Standar Nasional Indonesia Standar peren (1)
Standar perencanaan ketahanan gempa
ICS 91.120.25
Standar Nasional Indonesia
Prakata
dalam rang
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang “Perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan” adalah modifikasi dan revisi dari SNI 03-2833-1992, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan jalan raya. Dalam standar ini dijelaskan dinamika struktur agar setiap
ka P
perencana akan menguasai segi kekuatan, keamanan dan kinerja ketahanan gempa
enyeb
jembatan dalam suatu proses perencanaan utuh.
“ Copy stand arluasan, P
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan pada Subpanitia Teknik Rekayasa Jalan dan Jembatan.
engenal ar i
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan
n i dibu
dibahas dalam forum Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 11 Mei 2006 di Bandung, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait.
an d at oleh BS an P
engapli N untuk Bad kasian St
andar, Pedoman, an P
enelit ian d
an P Manu gembangan D en al (SPM)
Bi dang Konstru ep artemen
Pekerjaan Umum ksi Bangunan
dan R
ekaya
sa Sip
il ”
Pendahuluan
Standar ini merupakan modifikasi dan peninjauan ulang peraturan gempa sesuai
dalam rang
perkembangan teknologi sehingga menjadi setaraf dengan peraturan luar negeri serta mengikuti perkembangan spesifikasi Jepang, New Zealand dan California. Karena tuntutan perkembangan teknologi maka standar ini membahas analisis dinamis. ka P
Cara spektral moda tunggal dan majemuk dengan atau tanpa pengaruh interaksi tanah
enyeb
merupakan perhitungan semi-dinamis. Analisis dinamis dengan cara riwayat waktu sering
“ Copy stand arluasan, P
menggunakan rekaman akselerasi gempa dari luar, sehingga perlu disesuaikan dengan akselerasi puncak ( Peak Ground Acceleration) untuk wilayah gempa yang ditinjau.
Interaksi tanah pada fondasi berdasarkan parameter dinamis yang diturunkan dari parameter
engenal ar i
statis N( SPT) dibahas untuk tipe fondasi langsung, fondasi tiang dan sumuran. Analisis
n i dibu
interaksi tanah pada cara spektral moda tunggal dilakukan dengan perhitungan tangan. Cara spektral moda majemuk memerlukan analisis dengan menggunakan perangkat lunak.
an d at oleh BS an
Periode ulang gempa menentukan besarnya akselerasi puncak gempa PGA yang berkaitan
P engapli
dengan umur rencana jembatan. Umur rencana jembatan 50 dan 100 tahun sebanding
N untuk Bad
dengan periode ulang gempa 500 tahun dan 1000 tahun. Akselerasi puncak PGA sesuai
kasian St
wilayah gempa akan menetapkan besarnya koefisien respon gempa. Koefisien respon gempa menetapkan besarnya gaya gempa horizontal dan vertikal yang bekerja pada struktur jembatan.
andar, Pedoman, an P
enelit
Koefisien respon gempa dapat ditentukan dengan dua cara : plastis dan elastis. Koefisien
respon plastis merupakan perhitungan statis ekuivalen dengan faktor daktilitas 4 dan faktor
ian d
risiko 1. Koefisien respon elastis merupakan perhitungan dinamis dengan faktor daktilitas
an P
dan faktor risiko pilihan yang disesuaikan dengan konfigurasi dan fleksibilitas pilar jembatan.
Manu en
Perencanaan perletakan menjadi pembahasan penting mengingat kerusakan perletakan
gembangan D al
akibat gempa berpengaruh pada seluruh jembatan. Terjatuhnya bangunan atas akibat
(SPM)
gerakan gempa diatasi dengan sistem penahan di tumpuan. Sistem perletakan isolasi dasar akan meredam gaya gempa di tiap pilar/pangkal jembatan secara individual. Sistem Bi
dang Konstru
peredam schock transmission unit atau locking unit device yang sering digunakan pada
ep artemen
jembatan bentang panjang akan meredam gempa dengan kerjasama semua pilar dan/atau pangkal jembatan dalam memikul gaya gempa.
Pekerjaan Umum ksi
Bangunan
dan R
ekaya
sa Sip
il ”
Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan
dalam rang
1 Ruang lingkup
Standar ini digunakan untuk merencanakan struktur jembatan tahan gempa sehingga
ka P
kerusakan terjadi setempat dan mudah diperbaiki, struktur tidak runtuh dan dapat
enyeb
dimanfaatkan kembali.
“ Copy stand arluasan, P
Standar ini merupakan modifikasi dan peninjauan ulang SNI 03-2833-1992, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan jalan raya dalam lingkup aspek sebagai berikut:
engenal ar i
− struktur daktail dan tidak daktail;
n i dibu
− perencanaan dan penelitian seismik terkait; − analisis seismik untuk jembatan bentang tunggal sederhana dan majemuk;
an d at oleh BS
− analisis interaksi fondasi dan tanah sekitarnya;
an P
− analisis perlengkapan perletakan dalam menahan gerakan gempa;
engapli
− analisis perletakan dengan sistem isolasi dasar sebagai peredam gempa; N untuk Bad − prinsip analisis riwayat waktu; kasian St
− analisis sendi plastis.
