Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG

WIRAUSAHAWAN MEMULAI USAHA KECIL PADA PASAR HORAS PEMATANG SIANTAR SUMUT

OLEH

RANDO MANIHURUK 060502108

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, tidak terlepas dari kesalahan konsepsi pembangunan ekonomi masa lalu. Kebijakan yang berorientasi pada pengembangan usaha berskala besar, justru semakin melemahkan tatanan ekonomi nasional. Ketergantungan usaha besar pada komponen usaha besar pada komponen impor dan modal asing menyebabkan mereka rentan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah, ketika krisis ekonomi melanda bangsai ini. Di Pajak Horas terdapat berbagai pedagang mikro (usaha kecil) yang berjualan pakaian dan barang-barang non pakaian dengan konsumen yang cukup ramai.

Wirausahawan merupakan seorang pejuang yang tangguh, pada awalnya mungkin dia membangun usahanya untuk memenuhi kebutuhannya hidupnya sendiri, tetapi begitu usahanya berkembang, maka wirausahawan itu dapat menjadi penolong bagi beberapa orang maupun banyak orang. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan isu yang sangat menarik untuk dicermati dan disikapi. Hal ini dapat dilihat pada saat krisis melanda, dimana banyak pengusaha besar yang gulung tikar, akan tetapi sebagian besar Usaha Kecil Menengah (UKM) tetap eksis sampai sekarang.

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis regresi dan Metode analisis kualitatif melalui analisis regresi berganda dan dilengkapi dengan pengujian asumsi klasik. Responden yang digunakan adalah pedagang pakaian pada Pajak Horas dengan jumlah responden 30 (tiga puluh) responden yang diambil melalui metode purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak Horas.

Kata Kunci: Modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak Horas


(3)

ABSTRACT

The economic crisis that hit Indonesia, is inseparable from the conception of economic development mistakes of the past. Policy-oriented large-scale enterprise development, even more debilitating national economic order. Dependence on the efforts of the major business components in imports and foreign capital causes them vulnerable to fluctuations in the exchange rate, when the economic crisis hit this rotten. In there are various merchants Pasar Horas micro (small businesses) are selling clothing and non-clothing items are pretty crowde with customers. Entrepreneur is a tough fighter, at first maybe he build his business to meet the needs of his own life, but that business has grown, so that entrepreneurs can be a life saver for some people and a lot of people. Sector Small and Medium Enterprises are a very interesting issue to be observed and addressed. This can be seen when the crisis hit, where many large employers out of business, but most of the Small and Medium Enterprises

still exist until now. The method used in this analysis is the method of regression analysis

and the method of qualitative analysis through multiple regression analysis and fitted with the classic assumption test. Respondents were clothing merchants used Pasar Horas on the number of respondents 30 (thirty) of respondents were taken through a purposive sampling method. The results showed there was a positive and significant effect on the variable and variable emotional opportunities as well as the influence of the negative and not significant to the variable capital, education, and experience to start a small business on Pasar Horas.

Keywords: Capital, opportunities, education, emotional, and experience to start a small business in Pasar Horas.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan Yesus Kristus karena berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT”. Tujuan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Program studi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua penulis. Ayahanda Jamakmur Manihuruk dan Ibunda Kannalina Br. Purba yang telah memberikan banyak kasih sayang dan dukungan kepada penulis yang tulus kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih kurang dari kesempunaan, karena itu, penulis mengharap saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin menghanturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maskum, M.Ec. AC,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Ibu DR Isfenti Sadalia,SE,Msi selaku Ketua Departemen Manejemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr Endang Sulistya Rini,SE,M,Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku dosen wali penulis semenjak semester pertama sampai pada penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung M,Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam proses bimbingan serta memberikan arahan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

6. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Seluruh dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan berbagai materi selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Ekonomi,

7. Ucapan terima kasih kepada kakanda penulis Melli Manihuruk S. Sos dan Asri Manihuruk S. Sos serta adinda penulis tercinta Imral Manihuruk, Joko Frima Manihuruk, Tardo Manihuruk, dan Monika Manihuruk, yang telah memberikan perhatian, dukungan serta doa kepada penulis.

8. Rekan mahasiswa Manajemen stambuk 2006: Alexander Ginting, Ade Ikhwan, Afia Randa Ritonga yang memberikan doanya maupun pemikiran hingga tulisan ini dapat selesai.

9. Kepada seluruh responden penelitian ini yang telah meluangkan waktunya untuk memberi informasi melalui jawaban atas kuesioner


(6)

penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian, dan dapat menyusun laporan penelitian yang berbentuk skripsi ini.

10.Kepada seluruh sanak famili, terimakasih atas doa dan nasehat-nasehatnya agar penulis dapat tegar dan sabar dalam penyelesaian skripsi ini, serta kepada teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan semangat serta doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran begitu juga waktu dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian, penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, April 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan penelitaian ... 5

1.3.2 Manfaat penelitian ... 5

1.4 Kerangka Konseptual ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 7

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil ... 7

2.1.2 Ciri-ciri Usaha Kecil ... 8

2.1.3 Pengertian Wirausahawan ... 9

2.1.4 Ciri-ciri Wirausahawan ... 11

2.1.5 Manfaat membuka Usaha Sendiri ... 13

2.2 Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha kecil... 16

2.3 Tahap Menyusun Rencana Usaha ... 19

2.4 Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian ... 24

3.2 Tempat dan waktu penelitian ... 24

3.3 Batasan operasional ... 24

3.4 Defenisi operasional ... 24

3.4.1 variabel bebas ... 24

3.4.2 variabel terikat ... 25

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 26


(8)

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.9 Metode Analisis data ... 29

3.10 Uji Validitas dan Realibitas ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Pasar Horas ... 34

4.1.1 Gambaran Umum Responden ... 35

4.2 Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Analisis Data ... 38

4.2.2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 45

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 53

4.2.5 Pengujian Hipotesis ... 54

4.3 Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahawan ... 12

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 26

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 27

Tabel 4.1 Data Pribadi Pedagang di Pasar Horas ... 36

Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38

Tabel 4.4 Kaateristik Responden Bedasarkan Umur ... 39

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal ... 40

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Peluang ... 41

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pendidikan... 42

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Emosional ... 43

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman ... 44

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Memulai Usaha Kecil .... 44

Tabel 4.11 Item-Total Statistic ... 45

Tabel 4.12 Tabel nilai Corrected item-totel correlation semua item pertanyan ... 46

Tabel 4.13 Tabel Conbrach’s Alpha per Variabel Pertanyaan ... 47

Tabel 4.14 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 50

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolikolineritas ... 52

Tabel 4.16 Regresi Linear Berganda ... 53

Tabel 4.17 Hasil Uji-F ... 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 6 Gambar 4.1 Norman P-P Plot Regression Standardized Residual ... 49 Gambar 4.2 Hasil Uji heteroskedastisitas ... 51


