Pengaruh Letak Geografis terhadap Kerent

TUGAS BESAR BAHASA INDONESIA
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Bahasa Indonesia
( MPK 203 )

Disusun oleh:
Wildansyah Firdaus Adiguna
21040113120045
Informasi Artikel:

Judul: Pengaruh Letak Geografis terhadap Kerentanan Tanah pada Kondisi Jalan Raya di
Kabupaten Grobogan dan Dampaknya terhadap Perekonomian dan Sosial
Kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan.
Jumlah Kata: Kata (Tidak termasuk Abstrak, Judul, dan Daftar Pustaka)
Referencing Style:

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013


Pengaruh Letak Geografis terhadap Kerentanan Tanah pada Kondisi
Jalan Raya di Kabupaten Grobogan dan Dampaknya terhadap
Perekonomian dan Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan.
Wildansyah Firdaus Adiguna
21040113120045
Abstrak
Infrastruktur alan raya merupakan merupakan salah satu prasarana transportasi yang
dapat mempercepat tumbuh kembang suatu wilayah. Kondisi infrastruktur jalan raya yang
baik serta tertata dengan teratur merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
suatu wlayah. Namun, kondisi letak geografis di Kabupaten Grobogan kurang mendukung
terhadap infrastruktu jalan raya di Kabupaten Grobogan. Sehingga, terjadi kerusakan
terhadap infrastruktur jalan raya tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan
serta pemeliharaan prasarana transportasi, agar pembangunan suatu wilayah dan mobilitas
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Jalan di Kabupaten Grobogan mengalami
kerusakan yang cukup parah. Hal ini tentu sangat mengganggu masyarakat serta
perekonomian masyarakat dan daerah. Selain berdampak terhadap perekonomian
masyarakat dan daerah, kerusakan infrastruktur jalan raya juga berdampak terhadap
kehidupan sosial kemasyarakatan Kabupaten Grobogan. Dalam artikel ini akan membahas
tentang kondisi letak geografis Kabupaten Grobogan, pengaruh letak geografis terhadap
kerentanan tanah pada kondisi jalan raya di Kabupaten Grobogan dan dampaknya terhadap

perekonomian dan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan.
Kata Kunci : Jalan, Kerusakan jalan, Kondisi letak geografis, perekonomian, sosial
kemasyarakatan

Pendahuluan
Salah satu faktor untuk dapat meningkatkan perekonomian adalah sarana dan prasarana
angkutan. Pertumbuhan lalu lintas akan terus berlanjut karena meningkatnya kebutuhan
mobilitas yang disebabkan oleh kegiatan ekonomi dan sosial, struktur ruang dan perumahan
serta pola perilaku individu (Masood, Khan dan Naqvi, 2011). Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan infrastruktur jalan raya yang baik. Selain itu, jalan darat memegang peran
penting dalam perekonomian tersebut. Jalan raya merupakan infrastruktur vital dalam sektor
perhubungan darat dan mobilitas penduduk maupun barang. Transportasi darat banyak
digunakan karena lebih murah, terjangkau serta lebih mudah. Sehingga, dengan adanya jalan
dan prasarana pendukungnya, diharapkan mampu menunjang laju perekonomian,
perhubungan dan lain sebagainya. Semakin baik kondisi infrastruktur jalan raya yang ada,
semakin baik roda perekonomian berputar. Panjang jalan yang tersedia juga berpengaruh
terhadap daerah-daerah yang dapat ditempuh yang pada akhirnya juga mendorong
perekonomian semakin meningkat. Karena pentingnya jalan, maka pembangunan serta
pemeliharaan infrastruktur jalan raya sangat diperlukan agar laju pertumbuhan suatu wilayah
dapat berjalan dengan lancar. Namun, tidak jarang beberapa ruas jalan raya mengalami

