Program Pendidikan individual pada Anak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tugas utama seorang guru adalah menyajikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik, dan menyampaikan pengetahuan tersebut sesuai dengan metode yang telah
dirumuskan sebelumnya, dan metode tersebut harus sesuai dengan karakteristik
peserta didik dalam memahami pengetahuan. Tidak sampai disini saja, guru pun
harus mampu mengelola kelas dengan baik, merumuskan bahan ajar yang akan
disampaikan, hingga menyusun penilaian belajar peserta didik. Hal tersebut dapat
dilakukan oleh setiap guru jika guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Rencana
pembelajaran dapat disusun dan dikembangkan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Didalam kurikulum telah dirumuskan prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran yang tepat. Melaksanakan rencana pembelajaran yang telah
dikembangkan berdasarkan kurikulum yang berlaku sama artinya dengan
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tepat sasaran karena telah mengikuti
semua petunjuk dalam pembelajaran.

Pendidikan pada sekolah umum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
yang memerlukan pendidikan khusus dalam satu kesatuan yang sistemik.


siswa/i, tidak membedakan kondisi siswa/inya, memberikan apresiasi terhadap
siswa/i yang berkebutuhan khusus. Model yang diberikan sekolah inklusif ini

Halaman

pendidikan inklusi sebagai program pendidikan yang ditujukan untuk semua

1

Pendidikan inklusi menjadi salah satu wacana dalam dunia pendidikan. Karena

menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan keterbatasan dengan
menggunakan prinsipeducation for all

Layanan pendidikan inklusi ini diselenggarakan pada sekolah-sekolah regular.
Dimana ABK dapat mengikuti program pembelajaran dengan belajar bersama
dengan anak-anak normal lainnya pada kelas regular dengan kelas dan guru yang
sama juga. Sama dengan anak-anak reguler lainnya juga, sebelum diterima untuk
masuk ke kelas-kelas reguler, seorang anak berkebutuhan khusus, akan melalui

assesment dalam memahami kesiapannya bergabung dalam kelas. Yang menjadi
acuan dalam menentukan kesiapan anak mampu diterima, adalah kematangan
anak. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi agar program pembelajaran di dalam
kelas-kelas inklusi akan kondusif. Kondusif, tidak hanya untuk murid-murid
ABKnya tetapi kondusif untuk semua orang yang berada di ruangan pembelajaran
yang sama.

Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, berada di kelas-kelas reguler seringkali
menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Dibutuhkan bimbingan, arahan dan
pendampingan lebih dibandingkan anak-anak reguler yang berada di kelas yang di
ikutinya. Umumnya dilakukan dalam meningkatkan kemampuan anak
berkebutuhan khusus untuk berinteraksi sosial ataupun memahami materi
pelajaran, sebelum mereka berada di kelas reguler. Disarankan dukungan yang
diberikan adalah berupa :

cara pembelajaran kelas-kelas khusus dengan sistim belajar individual ke

Halaman

Fungsi kelas perantara adalah membiasakan siswa/i ABK beradptasi dari


2

1. Kelas perantara

dalam cara pembelajaran klasikal. Dari pendekatan satu guru ke satu
siswa/i menjadi pendekatan beberapa anak dalam kelas .
2. Guru pendamping
Fungsi guru pendamping adalah mendampingi anak dan mempersiapkan
anak selama masa adaptasi setelah berada di kelas reguler. Jika anak masih
membutuhkannya. Cepat atau lambat anak harus dibiasakan untuk
mandiri.
3. Adaptasi fasilitas dan kurikulum.
Fungsinya adalah untuk membuat anak, mampu mengikuti pembelajaran
di dalam kelas. Ada beberapa anak yang memiliki hambatan secara
permanen, seperti penyandang tuna daksa misalnya, yang membutuhkan
bantuan secara permanen, berupa penyesuaian cara melakukan program
pembelajaran, untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya. Dimana tugastugas yang dikerjakan setara bobot dan atau tujuan pencapaiannya dengan
anak-anak reguler lain di dalam kelas.
4. Modifikasi fasilitas dan kurikulum.

