Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diuraikan adalah data mengenai kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA sebelunnya menggunakan metode Mind Mapping dan pelaksanaan pada tiap tiap siklus untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping.

4.1.1. Deskripsi Pra Tindakan

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Klero 02. Penelitian ini meminta izin pada tanggal 11 April 2017 kepada Kepala Sekolah dan guru kelas yang bersangkutan untuk melakukan penelitian di sekolah. Pembelajaran IPA dilaksanakan setiap hari rabu pada jam keempat dan keenam, namun peneliti diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu hari rabu dan saptu . hal ini tentunya sudah dengan izin Kepala Sekolah. Guru kelas V menghendaki penelitian dilakukan dua kali dalam seminggu dengan alasan bahwa peneliti dapat selesai sebelum Ujian Nasional, sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi pra tindakan pada tanggal 17 April 2017. Observasi yang dilakukan yaitu mengamati kreativiatas belajar siswa kelas V dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan metode Mind Mapping

Pra tindakan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada tanggal 17 April 2017. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa nya. Guru menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab dengan menarik .

Gambar 3. Guru Menjelaskan Materi kepada Siswa dengan Metode

ceramah dan Tanya jawab.

Materi pembelajaran pada hari itu mengenai tentang energi dan perubahanya. Guru mencoba memencing rasa ingin tahu siswa dengan memberi kesempatan bertanya, namun tidak ada iswa yang bertanya .Guru juga sesekali mengajuakan pertanyaan, hanya ada beberapa siswa yang merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sebagian siswa juga Nampak tidak semangat dalam belajar, ada yang mengobrol dengan teman sebangku. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa masih ada sebagian siswa yang kurang kreatif dalam proses pembelajaran dan cenderung diam dengan tidak merespon aktivitas dengan baik. Berdasarkan pengamatan dari pra tindakan, peneliti menyimpulkan bahwa guru harus mampu mengemas metode pembelajaran yang dapat membantu dalam meningkatkan kreativitas siswa. Pembelajaran yang kreatif mampu meningkatkan kreativitas belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, peneliti merencanakan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas siswa.

4.1.2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Klero 02 Tengaran Semarang dilakukan dalam dua siklus yaitu masing-masing tiga kali pertemuan pada setiap siklusnya. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017. Siklus I dalam penelitian ini Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri Klero 02 Tengaran Semarang dilakukan dalam dua siklus yaitu masing-masing tiga kali pertemuan pada setiap siklusnya. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017. Siklus I dalam penelitian ini

a. Siklus I dilaksanakan dilakuka tiga kali pertemuan akan tetapi di pertemuan ketiga mengerjakan tes evaluasi. Dengan rician pertemuan pertama membahas tentang pengertian pesawt sederhana dan jenis-jenisnya. Pertemuan kedua membahas tentang pembuatan Mind Mapping dengan berkelompok. Pertemuan ketiga laksanakan tes evaluasi siklus I.

b. Silkus II dilaksanakan tiga kali pertemuan akan tetapi pertemuan tiga mengerjakan tes evaluasi siklus II dengan rincian pertemuan pertama menjalaskan materi yang sebelumnya dan siswa disuruh membuat mind mapping secara individu, untuk pertemuan yang kedua siswa membuat mind mapping secara berkelonpok, dan pertemuan ke tiga mengerjakan ter evakuasi siklus 2 Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model

penelitian tindakan kelas yang mencakup empat tahapan yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus.

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakaan Siklus I

Siklus pada penalitian ini dimulai dari membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pesawat sederhana dan pengertiaannya

a) Tahap perencanaan tindakan penelitian bersama guru kelas sebagai

kaloborator menyiapkan materi yang akan disampaikan pada siswa.

b) Menyiapkan RPP yang dibuat materi pesawat sederhana dan pengertiannya pada pertemuan 1, kemudian pertemuan 2 dilanjutkan dengan menjelaskan materi kembali dan pembuatan Mind Mapping

c) Menyusun lembar observasi kreativitas siswa dan lembar penilaian prodak Mind Mapping siswa. Lembar observasi kreativitas siswa digunakan untuk mengetahui kreativitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung c) Menyusun lembar observasi kreativitas siswa dan lembar penilaian prodak Mind Mapping siswa. Lembar observasi kreativitas siswa digunakan untuk mengetahui kreativitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

d) Peneliti dan guru berlatih bersama (coaching) mengenai penerapan metode Mind Mapping pada pembelajaran IPA. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan tindakan berjalan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

2) Pelaksaan Tindakan Siklus I

a) Siklus I Pertemuan I

Pada siklus dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 juni 2017 dengan materi tentang pesawat sederhana yang ada disekitar dan cara penggunaan alat tersebut . Pembalajaran ini dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit . Peneliti berperan sebagai guru dan sedangkan guru kelas sebagai observer dalam kegiatan pembelajaran serta.

1) Kegiatan Awal Pembelajaran IPA dimulai pada pukul 07:30-09:00 dimulai dengan salam dari guru. Siswa menjawab salam dari guru. Guru mengabsen siswa. Guru memberikan motivasi siswa dengan bernyanyi bersama- sama dengan lagu “ Pesawat sederhana ” (lirik terlampir). Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari mengenai pesawat sederhana.