andar, Pedoman, an P enelit 2 Acuan normatif
ian d SNI 03-1726-2002, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan gedung
an P Manu en
al gembangan D 3 Istilah dan definisi
(SPM)
3.1 Bi dang Konstru ep
cara analisis dinamis artemen
cara perencanaan gempa melalui analisis kinerja dinamis struktur selama terjadi gempa
ksi Pekerjaan Umum 3.2
Bangunan cara koefisien gempa
cara perencanaan gempa dimana beban gempa dikerjakan secara statis pada struktur,
dan R
mempertimbangkan karakteristik getaran dari keadaan batas elastis dan plastis struktur
ekaya
sa cara perencanaan daktail
Sip il ”
cara perencanaan gempa dimana beban gempa dikerjakan secara statis pada struktur, mempertimbangkan daktilitas dan kekuatan dinamis dari keadaan batas plastis struktur
cara perencanaan isolasi gempa
cara perencanaan gempa dimana gaya inersia dikurangi oleh perletakan dengan isolasi
gempa, untuk memperpanjang waktu alami jembatan secukupnya, dan untuk meningkatkan
kinerja redaman
3.5 faktor daktilitas
rasio dari simpangan respon terhadap simpangan leleh pada lokasi dimana gaya inersia
dalam rang
bangunan atas bekerja dalam elemen struktural
3.6 ka P faktor daktilitas ijin
enyeb “ Copy stand
faktor daktilitas yang diijinkan dalam elemen struktural untuk membatasi simpangan respon
arluasan, P
dari elemen struktural
3.7 engenal ar i jenis tanah untuk perencanaan gempa n i dibu
an d at oleh BS an P
klasifikasi jenis tanah secara teknis sehubungan karakteristik getaran tanah akibat gempa
3.8 engapli N untuk Bad kekuatan ultimit
kasian St
kekuatan horizontal dari elemen struktural akibat gaya gempa
andar, Pedoman, an P 3.9
enelit koefisien gempa horizontal rencana
ian d
koefisien yang digunakan untuk mengalikan berat jembatan agar diperoleh gaya inersia dalam arah horizontal untuk perencanaan gempa
an P Manu gembangan D en
3.10 al (SPM)
koefisien gempa horizontal ekuivalen Bi
koefisien gempa horizontal yang diperoleh dengan mempertimbangkan faktor daktilitas ijin
dang Konstru ep artemen 3.11
likuefaksi Pekerjaan Umum ksi
fenomena kerusakan struktur tanah bila lapisan tanah pasir jenuh kehilangan kekuatan geser
Bangunan
karena melonjaknya tekanan air pori akibat gerakan gempa
3.12 dan R
panjang dudukan tumpuan ekaya
panjang yang dibentuk pada ujung gelagar dalam sistem pencegah kehilangan tumpuan,
sa
antara ujung gelagar dan tepi atas bangunan bawah, untuk mencegah gelagar berpindah
Sip
dari tepi atas bangunan bawah walaupun terjadi simpangan relatif besar yang tidak terduga
il ”
antara bangunan atas dan bangunan bawah
pengaruh gempa
evaluasi teknis dari pengaruh gerakan gempa pada jembatan seperti gaya inersia, tekanan tanah, tekanan air, dan likuefaksi dan penyebaran lateral yang digunakan dalam
perencanaan gempa
3.14 periode alami
waktu getar alami dari jembatan yang bergetar bebas
dalam rang
3.15 perlengkapan pencegah lepasnya gelagar dari tumpuan
ka P
enyeb “ Copy stand
perlengkapan yang dipasang pada ujung gelagar dalam sistem pencegah kehilangan
tumpuan, untuk mencegah ujung gelagar berpindah melewati panjang tumpuan walaupun
arluasan, P
terjadi simpangan besar tidak terduga antara bangunan atas dan bangunan bawah
3.16 engenal ar i perlengkapan pembatas simpangan berlebih n i dibu
an d at oleh BS
perlengkapan yang dipasang untuk menahan gaya inersia selama terjadi gempa dalam
kombinasi dengan perletakan untuk mencegah terjadinya simpangan relatif besar antara
an P
bangunan atas dan bangunan bawah walaupun perletakan mengalami kerusakan
engapli N untuk Bad
3.17 kasian St perlengkapan pencegah penurunan bangunan atas
perlengkapan yang dipasang untuk mencegah penurunan yang akan mempengaruhi andar, Pedoman, an P
gerakan kendaraan bila perletakan dan sebagainya mengalami kerusakan
enelit ian d
3.18 an P
perletakan isolasi Manu gembangan D en
tumpuan perletakan yang digunakan untuk jembatan yang direncanakan dengan isolasi
al
gempa, yang berfungsi untuk memperpanjang waktu alami jembatan secukupnya serta
(SPM)
meningkatkan kinerja redaman
Bi dang Konstru ep
3.19 artemen perlengkapan distribusi gaya horizontal
Pekerjaan Umum
perlengkapan untuk mendukung gaya inersia bangunan atas oleh sejumlah bangunan
ksi
bawah selama terjadi gempa. Perlengkapan digunakan untuk jembatan dengan perletakan
Bangunan
karet, perletakan isolasi atau perletakan tetap
3.20 dan R
permukaan tanah untuk perencanaan gempa ekaya
permukaan tanah anggapan untuk perencanaan gempa
sa Sip 3.21 il ”
permukaan tanah dasar
permukaan atas dari tanah cukup keras dengan luas mencakup lokasi yang ditinjau dan berada dibawah tanah yang dianggap bergetar dalam perencanaan gempa
pengaman sambungan dilatasi
perlengkapan yang dipasang untuk mencegah kerusakan sambungan dilatasi oleh gempa
3.23 penyebaran lateral
fenomena tipikal dimana tanah bergerak horizontal akibat likuefaksi
dalam rang
3.24 sendi plastis
ka P
enyeb “ Copy stand
struktur sendi yang mengijinkan deformasi plastis agar mempertahankan kekuatan secara
stabil bila elemen struktural mengalami pembebanan berulang. Bagian dimana terjadi sendi
arluasan, P
plastis disebut daerah sendi plastis, dan panjang daerah sendi plastis dalam arah aksial dari elemen disebut panjang sendi plastis
engenal ar i 3.25
n i dibu spektra respon akselerasi
an d at oleh BS
nilai maksimum dari respon akselerasi untuk sistem derajat kebebasan tunggal dengan
an P
waktu alami dan konstanta redaman tertentu akibat gerakan gempa spesifik
engapli N untuk Bad
3.26 kasian St sistem pencegah kehilangan tumpuan
perlengkapan yang dipasang untuk mencegah bangunan atas terhadap kehilangan tumpuan andar, Pedoman, an P
akibat gempa, dan terdiri dari panjang tumpuan, perlengkapan pencegah kehilangan
enelit
tumpuan, perlengkapan pembatas simpangan berlebih dan perlengkapan pencegah
ian d
penurunan bangunan atas
Manu an P 3.27
gembangan D en al unit getar rencana
(SPM)
sistem struktural yang dapat dianggap bergetar sebagai unit tunggal selama terjadi gempa
Bi dang Konstru ep
3.28 artemen gempa vertikal
Pekerjaan Umum
percepatan vertikal gerakan tanah
ksi Bangunan
4 Peraturan gempa yang dimodifikasi dan R
4.1 Cara analisis tahan gempa ekaya
Analisis seismik rinci tidak harus dilakukan untuk jembatan dengan bentang tunggal
sa
sederhana. Bagaimanapun disyaratkan panjang perletakan minimum (lihat Tabel 4 dan
Sip il ”
Gambar 2) serta hubungan antara bangunan atas dan bangunan bawah direncanakan
menahan gaya inersia yaitu perkalian antara reaksi beban mati dan koefisien gempa.
