BAB III LANDASAN TEORI 3
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1
Umum
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber daya yang terbatas dalam
usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Tujuan
manajemen adalah mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik,
agar dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal
dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif. Unsur-unsur manajemen adalah sebagai berikut:
Tujuan yaitu sasaran yang hendak dicapai dalam optimasi biaya, mutu,
waktu dan keselamatan.
Seorang pemimpin yang mengarahkan organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan.
Sumber daya yang terbatas seperti manusia, biaya, peralatan dan
material.
Kegiatan-kegiatan
yang
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian.
Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Aktivitas
proyek selalu ditunjukan untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai suatu titik
awal dan titik akhir, baik biaya maupun hasilnya dapat diatur. Secara umum
proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan telah ditentukan.
III -1
Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Proyek dapat dilihat sebagai suatu sistem terpadu yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
Bersifat kompleks dan mempunyai banyak kegiatan yang saling
bergantung.
Mempunyai jangka waktu terbatas.
Untuk tujuan yang tertentu.
Bukan merupakan kegiatan yang rutin.
Memerlukan informasi yang padat dan berkelanjutan.
Menggunakan banyak sumber daya.
Memerlukan koordinasi berbagi pihak terkait.
Timbulnya suatu proyek, dalam kurun waktu yang dibatasi, biasanya
disertaidengan
kebutuhan
yang
sifatnya
mendesak
karena
tuntutan
pengembangan dantingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi dari suatu lokasi
atau daerah tertentu.Proyek biasanya difasilitasi oleh pemerintah atau dapat
juga dilatar belakangisemata-mata oleh manfaat ekonomis, yang biasanya
dilakukan oleh sektor swasta.Besar kecilnya proyek yang biasa difasilitasi
oleh pemerintah menentukan jumlahketerlibatan sumber daya. Karena itu,
nilai sosial dan ekonomis proyek terhadappertumbuhan suatu daerah menjadi
pertimbangan penting dalam perwujudannya.
Proyek-proyek yang besar biasanya dipenuhi dengan kegiatankegiatan yangmembutuhkan dukungan dan suplai sumber daya seperti tenaga
kerja, material,peralatan dan modal yang besar pula, sehingga sangat
mempengaruhipertumbuhan ekonomi dari hulu sampai hilir pada daerah
lokasi proyek tersebut.Manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi ini
dapat berupa penyerapansumber daya yang cukup besar, peningkatan hasil
III -2
akhir yang lebih efektif danefisien, penghematan devisa, dan lain sebagainya.
Besar kecilnya jenis proyekjuga dapat memberikan indikasi kegiatan utama
yang dilakukan di dalamnya.Masing-masing proyek biasanya mempunyai
karakteristik dalam hal kegiatanyang dilakukan, tujuan dan sasaran, serta
produk akhir.
Setelah dapat memahami makna manajemen dan proyek, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa istilah manajemen proyek adalah sebagai suatu
aplikasi dari pengetahuan, keahlian, alat dan pada aktivitas proyek tertentu
untuk memenuhi persyaratan berlangsungnya sebuah proyek. Dengan kata
lain, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dalam budget, dan sesuai
persyaratan dan spesifikasi menurut Project Management Institute ( PMI ).
Untuk menyelenggarakan proyek diperlukan adanya perencanaan
waktu dan pengalokasian sumber daya agar proyek tersebut dapat mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dimana proyek merupakan suatu kegiatan
yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas.
Dan apabila terjadi penambahan waktu pelaksanaan proyek yang melebihi
waktu yang direncanakan atau adanya penggunaan sumber daya yang tidak
efektif dan efisien maka akan ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan
oleh pihak penyelenggara proyek. Hal ini akan menimbulkan pemborosan
dalam pelaksanaan proyek yang menyebabkan biaya proyek yang meningkat,
dan juga hal ini akan menyebabkan gagalnya suatu proyek.
Dengan adanya perencanaan waktu yaitu pembuatan time schedule
maka pelaksanaan kegiatan proyek akan lebih terkoordinasi dimaan pada time
schedule ini akan tampak :
Uraian pekerjaan secara rinci.
Waktu mulai dan waktu akhir dari masing – masing kegiatan proyek serta
lama waktunya ( durasi ).
Hubungan antara masing – masing jenis pekerjaan daengan waktu.
III -3
Dengan mengalokasikan sumber daya yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan seperti yang di tetapkan dalam rencana maka akan dihasilkan suatu
jadwal yang berisi serangkaian perkiraan tanggal mulai bagi setiap operasi
yang
terdapat dalam proyek. Sehingga dalam pelaksanaan suatu proyek
penggunaan sumber daya dilakukan secara efektif dan efisien.
3.2
Perencanaan Waktu dan Penyusunan Jadwal ( Time Schedule )
Perencanaan waktu adalah pengalokasian waktu dalam penjabaran
perencanaan proyek menjadi urutan langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan
untuk mencapai sasaran. Dengan perencanaan waktu diharapkan bisa
ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap dan bila terjadi perubahan waktu
pelaksanaan kegiatan, segera bisa diperkirakan akibatnya sehingga keputusan
yang diperlukan bisa diambil.
Tujuan perencanaan waktu dalam penyelenggaraan proyek adalah
untuk menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama
penyelenggaraan proyek. Dengan demikian diharapkan waktu yang tepat bisa
ditentukan sehingga analisis biaya dan sumber daya bisa dilakukan. Manfaat
lain dari perencanaan waktu ini adalah cara kerja yang efisien bisa
diselenggarakan sehingga waktu penyelenggaraan juga menjadi efisien.
Dalam proyek konstruksi ada beberapa teknik/ metode yang
digunakan dalam membuat perencanaan time schedule. Pemilihan teknik
dalam membuat perencanaan time schedule tergantung dari jenis dan sifat
proyek konstruksi yang dilaksanakan.Metode – metode perencanaan yang
digunakan dalam menyusun jadwal antara lain ialah bagan balok (barchart)/
gantchart, diagram jaringan kerja (network planning), metode jalur kritis.
Berikut pembahasan dari beberapa metode time schedule yang umumnya
digunakan pada penjadwalan.
III -4
3.2.1 Bagan Balok ( barchart )
Diagram balok merupakan metode perencanaan time schedule yang
paling sederhana dan sering digunakan pada proyek yang tidak terlalu rumit
serta mudah dibuat dan dipahami oleh orang awam. Metode ini ditemukan
oleh H.L. Gant pada tahun 1917. Diagram ini paling banyak di gunakan pada
penjadwalan
proyek
konstruksi
karena
kemudahannya
sebagai
alat
komunikasi dalam penyelengaraan proyek. Bagan balok di susun dengan
maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu
kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai penyelesaian, dan pada saat pelaporan.
Bagan balok tersusun pada koordinat X dan Y. Disumbu tegak lurus
X, dicatat pekerjaan atau elemen dari hasil penguraian lingkup suatu proyek,
dan dilukis sebagi balok. Sedangkan sumbuh horizontal Y, tertulis satuan
waktu pekerjaan misalnya hari, mingguan atau bulan.
Gambar3.1BaganBalok (gantchart)
3.2.2 Jaringan Kerja ( Network Diagram )
Penyusunan
jadwal
jaringan
merupakan
suatu
langkah
penyempurnaan metode bagan balok, karena dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan - pertanyaan yang belum terpecahkan dari metode tersebut, seperti
berapa waktu penyelesaian proyek, kegiatan mana bersifat kritis dalam
hubungannya dengan penyelesaian proyek, berapa besar pengaruh dari
III -5
keterlambatan dari suatu kegiatan terhadap sasaran jadwal penyelesaian
proyek secarah menyeluruh.
Diantara berbagia versi analisis jaringan kerja yang amat luas
pemakaiannya adalah metode jalur kritis (critical path method-CPM), teknik
evaluasi dan Review proyek (project evaluation and Review Tecnique-PERT),
metode preseden diagram (Presedent diagram Methode - PDM). Jaringan
kerja merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar
dalam menetukan urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek yang
selanjutnya dapat dipakai untuk memperkirakan waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
3.2.2.1
CPM
CPM merupakan singkatan dari Critical path methode, metode ini
dikembangkan oleh ahli matematika dan tim insinyur dari perusahaan
Dupont yang bekerja sana dengan Rand corparation dalam usahanya
untuk mengembangkan sistem kontrol manejemen. CPM merupakan
suatu teknik perencanaan dengan analisis jaringan (network) berdasarkan
logika ketergantungan antara aktifitas yang yang ada dalam proyek.
Dalam proses identfikasi jalur kritis, dikenal beberapa istilah sebagai
berikut:
EST (Earliest Star Time), waktu mulai paling awal suatu kegiaatan.
LST (Latest Star Time), waktu paling akhir waktu paling akhir dapat
di mulai.
EFT (Earlies Finish Time), waktu selesai paling awal suatu kegiatan.
LFT (Latest Finish Time), waktu paling akhir kegiatan dapat selesai.
D (Durasi), kurun waktu suatu kegiatan.
Dummy, merupakan garis putus-putus yang menggambarkan
hubungan ketergantungan antara dua peristiwa (event), tidak
memerlukan sumber daya (Resources) dan tidak memerlukan waktu.
N (Number), nomor peristiwa
III -6
EST
N
Event/
Kegiatan
LST
D
EFT
N
LFT
Gambar 3.2. Tanda Simbol CPM
Disamping istilah diatas dikenal juga istilah float, float terbagi atas tiga
jenis, yaitu :
Total
Float
(TF),
yaituwaktu
diperkenankansuatukegiatanterlambat
yang
yang
manaketerlambatantersebuttidakmempengaruhiwaktupenyelesaianp
royeksecarakeseluruhan.
TF = LFT-D-EST
Free
Float
(FF),
yaituwaktu
yang
diperkenankansuatukegiatanterlambat
yang
manaketerlambatantersebuttidakmempengaruhkegiatan
yang
didepannya.
FF = EFT- D-EST
Independent
Float
(IF),
yaituwaktu
tersediadarisuatukegiatantanpamengganggukegiatan
yang
yang
adadidepannyaataudibelakangnya.
IF =EFT-D-LST
III -7
8
D= 6
2
10
16
8
16
B=8
E = 12
0
A=4
0
J = 11
4
4
4
0
F = 15
19
C= 7
10
G= 9
I=3
24
27
K=5
12
27
32
14
32
7
6
15
H = 10
Jalur Non Kritis
Dummy
Jalur Kritis
Gambar 3.3. Crithical Path Method
3.2.2.2
PDM
MetodePreseden
diperkenalkanoleh
Diagram
(PDM)
D.H.
adalahmetode
Bush
yang
(1991)
untukmerencanakandanmengendalikanjadwalproyek,
khususnyapenggunaancadanganwaktu.
PDM dituliskandalam node yang umumnyaberbentuksegiempat,
sedangkananakpanahsebagaipetunjukhubunganantarakegiatan-kegiatan
yang
bersangkutan.Dengandemikiandummy
danPERTyang
yang
merupakantanda
pentinguntukmenunjukkanhubunganketergantungan,
tidakdiperlukanlagi.
dalam
CPM
yang
didalam
PDM
PDMsangatpraktisdigunakanuntukproyek
yang
rangkaiankegiatan yang tumpangtindih (overlapping)danberulang ulang.
Dalam pengertian yang lain, diagram preseden atau disebut juga
Activity On Node (AON) merupakan penyempurnaan dari diagram panah.
Pada diagram preseden dapat digambarkan empat hubungan aktivitas
yaitu hubungan awal-awal (SS), hubungan akhir-awal (FS), hubungan
akhir-akhir (FF), dan hubungan awal-akhir (SF). Pada diagram preseden
III -8
aktivitas dummy juga tidak diperlukan lagi. Ciri-ciri diagram preseden
adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas
tidak
dinyatakan
sebagai
panah
melainkan
divisualisasikan sebagai node, lingkaran atau kotak.
b. Anak panah / garis penghubung tidak mempunyai durasi, sehingga
pada diagram preseden tidak diperlukan adanya aktivitas dummy.
c. Anak panah dari satu node ke node yang lain menunjukkan
hubungan ketergantungan dan urutan aktivitas-aktivitas tersebut.
Kegiatan dalam precedence diagram method diwakili oleh sebuah
lambang yang mudah diidentifikasi, misalnya sebagai berikut :
Gambar 3. 4. Node Diagram Preseden
Keterangan :
EST (Earliest Start)
: Saat mulai paling awal suatu
aktivitas
EFT (Earliest Finish)
: Saat berakhir paling awal suatu
aktivitas
LST (Latest Start)
: Saat mulai paling lambat suatu
aktivitas
LFT (Latest Finish)
: Saat berakhir paling lambat suatu
aktivitas
TF (Total Float)
: waktu tunda diperkenanankan suatu
aktivitas
III -9
FF (Free Float)
: waktu tunda tanpa mempengaruhi
waktu mulai awal suatu aktivitas
Dalam PDM dikenal 4 hubungan antar pekerjaan, yaitu :
Start to Start : suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan waktunya
dengan pekerjaan lain.
Start to Finish : suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan
lain dimulai.
Finish to Start : suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan
pendahulunya telah selesai.
Finish
to
Finish
:
selesainyapekerjaantergantungdariselesainyapekerjaanterdahulunya
.
Gambar3.5hubunganantarpekerjaandalam PDM
Disampingkeempatkonstraintersebut,
terdapathubungan
lain
yang
sifatnyaturunandandituliskanpadagariskonstrain.