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 65

Lampiran 2 Master Jawaban ... 69

Lampiran 3 Total Jawaban dari setiap Pertanyaan ... 71

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 73

Lampiran 5 Uji Normalitas ... 73

Lampiran 6 Koefisien Determinasi ... 74

Lampiran 7 Uji F(simultan) ... 75

Lampiran 8 Uji Regresi Linear Berganda ... 75

Lampiran 9 Uji Heterokedasitas ... 76


(12)

ABSTRAK

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, tidak terlepas dari kesalahan konsepsi pembangunan ekonomi masa lalu. Kebijakan yang berorientasi pada pengembangan usaha berskala besar, justru semakin melemahkan tatanan ekonomi nasional. Ketergantungan usaha besar pada komponen usaha besar pada komponen impor dan modal asing menyebabkan mereka rentan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah, ketika krisis ekonomi melanda bangsai ini. Di Pajak Horas terdapat berbagai pedagang mikro (usaha kecil) yang berjualan pakaian dan barang-barang non pakaian dengan konsumen yang cukup ramai.

Wirausahawan merupakan seorang pejuang yang tangguh, pada awalnya mungkin dia membangun usahanya untuk memenuhi kebutuhannya hidupnya sendiri, tetapi begitu usahanya berkembang, maka wirausahawan itu dapat menjadi penolong bagi beberapa orang maupun banyak orang. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan isu yang sangat menarik untuk dicermati dan disikapi. Hal ini dapat dilihat pada saat krisis melanda, dimana banyak pengusaha besar yang gulung tikar, akan tetapi sebagian besar Usaha Kecil Menengah (UKM) tetap eksis sampai sekarang.

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis regresi dan Metode analisis kualitatif melalui analisis regresi berganda dan dilengkapi dengan pengujian asumsi klasik. Responden yang digunakan adalah pedagang pakaian pada Pajak Horas dengan jumlah responden 30 (tiga puluh) responden yang diambil melalui metode purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak Horas.

Kata Kunci: Modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak Horas


(13)

ABSTRACT

The economic crisis that hit Indonesia, is inseparable from the conception of economic development mistakes of the past. Policy-oriented large-scale enterprise development, even more debilitating national economic order. Dependence on the efforts of the major business components in imports and foreign capital causes them vulnerable to fluctuations in the exchange rate, when the economic crisis hit this rotten. In there are various merchants Pasar Horas micro (small businesses) are selling clothing and non-clothing items are pretty crowde with customers. Entrepreneur is a tough fighter, at first maybe he build his business to meet the needs of his own life, but that business has grown, so that entrepreneurs can be a life saver for some people and a lot of people. Sector Small and Medium Enterprises are a very interesting issue to be observed and addressed. This can be seen when the crisis hit, where many large employers out of business, but most of the Small and Medium Enterprises

still exist until now. The method used in this analysis is the method of regression analysis

and the method of qualitative analysis through multiple regression analysis and fitted with the classic assumption test. Respondents were clothing merchants used Pasar Horas on the number of respondents 30 (thirty) of respondents were taken through a purposive sampling method. The results showed there was a positive and significant effect on the variable and variable emotional opportunities as well as the influence of the negative and not significant to the variable capital, education, and experience to start a small business on Pasar Horas.

Keywords: Capital, opportunities, education, emotional, and experience to start a small business in Pasar Horas.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah dan kecil. Wirauasaha (enterpreneurs) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur jalan, bangunan, serta barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Penyerapan tenaga kerja yang begitu banyak serta perputaran yang begitu besar dan cepat, tidak mungkin terjadi tanpa adanya peran wirausaha (enterpreneurs). Hal ini menunjukkan bahwa peran wirausahawan atau masyarakat pengusaha sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara (www.antaranews.com)

Menurut Suryana (2003:13) kewirausahaan dapat didefenisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (Create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Dengan demikian pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.


(15)

UKM (Usaha Kecil Menengah) terbagi dua yaitu: usaha kecil dan usaha menengah. Usaha kecil juga merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, peran penting tersebut telah banyak negara termasuk juga Indonesia agar terus berupaya untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah)

Disamping UKM (Usaha Kecil Menengah) ada usaha mikro, usaha mikro adalah usaha yang bersifat mengahsilkan pendapapatan dan dilakukan oleh masyarakat kecil (menengah). Ciri–ciri usaha mikro antara lain adalah modal usahanya tidak lebih dari 10 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak lebih dari 5 orang, sebagian besar menggunakan anggota keluarga dan menghadapi persaingan yang ketat (www.smeru.or.id/newslet microbussinesses.2004)

Setidaknya tiga alasan yang mendasari negara berkembang dan pentingnya keberadaan UKM (Usaha Kecil Menengah) yaitu pertama, kinerja UKM (Usaha Kecil Menengah) lebih baik dalam hal menghasilakan tenaga kerja produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamika UKM (Usaha Kecil Menengah) yang mencapai peningkatan terhadapa produktifitas yang baik melalui investasi maupung perubahan teknologi. Ketiga, karena sering diyakini bahwa UKM (Usaha Kecil Menengah) memiliki keunggulan dalam hal flexibilitas dari pada usaha besar (Barney, dkk, 2001:249). Lebih lanjut usaha usaha kecil telah memainkan peranan penting dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga (Kuncoro, 2000:15)


(16)

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), telah menjadi isu yang menarik untuk dicermati dan disikapi. Hal ini dikarenakan ada beberapa alasan :

1. Saat kritis sektor UMKM dapat bertahan sampai saat ini (tetap eksis) 2. Perhatian pemerintah terhadap sektor usaha mikro kecil (UKM) masih

kurang dan terjadi dikotomi antara pelaku UMK dengan pelaku ekonomi menengah dan besar.

3. Sektor UMKM yang jumlahnya cukup banyak sangant potensial menyerap tenaga kerja.

4. Sektor UMKM memiliki peran penting dan kontribusinya cukup besar dalam struktur perekonomian nasional. (Wahyuni, dkk, 2005 : 91)

Menurut Queen,dkk (Pandji, 2002:244) faktor – faktor yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil antara lain, inovatif, berani mengambil resiko dan proaktif. Akan tetapi, menurut Pandji 2003 243, faktor yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman . Dan menurut longenecker faktor – faktor yang mendorong wirausaha memulai usaha kecil adalah pengalaman.

Dengan faktor–faktor tersebut wirausahawan mampu menciptakan ide– ide yang cemerlang, optimis dalam berusaha untuk memikirkan dan mengembangkan gagasan baru untuk diminati banyak orang. Serta memiliki motivasi untuk berkarya yang secara mandiri yang tidak bergantung pada orang lain dan selalu berinisiatif untuk maju dalam melakukan yang terbaik untuk mencapai keberhasilan usaha.