Pilihan prosedur perencanaan tergantung pada tipe jembatan, besarnya koefisien akselerasi gempa dan tingkat kecermatan. Terdapat empat prosedur analisis (lihat Gambar 1), dimana
prosedur 1 dan 2 sesuai untuk perhitungan tangan dan digunakan untuk jembatan beraturan
yang terutama bergetar dalam moda pertama. Prosedur 3 dapat diterapkan pada jembatan
tidak beraturan yang bergetar dalam beberapa moda sehingga diperlukan program analisis
rangka ruang dengan kemampuan dinamis (lihat Tabel 1 dan Tabel 2). Prosedur 4
diperlukan untuk struktur utama dengan geometrik yang rumit dan atau berdekatan dengan
Statis-Semi dinamis / dinamis sederhana Statis-Semi dinamis / dinamis sederhana Statis-Semi dinamis / dinamis sederhana Statis-Semi dinamis / dinamis sederhana 1. Beban seragam/ koefisien gempa 1. Beban seragam/ koefisien gempa 1. Beban seragam/ koefisien gempa 1. Beban seragam/ koefisien gempa
dalam rang
2. Spektral moda tunggal 2. Spektral moda tunggal 2. Spektral moda tunggal 2. Spektral moda tunggal
Cara Analisis Cara Analisis Cara Analisis Cara Analisis
Rangka ruang, Semi dinamis Rangka ruang, Semi dinamis Rangka ruang, Semi dinamis Rangka ruang, Semi dinamis Rangka ruang, Semi dinamis Rangka ruang, Semi dinamis
Prosedur Prosedur Prosedur ka P Prosedur
3. Spektral moda majemuk 3. Spektral moda majemuk 3. Spektral moda majemuk 3. Spektral moda majemuk 3. Spektral moda majemuk 3. Spektral moda majemuk
enyeb “ Copy stand
arluasan, P
Dinamis Dinamis Dinamis Dinamis Dinamis Dinamis 4. Riwayat Waktu 4. Riwayat Waktu 4. Riwayat Waktu 4. Riwayat Waktu 4. Riwayat Waktu 4. Riwayat Waktu
engenal ar i n Gambar 1 Prosedur analisis tahan gempa i dibu an d at oleh BS an
Tabel 1 Kategori kinerja seismik
P engapli N untuk Bad
Klasifikasi kepentingan II kasian St puncak di batuan dasar (Jembatan utama dengan
Koefisien percepatan
Klasifikasi kepentingan I
(Jembatan biasa dengan (A/g)
faktor keutamaan 1,25)
faktor keutamaan 1) andar, Pedoman,
an P
C B enelit
A A an P Manu
gembangan D Tabel 2 Prosedur analisis berdasarkan kategori kinerja seismik (A-D) en
al
(SPM) Jumlah bentang
D C B A Bi Tunggal sederhana dang Konstru 1 1 1 - ep
artemen
2 atau lebih menerus 2 1 1 - 2 atau lebih dengan 1 sendi
Pekerjaan Umum ksi
2 atau lebih dengan 2 atau lebih sendi 3 3 1 -
Bangunan
Struktur rumit 4 3 2 1
dan R
ekaya
sa Sip
il ”
Tabel 3 Faktor modifikasi respon (R d ) untuk kolom dan hubungan dengan bangunan bawah
dalam rang
Penghubung (connection) bangunan atas pada
Kolom atau pilar
Kepala ka P Sambungan
Kolom, pilar
atau tiang
jembatan (b)
“ Copy stand
Pilar tipe
2 (sumbu kuat)
arluasan, P
dinding (a)
3 (sumbu lemah)
Kolom tunggal
engenal ar i n
majemuk
i dibu
pile cap beton
2-3
an d at oleh BS
Catatan:
an
a. Pilar tipe dinding dapat direncanakan sebagai kolom tunggal dalam arah sumbu lemah
P engapli
pilar
N untuk Bad
b. Untuk jembatan bentang tunggal digunakan faktor R d = 2,5 untuk hubungan pada kepala
kasian St
jembatan c. Sebagai alternatif hubungan kolom dapat direncanakan untuk gaya maksimum yang
dikembangkan oleh sendi plastis kolom andar, Pedoman, an P enelit
Gaya seismik rencana ditentukan dengan membagi gaya elastis dengan faktor modifikasi respon R ian d
d sesuai tingkatan daktilitas (lihat Tabel 3). Untuk pilar kolom majemuk R d = 5 untuk kedua sumbu ortogonal. Faktor R d = 0,8 untuk hubungan bangunan atas pada kepala
an P
jembatan, R d = 1,0 untuk hubungan kolom pada cap atau bangunan atas dan kolom pada
gembangan D fondasi. Untuk perencanaan fondasi digunakan setengah faktor R en d tetapi untuk tipe pile cap
Manu
al
digunakan faktor R d . Untuk klasifikasi D yaitu analisis rinci, dianjurkan cara perhitungan gaya
(SPM)
maksimum yang dikembangkan oleh sendi plastis, sehingga faktor R d tidak digunakan dalam hal ini.
