Buku Kelapa Sawit di Pasang Surut Chap
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
BAB IX
TANAMAN MENGHASILKAN
(TM)
Tanaman
kelapa
sawit
mulai
berbunga dan membentuk buah setelah
berumur 2-3 tahun. Buah akan menjadi
masak
sekitar
5-6
bulan
setelah
penyerbukan. Proses pemasakan buah
kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan
warna
kulitnya.
Buah
akan
berubah
menjadi merah jingga ketika masak. Pada
saat buah masak, kandungan minyak pada
daging buah telah maksimal. Jika terlalu
matang, buah kelapa sawit akan lepas dan
jatuh dari tangkai tandannya, buah yang
jatuh tersebut disebut membrondol.
Gambar 137. Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
Panen merupakan titik awal dari produksi dan terkait erat dengan budidaya, khususnya
pemeliharaan tanaman. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari panen setelah melalui proses
pascapanen atau pengolahan. Keberhasilan panen dan produksi tergantung pada kegiatan
budidaya ditambah dengan ketersediaan prasarana dan sarana untuk kegiatan transportasi,
pengolahan, organisasi, ketenagaan dan faktor penunjang lainnya. Hasil panen kelapa sawit
adalah tandan buah segar (TBS), produksinya berbentuk minyak kelapa sawit kasar (crude palm
oil) dan inti (kernel), yang merupakan bahan industri sangat penting karena penggunaannya yang
sangat luas.
169
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Panen atau pekerjaan potong buah
adalah pekerjaan utama di perkebunan kelapa
sawit
karena
pemasukan
langsung
uang ke
menjadi
sumber
perusahaan melalui
penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti
kelapa sawit (IKS). Oleh karena itu tugas
utama personil dilapangan adalah mengambil
buah dari pokok dan mengantarnya ke pabrik
Gambar 138. Potong Buah
sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu
yang tepat akan memperngaruhi kuantitas produksi (ekstrasi), sedangkan waktu yang tepat akan
mempengaruhi kualitas produksi ALB (asam lemak bebas).
Produksi MKS dan IKS per hektar dapat menunjukkan tingkat produksi yang dicapai
sudah maksimal atau belum. Produksi yang maksimal hanya dapat dicapai apabila losses
(kerugian) produksi minimal. Dengan demikian pengertian menaikkan produksi adalah
memperkecil losses, sehingga inti pekerjaan buah adalah memperkecil losses produksi.
Sumber losses produksi di lapangan ialah :
1. Buah mentah
2. Buah masak tinggal dipokok (tidak dipanen
3. Brondolan tidak dikutip
4. Buah dan Brondolan dicuri
Untuk mendapatkan produksi per hektar yang tinggi, biaya per kilogram yang rendah dan
ALB yang rendah, aspek/faktor yang paling menentukan di lapangan adalah pusingan/rotasi
potong buah. Pusingan/rotasi potong buah juga mempengaruhi transport dan pengolahan di
pabrik. Demikian pentingnya aspek pusingan potong buah.
Pusingan potong buah sangat erat hubungannya dengan mutu buah atau saling
mempengaruhi dengan mekanisme sebagai berikut :
-
Meningkatnya buah mentah yang dipanen cenderung mempercepat siap borong.
-
Buah masak yang seharusnya dipanen pada hari itu menjadi tertinggal dipokok.
-
Buah yang tertinggal ini akan terus membrondol dan pada pusingan berikutnya telah
terlampau masak (over ripe = jumlah brondolan yang lepas meningkat) bahkan sebagian
telah membusuk sehingga menjadi buah busuk.
170
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
-
Persentase brondolan meningkat mengakibatkan penurunan output pemotong buah karena
waktunya banyak tersita untuk mengutip brondolan.
-
Situasi ini dapat mengakibatkan karyawan tidak siap borong, sehingga mendorong
pemanen memotong buah mentah lagi untuk mengejar siap borong.
Sehingga untuk menjaga pusingan potong buah tetap normal, penting sekali untuk terus
memantau daftar pusingan potong buah yang ada di Divisi ditambah informasi:
- Kerapatan buah masak atau persentase panen di blok.
- Jumlah tenaga potong buah.
- Umur tanaman.
- Jumlah borongan atau persentase siap borong.
- Curah hujan dan lain-lain.
Dengan kata lain, Asisten dan Mandor harus mengamati sensus secara acak keadaan buah
matang diseksi yang akan dipanen keesokan harinya. Atas dasar ini kemajuan pusingan,
diadakanlah penyesuaian jumah potong buah.
A. Persiapan Panen
Persiapan
panen
berkaitan
dengan
penyediaan tenaga kerja dan alat-alat panen yang
diperlukan. Kegiatan awal lainnya dalam persiapan
panen adalah pembuatan atau peningkatan mutu jalan
karena jalan merupakan faktor penunjang yang
penting dalam
pengangkutan hasil dari kebun ke pabrik.
Gambar 139. Antrian Karyawan Panen
Akses jalan yang perlu dipersiapkan untuk proses panen diantaranya jalan penghubung (jalan
utama/main road), jalan produksi, jalan kontrol dan jalan pasar pikul.
171
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Gambar 140. Alat-alat panen (Dodos, Gancu, Kampak, Egrek, Angkong & Batu Asah)
Jalan utama untuk menghubungkan satu afdeling dengan afdeling lainnya atau afdeling
dengan pabrik. Jalan produksi di tengah perkebunan setiap afdeling, dari afdeling ke pabrik
tegak lurus dengan barisan tanaman. Di jalan produksi dibuat TPH. Sementara itu, jalan kontrol
menghubungkan satu blok dengan blok lainnya. Semua akses jalan perlu mendapat perhatian
dan perawatan untuk menjamin kelancaran transportasi saat panen.
Gambar 141. Pengerasan Main Road & Pembuatan Pasar Pikul
172
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Terjadi kebiasaan/kecenderungan bahwa potong buah pada tanaman berumur +3 tahun
kurang mendapat perhatian. Padahal, jika kualitas tanaman baik dan kastrasi/tunas pasir
dilaksanakan, produksi mencapai 8-12 ton TBS/hektar dengan ekstrasi berkisar 13-20%.
Kebutuhan tenaga potong buah harus mengacu pada kebutuhan tenaga pada saat panen
puncak. Jumlah tenaga potong buah dapat diperoleh dengan tetap memperhitungkan faktor umur
tanaman dan kerapatan buah. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
Jumlah Tenaga Potong Buah
Total Luas Areal TM ( Ha)
[6 x (1,5 sampai 4) Ha]
Apabila terjadi musim trek (buah sedikit di pokok) maka sebagian karyawan potong
buah dapat dipekerjakan di tunas pokok atau dilakukan pengaturan cuti tukang potong buah.
Alat–alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda berdasarkan tinggi
tanaman. Penggolongan alat kerja tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk memotong
TBS, alat bongkar muat TBS dan alat untuk membawa TBS ke TPH.
B.
Kriteria Panen
1.
Kriteria umum untuk tandan buah yang dapat dipanen berdasarkan jumlah brondolan
yang terlepas dari tandannya dan jatuh ke tanah (dalam piringan) secara alami atau
dengan istilah lain menghasilkan brondolan dalam jumlah tertentu. Buah dapat dipanen
jika dipenuhi kriteria sebagai berikut : Untuk tiap 1 Kg berat tandan terdapat 2 brondolan
lepas yang bukan brondolan muda yang kena serangan tikus atau penyakit, misalnya BJR
(berat janjang rata-rata) blok adalah 10 Kg maka buah yang dapat dipanen pada blok
tersebut apabila ada brondolan yang ada 20 butir.
2.
Untuk memudahkan, daftar berikut ini dapat digunakan sebagi kriteria matang panen.
173
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Tabel 22. Kriteria Matang Panen
Umur Tanaman
Brondolan
Kemasakan
0–9
Buah masih mentah (A)
> 10
Buah telah masak (N)
Gagang busuk
Buah telah busuk (E)
3 – 7 tahun
0 – 19
8 - 20 tahun
Buah masih mentah (A)
> 30
Buah telah masak (N)
Gagang busuk
Buah telah busuk (E)
0 – 39
> 20 tahun
Buah masih mentah (A)
> 40
Buah telah masak (N)
Gagang busuk
Buah telah busuk (E)
C. Mutu Potong Buah dan Mutu Buah
Mutu potong buah dan mutu buah menyangkut mutu pekerjaan panen, pengawasan
dan pemeriksaan hasil panen.
Gambar 142. Tandan Buah Segar
C.1. Mutu Pekerjaan Panen
Tanda Buah Segar (TBS)
-
Semua TBS masak (tanpa kecuali) harus
dipanen
-
TBS yang sudah dipanen tetap berada di
piringan sambil menunggu diangkut ke TPH
(tempat pengumpulan hasil).
