Makalah Seni Rup Aliran Aliran Dalam Se

Seni Lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama,
seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja,
seperti kanvas, kertas,papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Seni lukis adalah salah catu cabang dari ilmu seni rupa,seni lukis mengenal adanya Aliran
atau gaya visual dalam seni lukis. Disini akan saya tulis beberapa aliran dalam seni lukis,
pengertian, serta tokoh ( pelukis) yang cukup terkenal yang mewakili aliran tersebut.

Aliran-aliran dalam seni lukis
A. Aliran Primitif
1. Pengertian dari Aliran Primitif
Dinamakan primitif karena dari segi cara pengungkapannya tampak adanya spontanitas,
bentuk-bentuk yang diungkapkannya cenderung ekspresif, dan bukan peniruan dari realitas
bentuk alam. Kecenderungan gaya ekspresi tersebut didasari oleh dorongan spiritualitas dan
kepentingan magis. Para pelukisnya belum mempertimbangkan rasio mereka dalam berkarya
budaya, dan tidak pula berfilsafat untuk mendasari karya-karyanya. Mereka berkarya secara
intuitif dan emosional. Melalui pendekatan emosional inilah tampaknya mewarnai citra estetik

yang cenderung simbolistik karena ungkapan perasaannya dilambangkan oleh simbol-simbol
sebagai hasil pemikirannya yang naif (bisa juga primordial).
Karya Lukisan Prasejarah seperti Lukisan gua yang menggambarkan goresan-goresan
yang umumnya melukiskan binatang perburuan, lukisan arwah nenek moyang, tanda telapak
tangan dan kaki tersebut dapat digolongkan ke dalam karya-karya yang primitif. Seorang
seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat untuk mendatangkan
magis atau sihir. Lukisan ini bersifat primitif. Akan tetapi, pelukis modern juga banyak yang
melukis tema dan motif primitif agar menimbulkan kesan magis. Mereka menganut paham
primitivisme. Seniman-seniman yang banyak melukis tema dan motif primitif banyak terdapat
di Bali.
Primitif adalah suatu aliran dari kebudayaan masyarakat atau individu tertentu yang
belum mengenal dunia luar atau jauh dari peradaban. Aliran primitif mempunyai arti tidak
mengenal peradaban dan tidak mengenal kesopanan atau tatakrama. Kata primitif sering
digunakan untuk suatu kebudayaan atau masyarakat yang hidupnya masih tergantung alam
ataupun tidak mengenal dunia luar.
Aliran primitif bisa dikatakan aliran dari budaya atau gaya tradisional. Serta bisa juga
dikenal dengan Naif Primitivesme, yang berasal dari kata Naif berarti kekanak-kanakan dan
Primitif berarti Sederhana. Jadi, dapat diartikan bahwa aliran Naif Primitivesme merupakan
aliran dalam seni lukis yang sederhana dan kekanak- kanakan. Aliran ini diikuti oleh pelukis
Henri Rousseau (1844 – 1910), Moris Utrillo dan Marval.

Aliran primitif berkembang pada zaman prasejarah, dimana tingkat kebudayaan dan
hasil karyanya masih sangat sederhana. Karya-karya aliran ini memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri
kebentukan naif , sederhana, spontan, murni baik dari segi pengolahan maupun pewarnaan

serta memiliki kekuatan magis. Ungkapan dalam bentuk aliran ini diwujudkan dengan
symbol-simbol, bentuk dekoratif, ornamen dengan pengulangan motif atau gambar yang
sama. Lukisan ini juga berupa, garis-garis, lengkungan, lingkaran dan pilin.
Aliran primitif biasanya :


Tidak mengutamakan keindahan, teteapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

kepercayaan


Untuk upacara ritual



Terkesan misteri, magis, dan makna lambing




Proporsi bentuk tidak sempurna



Lugas atau apa adanya
2. Perkembangan Aliran Primitif
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan

manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga
manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka
hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan
berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana,
namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang
dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding
goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan
pada dinding goa Almira Spanyol.
Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia

misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti
perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya
spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam,
dan putih.
Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau
gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu
teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan

menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau
batu mineral berwarna.

Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa
dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan)
untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni
keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai,
kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga
dengandwimatra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban,
nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar,

maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan
narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan
obyek-objek- objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari
obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng
dibuat denganproporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli.
Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah
bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam
obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam
perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini. Pada mulanya,
perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem
bahasa, cara bertahan hidup (mengulang), berburu dan memasang perangkap, bercocoktanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di
dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media
pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan.
Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan
melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang
pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang

kemudian disederhanakan dan dibakukan.

3. Lukisan Aliran Primitif

4. Tokoh beserta Karyanya dari Pengembang Aliran Primitif
a. WIDAYAT (1923 - 2002)
Widayat lahir pada tahun 1923 di Kutoarjo, Jawa Tengah. Ia masuk Sekolah Dasar
Belanda yang waktu itu namanya H.I.S., kependekan dari Hollands Inlandsche School.
Sekolah untuk kaum pribumi dengan pengantar bahasa Belanda. Setelah tamat tahun 1937
dari H.I.S. Trenggalek, Widayat menuju Bandung untuk melanjutkan sekolahnya di Sekolah
Kejuruan Menengah yang tidak diselesaikan sampai tamat. Widayat mempunyai seorang
kawan yang kebetulan kakaknya pandai menggambar. Namanya Mulyono, yang menggambar
tiap hari Minggu. Itulah awal riwayat hidup Widayat, atau otobiografi pelukis Widayat,
seorang pelukis Indonesia.

Dalam lukisan berjudul “Hutan” ini, Widayat memperlihatkan kecenderungan pada
gaya dekoratif yang telah mencapai personal style-nya dengan kuat. Gaya pribadi Widayat itu
mempunyai ciri pada deformasi bentuk-bentuknya yang bersumber dari citra seni primitif.
Bentuk-bentuk itu semakin kuat mengungkapkan ekspresi karena didukung oleh karakter
unsur-unsur visualnya. Dalam lukisan ini, bentuk-bentuk manusia dan binatang yang

dilukiskan dengan deformasi sederhana berada di antara ruang-ruang sempit dan himpitan
bentuk-bentuk pohon yang berderet dan berjejalan. Dengan warna dan tekstur yang berat,
lukisan “Hutan” ini mengungkapkan citra primitif yang kental.
Diantara tema yang banyak dilukis, kegairahan Widayat pada dunia flora dan fauna
mempunyai kekuatan tersendiri. Banyak pengamat menghubungkan imajinasi tema itu dengan
kenangan Widayat semasa bekerja sebagai pengukur hutan di Sumatera.

Namun lebih dari itu, ia sebenarnya dapat dilihat tengah memberi makna hubungan
spiritualnya dengan dunia makrokosmos. Kesadaran ini juga dapat dilihat pada lukisan
”Hutan” tersebut. Dalam lukisan itu, ia menghadirkan hubungan berbagai unsur
mikrokosmos, seperti manusia, binatang-binatang, dan lebatnya pohon-pohon yang dalam
suasana harmonis, namun penuh menyimpan misteri ini, juga merupakan ciri spiritual
ketimuran yang tetap menjadi sumber spirit pelukis-pelukis modern Indonesia.
Minat Widayat pada seni lukis mulai diperlihatkan pada waktu menjadi tentara Divisi
Garuda, Seksi Penerangan, di Palembang 1947 -1949. Pada waktu itu ia banyak membuat
poster dan dekorasi studio foto. Penjelajahannya mulai dari bentuk-bentuk yang agak realistik,
penyederhanaan lewat abstraksi dan deformasi, sampai pada abstrak total. Semua itu
mengandung unsur yang sifatnya dekoratif. Meskipun demikian, yang paling kuat memberi
identitas karakter pribadinya adalah bentuk-bentuk dengan deformasi dan unsur-unsur hias
primitif geometrik.

b. Sindudarsono Sudjojono
Pelukis besar kelahiran Kisaran, Sumatra Utara, 14 Desember 1913, ini sangat
menguasai teknik melukis dengan hasil lukisan yang berbobot. Dia guru bagi beberapa
pelukis Indonesia. Selain itu, dia mempunyai pengetahuan luas tentang seni rupa. Dia kritikus
seni rupa pertama di Indonesia.
Hasil karyanya “Lukisan "Tjap Go Meh", yang dibuat S. Sudjojono tahun 1940”.