Bi dang Konstru ep
Tabel 4 Kriteria panjang perletakan minimum (N) artemen
Pekerjaan Umum `Panjang perletakan minimum, N
ksi
Kategori kinerja seismik
( mm )
Bangunan
N = (203 + 1,67 L + 6,66 H) (1 + 0,00125 S 2 )
A dan B
N = ( 305 + 2,5 L + 10H ) ( 1 + 0,00125 S 2 )
− L adalah panjang lantai jembatan (m)
− H adalah tinggi rata-rata dari kolom (m), sama dengan nol untuk bentang tunggal sederhana
sa Sip
− S adalah sudut kemiringan/skew perletakan (derajat)
il ” il ”
ka P enyeb
“ Copy stand arluasan, P
engenal ar i n i dibu
an d at oleh BS an
P engapli N untuk Bad
kasian St
andar, Pedoman, an P enelit
Gambar 2 Dimensi panjang dudukan perletakan minimum ian d an P
Manu 4.2 Koefisien geser dasar (base shear)
gembangan D en al (SPM)
Koefisien geser dasar elastis dan plastis berdasarkan program ‘ Shake’ dari California Transportation Code ditentukan dengan rumus (1.a, 1.b) dan Gambar 3 sebagai berikut:
Bi dang Konstru ep
C elastis = A . R . S ……………………………………………… (1.a)
artemen
C plastis =
….………………………………………….. (1.b)
Pekerjaan Umum
Z ksi
Bangunan
dengan pengertian: C elastis adalah koefisien geser dasar tanpa faktor daktilitas dan risiko (Z) (lihat Gambar 4);
dan R
plastis adalah koefisien geser dasar termasuk faktor daktilitas dan risiko (Z) (lihat Gambar 5); A adalah percepatan/akselerasi puncak
PGA di batuan dasar (g) (lihat Tabel 6);
ekaya
R adalah respon batuan dasar;
sa Sip
S adalah amplifikasi di permukaan sesuai tipe tanah;
Z adalah faktor reduksi sehubungan daktilitas dan risiko (lihat Gambar 3).
il ” il ”
ka P enyeb
“ Copy stand arluasan, P
engenal ar i n i dibu
an d at oleh BS an
P engapli N untuk Bad
kasian St
Gambar 3 Faktor reduksi pengaruh daktilitas dan risiko (Z) andar, Pedoman, an P enelit
Dengan menghilangkan faktor Z dari spektra respon, diperoleh koefisien geser dasar elastis
ian d
yang memberikan kebebasan untuk menentukan tingkat daktilitas serta tingkat plastis. Spektra tanpa faktor Z digunakan dalam analisis dinamis, karena versi spektra yang telah
an P
direduksi akan membingungkan. Analisis dinamis menggunakan faktor reduksi R d (lihat
Manu en
Tabel 3) sebagai pengganti faktor Z .
gembangan D al (SPM)
Koefisien geser dasar elastis (A.R.S) diturunkan untuk percepatan/akselerasi puncak ( PGA) wilayah gempa Indonesia dari respon spektra “Shake” sesuai konfigurasi tanah (lihat
Bi
Gambar 4). Perkalian tiga faktor A, R dan S menghasilkan spektra elastis dengan 5%
dang Konstru ep
redaman. Konfigurasi tanah terbagi dalam tiga jenis: tanah teguh dengan kedalaman batuan
artemen
(0 m sampai dengan 3 m), tanah sedang dengan kedalaman batuan (3 m sampai dengan 25 m), tanah lembek dengan kedalaman batuan melebihi 25 m. Fondasi pada tanah lembek
Pekerjaan Umum
harus direncanakan lebih aman dari fondasi pada tanah baik (lihat Tabel 5). ksi
Bangunan
Koefisien geser dasar C elastis juga dapat ditentukan dengan rumus berikut:
C elastis =
2 dengan syarat C elastis ≤ 2 , 5 . A ………………………………. (2)
dan R
ekaya
dengan pengertian:
sa Sip
A adalah akselerasi puncak di batuan dasar (g) (lihat Tabel 6);
il ”
T adalah perioda alami struktur (detik);
S adalah koefisien tanah (lihat Tabel 5).
Tabel 5 Koefisien tanah (S)
(tanah teguh)
(tanah sedang)
(tanah lembek)
Peraturan gempa yang selama ini berlaku, menggunakan koefisien geser dasar plastis (A.R.S/Z) dimana termasuk faktor daktilitas rata-rata sebesar 4 dan faktor risiko 1 serta redaman 5%, sehingga langsung dapat digunakan oleh perencana dalam menentukan nilai koefisien gempa untuk analisis statis (lihat Gambar 5).