-
Gagang TBS dipotong rapat 2 (cm) tetapi
jangan sampai terkena tandan.
-
TBS diantrikan secara teratur di TPH dan
diberi nomor si pemotong buah. Tumpukan dibuat terpisah untuk pemotong buah yang
berlainan, kendati TPH yang sama.
174
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Brondolan
-
Brondolan dikumpulkan dari ketiak cabang dan dari piringan di sekitar pohon.
-
Brondolan dikumpulkan dalam tumpukan tersendiri di TPH tetapi dekat dengan antrian
TBS.
-
Brondolan harus bebas dari sampah.
Gambar 143. Brondolan
Cabang
-
Diusahakan seminimal mungkin memotong
cabang. Untuk tanaman yang masih rendah
(potong buah dengan dodos) tidak dibenarkan
memotong cabang. Hal ini yang mendasari
tidak digunakan kapak untuk potong buah.
-
Bila terpaksa harus memotong cabang, cabang
dipotong rapat ke batang untuk mencegah
tersangkutnya brondolan dan menghindarkan
kesulitan panen atau tunas berikutnya.
-
Cabang
ditumpuk
memanjang
Gambar 144. Pemotongan Cabang
ditanah
gawangan yang tidak ada pasar rintisnya (atau
parit) tanpa dipotong-potong. Bila di tengah
gawangan ada parit/jalan maka cabang harus
dipotong menjadi tiga bagian dan ditumpuk
diantara pohon dalam barisan.
-
Cegah adanya cabang sengkleh (cabang yang
dipotong
tapi
belum
putus/lepas
batangnya).
dari
Gambar 145. Rumpukan Cabang
175
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
C.2. Pengawas dan pemeriksaan panen
Asisten, Mandor I, Mandor dan Kerani buah secara rutin setiap hari kerja melakukan
pengawasan dan pemeriksaan panen.
C.2.1. Pengawasan oleh Asisten
Pada setiap hari kerja wajib memeriksa TBS minimum di 10 TPH sebagai hasil panen dari
minimum 10 orang tukang potong buah. Pemeriksaan mencakup kematangan buah menurut
kriteria yang berlaku diatas, susunan TBS dan tumpukan brondolan di TPH, kebersihan
brondolan, rumpukan cabang, buah masak tidak dipanen dan buah mentah yang diperam.
PERHATIKAN : Diperkebunan kelapa sawit yang berperan, paling bertanggung jawab dan
berpengaruh terhadap besar kecilnya losses produksi adalah Asisten kebun. Oleh karena itu
penghayatan yang mendalam akan losses produksi oleh seorang asisten sangat dibutuhkan.
Kiranya jangan melakukan pemeriksaan mutu panen dan mutu buah oleh karena perintah
atas atau sekedar mengikuti prosedur.
C.2.2. Kerani Buah
- Setiap janjang di TPH harus dihitung dan
diperiksa mutunya.
- Semua TBS yang telah diperiksa dan
diterima dicap pada gagangnya (pakai kepala
gancu). Setiap buah mentah ditulis A dan
nomor pemanen pada gagangnya dengan
pensil merah. Buah yang kadaluwarsa harus
dikeluarkan brondolannya
(diketek) dan
Gambar 146. Kerani Buah
janjangan kosong dibuang digawangan. Buah
mentah harus didenda tetapi dihitung sebagai pendapatan.
- Kerani buah hanya boleh menerima TBS yang diantrikan di TPH yang resmi.
- Yang dicatat oleh kerani buah pada buku Penerimaan Buah adalah setiap tumpukan TBS
dari masing-masing tukang potong buah pada kolom terpisah antara buah N dan Buah A .
- Bila terjadi kesalahan mencatat, halaman tersebut tidak boleh dirobek atau dihapus, cukup
dicoret dulu yang salah atau kalau sering salah supaya dibiarkan saja dan pakai halaman
berikutnya.
176
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
- Hasil pemeriksaan kerani buah harus dicocokkan setiap sore harinya dengan hasil
pemeriksaan asisten untuk mencegah kemungkinan penyelewengan.
- Hasil pemeriksaan asisten dicatat dalam buku pemeriksaan mutu buah dan lembar aslinya
diserahkan pada manager.
C.2.3. Mandor Panen
- Menentukan
hancak
pemanen pada
membagikan
pagi
notes
untuk
setiap
hari,
sambil
pada
masing-
masing pemanen. Pembagian notes ini
sekaligus sebagai alat kontrol absensi
pemanen dan pemanen yang datang
terlambat.
- Aktif mengawasi pekerjaan potong
buah sehingga semua buah-N (matang)
dipanen.
- Memastikan semua buah yang dipanen
Gambar 147. Mandor Panen
diangkut ke TPH, tidak ada yang tertinggal di piringan atau di pasar rintis.
- Sewaktu memotong gagang buah harus rapat, tetapi tidak terkena tandan.
- Buah A (mentah) yang terlanjur dipanen tidak dibenarkan di tinggal di dalam blok atau
diperam.
- Memastikan semua brondolan dikutip
- Menghitung kerapatan buah diseksi yang akan dipanen esok hari dan mengisi administrasi
taksasi potong buah di kantor divisi segera setelah pulang dari hancak.
D. Organisasi Potong Buah
1. Seksi potong buah harus disusun sedemikian rupa sehingga areal atas blok yang akan
dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar). Harus dihindari
adanya potongan-potongan hancak panen, artinya agar 1 seksi selesai 1 hari. Manfaat dari
hal tersebut diatas ialah :
- Mempermudah kontrol
177
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
- Meningkatkan output karyawan potong buah
- Efisiensi transportasi buah
- Keamanan produksi
2. Jumlah pemanen per mandoran antara 20 – 25 orang. Jumlah mandoran per divisi
maksimum 3 orang. Hal ini perlu
untuk memperkecil biaya tak
langsung (mandor dan kerani
buah).
3. Semua pemanen harus sudah tiba
di hancak dan siap memanen
paling lambat jam 06.30, dengan
Gambar 148. Tenaga Panen Satu Divisi
membawa peralatan yang cukup.
4. Mandor panen menentukan hancak tiap pemanen dan harus dimulai dari rintis tengah.
Satu hancak terdiri dari 2–4 baris yang berdekatan, tergantung dari persentase kerapatan
buah masak.
5. Pemanen harus selalu memasang nomor hancak dipasar rintis yang akan dihancaki. Hal
ini perlu untuk memudahkan pengontrolan.
6. Urutan memanen adalah sebagai berikut :
a. Potong semua cabang songgo duo rapat ke batang. Jangan ada sengkleh.
b. Potong janjang masak tersebut, biarkan tetap di piringan, jangan dipindahkan kepasar
rintis. Gagang buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan.
c. Korek dan sogrok semua brondolan yang tersangkut/terselip di ketiak cabang
d. Susun cabang digawangan rumpukan. Jika ditengah gawangan ada parit, maka cabang
harus dipotong 3 dan ditumpuk diantara pokok dalam barisan.
e. Kumpulkan brondolan, tapi masih tetap di piringan dan bebas dari sampah.
