Proposal Tugas Akhir Multitester Elektro

PROPOSAL TUGAS AKHIR
MULTITESTER ELEKTRONIK
BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA 8
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Pelaksanaan Tugas Akhir
Pada Program Diploma III Jurusan Teknik Elektro
Di Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh :
Nanda Puji Arianto
5311311009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

Proposal Tugas Akhir yang berjudul: Multitester Elektronik Berbasis Mikrokontroller
Atmega 8 oleh Mahasiswa :
Nama


: Nanda Puji Arianto

NIM

: 5311311009

Telah diperiksa dan di koreksi dengan baik. Karena itu pembimbing setuju untuk di
seminarkan.

Semarang,

April 2014

Pembimbing

Ketua Program Studi

Drs. Rafael Sri Wiyardi M.T.
NIP. 195011101979031001


Riana Defi Mahadji Putri ST, MT
NIP. 197609182005012001

Ketua Jurusan
Teknik Elektro

Drs. Suryono M.T.
NIP. 195503161985031001

1

DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Halaman Pengesahan.............................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
I.

Judul................................................................................................................4


II.

Latar Belakang Masalah.................................................................................4

III. Rumusan Masalah...........................................................................................6
IV. Pembatasan Masalah.......................................................................................6
V.

Tujuan.............................................................................................................7

VI. Manfaat...........................................................................................................7
VII. Metodologi Penelitian.....................................................................................8
VIII. Sistematika Penulisan...................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................10
2.1 Multitester.......................................................................................................12
2.2 Mikrokontroller AVR ATMega8....................................................................13
2.2.1 Konfigurasi Pin ATMega8...........................................................................13
2.2.2 Analog To Digital Converter (ADC) AVR ATMega8................................15
2.3 Liquid Crystal Display (LCD)........................................................................19

2.3.1 Konfigurasi Pin LCD 20 x 4........................................................................19
2.3.2 Struktur Memori LCD..................................................................................21
2.4 Catu Daya........................................................................................................21
2.5 Bahasa C.........................................................................................................22

BAB III PENYUSUNAN DAN PEMBUATAN ALAT....................................25
3.1 Alur Pembuatan Alat.......................................................................................25
3.2 Spesifikasi Alat...............................................................................................26
3.3 Penyusunan Sistem Kerja Alat........................................................................27
2

3.4 Penyusunan Rangkaian dan Letak Komponen...............................................31
3.5 Penyusunan Pemrograman Mikrokontroller...................................................33
3.5.1 Penyusunan Program Mikrokontroller 1......................................................33
3.5.2 Penyusunan Program Mikrokontroller 2......................................................36
3.6 Pembuatan Alat...............................................................................................38
3.6.1 Pembuatan Layout PCB dan Tata Letak Komponen...................................38
3.6.2 Pembuatan Box Alat....................................................................................39
BAB IV PENUTUP.............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................42


3

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Judul
Multitester Elektronik Berbasis Mikrokontroller Atmega 8
Merupakan sebuah alat yang dibuat pada Tugas Akhir yang dapat
digunakan dalam instrumen pengukuran.

II.

Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman telah berkembang dengan pesat, melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia kini semakin dimudahkan dengan segala
aktifitas kehidupannya. Teknologi memang hal yang tidak bisa dipisahkan pada
kehidupan sekarang ini, peralatan elektronik seperti: laptop, handphone,

komputer, tv, radio, dan lain-lain telah menjadi bagian hidup manusia sekarang
ini.
Salah satu ilmu yang mempelajari teknologi tersebut adalah ilmu teknik
elektro yang mendasari semua peralatan elektronik diatas dapat bekerja atas
beberapa blok rangkaian elektronika, ilmu teknik elektro mempelajari sifat dan
juga gejala listrik. Salah satunya terdapat satuan/besaran listrik misalnya satuan
arus listrik yaitu ampere, hambatan satuannya yaitu ohm, dan tegangan/beda
potensial yaitu volt. Selain itu dalam aplikasinya terdapat bermacam-macam
komponen dasar elektronika seperti: resistor, kondensator/kapasitor, dioda, dan
beragam jenis transistor.
Dari satuan dan juga komponen listrik diatas makan diperlukan suatu
instrumentasi pengukuran dan pengujian (metering and testing) yang mampu
4

