka yang

membahas antara lain tentang pengertian senantiasa berubah dan selalu terkait

negara dan konstitusi, tujuan dan fungsi dengan konteks dinamika budaya, bangsa,

negara, hubungan negara dan konstitusi. negara dan hubungan internasional.

Lalu topik hak asasi manusia dan rule Selayaknya pembelajaran PKn dapat

of law membahas antara lain tentang membekali siswa dengan kemampuan dan

pengertian hak asasi manusia (HAM), keterampilan intelektual yang memadai

sejarah dan perkembangan HAM, konsep serta pengalaman praktis agar memiliki

negara hukum dan ciri-ciri negara hukum. kompetensi dan efektivitas dalam

Topik hak dan kewajiban warga negara berpartisipasi sebagai warga negara yang

membahas antara lain pengertian hak dan baik.

kewajiban warga negara, hubungan negara Hukum Perdata dalam materi PKn 24 dan warga negara.

termasuk dalam materi Hak dan Kewajiban Adapun hukum perdata sebagai bagian Warga Negara. Hak dan kewajiban warga

dari hukum normatif meliputi hukum tata negara disini dalam arti hubungan timbal

negara, hukum tata usaha negara atau balik antara warga negara yang satu

hukum administrasi negara, hukum pidana dengan warga negara lainnya. Dalam

dan hukum internasional.Bila dilihat dari hukum perdata pada dasarnya mengatur

tiga topik hukum di atas, hukum tata negara kepentingan orang perorangan atau

masuk dalam semua topik a), b) dan c), dengan kata lain mengatur kepentingan

hukum pidana dan hukum internasional hukum antara warga negara satu dan

masuk dalam dua topik yaitu b) dan c). warga negara lainnya. Untuk menjaga

Hukum perdata masuk dalam satu topik agar hubungan antara warga negara satu

yaitu c) hak dan kewajiban warga negara. dan warga negara lainnya berjalan dengan

Sumbangan konsep hukum perdata baik, maka masing-masing pihak yang

untuk meningkatkan kebermaknaan PKn berkepentingan, hak dan kewajibannya

merupakan bagian dari sumbagan konsep dalam hubungan hukum perdata diatur

hukum pada umumnya. Konsep hukum dalam KUH Perdata. Seperti yang telah

yang dimaksud adalah konsep hukum

24 Cecep Dudi Muklis Sabigi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Insan Mandiri, Bandung, 2009, hlm 6.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

167

Jurnal 168 Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

normatif. Sumbangan konsep hukum normatif meliputi konsep hukum tata negara, hukum pidana, hukum perdata dan hukum internasional. Sumbangan konsep hukum tata negara terhadap PKn adalah pengetahuan tentang aturan hubungan antar lembaga-lembaga negara dalam suatu negara, konsep hukum pidana terhadap PKn adalah pengetahuan tentang aturan hubungan negara dan warga negara, konsep hukum perdata adalah pengetahuan tentang aturan hubungan antara warga yang satu dengan warga negara lainnya, dan hukum internasional adalah pengetahuan tentang pengetahuan aturan hubungan antara negara yang satu dengan lainnya baik yang besifat publik maupun privaat.

Adapun makna atau kebermaknaan pendidikan kewarganegaraan itu akan diperoleh bilamana seseorang mengetahui terlebih dahulu pengertian dan tujuan dari

pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan (citizenship education ) memiliki peran penting dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan suatu negara akan senantiasa dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tujuan pendidikan (educational values and aims) sebagai faktor struktural utama. Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian integral dari ide, instrumentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Bahkan dikatakan, pendidikan nasional kita hakikatnya adalah pendidikan kewarganegaraan agar dilahirkan warga negara Indonesia yang berkualitas baik dalam disiplin sosial dan nasional, dalam etos kerja, dalam produktivitas kerja, dalam kemampuan

intelektual dan profesional, dalam tanggung

jawab

kemasyarakatan, kebangsaan, kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan kepribadian.

Pendidikan kewarganegaraan di manapun pada dasarnya bertujuan membentuk warga negara yang baik (good citizen ). Namun konsep “warga negara yang baik” berbeda-beda dan sering berubah sejalan dengan perkembangan bangsa yang bersangkutan. Dalam konteks tujuan pendidikan nasional dewasa ini,warga negara yang baik yang gayut dengan pendidikan kewarganegaraan adalah warga negara yang demokratis bertanggung jawab (Pasal 3) dan warga negara yang memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air (Pasal

37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah membentuk warga negara yang demokratis bertanggung jawab, memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Merujuk pada Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 tahun 2006 bahwa Mata

Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bertujuan untuk memberikan kompetensi dasar pada mahasiswa yaitu:

“Menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban; menjadi warga Negara yang memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.“

Adapun tujuan dari mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, warga negara yang relevan; dan 3) Civic agar peserta didik memiliki kemampuan

disposition (watak kewarganegaraan) sebagai berikut: 25

yang mengisyaratkan pada karakter

a. Berpikir secara kritis, rasional publik maupun privat yang penting dan kreatif dalam menanggapi isu

bagi pemeliharaan dan pengembangan kewarganegaraan.