Hubunganturunantersebutdicirikandenganadanyapenekananwaktu (lead
time) ataupenguluranwaktu (lag time).
III -10
Gambar3.6. Diagram PDM (Precedent DiagramMethod)
Penjadwalan aktivitas pada PDM mempertimbangkan hubungan
ketergantungan antar aktivitas dan durasi setiap aktivitas. PDM pada dasarnya
menitikberatkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu
penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan antara pemakaian
sejumlah tenaga kerja untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek
dan kenaikan biaya sebagai akibat penambahan tenaga kerja tersebut.
Jumlah waktu pelaksanaan yang diperlukan dalam PDM untuk
menyelesaikan tahapan proyek konstruksi dianggap diketahui dengan pasti.
Selain itu juga hubungan antara jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
3.3
Pengendalian Proyek ( Kurva “s” )
Kurva “S” adalah pengembangan dan penggabungan dari diagram
balok dan HannumCurve. Kurva “S” merupakan diagram balok
yang
dilengkapi dengan bobot tiap pekerjaan dalm persen (%).Kurva “S” disusun
untuk menunjukkan hubungan antara nilai kumulatif biaya atau jam-orang
yang telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap
III -11
waktu, dalam bentuk grafik. Ini berarti menggambarkan kemajuan volume
pekerjaan yang diselesaikan selama berlansungnya proyek.
Grafik yang dibuat dengan umbu vertikal menunjukkan nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian pekerjaan ( 0% - 100% ) dan sumbu
horisontalmenunjukkan waktu dalam satuan waktu tertentu.
Pada jalur bagian bawah ada persentase rencana dan persentase
kumulatif dari realisasi tersebut.Dari Kurva “S”dapat diketahui persentase
(%) pekerjaan yang harus dicapai pada saat tertentu. Untuk menentukan bobot
tiap pekerjaan maka harus dihitung dahulu volume pekerjaan dan biayanya
serta biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut. Kurva “S” ini sangat
efektif untuk mengevaluasi dan mengendalikan waktu dan biaya proyek.
Gambar3.7 Time Schedule dengan barchart dan kurva “S”
3.4
Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya adalah proses mengidentifikasi jenis dan
jumlah sumber daya sesuai jadwal keperluan yang telah ditetapkan. Tujuan
perencanaan tersebut adalah mengusahakan agar sumber daya yang
dibutuhkan tersedia tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat,
karena keduanya merupakan suatu pemborosan.
III -12
3.4.1
Perencanaan Sumber Daya Material
Material merupakan bahan pembentuk bangunan, oleh karena
itudiperlukan
pengelolaan
materialmerupakan
satu
/
manajemen
kesatuan
dari
yang
optimal.
seluruh
Manajemen
aktfitas
terhadap
material.Dalam menganalisa kebutuhan pada suatu proyek diperlukan suatu
pengelolaan / manajemen yang baik. Pengelolaan material merupakan
kegiatan yang mencakup fungsi perencanaan kebutuhan,
penetapan
anggaran, pemilihan sumber pemilihan, pengangkutan , penyimpanan dan
pengawasan barang dengan optimal karena material merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek konstruksi.
Oleh karena itu kontraktor mulai mengembangkan sistem
manajemen material antara identifikasi atau perencanaan kebutuhan material,
identifikasi suplier,pengadaaan material transportasi, penyimpanan atau
pergudangan,dan pendistribusian material.
Dengan mengendalikan bahan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan kita akan mampu memberikan keuntungan dalam banyak
hal,diantaranya peningkatan produktifitas tenaga kerja, mencegah timbulnya
kehilangan material, efisiensi tenaga kerja, dan mencegahm cashflow yang
negatif. (Eddy Herjanto,2005)
3.4.1.1
Rangkaian
Kegaiatan
Manajemen
Material
Pada
Proyek
Konstruksi
Dalam manejemen material terdapat berbagai kegiatan yang saling
berhubungan dan dilakukan oleh masing-masing bagian yang berbeda agar
dapat menjalankan fungsi dari manejemen material. Maka diperlukan
pengendalian material dan sistem informasi manejemen pada tahap
pelaksanaan proyek
konstruksi secara umum rangkaian kegiatan
manejemen material.
III -13
1.
Perencanaan kebutuhan material
Tugas utama dalam manejemen material adalah menyediakan
material yang diperlukan oleh bagian pelaksanaan dilapangan untuk
melaksanakan pekerjaan yang telah dijadwalkan agar kebutuhan material
secara umum. Sasaran dari perencanaan kebutuhan material adalah
dilapangan dapat tersedia dengan lancar. Maka perlu dilakukan
perencanaan kebutuhan material dengan membuat perencanaan kebutuhan
material jangka panjang dengan mengidentifikasikan jenis material serta
kuantitas dan kualitasnya disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan proyek.
2.
Pengadaan material
Perencanaan kebutuhan material kemudian diikuti oleh bagaimana
cara pengadaan material tersebut sehingga sesuai dengan jadwal mutu,
dan harga yang sesuai. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar
tanpa mengalami hambatan dari segi pengadaan material, maka
pengadaan material harus dilakuan dengan cara yang efektif dan efisien.
Pengadaan yang efektif berkaitan dengan ketepatan dalam mutu.
,jumlah,waktu,harga,sumber material, dan lokasi pengiriman.
3.
Penyimpanan Material
Sebagai lanjutan dari proses pengadaan material maka dilakukan
proses penyimpanan material. Secara umum sasaran dari penyimpanan
adalah :
-
Membuat laporan penerimaan material ditiap suplier
-
Menyediakan gudang yang sesuai untuk masing – masing material
dan mengatur penempatan material di dalam gudang.
III -14
4.
Pendistribusian Material
Sebagai lanjutan dari proses penyimpanan material maka dilakukan
proses pendistribusian material. Sasaran umum dari pendistribusian ini
adalah :
-
Mengecek ketersediaan material gudang.
-
Menyediakan kebutuhan material yang diajukan oleh bagian
pelaksana.
3.4.1.2
Membuat laporan pengeluaran material dari dalam gudang.
Analisa Kebutuhan Material
Untuk menghitung jumlah material dimulai dengan menghitung
volume pekerjaan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian dengan
menggunakan koefisien – koefisien dari daftar analisa, seperti analisa SNI,
BOW, Analisa K dan lain- lain. Berikut contoh perhitungan analisa
kebutuhan material :
Analisa :PekerjaanPasanganDinding ½ bata (SNI)
70 Bh
BhBatu Bata
11.5 kg
Semen
0,043 m³
PasirPasang
Apabila diketahui volume pasangan dinding Rumah Sakit = 5,56 m²
makajumlahbahan yang dibutuhkan masing –masingadalah :
Batu Bata = 5,56 m² x 70 Bh
= 389 Buah
Semen
= 5,56 m² x 11.5 Kg
= 63,94 kg= 1.58 Zak
Pasir
= 5,56 m² x 0,043 m³
= 0.230 m³
III -15
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan yang
dibutuhkan untuk satu item pekerjaan pasangan dinding ½ batu.
3.4.2
Perencanaan Sumber Daya Tenaga Kerja
Perencanaan Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja adalah suatu
cara untuk mencoba menetapkan keperluan tenaga kerja untuk satu periode
tertentu
baik secara kualitas maupun kuantitas dengan cara-cara tertentu.
Perencanaan itu dimaksudkan
agar
perusahaan
dapat
terhindar
dari
kelangkaan sumber daya manusia pada saat dibutuhkanmaupun kelebihan
sumber daya manusia pada saat kurang dibutuhkan.
Dalam mengatur alokasi jumlah tenaga kerja sepanjang durasi
proyek diusahakan agar fluktuasinya tidak terlalu berlebihan dan cenderung
berbentuk kurva distribusi normal. Pada awal proyek, jumkah tenaga kerja
sedikit, kemudian sesuai dengan jumlah volume pekerjaan, jumlahnya naik
signifikan dan turun menjelang akhir proyek. Harus dipertimbangkan pula
kebutuhan maksimal per hari, per minggu atau per bulan agar persediaan
tenaga kerja tidak melampaui kemampuan proyek. (Ir. Abrar Husen, MT,
2008: 31)
3.4.2.1 Faktor – Faktor Tenaga Kerja Proyek
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam tenaga kerja antara lain.
1.
Produktifitas tenaga kerja
Menurut Wulfram I. Ervianto (2002: 215) produktivitas
didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input, atau rasio hasil
produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proses
konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses
konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang,
metoda dan alat. Sukses dan tidaknya konstruksi tergantung kepada
efektivitas pengelolaan sumber daya.
III -16
2.
Tenaga kerja periode puncak
Menurut Ir. Imam Soeharto (2001: 141-142) periodepuncak (peak)
adalah periode yang paling sibuk dalam arti yang paling banyak
memerlukan
tenaga kerja. Pengetahuan mengenai seberapa besar tenaga
puncak dan
periodenya berguna bagi perencanaan kapasitas fasilitas
penampungan, transportasi dan akhirnya arus dana (cash flow)
pembiayaan proyek.
3.
Jumlah tenaga kerja kantor pusat
4.
Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan
Persoalan utama dalam masalah tenaga kerja bagi kontraktor dan
perusahan-perusahan sejenis, yang volume usahanya naik turun secara
tajam adalah bagaimana membuat seimbang antara jumlah kebutuhan
tenaga kerja
dengan jumlah pekerjaan yang tersedia dari waktu ke
waktu.
5.
Meratakan
jumlah
tenaga
kerja
guna
mencegah
gejolak
(fluctuation) yang tajam
Disamping naik turunnya pekerjaan yang disebabkan oleh ada atau
tidaknya kontrak atau usaha yang ditangani, sifat kegiatan proyek sendiri
bersifat dinamis dengan akibat jumlah keperluan tenaga kerja berubahubah
selama siklus proyek, baik kuantitas maupun kualitasnya. Secara
teoritis untuk menjaga efisiensi maka jumlah tenaga kerja haru disesuaikan
dengan perubahan diatas.
3.4.2.2
Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya yang
menjadi penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas
kegiatan proyek berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah
tenaga, jenis keterampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan
perubahan kegiatan yang sedang berlangsung.
III -17
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu perencanaan tenaga
kerja proyek yang menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan
jenis dan kapan tenaga kerja dibutuhkan. Dengan mengetahui perkiraan
angka
dan
jadwal
kebutuhannya,maka
dapat
dimulai
kegiatan
pengumpulan informasi perihal sumber penyediaan, baik kualitas maupun
kuantitas. Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan tenaga kerja yang
terbesar adalah tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan ini
berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.
Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :
a.
Penyelia
atau
pengawas,
bertugas
untuk
mengawasi
dan
mengarahkanpekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan.
Setiappengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.
b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai
macamtukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu,
tukang besi,tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam
melaksanakan pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu
tukang atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak
terlatih).
Berikut contoh Analisa kebutuhan Tenaga Kerja :
Analisa pekerjaan pondasi camp 1: 3 ( 1pc : 3 ps )
1.5
OH Pekerja
0.6
OH Tukang
0,06 OH Kepala Tukang
0,075 OH Mandor
Apabiladiketahui
volume
pekerjaan
pondasi
=
26,25
m³makajumlahtenaga kerja adalah :
Kebutuhan Tenaga :
Pekerja = 26,25 m3 x 1,5 = 39,4 OH
Tukang = 26,25 m3 x 0,6 = 16 OH
III -18
Kep.Tkg = 26,25 m3 x 0,06 = 1,6 OH
Mandor = 26,25 m3 x 0,075=2 OH
Contoh : Dari perhitungan analisa diatas, untuk menyelesaikan
pekerjaan pemasangan pondasi jika durasi pekerjaan 10 hari kerja, maka
pekerja yang dibutuhakan 39,4/10 = 3,9 = 4 orang, Tukang 16+2+1,6 = 19,6 /
10 = 2 orang, jumlah tenaga tersebut adalah jumlah tenaga maksimum,
sehingga dalam pelaksanaan tidak harus dipenuhi semua, melihat kondisi
lapangan, bila tenaga sesuai dengan hitungan diatas waktu penyelesaiannya
lebih dari 10 hari perlu ditinjau cara kerja tenaga tersebut,bisa tenaga belum
ahli dibidangnya atau cara kerjanya terlalu lambat, apabila hal itu yang terjadi
sebaiknya tenaga pelaksananya diganti.
3.5 Analisa Durasi Pekerjaan
Durasipekerjaandapatdiketahuidarianalisakapasitastenagakerja,
menetapkanjumlahtenagakerja
yang
dipakaidan
volume
pekerjaan.PerhitunganDurasipekerjaandapatdiperolehdenganmenggunakanrumusberi
kut :
Dimana :
3.6
D
= Durasi
V
= Volume Pekerjaan (m³,m²,kg)
P
= Produktivitas
Kp
= KelompokPekerja (orang)
Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian Sumber daya adalah perencanaan dan penjadwalan
sumber daya. Perencanaan sumber daya adalah proses mengidentifikasi jenis
dan jumlah kebutuhan terhadap sumber daya, sedangkan penjadwalan sumber
III -19
daya adalah pengaturan atau pembagian sumber daya selama waktu
pelaksanaan proyek dengan memperhatikan urutan kegiatan, aktifitas kritis ,
dan rentang waktu (float). Dengan demikian dapat diketahui kegiatan –
kegiatan yang harus diprioritaskan dan kegiatan yang dapat disesuaikan
dengan keterbatasan sumber daya.