kerusakan yang dapat mengganggu jalannya pembangunan wilayah.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan (2011), dari seluruh jalan kabupaten
yang ada sepanjang 883,10 kondisinya baik 280,94 km, sedang 292,00 km. Tetapi selain itu
tercatat juga bahwa 178,88 km jalan kabupaten rusak dan 130,27 km rusak berat. Kondisi
jalan yang rusak mayoritas berupa jalan berlubang. Namun, kondisi lain juga berupa material
jalan yang terlepas, jalan bergelombang, bahu jalan longsor, jalan retak, jalan yang tertutup
lumpur serta jalan yang tergenang air.
Dengan kerusakan jalan ini, cukup mengganggu arus lalu lintas perekonomian di
Kabupaten Grobogan. Kerusakan jalan terjadi karena beberapa faktor. Pengaruh kondisi letak

geografis adalah salah satu faktor penyebab rusaknya infrastruktur transportasi di Kabupaten
Grobogan. Pengaruh itu meliputi kondisi tanah di Kabupaten Grobogan yang cenderung
kurang stabil, jenis tanah dan struktur tanah yang kurang baik di Kabupaten Grobogan serta
kerawanan terhadap banjir dampaknya terhadap perekonomian dan sosial kemasyarakatan di
Kabupaten Grobogan.dan kondisi drainase yang kurang tertata dengan baik. Artikel ini akan
membahas tentang kondisi letak geografis Kabupaten Grobogan, pengaruh letak geografis
terhadap kerentanan tanah pada kondisi jalan raya di Kabupaten Grobogan dan
Kondisi Letak Geografis Kabupaten Grobogan
Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu
Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Bagian

tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai besar yang mengalir adalah Kali
Serang dan Kali Lusi. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Grobogan (2011), secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok yaitu :
1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan air
laut dengan kelerengan 0o - 8o meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Gubug,
Tegowanu, Godong, Purwodadi, Grobogan sebelah selatan dan Wirosari sebelah
selatan.
2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 - 100 meter di atas permukaan air
laut dengan kelerengan 8o - 15o meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati,
Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.
3. Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan air
laut dengan kelerengan lebih dari 15o, meliputi wilayah kecamatan yang berada di
sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Grobogan.

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Grobogan terdiri atas tanah aluvial, grumosol,
litosol, mediteran dan regosol (Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan, 2011). Tanah
aluvial terdapat di Kabupaten Grobogan bagian barat. Ciri tanah ini umumnya berdrainase
jelek (PPE Jawa, n.d.). Tanah grumosol terdapat di Kabupaten Grobogan bagian timur jenis
tanah ini lebih mendominasi di Kabupaten Grobogan, tanah grumusol dicirikan oleh tekstur
lempung yang mempunyai sifat kembang kerut sehingga sangat labil untuk melakukan

gerakan (Hertanto, 2010). Tanah litosol terdapat sedikit di Kabupaten Grobogan bagian
utara. Tanah mediteran terletak di bagian utara Kabupaten Grobogan. Tanah regosol terletak
di sebelah selatan Kabupaten Grobogan, karakteristik tanah: akumulasi lempung pada
horizon Bt, horizon E yang tipis, mampu menyediakan dan menampung banyak air, dan
bersifat asam (Hidayat, 2013).
Pengaruh kondisi letak geografis terhadap ketahanan jalan di Kabupaten Grobogan
Jenis tanah dan kondisi tanah yang terdapat pada suatu wilayah memengaruhi kualitas jalan.
Setiap wilayah memiliki jenis dan kondisi tanah yang berbeda. Perbedaan ini turut
memengaruhi pergerakan serta stabilitas tanah. Sebab, semakin padat tanah, maka semakin
tahan pula bangunan diatasnya. Sebaliknya bila jenis tanahnya memiliki sifat rapuh, maka
tanah akan mudah bergerak.
Tanah di Kabupaten Grobogan bersifat labil, hal ini disebabkan karena jenis tanah
yang terdapat di Kabupaten Grobogan. Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Grobogan
didominasi oleh tanah grumosol. Tanah grumosol memiliki tekstur tanah lempung, sehingga
saat kemarau tanah akan mengerut dan menimbulkan rekahan tanah, sedangkan saat musim
penghujan tanah akan kembali seperti semula. Tanah yang memiliki tekstur tanah lempung
memiliki sifat ekspansif. Tanah ekspansif adalah tanah atau batuan yang mempunyai potensi
penyusutan atau pengembangan oleh pengaruh perubahan kadar air (Surat, 2011). Hal ini

akan menimbulkan gerakan tanah yang berpengaruh terhadap konstruksi jalan di atasnya.

