BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pemasaran - Pengaruh Nilai Pelanggan (Customer Value) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty) Padarumah Makan Zam-Zam Dr. Mansyur Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pemasaran Menurut American Marketing Association (Kotler dan Keller 2009:5)

  “Marketing is an organization function and a set processes for creating

  communicating, and delivering value to customers and for managing customer relationship in ways that benefit the organization and it stakeholders ”.

  Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan demi menghasilkan laba bagi organisasi dan pemegang kepentingannya.

2.1.2. Pengertian Nilai Pelanggan

  (Kotler & Keller; 2009:14) “Nilai Pelanggan merupakan kombinasi kualitas, pelayanan, harga dari suatu penawaran produk.Nilai terhantar pada pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan, dan jumlah nilai bagi pelanggan adalah sekelompok keuntungan yang diharapkan pelanggan dari barang atau jasa tertentu”.

  (Tjiptono, 2005:296) “NilaiPelangganadalah ikatanemosionalyangterjalinantarapelanggandanprodusen setelah pelangganmenggunakanprodukdanjasadariperusahaandanmendapatibahwaproduk atau jasa tersebutmemberinilaitambah”. Referensi: Kotler (2009:161), Diolah

Gambar 2.1 Proporsi Nilai yang diberikan kepada pelanggan dari biaya yang diberikan

  

oleh pelanggan

2.1.3. Dimensi Nilai Pelanggan

  Menurut Sweeney and Soutar (dalam Tjiptono 2005:298), dimensi nilai terdiri dari 4 yaitu:

  1. Emotional Value, utilitas yang berasal dari perasaaan atau afeksi / emosional positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.

  2. Social Value, utilitas yang didapat dari kemamapuan produk untuk meningkatkan konsep sosial kepada diri konsumen.

  3. Quality / Performance Value, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja yang yang diharapkan dari produk atau jasa.

  4. Price / Value of Money,utilitas yang didapatkan dari produk karena reduksi biaya jangka pendek dan panjang panjang.

  Menurut Best (dalam Sumarwan, dkk 2010:33), bahwa nilai pelanggan dapat diciptakan melalui beberapa pendekatan, yaitu:

  Nilai yang diberikan Perusahaan: Nilai Citra Nilai Karyawan Nilai Pelayanan Nilai Produk Nilai Pelanggan Total Biaya yang dikeluarkan

  Konsumen: Biaya Mental Biaya Energi Biaya waktu Biaya Moneter Biaya Pelanggan Total

  

Nilai yang

diberikan

kepada

Pelanggan

2.1.4. Penciptaan Nilai Pelanggan

  1. Biaya daur hidup dan penciptaan nilai Bagi nilai ekonomi superior, pelanggan harus memperoleh keuntungan ekonomi diatas daur hidup pengguna.Terdapat enam sumber utama biaya siklus hidup yang menciptakan nilai yaitu harga yang dibayarkan, biaya penggunaan, biaya pemeliharaan, biaya kepemilikan, serta biaya pembuangan.

  2. Harga kinerja dan penciptaan nilai Walaupun nilai ekonomis menyediakan dasar yang kuat untuk menciptakan nilai pelanggan berdasarkan biaya tetapi terdapat aspek-aspek kinerja produk yang lebih sulit dihitung dalam pembiayaan total pembelian.Kinerja dapat juga meliputi fitur-fitur dan fungsi-fungsi produk yang tidak menghemat uang tetapi meningkatkan pemakaian sehingga menciptakan nilai pelanggan.

  3. Benefit yang Dipersepsikan dan Penciptaan Nilai Nilai relatif kinerja harga dan nilai ekonomi memberikan ukuran yang terbaik mengenai nilai pelanggan tetapi evaluasi pelanggan terhadap produk sering melampaui ukuran kinerja harga dan ekonomis.Persepsi pelanggan tentang kualitas layanan, reputasi merek, dan biaya-biaya lain selain harga juga mempengaruhi nilai pelanggan.Setelah diketahui persepsi manfaat dan persepsi biaya secara keseluruhan maka selisihnya merupakan nilai pelanggan yang dipersepsikan.

  4. Benefit Pelanggan Sebelum dapat menentukan keseluruhan nilai pelanggan yang diciptakan, perlu ditentukan biaya-biaya pembelian yang dipersepsikan.

  Posisi daya saing perusahaan terkait dengan pelayanan yang dipersepsikan lebih tinggi dari pada kompetitor yang pada gilirannya akan meningkatkan total biaya pembelian yang dipersepsikan. Apabila persepsi mengenai total biaya pembelian dan total manfaat telah diperoleh maka perusahaan dapat mengevaluasi tingkat nilai yang tercipta untuk pelanggan.