5. Kesimpulan
Aliran primitif dalam seni lukis ini berkembang pada zaman prasejarah. Dimana hasil
karyanya terbentuk dengan spontan, sangat sederhana baik dari segi bentuk dan warnya serta
menggunakan alat seadanya. Aliran ini banyak ditemukan pada goa-goa. Manusia zaman dulu
melukis berdasarkan emosinal, dan zaman dulu melukis bersifat magis. Karena bertujuan
untuk memuja atau mendatangkan roh nenek moyang dan leluhurnya. Seiring berkembangnya
zaman, lukisan yang beraliran premitif dibuat tidak lagi untuk hal magis.

B. Aliran Naturalisme
1. Pengertian dari Aliran Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata nature atau natural yang berarti alami dan isme
yang berarti gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan alam atau alami.
Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang indah dan membuai saja,

secara visual persis seperti objek aslinya (fotografis). Dalam perkembangannya cenderung
memperindah objek secara berlebihan.
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan
sesuatu objek sesuai dengan alam (nature). Objek yang digambarkan diungkapkan seperti
mata melihat. Untuk memberi kesan mirip diusahakan bentuk yang persis, ini artinya
proporsi, keseimbangan, perspektif, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat mungkin
sesuai mata kita melihat.
Aliran ini mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya. Penganut aliran ini
berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga
lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Selain itu, aliran ini
mengutamakan keindahan sesuai dengan apa yang terdapat di alam dan usaha menampilkan
objek realistis dengan penekanan seting alam.
Makna naturalisme secara khusus ada dua hal yaitu :
Hasil berlakunya hukum alam secara fisik. Misalnya, gerhana matahari merupakan
gejala alami/ terjadi akibat hukum gearakan benda angkasa.
Terjadi menurut kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya, orang mengatakan: “Secara
alami, wajar jika ia berbuat demikian. Dalam seni rupa aliran naturalisme menganut
suatu faham yang memuja kebesaran alam oleh karena itu bagi kaum naturalis tidak
mungkinlah untuk melukiskan bagian alam ini yang jelek-jelek. Lukisan naturalistik


selalu menggambarkan keindahan alam sehingga natularisme memiliki sifat
idealistic.
Ciri-ciri dari aliran naturalisme yakni :
Bertemakan keindahan alam serta isinya.
Memiliki teknik gradasi warna. Diartikan bahwa dalam aliran naturalism
menonjolkan penggunaan sebuah warna yang tersusun dari warna yang lebih tua
sampai ke yang lebih muda. Atau dari yang gelap hingga terang.
Memperhatikan keaslian alam seperti memperhitungkan posisi datangnya sinar dll.
Memiliki susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang
dikerjakan seteliti mungkin dan setepat-setepanya.
2. Perkembangan Aliran Naturalisme
Seni rupa mengalami perkembangan disetiap masa pergantian waktu baik dalam jenis
media, teknik yang digunakan serta aliran. Di era modern ini berkembang berbagai aliran seni
yang tergolong dalam klasifikasi seni rupa modern / kontenporer yaitu Realisme, Naturalisme,
Romantisme, Impresionisme, Ekspresionisme, pop art, surealisme abstrakisme dll. Dalam
pembahasan ini akan membahas salah satu dari aliran seni yaitu aliran Naturalisme.
Aliran ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19
sebagai reaksi atas kemapanan romantisme. Sehingga terkadang aliran naturalisme dianggap
memiliki kesamaan dengan aliran realisme namun pada dasarnya aliran realisme lebih
menekankan bukan pada obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut. Penganut naturalisme

berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang dapat dipercaya secara empiris ialah dunia
eksitensi yang bersifat alami.
Selain itu, dapat dikatakan sebagai perkembangan dari aliran naif primitifisme. Di
Indonesia, aliran ini dipelopori oleh R. Saleh Syarif Boestaman yang memeroleh pendidikan
di Eropa. Ia menghasilkan karya-karya seperti Berburu Singa, Hutan Terbakar, Badai, Potret
Sultan-Sultan Yogya, dan Bupati Majalengka. Salah satu perupa naturalisme di Amerika
adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik
dari gerakan ini. Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan
Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