menampilkan harga yang sesungguhnya dari hasil pengukuran yang didapat dan
juga mengetahui kondisi dan fungsi dari komponen tersebut apakah layak
dinilai baik atau buruknya sehingga dapat berfungsi dengan semestinya pada
rangkaian elektronika.
Walaupun saat ini sudah terdapat instrumen pengukuran standart seperti:
multitester atau AVOmeter atau multimeter akan tetapi alat ukur ini memiliki

kekurangan:
1.

Tidak dapat mengidentifikasi jenis komponen yang diuji/diukur,
misalnya apakah itu komponen resistor, kondensator/kapasitor,
dioda, bahkan transistor.

2.

Tidak dapat membaca nilai dari satuan komponen yang diuji/diukur
terkecuali

resistor,

misalnya

satuan

Farad


untuk

kapasitor/kondensator dan satuan penguatan Hfe pada transistor.
3.

Pada pengujian/pengukuran transistor untuk menentukan kaki-kaki
terminalnya membutuhkan waktu yang lama dan banyak kesulitan,
misalnya menentukan kaki Basis, Collector, Emitor pada Transistor

4.

Hasil pengukuran antara multitester satu dengan lainnya berbedabeda.

Atas dasar itu maka penulis mencoba membuat alat ukur yang mampu
mengukur satuan listrik ohm meter, ampere meter dan voltmeter dan dapat
menguji/mengidentifikasi komponen elektronika sehingga dapat menutupi
kekurangan dari multitester yang telah dijelaskan sebelumnya pada poin 1-4.
Alat ukur/uji ini menggunakan mikrokontroller chip AVR ATMega8 dengan
struktur pemrograman yang diterapkan sehingga menghasilkan karya tugas


5

akhir berupa instrumen pengukuran/pengujian dengan judul “MULTITESTER
ELEKTRONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8”

III.

Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka beberapa permasalahan
yang akan muncul dalam mengerjakan tugas akhir ini antara lain :
1. Prinsip kerja dari mikrokontroller khususnya pada mikrokontroller
AVR ATMega 8
2. Pembuatan struktur program dari mikokontroller agar dapat mengolah
ADC dan menghasilkan nilai keluaran secara tepat
3. Perancangan hardware dan tata letak komponen sehingga dapat
dijadikan alat ukur

IV.

Pembatasan Masalah

Dikarenakan luasnya permasalahan di dalam pembahasan dan agar
tidak terjadi kesalahpahaman maksud dari apa yang ada di dalam
penulisan tugas akhir ini maka dibutuhkannya pembatasan masalah tersebut
antara lain ::
1. Hardware utama dalam pembuatan alat ini menggunakan chip IC
ATmega 8
2. Jangkauan pengukuran pada komponen pasif yakni resistor dan
kapasitor/kondensator
3. Jangkauan pengukuran pada komponen aktif yakni dioda dan
transistor

6

4. Batas ukur pada pengukuran resistansi (Ohm meter) yakni: 20 Ohm –
20 M Ohm
5. Batas ukur pada pengukuran tegangan (Volt meter) yakni: 0 Volt DC
– 12 Volt DC
6. Batas ukur pada pengukuran kuat arus (Ampere meter) yakni: 0
Ampere DC – 10 Ampere DC


V.

Tujuan
Pembuatan tugas akhir ini diharapkan diperoleh hasil untuk membuat alat
ukur yang dapat digunakan untuk mengukur dan menguji komponen
elektronika seperti: resistor, kapasitor/kondensator, dioda maupun transistor,
dan dapat juga sebagai ohm meter, dc voltmeter, dan dc amperemeter dengan
berbasiskan mikrokontroller

VI.

Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini adalah:
1. Dapat membuat alat ukur berbasis mikrokontroller
2. Dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran di laboratorium teknik
elektro
3. Menerapkan teknik pemrograman dengan bahasa C pada mata kuliah
mikrokontroller

VII. Metodologi Penulisan
Untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini penulis melakukan
beberapa tahap metode penyelesaian sebagai berikut :

7

1. Studi Pustaka
Yakni semua bahan diperoleh dari buku dan/atau jurnal yang
khususnya mengenai pembuatan tugas akhir ini.

2. Eksperimen
Dimana semua data diambil berdasarkan hasil dari pembuatan tugas
akhir ini baik dari proses perancangan, proses pemrogaman sampai
proses pengujian alat.

3. Observasi
Dimana dilakukan pencarian untuk semua informasi tambahan
yang tidak terdapat dalam buku dan/atau jurnal di dalam penyelesaian
tugas akhir ini.

VIII. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi

tentang

latar

belakang,

perumusan

masalah,

pembatasan

masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Berisi

tentang

landasan

pembuatanlaporan tugas akhir ini.
8

teori

yang

mendukung

dalam

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
Berisi tentang semua perancangan sistem dalam pembuatan tugas akhir
ini.

BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari laporan tugas akhir ini beserta saran
yang diperlukan untuk pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

9

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Multitester
Multitester merupakan instrumen alat ukur yang berfungsi mengukur
bermacam-macam besaran listrik seperti: Ohm meter (Ω), Voltmeter (A), dan
Amperemeter (A). Pada Ohmmeter berfungsi mengukur resistansi atau
hambatan listrik, Voltmeter berfungsi mengukur tegangan atau beda potensial
listrik, sedangkan Amperemeter berfungsi mengukur kuat arus listrik. Semua
fungsi itu seluruhnya mencakup fungsi Multitester.
Multitester dapat disebut juga Multimeter maupun AVOmeter, karena
mempunyai cakupan fungsi yang luas, multitester sering digunakan di dalam
laboratorium elektronika. Terdapat 2 jenis multitester yakni multitester analog
dan digital, secara umum keduanya memiliki fungsi yang sama.
Perbedaan dari keduanya adalah :
 Multitester analog memiliki ketelitian pengukuran yang relatif
kecil dibanding multitester digital yang memiliki ketelitian yang
relatif tinggi.
 Multiteseter analog memiliki batas ukur (BU) atau disebut range
yang harus diposisikan diatas batas nilai pengukuran sedangkan
multitester digital tidak memiliki batas ukur atau disebut juga
autorange.
 Multitester analog memiliki tampilan hasil dengan skala
simpangan jarum denga moving coil sebagai penggeraknya

10

sedangkan multitester digital menggunakan layar kristal cair atau
LCD sebagai media penampilnya.
Sedangkan kesamaan dari multitester analog dan digital adalah:
 Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran hambatan/tahanan
listrik (Ohm meter)
 Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran tegangan
(Volt meter)
 Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran kuat arus listrik
(Ampere meter)
 Memiliki sumber tenaga yang sama yakni dari baterai
 Memilki probe testing sebanyak dua buah yakni (+) dari warna
merah dan (-) dari warna hitam.
Penampakan dari multitester analog dan digital dapat dilihat pada
gambar:

Gambar 1; Multitester:
1.a) Multitester Analog

1.b) Multitester Digital

Keterangan:
1.a) Multitester Analog SUNWA YX-360TRD
1.b) Multitester Digital VOLTCRAFT 3850
11

2.2. Mikrokontroller AVR Atmega 8
AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya
terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikrokontroller yang pada
umumnya

digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu

menggunakan oscillator eksternal

karena

di

dalamnya

sudah

terdapat

internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki PowerOn Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya
dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset.
Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC,
EEPROM sekitar 128 bytesampai dengan 512 byte.AVR ATmega8 adalah
mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K
byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya
rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum
16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L
perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk
bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan
tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja
pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V. Konfigurasi Pin ATMega8 ditunjukkan pada
gambar 2.