  5. Benefit Emosional dan Penciptaan Nilai Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisik dan psikologis.Setelah kebutuhan fisik terpenuhi maka manusia memerlukan kebutuhan psikologi seperti hubungan yang hangat, afiliasi, status, pengakuan, dihormati, kegembiraan, semangat, dan pemenuhan diri. Kebutuhan psikologis dapat dilayani dengan membeli produk yang menawarkan serangkaian benefit emosional yang konsisten dengan kebutuhan itu karena banyak produk memiliki personalitas dengan makna psikologis.

2.1.5. Kualitas 2.1.5.1. Produk &Kualitas Produk

  Kotler dan Keller (2009:143) “Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat”.

  Kotler dan Keller (2009:4) “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide”.

2.1.5.2. AtributProduk

  (Kotler dan Armstrong, 2008:272) terdapat beberapa macam atribut produk, yakni:

  1. Kualitas Produk, yakni salah satu sarana positioning utama pemasar.

  Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

  2. Fitur Produk, yakni sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasara, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal.

  Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur.

  3. Gaya dan Desain Produk, yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda.Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya.Gaya hanya menggambarkan penampilan produk.Gaya bisa menarik atau bahkan membosankan.

2.1.5.3. Dimensi Kualitas Produk

  Dimensi kualitas produk menurut Fandy Tjiptono (2008:25) mengemukakan, bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi antara lain :

  1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan

  2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

  3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional

  4. Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional 5. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

  6. Estetika (Esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi

  7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk.

  Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri- ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

  8. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan. Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang menjadi referensi konsumen dalam membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.

2.1.5.4. Jasa & Pelayanan

  Tjiptono (2012:15) ”Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi kendaraan bermotor, salon kecantikan, kursus keterampilan, pusat kebugaran, restoran, hotel, rumah sakit, universitas, dan lain-lain”.

  Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (dalam Ratminto dan Atik, 2005:2) “Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”.

  Gronroos (dalam Ratminto dan Atik, 2005:2) “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan”.

  2.1.5.5. Kualitas Pelayanan

  Ratminto dan Atik (2005:28) “Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan.Kepuasan penerima layanan dicapai apabila penerima layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan”.

  Kualitas pelayanan selalu diukur berdasarkan persepsi masyarakat (pelanggan).Karena pelanggan adalah pihak yang mengkonsumsi dan merasakan pelayanan, maka merekalah yang dapat menilai dan menentukan tingkat kualitas dari suatu pelayanan.

  2.1.5.6. Dimensi Kualitas Pelayanan

  Pasuraman, et al (dalam Tjiptono 2012:56) Ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam kualitas pelayanan adalah:

  1. Reliabilitas, mencakup 2 aspek utama, yaitu performance dan dependability.

  2. Daya Tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera.

  3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

  4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability) dan kemudahan kotak.

  5. Kesopanan (Courtsey), meliputi sikap santun, respect, atensi, dan keramahan para karyawan kotak.

  6. Komunikasi, artinya penyampaian pesan kepada pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.

  7. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.

  8. Keamanan (Security), yaitu bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

  9. Kemampuan Memahami Pelanggan, yaitu berupa memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan regular.

  10. Bukti Fisik (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan.

2.1.6. Harga

  Adapun strategi penetapan harga (Kotler, 2010:7) berdasarkan bauran produk:

  1. Penetapan harga lini produk, Yaitu menetapkan jenjang harga diantara barang-barang pada lini produk

  2. Penetapan harga produk tambahan, Yaitu menetapkan harga produk tambahan atau pelengkap yang dijual beserta produk utama.

  3. Penetapan harga produk terikat, Yaitu menetapkan harga produk yang harus digunakan bersama produk utama.

  4. Penetapan harga produk sampingan, Yaitu Menetapkan harga rendah pada produk – produk sampingan untuk menyingkirkan mereka.

  5. Penetapan harga paket produk, Yaitu menetapkan harga untuk paket produk yang dijual bersama.

  Strategi Penyesuaian harga (Kotler, 2010:10): 1.

  Penetapan harga diskon dan potongan harga, bertujuan untuk menghargai respons pelanggan seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk.

  2. Penetapan harga tersegmentasi, menyesuaikan harga untuk memungkinkan adanya perbedaan dalam pelanggan, produk, atau lokasi.

  3. Penetapan harga psikologis, menyesuaikan harga untuk pengaruh psikologis.

  4. Penetapan harga promosi, mengurangi harga untuk sementara guna meningkatkan penjualan jangka pendek.

  5. Penetapan harga geografis, menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis pelanggan.

  6. Penetapan harga dinamis, menyesuaikan harga terus-menerus untuk memenuhi karakteristik dan kebutuhnan pelanggan individual dan situasi tertentu.