2) Kegiatan Inti Siswa mengamati alat – alat pesawat sederhana yang ditunjukan oleh guru dan selanjutnya guru menjelaskan materi tersebut dan siswa mendengarkan. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa apa kegunaan dari gunting, scop, dan katrol selanjutnya siswa menjawab. Selanjutnya guru menjelaskan tentang bagian – bagian pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyuruh siswa membagi kelompak yang masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa. Setiap kelompok siswa diberikan lembarkerja untuk menggolongkan alat-alat sehari hari yang ternasuk mpesawat sederhana disekitar mereka. Seswa berdiskusi dan mengisi lembar kerja yang sudah 2) Kegiatan Inti Siswa mengamati alat – alat pesawat sederhana yang ditunjukan oleh guru dan selanjutnya guru menjelaskan materi tersebut dan siswa mendengarkan. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa apa kegunaan dari gunting, scop, dan katrol selanjutnya siswa menjawab. Selanjutnya guru menjelaskan tentang bagian – bagian pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyuruh siswa membagi kelompak yang masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa. Setiap kelompok siswa diberikan lembarkerja untuk menggolongkan alat-alat sehari hari yang ternasuk mpesawat sederhana disekitar mereka. Seswa berdiskusi dan mengisi lembar kerja yang sudah

3) Kegiatan akhir Pada akhir kegiatan pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Merefleksikan pembelajaran hari ini dengan memberikan pertanyaan dan bertanya bagaimana perasaan siswa dalam proses pembelajaran dan selanjutnya doa dan salam.

Gambar 4. Guru memulai pembelajaran dengan bernyanyi.

Gambar 5. Guru menunjukan alat-alat pesawat sederhana

Gambar 6. Siswa mengerjakan tugas kelompok.

b. Siklus I pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 6 Juni 2017 dengan materi yang sebelumnya dengan menggunakan metode Mind Mapping. Pembelajaran ini dilakukan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi 2x35, peneliti berperan sebagai guru dan guru kela sebagai observer.

1) Pendahuluan

Peneliti berperan sebagai guru memulai pembelajaran dengan mengkondisikan siswa supaya siap mingikuti proses pembelajaran IPA. Guru menyuruk ketua kelas untuk memimpin doa selanjutnya guru mengabsen kehadiran siswa. Guru bertanya kepada siswa seputar pengetahuan mengenai pembelajaran minggu lalu.

2) Kegiatan inti

Over view dan preview guru menyuruh siswa untuk membuka kembali materi minggu yang lalu tentang materi pesawat sederhana. Guru memberi kesempatan untuk siswa kembali bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Selanjutnya guru memberikan penjelasan materi pesawat sederhana dengan menggunakan Mind Mapping di depan kelas. inview guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelopok minggu yang lalu. Guru membagikan setiap kelompok bendan yang Over view dan preview guru menyuruh siswa untuk membuka kembali materi minggu yang lalu tentang materi pesawat sederhana. Guru memberi kesempatan untuk siswa kembali bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Selanjutnya guru memberikan penjelasan materi pesawat sederhana dengan menggunakan Mind Mapping di depan kelas. inview guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelopok minggu yang lalu. Guru membagikan setiap kelompok bendan yang

(a) Tahap pertama, guru memberi kesempatan siswa untuk membaca sekilas materi yang telah dijelaskan guru pada saat awal kegiatan pembelajaran. Tahap ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi secara rinci guna mempermudah dalam pembuatan Mind Mapping . Pada tahap ini sebagian siswa masih tampak tidak memanfaatkan waktu yang diberikan guru untuk membaca materi. Masih ada siswa yang mengobrol dengan teman lain, tidak membuka buku yang seharusnya dibaca, dan bermain sendiri

(b) Tahapan kedua guru memberikan batasan waktu kurang lebih 5 menit Untuk siswa melakukan tanya jawab materi secara garis besar. Setelah membaca materi secara sekilas diharapkan siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tanya jawab dilakukan oleh guru dengan menunjuk siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas, namun siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Beberapa siswa berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru walaupun tidak ditunjuk guru.

(c) Tahapan ketiga guru meminta siswa untuk membuat Mind Mapping Secara berkelompok . (d) Tahapan kempat guru memberikan batasan waktu kurang lebih 10

menit saat membuat Mind Mapping saat berkelompok. Guru mereview kepada setiap kelompok untuk maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi kelompok selanjatnya guru memberikan penguatan materi yang sudah dipelajari siswa.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan selanjutnya merefleksikan pembelajaran pada hari ini dengan memberikan pertanyaan bagai mana perasaan siswa lalu diteruskan doa dan salam.

Gambar 7. Guru menjelaskan materi menggunakan metode Mind Mapping

Gambar 8. Siswa membuat Mind Mapping secara berkelompok

c. Siklus I pertemuan 3

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 Juni 2017 pada pertemuan ketiga siswa melakukan tes evaluasi pada siklus I dengan sub yang menjelaskan definisi pesawat sederhana dan jenisnya.

