DAMPAK KONVERGENSI IFRS DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PERTUMBUHAN PENJUALAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

  Jur nal Riset Manajemen dan Bi snis (JRMB) Fakul tas Ekonomi UNIAT Vol.3, No.1, Febr uar i 2018: 111 - 120 P-ISSN 2527–7502 E-ISSN 2581-2165

  LEVERAGE

DAMPAK KONVERGENSI IFRS DAN TERHADAP

MANAJEMEN LABA DENGAN PERTUMBUHAN PENJUALAN SEBAGAI

  VARIABEL MODERASI 1 2* Muhammad Sayyid Zuhair , Dade Nurdiniah 1-2

  Akuntansi, Fakultas Bisnis Insti tut Teknol ogi dan Bisnis Kalbi s

  • E-mail kor espondensi :dade.nur diniah@kalbis.ac.id

  Infor masi Ar tikel ABST RACT Dr aft awal: 12 Jan 2018

  This st udy aims t o examine t he effect of conver gence of Revis :18 Feb 2018

  I nt er nat ional Financial Repor t ing St andar d (

  IFRS), l ever age, Dit er ima: 25 Feb 2018 i nt er act ion of conver gence IFRS wit h sales gr owt h and lever age

  Avail abl e onli ne: 28 Feb 2018 i nt er act ion wit h sal es gr owt h on ear nings management act i on on company LQ45 period 2009-2014. Sample selection usi ng pur posive sampling met hod. The sampl e of t hi s r esear ch is 90

  Keyw or ds: ear nings companies. The t est r esults show t hat: 1) t he conver gence of management, konver gensi

  I FRS as measur ed by t he dummy var iable has no effect on t he

  I FRS, lever age, sal es gr owt h pr ofit management act ion; 2) t he l ever age measur ed by t he l ever age r at i o posi tively affect s t he pr ofit management act ion;

  Tipe Ar tikel : Resear ch paper 3) t he i nt er action of sal es gr owt h as a moder ating variable measur ed by sales gr owt h inst ead The moder ating variable between t he conver gence of IFRS t o t he action of earni ngs management , 4) t he int er action of sal es gr owt h as a moder ati ng variable can st r engt hen t he lever age effect on ear nings management acti on showed only cash has signifi cant i nfluence t o pr ofit abil it y.

  Diter bitkan oleh Fakultas Ekonomi Univer si tas Islam

  Peneli tian ini ber tujuan untuk menguji pengar uh konver gensi

  Att ahi riyah

  I nter nat ional Financial Repor ting Standard (IFRS), lever age, i nter aksi IFRS konver gensi dengan per tumbuhan penjual an dan i nt er aksi lever age dengan per tumbuhan penjualan pada t indakan manajemen laba pada per iode LQ45 per usahaan 2009-2014. Pemil ihan sampel menggunakan metode pur posive sampling. Sampel penel itian i ni adal ah 90 per usahaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) konver gensi I FRS yang di ukur dengan var iabel dummy t idak ber pengar uh t er hadap t indakan manajemen laba; 2) lever age yang diukur dengan r asio lever age secar a positi f mempengar uhi ti ndakan manajemen laba; 3) inter aksi ant ar a per tumbuhan penjualan sebagai var iabel moder asi yang diukur dengan per tumbuhan penjualan. Sebaliknya, var iabel moder asi ant ar a konver gensi IFRS ter hadap tindakan manajemen laba, 4) inter aksi antar a per t umbuhan penjual an sebagai var iabel moder asi dapat memper kuat pengar uh l ever age ter hadap manajemen laba Tindakan menunjukkan hanya uang tunai yang memi liki pengar uh signi fikan ter hadap pr ofitabili tas

  Muhammad Sayyid Zuhair & Dade Nur dini ah ( 2018). Dampak Konver gensi IFRS

   Pedoman Sitasi:

  dan Lever age Ter hadap Manajemen Laba dengan Per t umbuhan Penjualan sebagai Var i abel Moder as. Jur nal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakult as Ekonomi UNIAT , 3(1), 111-120

1. Pendahuluan

  Set iap per usahaan yang go public wajib unt uk menyampai kan l apor an keuangan yang telah di susun sesuai dengan Standar Akunt ansi Keuangan dan telah diaudit oleh akunt an publik. St andar Akuntansi yang ber kual itas sangat penting dalam menyusun dan menyajikan lapor an keuangan agar ter bentuk sistematis lapor an keuangan yang akur at dan dapat diper caya, sehingga dapat membant u par a pengambi l keputusan demi kel angsungan suatu usaha. Dalam pengambilan keputusan i nvestasi , investor memer lukan informasi ekonomi s dar i per usahaan yang ter kait. Manajemen tentunya ber har ap bahw a lapor an keuangan yang di hasilkan dapat member i kan hasil yang bai k bagi per usahaan dan par a pengguna lapor an keuangan dapat mengambi l keputusan yang menguntungkan bagi per usahaan.

  Wal aupun manajemen sangat ber per an penting dalam r el evansi dan keandalan lapor an keuangan per usahaan manajemen ser ingkali mel akukan pr akti k manipulasi angka-angka didalam lapor an keuangan sehingga menunjukkan kondisi per usahaan yang seakan-akan memili ki pr est asi yang bagus dan baik. Tindakan ter sebut di lakukan agar par a pengguna lapor an keuangan per usahaan t et ap menar uh keper cayaan kepada per usahaan ter sebut dan menar i k par a i nvestor untuk mau ber i nvestasi. Penyimpangan dalam pel apor an keuangan yang di lakukan oleh manajemen salah satunya adalah mempengar uhi tingkat laba yang disajikan dal am lapor an keuangan. Tindakan ini disebut manajemen laba (ear nings management ) (Her awaty, 2008:5).

  Fenomena mani pulasi lapor an keuangan juga t er jadi pada PT Inovisi Infr acom (INVS) pada tahun 2015. Dalam kasus ini Bur sa Efek Indonesia (BEI) menemukan indi kasi salah saji dalam lapor an keuangan INVS per iode September 2014. Dalam ket er bukaan infor masi INVS ber tanggal 25 Febr uar i 2015, ada delapan it em dalam lapor an keuangan INVS yang har us diper bai ki. Fenomena ter sebut menunjukan bahw a pi hak manajemen per usahaan melakukan manajemen laba untuk menjaga kiner ja per usahaan dimat a pemegang saham dan publ ik.

  Salah satu upaya untuk mengur angi pr aktik manaj emen laba ter sebut dengan melakukan kor eksi t er hadap st andar akunt ansi. Per baikan st andar akunt ansi yang saat ini sedang menj adi isu menar ik adalah pengadopsian Int er nat ional Financial Repor t ing St andar d (IFRS). Implement asi adopsi I FRS secar a kesel ur uhan ber laku efektif dan wajib bagi per usahaan yang go public di Indonesia ter hi tung mulai 1 Januar i 2012 (Pr atiwi , 2015:479) . Pener apan IFRS di Indonesi a di per kir akan akan member i kan dampak peningkatan t erhadap kualit an akunt ansi seper ti yang kebanyakan t er j adi di Negar a-negar a Er opa (Ramdhani, 2015:98).

  Menur ut Cahyat i (2011:5), setelah ber ali h ke IFRS yang ber basi s pr i nsip (pr incple based), lebih cender ung pada penggunaan nilai wajar (fair value) , dan pengungkapan yang lebi h banyak dan r inci dihar apkan dapat mengur angi manajemen l aba. IFRS juga ber dampak pada semakin sedikit nya pilihan-pil ihan metode akunt ansi yang dapat diter apkan sehingga akan meminimalisi r pr aktik-pr akti k kecur angan akuntansi . Sal ah sat u penyebab ter jadi tindakan manajemen laba adalah lever age, kar ena dengan adanya l ever age hal itu dapat menunjukan seber apa besar aset per usahaan yang di bi ayai oleh hutang. Hal i ni dikar enakan per usahaan yang memi liki tingkat lever age yang t inggi aki bat total hutang ter hadap total asset akan menghadapi r esiko tidak mampu memenuhi kew aji bannya membayar hut ang (Ar diansyah, 2014:14). Hal ini tidak t er l epas dar i sifat manajer dal am teor i keagenan yang ber sifat opor t unis dan tidak menyukai r esi ko (r isk aver se) (Lestar i, 2011:4).

  Per usahaan yang ti ngkat per tumbuhan penjual annya tinggi, akan cender ung menggunakan ut ang dalam str uktur modal nya (Hanafi, 2004:345). Alasan lain penel iti memil ih var i abel dalam peneliti an ini kar ena t er dapat hasil yang tidak konsist en dengan hasi l peneliti an sebelumnya. Sehingga r umusan masal ah dar i penelit ian i ni adalah: (1) Apakah konver gensi IFRS ber pengar uh ter hadap t indakan manajemen laba? (2) Apakah lever age ber pengar uh t er hadap tindakan manajemen l aba?(3) Apakah per tumbuhan penjual an dapat memper kuat pengar uh konver gensi

  Volume 3, No 1, Februari 2018: 111 - 120 IFRS ter hadap t indakan manajemen laba?(4) Apakah pert umbuhan penjual an dapat memper kuat pengar uh lever age ter hadap ti ndakan manajemen l aba?.

2. Kajian Pustaka

2.1. Tinjauan Teori Teori Keagenan

  Teor i keagenan mer upakan dasar yang digunakan untuk memahami pr akti k bi sni s per usahaan.Menur ut Jensen dan Meckl ing (1976) dal am Nasti ti (2015:22), hubungan keagenan mer upakan sebuah kont r ak antar a agent dengan pr i ncipal.Pr insip utama dar i t eor i agensi adalah menjel askan adanya hubungan ker ja ant ar a satu pi hak yang di sebut agen yai tu manajemen per usahaan dan pihak l ain yang disebut pr insipal yaitu pemegang saham yang ber kepent ingan atas kepemilikannya ter hadap per usahaan.

  Manajemen Laba

  Ti ngginya manajemen l aba yang di lakukan oleh per usahaan maka nantinya akan ber hubungan er at dengan t ingkat kual itas l aba yang r endah dan manajer melakukan manajemen laba untuk menjamin laba yang ber kualitas ti nggi (Daniati dan Suhair i, 2006 dalam Kur niawati , 2014:21). Dalam peneli tian ini manajemen l aba dihitung dengan al at ukur Di scr eti onar y Accr uals dengan car a menselisi hkan t ot al accr uals dan nondiscr etionar y accruals. Schipper (1989) dalam Kur niawati (2014:21) mendefinisikan manajemen laba mer upakan sebuah int er vensi yang memiliki t ujuan ter tentu dalam pelapor an keuangan ekst er nal demi mendapat kan keuntungan pr ibadi.

  I FRS

  (IFRS) mer upakan standar penyusunan lapor an

  Int er national Financial Repor t ing St andar ds

  keuangan yang didor ong untuk dil aksanakan ol eh banyak negar a di dunia dalam r angka konver gensi menuju ter wujudnya pengguna satu standar yang sama. Efektif pada tahun 2011, IFRS telah diadopsi oleh beber apa negar a, seper ti Canada, Austr alia, dan negar a-negar a Er opa.I FRS mer upakan standar , int er pr et asi dan ker angka ker ja dalam r angka penyusunan dan penyajian lapor an keuangan yang disusun oleh IASC (I nt er national Account i ng St andar ds Commit t ee), or ganisasi pendahuluan dar i IASB (Int er nat ional Account ing St andar ds Boar ds). Sebel umnya I FRS ini l ebih dikenal dengan namaInt er nat i onal Account ing St andar ds ( IAS). IASC dibentuk pada t ahun 1973 dengan mener bitkan IAS per t ama kali pada t ahun 1975. Pr oses penyusunan IAS mengalami per ubahan subt ansial dengan dir estr ukt ur isasinya IASC menjadi IASB pada t ahun 2001. Tujuan di bentuknya IASC dan IASB adalah untuk menyusun standar pelapor an keuangan inter nasional yang ber kualitas t inggi (Cahyonowati dan Ratmono, 2012 dal am Nastiti 2015: 16).

  Lever age

Lever age adalah per bandi ngan ant ar a t otal kew ajiban dengan tot al akti va per usahaan. Rasi o i ni

  menunjukkan besar nya besar akti va yang di mil iki per usahaan yang di biayai dengan hutang, dan di hi tung dengan alat ukur r asio lever age. Semakin ti nggi nilai l ever age maka r isi ko yang akan di hadapi investor akan semaki n tinggi dan par a investor akan meminta keuntungan yang semaki n besar (Ir awan. 2013:38). Lever ageini menjadi tahapan dalam pr oses pembesar an laba per usahaan, sebagai t ahap per tama yai tu leverage oper asional yang akan memper besar pengar uh per ubahan dalam penjual an atas per ubahan laba oper asional. Dal am tahap kedua, manajer keuangan memiliki pi lihan untuk menggunakan lever agekeuangan agar dapat makin memper besar pengar uh per ubahan apa pun yang dihasilkan dalam laba oper asional atas per ubahan EPS (Ear ning Per

  Shar e) (Ir awan, 2013:23).

  Pertumbuhan Penjualan

  Per tumbuhan penjualan mer upakan per ubahan penjual an pada l apor an keuangan per tahun.Per tumbuhan penjual an yang diatas r at a-r at a bagi suatu per usahaan pada umumnya di dasar kan pada per tumbuhan yang cepat yang dihar apkan dar i industr i di mana per usahaan i tu ber oper asi.Per usahaan dapat mencapai tingkat per t umbuhan di at as r ata-r ata dengan jalan meningkat kan pangsa pasar dar i per mintaan industr i keselur uhan (Savitr i , 2014:4).Dal am Peneliti an i ni pert umbuhan penjualan di hi tung dengan alat ukur sal es gr owt h.

2.2 Hipotesis Pengaruh Konvergensi I FRS terhadap Tindakan Manajemen Laba

  Standar akuntansi i nter nasi onal ber tujuan untuk menyeder hanakan ber bagai al ter nati f kebijakan akuntansi yang diper bolehkan dan dihar apkan unt uk membat asi per ti mbangan kebijakan manajemen t er hadap t indakan manipulasi laba sehingga dapat meni ngkat kan kuali tas laba (Qomar iah, 2013:36).Peneli tian yang di lakukukan oleh Qomar iah (2013) dan Kur niawat i (2014) menganali sis konver gensi IFRS ber pengar uh negatif ter hadap manajemen laba, menunjukan adanya penur unan manajemen laba setelah per usahaan mener apkan st andar akuntasi ber basi s

  IFRS. Dengan demi ki an penel itian ini akan menguji kembali hubungan antar a konver gensi IFRS dan manajemen l aba pada beber apa per usahaan di Indonesia. Ber dasar kan penjelasan di atas, maka hi potesis ke-1 yang diajukan dalam penel itian i ni adalah:

  H 1 : Konver gensi IFRS ber pengar uh negatif t er hadap t i ndakan manaj emen l aba Pengaruh Leverage terhadap Tindakan Manajemen Laba

  Lever age mer upakan r asi o yang di gunakan untuk mengukur sejauh mana aset per usahaan dibiayai dengan ut ang ( Zanor a, 2013:1). Besar nya tingkat hutang per usahaan (lever age) dapat mempengar uhi tindakan manajemen laba. Lever age yang t inggi yang disebabkan kesal ahan manajemen dalam mengel ol a keuangan per usahaan atau pener apan str at egi yang kur ang tepat dar i pi hak manaj emen (Naft al ia, 2013:28). Penel itian yang dilakukan oleh Naftali a (2013) dan Fauziyah (2014) menunjukan bahwa per tumbuhan Lever age pengar uh ter hadap tindakan manajemen laba.Ber dasar kan penjelasan di atas, maka hipotesis ke-2 yang diajukan dalam penelit ian ini adalah:

  H 2 : Lever age ber pengar uh posi tif t er hadap tindakan manajemen laba.

  

Pengaruh Konvergensi I FRS Terhadap Tindakan Manajemen Laba dengan Pertumbuhan

Penjualan sebagai Variabel Moderasi.

  Per usahaan dengan r asio per tumbuhan penjualan negatif ber potensi besar mengalami penur unan laba sehingga apabila manaj emen ti dak seger a mengambil ti ndakan per baikan, per usahaan di mungki nkan tidak akan dapat memper tahankan kel angsungan hidupnya ( Savitr i, 2014:4). Maka dengan per tumbuhan penjualan sebagai var i abel moder asi memungkinkan pel uang ti ndakan manajemen l aba yang dilakukan oleh manajemen.Peneliti an yang dilakukan ol eh Sembi r i (2015) menunjukan bahw a per tumbuhan penjual an mempunyai pengar uh signifi kan ter hadap tindakan manajemen laba. Ber dasar kan penjelasan di atas, maka hipotesis ke-3 yang di ajukan dalam peneliti an i ni adal ah:

  H 3 : Pert umbuhan penj ualan dapat memper kuat konver gensi I FRS t er hadap tindakan manajemen laba.

  

Pengaruh Leverage terhadap Tindakan Manajemen Laba dengan pertumbuhan penjualan

sebagai variabel moderasi.

  Semakin besar utang per usahaan maka semakin besar r esiko yang dihadapi investor sehi ngga investor akan meminta ti ngkat keuntungan yang semakin ti nggi. Aki batnya kondi si ter sebut mendor ong manaj emen per usahaan unt uk mel akukan pr aktik income smoothing (Tampubol on, 2015 dalam Ar diyansyah, 2014:5).Per t umbuhan penjual an dapat memper kuat manajemen dal am melakukan tindakan manajemen laba.Peneliti an yang dil akukan oleh Fauzi yah (2014), menunjukan bahwa per tumbuhan r at io lever age pengar uh positif signi fikan ter hadap manajemen laba, dan peneli tian yang di lakukan oleh Sari (2014) menunjukan bahwa per tumbuhan penjualan mempunyai pengar uh ter hadap manajemen laba. Maka hipotesis ke-4 yang di ajukan dalam peneliti an ini adal ah:H

  4 : Per t umbuhan penjualan dapat memper kuat l ever age t er hadap tindakan manajemen laba.

3. Metode Penelitian

3.1. Desain Penelitian

  Peneliti an ini adal ah peneliti an kuantitati f dengan menggunakan data sekunder . Data sekunder yang di gunakan ber asal dar i lapor an t ahunan per usahaan yang t er masuk I ndeks LQ 45 di Bur sa Efek Indonesia pada per iode 2009-2014 diper ol eh dar i situs www.idx.co.id .

  Volume 3, No 1, Februari 2018: 111 - 120

  3.2. Populasi dan Sampel

  Popul asi yang digunakan dal am peneliti an i ni adalah seluruh per usahaan yang t er daft ar di Indeks LQ 45. Sedangkan dalam pengambilan sampel, penel iti menggunakan t eknik pur posive sampli ng, yai tu tekni k yang ber dasar kan kr iter ia ter tent u. Ber dasar kan kr it er i a ter t entu ter sebut, maka sampel per usahaan yang digunakan dalam peneli tian ini ada sebanyak 15 per usahaan dan per iode pengamatan 2009-2014 yait u 6 tahun, dengan 90 data pengamat an.

  Tabel 1. Sampel Penel itian

  Jumlah Keterangan Sampel

  Per usahaan yang ter daftar di LQ45 sel ama per iode 2009–2014

  75 Per usahaan yang keluar dar i daftar LQ45 selama per i ode 2009-20014 (54) Per usahaan yang ber ger ak disektor moneter / per bankan per usahaan. (6) Jumlah Sampel Per usahaan

  15 Jumlah Pengamatan (15 x 6)

  90 Sumber : dat a diolah

  3.3. Operasional Variabel Variabel Dependen

  Var iabel dependen dal am penel itian i ni adalah manajemen laba yang diukur dengan menggunakan

  

Modified Jones Model . Model ini menghi tung discr etionary accr uals dengan car a menselisihkan t ot al

accr uals dan nondiscr etionar y accr uals. Menur ut Sulistyanto (2008) dalam Qomar iah ( 2013:44)

  model ini banyak digunakan dalam penel itian akuntansi kar ena dinil ai mer upakan model yang pali ng baik dalam mendeteksi manajemen laba dan member i kan hasi l paling r obust. Rumus-r umus yang digunakan untuk menghi tung akr ual di skr esioner adalah sebagai ber ikut : TA it = Net Income- Cash Flow fr om Oper ati on

  1 (1/ A it-1 2 ( t / A it-1 it-1 3 (PPE t / A it-1 ) + = α ) + α ∆Rev ∆Rec/A ) + α ℮

  • TA it / A it-1

  NDA it

  2 ( it-1 it -1 3 (PPE t / A it -1 )

  • 1 ( 1/ A it-1

  = α ) + α ∆Revt/A ∆Rec/A ) + α

  DA = TA / A – NDA

  it it it-1 it Ket erangan:

  DA it = Di scr eti onar y Accr uals per usahaan i pada per iode ke t NDA = Non Di scr et ionar y Accr uals per usahaan i pada per iode ke t

  it

  TA it = Total akr ual per usahaan i pada per iode ke t A it-1 = Total akti va per usahaan i pada per iode ke t-1

  it-1 = Per ubahan pendapatan per usahaan i pada per iode ke t ∆Rev

  = Per ubahan pi utang per usahaan i pada per i ode ke t

  ∆Rec

  PPE t = Aktiva t etap per usahaan pada per iode t = er r or

  ℮ Variabel I ndependen

  Var iabel pert ama i ndependen yang di gunakan dal am peneli tian ini adal ah konver gensi I FRS yang mer upakan adopsi IFRS yang dipr oksikan dengan var i abel dummy, dengan indeks (Novi anto, 2014:31) yaitu 0 = Per iode sebelum konver gensi penuh (full conver gence)dan 1 = Per iode setelah konver gensi penuhIFRS sebagai basis standar akunt ansi keuangan di Indonesia, yakni sebelum tanggal 1 Januar i 2012. Per i ode sampel yang digunakan adalah per usahaan manufaktur yang ter daft ar pada BEI t ahun 2009-2011. Var iabel kedua yaitu lever age sebagai var iabel independen, di mana Lever age di ukur dengan r at io l ever age per bandingan ant ar a tot al kewaji ban dengan t otal akti va per usahaan. Rasio ini menunjukkan besar nya besar akti va yang dimil iki per usahaan yang di bi ayai dengan hutang. Rasio lever age menunjukan seber apabesar aset didanai dengan hutang. Per samaan yang di gunakan untuk menghitunglever age adalah sebagai ber ikut (Naft al ia, 2013:35):

  Total Hutang Leverage =

  TotalAset

3.3.3 Variabel Moderasi

  Var iabel moder asi yang di gunakan pada peneliti an i ni adal ah per tumbuhan penjualan dengan car a pengukur an sales gr owt h dengan membandingkan membandi ngkan penjual an pada tahun t setelah di kur angi penjualan pada per iode sebelumnya ter hadap penjual an pada per i ode sebelumnya (Mar paung, 2010:6).

  S t-S t-1 Sales Growth =

  S t-1

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Koefisien Determinasi

  Koefisien deter minasi untuk mengukur seber apa jauh kemampuan model dal am mener angkan var i asi var iabel independen (Ghozali, 2016: 95). Uji koefisi en deter minasi yang dil akukan untuk model 1 dapat di lihat pada Tabel 2 dar i nilai

  

Adjust ed R Squar e sebesar 0,027. Hasil ter sebut dapat di simpulkan bahwa var iabel dependen yai tu

  manajemen laba yang dapat di jelaskan ol eh var iabel independen yai tu konver gensi IFRS dan

  

lever age adal ah sebesar 2,7%, sedangkan si sanya 97,3% dijelaskan oleh var iabel lain yang diluar

model.

  Tabel 2 juga menunjukkan model 2 yang ter dapat penambahan var iabel moder ating yai tu per tumbuhan penjualan dal am penguji an koefisien deter minasi dapat dili hat dar i nil ai Adjust ed R

  

Squar e sebesar 0,173. Hasil ter sebut dapat disimpul kan bahwa var iabel dependen yaitu manajemen

  laba dapat di jelaskan oleh var iabel i ndependen yaitu konver gensi IFRS dan leverage dengan var i abel moder at ing yaitu per tumbuhan penjualan adalah sebesar 17,3%, sedangkan si sanya 82,7% dijel askan oleh var i abel l ain yang dil uar model .

  Tabel 2. Rangkuman Hasil SPSS Model Variabel Adjusted R- Sig. Square

  1 (Koefisi en Det er mi nasi) Konver gensi IFRS 0,027 2 (Koefisi en Det er mi nasi MRA) Konver gensi IFRS 0,173 dan Lever age

  Uji T (Sampel Ber pasangan) Sebel um dan 0,519 Setelah full IFRS

  Uji T Lever age 0,049 Moder at ed Regr ession Analysis Per tumbuhan 0,542 (MRA) Pejual an*IFRS

  Sumber: Data Olahan SPSS 24 Uji Hipotesis ( Uji t )

  Uji t digunakan untuk menget ahui pengar uh var iabel-var iabel i ndependen t er hadap var iabel dependen secar a par si al (Ghozali, 2016:97). Ji ka nil ai uji statisti k t signifi kansi >0,05 maka var iabel independen ti dak memi liki pengar uh t er hadap var iabel dependen, sebaliknya nilai uji statisti k t signi fikansi <0,05 maka var i abel independen memiliki pengar uh ter hadap var iabel dependen. Ber ikut hasil analisi s dengan menggunakan dua model pengujian uji statistik t. Ber dasar kan Tabel 2, nil ai signifi kansi dar i IFRS sebesar 0,519>0,05, kar ena nilai signi fikansi diatas 0,05 yang ber ar ti bahw a ti dak ter dapat per bedaan ter hadap tindakan manajemen l aba pada saat

  Volume 3, No 1, Februari 2018: 111 - 120 sebelum dan setelah pener apan penuh IFRS.Hal ini t idak sesuai dengan hipotesis 1 pada peneli tian ini H

  1 : “Konver gensi IFRS ber pengar uh negati f ter hadap ti ndakan manajemen laba” ditolak.

  Dar i Tabel 2, nil ai signifikansi dar i lever age sebesar 0,049 < 0,05, kar ena nilai si gnifikansi di baw ah 0,05 maka var i abel i ndependen lever age ber pengar uh posi tif ter hadap ti ndakan manajemen laba. Hal i ni sesuai dengan hipotesis H : Lever age ber pengar uh positi f ter hadap t indakan manajemen

  2 laba” di ter ima.

  Moder ated Regr ession Analysis ( MRA)

  (MRA) di gunakan untuk menguji per tumbuhan penjualan sebagai

  Moder at ed Regr essi on Analysi s pemoder asi pengar uh var i abel i ndependen ter hadap var iabel dependen.

  Ber dasar kan hasil Moder at ed Regr ession Analysis (MRA) yang sesuai pada Tabel 2, Nilai signi fikansi dar i int er aksi konver gensi IFRS (X1) dengan per tumbuhan penjualan (M) sebesar 0,542 > 0,05, kar ena nil ai si gnifikansi diatas 0,05 sehi ngga per tumbuhan penjual an bukan var iabel moder asi antar a konver gensi IFRS t er hadap tindakan manajemen l aba. Pada hi potesis H : “Per tumbuhan

  3 penjualan memper kuat konver gensi IFRS ter hadap tindakan manajemen laba” di tolak.

  Nil ai signi fikansi dar i inter aksi lever age dengan per tumbuhan penjual an sebesar 0,026 > 0,05, kar ena nil ai signi fikansi dibaw ah 0,05 sehingga per tumbuhan penjualan memper kuat pengar uh

  lever age ter hadap manajemen l aba. Hal ini sesuai dengan hipot esi s H 4 : “Per tumbuhan penjualan dapat memper kuat lever age t er hadap ti ndakan manajemen laba” diter ima.

  Analisis Regresi Berganda

  Analisis r egr esi ber ganda dalam penelit ian i ni ada dua model . Model r egr esi per tama mer upakan penjabar an dar i hasil uji pengar uh var iabel i ndependen yang l ebih dar i satu ter hadap var iabel dependen dan ter bentuk per samaan r egr esi ber ganda yaitu DAC =0,25 - 0,46 I FRS + 0,460 LEV +

  0,047 ε

  Dar i per samaan r egr esi di atas maka dapat dijel askan bahwa nilai konstant a 0,25 yang ber ar ti akan ter dapat manajemen laba sebesar 0,25 walaupun t idak ter dapat var iabel -var i abel pada peneli tian ini. Koefi sien r egr esi var iabel konver gensi IFRS (X1) sebesar -0,46. Koefisi en r egr esi var iabel konver gensi IFRS ( X1) menunjukan hasil negatif, hal ini menunjukan bahwa var iabel konver gensi

  IFRS memil iki hubungan yang ber law anan ar ah dengan manajemen laba (Y). Pada per iode per usahaan mener apkan I FRS maka manaj emen l aba (Y) akan mengalami penur unan sebesar 0,46% dengan asumsi var i abel lain tetap. Koefisien r egr esi var iabel Lever age (X2) sebesar 0,460. Hal ini menunjukan jika l ever age (X2) mengalami kenaikan 1, maka manajemen laba (Y) akan mengalami peningkat an sebesar 0,460% dengan asumsi var iabel lain tetap. Model r egr esi kedua mer upakan penjabar an dar i hasil uji dengan menggunakan var iabel inter aksi yai tu moder ating dan ter bentuk per samaan r egr esi ber ganda yaitu

  DAC = -0,152 + 0,142I FRS + 0,091LEV- 0,385SG + 1,317I FRS*SG + -1,193LEV*SG + 0,159 ε

  Dar i per samaan r egr esi diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai konstant a -0,152 yang ber ar ti akan terdapat manajemen laba sebesar -0,152 walaupun tidak t er dapat var iabel-var iabel pada peneliti an ini.Nilai koefi sien r egr esi pada var iabel Konver gensi I FRS sebesar 0,142. Nilai t er sebut menunjukan ji ka per usahaan melakukan konver gensi I FRS maka manajemen laba ( Y) akan mengalami kenai kan sebesar -0,142% dengan asumsi var iabel lain t etap. Nil ai koefisien r egr esi pada var iabel Lever age sebesar 0,091. Nil ai t er sebut menunjukan ji ka

  

lever age mengalami kenai kan 1 maka manajemen laba ( Y) akan mengalami kenai kan pul a sebesar

  0,091% dengan asumsi var iabel lain tetap. Ni lai koefisi en r egr esi pada var i abel Sal es Gr owt h sebesar -0,385. Koefisien r egr esi var iabel sales gr owt h menunjukan hasil negatif, hal i ni menunjukan bahwa var iabel sal es gr owt h memili ki pengar uh yang ber law anan ar ah dengan manajemen laba ( Y). Ji ka sal es gr owt h mengal ami kenaikan maka manajemen laba (Y) akan mengalami penur unan sebesar 0,385% dengan asumsi var iabel lain tetap. Nil ai koefi si en r egr esi inter aksi antar a var iabel konver gensi IFRS (X1) dengan sales gr owt h (M) sebesar 1,317.Hal i ni menunjukan jika var i abel IFRS (X1) setelah di moder asi per tumbuhan penjualan (M) memiliki pengar uh yang ber lawanan ar ah dengan manajemen laba (Y). Jika var iabel

  IFRS (X1) setelah di moder asi per tumbuhan penjualan ( M) mengalami kenai kan sebesar 1 maka manajemen laba ( Y) akan mengalami penur unan sebesar 1,317% dengan asumsi var iabel lain tet ap. Nil ai koefi sien r egr esi i nt er aksi ant ar a var i abel Lever age (X2) dengan per tumbuhan penjual an ( M) sebesar -1,193. Hal ini menunjukan ji ka var iabel Lever age (X2) set el ah dimoder asi per tumbuhan penjualan (M) mengalami kenai kan 1, maka manajemen laba ( Y) akan mengal ami penur unan sebesar 1,193% dengan asumsi var i abel l ain tetap.

  Pembahasan Pengaruh Konvergensi I FRS terhadap Tindakan Manajemen Laba Hasil peneliti an ini adal ah konver gensi IFRS t idak ber pengar uh ter hadap tindakan manajemen laba.

  Hasil penelit ian ini menduga bahw a konver gensi IFRS yang diter apkan pada per usahaan di Indonesia masih dalam tahap persi apan sehingga masih belum efekti f. Hal ini ter jadi kar ena IASB sebagai st andar d sett er dar i IFRS memili ki anggota yang sebagian besar adalah negar a maju. Oleh kar ena it u, I FRS belum tentu sepenuhnya sesuai apabil a diter apkan di negar a yang memili ki kar akter istik ber beda dengan negar a maju, sehingga pengadopsian IFRS har us di sesuaikan dengan kar akter istik suatu negar a agar pr oses pener apannya dapat dilakukan pada suatu negar a yang memi liki kar akter isti k yang ber beda dengan negar a-negar a maju. Peneliti an ini sejalan dengan peneliti an Pr atiwi (2016) yang menemukan bahw a konver gensi IFRS tidak ber pengar uh ter hadap tindakan manajemen laba. Ar tinya meskipun diter apkannya IFRS, pr akt ik manajemen l aba masih dapat dilakukan Pengaruh leverage terhadap Tindakan Manajemen Laba.

  Hasil penelit ian ini adalah lever age ber pengar uh positif ter hadap t indakan manajemen laba. Semakin ti nggi t ingkat l ever age per usahaan maka manajemen laba yang dil akukan oleh manajemen juga akan meni ngkat. Ketika per usahaan ber ada pada ti ngkat lever age yang ti nggi, ber ar ti per usahaan dapat di katakan ber ada dal am keadaan i nsolvable, ar ti nya per usahaan ber ada pada keadaan dimana kekayaan per usahaan yang di mili ki lebih keci l dibanding ut angnya. Lever age yang tinggi akan meningkat kan tindakan manajemen l aba unt uk memper t ahankan kiner j a manajemen di mata pemegang saham dan publi k. Sesuai dengan hipot esis dalam penjanjian hutang menyat akan bahw a jika suat u per usahaan menyimpang per janjian hutang yang t elah dibuat ber dasar kan laba akuntansi, maka semakin besar kemungkinan manajemen per usahaan memilih pr osedur akuntansi yang menggeser l aba akuntansi dar i per iode mendat ang ke per iode sekar ang (Naftalia, 2013:29). Hasil ini sejalan dengan hasil penelit ian sebelumnya yang dil akukan oleh Naftal ia (2013) menemukan bahw a Lever age ber pengar uh ter hadap ti ndakan manajemen l aba.

  

Pengaruh Konvergensi I FRS terhadap Tindakan Manajemen Laba dengan Pertumbuhan

Penjualan sebagai Variabel Moderasi

  Hasil peneliti an i ni adalah per tumbuhan penjualan tidak dapat memper kuat pengar uh konver gensi

  IFRS terhadap tindakan manajemen laba.Yang ber ar ti bahwa sebelum dan setel ah per usahan melakukan konver gensi IFRS, per tumbuhan penjualan t idak mempengar uhi ti ndakan manajemen laba.Hal ini ti dak sesuai dengan penel itian yang dil akukan oleh Sembi r ing (2015) yang menunjukan bahw a per t umbuhan penjual an ber pengar uh signifikan dal am tindakan manajemen l aba.Pada hasil peneliti an i ni di temukan bahwa per tumbuhan penjualan tidak ber kaitan dengan konver gensi I FRS (tidak memoder asi ) sehingga sebelum at au sesudah pener apan IFRS pada per usahaan tidak mempengar uhi pr aktik manajemen laba.

  

Pengaruh Lever age terhadap tindakan Manajemen Laba dengan Pertumbuhan Penjualan

sebagai Variabel Moderasi

  Hasil penelitian ini adalah per tumbuhan penjualan memper kuat pengar uh l ever age ter hadap tindakan manajemen laba. Pada r at io lever age dal am peneletian ini menggunakan total aset sebagai

  Volume 3, No 1, Februari 2018: 111 - 120 tolak ukur dal am menghi tung tingkat bi aya per usahaan yang didanai dengan hut ang. Ji ka semakin tinggi tingkat r at io lever age suatu per usahaan maka akan meningkat kan r esi ko pada invest asi ter sebut, dan dapat memper sulit per usahaan dalam mendapatkan pinjaman hut ang. Manajemen memi lih per t umbuhan penjual an sebagai salah sat u car a memanipulasi pendapat an laba per usahaan. Hasil peneliti an i ni sesuai dengan Sar i (2015) yang menunjukan bahwa per tumbuhan penjualan ber pengar uh signifi kan dalam tindakan manajemen laba.

  5. Keter batasan dan Agenda Penelitian Mendatang

  Peneliti an i ni masih jauh dar i sempur na, tetapi mempunyai keter batasan sebagai ber i kut : 1.

  Peneli tian ini hanya menggunakan per usahaan yang ter daftar di BEI dan masuk indeks LQ45 pada febr uar i 2009 dan tidak keluar dar i daft ar LQ45 sampai agustus 2014.

  2. Per usahaan di sektor keuangan ( bank) dikeluar kan dalam sampel penel itian kar ena pengukur an manajemen laba akr ual ber beda ant ar a sekt or keuangan dan sektor non keuangan.

  3. Var iabel dal am penelit ian ini hanya ter dir i dar i var i abel yang telah ditelit i ol eh penel iti sebel umnya.

  6. Kesimpulan

  Hasil dar i peneli tian ini dapat disi mpulkan bahw a (1) Konver gensi IFRS ti dak ber pengar uh ter hadap ti ndakan manajemen l aba yang di ukur dengan di scr eti onar y accr ual s. Hasil ini sejalan dengan hasi l peneli tian sebelumnya yang dilakukan ol eh Pr atiwi (2016) bahwa konver gensi I FRS tidak ber pengar uh ter hadap tindakan manajemen l aba, (2) Lever age ber pengar uh positi f dan signi fikan ter hadap ti ndakan manajemen laba yang diukur dengan discr etionar y accr ual s. Hasil ini sejalan dengan hasi l penel itian sebelumnya yang dilakukan oleh Naft al ia (2013) menemukan bahw a Lever age ber pengar uh t er hadap t indakan manajemen laba, (3) Inter aksi per tumbuhan penjualan bukan var iabel moder asi antar a konver gensi IFRS ter hadap manajemen l aba yang di ukur dengan discr etionary accr ual s. Hasil i ni sesuai dengan hasi l penelitian sebelumnya yang dilakukan ol eh Savitr i (2014) yang menemukan bahwa per usahaan yang penjual annya naik atau tur un tidak menjadi penentu menejemen dalam mel akukan t indakan manajemen laba, dan (4) Inter aksi per tumbuhan penjualan sebagai var iabel moder asi dapat memper kuat lever age t er hadap tindakan manajemen laba yang di ukur dengan discr etionar y accr ual s. Hasil penel itian ini sesuai dengan Sar i (2015) yang menunjukanbahwa per tumbuhan penjualan ber pengar uh signifikan dalam tindakan manajemen laba.

  Daftar Pustaka

  Cahyat i, A. D. (2011). Pel uang Manajemen Laba Pasca Adopsi IFRS : Sebuah Ti njauan Teor itis dan Empir is. Jur nal Riset Akunt ansi dan Keuangan, 1-7. Dewi, I. H. (2014). Pengar uh St r uktur Modal Ter hadap Nilai Per usahaan( Studi Pada Sektor Per t ambangan yang Ter daftar di BEI per i ode 2009-2012. e-Jur nal Administ r asi Bisnis, 17(1). Ghozali, I. (2016) . Aplikasi Analisis Mul tivariet e dengan Pr ogr am IMB SPSS 23. Semar ang: Badan Pener bit Univer sitas Diponegor o. Hanafi , M. M. (2004). Manajemen Keuangan Edi si 2004/ 2005 Cet akan kesat u. Yogj akar t a: BPFE- Yogjakar t a. Her awaty, V. (2008). Per an Pr aktek Cor por at e Gover nance sebagai Moder ating Var i able dar i

  Pengar uh Ear nings Management Ter hadap Ni lai Per usahaan. Si mposium Nasi onal Akunt ansi, 5. Lestar i, N. (2011). Pr aktik Manajemen Laba pada Per usahaan yang Melanggar Per janji an Utang. E- Jur nal Thesis Univer sitas Udayana, 4.

  Volume 3, No 1, Februari 2018: 111 - 120

  Mar paung, E. I. (2010). Pengar uh Per tumbuhan Penjual an, Lever age Oper asi,dan Pr ofitabili tas ter hadap Str uktur Keuangan. E-Jur nal Akunt ansi Univer sitas Krist en Mar anat ha, 1-6. Naftali a, V. C. (2013). Pengar uh Lever age ter hadap Manajemen Laba dengan Cor por at e Gover nance sebagai Var iabel Pemoder asi . E-Jur nal Skripsi Fakult as Ekonomika dan Bisnis Uni ver sit as

  Diponegor o .

  Novi anto, R. A. (2014). Pengar uh Konver gensi Ifr s Ter hadap Asimetr i Infor masi (St udy Kasus Pada Per usahaan Real Est ate Di Indonesi a). Skri psi Fakul t as Ekonomika dan Bisnis Univer si t as Di ponegor o .

  Pr ati wi, A. P., & Pr ati wi, M. W. (2016). Pengar uh Adopsi Ifr s Ter hadap Manajemen Laba Di Indonesia. Skripsi Fakul t as Ekonomi Dan Ilmu Sosial Uni ver si tas Bakrie. Pr i ambodo, T. J. (2014). Pengar uh St r uktur Modal, Tingkat Per tumbuhan Penjualan dan

  Pr ofit abil itas ter hadap St r uktur Modal . E-Jur nal Administ r asi Bisnis Univer sit as Br awij aya, 1- 5. Qomar iah, R. N. (2013). Dampak Konver gensi IFRS ter hadap Manaj emen Laba dengan Str uktur

  Kepemi likan Manajer ial sebagai Var i abel Moder ating. Skr ipsi Fakult ar Ekonomi Univer si t as Diponegor o Semar ang , 1-70. Savit r i, E. (2014). Analisis Pengar uh Lever age Dan Siklus Hidup Ter hadap Manajemen Laba Pada

  Per usahaan Real Estat e Dan Pr oper ty Yang Ter daft ar Di Bur sa Efek I ndonesia. E-Jur nal Skr ipsi Fakult as Ekonomi Univer sit as Ri au . 72-89. Sembir i ng, V. A. (2015). Pengar uh Audit Tenur e, I ndependensi Auditor , Rasio Hut ang, Dan

  Per tumbuhan Penjualan Ter hadap Manajemen Laba Discr etionar y Accr ual s Pada Per usahaan Pr oper ty Dan Real Estat e Yang Ter daft ar Di Bur sa Efek Indonesia. Skr ipsi Fakult as Ekonomi

  Dan Bi sni s Uni ver si t as Sumat er a Ut ara Medan , 1-23.