Pengalokasian sumber daya merupakan bagian dari siklus manajemen
dan pengendalian proyek. Siklus ini mencakup pembuatan rencana dan
pengalokasian sumber daya dan hasilnya, yang berupa pembuatan suatu
jadwal yang menetapkan tanggal perkiraan waktu mulai dan selesai proyek
sehingga diperoleh alokasi sumber daya yang optimal.Selain karena
keterbatasan sumber daya, kesulitan pengalokasian sumber daya juga kadang
disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1. Pembatasan sumber daya yang diperkenankan oleh perusahaan
biasanya ditetapkan dengan menduga – duga saja.
2. Terdapat gejala penentuan tingkat sumber daya secara kurang
lebih tetap sepanjang pelaksanaan proyek.
3. Kebijakan perusahaan dapat mengakibatkan manajemen proyek
keluar dari relnya. Misanya : tenaga kerja yang sekali disewa
harus tetap di pakai sampai proyek tersebut rampung, dan
sebagainya.
4. Masalah – masalah di luar proyek berada di luar jangkauan
perhitungan
matematik,
sehingga
dapat
mengakibatkan
melesetnya perhitungan durasi proyek, biaya proyek, dan
pendayagunaan sumber daya, seperti keterlambatan material,
kenaikan harga, dan lain – lain.
III -20
3.6.1
Tujuan Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian sumber daya pada suatu proyek bertujuan untuk
menentukan biaya investasi dan untuk memperoleh penggunaan alokasi
sumber daya yang merata dengan fluktuasi yang tidak tajam selama durasi
pelaksanaan penyelesaian proyek yang bersangkutan. Jadi alokasi sumber
daya merupakan suatu bagian dari keseluruhan fungsi untuk mencapai
pemanfaatan sumber daya yang efektif.
Alokasi sumber daya yang efektif bagi suatu proyek tidak hanya
berarti berhasil menghemat biaya keseluruhan proyek. Tetapi juga berhasil
membebaskan
kesulitan
dari
proyek
lainnya
yang
bersamaan
diselenggarakan.
3.6.2
Kriteria Pengalokasian Sumber Daya
Suatu jadwal adalah hasil dari pengalokasian sumber daya yang
tersedia berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditetapkan didalam rencana.
Dengan demikian dapat diperkirakan tanggal mulai bagi setiap aktifitas yang
terdapat dalam proyek. Jadi, dalam keseluruhan tugas menyusun jadwal harus
diperhitungkan.
1. Urutan, kaitan dan ketergantungan setiap aktivitas yang direncanakan
(yang ditunjukkan pada diagram panah).
2. Metode pelaksanaan seperti yang telah ditentukan oleh rencana proyek,
yaitu jumlah pekerja, tipe dan banyaknya peralatan, biaya yang tersedia
untuk menyelesaikan dengan kecepatan normal, dipercepat atau
dipercepat sebagian.
3. Sumber daya yang dialokasikan hanya sampai pada batas yang tersedia
saja.
4. Jangka waktu berlangsungnya proyek tidak diperpanjang sampai
melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam rencananya.
III -21
3.6.3
Metode Pengalokasian Sumber Daya
Secara umum untuk menentukan urutan pengalokasian sumber daya
digunakan suatu metode yang dinamakan sistem prioritas. Ada dua metode
sistem prioritas yaitu, secara statis dan secara dinamis. Faktor yang paling
utama dalam pendekatan secara statis adalah bahwa hubungan prioritas
ditetapkan hanya sekali dan berlaku sepanjang prosedur pengalokasian.
Urutan prioritas ini tidak dapat diubah-ubah lagi, meski pekerjaan mungkin
dijadwal atas dasar susunan yang agak berbeda dari semula, sesuai dengan
tersedianya sumber daya.
Pendekatan dinamis terhadap sistem prioritas beranggapan bahwa
tingkat kekritisan adalah faktor yang paling utama dalam pengalokasian
sumber daya. Dengan anggapan ini , maka hubungan prioritas dapat berubah
secara radikalsetelah setiap pengalokasian. Jadi, dibutuhkan suatu prosedur
“penyesuaian” untuk menghitung kembali prioritas segera setelah pekerjaan
dijadwal. Sistem dinamis ini digunakan dalam prosedur pengalokasian aneka
sumber daya.
Berdasarkan sistem prioritas tersebut, masalah pengalokasian tenaga
kerja mulai di rampingkan dengan membahas :
Alokasi tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja terbatas
Alokasi tenaga kerja pada kondisi ini memungkinkan adanya
penambahan waktu akibat bergesernya aktivitas.
Alokasi tenaga kerja dengan waktu terbatas.
Alokasi tenaga kerja pada kondisi ini memungkinkan adanya
penambahan tenaga kerja yang di butuhkan.
Adapun metode yang kami gunakan untuk mengalokasikan sumber
daya tenaga kerja dan material adalah metode coba – coba / Perataan.
III -22
1.
Metode Coba-Coba / Perataan
Metode ini terbatas penggunaanya pada proyek dimana aktifitasnya
relatif kurang dan dengan sumber daya yang tidak terbatas. Yang menjadi
hal penting dalam alokasi sumber daya ini adalah mengatur jadwal
aktifitas-aktifitas sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan sumber
daya dari waktu ke waktu menjadi serata mungkin. Dengan demikian
akan diperoleh tingkat penggunaan sumber daya yang optimal, atau
tingkat penggangguran sumber daya yang lebih kecil.
Sebagai pedoman untuk memilih alternatif yang paling optimal
dari alternatif-alternatif pengalokasian sumber daya tipe ini,digunakan
metode kuadrat terkecil (last square metode).
Kuadrat terkecil diperoleh dengan menjumlahkan kuadrat-kuadrat
dari total kebutuhan tenaga kerja persatu satuan waktu yang di gunakan.
Penjumlahan kuadrat akan semakin mengecil jika kebutuhan tenaga kerja
mulai merata tiap satuan waktu tersebut.untuk lebih jelasnya perhatikan
untuk lebih jelasnya ilustrasi berikut :
III -23
Gambar 3.8 Ilustrasi Metode Coba – Coba
Dari ilustrasi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa semakin
merata distribusi tenaga kerja, maka semakin kecil jumlah kuadratnya.
Prinsip ini digunakan sebagai dasar pemikiran dalam mengalokasikan
sumber daya tidak terbatas.
Adapun langkah-langkah yang diperhatikan dalam alokasi sumber
daya tidak terbatas, yaitu meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1.
Susunlah peta proyek Network Diagram yang telah disusun terlebih
dahulu. Aktifitas-aktifitas ditabulasikan sesuai dengan urutan logika
saling ketergantunganya.
2.
Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya, sehingga diperoleh
alokasi sumber daya yang paling rata. Penjadwalan ini tidak boleh
melampaui batas kelonggaran waktu (float yang ada).
3.
Pemilihanalternatif penjadwal dilakukandenganmempertimbangkan
indikatorJumlah kuadrat terkecil pada perencanaan alokasi sumber
daya.
3.6.4
Langkah-Langkah Pengalokasian Sumber Daya
III -24
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam alokasi sumber
daya tidak terbatas, yaitu meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1. Buat daftar kegiatan yang akan dilakukan serta durasi untuk setiap
kegiatan tersebut.
2. Tentukan saling ketergantungan/kaitan antara kegiatan dengan
menggunakan tabel urutan kegiatan.
3. Gambar jaringan kerja serta EET dan LFT untuk setiap event.
4. Buat analisis CPM sehingga ditentukan kegiatan kritis ataunon kritis
dan kelonggaran waktu tiap pekerjaan.
5. Tentukan kebutuhan material dan tenaga kerja untuk setiap kegiatan.
6. Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya yang paling rata.
Penjadwalan ini tidak boleh melampaui batas kelonggaran
waktu(float yang ada).
7. Penjadwalan dihentikan, bila sudah tidak ada lagi kemungkinan
untuk memperoleh alokasi sumber daya yang paling rata. Berarti
alokasi sumber daya optimal.
3.7
Microsoft Project 2007
Microsoft Project merupakan suatu aplikasi populer yang
digunakan untuk mengelola proyek, digunakan untuk melakukan
perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu
proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta
cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software
ini sangat mendukung
proses administrasi sebuah proyek.
Microsoft Project 2007 memberikan unsur-unsur manajeman
proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan penggunaan,
kemampuan, dan fleksibilitas sehingga penggunanya dapat mengatur
proyek secara lebih efisien dan efektif. Anda akan mendapatkan
informasi, mengendalikan pekerjaan proyek, jadwal, laporan keuangan,
III -25
serta mengendalikan kekompakan tim proyek. Anda juga akan lebih
produktif dengan mengintegrasikan program-program Microsoft
Office
yang familiar, membuat pelaporan yang kuat, perencanaan yang
terkendali dan sarana yang fleksibel.
Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan waktu yang panjang
dan ketelitian yang tinggi. Microsoft Project 2007 dapat menunjang dan
membantu tugas pengelolaan sebuah proyek konstruksi sehingga
menghasilkan suatu data yang akurat. Keunggulan Microsoft Project 2007
adalah
kemampuannya
menangani
perencanaan
suatu kegiatan,
pengorganisasian dan pengendalian waktu serta biaya yang mengubah
input data menjadi sebuah output data sesuai tujuannya. Pengelolaan
Proyek Konstruksi Bangunan Gedung dengan Microsoft Project 2007
secara khusus ditujukan bagi para perencana dan praktisi yang ingin
menerapkan Microsoft Project 2007 secara praktis, cepat dan aplikatif
untuk mengelola proyek konstruksi bangunan gedung.
Microsoft Project 2007 merupakan software yang dapat digunakan
untuk membuat rancangan proyek serta melakukan manajemen dalam
proyek tersebut. kelengkapan fasilitas dan kemampuannya yang luar biasa
dalam pengolah data- data proyek menjadikan software ini paling banyak
dipakai oleh operator komputer. ini karena keberadaannya benar-benar
mampu membnatudan memudahkan pemakai dalam menyelesaikan
pekerjaan, terutama pekerjaan yang berhubungan dengan olah data proyek.
3.7.1
Keuntungan Microsoft project 2007
Berikut ini beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
menggunakan Microsoft Project:
1. Dapat melakukan penjadwalan produksi secara efektif dan efisien,
karena ditunjang dengan informasi alokasi waktu yang dibutuhkan
III -26
untuk tiap proses, serta kebutuhan sumber daya untuk setiap proses
sepanjang waktu.
2. Dapat diperoleh secara langsung informasi aliran biaya selama periode.
3. Mudah dilakukan modifikasi, jika ingin dilakukan rescheduling.
4. Penyusunan jadwal produksi yang tepat akan lebih mudah dihasilkan
dalam waktu yang cepat.
3.7.2
Tujuan Microsoft project 2007
Tujuan yang diharapkan dari sistem ini adalah penggunaan
platform atau sistem project management yang effektif dan seragam
(uniform),menghilangkan
menurunkan
duplikasi
ketergantungan
informasi
terhadap
dan
spreadsheet,
data
entry,
memudahkan
pembuatan laporan konsolidasi, dan memperbaiki komunikasi antara
staf/karyawan. Sehingga keuntungan yang diperoleh dari sistem ini seperti
informasi proyek yang up-to-date, akurat, tepat waktu, dan dipercaya,
bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi.
3.7.3
Output data Microsoft project 2007
Output atau keluaran dari suatu pekerjaan perencanaan proyek
menggunakan Microsoft Project 2007 bisa bermacam-macam. Microsoft
Project 2007 menyediakan fasilitas seperti umumnya suatu aplikasi.
Maksudnya, dokumen proyek atau pekerjaan manajemen proyek yang
sudah dibuat bisa langsung di cetak atau di print ke printer seperti biasa.
Selain itu apabila memerlukan report tertentu, Microsoft Project 2007 juga
menyedian berbagai macam report sesuai kebutuhan sebuah proyek.
3.7.4
Pengaturan Jadwal (Schedule) Microsoft project 2007
Gantt Chart adalah view pertama yang muncul saat Project dibuka.
Gantt Chart memperlihatkan spreadsheet dengan data kolum beserta grafik
representatif dari tugas-tugas di dalam project yang tersusun secara
III -27
horizontal timeline. Dengan menggunakan data yang ada di kolum (seperti
halnya di task name, start date, finish date, dan resources assigned to
tasks) anda bisa mengerti parameter dari setiap tugas dan melihat
waktunya sesuai dengan yang tampil di grafikal area. Dengan
memperlihatkan semua informasi ini dalam satu halaman tentunya
membantu anda untuk mengerti lebih baik apa yang terjadi pada proyek
anda dari segi waktu dan ongkos.
Network Diagram (juga dinamakan logic diagram) adalah PERT
chart versinya Microsoft. PERT (Program Evaluation and Review
Technique) lahir pada saat pembuatan Polaris submarine di tahun 1950.
Umumnya Network Diagram hanya memperlihatkan “perjalanan” tugastugas yang ada di project dalam bentuk grafis saja dan tidak
memperlihatkan waktu dari tiap tugas. View ini membantu anda untuk
melihat bagaimana satu tugas “menjalankan” tugas lainya dan juga
memberikan makna dimana tugas anda sekarang berada tidak terlalu
berdampak pada waktu melainkan bertumpu pada berapa sisa tugas yang
harus diselesaikan.
