BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil - Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

  Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang – Undang tentang usaha kecil No. 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1.

  Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak 1 Miliar 3.

  Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun langsung dengan usaha besar maupun usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum (Iwantono, 2002:4) Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai aset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak melebihi Rp 200 juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

  Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperassi dan UKM, kelompok usaha kecil termasuk didalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisonal dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadah hukum dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100 juta. Sedangkan menurut BPS (Biro Pusat Statistik) (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang termasuk pengusaha.

2.1.2 Ciri – Ciri Usaha Kecil

  Menurut istilah umum ketenagakerjaan (http://www.usaha kecil menengah) ciri–ciri industri berskala kecil adalah: a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan (single ownership and management) b. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan.

  c. Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna untuk mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

  d. Adminstrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang teratur, dan belum berbadan hukum.

  Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id) ciri–ciri dan watak usaha kecil adalah sebagai berikut: a. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri. b. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras.

  c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat.

  d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik.

  e. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

2.1.3 Pengertian Wirausahawan

  Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepeneur berasal dari kata kerja entreprende.

  Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

  Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Suryana, 2006:15) : “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk

  and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to

  ”

  capatilize on them

  Menurut Marzuki Usman (dalam Suryana, 2006:15) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi mativasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

  Menurut Sri Edi Swasono (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

  Menurut Prawirokusumo dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

  Wirausaha adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Suryana, 2006:50)

  Secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut, cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2009:16)

  Para ahli mendefenisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang berbeda- beda. Dari segi karakteristik pelaku, wirausahawan (entrepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan perusahaan atau usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Defenisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang memiliki kemauan normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha

  Kewirausahawan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan atau masyarakat dengan selalu berusaha dan mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3)

  Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”.

2.1.4 Ciri-ciri Wirausahawan

  Menurut Sulipan, (2005) memberi kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebaagi berikut:

  1. Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

  2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan dalam berwirausaha.

  3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalam mengejar suatu keuntungan

  4. Mempunyai daya, kreassi, imajinasi dalam mengembangkan bidang usaha yang digeluti.

  5. Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.

  6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan

  7. Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif dan efesien.

  8. Berusaha tidak konsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan usahanya. Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2006:24) mengemukakan ciri- ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

  Ciri-ciri Watak 1) Keyakinan, ketidaktergantungan,

  Percaya Diri individualitas, dan optimisme.

  1) Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi, hasil berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif

  2) Pengambilan resiko dan suka tantangan

  Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

  3) Kepemimpinan

  Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

  4) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

  5) Berorientasi ke masa depan

  Pandangan ke depan, perspektif Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1.

  Mempunyai kemampuan yang kuat untuk berusaha.

  2. Mempunyai perjuangan yang tidak kenal lelah dalam berusaha.

  3. Percaya pada keyakinan diri sendiri untuk maju.

  4. Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang usahanya.

  5. Berpikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

  6. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya.

  7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.

2.1.5 Manfaat Membuka Usaha Sendiri

  Kebanyakan wirausahwan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana yang tidak menyenangkan. Budaya (culture) perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan yang menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:

  1. Potensi penghasilan yang tidak terbatas Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagai karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjangan – tunjangan bila ada), dimana gaji dantunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya dapat menerima keputusan yng dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha.seorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang menggiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.

  2. Memaksimalkan Kemampuan.

  Kemempuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas – luasnya untuk berkreasi dengan ide – ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan – batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksilmal bagi usahanya sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut teragantung pada pimpinannya dalam mengelola usaha tersebut.

  3. Bebas Mengatur Kerja Dengan menjadi seorang karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan diluar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut dirumah.

  Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

  4. Sikap Mental Yang Mandiri Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sanagat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.

  

2.2 Faktor–Faktor Yang Mendorong

Wirausahawan Memulai Usaha kecil

  Faktor apa yang sebenarnya menggerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang dipublikasikan di media, pengakuan ini bukanllah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan efesiaen (Abdinagoro 2004:2). Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun (Pandji 2002:243), maka faktor–faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut:

  1. Modal Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain- lain.akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orng yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua orang tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausaha, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan.

  2. Peluang Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan – keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya.

  Peluang atau kesempatan tidak datang berulang–ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati–hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai. Ada tiga fase pendekatan mengidentifikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1.

  Menemukan gagasan.

  2. Mengidentifikasi peluang yang ada.

  3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.

  3. Pendidikan Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah.

  Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yaitu meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya hanya sedikit yang mempunyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh melaui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM dan kursus.

  4. Emosional Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendaki. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya

  5. Pengalaman Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang. Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan (Longenecker, 2000:95).

2.3 Tahap Menyusun Rencana Usaha

  Penyusunan rencana usaha bisa dilakukan dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut, (Musrofi, 2004:139)

  1. Bidang Usaha

  Sebelum memulai usaha tentu timbul pertanyaan dari mana memulainya. Hal tersebut dapat dimulai dari ide usaha yang usaha dipilih, diterapkan dan selanjutnya ditindak lanjuti. Persoalan yang sebenarnya, usaha yang dijalankan tersebut bergerak dibidang apa. Pada umumnya kadang kala wirausahawan terjebak dalam persoalan ini. Mereka tidak menyadari atau mengetahui kearah mana usahanya akan berjalan untuk selanjutnya .