3. Tokoh beserta Karyanya dari Pengembang Aliran Natualisme
a. Basuki Abdullah
b. Soeboer Doellah
c. William Bliss Baker
d. Raden Saleh
e. Trubus
f. Gambir Anom
g. Abdullah Sudrio Subroto
h. Affandi
i. Fresco Mural
a. Basuki Abdullah
Basuki Abdullah (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 25 Januari 1915 – meninggal 5
November 1993 pada umur 78 tahun) adalah salah seorang maestro pelukis Indonesia.Ia
dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi
Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan
Indonesia, disamping menjadi barang koleksi dari berbagai penjuru dunia.
Salah satu lukisan karya Basuki Abdullah :

BASOEKI ABDULLAH, Landscape, 50cm X 80cm, Oil on canvas (Rp.95jt-Rp.120jt)-masterpiece

b. Soeboer Doellah

c. William Bliss Baker
William Bliss Baker (November 27, 1859-November 20, 1886) adalah pemenang
penghargaan Amerika seniman yang mulai melukis sama seperti sekolah Sungai Hudson.
Mereda Baker mulai membuat studinya pada tahun 1876 di National Academy of Design, di
mana ia belajar dengan Bierstadt dan de Haas. Ia kemudian dipertahankan studio di Clifton
Park, New York, dan New York City, di mana ia melukis di minyak dan cat air.
Ia menyelesaikan lebih dari 130 lukisan, termasuk beberapa karya dalam warna hitam dan
putih.Baker baru mulai memukul langkahnya sebagai pelukis landscape ketika ia meninggal
di rumah ayahnya di Hoosick Falls, New York , pada usia 26. The New York Times
mengatakan bahwa kematiannya "dirampas America salah satu seniman yang paling
menjanjikan”.

d. Raden Saleh
Raden Saleh Syarif Bustaman dilahirkan sekitar 1811 di Terboyo (Semarang), wafat pada
23 Maret 1880 di Bogor dan disemayamkan di Bogor. Bakat melukis semasa kecil
diperhatikan oleh sebuah keluarga Belanda dan pada 1828 Raden Saleh oleh keluarga tersebut
dibawa ke Negeri Belanda untuk belajar lebih lanjut.

4. Kesimpulan
Seni lukis aliran naturalisme merupakan aliran yang melukiskan sesuai dengan aslinya.
Semua hasil lukisnya bisa berupa penampakan alam, keindahan-keindahan alam sekitar.
Karena dinamakan naturalisme berarti semua yang dilukiskan baik dari segi warna, bentuk
dan gelap terangnya sangat mirip dengan asli nya.Di Indonesia banyak tokoh yang
mengembangkan aliran naturalisme seperti : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto,Basuki
Abdullah, Gambir Anom dan Trubus. Sedangkan di mancanegara tokoh-tokoh naturalisme :
Rembrant, William Hogart dan Frans Hall.

C. Aliran Realisme
1. Pengertian dari Aliran Realisme
Istilah realisme berasal dari kata real yang berarti nyata dan isme yang berarti aliran atau
gaya. Realisme adalah gaya atau aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan
kenyataan hidup. Aliran Realisme muncul karena menentang seni Neoklasisisme dan
Romantisisme. Jika Neoklasisisme menggunakan rasio/intelektualnya dalam mengungkapkan
ide,

dan

Romantisisme

menggambarkan

keadaan

menggunakan
nyata

hidup

emosinya,
manusia.

maka

Realisme

berkeinginan

Seniman

Realisme

berkeinginan

menggambarkan obyek yang benar-benar real, tanpa ilusi, dan bersumber dari kehidupan
sehari-hari.
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau
interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk
memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Perupa realisme selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter,
suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa
realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang
yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat
itu.

Ciri-ciri lukisan dengan aliran realisme :
Penggambaran obyek sesuai dengan aslinya .
Tidak terkesan menambahi atau menyempurnakan .
Lukisan tidak memiliki titik sentral, karena lukisan tersebut memiliki inti yang terkesan
keseluruhan dan menyatu satu sama lain.
2. Perkembangan Aliran Realisme
Aliran seni ini muncul sebagai respon terhadap aliran neoklasik dan romantisisme.
Romantisisme adalah sebuah gerakan seni intelektual yang mempengaruhi banyak seniman
selama abad ke-17 dan abad ke-18. Romantisisme menekankan pada emosi, kreativitas, dan
imajinasi seniman. Seni adalah lebih dari pantulan alam. Mereka yang mengikuti tradisi seni
romantik, menggunakan imajinasi secara bebas dalam karya seni. Keindahan alam dan
mistisisme banyak digunakan sebagai tema dalam lukisan romantik.