  7. Penetapan harga Internasional, menyesuaikan harga untuk pasar Internasional.

  Pada dasarnya, tujuan penetapan harga dapat dikaitkan dengan laba atau volume produksi dan jumlah penjualan tertentu.Tujuan ini harus selaras dengan tujuan pemasaran yang dikembangkan dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.

  2.1.7. Kepuasan Pelanggan

  Kotler & Keller (2009:138-139) “Kepuasan (Satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap harapan mereka”.

  2.1.8. Loyalitas Pelanggan

  Assael (dalam Nugroho 2010:126) Empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal sebagai berikut:

  1. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihannya.

  2. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat risiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.

  3. Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko.

  4. Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.

  Jacoby (dalam Sharyn:2001) menyatakan loyalitas sebagai “The biased

  

(non-random) behavioralresponse (purchase) expressed over time bysome

decision-making unit with respect to one or more alternative brands out of a set of

brands and is a function of psychological processes”.

  Artinya, Sikap pembelian yang dipengaruhibeberapa faktor dari waktu ke waktu oleh unit pengambil keputusan (Konsumen) dengan memilih satu atau lebih alternatif dari sekumpulan merek, dan hal ini adalah fungsi dari proses-proses psikologis.

  Sheth & Mittal (dalam Zainul 2014:5) Loyalitas Pelanggan adalah “komitmen pelanggan terhadap suatu merk, toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten”.

  2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

  Penulis Teknik Judul Penelitian Hasil Penelitian

  Tahun Analisis Sitompul Analisis Pengaruh Deskriptif Hasil penelitian ini (2013) Kualitas Pelayanan Kuantitatif menunjukkan bahwa

  Terhadap Kepuasan Kualitas Pelayanan Konsumen Pada mempunyai pengaruh

  Rumah Makan Zam- yang Signifikan secara Zam Medan serempak terhadap

  Variabel Terkuat (kepuasan konsumen). Nurhayati Pengaruh Kualitas Deskriptif kualitas produk dan (2011) Produk Dan Harga Kuantitatif harga ada pengaruh

  Terhadap yang signifikan dengan Loyalitas Pelanggan loyalitas pelanggan

  Bahri Analisis pengaruh Deskriptif Hasil Penelitian ini (2010) Nilai Pelanggan, Kuantitatif menunjukkan bahwa

  Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan dan Kedekatan berpengaruh Positif Emosional terhadap terhadap Loyalitas Loyalitas Nasabah Nasabah.

2.3. Kerangka Konseptual

  Berdasarkan, Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini Dengan Penjelasan dan Gambaran sebagai Berikut berikut:

  Sesuai dengan Pernyataan Tjiptono (2005:296) yang mengatakan “Nilai Pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah”.

  Dengan menghubungkannya dengan Pernyataan Kotler & Keller (2009:138-139) “Kepuasan (Satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap harapan mereka”.

  Dimana Nilai Tambah (pada Nilai Pelanggan) dapat dirumuskan sebagai Perbandingan Kinerja yang dipersepsikan terhadap Harapan Konsumen (pada Kepuasan), dapat disimpulkan bahwa Kedua hal tersebut (Nilai dan Kepuasan) saling berimplikasi.

  Kemudian dikaitkan dengan pernyataan Sheth & Mittal (dalam Zainul 2014:5) yang mengatakan “Loyalitas Pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merk, toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten”.

  Sikap yang sangat Positif (padaLoyalitas Pelanggan) adalah bentuk yang diaktualisasikan dari Perasaan Senang (pada Kepuasan Pelanggan), dan keterkaitannya dengan ukuran Nilai Tambah (pada Nilai Pelanggan) sebagai faktor yang mempengaruhi, Maka Peneliti menggambarkan Konsep keterkaitan tersebut dengan Gambar Berikut:

  Nilai Pelanggan Kepuasan Loyalitas (X) Pelanggan (Z) Pelanggan (Y)

  Sumber: Kotler & Keller (2009:14), Sweeney and Soutar (dalam Tjiptono 2005:298), (Diolah).

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

  Berdasarkan Latar Belakang, Perumusan Masalah, dan Kerangka Konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1.

  Nilai Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas PelangganRumah Makan Zam-Zam Dr. Mansyur Medan.

  2. Nilai Pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan PelangganRumah Makan Zam-Zam Dr. Mansyur Medan.

  3. Nilai Pelangganberpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas PelangganRumah Makan Zam-Zam Dr. Mansyur Medan melalui Kepuasan Pelanggan sebagai Variabel Intervening.