  2. Visi dan Tujuan Seseorang yang memulai usaha dari nol, biasanya tidak mau berpikir tentang nasib usahanya dalam jangka panjang, yang penting jalan dan menguntungkan, begitu kira-kira yang ada dibenak orang. Hal ini pun tidak masalah. Namun, jauh lebih baik apabila ada visi dan misi, meskipun usaha itu dimulai dari usah kecil. Dengan adanya visi, diharapkan orang akan tekun, dan terus menerus termotivasi menuju visi tersebut. Apabila tidak punya visi, hanya terfokus pada keuntungan jangka pendek. Ketika usaha kurang menguntungkan langsung mencari usaha baru atau memilih usaha yang lain, dan seterusnya. Dan bisa juga berhenti atau trauma untuk memulai usaha karena takut gagal lagi Visi dapat dirai melalui beberapa tahapan. Setiap tahapan dilingkupkan kedalam tujuan jangka pendek. Tujuan yang baik adalah tujuan yang dapat diperiksa dan terukur, apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak. Tujuan yang terukur memenuhi lima kriteria, yaitu: Spesifik (spesifik),

  Measurable (terukur), Accountabiliting (pertanggungjawaban), Realistic (realistik atau relevan)

  3. Strategi Strategi merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana cara mencapai apa yang diinginkan dan dituju mempunyai implikasi pada semua aspek usaha, yang meliputi beberapa aspek, yaitu: aspek pasar/pemasaran, aspek teknik/produksi, aspek lokasi dan aspek manajemen.

4. Aspek Pasar/Pemasaran

  Pemasaran merupakan pertukaran produk atau jasa dengan uang. Pasar merupakan sekelompok orang yang akan memanfaatkan produk atau jasa tersebut. Selain menjual produk atau jasa kepada pasar, yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi pasar tersebut.

  Proses pemasaran strategis, dengan aktivitas utama berupa pemilihan nilai yang mencakup aktivitas utama berupa pemilihan nilai yang mencakup aktivitas:

  a. Segmentasi pasar (Segmentation)

  b. Penentuan target pasar (Targeting)

  c. Penentuan posisi pasar (Positioning) Proses pemasaran praktis dengan aktivitas inti berupa penciptaan nilai yang mencakup 4P yaitu: a. Spesifikasi produk atau jasa (product)

  b. Penetapan harga jual (price) c. Sistem distribusi (place/distribution)

  d. Promosi (promotion)

  5. Rencana Teknik/Produksi Rencana produksi pada dasarnya mencakup bagaimana proses produksi atau mekanisme usaha, penentuan apasaja fasilitas produksi yang dibutuhkan, berapa kapasitas produksi, bagaimana menyediakan bahan baku dan bahan pembantu, penyediaan mesin dan alat perlengkapan lainnya.

  6. Aspek Lokasi Lokasi adalah faktor penting dalam usaha, jika seseorang akan memulai usaha, pemikiran dan pertimbangannya hanya terfokus pada keberhasilan pada jangka pendek. Aspek pemilihan lokasi usaha perlu dikaji secara serius karena menyangkut masalah efisiensi. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) faktor yang menjadi bahan pertimbangan untuk memilih lokasi usaha, yaitu:

  1. Bahan baku, pasar dan transportasi

  2. Lingkungan

  3. Lain-lain yang menunjang 7. Aspek Manajemen

  Aspek manajemen sangat penting untuk diperhatikan, menurut penelitian Dun, Bradstreet di Amerika Serikat, 90% kegagalan usaha disebabkan tidak bagusnya aspek manajemen (Musrafi, 2004:168). Aspek manajemen mencakup bagaimana pengelolaan orang-orang yang terlibat di dalam usaha.

2.4 Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data (Suliyatno, 2006:53)

  Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: “Variabel modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman berpengaruh positif terhadap memulai usaha kecil di Pasar Horas, Pematang Siantar.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT

6 48 101

Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wiraswasta Memulai Usaha Kecil Di Sepanjang Jalan DR. Mansyur Medan

0 16 64

Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)

6 55 89

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan - Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (Tst) Di Jalan Halat Medan

0 0 20

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita di Pasar Petisah Medan

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kemandirian Pribadi 2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Pribadi - Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah pada Mahasiswa Fakultas Ekon

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - Efektivitas Kredit Usaha Rakyat dalam Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil

0 1 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Usaha Kecil - Pengaruh Faktor Internal, Eskternal Dan Strategi Terhadap Daya Saing Usaha Kecil Menengah Pada Pengusaha Bika Ambon Di Medan

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank - Analisis Peranan Bank Perkreditan Rakyat Terhadap Pembiayaan Sektor Usaha Mikro Kecil Di Pematang Siantar

0 0 36