Kerusakan jalan akibat tanah ekspansif, antara lain retakan pada bahu jalan, penurunan
permukaan jalan, cembungan pada jalan hingga terjadinya longsor yang mengenai bahu jalan
raya.
Struktur tanah yang tidak baik merupakan salah satu faktor dari kondisi geografis
yang memengaruhi kerusakan jalan di Indonesia. Dengan tidak baiknya tanah, akan
menimbulkan gerakan-gerakan tanah yang dapat menyebabkan pula timbulnya perubahan
pada permukaan tanah. Dengan struktur tanah yang kurang stabil ini, maka resapan air dan
juga ketahanan terhadap gesekan akan relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan tanah yang
memiliki struktur yang baik. Gesekan antara air dan juga bebatuan yang ada di dalam tanah
dapat menimbulkan tanah rusak dan juga bergerak (Ahira, n.d.). Apalagi jika ini ditambah
dengan kemiringan sudut tanah, maka longsor dapat dipastikan akan sangat mudah terjadi.
Kabupaten Grobogan sering terjadi longsor, bahkan tidak jarang longsor juga terjadi
di bahu jalan hingga lebar jalan berkurang akibat terkena longsor. Hal ini mengindikasikan
bahwa Kabupaten Grobogan memiliki struktur tanah yang kurang baik. Namun, tidak semua
tanah yang memiliki struktur yang buruk merupakan penyebab longsor. Hal itu karena hal-hal
lain yang menyebabkan longsor, seperti kelandaian, berat tanah, curah hujan dan juga
kemiringan tanah dapat mempengaruhi terjadinya longsor.
Keadaan drainase, aliran air tanah serta intensitas jalan tergenang oleh air
memengaruhi ketahanan jalan. Intensitas jalan tergenangi oleh air desebabkan oleh kondisi
drainase yang buruk. Semakin lama jalan tergenang oleh air, semakin cepat pula aspal di

permukaan akan terkelupas. Aliran air tanah juga memengaruhi kondisi tanah, sebab semakin
tergerus oleh air maka tanah akan lebih mudah bergerak. Hal ini akan menimbulkan jalan
yang berada di permukaan mengalami perubahan pada permukaannya.

Desain drainase merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam
manajemen air pada konstruksi jalan di atas tanah ekspansif. Baik buruknya kinerja
perkerasan jalan tergantung kepada kondisi drainase permukaan maupun bawah permukaan.
Salah satu faktor yang memicu perubahan volume tanah ekspansif sehingga dapat merusak
lapis perkerasan adalah kurang berfungsinya drainase permukaan (Surat, 2011).
Jenis tanah regosol terdapat di Kabupaten Grobogan, jenis tanah ini memiliki sifat
menampung air. Jadi, jenis tanah ini memiliki dampak buruk terhadap keadaan tanah, sebab
jenis tanah ini tidak dapat menyerap air dengan baik. Sehingga, air di permukaan tanah akan
tetap tergenang dan

air akan lama terserap ke dalam tanah. Bila hal ini terjadi pada

permukaan jalan, jalanan akan tergenang dalam waktu lama dan aspal di permukaan akan
terkelupas sedikit demi sedikit sehingga jalan akan berlubang.
Dampak terhadap Perekonomian dan Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan
Permasalahan transportasi di suatu wilayah akan berdampak terhadap berbagai aspek

yang ada. Transportasi merupakan unsur penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan
dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk yang terjadi dalam
berbagau bidang dan sektor (Kadir, 2006). Penyediaan infrastruktur terhadap suatu wilayah
harus dilaksanakan dengan baik dengan maksud terjadi pembukaan akses dan mendukung
kegiatan produksi, ekonomi, dan sosial yang merupakan komponen penting dalam
pengembangan suatu wilayah. Aspek yang paling terpengaruh oleh adanya permasalahan
tersebut dalam bidang perekonomian, baik perekonomian daerah maupun perekonomian
masyarakat. Transportasi dan ekonomi memiliki hubungan keterkaitan yang jelas. secara luas
transportasi memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi. Transportasi memegang
peranan penting dalam usaha mencapai tujuan-tujuan pengembangan ekonomi tersebut
(Kadir, 2011).