178
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
E. Produktifitas Tanaman
Kualitas bahan tanaman sangat mempengaruhi hasil/produktifitas kelapa sawit selama
masa panen. Beberapa bahan tanaman yang sudah diakui kualitasnya dan sering dipakai oleh
perkebunan maupun masyarakat umum adalah Yangambi, Bah Jambi, Marihat, Dolok
Sinumbah, Lame, Avros, Simalungun, SP1 & SP2. Berikut perbandingan jenis dan
produktifitas bahan tanaman tersebut:
Tabel 23. Bahan Tanaman
NO
NAMA BUAH
DESKRIPSI
GAMBAR
01 Yangambi
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
39 ton/ha/th
25 - 28 tn/ha/th
7,5 ton/ha/th
5,8 - 7,3 ton/ha/th
23-26 %
0,62 ton/ha/th
130 pohon/ha
0,60 - 0,75 m/th
02 Simalungun
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
33 ton/ha/th
28,4 ton/ha/th
7,9 ton/ha/th
8,7 ton/ha/th
26,50%
0,51 ton/ha/th
130 - 135 pohon/ha
0,75 - 0,80 m/th
03 Bah Jambi
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
32 ton/ha/th
22 - 24 ton/ha/th
7,4 ton/ha/th
5,7 - 6,2 ton/ha/th
23 - 26%
0,62 ton/ha/th
130 pohon/ha
0.65 - 0,85 m/th
04 Dolok Sinumbah
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
31 ton/ha/th
24 - 27 ton/ha/th
7,7 ton/ha/th
6,0 - 6,75 ton/ha/th
23 - 25%
0,56 ton/ha/th
130 pohon/ha
0.65 - 0,85 m/th
179
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
NO
NAMA BUAH
DESKRIPSI
GAMBAR
05 Marihat
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
31 ton/ha/th
24 - 25 ton/ha/th
7,9 ton/ha/th
6,0 - 6,3 ton/ha/th
23 - 25%
0,54 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,6 - 0,7 m/th
06 Lame
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
36 ton/ha/th
26 - 27 ton/ha/th
7,9 ton/ha/th
5,9 - 7,0 ton/ha/th
23 - 26%
0,6 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,55 - 0,7 m/th
07 Avros
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
30 ton/ha/th
24 - 27 ton/ha/th
7,8 ton/ha/th
7,8 ton/ha/th
23 - 26%
0,54 ton/ha/th
130 pohon/ha
0,6 - 0,8 m/th
08 SP2
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
30 ton/ha/th
24 - 27 ton/ha/th
7,5 ton/ha/th
6,2 - 6,8 ton/ha/th
23 - 25%
0,51 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,65 - 0,85 m/th
09 SP1
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
32 ton/ha/th
25 - 28 ton/ha/th
7,6 ton/ha/th
6,5 - 7,3 ton/ha/th
23 - 26%
0,49 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,40 - 0,55 m/th
180
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Produktifitas tanaman dipengaruhi oleh umur tanaman. Tanaman tua berumur lebih
dari 15 tahun memiliki tandan yang lebih berat dibandingkan dengan tanaman yang muda.
Diatas 10 tahun, berat tandan rata-rata sama untuk setiap tahunnya. Produktivitas tanaman
kelapa sawit yang ditanam di tanah subur (kandungan unsur hara tinggi) umumnya tinggi.
Berbeda dengan yang ditanam di tanah yang miskin unsur hara, produktifitas akan rendah.
Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan juga oleh curah hujan setahun. Jika
terjadi kemarau panjang, akan menyebabkan gagalnya pembentukan bakal bunga 19 - 21
bulan berikutnya (abortus bunga) dan keguguran buah 5 - 6 bulan berikutnya.
Faktor lain yang mempengaruhi potensi produksi tanaman kelapa sawit adalah adanya
ganguan hama dan penyakit. Semakin tinggi tingkat gangguan, semakin rendah pencapaian
potensi produksinya. Selain itu, kegiatan panen dan angkut juga dapat mempengaruhi potensi
produksi. Semakin baik manajemen panen dan angkutnya, semakin tinggi potensi produksi
tanaman. Panen diharapkan berjalan lancar dengan rotasi tujuh hari. Semua buah yang
dipanen adalah buah matang, kemudian brondolan yang tertinggal diusahakan seminimal
mungkin.
F. Pemeliharaan TM
Usaha perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk menghasilkan tandan buah segar.
Umumnya, tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan buah pada umur sekitar 4 tahun.
Masa berbuah ini perlu dijaga agar tanaman memiliki masa menghasilkan yang lama.
Umumnya, produktifitas tanaman kelapa sawit akan menurun pada umur 25 tahun. Berikut
ini akan dibahas pemeliharaan TM agar tetap berproduksi optimal sebagi berikut :
1. Pangkas Daun Tua
Daun – daun tua beserta pelepahnya perlu dipotong, bahkan gulma yang tumbuh di
pohon perlu dibersihkan secara teratur. Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah terjadinya
penyerbukan bunga secara alami maupun dengan bantuan serangga penyerbuk, misalnya
kumbang elaedobius kamerunicus. Pemangkasan daun tua juga mampu mengurangi
kelembaban sebagai upaya penangkalan terhadap penyakit busuk buah (bunch rot).
Daun
yang telah dipangkas sebaiknya dikumpulkan sebagai bahan baku pupuk nabati.
2. Pupuk dengan Dosis Benar
Tanaman yang telah menghasilkan buah (TM) sangat memerlukan pupuk.
Pupuk
digunakan oleh tanaman untuk pembentukan buah serta pertumbuhan dan perkembangan
181
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
kelapa sawit. Ada dua macam pupuk yang digunakan, yaitu organik dan anorganik atau
pupuk pabrik. Kedua jenis pupuk tersebut mempunyai keunggulan maupun kelemahan
masing-masing sehingga untuk tanaman perlu diberikan secara seimbang. Sebelum kegiatan
pemupukan yang dilakukan pada piringan tanaman, bersihkan tanah terlebih dahulu dan
dangir dangkal (dikecrek atau digaruk pakai cangkul).
Pemupukan dilakukan dengan
mengubur dangkal pupuk yang berbentuk butiran maupun pupuk tablet di daerah perakaran
tanaman, kira-kira 0,5 m dari pangkal batang sampai ”cincin” (batas/tepi piringan). Apabila
pupuk yang hendak diberikan berupa pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, maupun
pupuk hijau, pilih pupuk yang benar-banar telah matang. Sebelum digunakan, campuran
tanah subur secukupnya ke dalam pupuk tersebut. Jenis dan dosis yang dianjurkan untuk
pemupukan TM dapat disajikan pada tabel 30.
Lakukan pemupukan pada awal musim hujan (curah hujan 60 sampai 200 mm/bulan) agar
pupuk terserap oleh akar secara efisien. Berikan selang waktu setiap aplikasi jenis pupuk
untuk mengetahui respon dari pupuk tersebut. Hal ini perlu dicermati terlebih dahulu untuk
para petani atau pekebun kelapa sawit yang akan bertanam di lahan gambut maupun lahan
yang bukan gambut.
Tabel 24. Kisaran Dosis dan Jumlah Aplikasi Pupuk TM Kelapa Sawit
(Kg/Tan/Tahun)
No.
1
2
Unsur
Jenis
Hara
pupuk
Umur 3-5 Tahun
Umur 6-15 Tahun
Umur > 15 Tahun
Jml
Jml
Jml
Apks
Min
Mak
Apks
Min
Mak
Apks
Min
Mak
Urea
2
0,90
1,75
2
1,00
3,00
2
1,50
2,50
ZA
2
1,50
2,50
-
-
-
-
-
-
RP
1
0,75
1,50
1
1,25
3,50
1
1,25
3,00
TSP
1
0,80
1,00
1
1,25
3,00
1
1,00
2,00
MOP
2
1,20
2,50
1-2
1,50
3,50
1
1,50
2,25
Kieserite
1
0,90
1,00
1
1,00
2,00
1
0,50
3,00
Abu jjg
-
-
-
1
2,00
4,00
1
2,00
3,00
7
3,80
7,60
5-6
4,50
12,00
5
4,75
10,75
N
P
3
K
4
Mg
Total
182
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
3. Timbun Pelepah dan Sampah
Pelepah daun dan sampah organik sebaiknya jangan dibuang begitu saja. Sampah
ini bisa
dimanfaatkan sebagai kompos.
Dengan demikian, kesuburan tanah sekitar
tanaman dapat dipertahankan. Caranya, buat lubang di antara tanaman kelapa sawit.
Masukkan pelepah daun atau sampah organik lainnya. Timbun kembali lubang yang telah
terisi penuh oleh bahan-bahan organik.
Lama-kelamaan, sampah tersebut akan membusuk dan menjadi pupuk organik. Pupuk
organik yang sudah jadi tidak perlu dibongkar, tetapi hanya digunakan untuk menyuplai
unsur hara di daerah tersebut.
4. Penyiangan Tanaman Pengganggu secara Teratur
Penyiangan ialah membuang gulma atau tumbuhan pengganggu (OPT=
organisme pengganggu tanaman), terutama lalang dan tumbuhan berduri. Kehadiran
gulma tentunya akan merebut jatah nutrisi yang seharusnya digunakan kelapa sawit.
Dengan demikian, produksinya akan turun. Oleh karenanya, kehadiran gulma harus
dibasmi.
Bersihkan piringan pada daerah perakaran tanaman dari gulma, kacangan,
maupun sampah. Untuk alang-alang, dongkel dan jepit akar agar tanaman tercabut beserta
dengan akarnya. Selain itu, bisa menggunakan herbisida organik yang ramah lingkungan.
Penyemprotan dengan herbisida sebaiknya dilakukan pada awal musim kemarau.
Penyemprotan dilakukan setiap 2 bulan (tergantung kondisi lapangan).
5. Remajakan Tanaman Tua secara Berkala
Produktifitas tanaman salah satunya ditentukan oleh umur tanaman. Tanaman
kelapa sawit mulai menghasilkan pada umur lebih dari 3 tahun.