Fungsinya adalah untuk membuat anak-anak yang memiliki hambatan
permanen, mampu berada di dalam kelas yang setara usia dengan anakanak di kelas. Anak berkebutuhan khusus, dalam program ini, tidak lagi
memiliki tujuan atau dan bobotnya setara dengan anak-anak reguler.
Misalnya anak-anak penyandang tunagrahita yang bobot dan atau tujuan

Halaman

diikuti.

3

pencapaiannya selevel atau dua level lebih rendah dari kelas reguler yang

Dengan empat cara dukungan tersebut, (bisa dipilih salah satu atau kombinasi dari
ke empatnya) anak berkebutuhan khusus, diharapkan mampu mandiri dan setara
dengan anak-anak reguler lainnya. Anak-anak berkebutuhan khusus akan
mendapatkan kesempatan untuk diperlakukan dan memiliki hak serta kewajiban
yang sama dengan anak-anak reguler. Perlakukan seperti ini dapat memberikan
dampak positif, tidak hanya pada anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi juga
pada anak-anak reguler yang berada di kelas yang sama. Memperkuat pendidikan

karakter yang diterima oleh anak-anak reguler. Anak-anak reguler lebih mudah
untuk berempati dan kelak, di usia dewasa, akan menjadi bagian dalam
masyarakat yang memiliki kepedulian dan mau mendukung orang-orang yang
memiliki hambatan. Prinsip-prinsip memberikan kesempatan, memberlakukan
sesuai dengan hak dan kewajiban dan memandirikan, adalah bagian dari prinsipprinsip kelas inklusi dalam sekolah-sekolah yang menyelanggarakan kegiatan
inklusi.

Sekolah yang memiliki kelas inklusi adalah salah satu dari progam pendidikan
yang sedang di wujudkan oleh pemerintah Indonesia. Melalui peraturan yang
mengatur penerimaan murid-murid dengan kebutuhan khusus, pemerintah
mewajibkan dan mempersiapkan, secara bertahap, semua sekolah mampu
menerima, mengarahkan, membimbing dan mendidik murid-murid berkebutuhan

tersebut, diantaranya dengan membuat kurikulum yang tepat dan sesuai. Dengan
tetap mengacu pada kurikulum yang umum dan berlaku sekarang untuk anak-anak

Halaman

Kesuksesan pelaksanaan 4 program dukungan anak-anak berkebutuhan khusus


4

khusus.

reguler ( kurikulum 2013) . Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang
pendidikan secara bertahap telah dilakukan pada beberapa sekolah sasaran sejak
bulan Juli tahun pelajaran 2013/2014, hingga pada tahun pelajaran 2015/2016
dipastikan implementasi kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP 2006 berlaku
untuk semua kelas pada seluruh jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA / SMK
dan berlaku dari bulan Juli pada setiap tahun pelajarannya. Mengadaptasi dan
memodifikasi kurikulum 2013 hingga dapat dilaksanakan sebagai program
pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus, menjadi salah satu wacana penting
untuk sekolah-sekolah penyelenggara inklusi.

Program pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 seringkali tidak mudah
diikuti oleh siswa/i berkebutuhan khusu. Pada umumnya para guru telah
menyusun RPP (Rencana Program Pembelajaran) akan tetapi masih banyak yang
belum memenuhi ketentuan standar proses, untuk anak-anak reguler. Sedangkan
untuk anak-anak berkebutuhan khusus, masih banyak guru yang belum mampu
melakukan dan mengikuti aturan adaptasi maupun modifikasi kurikulum, dengan

menyusun RPPI (Rencana Program Pembelajaran Individu). Hal ini disebabkan
guru belum bisa membedakan antara indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, dan indikator soal. Mereka belum tepat dalam memilih dan
menentukan metode pembelajaran, sehingga dalam proses belajar, peserta didik
belum mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Fenomena lain, banyak

RPPI belum sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam silabus.