Di sisi lain, seniman yang mengikuti gaya neoklasik banyak mengambil inspirasi dari ideide tentang keberanian, pengorbanan, dan cinta negara.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada aliran kebudayaan yang
bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya
sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan
nama India. Aliran ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik,
dan demokrasi. Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis,
Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880.
3. Tokoh beserta Karyanya dari Pengembang Aliran Realisme
a. Alfredo Rodrigus
Lukisan bagi Alfredo Rodrigus itu menjadi bagian dari pengembangan masa kecilnya.
Lahir dan dibesarkan di Meksiko dalam keluarga dengan sembilan anak, Alfredo
menggunakan bakatnya untuk menambah penghasilan keluarganya.
Sekarang Alfredo Rodrigus tinggal di Barat dan memenangkan penghargaan tertinggi dari
beberapa dari organisasi yang paling bergengsi, pekerjaan Alfredo juga termasuk dalam buku
"Western Painting Today" oleh Kerajaan B. Hassrick dan "Contemporary Western Artists"
oleh Peggy dan Harold Samuels. Karya Karya Seni Lukis Alfredo juga telah ditampilkan
dalam majalah seperti Art of the West, Informart, Western Horseman dan International Fine
Art Collector.
Seorang seniman profesional sejak tahun 1968, Alfredo Rodriguez sudah menikmati
pengakuan internasional oleh kolektor seni pribadi dan korporasi, serta pujian kritis luas untuk
karya seni lukis luar biasa dari Amerika Barat. gambar pegunungan, padang pasir dan desadesa India dikagumi di mana pun mereka ditampilkan, tetapi perannya sebagai penduduk
negeri yang menyediakan titik fokus karyanya. Saat ia melukis, ia menangkap martabat jiwa
manusia ditinggikan oleh keindahan megah mereka disekitarnya. Dia telah datang jauh dari
seperti awal yang sederhana, dan kritikus percaya bahwa pengobatan ahli nya dari American
Barat sebagian besar bertanggung jawab atas keberhasilan dan menunjukkan potensi yang
lebih besar untuk masa depan.

b. Karl Briullov

Karl Pavlovich Bryullov (12 Desember 1799 - 11 Juni 1852), juga diterjemahkan Briullov
atau Briuloff dan disebut oleh teman-temannya sebagai " The Great Karl ", adalah Rusia
pelukis.

Karl Brullov - The Last Day of Pompeii
c. Ford Madox Brown

Ford Madox Brown (16 April 1821 - 6 Oktober 1893) adalah seorang pelukis Inggris mata
pelajaran moral dan sejarah, terkenal karena khas grafis dan sering nya Hogarthian versi PreRaphaelite gaya. Diperdebatkan, lukisan paling terkenal adalah Kerja . Brown menghabiskan

tahun-tahun terakhir hidupnya lukisan The Manchester Mural for Balai Kota Manchester yang
menggambarkan sejarah Mancunian.
Berikut adalah contoh lukisan karya Ford Madox Brown.

Dibawah ini tokoh-tokoh pengembang aliran realisme selain tiga tokoh di atas :
Jean Baptiste Siméon Chardin, Camille Corot, Gustave Courbet, Honoré Daumier, Edgar,
Degas (juga seorang Impressionis), Thomas Eakins, Nikolai Ge, Aleksander Gierymski,
William Harnett (spesialis trompe l'oeil), Louis Le Nain, Édouard Manet (berhubungan pula
dengan Impressionisme), Jean-François Millet dan Ilya Yefimovich Repin.
4. Kesimpulan
Seni lukis aliran realisme merupakan aliran yang mengutamakan keaslian atau kenyataan.
Aliran ini tidak menambah-nambahkan atau tidak terlalu menuntut kesempurnaan, karena
aliran ini bersumber pada kehidupan nyata. Biasanya tema dari lukisan ini mengisahkan
tentang peperangan, tokoh masyarakat, kemiskinan, pekerjaan dan lain sebagainya yang
nyata.