Produksinya terus
meningkat hingga umur 7 tahun. Beberapa pustaka menyebutkan bahwa produksi
tanaman kelapa sawit akan mulai menurun hingga umur 25 tahun.
Untuk menjaga
kontinuitas produksi, tanaman yang sudah tua harus segera diremajakan. Sebaiknya,
peremajaan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan umur tanaman. Peremajaan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Memancang, yaitu mengukur jarak tanam agar terlihat lurus
b. Membuat parit, untuk saluran drainase
c. Membuat jaringan jalan, untuk memudahkan pengoperasian kebun
183
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
d. Membuat lubang tanam menggunakan cangkul dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 40
cm
e. Membongkar tanaman tua sedalam 0,75 cm dengan ukuran lebar dan panjang 2 m
x2m
f. Menyemprot gawangan dengan herbisida agar saat penanaman kacangan penutup
tanah, lahan sudah siap.
g. Dorong (buang) batang pohon dari lubang tanam dan teras.
h. Tanaman kacangan penutup tanah untuk meningkatkan kadar nitrogen dalam
tanah.
i. Tanam bibit kelapa sawit pada lubang tanam yang telah dibuat
G. Kapasitas dan Giliran Panen
Setiap pekerja pemanen dalam satu hari dapat memanen antara 400-900 Kg, tergantung
pada produksi per hektar yang berkaitan dengan umur tanaman, topografi areal, kerapatan
pohon, insentif yang disediakan, dan musim (panen puncak atau panen rendah). Untuk
mendorong tercapainya kualitas hasil panen yang baik, pihak pengelola kebun dapat
melakukan upaya pemberian premi yang didasarkan pada standar kapasitas pemanen dimana
kelebihan kapasitasnya akan dibayar berdasarkan insentif atau premi yang diatur oleh
perusahaan.
Untuk mengetahui kualitas kerja para pemanen dilaksanakan dengan melakukan
pengecekan di lapangan oleh petugas khusus. Selain pemeriksaan hasil panen melalui cara
pemeriksaan hasil panen juga melalui cara pemeriksaan contoh (sampel) hasil panen. Agar
seorang pemanen dapat memanen sejumlah tandan sesuai dengan standar kapasitas panen
yang telah ditentukan, maka giliran panen harus diatur dengan baik agar para pemanen
memiliki waktu untuk istirahat dan melakukan perbaikan alat-alat yang digunakan. Secara
umum, perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan (daur) panen 6/7 dimana
dari 7 hari dalam seminggu (7 hari) digunakan untuk panen 6 hari, sedangkan 1 hari sisanya
dimanfaatkan untuk libur dan perbaikan peralatan.
184
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
H. Transport Buah
Tanaman kelapa sawit merupakan salah
satu tanaman penghasil produksi buah/bunch
yang tonase per hektar dan pertahunnya lebih
tinggi
dibandingkan
tanaman-tanaman
lainnya. Oleh karena itu pekerjaan transportasi
diperkebunan kelapa sawit adalah salah satu
Gambar 149. Pengiriman TBS ke PKS
pekerjaan yang terpenting/utama.
Transport buah merupakan mata rantai dari ke 3 mata rantai yang terpenting dan saling
mempengaruhi, seperti gambar berikut :
Potong Buah
Transport
Pengolahan
Gambar 150. Rantai Transport
Keberhasilan pengelolaan transport TBS oleh kebun harus dapat mencapai 4 hal yang
menjadi sasaran transport TBS, Ke 4 hal tersebut adalah :
1. Menjaga agar FFA ( Asam Lemak Bebas ) produksi harian berkisar 2 – 3 % .
Ketidaklancaran transportasi ke PKS akan menimbulkan buah restan, akan berdampak
pada peningkatan FFA sehingga kualitas
CPO rendah.
2. Kapasitas atau kelancaran Pengolahan di
PKS.
Jam
olah
PKS
telah
diatur
berdasarkan taksasi potong buah yang
disampaikan
kebun.
Ketidaklancaran
transportasi akan menyebabkan kapasitas
olah tidak terpenuhi dan selanjutnya jam
Gambar 151. Loading Ramp PKS
olah akan bertambah.
185
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
3. Keamanan TBS di Lapangan. TBS yang telah dipotong dan diantrikan di TPH sangat
rawan terhadap pencurian terutama pada areal Pringgan. Pengaturan transport harus dapat
menjamin buah yang dikirim ke PKS tepat pada waktu yang ditentukan sehingga tidak
menunggu waktu yang lama untuk di angkut.
4. Biaya ( Rp/kg TBS ) Transport Minimal. Pengelolaan tranportasi TBS yang langsung
dibawah komando Estate Manager harus mampu menghasilkan biaya yang kompetitif dan
efisien. Biaya yang kompetitif dan efisien diartikan biaya transport dapat lebih efisien bila
dibandingkan dengan pengangkutan yang dilakukan mitra bisnis/kontraktor
o Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelancaran Tranportasi buah.
Sesuai mekanisme input – proses – output,
kelancaran
transportasi
buah
sangat
ditentukan oleh beberapa hal antara lain :
1. Organisasi Potong buah.
2. Bentuk dan pola jalan di suatu kebun,
divisi dan blok.
3. Kondisi dan perawatan jalan.
4. Jenis/tipe alat-alat transport.
Gambar 152. Pengangkutan TBS
5. Kondisi dan perawatan alat-alat transport.
Organisasi Potong Buah.
1. Realisasi tonase buah yang dipotong setiap hari tidak jauh berbeda (variance + 5 %)
dengan tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya.
2. Pusingan potong buah dijaga antara 6 – 8 hari, sehingga persentase brondolan terhadap
janjang maksimum 7 – 9 %.
3. Buah harus diletakkan di TPH yang
telah ditentukan (bernomor).
4. Potong buah dalam setiap harinya agar
diusahakan
terkonsentrasi,
jangan
terpencar-pencar dari suatu mandoran ke
mandoran yang lain.
5. Harus dihindari adanya potongan ancak
yang tidak selesai di suatu mandoran,
186
Gambar 153. Peletakan Buah di TPH
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
artinya diusahakan agar 1 (satu) seksi selesai dipotong dalam satu hari.
6. Sesudah selesai dipotong satu pasar rintis, karyawan potong buah langsung
mengeluarkannya ke TPH. Agar transport sudah bisa dimulai paling lambat jam 08.30
WIB setiap hari.
Bentuk dan Pola jalan di suatu Kebun, Divisi dan Blok.
1.
Sedapat mungkin harus diusahakan lurus.
2. Jalan-jalan buntu (tidak tembus) diminimalkan dan sebaiknya tidak ada.
3. Di areal yang berbukit diusahakan jalan dibangun dikaki bukit bukan diatas bukit.
Kondisi dan Perawatan Jalan.
Faktor utama kelancaran transport ialah kondisi/perawatan jalan kendaraan. Masih banyak
para staff lapangan beranggapan bahwa apabila tidak lancar transport FFB maka perlu
penambahan alat transport, padahal kapasitas per unit alat transportnya masih jauh
dibawah kapasitas standartnya. penyebab utama dari
keadaan tersebut ialah kondisi pasar yang tidak
wajar.
Merupakan suatu gejala umum di perkebunan selama
ini , Road Greader yang disediakan perusahaan
banyak
waktunya
digunakan
untuk
menarik
kendaraan yang terpuruk oleh karena kerusakan
Gambar 154. Road Greader
jalan. Sebaiknya pemanfaatan Road Greader yang demikian harus dihindari atau
ditiadakan. Road Greader hanya untuk membentuk dan merawat jalan.
Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu
padas sebaiknya diminimalkan, karena batu padas
yang menonjol ditengah-tengah jalan sering merusak
gardan kendaraan (Truk dan Jeep).
Juga perawatan jalan yang telah diberi batu padas
sering mengalami kesulitan apabila dirawat lagi
dengan Road Greader. Salah satu penyebab selingnya
terjadi kerusakan Road Greader adalah karena batu
Gambar 155. Aplikasi Sirtu
padas yang ada di jalan.
187
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Jenis/Tipe Alat-alat Transport.
Pemilihan jenis atau tipe alat transport yang akan dipakai di suatu perkebunan didasari
oleh faktor areal kebun dan jarak ke pabrik.
a. Langsung ke Pabrik
Jarak Div/blok ke
b. Tidak langsung ( stop
pabrik (km)
over di loading ramp Divisi )
Jenis/Tipe Kendaraan
Kapasitas
(ton/hari)
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
BAB IX
TANAMAN MENGHASILKAN
(TM)
Tanaman
kelapa
sawit
mulai
berbunga dan membentuk buah setelah
berumur 2-3 tahun. Buah akan menjadi
masak
sekitar
5-6
bulan
setelah
penyerbukan. Proses pemasakan buah
kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan
warna
kulitnya.