Gambar 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I

3. Pengamatan Siklus I

1. Pengamatan siklus I

Pertemuan 1, secara keseluruhan peneliti sebagai guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai urutan kegiatan pada RPP. Pada kegiatan perencanaan tindakan peneliti dan guru kelas sudah berlatih bersama (coaching) mengenai kesulitan dalam menyampaikan materi. Akan tetapi peneliti berperan sebagai guru masih mengalami kesulitan yaitu dalam proses pembelajaran ada salah satu siswa yang masih berbicara dengan teman sebangkunya. Dan siswa yang kurang berkerja sama dalam kelompoknya. Hal ini peneliti sebagai guru selalu menegur setiap siswanya.

Pertemuan 2, secara keseluruhan guru sudah melaksanakan dengan baik sesuai urutan kegiatan pada RPP. Memasuki kegiatan inti menggunakan tahapan metode Mind Mapping, guru sudah menjelaskan kriteria Mind Mapping yang baik dan tepat agar siswa tidak mengalami kebingungan sepe, namun pada pelaksanaannya masih ada beberapa siswa yang kurang paham dengan penjelasan guru sehingga sesekali masih bertanya kepada guru kelas dan peneliti. Siswa masih nampak kebingungan ketika menganalisis materi yang akan dibuat dalam bentuk Mind Mapping.

Petemuan 1dan 2, guru telah membimbing, memotivasi, dan mengawasi selama siswa membuat Mind Mapping. Guru menanyakan persepsi dari hasil presentasi siswa tidak mengalami kebingungaan terkait materi yang telah dipelajari. Guru mereview materi dan kegitan pembelajaran secara garis besar dengan bantuan Mind Mapping. Siswa diberikan pengutan dan motivasi dari guru. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya menganai materi yang belum dipahami. Untuk pertemuan ke 3 siswa mengerjakan tes evalusi pada siklus I.

2. Pengamatan hasil prodruk Mind Mapping siklus I

a) Pengamatan terhadap hasil produk mind mapping pertemuan 1dan 2

Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 1 yaitu penggunaan kertas, menunjukan bahwa siswa membuat Mind Mapping dengan penggunaan kertas polos dengan orientasi landscape. Hal ini menunjukkan peningkatan dari pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan sebelumnya masih ada siswa yang menggambar Mind Mapping dengan orientasi potrait. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kirteria 2 yaitu kedalaman materi, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mencantumkan banyak konten pada Mind Mapping yang dibuat namun masih kurang mengembangkan ide menjadi materi yang lebih mendalam.

Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 3 yaitu kata kunci, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menuliskan kata kunci, sehingga siswa masih menuliskannya dalam bentuk kalimat. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 4 yaitu warna, menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam penggunaan warna namun Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 3 yaitu kata kunci, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menuliskan kata kunci, sehingga siswa masih menuliskannya dalam bentuk kalimat. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 4 yaitu warna, menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam penggunaan warna namun

Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 6 yaitu cabang, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum jelas mengenai kriteria cabang yang baik pada Mind Mapping.

Gambar 10 Hasil produk Mind Mapping pertemuan 1dan 2

Gambar .11 hasil produk Mind Mapping pertemuan 1dan 2

Tabel 7. Hasil Penilaian Produk kreativitas Mind Mapping pada siklus I

Skor

Skor Krit Keter No

Nama

Jumlah

krite krite krite krite krite krite Siswa

akhir eria angan ria 1 ria 2 ria 3 ria 4 ria 5 ria 6

Keterangan Kriteria 1 = Penggunaan Kertas Kriteria 2 = Kedalaman Materi Kriteria 3 = Kata Kunci Kriteria 4 = Warna Kriteria 5 = Gambar Kriteria 6 = Cabang

*) Siswa dinyatakan dalam kriteria Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), Sangat Baik (SB) **) Siswa dikatakan berhasil mencapai indikator keberhasilan jika mendapat skor akhir (2,33-3,33) dengan keterangan Berhasil (B) dan Belum Berhasil (BB) berdasarkan table diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan skor produk Mind Mapping yang dihasilkan siswa pada siklus I. siklus I terdapat 19 siswa yang termasuk dalam kriteria hasil Mind Mapping cukup dan 11 siswa yang termasuk dalam kriteria hasil Mind Mapping yang baik .Dilihat dari kemampuan siswadalam mencapai indikator keb erasilan , pada siklus I hanya ada 11 siswa yang memperoleh skor akhir (2,33-3,33) dan dinyatakan berhasil mencapai indicator keberasilan yangtelah ditetapkan, sedangkan ada 19 siswa yang belum berhasil mencapai indicator keberhasilan. Berikut ini hasil persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil mencapai indicator keberhasilan pada siklus I.

Table 8 Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan Produk Mind Mapping pada Siklus I

Keterangan

Frekuensi Pesentase

Siswa yang berhasil mencapai idikator keberhasilan 11 36% produk Mind Mapping Siswa yang berhasil belum mencapai indicator

19 63% keberasilan produk Mind Mapping

Perbandingan persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan siklus I dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini.

Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhsil P Mencapai Indikator Keberhasilan Produk Mind Mapping pada Siklus I

Belum Berhasil

Siklus I

Gambar 12. Diagram perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil mencapai Indikator Keberhasilan Produk Mind Mapping Siklus I

4. Refleksi Siklus I

Refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti bersama guru kelas V melakukan evaluasi terhadap beberapa tindakan yang telah diterapkan dalam proses pembelajaran untuk diperbaiki pada tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil observasi peneliti dan hasil diskusi dengan guru kelas V, ada beberapa hal yang dapat direfleksikan agar pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Mind Mapping di kelas V SD Negeri Klero 2 dapat meningkatkan kreativitas siswa.

Dilihat dari hasil pengamatan, proses pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Klero 02 mengalami peningkatan. Kondisi siswa pada saat pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan di siklus I menunjukkan kreativitas siswa meningkat, terlihat partisipasi dan keantusiasan siswa dalam proses pembuatan Mind Mapping cukup baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang tertarik dengan hal yang baru. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa melakukan kegiatan bertanya, tidak menyerah dalam mengerjakan tugas, tertarik dengan hal yang Dilihat dari hasil pengamatan, proses pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Klero 02 mengalami peningkatan. Kondisi siswa pada saat pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan di siklus I menunjukkan kreativitas siswa meningkat, terlihat partisipasi dan keantusiasan siswa dalam proses pembuatan Mind Mapping cukup baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang tertarik dengan hal yang baru. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa melakukan kegiatan bertanya, tidak menyerah dalam mengerjakan tugas, tertarik dengan hal yang

Hasil penelitian pratindakan siklus I mengalami keberhasilan yaitu 11(36%) menurut indicator keberhasilan yang ditetapkan, penelitan ini dikatakan berhasil jika sukurang-kurangnya ≥70% siswa memperoleh skor akhir (2,33-3,33) . Skor akhir tersebut termasuk dalam kriteria baik. Oleh karena itu, penelitian tindakan siklus I dinyatakan belum berhasil sehingga perlu dilanjutkan penelitian tindakan siklus II. Hal tersebut dikarenakan guru dalam mengelola kelas kurang optimal dan guru belum sepenuhnya mampu menguasai metode Mind Mapping pada pembelajaran IPA. Berikut kendala- kendala selama siklus I disertaidengan rencana perbaikan untuk pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Tabel 9. Kendala pada Siklus I dan Rencana Perbaikan Untuk Pembelajaran Pertemuan Berikutnya.

No Kendala Penelitian Siklus I Rencana Perbaikan Pada Siklus I

1 Guru kurang mengendalikan siswa Guru lebih tegas ketika menegur siswa saat

yang mengobrol dengan siswa lain saat pembelajaran, masih ada beberapa proses pembelajaran berlangsung agar siswa

kembali fokus pada mengobrol dengan teman sebangku pembelajaran. saat

yang siswa

proses

pembelajaran berlangsung sehingga menimbulkan suasana yang kurang kondusif dikelas 2 Tahapan yang dilakukan guru dalam Guru menjelaskan secara lebih jelas kegiatan

dan rinci mengenai langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode maupun kriteria Mind Mapping yang Mind

Mapping baik kepada siswa, sehingga seluruh masih kurang maksimal, guru kurang siswa tidak mengalami kebingungan mejelaskan secara lebih rinci pada dalam proses pembuatan Mind siswa kegiatan yang harus dilakukan Mapping siswa, sehingga masih ada beberapa siswa yang belum mampu membuat Mind Mapping sesuai dengan kriteria yang diharapkan 3 Siswa mengalami kesulitan dalam Guru memberikan bimbingan kepada Mapping baik kepada siswa, sehingga seluruh masih kurang maksimal, guru kurang siswa tidak mengalami kebingungan mejelaskan secara lebih rinci pada dalam proses pembuatan Mind siswa kegiatan yang harus dilakukan Mapping siswa, sehingga masih ada beberapa siswa yang belum mampu membuat Mind Mapping sesuai dengan kriteria yang diharapkan 3 Siswa mengalami kesulitan dalam Guru memberikan bimbingan kepada

informasi yang dibandingkan

masih

rendah

bila memperhatikan

berkaitan memiliki warna yang sama. dengan

Guru Gambar yang dimunculkan juga memberikan bimbingan kepada siswa hendaknya sesuai dengan ide sentral yang mengalami kesulitan dalam yang dibahas penggunaan warna dan gambar saat proses pembuatan Mind Mapping, guru juga selalu mengingatkan siswa untuk memperhatikan informasi yang berkaitan memiliki warna yang sama. Gambar yang dimunculkan juga hendaknya sesuai dengan ide sentra 4 Saat presentasi berlangsung, masih Guru harus memberikan nasehat pada terdapat

kriteria

lain.

siswa yang tidak memperhatikan dan beberapa

tidak meminta siswa untuk memberikan memperhatikan, mengobrol dengan tanggapan hasil produk Mind Mapping siswa lain dan tidak menanggapi yang sedang dipresentasikan siswa di presentasi siswa di depan kelas.