(17)

Fenomena yang terjadi saat ini adalah terdapat banyaknya pedagang UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan berbagai macam dagangan yang berbeda antara satu pedagang dengan pedagang yang lain. Cara pedagang usaha kecil itu memasarkan usahanya pada umumnya memiliki startegi bervariasi dengan usaha besar, yakni harganya yang lebih murah dibandingkan di toko lain.

Pasar Horas merupakan salah satu tempat UKM (Usaha Kecil Menengah) yang berada di jantung kota Pematangsiantar. Menurut Siahaan, pedagang yang berjualan dilingkungan Pasar Horas rata-rata mempunyai tenaga kerja sebanyak 1 (satu) sampai 3 (tiga) orang yang sebagian besar berasal dari keluarganya sendiri, teman ataupun tetangga mereka.

Pasar Horas termasuk usaha mikro, apabila dilihat dari ciri-ciri dan pengertiannya. Akan tetapi, karena pengertian yang masih tumpang tindih antara usaha mikro dengan usaha kecil, maka usaha mikro dimasukkan kedalam kategori usaha kecil. (www.smeru.or.id/newslet microbssinesses.2004)

Melihat fenomena diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT”.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai judul yang digunakan peneliti, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman berpengaruh positif terhadap memulai


(18)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1 Mengetahuai faktor–faktor yang mendorong seseorang untuk membuka usaha kecil.

2 Mengetahuai dasar–dasar pertimbangan yang digunakan wirausahawan dalam menentukan jenis usaha yang akan digeluti.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1 Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan dalam membuka usaha kecil dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya alasan mendirikan usaha

1. Sebagai sumbangan pemikiran akademis, khususnya dalam manajemen usaha kecil di Pasar horas Pematangsiantar.

2. Menambah dan memperluas wawasan peneliti sehinggan dapat menambah cakrawala pemikiran dalam bidang pembukaan usaha baru, khususnya dalam bisnis kecil dan menengah.

3. Sebagai bahan referensi bagi pihak lain terutama bagi para mahasiswa.

1.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara


(19)

Memulai usaha kecil logis diterangkan, dikembang dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro 2003:44)

Menurut Pandji (2002:234) memulai usaha adalah suatu langkah untuk menjalankan semua rencana usaha, baik rencana yang akan dijalankan itu untuk usaha besar ataupun untuk usaha kecil.

Maka dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti, yaitu, modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman sebagai X1, X2, X3, X4, X5 dan memulai usaha kecil sebagai Y

Gambar 1.1 Kerangka konseptual

Sumber: (Pandji, 2002), dan (Longenecker, 2000) yang diolah penulis. Kegiatan memulai usaha kecil tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya faktor-faktor pendukungnya. Jadi faktor-faktor yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah a. Modal b. Peluang c. Pendidikan d. Emosional e. Pengalaman

.

Faktor –faktor yang mendorong wirausahawan

a. Modal b. Peluang c. Pendidikan d. Emosional e. Pengalaman


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang – Undang tentang usaha kecil No. 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak 1 Miliar 3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun langsung dengan usaha besar maupun usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum (Iwantono, 2002:4)

Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai aset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak melebihi Rp 200 juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.


(21)

Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperassi dan UKM, kelompok usaha kecil termasuk didalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisonal dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadah hukum dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100 juta. Sedangkan menurut BPS (Biro Pusat Statistik) (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang termasuk pengusaha.

2.1.2 Ciri – Ciri Usaha Kecil

Menurut istilah umum ketenagakerjaan (http://www.usaha kecil menengah) ciri–ciri industri berskala kecil adalah:

a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan (single ownership and management)

b. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan.

c. Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna untuk mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

d. Adminstrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang teratur, dan belum berbadan hukum.

Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id) ciri–ciri dan watak usaha kecil adalah sebagai berikut:


(22)

b. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras.

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat.

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik.

e. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

2.1.3 Pengertian Wirausahawan

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepeneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Suryana, 2006:15) :

an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capatilize on them

Menurut Marzuki Usman (dalam Suryana, 2006:15) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja,


(23)

keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi mativasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Menurut Sri Edi Swasono (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

Menurut Prawirokusumo dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Wirausaha adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Suryana, 2006:50)

Secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut, cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2009:16)

Para ahli mendefenisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang berbeda- beda. Dari segi karakteristik pelaku, wirausahawan (entrepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan perusahaan atau


(24)

usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Defenisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang memiliki kemauan normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha

Kewirausahawan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan atau masyarakat dengan selalu berusaha dan mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3)

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”.

2.1.4 Ciri-ciri Wirausahawan

Menurut Sulipan, (2005) memberi kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebaagi berikut:

1. Mempunyai semangat dan kemampuan

untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

2. Mempunyai kemampuan dalam menilai


(25)

3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalam mengejar suatu keuntungan

4. Mempunyai daya, kreassi, imajinasi dalam

mengembangkan bidang usaha yang digeluti.

5. Mempunyai cara menganalisa yang tepat,

sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.

6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad

bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan

7. Membawa teknik baru dalam

mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif dan efesien.

8. Berusaha tidak konsumtif dan selalu

menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan usahanya.

Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2006:24) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak 1) Percaya Diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme. 1) Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi,


(26)

hasil berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif

2) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

3) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

4) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel 5) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif

Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai kemampuan yang kuat untuk berusaha.

2. Mempunyai perjuangan yang tidak kenal lelah dalam berusaha. 3. Percaya pada keyakinan diri sendiri untuk maju.

4. Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang usahanya.

5. Berpikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

6. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya.

7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.


(27)

Kebanyakan wirausahwan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana yang tidak menyenangkan. Budaya (culture) perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan yang menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:

1. Potensi penghasilan yang tidak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagai karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjangan – tunjangan bila ada), dimana gaji dantunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya dapat menerima keputusan yng dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha.seorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang menggiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.


(28)

2. Memaksimalkan Kemampuan.

Kemempuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas – luasnya untuk berkreasi dengan ide – ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan – batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksilmal bagi usahanya sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut teragantung pada pimpinannya dalam mengelola usaha tersebut.

3. Bebas Mengatur Kerja

Dengan menjadi seorang karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan diluar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut dirumah.


(29)

Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap Mental Yang Mandiri

Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sanagat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.

2.2 Faktor–Faktor Yang Mendorong

Wirausahawan Memulai Usaha kecil

Faktor apa yang sebenarnya menggerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang


(30)

dipublikasikan di media, pengakuan ini bukanllah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan efesiaen (Abdinagoro 2004:2). Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun (Pandji 2002:243), maka faktor–faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain- lain.akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orng yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua orang tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausaha, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan.

2. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan – keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan


(31)

usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang berulang–ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati–hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai.