Buah
akan
berubah
menjadi merah jingga ketika masak. Pada
saat buah masak, kandungan minyak pada
daging buah telah maksimal. Jika terlalu
matang, buah kelapa sawit akan lepas dan
jatuh dari tangkai tandannya, buah yang
jatuh tersebut disebut membrondol.
Gambar 137. Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
Panen merupakan titik awal dari produksi dan terkait erat dengan budidaya, khususnya
pemeliharaan tanaman. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari panen setelah melalui proses
pascapanen atau pengolahan. Keberhasilan panen dan produksi tergantung pada kegiatan
budidaya ditambah dengan ketersediaan prasarana dan sarana untuk kegiatan transportasi,
pengolahan, organisasi, ketenagaan dan faktor penunjang lainnya. Hasil panen kelapa sawit
adalah tandan buah segar (TBS), produksinya berbentuk minyak kelapa sawit kasar (crude palm
oil) dan inti (kernel), yang merupakan bahan industri sangat penting karena penggunaannya yang
sangat luas.
169
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Panen atau pekerjaan potong buah
adalah pekerjaan utama di perkebunan kelapa
sawit
karena
pemasukan
langsung
uang ke
menjadi
sumber
perusahaan melalui
penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti
kelapa sawit (IKS). Oleh karena itu tugas
utama personil dilapangan adalah mengambil
buah dari pokok dan mengantarnya ke pabrik
Gambar 138. Potong Buah
sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu
yang tepat akan memperngaruhi kuantitas produksi (ekstrasi), sedangkan waktu yang tepat akan
mempengaruhi kualitas produksi ALB (asam lemak bebas).
Produksi MKS dan IKS per hektar dapat menunjukkan tingkat produksi yang dicapai
sudah maksimal atau belum. Produksi yang maksimal hanya dapat dicapai apabila losses
(kerugian) produksi minimal. Dengan demikian pengertian menaikkan produksi adalah
memperkecil losses, sehingga inti pekerjaan buah adalah memperkecil losses produksi.
Sumber losses produksi di lapangan ialah :
1. Buah mentah
2. Buah masak tinggal dipokok (tidak dipanen
3. Brondolan tidak dikutip
4. Buah dan Brondolan dicuri
Untuk mendapatkan produksi per hektar yang tinggi, biaya per kilogram yang rendah dan
ALB yang rendah, aspek/faktor yang paling menentukan di lapangan adalah pusingan/rotasi
potong buah. Pusingan/rotasi potong buah juga mempengaruhi transport dan pengolahan di
pabrik. Demikian pentingnya aspek pusingan potong buah.
Pusingan potong buah sangat erat hubungannya dengan mutu buah atau saling
mempengaruhi dengan mekanisme sebagai berikut :
-
Meningkatnya buah mentah yang dipanen cenderung mempercepat siap borong.
-
Buah masak yang seharusnya dipanen pada hari itu menjadi tertinggal dipokok.
-
Buah yang tertinggal ini akan terus membrondol dan pada pusingan berikutnya telah
terlampau masak (over ripe = jumlah brondolan yang lepas meningkat) bahkan sebagian
telah membusuk sehingga menjadi buah busuk.
170
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
-
Persentase brondolan meningkat mengakibatkan penurunan output pemotong buah karena
waktunya banyak tersita untuk mengutip brondolan.
-
Situasi ini dapat mengakibatkan karyawan tidak siap borong, sehingga mendorong
pemanen memotong buah mentah lagi untuk mengejar siap borong.
Sehingga untuk menjaga pusingan potong buah tetap normal, penting sekali untuk terus
memantau daftar pusingan potong buah yang ada di Divisi ditambah informasi:
- Kerapatan buah masak atau persentase panen di blok.
- Jumlah tenaga potong buah.
- Umur tanaman.
- Jumlah borongan atau persentase siap borong.
- Curah hujan dan lain-lain.
Dengan kata lain, Asisten dan Mandor harus mengamati sensus secara acak keadaan buah
matang diseksi yang akan dipanen keesokan harinya. Atas dasar ini kemajuan pusingan,
diadakanlah penyesuaian jumah potong buah.
A. Persiapan Panen
Persiapan
panen
berkaitan
dengan
penyediaan tenaga kerja dan alat-alat panen yang
diperlukan. Kegiatan awal lainnya dalam persiapan
panen adalah pembuatan atau peningkatan mutu jalan
karena jalan merupakan faktor penunjang yang
penting dalam
pengangkutan hasil dari kebun ke pabrik.
Gambar 139. Antrian Karyawan Panen
Akses jalan yang perlu dipersiapkan untuk proses panen diantaranya jalan penghubung (jalan
utama/main road), jalan produksi, jalan kontrol dan jalan pasar pikul.
171
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Gambar 140. Alat-alat panen (Dodos, Gancu, Kampak, Egrek, Angkong & Batu Asah)
Jalan utama untuk menghubungkan satu afdeling dengan afdeling lainnya atau afdeling
dengan pabrik. Jalan produksi di tengah perkebunan setiap afdeling, dari afdeling ke pabrik
tegak lurus dengan barisan tanaman. Di jalan produksi dibuat TPH. Sementara itu, jalan kontrol
menghubungkan satu blok dengan blok lainnya. Semua akses jalan perlu mendapat perhatian
dan perawatan untuk menjamin kelancaran transportasi saat panen.
Gambar 141. Pengerasan Main Road & Pembuatan Pasar Pikul
172
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Terjadi kebiasaan/kecenderungan bahwa potong buah pada tanaman berumur +3 tahun
kurang mendapat perhatian. Padahal, jika kualitas tanaman baik dan kastrasi/tunas pasir
dilaksanakan, produksi mencapai 8-12 ton TBS/hektar dengan ekstrasi berkisar 13-20%.
Kebutuhan tenaga potong buah harus mengacu pada kebutuhan tenaga pada saat panen
puncak. Jumlah tenaga potong buah dapat diperoleh dengan tetap memperhitungkan faktor umur
tanaman dan kerapatan buah. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
Jumlah Tenaga Potong Buah
Total Luas Areal TM ( Ha)
[6 x (1,5 sampai 4) Ha]
Apabila terjadi musim trek (buah sedikit di pokok) maka sebagian karyawan potong
buah dapat dipekerjakan di tunas pokok atau dilakukan pengaturan cuti tukang potong buah.
Alat–alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda berdasarkan tinggi
tanaman. Penggolongan alat kerja tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk memotong
TBS, alat bongkar muat TBS dan alat untuk membawa TBS ke TPH.
B.
Kriteria Panen
1.
Kriteria umum untuk tandan buah yang dapat dipanen berdasarkan jumlah brondolan
yang terlepas dari tandannya dan jatuh ke tanah (dalam piringan) secara alami atau
dengan istilah lain menghasilkan brondolan dalam jumlah tertentu. Buah dapat dipanen
jika dipenuhi kriteria sebagai berikut : Untuk tiap 1 Kg berat tandan terdapat 2 brondolan
lepas yang bukan brondolan muda yang kena serangan tikus atau penyakit, misalnya BJR
(berat janjang rata-rata) blok adalah 10 Kg maka buah yang dapat dipanen pada blok
tersebut apabila ada brondolan yang ada 20 butir.
2.
Untuk memudahkan, daftar berikut ini dapat digunakan sebagi kriteria matang panen.
173
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Tabel 22. Kriteria Matang Panen
Umur Tanaman
Brondolan
Kemasakan
0–9
Buah masih mentah (A)
> 10
Buah telah masak (N)
Gagang busuk
Buah telah busuk (E)
3 – 7 tahun
0 – 19
8 - 20 tahun
Buah masih mentah (A)
> 30
Buah telah masak (N)
Gagang busuk
Buah telah busuk (E)
0 – 39
> 20 tahun
Buah masih mentah (A)
> 40
Buah telah masak (N)
Gagang busuk
Buah telah busuk (E)
C. Mutu Potong Buah dan Mutu Buah
Mutu potong buah dan mutu buah menyangkut mutu pekerjaan panen, pengawasan
dan pemeriksaan hasil panen.
Gambar 142. Tandan Buah Segar
C.1. Mutu Pekerjaan Panen
Tanda Buah Segar (TBS)
-
Semua TBS masak (tanpa kecuali) harus
dipanen
-
TBS yang sudah dipanen tetap berada di
piringan sambil menunggu diangkut ke TPH
(tempat pengumpulan hasil).
-
Gagang TBS dipotong rapat 2 (cm) tetapi
jangan sampai terkena tandan.