siswa

yang

depan kelas.

b . Siklus II

1) Perencanaan Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I yang belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Siklus II juga dirancang pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping pada pembelajaran IPA. Perbedaan siklus I dan II adalah pelaksanaan pada tiap tahapan tindakan. Hal ini berdasarkan pertimbangan hasil refleksi pada siklus I. Perbaikan siklus I yang akan dilaksanakan pada siklus II yang pertama adalah guru lebih tegas ketika menegur siswa yang mengobrol dengan siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung agar siswa kembali fokus pada pembelajaran. Kedua, guru menjelaskan secara lebih jelas dan rinci mengenai langkahlangkah maupun kriteria Mind Mapping yang baik kepada siswa, sehingga seluruh siswa tidak mengalami kebingungan dalam proses pembuatan Mind Mapping. Ketiga, guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam penggunaan warna dan gambar saat proses pembuatan Mind Mapping, guru juga Tindakan siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I yang belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Siklus II juga dirancang pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping pada pembelajaran IPA. Perbedaan siklus I dan II adalah pelaksanaan pada tiap tahapan tindakan. Hal ini berdasarkan pertimbangan hasil refleksi pada siklus I. Perbaikan siklus I yang akan dilaksanakan pada siklus II yang pertama adalah guru lebih tegas ketika menegur siswa yang mengobrol dengan siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung agar siswa kembali fokus pada pembelajaran. Kedua, guru menjelaskan secara lebih jelas dan rinci mengenai langkahlangkah maupun kriteria Mind Mapping yang baik kepada siswa, sehingga seluruh siswa tidak mengalami kebingungan dalam proses pembuatan Mind Mapping. Ketiga, guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam penggunaan warna dan gambar saat proses pembuatan Mind Mapping, guru juga

Perencanaan tindakan siklus II sama dengan perencanaan tindakan siklus I yaitu peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi untuk mengamati kreativitas siswa, lembar penilaian produk Mind Mapping siswa, dan lembar aktivitas guru selama proses pembelajaran. Siklus II dimulai dengan membuat RPP untuk meteri jenis- jenis pesawat sederhana. Siklus

II direncanakan tika kali pertemuan untuk yang pertemuan ketiga mengerjakan tes evaluasi siklus II.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

b) Siklus II pertemuan ke I

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 8 juni 2017 dengan materi pesawat sederhana. Pembelajaran ini dilaksanakan pada jam pertamadan jam kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Peneliti berperan sebagai guru sedangkan guru kelas sebagai observer kegiatan pembelajaran.

(1) Kegiatan awal Guru mengkondisikan siswa supaya siap mengikuti pembelajaran IPA. Selanjutnya guru memulai pembelajaran dengan salam dan doa. Kemudian guru mempresensi kehadiran siswa .selanjutnya guru memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi bersama lagu” pesawat sederhana “. Guru menyampaikan materi pesawat sederhana dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa.

(2) Kegiatan inti Overveiw dan preview guru meminta siswa membuka kembali materi yang lalu dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya (2) Kegiatan inti Overveiw dan preview guru meminta siswa membuka kembali materi yang lalu dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

buku dan lks. - Guru meberikan tatasan waktu untuk siswa membaca buku dan lks dengan waktu 5 menit. - Selanjutnya siswa membuat Mind Mapping secara individu. - Guru memberikan batasan waktu kurang lebih 10 menit saat membuat

Mind Mapping. Review guru meminta secara individu untuk mempresentasikan hasilnya didepan kelas dan siswa lain menanggapinya.

(3) Kegiatan penutup Pada akhir kegiatan pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Merefleksikan pembelajaran hari ini dengan memberikan pertanyaan dan bertanya bagaimana perasaan siswa dalam proses pembelajaran.

Gambar 13. Proses pembuatan secara individu.

c. Siklus II pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 9 Juni 2017 dengan materi yang sebelumnya dengan menggunakan metode Mind Mapping. Pembelajaran ini dilakukan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi 2x35, peneliti berperan sebagai guru dan guru kela sebagai observer.

1. Pendahuluan Peneliti berperan sebagai guru memulai pembelajaran dengan mengkondisikan siswa supaya siap mingikuti proses pembelajaran IPA. Guru menyuruk ketua kelas untuk memimpin doa selanjutnya guru mengabsen kehadiran siswa. Guru bertanya kepada siswa seputar pengetahuan mengenai pembelajaran minggu lalu.