Risk Management sangat penting dalam bagian suatu project
management karena tentunya proyek selalu penuh kendala (risk). Anda
akan menghadapi berbagai macam kendala (risk) dimana sumber daya
(resource) anda tidak mampu menanganinya, atau materialnya akan datang
terlambat, atau klien anda akan berubah pikiran sehingga harus merubah
banyak parameter dari isi proyek itu sendiri bahkan hampir setengah dari
keseluruhan proyek harus ikut dirubah.
Resource Mangement terdiri dari penggunaan sumber daya (resource)
secara bijak. Seorang project manager menemukan sumber daya (resource)
yang tepat yang kemudian menugaskan seseorang dengan waktu dan
beban kerja yang pantas, yang kemudian juga tetap waspada akan kerja
lembur atau shift di dalam schedule yang bisa mengakibatkan suatu
III -28
sumber daya (resource) menjadi terlalu padat, dan juga pada saat
kelangsungan proyek sang project manager membuat perubahanperubahan untuk menjaga keseluruh resources agar tetap produktif. Di
Project, alat-alat sudah tersedia sperti halnya resource graph (dulunya
disebut histogram) dan resource usage chart yang menggambarkan beban
kerja sumber daya (resource workload) itu.
Gambar 3.9 Tampilan Awal Microsoft Project 2007
3.7.5
Langkah-langkah Menggunakan Microsoft Project 2007
Sebuah proyek pasti mempunyai sebuah patokan tanggal yang akan
digunakan sebagai patokan dalam memulai proyek tersebut. Untuk
memasukkan nilai tanggal dimulainya proyek, pilih menu Project Project Information, kemudian :
III -29
1. Pilih salah satu dari jenis Scedulle From atau dasar penghitungan
tanggal, yaitu Project Start Date atau Project Finish Date
2. Start Date. Pada bagian ini Anda harus memasukkan nilai tanggal
dimulainya
proyek.
3. Finish Date, bagian yang digunakan untuk memasukkan tanggal
berakhirnya
proyek.
4. Current Date, berisi tanggal hari ini berdasarkan setting pada komputer
Anda.
5. Calender, berisi jenis-jenis penanggalan yang telah tersedia dan dapat
digunakan, yaitu 24 Hours, Night Shift, Standard.
6. Comment, bagian yang digunakan untuk memasukkan komentar yang
nantinya akan muncul pada saat pembuatan laporan.
Gambar 3.10 Tampilan Penetapan Tanggal Proyek
A.
Mengisi Task Name
Untuk mengisi nama pekerjaan (Task Name) pada Project adalah
sebagai berikut :
1) Tempatkan pointer Project pada isian Task Name.
III -30
2) Ketikkan nama pekerjaannya.
3) Tekan Enter. Lakukan langkah 1-3 untuk pekerjaan-pekerjaan
berikutnya.
Gambar 3.11Tampilan Penamaan Kegiatan Proyek
B.
Memasukkan Duration
Durasi
pekerjaan
adalah
jumlah
hari
yang
digunakan
untukmenyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam Microsoft Project, durasi
suatu pekerjaan secara default akan diberikan 1 days (hari).
III -31
Untuk memasukkan nilai durasi ke dalam kolom Duration dengan
satuan hari tidak perlu ditulis lengkap karena secara otomatis akan
ditambahkan
satuannya. Sebagai contoh, bila ingin memasukkan nilai 3
hari, langsung ketikkan 3 dan tekan
Enter, maka secara otomatis akan
berubah menjadi 3 days. Sementara untuk satuan waktu yang lain, Anda
cukup mengetikkan inisialnya saja,seperti minggu dengan wks,bulan dengan
mons dan satuan yang lainnya
C.
Predecessor
Dalam sebuah proyek selalu ada keterkaitan antara pekerjaan yang
satudengan pekerjaan yang lain. Hubungan antar pekerjaan ini disebut dengan
Predecessor.Suatu pekerjaan menggunakan predecessor karena penggunaan
sumber daya
manusia maupun dikarenakan adanya hubungan keterkaitan
antarpekerjaan. Suatu jenis pekerjaan bisa mempunyai lebih dari 1
predecessor. Dalam Mc. Project, hubungan ketergantungan antar pekerjaan
dibedakan dalam beberapa macam :
Finish to Start (FS), suatu pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan
lain selesai.
Finish to Finish (FF), suatu pekerjaan selesai bersamaan dengan
pekerjaan lain.
Start to Start (SS), suatu pekerjaan dimulai bersamaan dengan
pekerjaan lain.
Start to Finish (SF), suatu pekerjaan selesai setelah pekerjaan lain
dimulai.
Lag Time (+), merupakan tenggang waktu antara selesainya satu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh,
pekerjaan pengecatan bisa dilaksanakan 2 hari setelah pekerjaan plesteran
selesai maka dituliskan 2FS+2d.
III -32
Lead Time (-), merupakan penumpukan waktu antara selesainya satu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh,
plesteran sudah harus dimulai 2 hari sebelum pemasang genting selesai,
maka dituliskan 2FS-2d.
Calender (Jadwal Kerja)
Microsoft Project mempunyai kerja standar, yaitu : Hari kerja adalah
Senin - Jum’at. Jam kerja adalah jam 08.00-12.00, kemudian dilanjutkan
dari jam 13.00-17.00, yang berarti dalam satu hari ada 8 jam
kerja.Tidak ada hari libur khusus.
Membuat Jadwal Kerja 6 Hari Kerja
Setiap proyek selalu mempunyai jadwal kerja yang khusus karena jadwal
kerja
tersebut berguna untuk keperluan administrasi proyek itu sendiri.
Untuk membuat sebuah jadwal, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Klik menu Tools, klik Change Working, pada Select Date (s),
tekan tombol Scroll up sampai menemui bulan yang diinginkan.
2. Blok semua hari yang ada kecuali hari minggu (, M, T, W, Th,
F, S) kemudian kllik Nondefault working time. Klik Ok
Untuk membuat waktu kalender lembur, langkahnya dalah :
1. Klik Tools, Klik Change Working Time. Pilih New, isi pada
Name : ”Lembur”, lalu pilih ”create a new base calender”, lalu ok.
2. Blok pada select date(s) tanggal yang ingin dijadikan lembur.
3. Pilih Nondefault working Time, dan tambahkan jam berapa
hingga jam berapa lembur dilakukan. Klik Ok
III -33
Gambar 3.12 Tampilan Logika Ketergantungan
D. Resource
Dalam Microsoft Project, sumber daya yang terlibat dalam sebuah
proyek meliputi sumber daya manusia dan material. Resource ini akan
mempunyai tugas sebagai pelaksana proyek. Untuk menentukan resource
terlebih dahulu harus memiliki daftar resource yang akan digunakan.
Daftar resource tersebut disebut dengan resource sheet. Prosedur untuk
mengaktifkan adalah klik menu View – Resource Sheet
Gambar 3.13Tampilan Pemberian Sumber daya
Resource sheet berisi nama-nama tenaga kerja dan material yang
digunakan dalam keseluruhan proyek beserta seluruh detail resource
III -34
tersebut. Pada bagian resource sheet, akan ditemukan bagian-bagian atau
kolom-kolom berikut :
- L , berisi informasi seputar penggunaan jenis resource tersebut (terisi
otomatis)
- Resource Name, nama-nama resource yang digunakan sebagai sumber
daya
Manusia atau Material.
- Type, digunakan untuk memasukkan tipe resource dengan 2 nilai pilihan,
yaitu
Work dan Material.
- Material Label, diisi dengan satuan untuk resource yang bertipe
material. Misalnya untuk semen adalah sak, pasir adalah m3, dan lain-lain.
- Initials, merupakan singkatan dari nama-nama resource pada kolom
resource name (bebas sesuai dengan kebutuhan), misalnya semen dapat
disingkat dengan Smn.
- Group, digunakan untuk memasukkan nama kelompok dari sumber daya
tersebut. Misalnya, pekerjaan pengecatan diserahkan pada orang atau
kelompok yang tidak sama dengan yang mengerjakan pekerjaan beton dan
pondasi, maka kolom group harus diisi dengan masing-masing group yang
menangani pekerjaan tersebut.
- Max. Units, digunakan untuk menentukan jumlah resource yang
digunakan selama proyek tersebut berlangsung. Max. units ini hanya
diisikan pada sumber daya manusia saja, tidak pada sumber daya material.
- Std. Rate, diisi dengan harga satuan untuk masing-masing resource yang
berlaku untuk semua jenis resource, baik Work maupun Material. Untuk
resource yang bertipe work, maka standar satuannya adalah harga per jam.
Sedangkan untuk resource material adalah harga per satuan (material
label).
- Ovt. Rate, diisi dengan tarif lembur dari resource name tersebut (untuk
tipe work).
- Cost/Use, diisi khusus untuk resource yang melakukan pekerjaan secara
borongan (honornya tidak dihitung perjam).
- Accrue At, berisi 3 jenis pembayaran dari resource tersebut :
III -35
1. Start, jenis pembayaran yang diberikan saat pekerjaan akan
dimulai.
2. End, jenis pembayaran yang diberikan setelah resource tersebut
melakukan pekerjaan dan diberlakukan untuk sumber daya
manusia.
3. Prorate, jenis pembayaran yang diberikan berdasarkan
persentas pekerjaan yang telah diselesaikan oleh resource tersebut.
− Base Calender, berisi jenis kalender yang digunakan oleh sumber daya
tersebut ( 24 hours, Night Shift dan Standard).
− Code, diisi kode masing-masing resource. Kode ini bebas sesuai dengan
keinginan.
Memasukkan Resource dalam Kolom Resource Name Pengisian
Resources Name dapat dilakukan dengan mengetikkan secara
langsung nama dan jumlah resource yang diperlukan pada Resources
Name. Berikut ini cara mengetikkan resource secara langsung pada kolom
Resources Name :
1. Aktivkan pointer mouse pada kolom Resources Name dari pekerjaan
yang akan diisi resource-nya.
2. Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang diapit dengan tanda
kurung siku ( [jumlah] ). Untuk resource bertipe Work, ketik dalam nilai
ratusan (2 orang = 200), untuk resource yang bertipe material cukup
dituliskan jumlahnya saja, serta dengan format sebagai berikut:
Nama Resource[Jumlah]
3. Untuk nama resource berikutnya, gunakan pemisah tanda koma (,)
sehingga : Nama Resource [Jumlah], Resouce Berikutnya [Jumlah]
E. Resource Conflict
Conflict (konflik) diartikan sebagai pekerjaan-pekerjaan yang
saling bertubrukan. Untuk mengantisipasi terjadinya tubrukan antar
III -36
pekerjaan dapat dilakukan dengan menggeser jadwal-jadwal yang
mengalami tubrukan tersebut. Resource Conflict terjadi apabila
menggunakan resource lebih dari jumlah unit yang tersedia.
Terjadinya konflik pada resource tidak segera dapat dilihat pada
saat
melakukan Resource Assignment atau penyusunan resource,
namun setelah seluruh item selesai dimasukkan. salah satu caranya yaitu
melalui Resource Graph. Langkah Manual Mengatasi Konflik Untuk
mengatasi konflik dapat dilakukan dengan cara manual yaitu :
1. Mengurangi Jumlah Resource
mengurangi jumlah resource yang berlebihan pada task-task yang
mengalami kelebihan beban hingga mencapai batas maks. resource
yang dapat digunakan. Biasanya durasi pekerjaan tersebut akan
bertambah panjang atau akan terjadi penundaan (delay). Penambahan
durasi ini dapat terjadi bila banyaknya durasi tergantung pada
pemakaian resource.
2. Mengganti Resource yang Mengalami Konflik dengan Resource Lain
Hanya dapat dilakukan bila resource pengganti tersebut mampu
melakukan pekerjaan yang hasilnya sama dengan hasil pekerjaan
resource yang diganti (yang mengalami konflik). Risikonya adalah hasil
pekerjaan yang tidak dapat maksimal dan biayanya mungkin akan
bertambah.
3. Menggeser Jadwal Task
Langkah ini dapat dilakukan bila konflik tersebut terjadi karena
adanya overlapping atau tubrukan antara beberapa task. Risikonya
adalah terjadinya penundaan pekerjaan (delay).
4. Mengubah Hubungan antar Task (Predecessor)
Dengan menggeser task yang mengalami konflik, overlapping
dapat dihindari tanpa harus menunda tanggal selesai dari proyek
tersebut.
5. Melemburkan Resource pada Hari Libur
III -37
Dengan menambah jam kerja pada hari libur dapat mengatasi
kekurangan resource.
6. Mengubah Hubungan antar Task
Perubahan hubungan antartask dimungkinkan untuk menghindari
overlap yang mungkin terjadi antartask, di mana dapat dilakukan
tanpa harus menunda tanggal penyelesaian proyek.
F.
Mengatasi Konflik dengan Leveling (automatic)
Leveling adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi
konflik yang disebabkan oleh beberapa task yang saling bertubrukan
dengan cara menggeser task yang mengalami overlap atau tubrukan
tersebut. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya overheated. Akibat dari
leveling adalah terjadinya delay atau penundaan pekerjaan.
Perlu tidaknya penggunaan leveling tergantung pada parah atau
tidaknya konflik yang terjadi. Beberapa hal yang hanya bisa dilakukan
secara manual di antaranya adalah :
− Mengganti resource yang mengalami
LANDASAN TEORI
3.1
Umum
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber daya yang terbatas dalam
usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Tujuan
manajemen adalah mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik,
agar dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal
dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif. Unsur-unsur manajemen adalah sebagai berikut:
Tujuan yaitu sasaran yang hendak dicapai dalam optimasi biaya, mutu,
waktu dan keselamatan.
Seorang pemimpin yang mengarahkan organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan.
Sumber daya yang terbatas seperti manusia, biaya, peralatan dan
material.
Kegiatan-kegiatan
yang
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian.
Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Aktivitas
proyek selalu ditunjukan untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai suatu titik
awal dan titik akhir, baik biaya maupun hasilnya dapat diatur. Secara umum
proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan telah ditentukan.
III -1
Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Proyek dapat dilihat sebagai suatu sistem terpadu yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
Bersifat kompleks dan mempunyai banyak kegiatan yang saling
bergantung.
Mempunyai jangka waktu terbatas.
Untuk tujuan yang tertentu.
Bukan merupakan kegiatan yang rutin.
Memerlukan informasi yang padat dan berkelanjutan.
Menggunakan banyak sumber daya.
Memerlukan koordinasi berbagi pihak terkait.
Timbulnya suatu proyek, dalam kurun waktu yang dibatasi, biasanya
disertaidengan
kebutuhan
yang
sifatnya
mendesak
karena
tuntutan
pengembangan dantingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi dari suatu lokasi
atau daerah tertentu.Proyek biasanya difasilitasi oleh pemerintah atau dapat
juga dilatar belakangisemata-mata oleh manfaat ekonomis, yang biasanya
dilakukan oleh sektor swasta.Besar kecilnya proyek yang biasa difasilitasi
oleh pemerintah menentukan jumlahketerlibatan sumber daya. Karena itu,
nilai sosial dan ekonomis proyek terhadappertumbuhan suatu daerah menjadi
pertimbangan penting dalam perwujudannya.
Proyek-proyek yang besar biasanya dipenuhi dengan kegiatankegiatan yangmembutuhkan dukungan dan suplai sumber daya seperti tenaga
kerja, material,peralatan dan modal yang besar pula, sehingga sangat
mempengaruhipertumbuhan ekonomi dari hulu sampai hilir pada daerah
lokasi proyek tersebut.Manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi ini
dapat berupa penyerapansumber daya yang cukup besar, peningkatan hasil
III -2
akhir yang lebih efektif danefisien, penghematan devisa, dan lain sebagainya.
Besar kecilnya jenis proyekjuga dapat memberikan indikasi kegiatan utama
yang dilakukan di dalamnya.Masing-masing proyek biasanya mempunyai
karakteristik dalam hal kegiatanyang dilakukan, tujuan dan sasaran, serta
produk akhir.
Setelah dapat memahami makna manajemen dan proyek, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa istilah manajemen proyek adalah sebagai suatu
aplikasi dari pengetahuan, keahlian, alat dan pada aktivitas proyek tertentu
untuk memenuhi persyaratan berlangsungnya sebuah proyek. Dengan kata
lain, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dalam budget, dan sesuai
persyaratan dan spesifikasi menurut Project Management Institute ( PMI ).
Untuk menyelenggarakan proyek diperlukan adanya perencanaan
waktu dan pengalokasian sumber daya agar proyek tersebut dapat mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dimana proyek merupakan suatu kegiatan
yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas.
Dan apabila terjadi penambahan waktu pelaksanaan proyek yang melebihi
waktu yang direncanakan atau adanya penggunaan sumber daya yang tidak
efektif dan efisien maka akan ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan
oleh pihak penyelenggara proyek. Hal ini akan menimbulkan pemborosan
dalam pelaksanaan proyek yang menyebabkan biaya proyek yang meningkat,
dan juga hal ini akan menyebabkan gagalnya suatu proyek.
Dengan adanya perencanaan waktu yaitu pembuatan time schedule
maka pelaksanaan kegiatan proyek akan lebih terkoordinasi dimaan pada time
schedule ini akan tampak :
Uraian pekerjaan secara rinci.
Waktu mulai dan waktu akhir dari masing – masing kegiatan proyek serta
lama waktunya ( durasi ).
Hubungan antara masing – masing jenis pekerjaan daengan waktu.
III -3
Dengan mengalokasikan sumber daya yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan seperti yang di tetapkan dalam rencana maka akan dihasilkan suatu
jadwal yang berisi serangkaian perkiraan tanggal mulai bagi setiap operasi
yang
terdapat dalam proyek. Sehingga dalam pelaksanaan suatu proyek
penggunaan sumber daya dilakukan secara efektif dan efisien.
3.2
Perencanaan Waktu dan Penyusunan Jadwal ( Time Schedule )
Perencanaan waktu adalah pengalokasian waktu dalam penjabaran
perencanaan proyek menjadi urutan langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan
untuk mencapai sasaran. Dengan perencanaan waktu diharapkan bisa
ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap dan bila terjadi perubahan waktu
pelaksanaan kegiatan, segera bisa diperkirakan akibatnya sehingga keputusan
yang diperlukan bisa diambil.
Tujuan perencanaan waktu dalam penyelenggaraan proyek adalah
untuk menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama
penyelenggaraan proyek. Dengan demikian diharapkan waktu yang tepat bisa
ditentukan sehingga analisis biaya dan sumber daya bisa dilakukan. Manfaat
lain dari perencanaan waktu ini adalah cara kerja yang efisien bisa
diselenggarakan sehingga waktu penyelenggaraan juga menjadi efisien.
Dalam proyek konstruksi ada beberapa teknik/ metode yang
digunakan dalam membuat perencanaan time schedule. Pemilihan teknik
dalam membuat perencanaan time schedule tergantung dari jenis dan sifat
proyek konstruksi yang dilaksanakan.Metode – metode perencanaan yang
digunakan dalam menyusun jadwal antara lain ialah bagan balok (barchart)/
gantchart, diagram jaringan kerja (network planning), metode jalur kritis.
Berikut pembahasan dari beberapa metode time schedule yang umumnya
digunakan pada penjadwalan.
III -4
3.2.1 Bagan Balok ( barchart )
Diagram balok merupakan metode perencanaan time schedule yang
paling sederhana dan sering digunakan pada proyek yang tidak terlalu rumit
serta mudah dibuat dan dipahami oleh orang awam. Metode ini ditemukan
oleh H.L. Gant pada tahun 1917. Diagram ini paling banyak di gunakan pada
penjadwalan
proyek
konstruksi
karena
kemudahannya
sebagai
alat
komunikasi dalam penyelengaraan proyek. Bagan balok di susun dengan
maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu
kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai penyelesaian, dan pada saat pelaporan.
Bagan balok tersusun pada koordinat X dan Y. Disumbu tegak lurus
X, dicatat pekerjaan atau elemen dari hasil penguraian lingkup suatu proyek,
dan dilukis sebagi balok. Sedangkan sumbuh horizontal Y, tertulis satuan
waktu pekerjaan misalnya hari, mingguan atau bulan.
Gambar3.1BaganBalok (gantchart)
3.2.2 Jaringan Kerja ( Network Diagram )
Penyusunan
jadwal
jaringan
merupakan
suatu
langkah
penyempurnaan metode bagan balok, karena dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan - pertanyaan yang belum terpecahkan dari metode tersebut, seperti
berapa waktu penyelesaian proyek, kegiatan mana bersifat kritis dalam
hubungannya dengan penyelesaian proyek, berapa besar pengaruh dari
III -5
keterlambatan dari suatu kegiatan terhadap sasaran jadwal penyelesaian
proyek secarah menyeluruh.
Diantara berbagia versi analisis jaringan kerja yang amat luas
pemakaiannya adalah metode jalur kritis (critical path method-CPM), teknik
evaluasi dan Review proyek (project evaluation and Review Tecnique-PERT),
metode preseden diagram (Presedent diagram Methode - PDM). Jaringan
kerja merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar
dalam menetukan urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek yang
selanjutnya dapat dipakai untuk memperkirakan waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
3.2.2.1
CPM
CPM merupakan singkatan dari Critical path methode, metode ini
dikembangkan oleh ahli matematika dan tim insinyur dari perusahaan
Dupont yang bekerja sana dengan Rand corparation dalam usahanya
untuk mengembangkan sistem kontrol manejemen. CPM merupakan
suatu teknik perencanaan dengan analisis jaringan (network) berdasarkan
logika ketergantungan antara aktifitas yang yang ada dalam proyek.
Dalam proses identfikasi jalur kritis, dikenal beberapa istilah sebagai
berikut:
EST (Earliest Star Time), waktu mulai paling awal suatu kegiaatan.
LST (Latest Star Time), waktu paling akhir waktu paling akhir dapat
di mulai.
EFT (Earlies Finish Time), waktu selesai paling awal suatu kegiatan.
LFT (Latest Finish Time), waktu paling akhir kegiatan dapat selesai.
D (Durasi), kurun waktu suatu kegiatan.
Dummy, merupakan garis putus-putus yang menggambarkan
hubungan ketergantungan antara dua peristiwa (event), tidak
memerlukan sumber daya (Resources) dan tidak memerlukan waktu.
N (Number), nomor peristiwa
III -6
EST
N
Event/
Kegiatan
LST
D
EFT
N
LFT
Gambar 3.2. Tanda Simbol CPM
Disamping istilah diatas dikenal juga istilah float, float terbagi atas tiga
jenis, yaitu :
Total
Float
(TF),
yaituwaktu
diperkenankansuatukegiatanterlambat
yang
yang
manaketerlambatantersebuttidakmempengaruhiwaktupenyelesaianp
royeksecarakeseluruhan.
TF = LFT-D-EST
Free
Float
(FF),
yaituwaktu
yang
diperkenankansuatukegiatanterlambat
yang
manaketerlambatantersebuttidakmempengaruhkegiatan
yang
didepannya.
FF = EFT- D-EST
Independent
Float
(IF),
yaituwaktu
tersediadarisuatukegiatantanpamengganggukegiatan
yang
yang
adadidepannyaataudibelakangnya.
IF =EFT-D-LST
III -7
8
D= 6
2
10
16
8
16
B=8
E = 12
0
A=4
0
J = 11
4
4
4
0
F = 15
19
C= 7
10
G= 9
I=3
24
27
K=5
12
27
32
14
32
7
6
15
H = 10
Jalur Non Kritis
Dummy
Jalur Kritis
Gambar 3.3. Crithical Path Method
3.2.2.2
PDM
MetodePreseden
diperkenalkanoleh
Diagram
(PDM)
D.H.
adalahmetode
Bush
yang
(1991)
untukmerencanakandanmengendalikanjadwalproyek,
khususnyapenggunaancadanganwaktu.
PDM dituliskandalam node yang umumnyaberbentuksegiempat,
sedangkananakpanahsebagaipetunjukhubunganantarakegiatan-kegiatan
yang
bersangkutan.Dengandemikiandummy
danPERTyang
yang
merupakantanda
pentinguntukmenunjukkanhubunganketergantungan,
tidakdiperlukanlagi.
dalam
CPM
yang
didalam
PDM
PDMsangatpraktisdigunakanuntukproyek
yang
rangkaiankegiatan yang tumpangtindih (overlapping)danberulang ulang.
Dalam pengertian yang lain, diagram preseden atau disebut juga
Activity On Node (AON) merupakan penyempurnaan dari diagram panah.
Pada diagram preseden dapat digambarkan empat hubungan aktivitas
yaitu hubungan awal-awal (SS), hubungan akhir-awal (FS), hubungan
akhir-akhir (FF), dan hubungan awal-akhir (SF). Pada diagram preseden
III -8
aktivitas dummy juga tidak diperlukan lagi. Ciri-ciri diagram preseden
adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas
tidak
dinyatakan
sebagai
panah
melainkan
divisualisasikan sebagai node, lingkaran atau kotak.
b. Anak panah / garis penghubung tidak mempunyai durasi, sehingga
pada diagram preseden tidak diperlukan adanya aktivitas dummy.
c. Anak panah dari satu node ke node yang lain menunjukkan
hubungan ketergantungan dan urutan aktivitas-aktivitas tersebut.
Kegiatan dalam precedence diagram method diwakili oleh sebuah
lambang yang mudah diidentifikasi, misalnya sebagai berikut :
Gambar 3. 4. Node Diagram Preseden
Keterangan :
EST (Earliest Start)
: Saat mulai paling awal suatu
aktivitas
EFT (Earliest Finish)
: Saat berakhir paling awal suatu
aktivitas
LST (Latest Start)
: Saat mulai paling lambat suatu
aktivitas
LFT (Latest Finish)
: Saat berakhir paling lambat suatu
aktivitas
TF (Total Float)
: waktu tunda diperkenanankan suatu
aktivitas
III -9
FF (Free Float)
: waktu tunda tanpa mempengaruhi
waktu mulai awal suatu aktivitas
Dalam PDM dikenal 4 hubungan antar pekerjaan, yaitu :
Start to Start : suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan waktunya
dengan pekerjaan lain.
Start to Finish : suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan
lain dimulai.
Finish to Start : suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan
pendahulunya telah selesai.
Finish
to
Finish
:
selesainyapekerjaantergantungdariselesainyapekerjaanterdahulunya
.
Gambar3.5hubunganantarpekerjaandalam PDM
Disampingkeempatkonstraintersebut,
terdapathubungan
lain
yang
sifatnyaturunandandituliskanpadagariskonstrain.
Hubunganturunantersebutdicirikandenganadanyapenekananwaktu (lead
time) ataupenguluranwaktu (lag time).
III -10
Gambar3.6. Diagram PDM (Precedent DiagramMethod)
Penjadwalan aktivitas pada PDM mempertimbangkan hubungan
ketergantungan antar aktivitas dan durasi setiap aktivitas. PDM pada dasarnya
menitikberatkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu
penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan antara pemakaian
sejumlah tenaga kerja untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek
dan kenaikan biaya sebagai akibat penambahan tenaga kerja tersebut.
Jumlah waktu pelaksanaan yang diperlukan dalam PDM untuk
menyelesaikan tahapan proyek konstruksi dianggap diketahui dengan pasti.
Selain itu juga hubungan antara jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
3.3
Pengendalian Proyek ( Kurva “s” )
Kurva “S” adalah pengembangan dan penggabungan dari diagram
balok dan HannumCurve. Kurva “S” merupakan diagram balok
yang
dilengkapi dengan bobot tiap pekerjaan dalm persen (%).Kurva “S” disusun
untuk menunjukkan hubungan antara nilai kumulatif biaya atau jam-orang
yang telah digunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap
III -11
waktu, dalam bentuk grafik. Ini berarti menggambarkan kemajuan volume
pekerjaan yang diselesaikan selama berlansungnya proyek.
Grafik yang dibuat dengan umbu vertikal menunjukkan nilai
kumulatif biaya atau penyelesaian pekerjaan ( 0% - 100% ) dan sumbu
horisontalmenunjukkan waktu dalam satuan waktu tertentu.
Pada jalur bagian bawah ada persentase rencana dan persentase
kumulatif dari realisasi tersebut.Dari Kurva “S”dapat diketahui persentase
(%) pekerjaan yang harus dicapai pada saat tertentu. Untuk menentukan bobot
tiap pekerjaan maka harus dihitung dahulu volume pekerjaan dan biayanya
serta biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut. Kurva “S” ini sangat
efektif untuk mengevaluasi dan mengendalikan waktu dan biaya proyek.
Gambar3.7 Time Schedule dengan barchart dan kurva “S”
3.4
Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya adalah proses mengidentifikasi jenis dan
jumlah sumber daya sesuai jadwal keperluan yang telah ditetapkan. Tujuan
perencanaan tersebut adalah mengusahakan agar sumber daya yang
dibutuhkan tersedia tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat,
karena keduanya merupakan suatu pemborosan.
III -12
3.4.1
Perencanaan Sumber Daya Material
Material merupakan bahan pembentuk bangunan, oleh karena
itudiperlukan
pengelolaan
materialmerupakan
satu
/
manajemen
kesatuan
dari
yang
optimal.
seluruh
Manajemen
aktfitas
terhadap
material.Dalam menganalisa kebutuhan pada suatu proyek diperlukan suatu
pengelolaan / manajemen yang baik. Pengelolaan material merupakan
kegiatan yang mencakup fungsi perencanaan kebutuhan,
penetapan
anggaran, pemilihan sumber pemilihan, pengangkutan , penyimpanan dan
pengawasan barang dengan optimal karena material merupakan kebutuhan
yang sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek konstruksi.
Oleh karena itu kontraktor mulai mengembangkan sistem
manajemen material antara identifikasi atau perencanaan kebutuhan material,
identifikasi suplier,pengadaaan material transportasi, penyimpanan atau
pergudangan,dan pendistribusian material.
Dengan mengendalikan bahan konstruksi sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan kita akan mampu memberikan keuntungan dalam banyak
hal,diantaranya peningkatan produktifitas tenaga kerja, mencegah timbulnya
kehilangan material, efisiensi tenaga kerja, dan mencegahm cashflow yang
negatif. (Eddy Herjanto,2005)
3.4.1.1
Rangkaian
Kegaiatan
Manajemen
Material
Pada
Proyek
Konstruksi
Dalam manejemen material terdapat berbagai kegiatan yang saling
berhubungan dan dilakukan oleh masing-masing bagian yang berbeda agar
dapat menjalankan fungsi dari manejemen material. Maka diperlukan
pengendalian material dan sistem informasi manejemen pada tahap
pelaksanaan proyek
konstruksi secara umum rangkaian kegiatan
manejemen material.
III -13
1.
Perencanaan kebutuhan material
Tugas utama dalam manejemen material adalah menyediakan
material yang diperlukan oleh bagian pelaksanaan dilapangan untuk
melaksanakan pekerjaan yang telah dijadwalkan agar kebutuhan material
secara umum. Sasaran dari perencanaan kebutuhan material adalah
dilapangan dapat tersedia dengan lancar. Maka perlu dilakukan
perencanaan kebutuhan material dengan membuat perencanaan kebutuhan
material jangka panjang dengan mengidentifikasikan jenis material serta
kuantitas dan kualitasnya disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan proyek.
2.
Pengadaan material
Perencanaan kebutuhan material kemudian diikuti oleh bagaimana
cara pengadaan material tersebut sehingga sesuai dengan jadwal mutu,
dan harga yang sesuai. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar
tanpa mengalami hambatan dari segi pengadaan material, maka
pengadaan material harus dilakuan dengan cara yang efektif dan efisien.
Pengadaan yang efektif berkaitan dengan ketepatan dalam mutu.
,jumlah,waktu,harga,sumber material, dan lokasi pengiriman.
3.
Penyimpanan Material
Sebagai lanjutan dari proses pengadaan material maka dilakukan
proses penyimpanan material. Secara umum sasaran dari penyimpanan
adalah :
-
Membuat laporan penerimaan material ditiap suplier
-
Menyediakan gudang yang sesuai untuk masing – masing material
dan mengatur penempatan material di dalam gudang.
III -14
4.
Pendistribusian Material
Sebagai lanjutan dari proses penyimpanan material maka dilakukan
proses pendistribusian material. Sasaran umum dari pendistribusian ini
adalah :
-
Mengecek ketersediaan material gudang.
-
Menyediakan kebutuhan material yang diajukan oleh bagian
pelaksana.
3.4.1.2
Membuat laporan pengeluaran material dari dalam gudang.
Analisa Kebutuhan Material
Untuk menghitung jumlah material dimulai dengan menghitung
volume pekerjaan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian dengan
menggunakan koefisien – koefisien dari daftar analisa, seperti analisa SNI,
BOW, Analisa K dan lain- lain. Berikut contoh perhitungan analisa
kebutuhan material :
Analisa :PekerjaanPasanganDinding ½ bata (SNI)
70 Bh
BhBatu Bata
11.5 kg
Semen
0,043 m³
PasirPasang
Apabila diketahui volume pasangan dinding Rumah Sakit = 5,56 m²
makajumlahbahan yang dibutuhkan masing –masingadalah :
Batu Bata = 5,56 m² x 70 Bh
= 389 Buah
Semen
= 5,56 m² x 11.5 Kg
= 63,94 kg= 1.58 Zak
Pasir
= 5,56 m² x 0,043 m³
= 0.230 m³
III -15
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan yang
dibutuhkan untuk satu item pekerjaan pasangan dinding ½ batu.
3.4.2
Perencanaan Sumber Daya Tenaga Kerja
Perencanaan Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja adalah suatu
cara untuk mencoba menetapkan keperluan tenaga kerja untuk satu periode
tertentu
baik secara kualitas maupun kuantitas dengan cara-cara tertentu.
Perencanaan itu dimaksudkan
agar
perusahaan
dapat
terhindar
dari
kelangkaan sumber daya manusia pada saat dibutuhkanmaupun kelebihan
sumber daya manusia pada saat kurang dibutuhkan.
Dalam mengatur alokasi jumlah tenaga kerja sepanjang durasi
proyek diusahakan agar fluktuasinya tidak terlalu berlebihan dan cenderung
berbentuk kurva distribusi normal. Pada awal proyek, jumkah tenaga kerja
sedikit, kemudian sesuai dengan jumlah volume pekerjaan, jumlahnya naik
signifikan dan turun menjelang akhir proyek. Harus dipertimbangkan pula
kebutuhan maksimal per hari, per minggu atau per bulan agar persediaan
tenaga kerja tidak melampaui kemampuan proyek. (Ir. Abrar Husen, MT,
2008: 31)
3.4.2.1 Faktor – Faktor Tenaga Kerja Proyek
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam tenaga kerja antara lain.
1.
Produktifitas tenaga kerja
Menurut Wulfram I. Ervianto (2002: 215) produktivitas
didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input, atau rasio hasil
produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proses
konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses
konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang,
metoda dan alat. Sukses dan tidaknya konstruksi tergantung kepada
efektivitas pengelolaan sumber daya.
III -16
2.
Tenaga kerja periode puncak
Menurut Ir. Imam Soeharto (2001: 141-142) periodepuncak (peak)
adalah periode yang paling sibuk dalam arti yang paling banyak
memerlukan
tenaga kerja. Pengetahuan mengenai seberapa besar tenaga
puncak dan
periodenya berguna bagi perencanaan kapasitas fasilitas
penampungan, transportasi dan akhirnya arus dana (cash flow)
pembiayaan proyek.
3.
Jumlah tenaga kerja kantor pusat
4.
Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan
Persoalan utama dalam masalah tenaga kerja bagi kontraktor dan
perusahan-perusahan sejenis, yang volume usahanya naik turun secara
tajam adalah bagaimana membuat seimbang antara jumlah kebutuhan
tenaga kerja
dengan jumlah pekerjaan yang tersedia dari waktu ke
waktu.
5.
Meratakan
jumlah
tenaga
kerja
guna
mencegah
gejolak
(fluctuation) yang tajam
Disamping naik turunnya pekerjaan yang disebabkan oleh ada atau
tidaknya kontrak atau usaha yang ditangani, sifat kegiatan proyek sendiri
bersifat dinamis dengan akibat jumlah keperluan tenaga kerja berubahubah
selama siklus proyek, baik kuantitas maupun kualitasnya. Secara
teoritis untuk menjaga efisiensi maka jumlah tenaga kerja haru disesuaikan
dengan perubahan diatas.
3.4.2.2
Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya yang
menjadi penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas
kegiatan proyek berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah
tenaga, jenis keterampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan
perubahan kegiatan yang sedang berlangsung.
III -17
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu perencanaan tenaga
kerja proyek yang menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan
jenis dan kapan tenaga kerja dibutuhkan. Dengan mengetahui perkiraan
angka
dan
jadwal
kebutuhannya,maka
dapat
dimulai
kegiatan
pengumpulan informasi perihal sumber penyediaan, baik kualitas maupun
kuantitas. Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan tenaga kerja yang
terbesar adalah tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan ini
berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.
Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :
a.
Penyelia
atau
pengawas,
bertugas
untuk
mengawasi
dan
mengarahkanpekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan.
Setiappengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.
b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai
macamtukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu,
tukang besi,tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam
melaksanakan pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu
tukang atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak
terlatih).
Berikut contoh Analisa kebutuhan Tenaga Kerja :
Analisa pekerjaan pondasi camp 1: 3 ( 1pc : 3 ps )
1.5
OH Pekerja
0.6
OH Tukang
0,06 OH Kepala Tukang
0,075 OH Mandor
Apabiladiketahui
volume
pekerjaan
pondasi
=
26,25
m³makajumlahtenaga kerja adalah :
Kebutuhan Tenaga :
Pekerja = 26,25 m3 x 1,5 = 39,4 OH
Tukang = 26,25 m3 x 0,6 = 16 OH
III -18
Kep.Tkg = 26,25 m3 x 0,06 = 1,6 OH
Mandor = 26,25 m3 x 0,075=2 OH
Contoh : Dari perhitungan analisa diatas, untuk menyelesaikan
pekerjaan pemasangan pondasi jika durasi pekerjaan 10 hari kerja, maka
pekerja yang dibutuhakan 39,4/10 = 3,9 = 4 orang, Tukang 16+2+1,6 = 19,6 /
10 = 2 orang, jumlah tenaga tersebut adalah jumlah tenaga maksimum,
sehingga dalam pelaksanaan tidak harus dipenuhi semua, melihat kondisi
lapangan, bila tenaga sesuai dengan hitungan diatas waktu penyelesaiannya
lebih dari 10 hari perlu ditinjau cara kerja tenaga tersebut,bisa tenaga belum
ahli dibidangnya atau cara kerjanya terlalu lambat, apabila hal itu yang terjadi
sebaiknya tenaga pelaksananya diganti.
3.5 Analisa Durasi Pekerjaan
Durasipekerjaandapatdiketahuidarianalisakapasitastenagakerja,
menetapkanjumlahtenagakerja
yang
dipakaidan
volume
pekerjaan.PerhitunganDurasipekerjaandapatdiperolehdenganmenggunakanrumusberi
kut :
Dimana :
3.6
D
= Durasi
V
= Volume Pekerjaan (m³,m²,kg)
P
= Produktivitas
Kp
= KelompokPekerja (orang)
Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian Sumber daya adalah perencanaan dan penjadwalan
sumber daya. Perencanaan sumber daya adalah proses mengidentifikasi jenis
dan jumlah kebutuhan terhadap sumber daya, sedangkan penjadwalan sumber
III -19
daya adalah pengaturan atau pembagian sumber daya selama waktu
pelaksanaan proyek dengan memperhatikan urutan kegiatan, aktifitas kritis ,
dan rentang waktu (float). Dengan demikian dapat diketahui kegiatan –
kegiatan yang harus diprioritaskan dan kegiatan yang dapat disesuaikan
dengan keterbatasan sumber daya.
Pengalokasian sumber daya merupakan bagian dari siklus manajemen
dan pengendalian proyek. Siklus ini mencakup pembuatan rencana dan
pengalokasian sumber daya dan hasilnya, yang berupa pembuatan suatu
jadwal yang menetapkan tanggal perkiraan waktu mulai dan selesai proyek
sehingga diperoleh alokasi sumber daya yang optimal.Selain karena
keterbatasan sumber daya, kesulitan pengalokasian sumber daya juga kadang
disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1. Pembatasan sumber daya yang diperkenankan oleh perusahaan
biasanya ditetapkan dengan menduga – duga saja.
2. Terdapat gejala penentuan tingkat sumber daya secara kurang
lebih tetap sepanjang pelaksanaan proyek.
3. Kebijakan perusahaan dapat mengakibatkan manajemen proyek
keluar dari relnya. Misanya : tenaga kerja yang sekali disewa
harus tetap di pakai sampai proyek tersebut rampung, dan
sebagainya.
4. Masalah – masalah di luar proyek berada di luar jangkauan
perhitungan
matematik,
sehingga
dapat
mengakibatkan
melesetnya perhitungan durasi proyek, biaya proyek, dan
pendayagunaan sumber daya, seperti keterlambatan material,
kenaikan harga, dan lain – lain.
III -20
3.6.1
Tujuan Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian sumber daya pada suatu proyek bertujuan untuk
menentukan biaya investasi dan untuk memperoleh penggunaan alokasi
sumber daya yang merata dengan fluktuasi yang tidak tajam selama durasi
pelaksanaan penyelesaian proyek yang bersangkutan. Jadi alokasi sumber
daya merupakan suatu bagian dari keseluruhan fungsi untuk mencapai
pemanfaatan sumber daya yang efektif.
Alokasi sumber daya yang efektif bagi suatu proyek tidak hanya
berarti berhasil menghemat biaya keseluruhan proyek. Tetapi juga berhasil
membebaskan
kesulitan
dari
proyek
lainnya
yang
bersamaan
diselenggarakan.
3.6.2
Kriteria Pengalokasian Sumber Daya
Suatu jadwal adalah hasil dari pengalokasian sumber daya yang
tersedia berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditetapkan didalam rencana.
Dengan demikian dapat diperkirakan tanggal mulai bagi setiap aktifitas yang
terdapat dalam proyek. Jadi, dalam keseluruhan tugas menyusun jadwal harus
diperhitungkan.
1. Urutan, kaitan dan ketergantungan setiap aktivitas yang direncanakan
(yang ditunjukkan pada diagram panah).
2. Metode pelaksanaan seperti yang telah ditentukan oleh rencana proyek,
yaitu jumlah pekerja, tipe dan banyaknya peralatan, biaya yang tersedia
untuk menyelesaikan dengan kecepatan normal, dipercepat atau
dipercepat sebagian.
3. Sumber daya yang dialokasikan hanya sampai pada batas yang tersedia
saja.
4. Jangka waktu berlangsungnya proyek tidak diperpanjang sampai
melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam rencananya.
III -21
3.6.3
Metode Pengalokasian Sumber Daya
Secara umum untuk menentukan urutan pengalokasian sumber daya
digunakan suatu metode yang dinamakan sistem prioritas. Ada dua metode
sistem prioritas yaitu, secara statis dan secara dinamis. Faktor yang paling
utama dalam pendekatan secara statis adalah bahwa hubungan prioritas
ditetapkan hanya sekali dan berlaku sepanjang prosedur pengalokasian.
Urutan prioritas ini tidak dapat diubah-ubah lagi, meski pekerjaan mungkin
dijadwal atas dasar susunan yang agak berbeda dari semula, sesuai dengan
tersedianya sumber daya.
Pendekatan dinamis terhadap sistem prioritas beranggapan bahwa
tingkat kekritisan adalah faktor yang paling utama dalam pengalokasian
sumber daya. Dengan anggapan ini , maka hubungan prioritas dapat berubah
secara radikalsetelah setiap pengalokasian. Jadi, dibutuhkan suatu prosedur
“penyesuaian” untuk menghitung kembali prioritas segera setelah pekerjaan
dijadwal. Sistem dinamis ini digunakan dalam prosedur pengalokasian aneka
sumber daya.
Berdasarkan sistem prioritas tersebut, masalah pengalokasian tenaga
kerja mulai di rampingkan dengan membahas :
Alokasi tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja terbatas
Alokasi tenaga kerja pada kondisi ini memungkinkan adanya
penambahan waktu akibat bergesernya aktivitas.
Alokasi tenaga kerja dengan waktu terbatas.
Alokasi tenaga kerja pada kondisi ini memungkinkan adanya
penambahan tenaga kerja yang di butuhkan.
Adapun metode yang kami gunakan untuk mengalokasikan sumber
daya tenaga kerja dan material adalah metode coba – coba / Perataan.
III -22
1.
Metode Coba-Coba / Perataan
Metode ini terbatas penggunaanya pada proyek dimana aktifitasnya
relatif kurang dan dengan sumber daya yang tidak terbatas. Yang menjadi
hal penting dalam alokasi sumber daya ini adalah mengatur jadwal
aktifitas-aktifitas sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan sumber
daya dari waktu ke waktu menjadi serata mungkin. Dengan demikian
akan diperoleh tingkat penggunaan sumber daya yang optimal, atau
tingkat penggangguran sumber daya yang lebih kecil.
Sebagai pedoman untuk memilih alternatif yang paling optimal
dari alternatif-alternatif pengalokasian sumber daya tipe ini,digunakan
metode kuadrat terkecil (last square metode).
Kuadrat terkecil diperoleh dengan menjumlahkan kuadrat-kuadrat
dari total kebutuhan tenaga kerja persatu satuan waktu yang di gunakan.
Penjumlahan kuadrat akan semakin mengecil jika kebutuhan tenaga kerja
mulai merata tiap satuan waktu tersebut.untuk lebih jelasnya perhatikan
untuk lebih jelasnya ilustrasi berikut :
III -23
Gambar 3.8 Ilustrasi Metode Coba – Coba
Dari ilustrasi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa semakin
merata distribusi tenaga kerja, maka semakin kecil jumlah kuadratnya.
Prinsip ini digunakan sebagai dasar pemikiran dalam mengalokasikan
sumber daya tidak terbatas.
Adapun langkah-langkah yang diperhatikan dalam alokasi sumber
daya tidak terbatas, yaitu meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1.
Susunlah peta proyek Network Diagram yang telah disusun terlebih
dahulu. Aktifitas-aktifitas ditabulasikan sesuai dengan urutan logika
saling ketergantunganya.
2.
Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya, sehingga diperoleh
alokasi sumber daya yang paling rata. Penjadwalan ini tidak boleh
melampaui batas kelonggaran waktu (float yang ada).
3.
Pemilihanalternatif penjadwal dilakukandenganmempertimbangkan
indikatorJumlah kuadrat terkecil pada perencanaan alokasi sumber
daya.
3.6.4
Langkah-Langkah Pengalokasian Sumber Daya
III -24
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam alokasi sumber
daya tidak terbatas, yaitu meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1. Buat daftar kegiatan yang akan dilakukan serta durasi untuk setiap
kegiatan tersebut.
2. Tentukan saling ketergantungan/kaitan antara kegiatan dengan
menggunakan tabel urutan kegiatan.
3. Gambar jaringan kerja serta EET dan LFT untuk setiap event.
4. Buat analisis CPM sehingga ditentukan kegiatan kritis ataunon kritis
dan kelonggaran waktu tiap pekerjaan.
5. Tentukan kebutuhan material dan tenaga kerja untuk setiap kegiatan.
6. Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya yang paling rata.
Penjadwalan ini tidak boleh melampaui batas kelonggaran
waktu(float yang ada).
7. Penjadwalan dihentikan, bila sudah tidak ada lagi kemungkinan
untuk memperoleh alokasi sumber daya yang paling rata. Berarti
alokasi sumber daya optimal.
3.7
Microsoft Project 2007
Microsoft Project merupakan suatu aplikasi populer yang
digunakan untuk mengelola proyek, digunakan untuk melakukan
perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu
proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta
cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software
ini sangat mendukung
proses administrasi sebuah proyek.
Microsoft Project 2007 memberikan unsur-unsur manajeman
proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan penggunaan,
kemampuan, dan fleksibilitas sehingga penggunanya dapat mengatur
proyek secara lebih efisien dan efektif. Anda akan mendapatkan
informasi, mengendalikan pekerjaan proyek, jadwal, laporan keuangan,
III -25
serta mengendalikan kekompakan tim proyek. Anda juga akan lebih
produktif dengan mengintegrasikan program-program Microsoft
Office
yang familiar, membuat pelaporan yang kuat, perencanaan yang
terkendali dan sarana yang fleksibel.
Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan waktu yang panjang
dan ketelitian yang tinggi. Microsoft Project 2007 dapat menunjang dan
membantu tugas pengelolaan sebuah proyek konstruksi sehingga
menghasilkan suatu data yang akurat. Keunggulan Microsoft Project 2007
adalah
kemampuannya
menangani
perencanaan
suatu kegiatan,
pengorganisasian dan pengendalian waktu serta biaya yang mengubah
input data menjadi sebuah output data sesuai tujuannya. Pengelolaan
Proyek Konstruksi Bangunan Gedung dengan Microsoft Project 2007
secara khusus ditujukan bagi para perencana dan praktisi yang ingin
menerapkan Microsoft Project 2007 secara praktis, cepat dan aplikatif
untuk mengelola proyek konstruksi bangunan gedung.
Microsoft Project 2007 merupakan software yang dapat digunakan
untuk membuat rancangan proyek serta melakukan manajemen dalam
proyek tersebut. kelengkapan fasilitas dan kemampuannya yang luar biasa
dalam pengolah data- data proyek menjadikan software ini paling banyak
dipakai oleh operator komputer. ini karena keberadaannya benar-benar
mampu membnatudan memudahkan pemakai dalam menyelesaikan
pekerjaan, terutama pekerjaan yang berhubungan dengan olah data proyek.
3.7.1
Keuntungan Microsoft project 2007
Berikut ini beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
menggunakan Microsoft Project:
1. Dapat melakukan penjadwalan produksi secara efektif dan efisien,
karena ditunjang dengan informasi alokasi waktu yang dibutuhkan
III -26
untuk tiap proses, serta kebutuhan sumber daya untuk setiap proses
sepanjang waktu.
2. Dapat diperoleh secara langsung informasi aliran biaya selama periode.
3. Mudah dilakukan modifikasi, jika ingin dilakukan rescheduling.
4. Penyusunan jadwal produksi yang tepat akan lebih mudah dihasilkan
dalam waktu yang cepat.
3.7.2
Tujuan Microsoft project 2007
Tujuan yang diharapkan dari sistem ini adalah penggunaan
platform atau sistem project management yang effektif dan seragam
(uniform),menghilangkan
menurunkan
duplikasi
ketergantungan
informasi
terhadap
dan
spreadsheet,
data
entry,
memudahkan
pembuatan laporan konsolidasi, dan memperbaiki komunikasi antara
staf/karyawan. Sehingga keuntungan yang diperoleh dari sistem ini seperti
informasi proyek yang up-to-date, akurat, tepat waktu, dan dipercaya,
bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi.
3.7.3
Output data Microsoft project 2007
Output atau keluaran dari suatu pekerjaan perencanaan proyek
menggunakan Microsoft Project 2007 bisa bermacam-macam. Microsoft
Project 2007 menyediakan fasilitas seperti umumnya suatu aplikasi.
Maksudnya, dokumen proyek atau pekerjaan manajemen proyek yang
sudah dibuat bisa langsung di cetak atau di print ke printer seperti biasa.
Selain itu apabila memerlukan report tertentu, Microsoft Project 2007 juga
menyedian berbagai macam report sesuai kebutuhan sebuah proyek.
3.7.4
Pengaturan Jadwal (Schedule) Microsoft project 2007
Gantt Chart adalah view pertama yang muncul saat Project dibuka.
Gantt Chart memperlihatkan spreadsheet dengan data kolum beserta grafik
representatif dari tugas-tugas di dalam project yang tersusun secara
III -27
horizontal timeline. Dengan menggunakan data yang ada di kolum (seperti
halnya di task name, start date, finish date, dan resources assigned to
tasks) anda bisa mengerti parameter dari setiap tugas dan melihat
waktunya sesuai dengan yang tampil di grafikal area. Dengan
memperlihatkan semua informasi ini dalam satu halaman tentunya
membantu anda untuk mengerti lebih baik apa yang terjadi pada proyek
anda dari segi waktu dan ongkos.
Network Diagram (juga dinamakan logic diagram) adalah PERT
chart versinya Microsoft. PERT (Program Evaluation and Review
Technique) lahir pada saat pembuatan Polaris submarine di tahun 1950.
Umumnya Network Diagram hanya memperlihatkan “perjalanan” tugastugas yang ada di project dalam bentuk grafis saja dan tidak
memperlihatkan waktu dari tiap tugas. View ini membantu anda untuk
melihat bagaimana satu tugas “menjalankan” tugas lainya dan juga
memberikan makna dimana tugas anda sekarang berada tidak terlalu
berdampak pada waktu melainkan bertumpu pada berapa sisa tugas yang
harus diselesaikan.
Risk Management sangat penting dalam bagian suatu project
management karena tentunya proyek selalu penuh kendala (risk). Anda
akan menghadapi berbagai macam kendala (risk) dimana sumber daya
(resource) anda tidak mampu menanganinya, atau materialnya akan datang
terlambat, atau klien anda akan berubah pikiran sehingga harus merubah
banyak parameter dari isi proyek itu sendiri bahkan hampir setengah dari
keseluruhan proyek harus ikut dirubah.
Resource Mangement terdiri dari penggunaan sumber daya (resource)
secara bijak. Seorang project manager menemukan sumber daya (resource)
yang tepat yang kemudian menugaskan seseorang dengan waktu dan
beban kerja yang pantas, yang kemudian juga tetap waspada akan kerja
lembur atau shift di dalam schedule yang bisa mengakibatkan suatu
III -28
sumber daya (resource) menjadi terlalu padat, dan juga pada saat
kelangsungan proyek sang project manager membuat perubahanperubahan untuk menjaga keseluruh resources agar tetap produktif. Di
Project, alat-alat sudah tersedia sperti halnya resource graph (dulunya
disebut histogram) dan resource usage chart yang menggambarkan beban
kerja sumber daya (resource workload) itu.
Gambar 3.9 Tampilan Awal Microsoft Project 2007
3.7.5
Langkah-langkah Menggunakan Microsoft Project 2007
Sebuah proyek pasti mempunyai sebuah patokan tanggal yang akan
digunakan sebagai patokan dalam memulai proyek tersebut. Untuk
memasukkan nilai tanggal dimulainya proyek, pilih menu Project Project Information, kemudian :
III -29
1. Pilih salah satu dari jenis Scedulle From atau dasar penghitungan
tanggal, yaitu Project Start Date atau Project Finish Date
2. Start Date. Pada bagian ini Anda harus memasukkan nilai tanggal
dimulainya
proyek.
3. Finish Date, bagian yang digunakan untuk memasukkan tanggal
berakhirnya
proyek.
4. Current Date, berisi tanggal hari ini berdasarkan setting pada komputer
Anda.
5. Calender, berisi jenis-jenis penanggalan yang telah tersedia dan dapat
digunakan, yaitu 24 Hours, Night Shift, Standard.
6. Comment, bagian yang digunakan untuk memasukkan komentar yang
nantinya akan muncul pada saat pembuatan laporan.
Gambar 3.10 Tampilan Penetapan Tanggal Proyek
A.
Mengisi Task Name
Untuk mengisi nama pekerjaan (Task Name) pada Project adalah
sebagai berikut :
1) Tempatkan pointer Project pada isian Task Name.
III -30
2) Ketikkan nama pekerjaannya.
3) Tekan Enter. Lakukan langkah 1-3 untuk pekerjaan-pekerjaan
berikutnya.
Gambar 3.11Tampilan Penamaan Kegiatan Proyek
B.
Memasukkan Duration
Durasi
pekerjaan
adalah
jumlah
hari
yang
digunakan
untukmenyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam Microsoft Project, durasi
suatu pekerjaan secara default akan diberikan 1 days (hari).
III -31
Untuk memasukkan nilai durasi ke dalam kolom Duration dengan
satuan hari tidak perlu ditulis lengkap karena secara otomatis akan
ditambahkan
satuannya. Sebagai contoh, bila ingin memasukkan nilai 3
hari, langsung ketikkan 3 dan tekan
Enter, maka secara otomatis akan
berubah menjadi 3 days. Sementara untuk satuan waktu yang lain, Anda
cukup mengetikkan inisialnya saja,seperti minggu dengan wks,bulan dengan
mons dan satuan yang lainnya
C.
Predecessor
Dalam sebuah proyek selalu ada keterkaitan antara pekerjaan yang
satudengan pekerjaan yang lain. Hubungan antar pekerjaan ini disebut dengan
Predecessor.Suatu pekerjaan menggunakan predecessor karena penggunaan
sumber daya
manusia maupun dikarenakan adanya hubungan keterkaitan
antarpekerjaan. Suatu jenis pekerjaan bisa mempunyai lebih dari 1
predecessor. Dalam Mc. Project, hubungan ketergantungan antar pekerjaan
dibedakan dalam beberapa macam :
Finish to Start (FS), suatu pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan
lain selesai.
Finish to Finish (FF), suatu pekerjaan selesai bersamaan dengan
pekerjaan lain.
Start to Start (SS), suatu pekerjaan dimulai bersamaan dengan
pekerjaan lain.
Start to Finish (SF), suatu pekerjaan selesai setelah pekerjaan lain
dimulai.
Lag Time (+), merupakan tenggang waktu antara selesainya satu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh,
pekerjaan pengecatan bisa dilaksanakan 2 hari setelah pekerjaan plesteran
selesai maka dituliskan 2FS+2d.
III -32
Lead Time (-), merupakan penumpukan waktu antara selesainya satu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh,
plesteran sudah harus dimulai 2 hari sebelum pemasang genting selesai,
maka dituliskan 2FS-2d.
Calender (Jadwal Kerja)
Microsoft Project mempunyai kerja standar, yaitu : Hari kerja adalah
Senin - Jum’at. Jam kerja adalah jam 08.00-12.00, kemudian dilanjutkan
dari jam 13.00-17.00, yang berarti dalam satu hari ada 8 jam
kerja.Tidak ada hari libur khusus.
Membuat Jadwal Kerja 6 Hari Kerja
Setiap proyek selalu mempunyai jadwal kerja yang khusus karena jadwal
kerja
tersebut berguna untuk keperluan administrasi proyek itu sendiri.
Untuk membuat sebuah jadwal, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Klik menu Tools, klik Change Working, pada Select Date (s),
tekan tombol Scroll up sampai menemui bulan yang diinginkan.
2. Blok semua hari yang ada kecuali hari minggu (, M, T, W, Th,
F, S) kemudian kllik Nondefault working time. Klik Ok
Untuk membuat waktu kalender lembur, langkahnya dalah :
1. Klik Tools, Klik Change Working Time. Pilih New, isi pada
Name : ”Lembur”, lalu pilih ”create a new base calender”, lalu ok.
2. Blok pada select date(s) tanggal yang ingin dijadikan lembur.
3. Pilih Nondefault working Time, dan tambahkan jam berapa
hingga jam berapa lembur dilakukan. Klik Ok
III -33
Gambar 3.12 Tampilan Logika Ketergantungan
D. Resource
Dalam Microsoft Project, sumber daya yang terlibat dalam sebuah
proyek meliputi sumber daya manusia dan material. Resource ini akan
mempunyai tugas sebagai pelaksana proyek. Untuk menentukan resource
terlebih dahulu harus memiliki daftar resource yang akan digunakan.
Daftar resource tersebut disebut dengan resource sheet. Prosedur untuk
mengaktifkan adalah klik menu View – Resource Sheet
Gambar 3.13Tampilan Pemberian Sumber daya
Resource sheet berisi nama-nama tenaga kerja dan material yang
digunakan dalam keseluruhan proyek beserta seluruh detail resource
III -34
tersebut. Pada bagian resource sheet, akan ditemukan bagian-bagian atau
kolom-kolom berikut :
- L , berisi informasi seputar penggunaan jenis resource tersebut (terisi
otomatis)
- Resource Name, nama-nama resource yang digunakan sebagai sumber
daya
Manusia atau Material.
- Type, digunakan untuk memasukkan tipe resource dengan 2 nilai pilihan,
yaitu
Work dan Material.
- Material Label, diisi dengan satuan untuk resource yang bertipe
material. Misalnya untuk semen adalah sak, pasir adalah m3, dan lain-lain.
- Initials, merupakan singkatan dari nama-nama resource pada kolom
resource name (bebas sesuai dengan kebutuhan), misalnya semen dapat
disingkat dengan Smn.
- Group, digunakan untuk memasukkan nama kelompok dari sumber daya
tersebut. Misalnya, pekerjaan pengecatan diserahkan pada orang atau
kelompok yang tidak sama dengan yang mengerjakan pekerjaan beton dan
pondasi, maka kolom group harus diisi dengan masing-masing group yang
menangani pekerjaan tersebut.
- Max. Units, digunakan untuk menentukan jumlah resource yang
digunakan selama proyek tersebut berlangsung. Max. units ini hanya
diisikan pada sumber daya manusia saja, tidak pada sumber daya material.
- Std. Rate, diisi dengan harga satuan untuk masing-masing resource yang
berlaku untuk semua jenis resource, baik Work maupun Material. Untuk
resource yang bertipe work, maka standar satuannya adalah harga per jam.
Sedangkan untuk resource material adalah harga per satuan (material
label).
- Ovt. Rate, diisi dengan tarif lembur dari resource name tersebut (untuk
tipe work).
- Cost/Use, diisi khusus untuk resource yang melakukan pekerjaan secara
borongan (honornya tidak dihitung perjam).
- Accrue At, berisi 3 jenis pembayaran dari resource tersebut :
III -35
1. Start, jenis pembayaran yang diberikan saat pekerjaan akan
dimulai.
2. End, jenis pembayaran yang diberikan setelah resource tersebut
melakukan pekerjaan dan diberlakukan untuk sumber daya
manusia.
3. Prorate, jenis pembayaran yang diberikan berdasarkan
persentas pekerjaan yang telah diselesaikan oleh resource tersebut.
− Base Calender, berisi jenis kalender yang digunakan oleh sumber daya
tersebut ( 24 hours, Night Shift dan Standard).
− Code, diisi kode masing-masing resource. Kode ini bebas sesuai dengan
keinginan.
Memasukkan Resource dalam Kolom Resource Name Pengisian
Resources Name dapat dilakukan dengan mengetikkan secara
langsung nama dan jumlah resource yang diperlukan pada Resources
Name. Berikut ini cara mengetikkan resource secara langsung pada kolom
Resources Name :
1. Aktivkan pointer mouse pada kolom Resources Name dari pekerjaan
yang akan diisi resource-nya.
2. Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang diapit dengan tanda
kurung siku ( [jumlah] ). Untuk resource bertipe Work, ketik dalam nilai
ratusan (2 orang = 200), untuk resource yang bertipe material cukup
dituliskan jumlahnya saja, serta dengan format sebagai berikut:
Nama Resource[Jumlah]
3. Untuk nama resource berikutnya, gunakan pemisah tanda koma (,)
sehingga : Nama Resource [Jumlah], Resouce Berikutnya [Jumlah]
E. Resource Conflict
Conflict (konflik) diartikan sebagai pekerjaan-pekerjaan yang
saling bertubrukan. Untuk mengantisipasi terjadinya tubrukan antar
III -36
pekerjaan dapat dilakukan dengan menggeser jadwal-jadwal yang
mengalami tubrukan tersebut. Resource Conflict terjadi apabila
menggunakan resource lebih dari jumlah unit yang tersedia.
Terjadinya konflik pada resource tidak segera dapat dilihat pada
saat
melakukan Resource Assignment atau penyusunan resource,
namun setelah seluruh item selesai dimasukkan. salah satu caranya yaitu
melalui Resource Graph. Langkah Manual Mengatasi Konflik Untuk
mengatasi konflik dapat dilakukan dengan cara manual yaitu :
1. Mengurangi Jumlah Resource
mengurangi jumlah resource yang berlebihan pada task-task yang
mengalami kelebihan beban hingga mencapai batas maks. resource
yang dapat digunakan. Biasanya durasi pekerjaan tersebut akan
bertambah panjang atau akan terjadi penundaan (delay). Penambahan
durasi ini dapat terjadi bila banyaknya durasi tergantung pada
pemakaian resource.
2. Mengganti Resource yang Mengalami Konflik dengan Resource Lain
Hanya dapat dilakukan bila resource pengganti tersebut mampu
melakukan pekerjaan yang hasilnya sama dengan hasil pekerjaan
resource yang diganti (yang mengalami konflik). Risikonya adalah hasil
pekerjaan yang tidak dapat maksimal dan biayanya mungkin akan
bertambah.
3. Menggeser Jadwal Task
Langkah ini dapat dilakukan bila konflik tersebut terjadi karena
adanya overlapping atau tubrukan antara beberapa task. Risikonya
adalah terjadinya penundaan pekerjaan (delay).
4. Mengubah Hubungan antar Task (Predecessor)
Dengan menggeser task yang mengalami konflik, overlapping
dapat dihindari tanpa harus menunda tanggal selesai dari proyek
tersebut.
5. Melemburkan Resource pada Hari Libur
III -37
Dengan menambah jam kerja pada hari libur dapat mengatasi
kekurangan resource.
6. Mengubah Hubungan antar Task
Perubahan hubungan antartask dimungkinkan untuk menghindari
overlap yang mungkin terjadi antartask, di mana dapat dilakukan
tanpa harus menunda tanggal penyelesaian proyek.
F.
Mengatasi Konflik dengan Leveling (automatic)
Leveling adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi
konflik yang disebabkan oleh beberapa task yang saling bertubrukan
dengan cara menggeser task yang mengalami overlap atau tubrukan
tersebut. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya overheated. Akibat dari
leveling adalah terjadinya delay atau penundaan pekerjaan.
Perlu tidaknya penggunaan leveling tergantung pada parah atau
tidaknya konflik yang terjadi. Beberapa hal yang hanya bisa dilakukan
secara manual di antaranya adalah :
− Mengganti resource yang mengalami