BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Vertical Garden - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Evaluasi Vertical Garden Bertema “Golden Year” = Design and Evaluation of “Golden Year” Themed Vertical Garde

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Vertical Garden

  Vertical Garden menurut sejarahnya pertama kali dibuat oleh Raja

  Nebukadnezar II pada abad 500 SM dengan konsep taman gantung atau lebih dikenal dengan nama The Hanging Gardens of Babylon (Timur & Karaca, 2013). Setelah itu Bangsa Romawi menanam anggur dengan cara menggantungnya pada tralis taman dan dinding - dinding rumah. Pada tahun 1920-an Inggris dan tralis dan dinding – dinding rumah, setelah itu pada tahun 1988 mulai diperkenalkan konsep stainless steel cable system for green facades. Pada tahun 1990-an konsep cable and wire-rope net systems and modular trellis panel

  

systems mulai masuk ke dataran Amerika Utara. Di tahun 1994 Patrick Blanch

  seorang ahli botani dari Prancis membuat taman vertikal yang menutupi permukaan dinding Rue d‟Alsace di Paris, Prancis. Hal ini dikarenakan semakin sempitnya lahan karena semakin maraknya pembangunan yang ada di kota Paris, Prancis (Timur & Karaca, 2013). Sejak itulah vertical garden atau taman vertikal mulai diminati dunia dikarenakan semakin sempitnya lahan yang ada.

  Taman vertikal atau vertical garden adalah penanaman yang dilakukan pada struktur vertikal seperti tanggul atau dinding penahan (retaining wall ) (Arifin et al, 2009). Vertical garden dibagi menjadi dua jenis yaitu green facades dan living

  walls . Dua jenis vertical garden ini dibedakan berdasarkan elemen

  • – elemen yang digunakan dalam perancangannya.(Gren roof organization, 2008).

  Blanc (2008), menyatakan bahwa vertical garden atau vertical greenery merupakan tanaman yang disusun secara vertikal dan dapat menciptakan iklim mikro yang spesifik di sekitarnya, karena tanaman berperan penting dalam keseimbangan lingkungan. Tanaman dapat menyediakan ruang yang sejuk dan kaya oksigen untuk manusia. Dalam arti lain vertical garden merupakan suatu gagasan memindahkan efek natural ke dalam sebuah lingkungan perkotaan.

  Jenis yang pertama adalah green facades, merupakan jenis taman vertikal yang menggunakan tanaman rambat sebagai media utama penghijauan, dan dibiarkan tumbuh merambat pada suatu bidang dinding. Taman vertikal jenis ini lebih sederhana, baik dalam proses pembuatan maupun kesan yang dihasilkan. Jenis taman vertikal ini sangat banyak digunakan sebagai salah satu elemen hijau yang menyatu dengan kebanyakan bangunan yang memiliki desain yang relatif „bersih‟, dalam pengertian tidak banyak menggunakan elemen ornamen arsitektural, atau yang lebih sering disebut „minimalis‟. Ada 3 sistem dalam pembuatan green facades : 1.

  Modular trellis panel : sistem ini menggunakan blok bangunan padat dengan merambat).

  2. Grid system and wire : sistem ini menggunakan kawat dan tali sebagai alat bantu dalam memberi jalur pada tanaman yang akan ditanam di taman vertikal.

  3. Rope net system : sistem ini menggunakan tali yang dikaitkan sepeti jaring – jaring sebagai penyangga tanaman.

  (Thompson & Sorvig, 2000) Jenis yang kedua adalah living walls, merupakan jenis taman vertikal yang terdiri dari dinding yang diberikan media tanam untuk tempat tanaman dapat berdiri dan tumbuh secara vertikal (90 derajat). Biasanya jenis taman ini membutuhkan persiapan dan komponen-komponen penyusun yang lebih detail, seperti rangka (frame) media tanam, kantung-kantung berisi media tanam, serta sistem irigasi / pemupukan. Living walls dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik, baik pola tanaman yang akan ditanam pada dinding, maupun jenis-jenis tanaman yang ingin ditanam pada taman vertikal ini. Living wall memerlukan perlindungan lebih karena keragaman dan kepadatan tanaman yang digunakan. Jenis tanaman yang dapat digunakan pada sistem living wall lebih beragam jika dibandingkan green facades (tidak hanya tanaman merambat) (Yeh, 2012)

  Sistem pada living wall dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Landscape walls : sistem ini merupakan dinding taman vertikal yang berevolusi dari dinding tanggul yang ditanami oleh tanaman hias. Strukturnya miring sedangkan materialnya menggunnakan beton dengan ruang

  • – ruang untuk media tanam.