2. Kegiatan inti Over view dan preview guru menyuruh siswa untuk membuka kembali materi minggu yang lalu tentang materi pesawat sederhana. Guru memberi kesempatan untuk siswa kembali bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Selanjutnya guru memberikan penjelasan materi pesawat sederhana dengan menggunakan Mind Mapping di depan kelas. inview guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelopok minggu yang lalu. Guru membagikan setiap kelompok bendan yang akan di buat Mind Mapping yaitu asturo,spidol, lem dan gambar – gambar untuk membuat Mind Mapping. Selanjutnya guru 2. Kegiatan inti Over view dan preview guru menyuruh siswa untuk membuka kembali materi minggu yang lalu tentang materi pesawat sederhana. Guru memberi kesempatan untuk siswa kembali bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Selanjutnya guru memberikan penjelasan materi pesawat sederhana dengan menggunakan Mind Mapping di depan kelas. inview guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelopok minggu yang lalu. Guru membagikan setiap kelompok bendan yang akan di buat Mind Mapping yaitu asturo,spidol, lem dan gambar – gambar untuk membuat Mind Mapping. Selanjutnya guru

(a) Tahap pertama, guru memberi kesempatan siswa untuk membaca sekilas materi yang telah dijelaskan guru pada saat awal kegiatan pembelajaran. Tahap ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi secara rinci guna mempermudah dalam pembuatan Mind Mapping . Pada tahap ini sebagian siswa masih tampak tidak memanfaatkan waktu yang diberikan guru untuk membaca materi. Masih ada siswa yang mengobrol dengan teman lain, tidak membuka buku yang seharusnya dibaca, dan bermain sendiri

(b) Tahapan kedua guru memberikan batasan waktu kurang lebih 5 menit Untuk siswa melakukan tanya jawab materi secara garis besar. Setelah membaca materi secara sekilas diharapkan siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tanya jawab dilakukan oleh guru dengan menunjuk siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas, namun siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Beberapa siswa berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru walaupun tidak ditunjuk guru.

(c) Tahapan ketiga guru meminta siswa untuk membuat Mind Mapping secara berkelompok. (d) Tahapan kempat guru memberikan batasan waktu kurang lebih 10 menit saat membuat Mind Mapping saat berkelompok. Guru mereview kepada setiap kelompok untuk maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi kelompok selanjatnya guru memberikan penguatan materi yang sudah dipelajari siswa.

3. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan selanjutnya merefleksikan pembelajaran pada hari ini dengan memberikan pertanyaan bagai mana perasaan siswa lalu diteruskan doa dan salam.

Gambar 14. Guru menjelaskan materi menggunakan metode Mind Mapping

Gambar 15. Siswa membuat Mind Mapping secara berkelompok

d. Siklus I pertemuan 3

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 9 Juni 2017 pada pertemuan ketiga siswa melakukan tes evaluasi pada siklus I dengan sub yang menjelaskan definisi pesawat sederhana dan jenisnya.

Gambar 16. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II

3) Pengamatan Siklus II

a. Pengamatan guru siklus II

Pengamatan siklus II pertemuan 1sampai 3 ,secara keseluruhan guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesua RPP. Guru sudah menguasai penuh metode Mind Mapping. Guru memulai pemebelajaran dengan salam dan doa kemudian dilanjutkan dengan apersepsi. Setelah menyampaikan apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru lebih tegas menegur siswa yang mengobrol dengan siswa lain dan tidak memperhatikan saat proses pembelajran. Suasana pembelajaran di kelas tampak kondusif. Memasuki pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping, menjelaskan kriteria Mind Mapping yang baik secara jelas dan lebih detail sehingga mudah dipahami siswa. Guru jugaaktif berkeliling untuk mengawasi siswa dalam pembuatan Mind Mapping. Guru juga meminta siswa untuk tidak mengganggu siswa lain yang sedang mengerjakan tugas, sehingga siswa tetap fakus pada pekerjaaan tersebut.

Siklus II guru telah membmbing siswa dalam proses pembuatan Mind Mapping dengan baik. Guru juga sudah lebih tegas ketika menegur siswa yang mengobrol dengan siswa lain. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa saat pembuatan Mind Mapping. Guru memberikan pujian kepada siswa yang telah dapat membuat Mind Mapping dengan baik. Siswa juga telah memperhatikan ketika ada siswa lain yang sedang mempresentasikan hasil produk Mind Mapping yang dibuat. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah Siklus II guru telah membmbing siswa dalam proses pembuatan Mind Mapping dengan baik. Guru juga sudah lebih tegas ketika menegur siswa yang mengobrol dengan siswa lain. Guru berkeliling memantau pekerjaan siswa saat pembuatan Mind Mapping. Guru memberikan pujian kepada siswa yang telah dapat membuat Mind Mapping dengan baik. Siswa juga telah memperhatikan ketika ada siswa lain yang sedang mempresentasikan hasil produk Mind Mapping yang dibuat. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah

b) Pengamatan Hasil produk mind mapping siswa siklus II

1. Pengamatan terhadap hasil produk Mind Mapping siswa pertemuan 1dan 2

Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 1 yaitu penggunaan kertas, menunjukan bahwa siswa membuat Mind Mapping dengan penggunaan kertas polos dengan orientasi landscape. Hal ini menunjukkan peningkatan dari pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan sebelumnya masih ada siswa yang menggambar Mind Mapping dengan orientasi potrait. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kirteria yaitu kedalaman materi, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mencantumkan banyak konten pada Mind Mapping yang dibuat namun masih kurang mengembangkan ide menjadi materi yang lebih mendalam.

Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 3 yaitu kata kunci, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menuliskan kata kunci, sehingga siswa masih menuliskannya dalam bentuk kalimat. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 4 yaitu warna, menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam penggunaan warna namun masih membutuhkan bimbingan guru, terkadang siswa masih bertanya kepada guru mengenai penggunanan warna pada informasi atau ide yang memiliki kaitan erat. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria 5 yaitu gambar, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah berusaha memunculkan gambar sesuai dengan ide Mind Mapping yang dibuat. Hasil pengamatan terhadap produk Mind Mapping pada kriteria yaitu cabang, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum jelas mengenai kriteria cabang yang baik pada Mind Mapping.

Gambar 17. Hasil dari produk Mind Mapping siklus II

Gambar 18 . Hasil dari produk Mind Mapping siklus II

Gambar 19 . Hasil dari produk Mind Mapping siklus II Data hasil observasi terhadap produk Mind Mapping siswa pada siklus II menunjukkan bahwa skor akhir penilaian produk Mind Mapping siswa meningkat. Rata-rata indikator keberhasilan pada siklus II sudah terpenuhi. Indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu ≥70% siswa memperoleh skor akhir (2,33-3,33) dengan kriteria baik. Secara lebih rinci peningkatan hasil produk Mind Mapping siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah

Tabel 10. Hasil Penilaian Produk kreativitas Mind Mapping pada siklus II

Skor

No Nama

Skor Krite Ketera Siswa

Jumlah

krite

akhir ria ngan ria 1

krite

krite

krite

krite

krite

skor

ria 2

ria 3

ria 4

ria 5

ria 6

1 BGS 4 4 4 4 4 4 24 4 B SB 2 LIK

1 1 3 1 2 1 9 1.5 C BB 3 NZL

3 2 1 0 3 3 12 2 B B 4 RB

3 4 3 3 4 4 21 3.5 B SB 5 ADL

1 0 3 3 4 4 15 2.5 B B 6 ANG

4 3 3 3 4 4 21 3.5 B SB 7 ALF

2 3 3 2 4 4 18 3 B SB 8 SDN

4 4 4 4 4 4 24 4 B SB 9 BD 0 3 2 3 2 2 12 2 C B 10 CTN

3 3 4 3 4 4 21 3.5 B SB 11 DW

1 1 2 0 1 1 6 1 C B 12 DN

2 3 3 4 3 0 15 2.5 B B 13 DWI

3 3 4 3 4 4 21 3.5 B SB 14 DYH

2 3 3 3 4 3 18 3 B SB 15 RCH

4 4 4 4 4 4 24 4 B SB 16 HLM

3 3 4 3 4 4 21 3.5 B SB 17 HFS

2 4 3 2 3 4 18 3 B SB 18 FUZ

4 4 4 4 4 4 24 4 B SB 19 RTN

2 3 3 4 3 3 18 3 B SB 20 RCK

2 3 3 3 0 4 15 2.5 B B 21 FUZ

0 4 4 3 3 4 18 3 B SB 22 RTN

2 0 2 2 0 0 6 1 C BB 23 RCK

2 4 4 4 3 4 21 3.5 B SB 24 RS

4 3 3 3 4 4 21 3.5 B SB 25 RHD

4 4 4 4 4 4 24 4 B SB 26 TVS

2 3 3 2 2 3 15 2.5 B B 27 TR

2 3 3 3 4 3 18 3 B SB 28 YSF

4 4 4 4 4 4 24 4 B SB 29 AND

3 3 0 4 4 4 18 3 B SB 30 SPT

4 3 3 3 4 4 21 3.5 B BB

Jumlah

Rata-rata

Tertinggi

Terendah

Keterangan : Kriteria 1 = Penggunaan Kertas Kriteria 2 = Kedalaman Materi Kriteria 3 = Kata Kunci Kriteria 4 = Warna Kriteria 5 = Gambar Kriteria 6 = Cabang

*) Siswa dalam kriteria Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), Sangat Baik (SB) **) Siswa dikatakan berhasil mencapai indikator keberhasilan jika mendapat skor

akhir (2,33-3,330) dengan keterangan Berhasil (B) dan Belum Berhasil (BB) .

Berdasarkan table diatas telah terjadi peningkatan skor akhir hasil produk Mind Mapping Siswa pada siklus II terdapat 3 siswa termasuk dalam kriteria kurang kreatif, 6 siswa termasuk dalam kriteria cukup kreatif, dan 21 siswa termasuk dalam kriteria baik . Dilihat dari kemampuan siswa dalam mencapai indicator keberhasilan pada siklus II yaitu 21 siswa yang memperoleh skor (2,33-3,33) dan dinyatakan berhasil mencapai indicator keberhasilan, sedangkan siswa yang belumberhasil sebanyak 9 siswa. Berikut persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil mencapai indicator keberhasilan pada siklus II. Tabel 11. Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan pada Siklus II

Keterangan

frekuensi Presentase

Siswa yang berhasil mencapai indicator 21 70% keberhasilan Siswa yang belum berhasil mencapai indicator

9 30% keberhasilan Berikut tabel perbandingan persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan dari siklus I sampai siklus II.

Tabel 12. Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dari Siklus I sampai Siklus II

Keterang

Siklus 1

Siklus II

Siswa yang berhasil mencapai

21 70% Indicator keberhasilan siswa

yang belum

berhasil mencapai indicator keberhasilan

Perbandingan persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan dari siklus I sampai siklus II ditunjukkan dalam diagram di bawah ini.

Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhsil Mencapai Indikator Keberhasilan Produk Mind Mapping pada Siklus I

Belum Berhasil

e Siklus I

Siklus II

Gambar 20. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dari Siklus 1 sampai siklus II

4) Refleksi siklus II

Secara umum pelaksanaan tindakan siklus II tidak mengalami kendala yang serius. Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan dari siklus I. Perbaikan yang diterapkan pada siklus II antara lain guru lebih tegas ketika memberi memberi teguran pada siswa yang mengobrol dengan siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung agar siswa kembali fokus pada pembelajaran. Guru Secara umum pelaksanaan tindakan siklus II tidak mengalami kendala yang serius. Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan dari siklus I. Perbaikan yang diterapkan pada siklus II antara lain guru lebih tegas ketika memberi memberi teguran pada siswa yang mengobrol dengan siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung agar siswa kembali fokus pada pembelajaran. Guru

Berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti, penelitian ini dikatakan berhasil jika sekurangkurangnya ≥70% siswa memperoleh skor akhir (2,33-3,33). Skor akhir tersebut termasuk dalam kriteria baik. Hasil penelitian siklus

II menunjukan bahwa 21 (70%) siswa yang berhasil mencapai indicator keberhasilan peneliti. Peningkatan kreativitas siswa pada setiap siklusnya sesuai dengan pendapat Utami Munandar dalam Ahmad Susanto (2011:128) yaitu kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri kreatif, dan dengan dorongan untuk berbuat kreatif maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Guru hendaknya menghargai produk kreatif siswa yang mengkomunikasikannya kepada orang lain , misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya siswa sehingga dapat menggugah minat siswa untuk mengembangkan daya kreatifnya. Melalui kegiatan yang berfokus pada kreativitas, siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi juga berusaha mencari tahu dan terlibat aktif di dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif memiliki ciri-ciri afektif yaitu memiliki rasa ingin tahu, sifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, berani mengambil risiko, dan dapat menghargai orang lain. Teori di atas sudah diterapkan dalam penelitian tindakan siklus II dan terbukti dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menghasilkan produk Mind Mapping pada setiap siklus . Oleh sebab itu, penelitian tindakan kelas siklus II ini dinyatakan berhasil sehingga tidak diperlukan penelitian tindakan lanjutan.

4.2. Pembahasan Hasil Henelitian

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Mind Mapping secara keseluruhan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. Kreativitas pada intinya adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya (Supriadi dalam Ahmad Susanto, 2011:114). Menurut Slameto (2003:2), belajar secara psikologis diartikan sebagai suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang telah ada sebelumnya baik berupa gagasan atau karya sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.

Pada proses pembelajaran, siswa tidak merasa bosan karena kegiatan pembelajaran melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa senang. Materi yang disampaikan menggunakan metode Mind Mapping menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa. Peneliti berpera sebagai guru dalam penelitian ini berusaha menerapkan metode Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa. Terbukti bahwa kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil pengamatan secara keseluruhan pada setiap siklus terlihat bahwa selama penelitian berlangsung siswa di kelas V SD Negeri Klero 02 dalam pembelajaran IPA semakin kreatif. Selain itu melalui kegiatan ini siswa dilatih untuk mengembangkan cara berpikir, rasa ingin tahu, dan menghargai orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, peranan metode Mind Mapping dalam pembelajaran yaitu melibatkan siswa dalam pembelajaran yang difokuskan pada pengembangan berpikir kreatif siswa. Pada proses pembelajaran yang kreatif, peneliti berperan guru mendorong siswa untuk mampu mengembangkan pola berpikir siswa sehingga siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, merencanakan hal yang akan Berdasarkan penjelasan di atas, peranan metode Mind Mapping dalam pembelajaran yaitu melibatkan siswa dalam pembelajaran yang difokuskan pada pengembangan berpikir kreatif siswa. Pada proses pembelajaran yang kreatif, peneliti berperan guru mendorong siswa untuk mampu mengembangkan pola berpikir siswa sehingga siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, merencanakan hal yang akan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok bagi Siswa Kelas V SD Negeri 2 Mojoteng

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok bagi Siswa Kelas V SD Negeri 2 Mojoteng

0 35 59

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Pencapaian Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Dabin II Penawangan Semester

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Pencapaian Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Dabin II Penawangan Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Pencapaian Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Dabin II Penawangan Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 0 17

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian Jenis Kelamin Nama SD SD N Watupawon (Kelas Eksperimen) SD N 2 Leyangan (Kelas Kontrol)

0 0 16

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PENCAPAIAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD DABIN II PENAWANGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014 2015 SKRIPSI

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Pencapaian Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Dabin II Penawangan Semester II Tahun Pelajaran 2014/ 2015

0 1 71

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 27

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 20172018 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. 3.3 Waktu Penelitian

0 0 12