Ada tiga fase pendekatan mengidentifikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1. Menemukan gagasan.

2. Mengidentifikasi peluang yang ada.

3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.

3. Pendidikan

Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah. Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yaitu meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya hanya sedikit yang mempunyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh melaui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM dan kursus.


(32)

4. Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendaki. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya

5. Pengalaman

Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang. Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan (Longenecker, 2000:95).

2.3 Tahap Menyusun Rencana Usaha

Penyusunan rencana usaha bisa dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut, (Musrofi, 2004:139)


(33)

Sebelum memulai usaha tentu timbul pertanyaan dari mana memulainya. Hal tersebut dapat dimulai dari ide usaha yang usaha dipilih, diterapkan dan selanjutnya ditindak lanjuti. Persoalan yang sebenarnya, usaha yang dijalankan tersebut bergerak dibidang apa. Pada umumnya kadang kala wirausahawan terjebak dalam persoalan ini. Mereka tidak menyadari atau mengetahui kearah mana usahanya akan berjalan untuk selanjutnya .

2. Visi dan Tujuan

Seseorang yang memulai usaha dari nol, biasanya tidak mau berpikir tentang nasib usahanya dalam jangka panjang, yang penting jalan dan menguntungkan, begitu kira-kira yang ada dibenak orang. Hal ini pun tidak masalah. Namun, jauh lebih baik apabila ada visi dan misi, meskipun usaha itu dimulai dari usah kecil.

Dengan adanya visi, diharapkan orang akan tekun, dan terus menerus termotivasi menuju visi tersebut. Apabila tidak punya visi, hanya terfokus pada keuntungan jangka pendek. Ketika usaha kurang menguntungkan langsung mencari usaha baru atau memilih usaha yang lain, dan seterusnya. Dan bisa juga berhenti atau trauma untuk memulai usaha karena takut gagal lagi

Visi dapat dirai melalui beberapa tahapan. Setiap tahapan dilingkupkan kedalam tujuan jangka pendek. Tujuan yang baik adalah tujuan yang dapat diperiksa dan terukur, apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak. Tujuan yang terukur memenuhi lima kriteria, yaitu: Spesifik (spesifik),


(34)

Measurable (terukur), Accountabiliting (pertanggungjawaban), Realistic (realistik atau relevan)

3. Strategi

Strategi merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana cara mencapai apa yang diinginkan dan dituju mempunyai implikasi pada semua aspek usaha, yang meliputi beberapa aspek, yaitu: aspek pasar/pemasaran, aspek teknik/produksi, aspek lokasi dan aspek manajemen.

4. Aspek Pasar/Pemasaran

Pemasaran merupakan pertukaran produk atau jasa dengan uang. Pasar merupakan sekelompok orang yang akan memanfaatkan produk atau jasa tersebut. Selain menjual produk atau jasa kepada pasar, yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi pasar tersebut. Proses pemasaran strategis, dengan aktivitas utama berupa pemilihan nilai yang mencakup aktivitas utama berupa pemilihan nilai yang mencakup aktivitas:

a. Segmentasi pasar (Segmentation) b. Penentuan target pasar (Targeting) c. Penentuan posisi pasar (Positioning)

Proses pemasaran praktis dengan aktivitas inti berupa penciptaan nilai yang mencakup 4P yaitu:


(35)

c. Sistem distribusi (place/distribution) d. Promosi (promotion)

5. Rencana Teknik/Produksi

Rencana produksi pada dasarnya mencakup bagaimana proses produksi atau mekanisme usaha, penentuan apasaja fasilitas produksi yang dibutuhkan, berapa kapasitas produksi, bagaimana menyediakan bahan baku dan bahan pembantu, penyediaan mesin dan alat perlengkapan lainnya.

6. Aspek Lokasi

Lokasi adalah faktor penting dalam usaha, jika seseorang akan memulai usaha, pemikiran dan pertimbangannya hanya terfokus pada keberhasilan pada jangka pendek. Aspek pemilihan lokasi usaha perlu dikaji secara serius karena menyangkut masalah efisiensi. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) faktor yang menjadi bahan pertimbangan untuk memilih lokasi usaha, yaitu:

1. Bahan baku, pasar dan transportasi

2. Lingkungan

3. Lain-lain yang menunjang 7. Aspek Manajemen

Aspek manajemen sangat penting untuk diperhatikan, menurut penelitian Dun, Bradstreet di Amerika Serikat, 90% kegagalan usaha


(36)

disebabkan tidak bagusnya aspek manajemen (Musrafi, 2004:168). Aspek manajemen mencakup bagaimana pengelolaan orang-orang yang terlibat di dalam usaha.

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data (Suliyatno, 2006:53)

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

“Variabel modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman berpengaruh positif terhadap memulai usaha kecil di Pasar Horas, Pematang Siantar.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian bentuk explanatory yaitu, yang bertujuan untuk menjelaskan Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan adalah di Pasar Horas, Pematangsiantar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini terbatas pada alasan – alasan yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil, yang terdiri dari :

a. Variabel Independen (X) yang terdiri dari faktor modal (X1), peluang

(X2), pendidikan (X3), emosional (X4), dan pengalaman (X5)

b. Variabel dependen (Y) yakni memulai usaha kecil pada Pasar Horas c. Responden penelitiannya adalah pedagang pakaian yang berjualan

pakaian di Pasar Horas, Pematang Siantar

3.4 Defenisi Opersional


(38)

3.4.1 Variabel bebas

Adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Modal (X1) yaitu sejumlah dana yang akan dipergunakan

dalam memulai usaha baik untuk usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.

b. Peluang (X2) yaitu kesempatan yang diidentifikasi dan dirinci

untuk melihat potensi usaha bagi wirausahawan kemudian diimplementasikan untuk memberi keuntungan bagi wirausaha itu sendiri.

c. Pendidikan (X3) yaitu keahlian (skill) dan teknik – teknik

yang diperoleh oleh wirausahawan dalam memulai usaha kecil.

d. Emosional (X4) yaitu keadaan pribadi seseorang yang mampu

mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan dalam memulai usaha yang meliputi: dorongan pribadi, karena tidak mempunyai pekerjaan.

e. Pengalaman (X5) suatu keadaan yang pernah dialami,

dijalani, dan dirasakan.