Halaman

kondisi dan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan, bahkan pembuatan

5

ditemukan guru masih menggunakan RPP I yang belum disesuaikan dengan

Salah satu Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan adalah
standar proses. Standar proses selanjutnya diatur melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007. Standar proses

berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
menengah. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan RPPI untuk siswa-siswi berkebutuhan
khusus. Setiap pendidik harus menyusun RPP dan RPPI secara lengkap dan
sistematis yang mengacu pada silabus. Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah)
dalam RPP ataupun RPPI disusun dengan mengutamakan proses pembelajaran
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat minat peserta didik. RPP dan RPPI
harus memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi
dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
belajar, dan sumber belajar.
Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, maka dalam upaya memenuhi
kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan membantu guru dalam

dan landasan pengembangan RPPI; b. Prinsip-prinsip RPPI; c. Komponen dan
strategi penyusunan RPPI. Penulis memang hanya menitik beratkan tulisannya


Halaman

menuangkan penyusunan RPPI dengan baik dan berisi diantaranya a. Pengertian

6

mengembangkan RPP dan RPPI yang baik, maka dengan ini penulis berusaha

pada RPPI, karena tujuan dari penulisan ini, kepada anak-anak berkebutuhan
khusus. Dalam bab-bab terakhirpun, penulis akan menuangkan laporan hasil
pembuatan RPPI ini. Tujuannya adalah untuk mencoba melakukan secara
maksimal keberhasilan pembuat RPPI. Dengan demikian di akhir penulisan, dapat
diambil kesimpulan yang mendekati tepat, tidak hanya RPPInya tetapi juga PPI
(Program Pembelajaran Individu). Sebagai tambahan, PPI dan RPPI ini bersifat
individual, sehingga tidak tepat sasaran dan sangat tidak dianjurkan jika
digunakan pada anak berkebutuhan khusus, selain model yang menjadi obyek
penelitian dalam penulisan.
1.2 TUJUAN
Tujuan penulis menuangkan ide dan gagasannny adalah :

1.2.1 Untuk memenuhi prasyarat kelulusan sebagai tenaga pendidik,
pendidikan inklusi, dalam program PKTP2I dari CAE (College of
Allied Educator). Sebuah institusi pendidikan yang sangat peduli dan
berfokus untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.
1.2.2 Meningkatkan kemampuan dan kompetensi sebagai seorang pendidik
dan pelatih para orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan
khusus, untuk mampu memberikan dukungan terbaik dalam bidang
pendidikan kepada putra/inya

Halaman

berkebutuhan yang sudah lebih dulu dikuasai oleh penulis.

7

1.2.3 Melengkapi ilmu-ilmu pendidikan dan pendekatan yang tepat pada anak

1.2.4 Penulis mampu makin memberikan kontribusi yang positif pada
beberapa organisasi dan yayasan yang diikutinya, seperti :
a. YKBH, Yayasan Kita dan Buah Hati dibawah asuhan Ibunda Elly

Risman, psi. Yayasan yang sangat peduli dan komitmen tinggi dalam
memberantas pornoaksi dan pornografi di Indonesia. Dalam YKBH,
penulis menjadi penanggungjawab dari divisi anak berkebutuhan
khusus. Sebuah divisi yang baru didirikan pada awal tahun 2015,
sebagai bentuk kepedulian dan dukungan nyata ibunda Elly Risman,
untuk mengantisipasi dan memulihkan anak-anak berkebutuhan
khusus, yang menjadi korban kejahatan seksual.
b. Yayasan MPATI, Masyarakat peduli Autisma Indonesia, dengan
bimbingan ibu Gayatri Pramoedya. Di Yayasan MPATI, penulis
menjadi salah seorang pendukung bagi kegiatan-kegiatan MPATI yang
berkaitan dengan PJRA. Karena MPATI merupakan konsultan yang
dipilih oleh Pemprov DKI dalam pelaksanaan program PJRA.
c. LRD, sebuah kelompok online yang mendukung orang tua yang
memiliki anak-anak berkebutuhan khusus, dengan ibu Ani Sonata
sebagai pemrakarsanya. LRD kelompok Bekasi, menjadi
tanggungjawab dari penulis, dengan dukungan penuh dan bimbingan

dunia internasional sebagai yayasan yang mengedepankan kepentingan
dan dukungan pada anak-anak penyandang autism di Indonesia. Dalam