demokrasi konstitusional. Ini sejalan

b. Berpartisipasi secara aktif dan dengan konsep Benjamin S. Bloom bertanggung jawab, dan bertindak

(Cartono dan Utari, 2006: 118) tentang secara cerdas dalam kegiatan ber-

pengembangan kemampuan siswa yang masyarakat, berbangsa dan bernegara.

mencakup ranah kognitif, psikomotor,

c. Berkembang secara positif dan dan afektif. Ranah kognitif disebut juga demokratis untuk membentuk diri

sebagai bidang kemampuan intelektual berdasarkan karakter-karakter masya-

atau pengetahuan. Ranah afektif adalah rakat Indonesia agar hidup bersama

kelompok tingkah laku yang tergolong bangsa-bangsa lainnya. 27 dalam kemampuan sikap dan nilai.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa Ranah psikomotor adalah kelompok lain dalam percaturan dunia secara

tingkah laku yang tergolong dalam bentuk langsung dengan memanfaatkan

keterampilan otot atau isik. teknologi informasi dan komunikasi.

Senada dengan tujuan pendidikan Keempat

nasional yang terdapat dalam Pasal 3 kewarganegaraan tersebut di atas

tujuan

pendidikan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 telah mencerminkan tiga kemampuan

tentang Sistem Pendidikan Nasional kewarganegaraan yang harus dimiliki

sebagai berikut:

oleh seseorang warga negara yaitu “Pendidikan nasional bertujuan untuk civic knowledge, civic skills dan civic

berkembangnya potensi peserta didik disposition .

agar menjadi manusia yang beriman Branson, 26 maka karakteristik warga

Mengutip

pendapat

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha negara dimaksud adalah kompetensi

Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, kewarganegaraan (civic competence)

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi yaitu: 1) Civic knowledge (pengetahuan

warga negara yang demokratis serta kewarganegaraan), berkaitan dengan

bertanggung jawab.” kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara; 2) Civic skills

Dari pernyataan tersebut dapat (kecakapan kewarganegaraan), adalah

dikatakan bahwa pada dasarnya tujuan kecakapan intelektual dan partisipatoris

PKn adalah mendukung tujuan pendidikan

25 Wahab Abdul Aziz dan Sapriya, Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm. 315.

26 Zuriah, Nuril Zuriah, Penguatan Pendidikan Karakter Melalui PKn Multikultural Berbasis Kearifan Lokal di Perguruan Tinggi, Tersedia: http: keguruan.umm.ac.id/ϔiles/ϔile/Orasi%20bagian%20Isi-rev.pdf (27

Desember 2012). 27 Toto Sutarto G dan Cartono Utari, Penilaian Hasil Belajar Berbasis Standar, Prisma Press, Bandung,

2006, hlm. 118.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 31 No. 2 September 2014

(c) keterampilan berdasar nilai-nilai yang terkandung

hipotesis,

mengumpulkan data, (d) dalam Pancasila dan Undang-Undang

menafsirkan Dasar tahun 1945.

keterampilan

dan menganalisis data, (e) Menurut Djahiri tujuan Pendidikan

keterampilan menguji hipotesis, Kewarganegaraan

(f) keterampilan merumuskan berikut: 28

adalah

sebagai

generalisasi, (g) keterampilan “Meningkatkan pengetahuan dan pe-

mengkomunikasikan kesimpulan; ngembangan kemampuan memahami,

3) dari berpikir kritis ke berpikir menghayati dan meyakini nilai-

kreatif.

nilai Pancasila sebagai pedoman

c. Sikap : nilai, kepekaan dan perasaan. berperilaku

Tujuan PKn banyak mengandung soal- bermasyarakat,

dalam

kehidupan

soal afektif, karena itu tujuan PKn yang bernegara, sehingga menjadi warga

berbangsa

dan

seperti slogan harus dapat dijabarkan negara yang bertanggung jawab dan

d. Keterampilan sosial : tujuan umum dapat diadalkan serta memberi bekal

PKn harus bisa dijabarkan dalam kemampuan untuk belajar lebih

keterampilan sosial yaitu keterampilan lanjut.”

yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk secara terampil Selanjutnya menurut Somantri, 29 dapat melakukan dan bersikap cerdas

untuk menjabarkan tujuan dalam praktik serta bersahabat dalam pergaulan Pendidikan Kewarganegaraan, paling

hidup sehari-hari. Mengkerangkakan tidak tujuan harus diperinci dalam tujuan

tujuan PKn dalam tujuan yang sudah kurikuler yang meliputi:

agak terperinci dimaksudkan agar

a. Ilmu Pengetahuan , meliputi hierarki: kita memperoleh bimbingan dalam fakta, konsep, dan generalisasi/teori.

merumuskan: (a) konsep dasar,

b. Keterampilan Intelektual:

generalisasi, konsep atau topik PKn;

1) dari keterampilan yang sederhana (b) tujuan instruksional, (c) konstruksi sampai

tes beserta penilaiannya. kompleks seperti mengingat, menafsirkan,

C. PENUTUP

menganalisis, mensistesiskan, dan Dari rumusan tujuan PKn tersebut menilai;

di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan