Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien dengan Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD) di Ruangan Anyelir RS. dr. G. L. Tobing Tanjung Morawa
PLANNING OF ACTION (POA) KEPERAWATAN MATERNITAS
DI RUMAH SAKIT DR. G.L. TOBING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN USU MEDAN Juni Juli NO. KEGIATAN
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
4
6
2
3
5
1
2
3
4
5
8
9
1
2
5
6
7
8
9
1. Orientasi PBLK Keperawatan Maternitas a.
Pengarahan tentang Kep.Maternitas di RS. G. L Tobing b.
Orientasi di RS G.L. Tobing
2. Penyusunan instrumen pengkajian (Manajemen Pelayanan)
3. Pengkajian dan analisa situasi (Manajemen Pelayanan)
4. Konsul judul PBLK (individu) ; Perdarahan Uterus Disfungsional
5. Pengkajian pasien individu
6. Konsul BAB I
7. Penentuan rumusan masalah (Manajemen Pelayanan)
8. Intervensi rumusan masalah (Manajemen Pelayanan)
9. Sosialisasi intervensi rumusan masalah
10. Konsul BAB II
11. Penentuan diagnosa dan intervensi keperawatan (individu)
12. Konsul BAB III (pengkajian, diagnosa, intervensi)
13. Implementasi
14. Evaluasi
15. Penyusunan pengumpulan laporan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
INSTRUMEN I
Perilaku Pemimpin Berilah tanda check list ( √) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih SL : selalu SR : seringK : kadang-kadang J : jarang TP : tidak pernah Sikap perawat ruangan dalam menilai kepemimpinan kepala ruangan No Pernyataan SL SR K J TP
1 Kepala ruangan mengingatkan anggota tim mengikuti standar dan peraturan
2 Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepemimpinan kepada anggota tim lain apabila saya berhalangan hadir
3 Kepala ruangan mengoreksi dan memberi asuhan bila terjadi kesalahan pada anggota tim
4 Kepala ruangan mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesionalisme dengan anggota tim
5 Kepala ruangan berkomunikasi secara efekltif melalui tulisan pada anggota tim
6 Kepala ruangan mengkoordinasi kerja
bersama kelompok
11 Kepala ruangan memberitahukan terlebih dahulu tentang adanya perubahan
12 Kepala ruangan menciptakan situasi yang kondusif dalam berkomunikasi.
13 Kepala ruangan memperlakukan semua anggota kelompok dalam kesetaraan
14 Kepala ruangan memotivasi anggota kelompok untuk bekerja sesuai kemampuannya
15 Kepala ruangan menerima masukan dari anggota kelompok
16 Kepala ruangan memberi pujian/ penguatan pada anggota kelompok terhadap keberhasilan tindakan
17 Kepala ruangan memberi dukungan pada anggota kelompok terhadap tindakan mereka
18 Kepala ruangan berkonsultasi dengan anggota kelompok sebelum melakukan tindakan
19 Kepala ruangan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan dari anggota kelompok
20 Kepala ruangan memotivasi anggota kelompok untuk bekerja sama sebagai tim
INSTRUMEN II
Kepuasan Kerja Perawat Berilah tanda check list ( √) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih STP : Sangat tidak puas CP : Cukup puas P : Puas SP : Sangat puas TP : Tidak puas
No Pernyataan STP TP CP P SP
1 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan
2 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, tempat parkir, kantin
3 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
4 Adanya jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja
5 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara
6 Hubungan antar karyawan dan kelompok kerja
7 Kemampuan dalam bekerjasama antar Karyawan
8 Sikap teman-teman sekerja terhadap
13 Kebebasan melakukan suatu metode sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan
14 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan
15 Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi
16 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapat kenaikan pangkat
17 Jumlah reward yang saya terima dibandingkan dengan pekerjaan yang saya lakukan
INSTRUMEN III
Kepuasan Pasien Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist ( √) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Keterangan: TP = Tidak Pernah KD = Kadang-kadang SR = Sering SL =SelaluNo Pernyataan TP KD SR S L
1 Perawat mengucapkan salam saat bertemu dengan pasien
2 Perawat memperkenalkan diri saat bertemu dengan pasien
3 Perawat memanggil nama pasien dengan benar
4 Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
5 Perawat menjelaskan manfaat tindakan yang akan dilakukan
6 Perawat bersikap sopan santun dan ramah saat melakukan tindakan
7 Perawat menjaga lingkungan pasien agar tetap bersih
8 Perawat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pasien
9 Perawat memeriksa kondisi pasien setelah dilakukan tindakan
10 Perawat mendampingi pasien pada waktu dokter melakukan pemeriksaan/ pengobatan
11 Perawat menanyakan kondisi pasien sebelum
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL (PUD)
A. Pokok Bahasan : Perdarahan Uterus DisfungsionalB. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Perdarahan Uterus Disfungsional
2. Penyebab Perdarahan Uterus Disfungsional
3. Gejala Perdarahan Uterus Disfungsional
4. Komplikasi Perdarahan Uterus Disfungsional
5. Penanganan Perdarahan Uterus Disfungsional
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami dan mengerti tentang perdarahan uterus disfungsional
2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15-20 menit, diharapkan peserta penyuluhan akan mampu menjelaskan: a.
Pengertian Perdarahan Uterus Disfungsional b.
Penyebab Perdarahan Uterus Disfungsional c. Gejala Perdarahan Uterus Disfungsional
F. Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Kamis/ 14 Juni 2012 Tempat : Ruang Anyelir RS dr. G. L. Tobing, Tanjung Morawa Waktu : 11.00-11.30 WIB
G. Media Poster dan leaflet
H. Pengorganisasian Penyuluh : Riskina Syahputri Nasution, S.Kep
I. Rencana Pelaksanaan Kegiatan No Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1. Pendahuluan Memberi salam dan memperkenalkan diri.
Menjelaskan TIU dan TIK
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan 5 menit
2. Pelaksanaan Menjelaskan pengertian Perdarahan Uterus Disfungsional
Menjelaskan penyebab Perdarahan Uterus Disfungsional Menjelaskan gejala Perdarahan Uterus Disfungsional Menjelaskan komplikasi
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan memperhatikan
Mendengarkan dan 20 menit disampaikan
Memberi salam penutup menerima leaflet
Menjawab salam J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur a.
Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan b.
Media dan alat memadai c. Setting sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses a.
Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu b.
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif c. Peserta panyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat diskusi
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi.K. Referensi Doengoes, M.E, et al. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC Handoko, Teguh. (2005). Perdarahan Uterus Disfungsional. Diunduh pada tanggal 21 Juni 2012 dari14. http://www.scribd.com/doc/48983911/DISFUNGSIONAL-UTERINE Yahya. (2008). Perdarahan Rahim Disfungsional. Diunduh pada tanggal 19 Juni 2012 dari
MATERI PENYULUHAN
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL
A. Pengertian
Perdarahan uterus disfungsional merupakan perdarahan rahim abnormal
tanpa penyebab organik (gangguan organ) seperti kemungkinan kehamilan, tumor,
infeksi, koagulopati, dan penyakit radang panggul atau penyakit lainnya (Yahya,
2008). Kadarusman (2005) mengatakan perdarahan uterus disfungsional adalah
perdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah, frekuensi maupun lamanya,
yang terjadi di dalam atau di luar haid sebagai wujud klinis gangguan fungsional
mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium, endometrium tanpa
kelainan organik alat reproduksi seperti radang, tumor, keganasan, kehamilan atau
gangguan sistemik lain.Perdarahan uterus disfungsional dapat berlatar belakang kelainan-
kelainan ovulasi, siklus haid, jumlah perdarahan dan anemia yang ditimbulkannya
(Kadarusman, 2005). Berdasarkan kelainan tersebut maka perdarahan uterus
disfungsional dapat dibagi seperti tabel 4.Tabel 4. Latar belakang kelainan perdarahan uterus disfungsional (PUD) dan bentuk kelainannya Dasar Kelainan Bentuk Klinis Ovulasi PUD ovulatorik
PUD anovulatorik Siklus
Metroragia Polimenorea Oligomenorea
Amenorea Jumlah perdarahan Menoragia Perdarahan bercak pra haid
Perdarahan bercak paca haid Anemia PUD ringan PUD sedang
PUD beratB. Etiologi
Perdarahan uterus disfungsional dapat dibedakan menjadi penyebab
dengan siklus ovulasi dan penyebab yang berhubungan dengan siklus anovulasi.
Menurut Suseno (2007) terdapat beberapa kondisi yang dikaitkan dengan
perdarahan rahim disfungsional, antara lain :1. Kegemukan (obesitas) 2.
Faktor kejiwaan 3. Alat kontrasepsi hormonal
C. Manifestasi Klinik
Perdarahan rahim dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah
perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada
siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa
diprediksikan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman sedangkan pada
anovulasi merupakan kebalikannya. Selain itu gejala yang dapat timbul
diantaranya seperti mood yang suka berubah-ubah, kekeringan atau kelembutan
vagina serta rasa lelah yang berlebih (Suseno, 2007).1. Siklus ovulasi Karakteristik PUD bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang,
hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan
kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek
(polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk menegakan diagnosis,
pengambilan sampel perlu dilakukan pada masa mendekati haid. Apabila siklus
haid tidal tidak lagi dikenali karena perdarahan yang lama dan tidak teratur,
bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong.Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe b.
Insufisiensi korpus luteum Hal ini menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau
polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh
gangguan LH releasing factor. Diagnosis ditegakkan apabila hasil biopsi
endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang
seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan.c.
Apopleksia uteri Wanita dengan hipertensi dapat mengalami pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
d.
Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan
dalam mekanisme pembekuan darah.2. Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation) Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu
bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya sehingga
perdarahan rahim berkepanjangan (Suseno, 2007). Pada tipe ini berhubungan
dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu
fungsional aktif. Folikel-folike ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami
perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan
hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause
proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancer (Handoko, 2005).Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada
harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi
ovulatoar. Sedangkan pada wanita dewasa dan terutama dalam masa
pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk
menentukan ada tidaknya tumor ganas (Handoko, 2005).D. Komplikasi
Menurut Suseno (2007), perdarahan uterus disfungsional memiliki beberapa komplikasi yaitu: 1. ovulasi Infertilitas dari kurangnya
2. Parah anemia dari perdarahan haid berkepanjangan atau berat
3. Penumpukan dinding rahim tanpa perdarahan haid yang cukup (faktor
kemungkinan dalam perkembangan kanker endometrium )
untuk terapi estrogen, maka penggunaan progesteron dianjurkan. Untuk
perdarahan disfungsional yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terapi yang
diberikan tergantung dari status ovulasi pasien, usia, risiko kesehatan, dan pilihan
kontrasepsi. Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien
yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi
diberikan , dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi. Terapi
operasi dapat disarankan untuk kasus yang resisten terhadap terapi obat-obatan
(Kadarusman, 2005).1. Pasien ditemukan pada waktu episode perdarahan berat Dalam situasi ini, terapi yang diberikan bersifat darurat. Terdapat dua
metode yaitu kuretase dan memberikan hormone. Hormon yang dipilih biasanya
adalah combined equine estrogen (CEE), 25 mg diberikan secara intravena dan
diulangi setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. CEE dengan dosis ini dapat menyebabkan
mual yang berat pada bebepara wanita. Setelah CEE dapat menghentikan
perdarahan, harus diberikan progestogen selama 14 hari untuk menginduksi
perubahan sekresi dan kemudian pelepasan endometrium. Sebagai pengganti CEE
dapat diberikan 17-hidroksiprogesteron asetat 125-250 mg secara intramuscular,
2. Pasien ditemukan diantara episode perdarahan Dalam situasi ini terdapat beberapa pilihan yang dibagi dalam dua
kelompok utama yaitu pengobatan hormonal dan pengobatan secara bedah
(Llewellyn-Jones, 2002).3) Pengobatan hormonal Terdiri dari progestogen, kontrasepsi oral, Danazol, dan Levonorgestrel intrauterine device .
4) Terapi bedah Kuretase
Kuretase dapat mengontrol perdarahan berat dalam jangka waktu yang singkat, tetapi biasanya kambuh kembali dalam jangka 4-6 bulan.
Ablasi Endometrium Konsep prosedur ini adalah mengadakan ablasi lapisan basal
endometrium, regenerasi endometrium dapat dicegah atau dikurangi, dan
menoragi dapat sembuh. Keuntungan dari ablasi endometrium adalah tindakan inikurang invasif dan kurang nyeri dibandingkan histerektomi. Masa penyembuhan
3-7 hari.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN
”PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL”
A. PersiapanSebelum dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Perdarahan Uterus
Disfungsional (PUD), mahasiswa membuat kontrak dengan pasien kelolaan (Nn.
H) untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai Perdarahan Uterus
Disfungsional pada 14 Juni 2012.Pada hari Rabu, 13 Juni 2012 mahasiswa mempersiapkan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) dan media penyuluhan berupa poster dan leaflet. Materi yang
akan diberikan dalam kegiatan ini mengenai defenisi PUD, etiologi PUD,
manifestasi klinis PUD, komplikasi PUD dan penatalaksanaan PUD..
B. Pelaksanaan Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah setelah mengikuti
penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan akan mampu
menjelaskan kembali mengenai Perdarahan Uterus Disfungsional. Kegiatan
Adapun kegiatan yang dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang defenisi PUD, etiologi PUD, manifestasi klinis PUD, komplikasi PUD
dan penatalaksanaan PUD.Selama kegiatan penyuluhan berlangsung peserta mengikuti dan
memperhatikan penyuluhan dengan baik. Peserta penyuluhan juga bertanya
mengenai hal-hal yang kurang dipahami seperti menanyakan beberapa istilah
medis. Penyuluhan diikuti oleh Nn. H dan Ibu Nn. H.C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur a.
Kegiatan dilaksanakan di Ruang Anyelir RS dr. G. L. Tobing Tanjung Morawa pada pukul 11.00 – 11.30 WIB b.
Media yang digunakan berupa Poster dan leaflet c. Peserta penyuluhan berjumlah 2 orang
2 Evaluasi Proses a.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tepat waktu b.
Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif dan kooperatif
3. Evaluasi Hasil Peserta penyuluh terdiri dari 2 orang. Kegiatan ini mendapat respon yang
baik dari peserta penyuluhan. Hal ini dibuktikan dengan peserta kooperatif dan
dapat menjawab pertanyaan penyuluh tentang pengertian PUD dan gejala yang
muncul.D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan Penyuluhan merupakan suatu bentuk pendidikan kesehatan dalam bentuk
ceramah dan diskusi yang berguna untuk membagi pengetahuan kesehatan kepada
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian informasi tentang PUD.
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar. Hal ini dibuktikan dari
respon positif dan ketertarikan peserta tersebut untuk mendengar diskusi dan
penyuluhan. Melalui penyuluhan ini diharapkan para peserta dapat mengerti
mengenai PUD dan penanganannya.2. Saran Bagi penyuluhan berikutnya diharapkan dapat memberikan materi yang
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE CHECKLIST 1.
Pengisian metode ceklist dilakukan oleh perawat/bidan mulai dari pengkajian, data objektif dan subjektif, diagnosa, tujuan/criteria hasil, intervensi dan evaluasi.
2. Cara pengisian adalah dengan memberikan tanda ceklis pada kolom asuhan yang diamati, apabila unsur tersebut dilakukan.
3. Data objektif adalah data yang diperoleh melalui inspeksi, palpasi, perkusi , dan auskultasi misalnya, TD (Tekanan Darah), HR (Hearth Rate/ Denyut Jantung), RR (Respiratory Rate/ Frekuensi Pernafasan), T (Temperature/ Suhu Tubuh), skala nyeri serta warna kulit.
4. Data subjekif yaitu data yang diperoleh dari keluhan langsung yang dikatakan oleh pasien atau keluarga pasien/saksi lain misalnya pasien mengatakan bahwa …. (kepala pusing, nyeri, atau mual). Perawat dan bidan diperbolehkan menmberi tanda checklist lebih dari satu baik data objektif maupun subjektif sesuai pengkajian yang telah dilakukan
6. Perumusan diagnosa keperawatan dapat dikategorikan menjadi : a.
Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.b.
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.7. Pada kolom “faktor yang berhubungan”, perawat/bidan hanya boleh memilih 1 pilihan untuk setiap diagnosa keperawatan yang muncul.
8. Perawat/bidan dapat memilih beberapa tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai pada setiap diagnosa keperawatan
9. Intervensi keperawatan merupakan semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan. Rencana keperawatan harus terorganisasi sehingga setiap perawat dapat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan kepada pasien dengan cepat dan tepat. Perawat dapat memilih intervensi yang dilakukan mulai dari tindakan yang dilakukan perawat maupun secara kolaboratif dengan profesi lain maupun keluarga pasien. objektif merupakan evaluasi berdasarkan data objektif yang telah didapat dengan membandingkannya dengan criteria hasil. Pada unsure analyze perawat menentukan apakah masalah telah teratasi secara kese;uruhan atau tidak. Jika belum teratasi maka perawat membuat planning atau rencana apakah melanjutkan intervensi yang telah dibuat, memodifikasi intervensi yang dikerjakan atau menghentikan intervensi jika tujuan tindakan telah dicapai.
11. Selanjutnya perawat yang mengisi asuhan keperawatan memberi paraf.
RUMAH SAKIT G.L. TOBING PTPN 2 TANJUNG MORAWA
RUANG ANYELIR
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MATERNITAS
Tanggal masuk : Ruang Rawat : No. MR : I . BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : ………………………… Umur : Tgl/Bln/Thn : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Status Kawin : Kawin Belum Kawin Agama : Islam Kristen Hindu Budha Pendidikan : Sarjana Diploma/Akademi SMU SLTP SD Tidak Sekolah
Pekerjaan : PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat: Tanggal Pengkajian : Diagnosa Medis :
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Hub. dgn pasien : Suami/Istri Anak Ayah Ibu
Pekerjaan : PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat :II.KELUHAN UTAMA
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………… ……………………
Lembut Berisi Penuh Bengkak Merah Nyeri
6. Kondisi Puting Normal Datar Masuk ke dalam Lecet
7. Tinggi Uterus U/U ....J/U ...U/J
8. Posisi Uterus Midline Kanan umbilikus Kiri umbilikus
9. Konsistensi uterus Kenyal Lembut Kenyal dengan massage
10. Warna Lochia Rubra Serosa Alba
11. Bau Lochia ada Tidak berbau/normal
12. Kondisi perineum Utuh/menyatu Bengkak Edema Hematom
13 Episiotomi Bersih Kemerahan Edema
14. Homan’s Sign Negatif Positif
15. Status emosional Tenang Cemas Takut Depresi Afek datar
16. Aktivitas Di tempat tidur Ambulasi Ke kamar mandi
17. Personal Hygiene Mandi dengan waslap di tempat tidur Mandi guyur Pericare Foley care
18. Nafsu makan Puasa Baik cukup Tidak ada
19. Tipe Diet Cairan jernih M I MII MB
IV. PENGKAJIAN IBU HAMIL
Nama/Umur Klien : G P A H Mg Pekerjaan : THT :
RIWAYAT OBSTETRIK YANG LALU
1. G P A Jumlah anak laki-laki perempuan No. Umur Kehamilan Persalinan Nifas Sekarang
2. Penolong persalinan yang lalu Dokter Bidan
3. Yang menemani pada persalinan yang lalu Ibu Suami Lain-lain
4. Komplikasi pada kehamilan yang lalu Peningkatan tekanan darah Hiperemesis gravidarum Pembengkakan tangan, wajah Diabetes Infeksi saluran kencing Lainnya, jelaskan Perdarahan
5. Setelah persalinan, masalah yang mengganggu Perdarahan Persalinan lama Kejang Persalinan prematur Lainnya, Jelaskan
6. Masalah bayi pada persalinan yang lalu Perdarahan Menyusui/makan Jaundice Lahir mati Cacat Lainnya, Jelaskan
KEHAMILAN SEKARANG
1. Rasa ketidaknyamanan selama kehamilan Ada Tidak ada
2. Gangguan tidur selama kehamilan Ada Tidak Ada
3. Makanan yang tidak disukai atau pantang dimakan selama hamil Ya Tidak
4. Kehamilan ini mempengaruhi pola BAB Ya Tidak
6. Kehamilan ini mempengaruhi pola BAK
3. Riwayat Menstruasi
V. PEMERIKSAAN FISIK
- Bentuk kepala Bulat Lonjong • Kebersihan Kulit Kepala Bersih Kotor Data Subjektif : ……………..
4. Telinga Normal Data Subjektif : ……………..
Pemeriksaan Thorak / Dada
e.
d. Pemeriksaan Kulit Lembab Kering Data Subjektif : ……………..
6. Leher / Tekanan Vena Jugularis Meningkat Normal Data Subjektif : ……………..
5. Mulut/Bibir Sianosis Mukosa kering Data Subjektif : ……………..
3. Hidung Pernafasan cuping hidung Normal Data Subjektif : ……………..
a. Menstruasi pertama umur Tahun
2. Mata Ikterus Anemia Konjungtiva Pucat Data Subjektif : ……………..
Kepala dan Rambut
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher 1.
BB :…….. TB:…………
b. Tanda-tanda Vital TD :……… HR:………… RR ………. T :……..
a. Keadaan Umum Baik Lemah Buruk
c. HPHT :
b. Siklus mentruasi: interval hari, Jumlah , Nyeri , bercak
1. Inspeksi
Kanan :
Auskultasi Frekuensi ………x/i
- Irama Reguler Irreguler S1
- Normal Abnormal Normal Abnormal S2 Data Subjektif : ……………..
g.
Pemeriksaan abdomen Peristaltik usus Ada Tidak ada Frekuensi : Nyeri tekan Ada Tidak ada Hepar Teraba Tidak teraba Ascites Ada Tidak ada Data Subjektif : ……………..
h.
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya Edema scrotum/labia Ada Tidak ada Data Subjektif : …………….. i.
Pemeriksaan ekstremitas Edema pada ekstremitas atas Ada Tidak ada Edema pada ekstremitas bawah Ada Tidak ada Data Subjektif : …………….. j.
Pemeriksaan neurologis Kesadaran : GCS : Kekuatan Otot : I
II III
IV Data Subjektif : ……………..
VI. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
a.Diagnosa Medis:
b. Pemeriksaan Diagnostik 1.
Laboratorium Kesan :……………
2. Rontgen : Kesan : …………
3. EKG :
Pengkajian Bayi baru lahir Nama Bayi : Tanggal/Waktu lahir : P/L Nama Ibu/Umur: Pekerjaan Ibu :
1. Keadaan Umum : Baik Lemah Buruk
2. Warna Kulit : Normal Pucat Sianosis Kemerahan
3. Tonus Otot Baik Lemah
4. Postur : Baik Buruk
5. Berat Badan : .........gram
6. Panjang Badan : .......Cm
7. Respon bayi terhadap rangsangan interna dan eksterna Baik Lemah
8. Nadi : .........x/menit
9. RR : .........x/menit
10. Suhu:.........oC
11. Usaha bernafas pada bayi Retraksi Gasping Grunting
12. Kualitas tangisan Kuat Lemah Melengking
13. Irama Pernapasan : Reguler Ireguler
14. Pernapasan cuping hidung Ada Tidak ada
15. Joundice pada kulit Ada Tidak ada
16. Petechiae pada kulit Ada Tidak ada
17. Distensi Abdomen Ada Tidak ada
18. Tali pusat
Nama pasien : No.MR :
Kekurangan volume cairan akan teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam- basa, hidrasi yang adekuat , dan status nutrisi yang adekuat; Asupan makanan dan cairan Dengan kriteria hasil: Pasien akan tidak memiliki konsentrasi urine yang berlebihan
Aktivitas Kolaboratif: Laporkan dan catat haluaran urin Berikan terapi IV sesuai dengan anjuran Laporkan abnormalitas elektrolit
Tinjau ulang elektrolit, terutama natrium, kalium, klorida, dan kreatinin Kaji adanya vertigo atau hipotensi postural Kaji orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu Timbang berat badan dan pantau kemajuannya Tentukan jumlah cairan yang masuk selama 24 jam Tingkatkan asupan oral (Misalnya, berikan cairan oral yang disukai pasien, letakkan pada tempat yang mudah dijangkau, berikan sedotan.
Pantau perdarahan Identifikasi faktor yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi (Misalnya, obat-obatan, deman, stres, dan program pengobatan)
Pasien akan memiliki asupan Aktivitas Keperawatan: Pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan Observasi kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (Misalnya diare, drainase luka, pengisapan nasogastrik, diaphoresis)
Pasien akan menampilkan hidrasi yang baik (membran mukosa lembab, mampu berkeringan)
Pasien akan tidak mengalami haus yang tidak normal Pasien akan memiliki keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 24 jam
Tujuan:
No. Tempat Tidur : Hari/
Insipidus, hiperaldosterinosme) Asupan cairan yang tidak adekuat
Kehilangan volume cairan aktif Konsumsi alkohol yang berlebihan secara terus menerus Kegagalan mekanisme pengaturan (seperti, Diabetes
Faktor yang berhubungan:
Kekurangan volume cairan
DS : Haus DO : Perubahan status mental Penurunan tekanan darah Penurunan volume/tekanan nadi Penurunan turgor kulit/lidah Penurunan haluaran urine Penurunan pengisian vena Kulit/membran mukosa kering Hematorkrit meningkat Suhu tubuh meningkat Frekuensi nadi meningkat Konsentrasi urine meningkat Penurunan berat badan yang tiba-tiba Kelemahan
Tujuan/ Kriteria Evaluasi Intervensi Evaluasi Nama/Paraf
Tanggal Data Diagnosa
S: O: cairan oral dan atau intravena yang adekuat.
Pendidikan untuk pasien dan keluarga: Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila pasien haus
A: P:
Referensi Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Nama pasien : No.MR :
(sebutkan)
Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan cara untuk melakukannya. Aktivitas Kolaborasi: Kolaborasi dengan dokter untuk perlunya diberikan stimulant selera
Pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga: Ajarkan metode perencanaan makan. Berikan penkes tentang makanan yang bernutrisi tetapi tidak mahal.
Monitor nilai-nilai laboratorium, terutama transferin, albumin, dan elektrolit. Tanyakan makanan kesukaan pasien. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Monitor catatan intake kalori dan komponen nutrisi. Monitor BB pasien. Kaji dan dokumentasikan drat kesulitan mengunyah dan menelan. Identifikasi faktor-faktor penyebab mual dan muntah. Identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehilangan selera makan pasien (misalnya, medikasi, masalah emosional). Monitor perilaku pasien yang berhubungan dengan penurunan BB.
Aktivitas Keperawatan: Kaji motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.
Nilai laboratorium (tranferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal. Menunjukkan level energi adekuat. Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi
Dengan kriteria hasil: BB bertambah dan dalam batas normal.
Status nutrisi: makanan, cairan, dan intake adekuat.
Tujuan:
Ketergantungan kimiawi Penyakit kronis (sebutkan) Intoleransi makanan Kebutuhan metabolik tinggi Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi Akses pada makanan terbatas Hilangnya nafsu makan Mual/muntah Gangguan psikologis
No. Tempat Tidur Hari/
Ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna makanan dan menyerap nutien yang diakibatkan karena faktor biologis, psikologis, atau ekonomi
Faktor yang berhubungan:
Nutrisi, ketidakseimbangan, kurang dari kebutuhan tubuh.
Kelemahan otot.
Kurang informasi Tidak ada selera makan Miskonsepsi Konjungtiva dan membran mukosa pucat Tonus otot lemah Menolak makanan Perih dan inflamasi kavitas bukal.
DO: Mudah pecahnya pembuluh darah kapiler Diare atau steatorin Kekurangan makanan Kehilangan rambut yang berlebihan Peristaltik usus hiperaktif.
DS: Kram Abdomen Nyeri abdomen Tidak Selera Makan Indigesti Gangguan Pengecapan Kekurangan makanan Rasa penuh diperut segera setelah mengunyah makanan.
Tujuan/ Kriteria Evaluasi Intervensi Evaluasi Nama/Paraf
Tanggal Data Diagnosa
S: O: makan, supleman.
A: Toleransi terhadap diet yang dianjurkan
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk Menyatakan keinginan untuk pasien dengan ketidakadekuatan mengikuti diet asupan protein atau kehilangan protein
Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi P:
Referensi Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Nama pasien : No.MR :
No. Tempat Tidur : Hari/ Data Diagnosa Intervensi Evaluasi Nama/Paraf
Tanggal Tujuan/ Kriteria Evaluasi DS : - Defisit Perawatan Diri: makan Aktivitas keperawatan : S:
□ Kaji kemampuan menggunakan alat
Faktor yang berhubungan: bantu
DO: Penurunan atau kurang □ Kaji tingkat kekuatan dan toleransi
Ketidakmampuan untuk : terhadap aktivitas motivasi □ Menyuap makanan dari □ Kaji peningkatan atau penurunan
Ketidaknyamanan piring ke mulut untuk makan sendiri
Hambatan lingkungan □ Mengunyah makanan □ Kaji defisit sensori, kognitif, atau
Gangguan muskuloskeletal fisik yang dapat menyulitkan makan □ Menyelesaikan makan
Gangguan neuromuskular □ Meletakan makanan ke □ Kaji kemampuan untuk mengunyah
Nyeri piring dan menelan makanan
Gangguan kognitif atau □ Memegang alat makan □ Kaji keadekuatan asupan nutrisi persepsi □ Memasukkan makanan
Ansietas berat dengan cara yang dapat Pendidikan untuk Pasien dan Keluarga : Kelemahan atau kelelahan diterima oleh
□ Tunjukan penggunaan alat bantu dan masyarakat aktivitas yang adaptif
Tujuan:
□ Memasukkan makanan □ Ajarkan pasien menggunakan metode Menunjukan perawatan diri : secara aman alternatif untuk makan/minum. aktivitas kehidupan sehari-hari.
O: □ Memasukkan makanan
Dengan kriteria hasil: dengan cukup Aktivitas kolaboratif :
Mampu untuk makan secara □ Memanipulasi makanan □ Rujuk pasien dan keluarga pada mandiri di mulut layanan sosial untuk pertolongan
Menunjukan asupan kesehatan di rumah. □ Membuka wadah makanan/cairan yang adekuat □ Mengambil cangkir atau □ Gunakan terapi fisik dan okupasi gelas sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien.
□ Menyiapkan makanan untuk diingesti Aktivitas lain :
□ Menelan makanan menggunakan alat bantu □ Akomodasi defisit kognitif dengan cara berikut : □ Hindari penggunaan makanan peralatan makan yang tajam.
□ Periksa makanan di pipi □ Makan di lingkungan yang sepi untuk mengurangi distraksi □ Pertahankan komunikasi verbal yang pendek dan sederhana □ Sediakan makanan dalam porsi kecil □ Dukung pencapaian pasien □ Dukung kemandirian dalam makan dan minum, bantu pasien jika diperlukan.
A: P:
Referensi Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Nama pasien : No.MR :
Menunjukkan perawatan diri: Aktivitas kehidupan sehari-hari ditandai dengan indikator: ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain/alat bantu, mandiri dengan bantuan alat bantu atau mandiri sepenuhnya Dengan kriteria hasil:
Aktivitas kolaboratif : □ Tawarkan pengobatan nyeri sebelum toileting □ Rujuk pasien dan keluarga ke
Pengelolaan lingkungan : □ Berikan informasi perawatan diri terhadap keluarga/orang lain yang penting terhadap ingkungan rumah yang aman untuk pasien
Pendidikan untuk pasien dan keluarga : □ Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik pemindahan dan ambulasi □ Tunjukan penggunaan alat bantu adaptif □ Pantau perawatan diri : toileting : ajarkan pasien atau orang lain yang berkepentingan dalam rutinitas toileting
□ Kaji defisit sensori, kognitif, atau fisik yang dapat yang dapat membatasi kemampuan toileting sendiri
□ Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas □ Kaji adanya peningkatan atau penurunan kemampuan untuk toileting sendiri
Mampu untuk pergi atau keluar Aktivitas keperawatan □ Kaji kemampuan untuk berjalan secara mandiri dan aman □ Kaji kemampuan untuk menggunakan alat bantu, misal walker, tongkat
Mengenali dan berespons terhadap urgensi untuk berkemih atau defekasi
Menerima bantuan dari pemberi perawatan Mengenali/mengetahui kebutuhan akan bantuan untuk toileting
Tujuan:
No. Tempat Tidur Hari/
Penurunan atau kurang motivasi Hambatan lingkungan Kerusakan status mobilitas Hambatan kemampuan untuk berpindah Kerusakan musculoskeletal Kerusakan neuromuskular Nyeri Kerusakan persepsi atau kognitif Ansietas berat Kelemahan atau kelelahan
Faktor yang berhubungan:
Defisit Perawatan Diri: toileting
□ Duduk/bangun dari toilet □ Melepas dan mengenakan pakaian □ Membersihkan diri sehabis eliminasi □ Menyiram toilet
□ Ketidakmampuan melakukan kegiatan eliminasi/ke kamar kecil
DS:- DO:
Tujuan/ Kriteria Evaluasi Intervensi Evaluasi Nama/Paraf
Tanggal Data Diagnosa
S: O: dari toilet Membersihkan diri setelah
toileting
pelayanan sosial Aktivitas lain : □ Hindari penggunaan kateter menetap atau kateter kondom bila memungkinkan
□ Letakan pispot atau urinal dalam jangkauan pasien □ Bantuan perawatan diri □ Pengelolaan lingkungan seperti menyingkirkan bahaya lingkungan, menyediakan pengharum ruangan
A: P:
Referensi Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Nama pasien : No.MR :
Menunjukan perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari yang ditandai dengan indikator : membutuhkan bantuan orang lain atau alat bantu, mandiri dengan alat bantu, mandiri dengan sepenuhnya. Dengan kriteria hasil: Menerima bantuan atau perawatan total dari pemberi perawatan jika diperlukan
Aktivitas lain : □ Libatkan keluarga dalam penentuan rencana □ Bantuan perawatan diri : mandi : seperti letakan sabun, handuk, deodoran di samping/ kamar mandi, keramas rambut dan cukuran.
□ Gunakan ahli fisiotherapi dan terapi kerja sebagai sumber-sumber dalam merencanakan aktivitas keperawatan pasien
Akitivitas kolaboratif : □ Tawarkan pengobatan nyeri sebelum mandi □ Rujuk pasien dan keluarga ke layanan sosial untuk perawatan di rumah
Pendidikan untuk pasien dan keluarga : □ Ajarkan pasien atau keluarga pengguaan metode alternatif untuk mandi dan hygiene mulut
□ Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari. □ Kaji kondisi kulit saat mandi. □ Antau adanya perubahan kemampuan fungsi. □ Pantau bantuan perawatan diri : mandi : seperti pantau kebersihan kuku berdasarkan kemampuan diri pasien.
Mampu menghidupkan dan Aktivitas Keperawatan: □ Kaji kemampuan untuk menggunakan alat bantu.
Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene mulut
Tujuan:
No. Tempat Tidur : Hari/
Kerusakan neuromuskular Nyeri Gangguan persepsi atau kognitif Ansietas hebat Kelemahan dan kelelahan
Penurunan atau kurang motivasi Hambatan lingkungan Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh atau hubungan tertentu
Faktor yang berhubungan:
Defisit Perawatan Diri: mandi
□ Mengeringkan badan □ Mengambil perlengkapan mandi □ Masuk dan keluar kamar mandi □ Mendapatkan atau menyediakan air □ Mengatur suhu dan aliran mandi □ Membersihkan tubuh atau anggota tubuh
DS: - DO: Ketidakmampuan untuk :
Tujuan/ Kriteria Evaluasi Intervensi Evaluasi Nama/Paraf
Tanggal Data Diagnosa
S: O: mengatur pancaran dan suhu air
A: Membersihkan dan mengeringkan tubuh Melakukan perawatan mulut Menggunakan deodoran
P: Referensi Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC Nama pasien : No.MR :
No. Tempat Tidur : Hari/
Tanggal Data Diagnosa
Tujuan/ Kriteria Evaluasi Intervensi Evaluasi Nama/Paraf