dalam rang
Peta gempa untuk periode ulang 50 tahun,100 tahun, 200 tahun, 500 tahun, dan 1000 tahun, Gambar 6, menunjukkan akselerasi di batuan dasar sebagai berikut:
ka P Tabel 6 Akselerasi puncak PGA di batuan dasar sesuai periode ulang
enyeb “ Copy stand
arluasan, P PGA (g)
0,59-0,67 Wilayah 2
Wilayah 1 0,34-0,38
engenal ar i
Wilayah 3 0,23-0,26
n i dibu
Wilayah 4 0,17-0,19
0,29-0,34 Wilayah 5
an d at oleh BS
an P engapli
Wilayah 6 0,03-0,06
N untuk Bad kasian St
andar, Pedoman, an P
enelit ian d
an P Manu gembangan D en al (SPM)
Bi dang Konstru ep artemen
Pekerjaan Umum ksi Bangunan
dan R
ekaya
sa Sip
il ”
periode ulang 500 tahun
.5 0 0. Koefisien geser dasar (C) elastis untuk analisis dinamis,
0 0. 0 0. Gambar 4
2. 1. 1. A.R.S
A.R.S
SNI 2833:2008
.0
.0 3
SNI 2833:2008 m e
11 dari 77 WIL
periode ulang 500 tahun
.5 .5
anjutan) Koefisien geser dasar (C) elastis untuk analisis dinamis,
A.R.S
A.R.S
Gambar 4 (l
12 dari 77 WI
periode ulang 500 tahun
(lanjutan) Koefisien geser dasar (C) elastis untuk analisis dinamis,
1. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. A.R.S 0. A.R.S Gambar 4
SNI 2833:2008
SNI 2833:2008
13 dari 77
periode ulang 500 tahun
Koefisien geser dasar (C) plastis untuk analisis statis,
Gambar 5
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
14 dari 77
mpa Indonesia untuk periode ulang 500 tahun ah ge
y Wila
Gambar 6
SNI 2833:2008
4.3 Prinsip analisis riwayat waktu
4.3.1 Umum
dalam rang
Analisis dinamis diperlukan sebagai verifikasi, bila kinerja struktur terhadap gempa tidak diwakili sepenuhnya oleh prosedur perhitungan statis dan semi dinamis (lihat Tabel 2).
Analisis dinamis perlu dipertimbangkan untuk tipe jembatan dengan kinerja rumit sebagai
− bentang utama melebihi 200 m;
“ Copy stand
− jembatan fleksibel dengan periode panjang yang melebihi 1,5 detik; arluasan, P − jembatan dengan pilar tinggi yang melebihi 30 m;
− jembatan pelengkung dengan lantai di atas, struktur kabel (cable-stayed), jembatan gantung, jembatan yang menggunakan isolasi dasar.
engenal ar i n i dibu
4.3.2 Cara analisis dinamis an d at oleh BS an
Cara yang digunakan untuk analisis dinamis adalah cara respon spektra berdasarkan P engapli
analisis riwayat waktu dan analisis moda, serta cara integral langsung yang menggunakan
N untuk Bad
rumus pergerakan equation of motion.
kasian St
Untuk analisis riwayat waktu diperlukan data gempa besar tipikal yang umumnya terjadi di luar lokasi jembatan. Gerakan gempa masukan berupa gelombang akselerasi dengan
andar, Pedoman, an P
amplitudo yang dimodifikasi berdasarkan wilayah frekuensi (frequency zone) sehingga
enelit
sesuai akselerasi standar respon spektra. Gempa tipikal harus dipilih berdasarkan kondisi tanah dan topografi yang serupa dengan lokasi jembatan, sehingga dapat dilakukan
ian d
modifikasi amplitudo.
an P Gempa masukan di permukaan tanah anggapan dimodifikasi dengan rumus berikut: Manu en
gembangan D al
S = c D S o …………………………………………….. (3a)
(SPM)
dengan pengertian:
Bi dang Konstru
ep artemen
S adalah Akselerasi gempa masukan (g);
c D adalah Faktor modifikasi nilai redaman terhadap standar 5% sesuai konstanta redaman moda h i ;
Pekerjaan Umum
S o adalah Akselerasi wilayah gempa dari respon spektra (g).
ksi Bangunan
+ 0 , 5 ………………………………….... (3b)
40 h i + 1
dan R
dengan pengertian:
h i adalah konstanta redaman moda
ekaya
sa
Bilamana analisis dinamis menunjukkan hasil yang jauh lebih kecil dari analisis statis, maka
Sip
perencanaan seismik umumnya didasarkan pada hasil analisis statis.
il ”
4.4 Pengaruh gaya inersia
Gaya inersia diperhitungkan pada setiap unit getar rencana ( vibration unit) yang sesuai
dengan anggapan struktur untuk periode alami (T) yang dibahas lebih lanjut dalam sub bab 4.5.
Perencanaan tahan gempa secara plastis (dengan koefisien gempa horizontal rencana) dan
secara elasto-plastis (dengan tingkat daktilitas pilihan) menggunakan gaya inersia dalam dua secara elasto-plastis (dengan tingkat daktilitas pilihan) menggunakan gaya inersia dalam dua
dalam rang
ka P enyeb
“ Copy stand arluasan, P
engenal ar i n i dibu
an d at oleh BS an
P engapli N untuk Bad
kasian St
andar, Pedoman, an P enelit
ian d an P
Gambar 7 Arah gerakan gaya inersia
Manu gembangan D en
Gaya gempa dalam arah ortogonal dikombinasikan sebagai berikut:
al (SPM)
Kombinasi beban 1: 100% gaya gerakan memanjang ditambah 30% gaya gerakan melintang.