Menurut Nandi dalam Masood, Khan dan Naqvi (2011), Sistem Transportasi Ideal adalah
jaringan transportasi yang aman terintegrasi yang mendukung regenerasi sosial dan ekonomi
dan memastikan akses yang baik untuk semua yang, dioperasikan dengan standar tertinggi
untuk melindungi lingkungan dan menjamin kualitas hidup. Sistem taransportasi yang ideal
dibutuhkan oleh tiap-tiap daerah untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Telah diakui
secara luas bahwa ekonomi dengan jaringan jalan dan komunikasi yang lebih baik
diposisikan lebih menguntungkan dalam hal daya saing secara keseluruhan dibandingkan
dengan negara-negara yang memiliki jaringan yang buruk (Masood, Khan dan Naqvi, 2011).

Menurut Kadir (2006) peran dan pentingnya transportasi dalam kaitannya dengan aspek
ekonomi dan sosial ekonomi yang utama adalah: (a) tersedianya barang (availability of
goods), (b) stabilisasi dan penyamaan harga (stabilization and equalization), (c) penurunan
harga (price reduction), (d) meningkatnya nilai tanah (land value), (e) terjadinya spesialisasi
antar wilayah (territorial division of labor), (f) berkembangnya usaha skala besar (large scale
production), dan (g) terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk (urbanization and
population concentration) dalam kehidupan. Dengan rusaknya infrastruktur jalan raya, maka
mobilitas penduduk dan distribusi barang menjadi terkendala.
Dampak kerusakan infrastruktur jalan raya di Kabupaten Grobogan sangat
memengaruhi perekonomian masyarakat maupun pemerintah daerah dan pembangunan
Kabupaten Grobogan. Dampaknya secara langsung diterima oleh masyarakat, diantaranya
pertumbuhan ekonomi masyarakat yang statis, pendapatan masyarakat menurun serta
melonjaknya harga sejumlah kebutuhan sehari-hari. Pertumbuhan ekonomi yang statis dalam
masyarakat disebabkan karena akses jalan yang buruk sehingga usaha-usaha ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan ekonomi suatu keluarga tidak dapat tercapai dengan baik.
Pendapatan masyarakat yang menurun disebabkan karena dengan akses jalan yang sulit

sehingga mobilitas manusia dan barang terhambat. Dengan terhambatnya mobilitas barang
akibat kesulitan akses berdampak terhadap melonjaknya harga kebutuhan sehari-hari.
Dampak terhadap pemerintah dan pembangunan Kabupaten Grobogan atas

permasalahan tersebut di bidang perekonomian, antara lain tingginya alokasi dana APBD
untuk perbaikan jalan, terhambatnya pembangunan wilayah Grobogan hingga investor yang
enggan menanamkan modal di wilayah Grobogan. Akibat perbaikan jalan yang terus menerus
dilakukan oleh pemerintah daerah membuat anggaran dana dalam APBD Kabupaten
Grobogan. Nurwanto dalam Suara Merdeka oleh Kenedi (2012) mengemukakan untuk
memperbaiki jalan di Grobogan memerlukan biaya sangat besar. Sebab, kondisi dan tanah
tanah di Grobogan cukup labil dan bergerak. Perbaikan harus menggunakan kontruksi beton.
Dampak selanjutnya tentang terhambatnya pembangunan wilayah Kabupaten Grobogan.
Akibat tingginya biaya perbaikan jalan, tentunya hal ini mempengaruhi kondisi finansial
daerah. Sebab, dengan APBD yang berjumlah tak terlalu banyak dan harus dibagi terhadap
berbagai bidang didalamnya maka pembangunan wilayah di Kabupaten Grobogan tidak dapat
terlaksanakan secara optimal. Dengan permasalahan tersebut, akibat infrastruktur jalan yang
buruk menyebabkan investor tidak mau menanamkan modalnya di Kabupaten Grobogan.
Zaenal dalam Suara Merdeka oleh Mulyawan (2005) menilai kerusakan jalan merupakan
salah satu penyebab mengapa investor enggan menanamkan modalnya. Enggannya investor
untuk menanamkan modalnya disebabkan oleh buruknya kondisi jalan raya di Kabupaten
Grobogan, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi dan proses distribusi
barang ke daerah lain serta menambah biaya produksi perusahaan tersebut.
Selain