  2. Vegetated mat walls : sistem vertical ini dapat juga disebut “the mur vegetal”.

  Sistem ini merupakan vertical garden modern yang dipopulerkan oleh Patrick Blanc. Vegetated Mat Walls menggunakan 2 lapis karpet sintesis yang biasa disebut Geotextile. Geotextile di beri kantung

  • – kantung sebagai tempat untuk tanaman yang ditanam. Frame nya menggunakan baja ringan dan juga plastik

  polycarbonat . Perawatan yang digunakan untuk vertical garden jenis ini menggunakan sistem irigasi otomati dan juga pemupukan secara berkala.

  3. Modular Living Walls : Sistem vertical garden ini menggunakan sistem yang dengan plastik yang berbentuk kolom – kolom sebagai tempat tanaman untuk bertumbuh (Kohler, 2008)

  Aplikasi vertical garden memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Menambah nilai estetika : Tanaman merupakan salah satu “agen” yang dapat digunakan untuk menambah nilai keindahan suatu tempat agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Timur & Karaca, 2013).

  2. Membuat sebuah visual effect : Vertical garden dengan desain yang digunakan dapat membuat sebuah visualisasi object sesuai dengan desainnya (Timur & Karaca, 2013).

  3. Menjadi landmark : Penerapan vertical garden juga memberi dampak sosial agar suatu landmark dapat dikenali oleh masyarakat (Timur & Karaca, 2013).

  4. Menambah keanekaragaman hayati : tanaman yang terdapat pada vertical garden dapat menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Bertambahnya tanaman

  • – yang ada pada vertical garden juga dapat menambah kehadiran organisme organisme pada landscape tersebut (Timur & Karaca, 2013).

  5. Menjadi penahan angin (wind breaker) : Vertical garden dapat digunakan sebagai pemecah angin ataupun penahan angin sebuah lokasi (Timur & Karaca, 2013).

  6. Melindungi dinding bangunan : pemanasan global yang sekarang sedang berlangsung memiliki efek naiknya suhu dari dalam dan luar ruangan. Vertical

  garden pada suatu bangunan dapat menurunkan suhu baik dari dalam ataupun luar ruangan. Vertical garden juga berfungsi untuk melindunngi dinding dari hujan karena air hujan dapat merusak dinding bangunan secara berkala (Timur & Karaca, 2013).

  7. Menurunkan polusi suara : Polusi suara (kebisingan) yang terjadi dikota besar disebabkan oleh kendaraan ataupun pabrik. Media tanam dan tanaman yang digunakan untuk vertical garden dapat mereduksi kebisingan (polusi suara). Menurut Dunnett dan Kingsbury (2004) vertical garden dapat mereduksi suara 5 decible sampai 40 decible.

  8. Menghemat penggunaan air dan untuk konservasi air : Vertical garden dalam perawatannya menggunakan sedikit air karena menggunakan sistem irigasi rumah tangga (Timur & Karaca, 2013).

  9. Mengurangi kadar CO2 dan meningkatkan kadar Oksigen : Tanaman yang ada pada vertical garden memiliki peranan sebagai bio-purifier dan meningkatkan kualitas udara dalam proses biokimia nya, serta mengeliminasi kontaminan yang ada diudara. Tanaman dalam proses fotosintesisnya menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Menurut Erdogan dan Aliasghari Khabbazi (2013) setiap 1 kaki meter persegi vertical garden dapat menyaring udara diluasan 100 kaki meter persegi daerah perkantoran.