Bi
Kombinasi beban 2: 100% gaya gerakan arah melintang ditambah 30% gerakan arah
dang Konstru ep
memanjang.
artemen
4.5 Perumusan periode alami jembatan Pekerjaan Umum ksi Bangunan
4.5.1 Rumus periode alami
Rumus periode alami ditentukan berdasarkan sistem dinamis dengan satu derajat
dan R
kebebasan tunggal sebagai berikut:
ekaya
……………………………………………….……. (4a)
gK
sa Sip
dengan pengertian:
il ”
W adalah berat bangunan bawah jembatan dan bagian bangunan atas yang dipikul (tf); K adalah konstanta kekakuan (tf/m);
g adalah gravitasi (9,8 m/s 2
Bila gaya W bekerja dalam arah horizontal, deformasi simpangan horizontal δ pada bangunan atas menjadi sebagai berikut:
……………………………….…. (4b)
sehingga dalam rang T = 2 π = 2 π = 2 , 01 δ
gK
ka P 4.5.2 Cara spektral moda tunggal
enyeb “ Copy stand
Bila unit getar rencana terdiri dari satu bangunan bawah dan bagian bangunan atas yang
arluasan, P
didukungnya, periode alami dihitung dengan rumus empiris berikut:
T = 2 , 01 δ ……………………..…………………..……. (5)
engenal ar i n
dengan pengertian:
i dibu
an d at oleh BS
T adalah periode alami dari unit getar rencana (detik);
δ adalah simpangan pada kedudukan gaya inersia bangunan atas, bila gaya sesuai 80%
an P
berat bangunan bawah diatas permukaan tanah untuk perencanaan tahan gempa dan berat
engapli
bagian bangunan atas yang dipikul olehnya dianggap bekerja dalam arah gaya inersia (m).
N untuk Bad kasian St
Dalam perhitungan periode alami digunakan teori getaran moda tunggal (Gambar 8).
andar, Pedoman, an P
enelit ian d
an P Manu
gembangan D en al (SPM)
Bi dang Konstru ep
artemen Pekerjaan Umum
ksi Bangunan
Gambar 8 Model perhitungan periode alami (moda tunggal) dan R 4.5.3 Cara spektral moda majemuk
ekaya
Bila unit getar rencana terdiri dari beberapa bangunan bawah dan bangunan atas yang didukung olehnya, periode alami dihitung dengan rumus (6) dan rumus (7) berikut:
sa Sip
il ”
T = 2 , 01 δ
w 2 ( s ) u ( s ) ds
w ( s ) u ( s ) ds
dengan pengertian: dengan pengertian:
∫ adalah berarti integrasi dari seluruh unit getar rencana.
dalam rang
ka P
enyeb “ Copy stand arluasan, P
engenal ar i n i dibu an d at oleh BS an P engapli
N untuk Bad kasian St
andar, Pedoman, an P enelit
EI U adalah kekakuan lentur bangunan atas EI ian d P adalah kekakuan lentur bangunan bawah
W U adalah berat bangunan atas an P W C adalah berat balok perletakan Manu W P adalah berat badan pilar en gembangan D W F adalah berat dasar pilar al
K S adalah koefisien pegas pada tumpuan
(SPM)
Bi dang Konstru
ep artemen
Pekerjaan Umum ksi Bangunan
il ” Gambar 9 Model perhitungan periode alami (moda majemuk) il ” Gambar 9 Model perhitungan periode alami (moda majemuk)
F : tetap M : bergerak
ka P enyeb
“ Copy stand arluasan, P
engenal ar i n i dibu
an d at oleh BS an
P engapli
W (s) : Berat bangunan atas dan bangunan bawah di posisi s (tf/m)
N untuk Bad
kasian St
Perpindahan pada posisi s arah akibat gaya inersia, dimana gaya lateral bekerja akibat
berat struktur atas dan bawah berada diatas permukaan tanah untuk disain seismic pada arah yang ditinjau (m)
andar, Pedoman, an P
Sebagian gaya yang terjadi akibat gaya lateral akibat berat dari struktur atas dan bawah yang berada di atas permukaan tanah pada disain seismic ditinjau dari arah dimana
enelit
gaya inersia bekerja (tf atau tf.m)
ian d an P
Manu en gembangan D
al (SPM)
Bi dang Konstru ep
T = 2 , 01 δ
artemen Pekerjaan Umum
ksi Bangunan
dan R
ekaya
sa Sip Gambar 10 Bagan alir perhitungan periode alami (moda majemuk)
il ”
4.5.4 Analisis ‘eigen value’
Periode alami dan deformasi dapat diperoleh dengan analisis ‘eigen value’ yang tidak jauh
menyimpang terhadap nilai T dengan toleransi perbedaan maksimum 20% (berdasarkan
Rumus 6 dan Rumus 7).
4.6 Deformasi jembatan dengan interaksi fondasi
4.6.1 Deformasi jembatan dalam rang
Dalam perhitungan periode alami, digunakan kekakuan yang menyebabkan deformasi dalam struktur dengan/tanpa memperhitungkan interaksi tanah fondasi. Deformasi ka P δ (dalam Rumus 5) ditentukan sebagai berikut:
enyeb
δ = δ p + δ 0 + θ 0 h 0 ……………………………………………….……… (8)
“ Copy stand arluasan, P
dengan pengertian: δ p adalah deformasi lentur dari badan bangunan bawah (m);
δ 0 adalah simpangan lateral dari fondasi (m);
engenal ar i n
0 adalah sudut rotasi dari fondasi (radial); h 0 adalah tinggi terhadap permukaan tanah untuk gaya inersia bangunan atas (m).
i dibu
an d at oleh BS an
Bila badan bangunan bawah mempunyai penampang seragam, deformasi lentur P δ
p engapli
ditentukan sebagai berikut:
N untuk Bad
kasian St
3 EI 8 EI
andar, Pedoman, an P
dengan pengertian:
enelit
W U adalah berat bagian bangunan atas yang dipikul oleh bangunan bawah yang ditinjau
ian d
(tf, kN); W
an P
adalah berat badan bangunan bawah (tf, kN);
Manu
EI adalah kekakuan lentur badan bangunan bawah (tf.m 2 atau kN.m 2 );
gembangan D en
h adalah tinggi dari ujung bawah badan bangunan bawah terhadap kedudukan gaya
al (SPM)
inersia bangunan atas (m); h p adalah tinggi badan bangunan bawah (m).