(39)

Adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun yng menjadi variabel terikat adalah memulai usaha kecil pada Pasar Horas Pematang Siantar (Y)

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Modal (X1) a. Jumlah modal

b. Sumber Modal c. Perolehan modal

Likert

Peluang (X2) a. Lokasi yang

strategis

b. Retribusi yang murah

c. Izin usaha

d. Jaminan keamanan

Likert

Pendidikan (X3) a. Tingkat pendidikan

b. Jenis pendidikan non formal

Likert

Emosional (X4) a. Dorongan pribadi

b. Usaha sampingan c. Usaha turun

temurun dari keluarga

d. Tidak mempunyai pekerjaan lain

Likert

Pengalaman (X5) a. Pengalaman dari

orang lain b. Pengalaman diri

sendiri

Likert

Memulai usaha kecil a. Modal b. Peluang c. Pendidikan d. Emosional e. Pengalaman


(40)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing – masing variabel ini menggunakan skala likert. Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert (Umar, 2003:98). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pertanyaan (Sugiono, 2004:86). Skala likert menggunakan tingkatan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang setuju 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1 Sumber: Sugiono (2004)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,


(41)

2008:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pedagang pakaian yang berdagang di Pasar Horas Pematang Siantar.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual pakaian yakni sebanyak 40 (empat puluh) pedagang.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan /kuesioner dan wawancara dengan responden b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui buku, jurnal, majalah yang dianggap menjadi referensi pendukung, berupa teori-teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data primer melalui:

a. Observasi


(42)

Horas, Pematangsiantar, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

b. Wawancara

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka (face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide

c. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

d. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data – data melalui informasi dari buku – buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi penelitian

3.9 Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Yaitu merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian


(43)

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu memulai usaha kecil (Y) dengan ikut memperhitungkan variabel bebas yang terdiri dari modal (X1),

peluang (X2), pendidikan (X3), emosional (X4), dan pengalaman (X5)

sehingga dapat diketahui pengaruh terhadap memulai usaha kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Services Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana: Y = Memulai usaha kecil

a = Konstanta

b1-b5 = Koefisien regresi

X1 = Modal

X2 = Peluang

X3 = Pendidikan

X4 = Emosional

X5 = Pengalaman

e = Standard error Y =a +b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e


(44)

3.10 Uji Validitas dan Realibitas

1. Uji Validitas dan Realibitas

Uji Validitas dan Realibitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasaran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Realibitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsistensi jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang berbeda–beda (Jogiyanto, 2004:120)

2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama – sama terhadap variabel terikat. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya secara

bersama – sama tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2,

X3, X4, X5), yaitu faktor modal, peluang, pendidikan, emosional dan

pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y). Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5), artinya bersama – sama terdapat pengaruh

dari (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu faktor modal, peluang, pendidikan,

emosional dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y)


(45)

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3. Uji signitifikan simultan (uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar variabel secara bebas individual terhadap variabel terikat ho: b1 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5),yaitu faktor modal,

peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y) Ha : b1 ≠ 0 artinya secara parsialterdapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) yaitu

faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

4. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) adalah besar terhadap

varibel terikat (Y). Hal ini berati model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4,


(46)

X5) terhadap variabel terikat (Y) semakin mengecil. Hal ini berarti

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabvel terikat.

5. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dapat menggunkan model regresi linear berganda dalam menganalisis variabel – variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat – syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Penguijian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.

2. Pengujian Multikolinearitas (korelasi yang sempurna)

Pengujian ini untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan telah terdapat problem multikolinearitas pada penelitian ini.

3. Pengujian Homoskesdastisitas/Heteroskesdastisitas

Pengujian Homoskesdastisitas/Heteroskesdastisitas untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka akan disebut


(47)

Homoskesdastisitas dan jika variance berbeda maka disebut Heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskesdastisitas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Pasar Horas

Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.

Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000).

Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak


(48)

ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.

Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi di tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen atau Rp 646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77 persen atau Rp 385 miliar.

Menurut Ketua KP2H Gd IV, Agus Butarbutar, seluruh kios di Pasar Horas mulai gedung I, II, III dan gedung IV berjumlah kurang lebih 4.000 kios. Pedagang hanya meminati kios di Lantai I dan II. Awalnya, kios lantai 3 (tiga) sempat ditempati pedagang, tapi karena sepi pembeli, akhirnya pedagang meninggalkannya. “Kejadian ini sudah ada 10 tahun lebih. Kosong semua. setiap hari diperkirakan ratusan lebih pedagang kaki lima ditemukan berjejer manjajakan dagangannya di sepanjang pinggir jalan atau trotoar. Kondisi pedagang kaki lima ini membuat arus lalu lintas keluar masuk pasar horas yang diapit Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka ini sering macet


(49)

Para pedagang di Pasar Horas mempunyai latar yang berbeda-beda, perbedaan tersebut yang meliputi jenis kelamin, umur, status, pendidikan terakhir dan alamat tempat tinggal pedagang. Secara umum, gambaran pedagang dapat dilihat pada hasil penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi yang dilakukan penulis untuk penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Data Pribadi Pedagang di Pasar Horas

No Responden Jenis Kelamin

Umur (Tahun)

Lama Berjualan

Pendidikan Terakhir 1 1 Perempuan 45 tahun 23 tahun SMA

2 2 Perempuan 23 tahun 3 tahun SMA

3 3 Perempuan 34 tahun 3 tahun Strata 1 4 4 Perempuan 49 tahun 12 tahun Diploma II

5 5 Laki-laki 37 tahun 5 tahun SMA

6 6 Perempuan 25 tahun 3 tahun Strata 1 7 7 Perempuan 20 tahun 2 tahun Diploma 8 8 Perempuan 23 tahun 2 tahun Strata 1

9 9 Perempuan 25 tahun 1 tahun SMA

10 10 Laki-laki 22 tahun 1 tahun SMA 11 11 Perempuan 26 tahun 4 tahun SMA 12 12 Laki-laki 26 tahun 10 bulan Strata 1 13 13 Perempuan 32 tahun 1 tahun SMA 14 14 Perempuan 28 tahun 3 tahun Strata 1 15 15 Perempuan 30 tahun 3 tahun SMA


(50)

16 16 Laki-laki 28 tahun 8 bulan SMA 17 17 Perempuan 24 tahun 2 bulan SMA 18 18 Perempuan 35 tahun 2 tahun SMA 19 19 Laki-laki 37 tahun 8 tahun Strata 1 20 20 Perempuan 50 tahun 17 tahun SMA 21 21 Laki-laki 33 tahun 6 bulan SLTP 22 22 Perempuan 27 tahun 4 tahun SMA 23 23 Perempuan 46 tahun 14 tahun SLTP 24 24 Perempuan 38 tahun 7 tahun SMA 25 25 Perempuan 41 tahun 4 tahun SMA 26 26 Perempuan 25 tahun 11 bulan Strata 1 27 27 Laki-laki 35 tahun 6 tahun SLTP 28 28 Laki-laki 28 tahun 1 tahun SMA 29 29 Perempuan 40 tahun 10 tahun SMA 30 30 Perempuan 30 tahun 5 bulan SMA

31

31

Laki- laki 35 tahun 5 tahun SMA

32

32

Laki- laki 40 tahun 8 tahun SMA

33

33

Perempuan 30 tahun 3 tahun SMA

34

34

Laki- laki 49 tahun 12 tahun SLTP

35

35


(51)

36

36

Permpuan 48 tahun 15 tahun SMA

37

37

Laki-laki 42 tahun 17 tahun SMA

38

38

Laki-laki 29 tahun 3 tahun DIPLOMA

39

39

Laki-laki 37 tahun 8 tahun DIPLOMA

40

40

Perempuan 38 tahun 14 tahun SMA

Sumber: Hasil Penelitian 2011 (data diolah)

Para pedagang di Pasar Horas tinggal pada alamat yang berbeda-beda, pada umumnya pedagang yang sudah lama berjualan di Pasar Horas. Walaupun lokasi alamatnya yang berbeda-beda tidak menjadikan hal itu sebgai hambatan dalam masalah bagi mereka, karena mereka juga dapat sampai pada lokasi berjualan pada pagi hari.

Pedagang di Pasar Horas memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda, pendidikan para pedagang ada yang hanya sebatas tingkta SLTP, lulusan SMA/MA, Diploma, dan ada juga sudah memperoleh gelar Sarjana Strata 1.


(52)

4.2.1 Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

a. Kareteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Kareteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 25 62,5%

Perempuann 15 37,5%

Total 40 100%

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah perempuan, yakni sebanyak 62,5% dan selebihnya adalah laki-laki, yakni sebanyak 37,5%.

b. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tabel 4.3

Karateristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah Persentase

Strata 1 7 17,5%

Diploma 4 10%

SMA 24 60%


(53)

Total 40 100%

Sumber: Penelitian 2012 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pedagang usaha makanan di Pasar Horas umumnya sudah mempunyai tingkat pendidikan yang lumayan bagus mulai lulusan SLTP hingga perguruan tinggi. Responden yang paling banyak adalah lulusan SMA/MU, yakni sebanyak 24 60%, disusul oleh lulusan perguruan tinggi strata 1, yakni 17,5% dan diploma 12,5%. Sementara itu pedagang yang hanya lulusan SLTP sebanyak 10%, oleh karena itu responden dalam penelitian ini umumnya mudah memberikan jawaban karena mereka memahami tujuan penelitian ini

c. Karateristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Umur

Umur responden Jumlah Persentase

21 – 30 17 42,5%

31 – 40 13 32,5%

41 – 50 10 25%


(54)

Sumber: Penelitian 2012 (data diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata usia responden adalah 35 tahun, dengan komposisi usia responden antara 21-30 tahun sebanyak 42,5%, usia antara 31-40 tahun sebanyak 32,5%, usia antara 41-50 tahun sebanyak 25%. Kondisi usia pedagang juga merupakan faktor untuk membuat mahasiswa lebih akrab.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Penelitian ini menggunakan 5 variabel bebas (independen) yaitu variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman serta satu variabel terikat (dependen) yaitu memulai usaha kecil pada Pasar Horas

a. Variabel Modal

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 40 responden. Variabel modal terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal

Item Pertanyaan

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F % 

1 20 50% 19 47.5% 1 2.5% 0 0% 0 0% 

2 20 50% 20 50% 0 0% 0 0% 0 0% 

3 22 55% 18 45% 0 0% 0 0% 0 0% 


(55)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1 (satu), tanggapan responden sangat setuju 50%, setuju 47,5%, dan kurang setuju 2,5%, Sementara pada nomor 1 (satu) tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Selanjutnya pertanyaan nomor 2 (dua), tanggapan responden sangat setuju 50%, setuju 50%.

Persentase untuk pertanyan nomor 3 (tiga), yaitu tanggapan responden sangat setuju 55%, setuju 45%.

b. Variabel Peluang

  Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 40 responden. Variabel peluang terdiri dari 4 (empat) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Variabel Peluang

Item Pertanyaan

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F % 

4 17 42,5% 15 37.5% 6 15% 2 5% 0 0% 

5 17 42,5% 13 32,5% 7 17,5% 3 7,5% 0 0% 

6 16 40% 14 30% 6 15% 4 10% 0 0% 


(56)

Sumber: Penelitian 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 4 (empat), tanggapan responden sangat setuju responden 42,5%, setuju 37,5% , kurang setuju 15%, tidak setuju 5%.

Selanjutnya pertanyaan nomor 5 (lima), tanggapan responden sangat setuju 42,5%, setuju 32,5%, kurang setuju 17,5%,tidak setuju 7,5%.

Persentase untuk pertanyan nomor 6 (enam), yaitu tanggapan responden sangat setuju 40%, setuju 35%, kurang setuju 15%, tidak setuju 10%.

Persentase untuk pertanyaan no 7 (tujuh), yaitu tanggapan responden sangat setuju 42,5%, setuju 32,5%, kurang 10%,tidak setuju 12,5%, sangat tidak setuju 2,5%.

c. Variabel Pendidikan

  Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 40 responden. Variabel peluang terdiri dari 2(duat) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pendidikan Item

Pertanyaan

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F % 

8 18 45% 18 45% 4 10% 0 0% 0 0% 

9 16 40% 22 55% 2 5% 0 0% 0 0% 


(57)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 8 (delapan), tanggapan responden sangat setuju 45%, setuju 45%, dan kurang setuju 10%.

Selanjutnya pertanyaan nomor 9 (sembilan), tanggapan responden sangat setuju 40%, setuju 55%, kurang setuju 5%.

d. Variabel Emosional

  Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 40 responden. Variabel peluang terdiri dari 4 (empat) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Variabel Emosional Item

Pertanyaan

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F % 

10 23 57,5% 10 25% 5 12,5% 2 5% 0 0% 

11 21 52,5% 15 37,5% 1 2,5% 3 7,5% 0 0% 

12 22 55% 14 35% 3 7,5% 1 2,5% 0 0% 

13 21 52,5% 17 42,5% 1 2,5% 1 2,5% 0 0% 

Sumber: Penelitian 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 10 (sepuluh), tanggapan responden sangat setuju sebanyak 57,5%, setuju 25%, dan kurang setuju 12,5%, tidak setuju 5%.

Selanjutnya pertanyaan nomor 11 (sebelas), tanggapan responden sangat setuju 52,5%, setuju 37,5%, kurang setuju 2,5%, tidak setuju 7,5%.


(58)

Persentase untuk pertanyan nomor 12 (dua belas), yaitu tanggapan responden sangat setuju 55%, setuju 35%, kurang setuju 7,5%, tidak setuju 2,5%.

Persentase untuk pertanyaan nomor 13 (tiga belas), yaitu tanggapan responden sangat setuju 52,5%, setuju 42,5%, kurang setuju 2,5%, tidak setuju 2,5%.

e. Variabel Pengalaman

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 40 responden. Variabel peluang terdiri dari 2 (dua) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman Item

Pertanyaan

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F % 

14 19 47,5% 13 32.5% 6 15% 2 5% 0 0% 

15 20 50% 13 32,5% 6 15% 1 2,5% 0 0% 

Sumber: Penelitian 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 14 (empat belas), tanggapan responden sangat setuju responden 47,5%, setuju 42,5%, kurang setuju 15%, tidak setuju 5%.

Selanjutnya pertanyaan nomor 15 (lima belas), tanggapan responden sangat setuju 50%, setuju 32,5%, kurang setuju 15%, tidak setuju 2,5%.

f. Variabel Memulai Usaha Kecil


(59)

Variabel peluang terdiri dari 5 (lima) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Variabel Memulai Usaha Kecil Item

Pertanyaan

SS S KS TS STS

F % F % F % F % F % 

16 21 52,5% 14 35% 4 10% 1 2,5% 0 0% 

17 18 45% 15 37,5% 5 12,5% 2 5% 0 0% 

18 17 42,5% 13 32,5% 5 12,5% 5 12,5% 0 0% 

19 24 60% 12 30% 3 7,5% 1 2,5% 0 0% 

20 22 55% 12 30% 5 12,5% 1 2,55 0 0% 

Sumber: Penelitian 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 16 (enam belas), tanggapan responden sangat setuju responden 52,5%, setuju 35%, kurang setuju 10%, tidak setuju 2,5%.

Selanjutnya pertanyaan nomor 17 (tujuh belas), tanggapan responden sangat setuju 45%, setuju 37,5%, kurang setuju 12,5%, tidak setuju 5%.

Persentase untuk pertanyan nomor 18 (delapan belas), yaitu tanggapan responden sangat setuju 42,5%, setuju 32,5, dan kurang setuju 12,5%, tidak setuju 12,5%.

Persentase untuk pertanyaan nomor 19 (sembilan belas), yaitu tanggapan responden 60%, setuju 30%, kurang setuju 7,5%, tidak setuju 2,5%.


(60)

responden sangat setuju 55%, setuju 30%, kurang setuju 12,5%, tidak setuju 2,5%.

4.2.2 Uji Validitas dan Realibilitas 4.2.2.1 Uji validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program spss dengan tingkat signifikansi 5 % dan rtabel (0,05;40) sebesar 0.321, sebuah item pertanyaan valid jika memiliki rhitung >

rtabel

Tabel 4.11

Tabel nilai Corrected item-totel correlation semua item pertanyan

Item Pertanyaan

Nilai corrected item-total

correlation Keterangan

1 0.919 Valid

2 0.865 Valid

3 0.871 Valid

4 0.677 Valid

5 0.708 Valid

6 0.721 Valid

7 0.603 Valid

8 0.608 Valid


(61)

10 0.617 Valid

11 0.653 Valid

12 0.750 Valid

13 0.734 Valid

14 0.640 Valid

15 0.640 Valid

16 0.739 Valid

17 0.700 Valid

18 0.656 Valid

19 0.696 Valid

20 0.793 Valid

Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan memiliki rhitung > rtabel sehingga semua item pertanyaan telah valid.selanjutnya dilakukan uji

relibilitas

4.2.2.2 Uji Realibilitas

Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran subject yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, atinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki cronbach alpha > 0.70.


(62)

Tabel Cronbach’s Alpha per variabel dari pertanyaan

Variabel

Cronbach's Alpha if item

Keputusan

Modal  0.949  Reliabel 

Peluang  0.838  Reliabel 

Pendidikan  0.752  Reliabel 

Emosional  0.843  Reliabel 

Pengalaman  0.779  Reliabel 

Memulai usaha kecil  0.877  Reliabel 

Dari tabel di atas semua nilai cronbach’s Alpha if item > 0.7 sehingga semua variabel telah reliabel dan telah layak dijadikan sebagai instrumen penelitian bagi penelitian ini.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data menggunakan pendekatan grafik yaitu Normality Probability Plot, dan pendekatan kolmogorv-Smirnov.

1.Pendekatan Grafik


(63)

Pada output SPSS P-P Plot of Regression, bahwa data cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung terdistribusi normal seperti terlihat pada Gambar 4.1

2. Pendekatan Kolmogorv-smirnov

Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di atas 0,05 maka HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal. Hasil output seperti tabel dibawaah ini.

Tabel 4.13


(64)

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.81161366

Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .101

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .934

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

Dari hasil output diatas diperoleh nilai probalitas ( Asymp.Sig. (2tailed) sebesar 0.347>0.05 sehingga data ini meemiliki data yang berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Model yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas). Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Yang mendasari dalam pengambilan keputusan ini adalah :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.2


(65)

 

Dari gambar diatas maka titik-titik menyebar tidak membentuk suatu pola tertentu dan menyebar diatas dan dibawah titik 0 sumbu Y sehingga data ini tidak terjadi Heterokedasitas.

c. Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan memperhatikan Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) Persamaan yang digunakan adalah : VIF = 1/Tolerance Nilai cutoff yang digunakan untuk menandai adanya tidaknya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10

Tabel 4.14

Hasil Uji multikolinieritas Coefficientsa


(66)

Maka hasil interpretasi untuk hasil output spss di atas adalah sebagai berikut

1. Variabel modal tidak terjadi multikolienerita karena nilai tolerance sebesar 0.829>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.206<10

2. Variabel peluang tidak terjadi multikolienerita karena nilai tolerance sebesar 0.877>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.139<10

3. Variabel pendidikan tidak terjadi multikolienerita karena nilai tolerance sebesar 0.593>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.685<10

4. Variabel modal tidak terjadi multikolienerita karena nilai tolerance sebesar 0.879>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.138<10

5. Variabel modal tidak terjadi multikolienerita karena nilai tolerance sebesar 0.603>0.1 dan nilai VIF sebesar 1.1660<10

Tolerance VIF

1 (Constant)

X1=Modal .829 1.206

X2= Peluang .878 1.139

X3=Pendidikan .593 1.685

X4= Emosional .879 1.138

X5=Pengalaman .603 1.660


(67)

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman) terhadap variabel terikat (memulai usaha kecil), dengan bantuan SPSS versi 12,0 dihasilkan output pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.853 7.851 1.510 .140

X1=Modal .254 .357 .108 .712 .482

X2= Peluang .122 .158 .114 .772 .445

X3=Pendidikan 1.950 .562 .623 3.471 .001

X4= Emosional .454 .195 .344 2.329 .026

X5=Pengalaman .560 .400 .249 1.399 .171

a. Dependent Variable: Y= Memulai Usaha

Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel Coefficients(a) pada kolom B, yaitu:

Y = 11,853 +0,254 X1 + 0,122 X2 + 1,950 X3 - 0,454X4 - 0,560X5+e Dimana:

Y = Memulai Usaha kecil X1 = Modal


(68)

X2 = Peluang X3 = Pendidikan X4 = Emosional X5 = Pengalaman

Persamaannya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 11,853 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman maka memulai usaha kecil pada Pasar Horas tetap ada sebesar 11,853.