12

2.2.1

Konfigurasi Pin Atmega 8

Gambar 2. Konfigurasi Pin Atmega 8
ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi
yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut
akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.
 VCC
Merupakan supply tegangan digital.
 GND
Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.
 Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah
Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7.
Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B
merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up
resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara
eksternal diturunkan, maka akan
13

mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat
digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input
ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit
yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7
dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier)
bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih
sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal,
PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan
Asyncronous Timer/Counter2 maka

PB6

dan

PB7

(TOSC2

dan

TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.
 Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam
masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah
mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output
portC memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus
(sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
 RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/
O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang
terdapat pada port C lainnya.

Namun jika

RSTDISBL Fuse tidak

diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan
jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang
ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan menghasilkan
suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.

14

 Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal

pull-up

resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja
pada iini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada portini
hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut
dengan I/O.
 AVcc
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini
harus dihubungkan

secara

terpisah

dengan

VCC

karena pin ini

digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak
digunakan tetap saja disarankan untuk menghubungkannya secara
terpisah

dengan

VCC.

Jika ADC digunakan, maka AVcc

harus

dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
 AREF
Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

2.2.2

Analog To Digital Converter (ADC) AVR ATMega8
Signal masukan atau input dari mikrokontroller dapat berupa digital
maupun analog. Sinyal digital memiliki dua nilai "0" dan "1" sementara analog
memiliki nilai apapun dalam interval waktu yang diberikan. Mikrokontroller
hanya dapat bekerja dalam signal digital maka dari itu signal analog harus
terlebih dahulu dikonversi ke signal digital. AVR ATMega8 telah terdapat
input ADC sebanyak 6 kanal di dalamnya sehingga proses konversi dari signal
analog ke digital menjadi mudah, 6 kanal ADC memiliki resolusi sebesar 10
15

bit. Pada gambar 3 dibawah ini menjelaskan secara umum ADC yang terdapat
pada ATMega8. Signal masukan berasal dari input pin PORTC 0-5 kemudian
memasuki MUX (multiplexer) sesuai signal register ADMUX yang dikirim
dari satu pin ke ADC converter

Gambar 3. Bagan urutan konversi Analog ke Digital

Pada operasi normal penggunaan ADC terdapat tegangan acuan yang
dibutuhkan untuk Vref dan clock signal Fadc. Fadc terpilih dari register
ADCSRA. Signal yang dikonversi tersimpan pada register ADCH dan ADCL,
16

karena hasil konversi signal mempunyai panjang 10 bit setiap masukan ADC
dapat digunakan satu persatu. Selain itu Multiplexer juga dapat meloloskan
pasangan referensi 1,23V dan Ground (GND). Hal ini sangat berguna apabila
melakukan kalibrasi. AREF dapat diatur ke AVCC dan tegangan internal 2,56
Volt. Keduanya dapat diatur ke nilai apapun pada pin eksternal dengan
menerapkan tegangan pin ke AREF berdasarkan pada jangkauan signal yang
diukur. Jika nilai VREF = 2,56 Volt maka level tegangan masukan tidak boleh
melebihi 2,56 Volt dan seterusnya. Tegangan yang lebih tinggi dari 2,56 Volt
harus dibagi dengan rangkaian pembagi tegangan.
Jika resolusi ADC ditetapkan menjadi 10 bit, maka itu akan terdapat nilai
1024. Pada saat proses konversi berlangsung signal dengan besarnya amplitudo
diambil pada waktu tertentu dan diteruskan ke ADC. Selanjutnya nilai hasil
konversi disimpan pada pasangan register ADCH dan ADCL. Selanjutnya
osilator clock dari Fadc mengeksekusi perintah untuk mengkonversi untuk
mendapatkan nilai baru. Jadi harus mengambil nilai yang dikonversi antara dua
konversi jika tidak maka akan ditimpa dengan konversi baru. Perhitungan nilai
input ADC dihitung dengan rumus* pada nomor 1:

Vin(V) = (ADCH x 256 + ADCL) x Vref(V)

. . . . . . . . . . . . . . . (1)

1024
*sumber dari: http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-microcontrollers/analog-todigital-conversion-in-avr.html

Sebagai contoh jika Vref = 4V, dan nilai register dari ADCH=0x02 dan
ADCL=0x01, maka:
Vin(V) = (2 x 256 + 17) x 4
1024
17

Vin(V) = 2.066 Volt

ADC dapat beroperasi pada resolusi 8bit, kemudian hasilnya diteruskan dan
disimpan ke register ADCH dan menggunakan penghitungan rumus* nomor 2:

Vin(V) = (ADCH) x Vref(V)

. . . . . . . . . . . . . . . (2)

256
*sumber dari: http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-microcontrollers/analog-todigital-conversion-in-avr.html

Waktu antara konversi ADC internal Atmega8 bisa dipilih antara 15 260µs yang berarti frekuensi sampling 4 sampai 66kHz .Tentu saja waktu
antara konversi dapat lebih lama, tapi selang waktu direkomendasikan harus
antara 65 sampai 260us untuk menghindari kesalahan atau error.
Meskipun ADC AVR ATMega8 memiliki resolusi sebesar 10 bit tetap
ada kesalahan sistem yang sama dengan ± 1,5 sampai 2 LSB (Low Significant
Bit). Nilai-nilai yang dijamin adalah 8 dari 10 bit. Jadi kesalahan karena hal ini
sebesar 0,4%. Jika tegangan referensi interna sebesar 2.56V digunakan
(di mana variasi dapat mencapai antara 2,3 dan 2.7V) maka itu berarti
kesalahan AVCC adalah sekitar 0,5 - 1%, maka presisi nyata lebih rendah
sampai 5 - 6 bit (1 -3%). Jadi, terdapat cara untuk menurunkan error pada
ADC, yakni:
 Menggunakan beberapa pembacaan dan rata-rata
 Mengkalibrasi dengan voltmeter eksternal untuk menentukan koefisien
ADC dapat diprogram untuk melakukan hanya sekali waktu konversi maupun
berulang-ulang.

18

2.3

Liquid Crystal Display (LCD)
Pada sebuah LCD ( Liquid Crystal Display ), dapat ditampilkan
angka-angka, huruf-huruf,

bahkan

simbol

tertentu.

LCD

mempunyai

kegunaan yang lebih dibandingkan dengan 7-segment LED ( Light Emitting
Diode ). Ada banyak variasi bentuk dan ukuran LCD yang tersedia jumlah
baris 1 - 4 dengan jumlah karakter per baris 8, 16, 20, 40, dll.
Dalam penggunaan perancangan alat tugas akhir ini menggunakan LCD 4
baris dengan 20 karakter, atau dapat disebut LCD 20 x 4 Karakter.
Penampakan dari LCD 20 x 4 Karakter ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Tampilan LCD 20 x 4
2.3.1

Konfigurasi Pin LCD 20 x 4
Sebagian besar modul LCD memenuhi suatu standar interface tertentu.
Ada 14-pin yang dapat diakses, meliputi delapan line bus data, tiga line
control dan tiga line power. Posisi pin LCD dapat diketahui dengan
membaca nomor yang biasanya tercetak di PCB-nya (Printed Circuit Board),
seperti ditunjukkan pada tabel 1.

19

Tabel 1.Fungsi setiap pin LCD

BAB III
PERANCANGAN SISTEM

Pin 1 dan 2 merupakan line power supply. Pin Vdd terhubung dengan
positive supply (5 V dc), dan Vss dengan 0 V supply atau ground.
Pin 3 (Vee) adalah pin control