Bi dang Konstru ep
Bila badan bangunan bawah mempunyai penampang tidak seragam atau berupa portal
artemen
kaku, deformasi lentur δ p ditentukan dengan memasukan berat bagian bangunan atas dan berat badan bangunan bawah dalam rumus berikut:
Pekerjaan Umum ksi
Wh 3
Bangunan
3 EI
W merupakan berat ekuivalen (tf, kN) yang ditentukan sebagai berikut:
dan R
W=W U + 0,3 W p ………….…………………………………………… (11)
ekaya
Simpangan lateral δ 0 dan sudut rotasi θ 0 dari fondasi (lihat Gambar 11) ditentukan sebagai berikut:
sa Sip
δ il ”
o A rr − M 0 A sr
A ss A rr − A sr A rs
H o A rs + M o A ss
A ss A rr − A sr A rs
A rr = K θ x
A sr = K y θ x
A ss = K y A ss = K y
M 0 adalah momen gaya luar pada permukaan tanah anggapan (tf.m, kN.m); θ dalam rang
adalah sudut rotasi fondasi keliling sumbu x (rad); K y adalah konstanta pegas tanah dalam arah y (tf/m); K θ x adalah konstanta pegas rotasi fondasi keliling sumbu x;
K y θ x adalah konstanta pegas dari fondasi akibat simpangan dalam arah y dan rotasi keliling sumbu x (tf);
ka P
enyeb “ Copy stand
A ss ,A sr ,A rs dan A rr merupakan konstanta pegas tanah yang tergantung pada jenis fondasi
arluasan, P
yaitu tipe fondasi langsung, sumuran atau tiang.
engenal ar i
n i dibu
an d at oleh BS
θ x an P engapli
N untuk Bad kasian St
Ketinggian tanah
andar, Pedoman, an P
untuk desain seismik
enelit ian d
an P Manu en
gembangan D al (SPM)
Bi dang Konstru ep
artemen
Beban dan perpindahan pada ketinggian tanah
untuk desain seismik
ksi Pekerjaan Umum Bangunan
Gambar 11 Beban dan simpangan pada permukaan tanah anggapan
0 0 ditentukan sebagai berikut:
Bila bangunan bawah mempunyai penampang seragam, gaya (H ) dan momen luar (M )
h F ………………………………..…… (13) il ”
dengan pengertian:
0 adalah gaya lateral pada permukaan tanah anggapan (tf, kN); M 0 adalah momen gaya luar pada permukaan tanah anggapan (tf.m, kN.m);
W F adalah berat balok pur atau sumuran diatas permukaan tanah (tf, kN); h F adalah tinggi pur atau sumuran diatas permukaan tanah anggapan dalam perencanaan seismik (m).
4.6.2 Koefisien reaksi tanah
Koefisien reaksi tanah dasar ( subgrade) diperoleh dari rumus berikut:
dalam rang
“ Copy stand
arluasan, P
V SD
10 g
engenal ar i
dengan pengertian:
n i dibu
adalah koefisien reaksi tanah dasar arah horizontal (kgf/cm H0 3 );
an d
at oleh BS
k V0 adalah koefisien reaksi tanah dasar arah vertikal (kgf/cm ); E adalah modulus dinamis deformasi tanah (kgf/cm 2
ν D adalah rasio Poisson dinamis tanah (~ 0,3-0,5);
N untuk Bad
G adalah modulus geser dinamis tanah (kgf/cm D 2 );
kasian St
adalah berat isi tanah (tf/m 3 );
g adalah percepatan gravitasi (=9,8 m/s 2 );
andar, Pedoman,
an P enelit
SD
adalah kecepatan gelombang geser elastis tanah (m/s).
Dimana V SD untuk lapisan i diperoleh dari rumus berikut:
ian d
V SD i = c V V si
an P Manu
c V = 0 , 8 ( V si < 300 m / s ) ………………………………………………….... (15)
en gembangan D al
c V = 1 , 0 ( V si ≥ 300 m / s )
(SPM)
dengan pengertian:
Bi dang Konstru
ep artemen
V SDi adalah kecepatan gelombang geser elastis rata-rata dari lapisan tanah i yang
digunakan untuk perhitungan pegas tanah (m/s); V si adalah kecepatan gelombang geser elastis rata-rata untuk lapisan i sesuai rumus 15
Pekerjaan Umum
(m/s);
ksi
c V adalah faktor modifikasi berdasarkan regangan tanah.
Bangunan
Parameter dinamis ditentukan berdasarkan nilai parameter statis N (SPT) sebagai berikut:
V si = 100 N 1 ( 1 ≤ N i ≤ 25 )
dan R
lapis kohesif
lapis kepasiran
sa Sip
dengan pengertian:
il ”
N i adalah nilai N rata-rata (SPT) lapisan tanah ke-i; i lapisan ke-i bila tanah dibagi dalam n lapisan dari permukaan sampai tanah keras; (nilai SPT tanah keras : N ≥25 untuk tanah kohesif atau N≥50 untuk tanah kepasiran).
4.6.3 Interaksi fondasi
4.6.3.1 Interaksi fondasi langsung
Konstanta pegas tanah yang digunakan untuk perhitungan interaksi fondasi langsung (lihat
K y = k SB A B
dalam rang
enyeb “ Copy stand
k SB = λ k v arluasan, P
engenal ar i
dengan pengertian:
n i dibu
k 3 SB adalah koefisien reaksi geser tanah pada dasar (tf/m );
an d at oleh BS
adalah koefisien reaksi vertikal tanah pada dasar (tf/m ); k
an
adalah nilai koefisien reaksi vertikal tanah dasar dari rumus 14 (kgf/cm 3
A adalah luas dasar fondasi (m 2 );
N untuk Bad
A v adalah luas dasar fondasi (cm );
kasian St
I B adalah momen inersia (m 4 );
B v adalah lebar beban ekivalen dari fondasi (cm); λ adalah rasio koefisien reaksi geser tanah k SB terhadap koefisien reaksi vertikal tanah k v .