berdampak

terhadap

permasalahan

transportasi

ini juga

perekonomian
menimbulkan

suatu

wilayah,

dampak

dengan

terhadap

adanya

aspek sosial

kemasyarakatan pada suatu wilayah. Aspek ini meliputi kualitas lingkungan yang dirasakan
oleh masyarakat dan kualitas interaksi kehidupan bermasyarakat yang berdampak pada

kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya kondisi infrastruktur jalan raya yang baik sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat daerah tersebut. Dari segi sosial
masyarakat akan sangat terbantu dalam melaksanakan interaksi sosialnya, baik antar desa
maupun wilayah lainnya sehingga setiap kegiatan yang menyangkut aktivitas sosial lainnya
dapat terlaksana dengan baik. Munculnya nilai-nilai sosial di daerah dengan baik akibat
meningkatnya mobilitas sejak fasilitas regional (mal, taman rekreasi, kawasan industri atau
lokasi produksi) dan peristiwa (olahraga, budaya, pameran) menghasilkan regional atau
bahkan antar regional lalu lintas (Masood, Khan dan Naqvi, 2011).
Dampak kerusakan infrastruktur jalan raya di Kabupaten Grobogan sangat
memengaruhi kondisi masyarakat dalam aspek sosial kemasyarakatan. Dampak tersebut
antara lain terganggunya interaksi antar masyarakat, aktivitas sosial pada masyarakat di
Kabupaten Grobogan sehingga untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Grobogan sulit terlaksana. Dengan sulitnya interaksi antar masyarakat menyebabkan sulit
terjadi peningkatan kehidupan masyarakat yang dinamis di Kabupaten Grobogan. Selain itu,
dampak psikis yang diderita saat masyarakat melakukan perjalanan akibat kondisi
infrastruktur yang buruk adalah pola pikir masyarakat yang mudah tersulut emosi ketika
berkendara. Hal ini disebabkan akibat mereka saling berebut mendapatkan jalan yang rata
dan baik atau karena salah satu pengendara melakukan kesalahan sehingga dianggap
mengakibatkan celaka bagi pengendara yang lain, seperti melakukan pengereman mendadak
sehingga pengendara di belakangnya hampir menabrak atau sudah menbraknya. Dampak lain
yang terjadi di jalanan akibat kondisi jalanan yang buruk antara lain terjadinya peningkatan
angka kecelakaan yang terjadi karena pengendara yang terperosok lubang yang ada di bahu
jalan atau karena licinnya jalan akibat pasir atau lumpur.

Kesimpulan
Keadaan infrastruktur jalan raya di Kabupaten Grobogan terbilang buruk. Kondisi letak
geografis yang terdapat di Kabupaten Grobogan memengaruhi terhadap rusaknya
infrastruktur jalan raya. Kondisi tanah di Kabupaten Grobogan yang cenderung kurang stabil
merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan yang ada di Kabupaten Grobogan. Penyebab
lainnya yaitu jenis tanah yang ekspansif dan struktur tanah di Kabupaten Grobogan yang
cenderung rapuh. Kerawanan terhadap banjir dan kondisi drainase yang kurang tertata dengan
baik juga merupakan penyebab kerusakan infrastruktur jalan raya di Kabupaten Grobogan.
Dengan adanya keadaan infrastruktur jalan raya yang buruk, tentunya berpengaruh
terhadap aspek-aspek lainnya. Dampak yang paling dirasakan akibat kerusakan itu ada pada
sektor perekonomian. Akibatnya yaitu terhambatnya pertumbuhan perekonomian, pendapatan
masyarakat menurun serta melonjaknya harga sejumlah kebutuhan sehari-hari. Dampak lain
yang ditimbulkan karena kerusakan infrastruktur jalan yaitu pada aspek sosial
kemasyarakatan. Dengan adanya permasalahan tersebut, interaksi antar masyarakat sangat
terganggu serta berdampak juga terhadap psikis tiap-tiap individu.
Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan raya, diperlukan adanya