2. Koefision regresi Modal (X1) sebesar 0,254 artinya setiap peningkatan variabel modal (X1) sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pasar Horas. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor modal (X1) dengan memulai usaha kecil pada Pasar horas maka pola hubungan positif. 3. Koefision regresi Peluang (X2) sebesar 0,122 artinya setiap peningkatan variabel

peluang (X2) sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pasar Horas. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor peluang (X2) dengan memulai usaha kecil pada Pasar Horas maka pola hubungan positif.

4. Koefision regresi Pendidikan (X3) sebesar 1,950 artinya setiap peningkatan variabel pendidikan (X3) sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pasar Horas. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor peluang (X3) dengan memulai usaha kecil pada Pasar Horas maka pola hubungan positif.


(69)

5. Koefision regresi Emosional (X4) sebesar 0,454 artinya setiap peningkatan variabel emosional (X4) sebesar satuan nilai, maka akan terjadi peningkatan memulai usaha kecil pada Pasar Horas, Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor pendidikan (X4) dengan memulai usaha kecil pada Pasar Horas maka pola hubungan positif.

6. Koefision regresi pengalaman (X5) sebesar 0,560 artinya setiap peningkatan variabel pengalaman (X5) sebesar satuan nilai, maka akan terjadi peningakatan memulai usaha kecil pada Pasar Horas, Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor pengalaman (X5) dengan memulai usaha kecil pada Pasar Horas maka pola hubungan positif.

4.2.5 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F dapat menunjukkan apakah semua variabel bebas (modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang sama-sama terhadap variabel terikat (memulai usaha kecil) pada Pasar Horas..

Langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha


(70)

c. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 17,0.

d. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

e. Kesimpulan:

Hasil pengujian yang telah dilakukan:

a. Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji-F adalah sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

Artinya sama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, dan X5) yaitu variabel modal, peluang,

pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pasar Horas (Y).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, dan X5) yaitu variabel modal, peluang,

pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak Horas (Y).

b. Ftabel dapat dilihat pada α = 5%.

Dengan derajat bebas pembilang = k - 1 = 6 - 1 = 5.

Dan derajat penyebut = n - k = 40 - 5 = 35, maka Ftabel (0,05 : 5) = 2,49.

c. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan tabel ANOVA sebagai hasil

pengolahan data SPSS versi 17,0.


(71)

Hasil Uji-F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 165.698 5 33.140 3.655 .009a

Residual 308.302 34 9.068

Total 474.000 39

a. Predictors: (Constant), X5=Pengalaman, X2= Peluang, X1=Modal, X4= Emosional,

X3=Pendidikan

b. Dependent Variable: Y= Memulai Usaha

Fhitung = 3.655 > Ftabel(5,34;0.05) = 2.49 maka variabel modal, peluang, pendidikan,

emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel memulai usaha kecil secara simultan. Artinya semua variabel ini memiliki pengaruh yang kuat jika dimiliki secara bersamaan dalam memulai usaha.

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

ttabel dapat diperoleh dari tabel t pada α = 5% df pembilang = K-1, df

penyebut = n-k (k=6,n = 40) maka ttabel  = 2.02

Dari tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa variable X1, X2, X3, X4, dan X5,

adalah:0,712; 0,772; 3,471; 2,329;1,399.

Nilai tabel pada α = 5% adalah 2,02.

1. Berdasarkan nilai tabel X1 ( modal ) memiliki thitung (0,712) < ttabel ( 2,02), hal ini


(1)

Variabel emosional

Uji

 

validitas

 

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 13.2250 3.974 .617 .834

VAR00002 13.2250 3.974 .653 .815

VAR00003 13.1500 4.131 .750 .773

VAR00004 13.1250 4.420 .734 .787

 

Uji realibilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.843 4

Variabel Pengalaman

Uji validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 4.3000 .677 .640 .a


(2)

Uji realibilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.779 2

Variabel Memulai usaha

Uji validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 17.1250 8.266 .739 .844

VAR00002 17.2750 7.999 .700 .852

VAR00003 17.4500 7.382 .656 .872

VAR00004 17.0250 8.538 .696 .854

VAR00005 17.1250 7.907 .793 .831

Uji realibilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(3)

Uji validitas Dan realibitas perytanyaan dan variabel

Item

 

Pertanyaan

 

Nilai

 

corrected

 

item

total

 

correlation

 

Keterangan

1

 

0.919

 

Valid

 

2

 

0.865

 

Valid

 

3

 

0.871

 

Valid

 

4

 

0.677

 

Valid

 

5

 

0.708

 

Valid

 

6

 

0.721

 

Valid

 

7

 

0.603

 

Valid

 

8

 

0.608

 

Valid

 

9

 

0.608

 

Valid

 

10

 

0.617

 

Valid

 

11

 

0.653

 

Valid

 

12

 

0.750

 

Valid

 

13

 

0.734

 

Valid

 

14

 

0.640

 

Valid

 

15

 

0.640

 

Valid

 

16

 

0.739

 

Valid

 

17

 

0.700

 

Valid

 

18

 

0.656

 

Valid

 

19

 

0.696

 

Valid

 

20

 

0.793

 

Valid

 

 

 


(4)

 

Variabel

 

Cronbach's

 

Alpha

 

if

 

item

 

keputusan

 

Modal

 

0.944

 

Reliabel

 

Peluang

 

0.838

 

Reliabel

 

Pendidikan

 

0.752

 

Reliabel

 

Emosional

 

0.843

 

Reliabel

 

Pengalaman

 

0.779

 

Reliabel

 

Memulai

 

usaha

 

kecil

 

0.877

 

Reliabel

 

Lampiran 5

Uji Normalitas

 

 

 


(5)

Pendekatan

 

uji

 

kolmogorov

 

smirnov

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.81161366

Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .101

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .934

Asymp. Sig. (2-tailed) .347

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 6

Koefisien determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .791a .665 .654 .68333

a. Predictors: (Constant), X5=Pengalaman, X2= Peluang, X1=Modal, X4= Emosional, X3=Pendidikan


(6)

Lampiran 7

Uji F(simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 165.698 5 33.140 3.655 .009a

Residual 308.302 34 9.068

Total 474.000 39

a. Predictors: (Constant), X5=Pengalaman, X2= Peluang, X1=Modal, X4= Emosional, X3=Pendidikan

b. Dependent Variable: Y= Memulai Usaha

Lampiran 8

Uji Regresi Linear berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.853 7.851 1.510 .140

X1=Modal .254 .357 .108 .712 .482

X2= Peluang .122 .158 .114 .772 .445

X3=Pendidikan 1.950 .562 .623 3.471 .001

X4= Emosional -.454 .195 -.344 -2.329 .026

X5=Pengalaman -.560 .400 -.249 -1.399 .171