-
TBS diantrikan secara teratur di TPH dan
diberi nomor si pemotong buah. Tumpukan dibuat terpisah untuk pemotong buah yang
berlainan, kendati TPH yang sama.
174
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Brondolan
-
Brondolan dikumpulkan dari ketiak cabang dan dari piringan di sekitar pohon.
-
Brondolan dikumpulkan dalam tumpukan tersendiri di TPH tetapi dekat dengan antrian
TBS.
-
Brondolan harus bebas dari sampah.
Gambar 143. Brondolan
Cabang
-
Diusahakan seminimal mungkin memotong
cabang. Untuk tanaman yang masih rendah
(potong buah dengan dodos) tidak dibenarkan
memotong cabang. Hal ini yang mendasari
tidak digunakan kapak untuk potong buah.
-
Bila terpaksa harus memotong cabang, cabang
dipotong rapat ke batang untuk mencegah
tersangkutnya brondolan dan menghindarkan
kesulitan panen atau tunas berikutnya.
-
Cabang
ditumpuk
memanjang
Gambar 144. Pemotongan Cabang
ditanah
gawangan yang tidak ada pasar rintisnya (atau
parit) tanpa dipotong-potong. Bila di tengah
gawangan ada parit/jalan maka cabang harus
dipotong menjadi tiga bagian dan ditumpuk
diantara pohon dalam barisan.
-
Cegah adanya cabang sengkleh (cabang yang
dipotong
tapi
belum
putus/lepas
batangnya).
dari
Gambar 145. Rumpukan Cabang
175
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
C.2. Pengawas dan pemeriksaan panen
Asisten, Mandor I, Mandor dan Kerani buah secara rutin setiap hari kerja melakukan
pengawasan dan pemeriksaan panen.
C.2.1. Pengawasan oleh Asisten
Pada setiap hari kerja wajib memeriksa TBS minimum di 10 TPH sebagai hasil panen dari
minimum 10 orang tukang potong buah. Pemeriksaan mencakup kematangan buah menurut
kriteria yang berlaku diatas, susunan TBS dan tumpukan brondolan di TPH, kebersihan
brondolan, rumpukan cabang, buah masak tidak dipanen dan buah mentah yang diperam.
PERHATIKAN : Diperkebunan kelapa sawit yang berperan, paling bertanggung jawab dan
berpengaruh terhadap besar kecilnya losses produksi adalah Asisten kebun. Oleh karena itu
penghayatan yang mendalam akan losses produksi oleh seorang asisten sangat dibutuhkan.
Kiranya jangan melakukan pemeriksaan mutu panen dan mutu buah oleh karena perintah
atas atau sekedar mengikuti prosedur.
C.2.2. Kerani Buah
- Setiap janjang di TPH harus dihitung dan
diperiksa mutunya.
- Semua TBS yang telah diperiksa dan
diterima dicap pada gagangnya (pakai kepala
gancu). Setiap buah mentah ditulis A dan
nomor pemanen pada gagangnya dengan
pensil merah. Buah yang kadaluwarsa harus
dikeluarkan brondolannya
(diketek) dan
Gambar 146. Kerani Buah
janjangan kosong dibuang digawangan. Buah
mentah harus didenda tetapi dihitung sebagai pendapatan.
- Kerani buah hanya boleh menerima TBS yang diantrikan di TPH yang resmi.
- Yang dicatat oleh kerani buah pada buku Penerimaan Buah adalah setiap tumpukan TBS
dari masing-masing tukang potong buah pada kolom terpisah antara buah N dan Buah A .
- Bila terjadi kesalahan mencatat, halaman tersebut tidak boleh dirobek atau dihapus, cukup
dicoret dulu yang salah atau kalau sering salah supaya dibiarkan saja dan pakai halaman
berikutnya.
176
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
- Hasil pemeriksaan kerani buah harus dicocokkan setiap sore harinya dengan hasil
pemeriksaan asisten untuk mencegah kemungkinan penyelewengan.
- Hasil pemeriksaan asisten dicatat dalam buku pemeriksaan mutu buah dan lembar aslinya
diserahkan pada manager.
C.2.3. Mandor Panen
- Menentukan
hancak
pemanen pada
membagikan
pagi
notes
untuk
setiap
hari,
sambil
pada
masing-
masing pemanen. Pembagian notes ini
sekaligus sebagai alat kontrol absensi
pemanen dan pemanen yang datang
terlambat.
- Aktif mengawasi pekerjaan potong
buah sehingga semua buah-N (matang)
dipanen.
- Memastikan semua buah yang dipanen
Gambar 147. Mandor Panen
diangkut ke TPH, tidak ada yang tertinggal di piringan atau di pasar rintis.
- Sewaktu memotong gagang buah harus rapat, tetapi tidak terkena tandan.
- Buah A (mentah) yang terlanjur dipanen tidak dibenarkan di tinggal di dalam blok atau
diperam.
- Memastikan semua brondolan dikutip
- Menghitung kerapatan buah diseksi yang akan dipanen esok hari dan mengisi administrasi
taksasi potong buah di kantor divisi segera setelah pulang dari hancak.
D. Organisasi Potong Buah
1. Seksi potong buah harus disusun sedemikian rupa sehingga areal atas blok yang akan
dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar). Harus dihindari
adanya potongan-potongan hancak panen, artinya agar 1 seksi selesai 1 hari. Manfaat dari
hal tersebut diatas ialah :
- Mempermudah kontrol
177
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
- Meningkatkan output karyawan potong buah
- Efisiensi transportasi buah
- Keamanan produksi
2. Jumlah pemanen per mandoran antara 20 – 25 orang. Jumlah mandoran per divisi
maksimum 3 orang. Hal ini perlu
untuk memperkecil biaya tak
langsung (mandor dan kerani
buah).
3. Semua pemanen harus sudah tiba
di hancak dan siap memanen
paling lambat jam 06.30, dengan
Gambar 148. Tenaga Panen Satu Divisi
membawa peralatan yang cukup.
4. Mandor panen menentukan hancak tiap pemanen dan harus dimulai dari rintis tengah.
Satu hancak terdiri dari 2–4 baris yang berdekatan, tergantung dari persentase kerapatan
buah masak.
5. Pemanen harus selalu memasang nomor hancak dipasar rintis yang akan dihancaki. Hal
ini perlu untuk memudahkan pengontrolan.
6. Urutan memanen adalah sebagai berikut :
a. Potong semua cabang songgo duo rapat ke batang. Jangan ada sengkleh.
b. Potong janjang masak tersebut, biarkan tetap di piringan, jangan dipindahkan kepasar
rintis. Gagang buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan.
c. Korek dan sogrok semua brondolan yang tersangkut/terselip di ketiak cabang
d. Susun cabang digawangan rumpukan. Jika ditengah gawangan ada parit, maka cabang
harus dipotong 3 dan ditumpuk diantara pokok dalam barisan.
e. Kumpulkan brondolan, tapi masih tetap di piringan dan bebas dari sampah.
178
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
E. Produktifitas Tanaman
Kualitas bahan tanaman sangat mempengaruhi hasil/produktifitas kelapa sawit selama
masa panen. Beberapa bahan tanaman yang sudah diakui kualitasnya dan sering dipakai oleh
perkebunan maupun masyarakat umum adalah Yangambi, Bah Jambi, Marihat, Dolok
Sinumbah, Lame, Avros, Simalungun, SP1 & SP2. Berikut perbandingan jenis dan
produktifitas bahan tanaman tersebut:
Tabel 23. Bahan Tanaman
NO
NAMA BUAH
DESKRIPSI
GAMBAR
01 Yangambi
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
39 ton/ha/th
25 - 28 tn/ha/th
7,5 ton/ha/th
5,8 - 7,3 ton/ha/th
23-26 %
0,62 ton/ha/th
130 pohon/ha
0,60 - 0,75 m/th
02 Simalungun
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
33 ton/ha/th
28,4 ton/ha/th
7,9 ton/ha/th
8,7 ton/ha/th
26,50%
0,51 ton/ha/th
130 - 135 pohon/ha
0,75 - 0,80 m/th
03 Bah Jambi
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
32 ton/ha/th
22 - 24 ton/ha/th
7,4 ton/ha/th
5,7 - 6,2 ton/ha/th
23 - 26%
0,62 ton/ha/th
130 pohon/ha
0.65 - 0,85 m/th
04 Dolok Sinumbah
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
31 ton/ha/th
24 - 27 ton/ha/th
7,7 ton/ha/th
6,0 - 6,75 ton/ha/th
23 - 25%
0,56 ton/ha/th
130 pohon/ha
0.65 - 0,85 m/th
179
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
NO
NAMA BUAH
DESKRIPSI
GAMBAR
05 Marihat
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
31 ton/ha/th
24 - 25 ton/ha/th
7,9 ton/ha/th
6,0 - 6,3 ton/ha/th
23 - 25%
0,54 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,6 - 0,7 m/th
06 Lame
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
36 ton/ha/th
26 - 27 ton/ha/th
7,9 ton/ha/th
5,9 - 7,0 ton/ha/th
23 - 26%
0,6 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,55 - 0,7 m/th
07 Avros
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
30 ton/ha/th
24 - 27 ton/ha/th
7,8 ton/ha/th
7,8 ton/ha/th
23 - 26%
0,54 ton/ha/th
130 pohon/ha
0,6 - 0,8 m/th
08 SP2
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
30 ton/ha/th
24 - 27 ton/ha/th
7,5 ton/ha/th
6,2 - 6,8 ton/ha/th
23 - 25%
0,51 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,65 - 0,85 m/th
09 SP1
- Potensi Produksi TBS
- Produksi TBS Rata - rata
- Potensi Hasil (CPO)
- Produksi CPO Rata - rata
- Rendemen Minyak
- Produksi Minyak Inti
- Kerapatan Tanaman
- Pertumbuhan Meninggi
32 ton/ha/th
25 - 28 ton/ha/th
7,6 ton/ha/th
6,5 - 7,3 ton/ha/th
23 - 26%
0,49 ton/ha/th
143 pohon/ha
0,40 - 0,55 m/th
180
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Produktifitas tanaman dipengaruhi oleh umur tanaman. Tanaman tua berumur lebih
dari 15 tahun memiliki tandan yang lebih berat dibandingkan dengan tanaman yang muda.