Halaman

d, YAI, Yayasan Autism Indonesia, yang telah mendapat tempat di

8

dari ibu Ani

YAI, sebagai salah seorang anggotanya, penulis juga melibatkan Divisi
Anak Berkebutuhan Khusus dari YKBH untuk memberikan kontribusi
secara nyata dalam mendukung para orang tua yang membutuhkan
pelatihan memampukan dirinya memandirikan putra/inya.
e. PJRA, Perintis Jakarta Ramah Autism, yang merupakan program
perpanjangan tangan dari dinas sosial pemprov DKI Jakarta. Dan
menjadi salah satu cara dalam menghidupkan Autism Center, Bina
Balita, Cipayung, Jakarta Timur. Penulis menjadi salah satu perintis
untuk wilayah Jakarta Timur. Tugas yang di emban oleh penulis adalah
secara rutin, memberikan sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat
tentang deteksi dini dan pendidikan kemandirian. Ruang pelayanannya
mulai dari tingkat RT hingga ke dinas pendidikan ataupun dinas sosial
setempat.
f. FORKASI, Forum Komunikasi, dimana menjadi wadah bagi orang
tua-orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagai
anggota, penulis memberikan dukungan dan terlibat langsung dalam
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh FORKASI secara umum, dan
FORKASI wilayah Bekasi secara khusus. Dimana FORKASI di
wilayah Bekasi, berkerjasama dengan berbagai tempat terapi dan
pendidikan di wilayah Bekasi, seperti Rumah Autis, Talenta Center,

Halaman

Dan masih banyak lagi, organisasi serta yayasan lainnya.

9

AGCA dsbnya

1.2.5 Disamping yang terutama, penulis berusaha untuk makin
memampukan dirinya mendidik dan membimbing putri bungsunya
yang juga penyandang kekhususan.
1.3 MANFAAT
Membuat RPPI dengan bimbingan, akan sangat besar manfaatnya kepada penulis.
Manfaat yang langsung bisa dirasakan oleh penulis adalah : penulis lebih mampu
secara tepat saat menjadi pembimbing dalam homeschooling dengan unschooling
yang dipilih untuk pendidikan putri bungsu penulis. Sebelum mengikuti program
PKTP2I, penulis telah melaksanakan pembuatan RPPI dan pelaksanaan PPI yang
dasar pelaksanaannya berdasarkan pembelajaran secara autodidak, dengan
mengacu pada berbagai macam narasumber pendidikan online ataupun offline dari
dalam ataupun luar negri.
Secara tidak langsung, penulis juga masih dapat memberikan manfaatnya ketika
memperlajari pembuatan RPPI maupun dalam pelaksanaannya. Penulis selain
mampu memberikan lebih banyak dan tepat lagi pada lingkungan orang tua yang
memiliki anak-anak berkebutuhan khusus ataupun organisasi-organisasi yang
diikuti, penulis ikut berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia
secara umum. Penulis akan mampu memberikan kesempatan lebih baik pada
anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Memperkecil tingkat

selaku pemberi subsidi dan pengayom bagi warganegaranya yang kurang
beruntung. Yang tentunya akan berdampak besar pada pengelolaan dana-dana
sosial dari negara. Negara akan memiliki lebih banyak dana yang dapat digunakan

Halaman

Baik ketergantungan kepada keluarga dekat, maupun ketergantungan pada negara,

10

ketergantungan dari anak-anak berkebutuhan khusus saat mereka nanti dewasa.

untuk kepentingan yang lain, tidak lagi banyak berfokus pada pemenuhan
sejahteraan masyarakat yang memiliki ketergantungan dan ketidak mandirian

Halaman

11

akibat hambatan yang dimiliki (handicap)

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4