10. Menurunkan stress dan menciptakan suasanya yang damai : Menurut

  Gilhooley (2002) pekerja yang bekerja dilingkungan yang terdapat tanamann 12% lebih produktif dan berkurang rasa stresnya.

2.1.2 Prinsip Desain

  Menurut Hakim (1993) terdapat 7 prinsip desain dalam taman atau landscape yang merupakan prosedur teknik dalam mengorganisasi atau tata atur dalam menghasilkan karya desain yang estetika. Prinsip

  • – prinsip desain tersebut meliputi : 1.

  Unity (kesatuan) : Merupakan kerjasama/hubungan yang serasi antara elemen desain ( garis, bentuk, dan warna) untuk menciptakan kesatuan (unifying

  factor ) sebagai unsur pengikat. Syarat untuk menciptakan Unity dengan cara menyederhanakan dan membatasi jumlah elemen yg digunakan serta memperkecil perbedaan - perbedaan unsur dalam komposisi desain.

  2. Balance (keseimbangan) : Prinsip keseimbangan perlu diterapkan dalam mewujudkan desain antara lain dengan memperhatikan ukuran, jumlah, elemen – elemen desain dan tata letak. Keseimbangan diterapkan dengan pola simetris & asimetris. Keseimbangan simetris adalah keseimbangan formal dan lebih mudah dimengerti serta bersifat statis atau pasif . Keseimbangan simetris menimbulkan kesan kaku tetapi agung, impresif, dan artificial. Keseimbangan asimetris adalah keseimbangan informal dan bersifat dinamis atau aktif. Keseimbangan asimetris menimbulkan kesan gerak, 3. Rhythm (irama) : Irama Merupakan susunan (Repetisi, Gradasi, dan

  Sequence ) unsur - unsur desain dalam jarak atau tata letak sehingga

  membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian - bagian yang berbeda.

  • Repetisi merupakan pengulangan yang terstruktur agar tidak mengurangi atau menghilangkan tema.
  • Gradasi memberikan efek pada mata untuk bergerak lebih kuat daripada

  . Contoh gradasi adalah gradasi ketinggian, gradasi warna, dan

  repetisi lain sebagainya.

  • Sequence merupakan suatu penglihatan atau pengalaman yang terus menerus sehingga dapat menciptakan dinamika suatu desain.

  4. Emphasis (dominasi / aksentuasi) : Emphasis dapat disebut juga aksentuasi yang digunakan sebagai focal point (titik pusat perhatian). Aksentuasi ditimbulkan oleh dominansi salah satu unsur (garis, tekstur, dan ukuran) dan tata letak. Aksentuasi diperoleh dengan cara membuat kontras, kejutan, pembeda, dan penekanan sehingga menghasilkan focal point. Fungsi dari adanya aksentuasi dapat menggugah semangat, menghidupkan suasana, memecah monoton atau kejemuan serta memberi variasi. Cara untuk membuat Aksentuasi adalah :

  : mengelompokkan unsur-unsur sejenis (unsur-unsur

  • Pengelompokan sewarna, dan sebentuk)

  : menghadirkan suatu unsur yang berbeda dari unsur

  • Pengecualian lainnya (penempatan bentuk, warna, dan garis).

  : menempatkan aksentuasi sedemikian rupa

  • Arah sehingga unsur yang lain mengarah kepadanya (point interest-center

  point )

  : membuat perbedaan yang mencolok diantara

  • Kontras unsur desain (warna cerah dalam warna gelap, bentuk kecil ditengah bentuk besar, dan lain sebagainya) 5.

  Harmony (keserasian) : Harmony dapat diwujudkan dengan cara menyelaraskan elemen

  • – elemen pendukung dalam membentuk suatu ide
  • – elemen desain yang harmonis dalam tata susunannya menghasilkan ekspresi visual yang dapat mempengaruhi manusia secara psikologis dengan beragam kesan dan penilaian terhadap keindahan.

  6. : Merupakan perbandingan antara bagian Skala dari benda atau elemen

  • – elemen desain. 7. : Merupakan Perbandingan antara benda atau

  Proporsi elemen

  • – elemen desain dengan lingkungannya.