Diatas 10 tahun, berat tandan rata-rata sama untuk setiap tahunnya. Produktivitas tanaman
kelapa sawit yang ditanam di tanah subur (kandungan unsur hara tinggi) umumnya tinggi.
Berbeda dengan yang ditanam di tanah yang miskin unsur hara, produktifitas akan rendah.
Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan juga oleh curah hujan setahun. Jika
terjadi kemarau panjang, akan menyebabkan gagalnya pembentukan bakal bunga 19 - 21
bulan berikutnya (abortus bunga) dan keguguran buah 5 - 6 bulan berikutnya.
Faktor lain yang mempengaruhi potensi produksi tanaman kelapa sawit adalah adanya
ganguan hama dan penyakit. Semakin tinggi tingkat gangguan, semakin rendah pencapaian
potensi produksinya. Selain itu, kegiatan panen dan angkut juga dapat mempengaruhi potensi
produksi. Semakin baik manajemen panen dan angkutnya, semakin tinggi potensi produksi
tanaman. Panen diharapkan berjalan lancar dengan rotasi tujuh hari. Semua buah yang
dipanen adalah buah matang, kemudian brondolan yang tertinggal diusahakan seminimal
mungkin.
F. Pemeliharaan TM
Usaha perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk menghasilkan tandan buah segar.
Umumnya, tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan buah pada umur sekitar 4 tahun.
Masa berbuah ini perlu dijaga agar tanaman memiliki masa menghasilkan yang lama.
Umumnya, produktifitas tanaman kelapa sawit akan menurun pada umur 25 tahun. Berikut
ini akan dibahas pemeliharaan TM agar tetap berproduksi optimal sebagi berikut :
1. Pangkas Daun Tua
Daun – daun tua beserta pelepahnya perlu dipotong, bahkan gulma yang tumbuh di
pohon perlu dibersihkan secara teratur. Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah terjadinya
penyerbukan bunga secara alami maupun dengan bantuan serangga penyerbuk, misalnya
kumbang elaedobius kamerunicus. Pemangkasan daun tua juga mampu mengurangi
kelembaban sebagai upaya penangkalan terhadap penyakit busuk buah (bunch rot).
Daun
yang telah dipangkas sebaiknya dikumpulkan sebagai bahan baku pupuk nabati.
2. Pupuk dengan Dosis Benar
Tanaman yang telah menghasilkan buah (TM) sangat memerlukan pupuk.
Pupuk
digunakan oleh tanaman untuk pembentukan buah serta pertumbuhan dan perkembangan
181
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
kelapa sawit. Ada dua macam pupuk yang digunakan, yaitu organik dan anorganik atau
pupuk pabrik. Kedua jenis pupuk tersebut mempunyai keunggulan maupun kelemahan
masing-masing sehingga untuk tanaman perlu diberikan secara seimbang. Sebelum kegiatan
pemupukan yang dilakukan pada piringan tanaman, bersihkan tanah terlebih dahulu dan
dangir dangkal (dikecrek atau digaruk pakai cangkul).
Pemupukan dilakukan dengan
mengubur dangkal pupuk yang berbentuk butiran maupun pupuk tablet di daerah perakaran
tanaman, kira-kira 0,5 m dari pangkal batang sampai ”cincin” (batas/tepi piringan). Apabila
pupuk yang hendak diberikan berupa pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, maupun
pupuk hijau, pilih pupuk yang benar-banar telah matang. Sebelum digunakan, campuran
tanah subur secukupnya ke dalam pupuk tersebut. Jenis dan dosis yang dianjurkan untuk
pemupukan TM dapat disajikan pada tabel 30.
Lakukan pemupukan pada awal musim hujan (curah hujan 60 sampai 200 mm/bulan) agar
pupuk terserap oleh akar secara efisien. Berikan selang waktu setiap aplikasi jenis pupuk
untuk mengetahui respon dari pupuk tersebut. Hal ini perlu dicermati terlebih dahulu untuk
para petani atau pekebun kelapa sawit yang akan bertanam di lahan gambut maupun lahan
yang bukan gambut.
Tabel 24. Kisaran Dosis dan Jumlah Aplikasi Pupuk TM Kelapa Sawit
(Kg/Tan/Tahun)
No.
1
2
Unsur
Jenis
Hara
pupuk
Umur 3-5 Tahun
Umur 6-15 Tahun
Umur > 15 Tahun
Jml
Jml
Jml
Apks
Min
Mak
Apks
Min
Mak
Apks
Min
Mak
Urea
2
0,90
1,75
2
1,00
3,00
2
1,50
2,50
ZA
2
1,50
2,50
-
-
-
-
-
-
RP
1
0,75
1,50
1
1,25
3,50
1
1,25
3,00
TSP
1
0,80
1,00
1
1,25
3,00
1
1,00
2,00
MOP
2
1,20
2,50
1-2
1,50
3,50
1
1,50
2,25
Kieserite
1
0,90
1,00
1
1,00
2,00
1
0,50
3,00
Abu jjg
-
-
-
1
2,00
4,00
1
2,00
3,00
7
3,80
7,60
5-6
4,50
12,00
5
4,75
10,75
N
P
3
K
4
Mg
Total
182
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
3. Timbun Pelepah dan Sampah
Pelepah daun dan sampah organik sebaiknya jangan dibuang begitu saja. Sampah
ini bisa
dimanfaatkan sebagai kompos.
Dengan demikian, kesuburan tanah sekitar
tanaman dapat dipertahankan. Caranya, buat lubang di antara tanaman kelapa sawit.
Masukkan pelepah daun atau sampah organik lainnya. Timbun kembali lubang yang telah
terisi penuh oleh bahan-bahan organik.
Lama-kelamaan, sampah tersebut akan membusuk dan menjadi pupuk organik. Pupuk
organik yang sudah jadi tidak perlu dibongkar, tetapi hanya digunakan untuk menyuplai
unsur hara di daerah tersebut.
4. Penyiangan Tanaman Pengganggu secara Teratur
Penyiangan ialah membuang gulma atau tumbuhan pengganggu (OPT=
organisme pengganggu tanaman), terutama lalang dan tumbuhan berduri. Kehadiran
gulma tentunya akan merebut jatah nutrisi yang seharusnya digunakan kelapa sawit.
Dengan demikian, produksinya akan turun. Oleh karenanya, kehadiran gulma harus
dibasmi.
Bersihkan piringan pada daerah perakaran tanaman dari gulma, kacangan,
maupun sampah. Untuk alang-alang, dongkel dan jepit akar agar tanaman tercabut beserta
dengan akarnya. Selain itu, bisa menggunakan herbisida organik yang ramah lingkungan.
Penyemprotan dengan herbisida sebaiknya dilakukan pada awal musim kemarau.
Penyemprotan dilakukan setiap 2 bulan (tergantung kondisi lapangan).
5. Remajakan Tanaman Tua secara Berkala
Produktifitas tanaman salah satunya ditentukan oleh umur tanaman. Tanaman
kelapa sawit mulai menghasilkan pada umur lebih dari 3 tahun.