yang

digunakan

untuk

mengatur

ketajaman karakter yang tampil di LCD. Pin terhubung dengan resistor
variable.
Pin 4 adalah line RS ( Register Select). Saat RS low , data yang ada di
data bus diperlakukan sebagai instruksi khusus seperti: clear screen,
positioning cursor, dll. Saat RS high, data yang ada di data bus
diperlakukan sebagai karakter/teks yang kemudian ditampilkan ke LCD.
Pin 5 adalah R/W (Read Write). Saat R/W low , data (instruksi/karakter)
ditulis ke LCD, sedangkan saat R/W high, digunakan untuk membaca data
karakter atau status informasi pada register LCD. Read status informasi busy f
lag menggunakan DB7 sebagai indikator. Jika DB7 high, maka operasi
20

internal

sedang

berlangsung sehingga

belum

boleh

mengirim

instruksi/karakter selanjutnya, sampai saat DB7 low .
Pin 6 adalah line EN (enable). Line kontrol ini digunakan untuk
memberi informasi pada LCD bahwa sedang mengirimkannya suatu data
dengan melakukan transisi dari 1-0.
2.3.2

Struktur Memori LCD
Modul LCD memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk
menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar
LCD. Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Pola karakter
tersimpan di memori CGRAM untuk pola karakter yang dapat diedit dan
CGROM untuk pola 19 karakter yang permanen, sedangkan pada DDRAM
berfungsi untuk menunjukan lokasi pola karakter yang akan ditampilkan pada
layar LCD.

2.4

Catu Daya
Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi
sistem elektronika. Rangkaian catu daya DC dapat diperoleh dari penyearahan
tegangan AC

yang

tegangan.Tegangan

disusun dari transformator, penyearah, dan regulator
AC dari

jala-jala PLN diturunkan

nilainya

oleh

transformator step down dan kemudian disearahkan dengan dioda bridge.
Keluaran dari dioda bridge diratakan dengan rangkaian filter untuk
memperkecil

tegangan

ripple.

Kemudian

menstabilkan tegangan yang keluar.

21

digunakan

regulator

untuk

2.5

Bahasa C
Bahasa
perangkat,

C

luas

digunakan

untuk

termasuk mikrokontroler

pemrograman

ATMega8.

berbagai

Bahasa

ini

jenis
sudah

merupakan high level language, dimana memudahkan programmer membuat
algoritmanya. Dasar bahasa C adalah sebagai berikut:
1. Struktur penulisan program
#include
#include
void main (void)
{
Deklarasi local variable
Isi program Utama
}
2. Tipe Data
a. char

: 1 byte ( -128 s/d 127 )

b. unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 )
c. int

: 2 byte ( -32768 s/d 32767 )

d. unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )
e. long

: 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 )

f. unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 )
g. float

: bilangan desimal

h. array

: kumpulan data-data yang sama tipenya.

3. Deklarasi variabel & konstanta
a. Variabel adalah memori penyimpanan data yang nilainya dapat
diubah ubah.
22

b. Konstanta adalah memori penyimpanan data yang nilainya tidak
dapat diubah.
4. Statement
Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman, harus diakhiri
dengan [ ; ] atau [ } ]. Statement tidak akan dieksekusi bila diawali
dengan tanda [ // ] untuk satu baris. Lebih dari 1 baris gunakan
pasangan [ /* ] dan [ */ ]. Statement yang tidak dieksekusi disebut
juga komentar.
5. Function
Function adalah bagian program yang dapat dipanggil oleh program
utama.
6. Conditional statement dan looping
a. if else : digunakan untuk penyeleksian kondisi.
b.

For : digunakan untuk looping dengan jumlah yang sudah
diketahui.

c. while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi
syarat tertentu.
d. do while : digunakan untuk looping jika dan salama memenuhi
syarat tertentu, namun min 1 kali.
e. switch case : digunakan untuk seleksi dengan banyak kondisi.
7. Operasi logika dan biner
a. Logika
b. Biner

: AND (&&), OR (||), NOT (!)
: AND (&), OR(|), XOR (^)

8. Operasi relasional (perbandingan)
a. Sama dengan

: ==
23

b. Tidak sama dengan
c. Lebih besar

: !=

:>

d. Lebih besar sama dengan : >=
e. Lebih kecil

:<

f. Lebih kecil sama dengan :