2.1.3 Beberapa Jenis Tanaman Hias Untuk Vertical Garden.

1. Tanaman pangkas kuning (Duranta erecta) Nama lain dari pangkas kuning (Duranta erecta L.) adalah sinyo nakal.

  Tanaman ini merupakan tanaman perdu hias yang biasa ditanam orang sebagai pagar hidup atau komponen taman. Pangkas kuning memiliki beberapa kultivar berupa tanaman pagar atau tanaman pembatas. Kultivar yang memiliki warna daun cerah dikenal sebagai teh-tehan karena menjadi tanaman pangkas seperti di perkebunan teh. Tumbuhan berasal dari Amerika Tengah ini sekarang menyebar di semua tempat tropis, di beberapa tempat bahkan mulai menjadi gulma atau spesies invasif (Australia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan beberapa tempat di Oceania) (Wikipedia, 2016) Klasifikasi: Kerajaan : Plantae

  Ordo : Lamiales Famili : Verbenaceae Genus : Duranta Spesies : Duranta erecta Deskripsi tanaman pangkas kuning:

  1. : berbentuk bulat percabanganya rapat dan kasar serta Batang berwarna putih kehijauan.

  2. : tunggal duduk berhadapan, di ketiak daun tumbuh tunas, Daun helaian daun bentuk oval sampai lonjong, panjang 4-8 cm, lebar 2-3 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan daun menyirip, varietasnya.

  3. : majemuk, bentuk bulir, terletak di ujung batang, muncul Bunga di ketiak daun, panjang mencapai 20 cm, kelopak hijau, bentuk bintang, berlekuk 5, mahkota halus rnengelilingi cawan bunga tempat benang sari dan putik, diameter 2-3 mm, warna putih gading.

  4. : tunggal, bentuk bulat, kulit lunak, diameter 5-8 mm, Buah panjang 3-6 mm, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna oranye.

  5. : berbentuk bulat, keras, diameter 3-5 mm, berwarna putih Biji kehijauan.

  6. : tunggang, berwarna kuning kotor. (Hanum, 2008) Akar 1.

  Tanaman Sambang Colok (Aerva sanguinolenta) Tanaman sambang colok (Aerva sanguinolenta) memiliki beberapa nama yaitu sambang colok (Jawa), ki sambang (Sunda) atau rebha et raedhan (Madura).

  Tinggi tanaman ini berkisar antara tinggi 0,5 - 2 meter. Sambang colok tumbuh liar di halaman dan di ladang-ladang, tanaman ini dapat tumbuh di ketinggian 0 - 1000 meter dari permukaan laut. Penyebarannya terdapat di Afrika, Malaysia, Cina bagian selatan, Filipina, Taiwan bagian selatan dan Indonesia. Di Indonesia penyebarannya terdapat di daerah Jawa dan Madura. Banyak ditanam di halaman- halaman sebagai tanaman hias (Hariana 2008). Klasifikasi

  Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Genus : Aerva Spesies : Aerva sanguinolenta Deskripsi tanaman sambang colok :

  1. : berkayu, bulat, bercabang, beruas, dan berwarna merah Batang keunguan.

  Daun mempunyai pangkal meruncing. Warna daun sambang colok adalah merah keunguan dengan panjang daun sekitar 5-10 cm, lebar 4-9 cm, dan tangkai daun 1- 6 cm. 3. : majemuk berbentuk mangkok di ketiak daun dengan

  Bunga panjang 0,75-10 cm. Bunga tanaman ini berkelamin dua. Mahkota bunga berjumlah lima dengan panjang ± 2 mm, berbulu halus, dan berwarna putih. Buah sambang colok berbentuk pipih hitam dan akar tunggang berwarna merah keunguan (Hariana, 2008).

2. Tanaman Bromelia (Neoregelia spp)

  Nama bromelia diambil dari nama seorang ahli botani asal swedia yaitu Olof Ole Bromell. Tanaman ini berasal dari dataran Amerika Latin yang kemudian banyak dikembangkan di Hawai dan Belanda. Bromelia terdiri atas sekitar 3000 spesies dan ratusan hingga ribuan hibrida. Klasifikasi Kerajaan : Plantae Ordo : Poales Famili : Bromeliaceae Sub famili : Bromelioideae Genus : Bromelia L.