penelitian sehingga diperoleh karakteristik sifat letak geografis yang sesuai dengan
kondisi terkini di Kabupaten Grobogan.
2. Pembangunan infrastruktur jalan raya hendaknya menyesuaikan kondisi letak geografis

Kabupaten Grobogan. Harapannya, dengan penyesuaian pembangunan infrastruktur jalan
raya, keadaan infrastruktur jalan raya juga semakin bertahan lama tidak mudah
mengalami kerusakan.

3. Dengan adanya keadaan infrastruktur jalan raya semakin yang baik, maka kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Grobogan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu,
pembangunan infrastruktur Kabupaten Grobogan supaya dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Selain itu, diperlukan juga pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan
infrastruktur tersebut agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Ahira, Anne. (n.d.) Mengenal Struktur Tanah [online]. Dalam www.anneahira.com/strukturtanah.htm (Diakses pada Jumat, 03 Januari 2014)
Anonim

(2007)

Sekilas

tentang

Purwodadi

Grobogan

[online].

Dalam

kelompoktony.blogspot.com/2007/10/sekilas-tentang-purwodadi-grobogan.html
(Diakses pada Senin, 23 Desember 2013)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Grobogan (2011) Letak Geografis dan
Sumber

Daya

Alam

Kabupaten

Grobogan

[online].

Dalam

bappeda.grobogan.go.id/data-statistik/82-letak-geografis-dan-sumber-daya-alamkabupaten-grobogan.html (Diakses pada Senin, 23 Desember 2013)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan. (2011). Grobogan dalam Angka 2011.
Purwodadi : Prisma Kharisma
Hertanto,

Hendrik

Boby

(2010)

Geomorfologi

Pulau

Jawa

geoenviron.blogspot.com/2011/05/geomorfologi-pulau-jawa.html

[online].
(Diakses

Dalam
pada

Selasa, 24 Desember 2013)
Hidayat, Arif Meftah (2013) Jenis, karakter, Penyebaran, dan Pemanfaatan Tanah untuk
Pertanian [online]. Dalam http://www.anakagronomy.com/2013/03/jenis-karakterpenyebaran-dan.html (Diakses pada Selasa, 24 Desember 2013)

Kadir, Abdul (2006) ‘Transportasi: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi
Nasional’. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Wahana Hijau, Vol. 1,
No. 3.
Kenedi, Dheky (2012) ‘Dari Mana Duit Rp 12 Triliun Itu?’. Suara Merdeka [online], 18
Maret. Dalam www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/03/18/180583/
Dari-Mana-Duit-Rp-12-Triliun-Itu (Diakses pada Selasa, 24 Desember 2013)
Masood, Muhammad Tahir (2011) ‘Transportation Problem in Developing Countries
Pakistan: A Case in Point’. International Journal of Business and Management, Vol
6, No. 11.
Mulyawan, Aris (2005) ‘Investor Tetarik jika Jalan Mulus’. Suara Merdeka [online], 11
Februari. Dalam http://www.suaramerdeka.com/harian/0502/11/kot16.htm (Diakses
pada Selasa, 24 Desember 2013)
PPE Jawa (n.d.) Tanah [online]. Dalam ppejawa.com/ekoregion/tanah/ (Diakses pada Selasa,
24 Desember 2013.)
Surat (2011) ‘Analisis Struktur Perkerasan Jalan di Atas Tanah Ekspansif (Studi Kasus : Ruas
Jalan Purwodadi-Blora)’ Tesis, Magister Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.