Produksinya terus
meningkat hingga umur 7 tahun. Beberapa pustaka menyebutkan bahwa produksi
tanaman kelapa sawit akan mulai menurun hingga umur 25 tahun.
Untuk menjaga
kontinuitas produksi, tanaman yang sudah tua harus segera diremajakan. Sebaiknya,
peremajaan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan umur tanaman. Peremajaan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Memancang, yaitu mengukur jarak tanam agar terlihat lurus
b. Membuat parit, untuk saluran drainase
c. Membuat jaringan jalan, untuk memudahkan pengoperasian kebun
183
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
d. Membuat lubang tanam menggunakan cangkul dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 40
cm
e. Membongkar tanaman tua sedalam 0,75 cm dengan ukuran lebar dan panjang 2 m
x2m
f. Menyemprot gawangan dengan herbisida agar saat penanaman kacangan penutup
tanah, lahan sudah siap.
g. Dorong (buang) batang pohon dari lubang tanam dan teras.
h. Tanaman kacangan penutup tanah untuk meningkatkan kadar nitrogen dalam
tanah.
i. Tanam bibit kelapa sawit pada lubang tanam yang telah dibuat
G. Kapasitas dan Giliran Panen
Setiap pekerja pemanen dalam satu hari dapat memanen antara 400-900 Kg, tergantung
pada produksi per hektar yang berkaitan dengan umur tanaman, topografi areal, kerapatan
pohon, insentif yang disediakan, dan musim (panen puncak atau panen rendah). Untuk
mendorong tercapainya kualitas hasil panen yang baik, pihak pengelola kebun dapat
melakukan upaya pemberian premi yang didasarkan pada standar kapasitas pemanen dimana
kelebihan kapasitasnya akan dibayar berdasarkan insentif atau premi yang diatur oleh
perusahaan.
Untuk mengetahui kualitas kerja para pemanen dilaksanakan dengan melakukan
pengecekan di lapangan oleh petugas khusus. Selain pemeriksaan hasil panen melalui cara
pemeriksaan hasil panen juga melalui cara pemeriksaan contoh (sampel) hasil panen. Agar
seorang pemanen dapat memanen sejumlah tandan sesuai dengan standar kapasitas panen
yang telah ditentukan, maka giliran panen harus diatur dengan baik agar para pemanen
memiliki waktu untuk istirahat dan melakukan perbaikan alat-alat yang digunakan. Secara
umum, perusahaan perkebunan kelapa sawit menggunakan pusingan (daur) panen 6/7 dimana
dari 7 hari dalam seminggu (7 hari) digunakan untuk panen 6 hari, sedangkan 1 hari sisanya
dimanfaatkan untuk libur dan perbaikan peralatan.
184
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
H. Transport Buah
Tanaman kelapa sawit merupakan salah
satu tanaman penghasil produksi buah/bunch
yang tonase per hektar dan pertahunnya lebih
tinggi
dibandingkan
tanaman-tanaman
lainnya. Oleh karena itu pekerjaan transportasi
diperkebunan kelapa sawit adalah salah satu
Gambar 149. Pengiriman TBS ke PKS
pekerjaan yang terpenting/utama.
Transport buah merupakan mata rantai dari ke 3 mata rantai yang terpenting dan saling
mempengaruhi, seperti gambar berikut :
Potong Buah
Transport
Pengolahan
Gambar 150. Rantai Transport
Keberhasilan pengelolaan transport TBS oleh kebun harus dapat mencapai 4 hal yang
menjadi sasaran transport TBS, Ke 4 hal tersebut adalah :
1. Menjaga agar FFA ( Asam Lemak Bebas ) produksi harian berkisar 2 – 3 % .
Ketidaklancaran transportasi ke PKS akan menimbulkan buah restan, akan berdampak
pada peningkatan FFA sehingga kualitas
CPO rendah.
2. Kapasitas atau kelancaran Pengolahan di
PKS.
Jam
olah
PKS
telah
diatur
berdasarkan taksasi potong buah yang
disampaikan
kebun.
Ketidaklancaran
transportasi akan menyebabkan kapasitas
olah tidak terpenuhi dan selanjutnya jam
Gambar 151. Loading Ramp PKS
olah akan bertambah.
185
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
3. Keamanan TBS di Lapangan. TBS yang telah dipotong dan diantrikan di TPH sangat
rawan terhadap pencurian terutama pada areal Pringgan. Pengaturan transport harus dapat
menjamin buah yang dikirim ke PKS tepat pada waktu yang ditentukan sehingga tidak
menunggu waktu yang lama untuk di angkut.
4. Biaya ( Rp/kg TBS ) Transport Minimal. Pengelolaan tranportasi TBS yang langsung
dibawah komando Estate Manager harus mampu menghasilkan biaya yang kompetitif dan
efisien. Biaya yang kompetitif dan efisien diartikan biaya transport dapat lebih efisien bila
dibandingkan dengan pengangkutan yang dilakukan mitra bisnis/kontraktor
o Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelancaran Tranportasi buah.
Sesuai mekanisme input – proses – output,
kelancaran
transportasi
buah
sangat
ditentukan oleh beberapa hal antara lain :
1. Organisasi Potong buah.
2. Bentuk dan pola jalan di suatu kebun,
divisi dan blok.
3. Kondisi dan perawatan jalan.
4. Jenis/tipe alat-alat transport.
Gambar 152. Pengangkutan TBS
5. Kondisi dan perawatan alat-alat transport.
Organisasi Potong Buah.
1. Realisasi tonase buah yang dipotong setiap hari tidak jauh berbeda (variance + 5 %)
dengan tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya.
2. Pusingan potong buah dijaga antara 6 – 8 hari, sehingga persentase brondolan terhadap
janjang maksimum 7 – 9 %.
3. Buah harus diletakkan di TPH yang
telah ditentukan (bernomor).
4. Potong buah dalam setiap harinya agar
diusahakan
terkonsentrasi,
jangan
terpencar-pencar dari suatu mandoran ke
mandoran yang lain.
5. Harus dihindari adanya potongan ancak
yang tidak selesai di suatu mandoran,
186
Gambar 153. Peletakan Buah di TPH
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
artinya diusahakan agar 1 (satu) seksi selesai dipotong dalam satu hari.
6. Sesudah selesai dipotong satu pasar rintis, karyawan potong buah langsung
mengeluarkannya ke TPH. Agar transport sudah bisa dimulai paling lambat jam 08.30
WIB setiap hari.
Bentuk dan Pola jalan di suatu Kebun, Divisi dan Blok.
1.
Sedapat mungkin harus diusahakan lurus.
2. Jalan-jalan buntu (tidak tembus) diminimalkan dan sebaiknya tidak ada.
3. Di areal yang berbukit diusahakan jalan dibangun dikaki bukit bukan diatas bukit.
Kondisi dan Perawatan Jalan.
Faktor utama kelancaran transport ialah kondisi/perawatan jalan kendaraan. Masih banyak
para staff lapangan beranggapan bahwa apabila tidak lancar transport FFB maka perlu
penambahan alat transport, padahal kapasitas per unit alat transportnya masih jauh
dibawah kapasitas standartnya. penyebab utama dari
keadaan tersebut ialah kondisi pasar yang tidak
wajar.
Merupakan suatu gejala umum di perkebunan selama
ini , Road Greader yang disediakan perusahaan
banyak
waktunya
digunakan
untuk
menarik
kendaraan yang terpuruk oleh karena kerusakan
Gambar 154. Road Greader
jalan. Sebaiknya pemanfaatan Road Greader yang demikian harus dihindari atau
ditiadakan. Road Greader hanya untuk membentuk dan merawat jalan.
Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu
padas sebaiknya diminimalkan, karena batu padas
yang menonjol ditengah-tengah jalan sering merusak
gardan kendaraan (Truk dan Jeep).
Juga perawatan jalan yang telah diberi batu padas
sering mengalami kesulitan apabila dirawat lagi
dengan Road Greader. Salah satu penyebab selingnya
terjadi kerusakan Road Greader adalah karena batu
Gambar 155. Aplikasi Sirtu
padas yang ada di jalan.
187
Rustam E. Lubis & Agus Widanarko
Bedah Awal Teknis Budidaya Kelapa Sawit
Di Areal Pasang Surut – SumSel
BAB IX TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Jenis/Tipe Alat-alat Transport.
Pemilihan jenis atau tipe alat transport yang akan dipakai di suatu perkebunan didasari
oleh faktor areal kebun dan jarak ke pabrik.
a. Langsung ke Pabrik
Jarak Div/blok ke
b. Tidak langsung ( stop
pabrik (km)
over di loading ramp Divisi )
Jenis/Tipe Kendaraan
Kapasitas
(ton/hari)