  Subgenus : Neoregelia

  Spesies : Neoregelia spp Secara fisik, bromelia memiliki ciri khas tersendiri yaitu merupakan tanaman yang unik dan berwarna warni, Bunganya mampu bertahan 1

  • – 3 bulan. Tipe daunnya bervariasi, ada yang berbentuk langsing dan memanjang dengan ujung melengkung, berdaun pendek, dan ada pula jenis daun yang berduri, terutama dari jenis Neoregelia. Syarat tumbuh bromelia berada di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan suhu 15˚ - 30˚ Celcius (Agromedia, 2005) 3.

  Tanaman Lili Paris (Chlorophytum comosum).

  Lili paris merupakan tanaman hias berdaun indah yang bentuknya mirip menjulur ke bawah sehingga tanaman ini sering dijadikan tanaman hias dalam pot yang digantung. Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Liliaceae Famili : Anthericaceae Genus : Chlorophytum Spesies : Chlorophytum comosum Secara fisik tanaman lilis paris memiliki akar atau tangkai yang lunak memanjang seperti kawat dan diujungnya keluar tanaman kecil yang serupa dengan tanaman induk yang tergantung indah dan menarik seperti laba - laba yang berayun dibenangnya sehingga disebut juga tanaman laba – laba (Heddy, 1994)

4. Tanaman Brokoli Hias

  Tanaman ini dinamakan Brokoli hias daun kuning (Osmoxylon spp) atau bunga Brokoli, namanya memang mirip dengan sayuran, namun tanaman ini bukanlah termasuk definisi sayuran. Bunga brokoli adalah tanaman semak (Schrubs) pendatang baru di dunia tanaman hias. Brokoli kuning biasanya di letakkan di sekeliling batas area tanam atau yang sering di sebut sebagai ground cover, tanaman border atau papan dasar untuk material pembuatan taman di area landscape. Adapun klasifikasi dari tanaman brokoli hias adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Ordo : Apiales Famili : Araliaceae Sub Famili : Aralioideae Genus : Osmoxylon Spesies : Osmoxylon spp Ciri

  • –ciri brokoli hias adalah sebagai berikut:
    • Tinggi maksimal tanaman sampai 60 cm, dengan diameter tajuk
    • Daun Brokoli kebanyakan berwarna kuning, kadang juga ada yang berwarna hijau.
    • Berbatang lunak dengan akar serabut, daun berbentuk keriting.
    • Habitatnya bisa pada tempat teduh maupun terkena paparan sinar matahari langsung (anonim, 2015) 5.

  Bunga Vinca Tapak Dara adalah tanaman perdu kecil tahunan, berasal dari Amerika

  Tengah. Tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat yang terbuka, tapi tak menutup kemungkinan bisa tumbuh di tempat yang agak terlindung pula. Habitus perdu tumbuh menyamping, Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan,panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek, batang dan daunnya mengandung lateks berwarna putih.Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya berbentuk gilig (silinder), ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji. (Lingga, 2005). Klasifikasi dari tanaman tapak dara adalah :

  Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus Spesies : Catharanthus roseus (Linn) G Don. dapat tumbuh di pinggir sungai, vegetasi savanna dan tempat kering, serta di hutan. Tapak dara merupakan tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap garam sehingga sebagian besar ditemukan di dekat laut tetapi seringkali ditemukan hingga 1500 m di atas permukaan laut. Tapak dara dapat hidup di lingkungan yang tidak terlalu panas. Suhu udara pada malam hari 18-20 0C sedangkan pada siang hari 24- 300C. PH yang diinginkan tapak dara adalah 5,4 - 5,8 (Lingga, 2005).

6. Tanaman Adam Hawa

  Tumbuhan adam hawa (Rhoeo discolor) atau dikenal juga dengan sebutan sosongkokan merupakan tumbuhan suku gawar-gawaran yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, memiliki batang kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Panjang daun lebih dari 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Adapun klasifikasi dari tanaman daun adam hawa (Rhoeo discolor) yaitu : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Commelinales

  Famili : Commelinaceae Genus : Rhoeo Spesies : Rhoeo discolor (Kadir, 2008)

2.1.4. Sistem Perawatan Vertical Garden

  Sistem perawatan vertical garden meliputi pemangkasan tanaman, penyiraman, dan perawatan elemen

  • – elemen keras pada vertical garden.

1. Pemangkasan Tanaman Pemangkasan tanaman dilakukan secara berkala yaitu 1 minggu sekali.

  Penyiraman Tanaman Penyiraman tanaman menggunakan sistem irigasi tetes yang dipasang pada panel vertical garden. Irigasi tetes merupakan metoda pemberian air yang digambarkan sebagai suatu kesinambungan pemberian air dengan debit yang rendah. Sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air, karena dapat meminimumkan kehilangan-kehilangan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan, sehingga memadai untuk diterapkan di daerah pertanian yang mempunyai sumber air yang terbatas. Manfaat dari sistem irigasi tetes antara lain:

   Membasahi tanah dengan maksud air dapat diabsorpsi oleh susunan akar tanaman, sehingga kebutuhan tanaman akan air untuk keperluan pertumbuhannya terpenuhi  Memelihara kelembaban tanah dan udara, yaitu menciptakan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman  Mempermudah pekerjaan pengolahan tanah  Membantu usaha pencucian zat-zat di dalam tanah yang tidak dikehendaki  Membantu proses pemupukan  Mencegah pertumbuhan gulma (Sumarna, 1998)

  Sistem irigasi tetes pada vertical garden ini menggunakan pipa pralon yang disambungkan dengan pompa. Sistem ini berfungsi sebagai penyiraman otomatis tanpa harus menggunakan sistem penyiraman manual.

3. Perawatan Elemen – Elemen Keras

  Elemen

  • – elemen keras seperti kayu pada frame vertical garden,
  • – pompa air, karpet geotextile dan pipa pralon. Perawatan pada elemen elemen keras antara lain :

   Membersihkan frame kayu secara berkala agar terhindar dari pelapukan.  Membersihkan pompa air secara berkala, serta perawatan mekanis agar pompa dapat bekerja dengan baik.  Menyulam karpet geotextile yang sudah rusak.  Membersihkan pipa pralon secara berkala agar tidak terjadi sumbatan pada pipa saat penyiraman.

2.1.5. Evaluasi Vertical Garden

  Perancangan vertical garden bertema “golden year” memerlukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan vertical garden bertema “golden year

  ” yang sudah diaplikasikan. Teknik evaluasi pada vertical garden bertema “golden year” ada bermacam – macam antara lain dengan menggunakan metode Skala likert dan SBE (Scenic Beauty Estimation) 1.

  Skala Likert Skala Likert umumnya digunakan untuk mengukur sikap atau respons seseorang terhadap suatu objek. Pengungkapan sikap dengan menggunakan Skala Likert sangat popular di kalangan para ahli psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini dikarenakan selain praktis, skala likert yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan (Azwar, 1995). Skala likert tepat digunakan untuk mengukur sikap atau respon pengunjung dalam mengevaluasi vertical garden bertema “golden year”.

2. SBE (Scenic Beauty Estimation) Estetika digunakan sebagai dasar dalam kualitas visual (Booth 1983).

  Kualitas estetika merupakan parameter suatu keindahan lanskap. Menurut Daniel dan Boster (1976) keindahan pemandangan lanskap merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting walaupun secara obyektif keindahan pemandangan sulit diukur. Kualitas visual suatu lanskap dapat dinilai dan diukur. Pengukuran kualitas visual bertujuan untuk mengetahui kuantitas dari keindahan suatu lanskap.

2.2 Kerangka Pikir

  Dekorasi atau media untuk ucapan peristiwa

  Kondisi Awal

  ulangtahun ke 50 banyak yang menggunakan karangan bunga papan. Bunga papan relatif cepat rusak sehingga hanya

  Permasalahan sebentar menikmati keindahannya.

  Mencari alternatif pengganti dekorasi atau

  Tindakan

  media untuk ucapan peristiwa ulang tahun ke 50, yaitu dengan: suatu desain dekorasi

  • Merancang berbentuk vertical garden bertema “golden year”.
  • Membangun rancangan menjadi sebuah

  vertical garden bertema”golden year”.

  • Merawat vertical garden bertema”golden

  year ”.

  Mengevaluasi vertical garden bertema “golden

   Evaluasi year

  ”. Evaluasi menggunakan kuesioner, dari aspek fungsi, penerapan prinsip desain, teknis dan nilai estetika.

  Hasil dari evaluasi vertical garden bertema

  SARAN

  “golden year

2.3 Definisi dan Pengukuran Variabel

  Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap penelitian ini, maka dibuat definisi dan pengukuran variabel.

  a) Aspek fungsi vertical garden adalah kegunaan sebuah vertical garden untuk membuat sebuah efek visual, membuat penanda sebuah lokasi, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menjadi pemecah angin. Penilaian terhadap aspek fungsi tersebut dilakukan melalui kuesioner untuk menjaring persepsi pengunjung terhadap beberapa fungsi vertical garden tersebut. Analisis persepsi pengunjung menggunakan metode Skala Likert.

  b) Evaluasi penerapan prinsip desain meliputi kesatuan, keseimbangan, irama, prinsip desain tersebut dilakukan melalui kuesioner untuk menjaring persepsi pengunjung terhadap penerapan prinsip desain dalam rancangan tersebut.

  Analisis persepsi pengunjung menggunakan metode Skala Likert.

  c) Aspek teknis adalah hal – hal yang berkaitan dengan sirkulasi, aksesbilitas, keamanan, keselamatan, ketepatan pemilihan hardscape dan softscape.

  Penilaian terhadap aspek teknis dilakukan melalui kuisioner untuk menjaring persepsi pengunjung terhadap hal tersebut menggunakan metode skala likert dengan penilaian berupa skoring. Untuk evaluasi ketepatan pemilihan vegetasi (softscape) dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter tajuk, dan jumlah tanaman yang mati.

  d) Nilai estetika adalah nilai keindahan dalam suatu obyek landscape yang dievaluasi melalui kuesioner untuk menjaring persepsi pengunjung terhadap estetika vertical garden tersebut. Diukur menggunakan metode scenic beauty estimation .

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Yuridis Putusan Hakim dalam Perkara Perdata tentang Perjanjian Baku: Studi Kasus Putusan MA NO. 560 K/Pdt.Sus/2012

0 0 92

TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA PERDATA TENTANG PERJANJIAN BAKU (STUDI KASUS PUTUSAN MA NO. 560 KPdt.Sus2012)

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara hukum, menurut perspektif keadilan bermartabat, Indonesia - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Nasabah Pengguna E-Banking Menurut Sistem Huku

0 0 10

BAB II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Nasabah Pengguna E-Banking Menurut Sistem Hukum Indonesia dalam Perspektif Keadilan Bermartabat: Putusan N

0 0 64

A. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindakan Polisi dalam Penanganan Praktek Balap Liar di Kecamatan Ambarawa: Studi Kasus di Polsek Ambarawa, Kabupaten Semarang

0 0 13

SURVEI PELAKSANAAN EKSTRA KURIKULER FUTSAL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SEKECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Survei Pelaksanaan Ekstra Kurikuler Futsal di Sekolah Menengah At

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Data Template dengan Melakukan Migrasi Menggunakan Format JSON (JavaScript Object Notations): Studi Kasus PT. Asuransi Sinar Mas, Jakarta

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Monitoring Suhu dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server

0 0 22

BAB III PERANCANGAN SISTEM - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi antar Robot R2C-Warrior Menggunakan UDP (User Datagram Protocol) Multicast

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi antar Robot R2C-Warrior Menggunakan UDP (User Datagram Protocol) Multicast

0 0 13