andar, Pedoman, an P enelit ian d
an P
Manu
en gembangan D
al
x y H 0 Permukaan tanah anggapan dalam perencanaan seismik
(SPM)
Gambar 12 Fondasi langsung
Bi dang Konstru ep 4.6.3.2 Fondasi sumuran
artemen
Konstanta pegas tanah yang digunakan untuk perhitungan interaksi fondasi sumuran (lihat
Pekerjaan Umum
Gambar 13) adalah sebagai berikut: ksi
Bangunan
K y = 2 b ( 1 / 2 k H 1 l 1 + k H 2 l 2 + k H 3 l 3 ) + k SB A B
dan R
H 2 ( 1 + 2 1 l 2 + k H 3 ( l 1 + l 2 + l 3 )( l 1 + l 2 ) l 3 ] ekaya
k SB A B l + k v I B
sa Sip
y θ x = − 2 b [ 1 / 3 k H 1 l 1 + k H 2 l 2 ( l 1 + 1 / 2 l 2 ) + k H 3 l 3 ( l 1 + l 2 + 1 / 2 l 3 ) ] − k SB A B l
il ”
k H = k HO ⎜
K HO = E D = 1 , 2 k HO ⎢ 2 ( 1 + ν D )
V SD ⎥ ……………………………………….. (18)
10 g ⎦ 10 g ⎦
dalam rang
dengan pengertian: l adalah panjang tertanam sumuran dibawah permukaan tanah anggapan dalam
ka P
desain seismik;
enyeb
l 1 ,l 2 ,l 3 adalah ketebalan lapisan tanah pada sumuran;
“ Copy stand arluasan, P
2b adalah lebar sumuran (m);
A B adalah luas dasar sumuran (m 2 ); A H adalah luas beban permukaan horizontal (cm 2 );
engenal ar i n
B H adalah lebar beban permukaan ekivalen dari dasar tegak lurus pada arah
pembebanan (cm);
i dibu
I B adalah momen inersia dasar sumuran (m 4 );
an d at oleh BS
k H1 ,k H2 ,k
adalah koefisien reaksi horizontal lapisan tanah pada sumuran (tf/m H3 3 );
an
k V adalah koefisien reaksi vertikal tanah dasar pada dasar sumuran (tf/m 3 );
P engapli
k adalah koefisien reaksi geser horizontal tanah dasar pada dasar sumuran (tf/m SB 3 ).
N untuk Bad kasian St
andar, Pedoman, an P
o enelit M
permukaan dalam perencanaan seismik x y H ian d
H1 1 l
an P Manu
l k H2 2 l
gembangan D en
dang Konstru ep artemen
Gambar 13 Fondasi sumuran
Pekerjaan Umum
ksi 4.6.3.3 Fondasi tiang
Bangunan
Konstanta pegas tanah yang digunakan untuk perhitungan interaksi fondasi tiang (lihat Gambar 14) adalah sebagai berikut:
dan R
K y = nK 1
ekaya
K z = nK
4 + K VP ∑ y i
K θ x = nK …………………………………………………. (19)
il ”
K y θ x = − nK 2
K VP = α A p E
dengan pengertian:
n adalah jumlah tiang; y i adalah koordinat pangkal tiang pada kedudukan i;
A P adalah luas netto tiang (m 2 ); E P adalah modulus elastis tiang (tf/m 2 );
l adalah panjang tiang (m); α adalah koefisien sesuai rumus 20 atau 21.
dalam rang
Besaran α dapat ditentukan berdasarkan konstanta pegas dengan rumus berikut:
λ ka P tan k λ + γ α =
γ enyeb tan k λ + λ
“ Copy stand arluasan, P
engenal ar i
λ n = l i dibu
an d at oleh BS an P
dengan pengertian:
engapli
N untuk Bad
adalah luas penampang netto tiang (cm );
kasian St
A l adalah luas penampang total tiang (cm ); E adalah modulus elastisitas tiang (kg/cm p 2 );
andar, Pedoman, an P
l adalah panjang tiang (cm); V adalah panjang keliling tiang (cm);
enelit
k adalah koefisien konstanta pegas reaksi tanah dasar ujung tiang (kg/cm s 3 );
ian d
C s adalah modulus konstanta pegas
geser permukaan tiang (kg/cm 3 ).
Manu an P
Besaran α dapat ditentukan dari rumus empiris:
en gembangan D al
tiang pipa baja : α = 0,027( l /D) + 0,2 ≈ nilai 0,2 − 3,0
(SPM)
tiang beton prategang : α = 0,041( l /D) − 0,27 ≈ nilai 0,1 − 3 Bi ………………….... (21) dang Konstru
tiang cor di tempat : α = 0,022( l /D) − 0,05 ≈ nilai 0,2 − 1,4
ep artemen
dengan syarat l /D ≥ 10
Pekerjaan Umum Tabel 7 Koefisien pegas K tegak lurus sumbu tiang
ksi Bangunan
Pangkal tiang jepit
Pangkal tiang sendi
K 1 3 3 3 3 12 dan R EI β 4 EI β 3 EI β 2 EI β
( 1 + β h ) + 2 ( 1 +h β ) + 0 , 5 ekaya
K 2 ,K 3 λ 2 2 EI β 00
K 1 . sa Sip
il ”
K 4 4 3 EI β ( 1 + β h ) + 0 , 5 2 EI β 00
Koefisien reaksi horizontal tanah dasar k H ditentukan dengan rumus: Koefisien reaksi horizontal tanah dasar k H ditentukan dengan rumus:
H β . D …………………………………………………………………………….. (22) k Ho β D =
dalam rang
4 ka P EI
enyeb
dengan pengertian:
“ Copy stand
k adalah koefisien reaksi horizontal tanah dasar tiang (kgf/cm 3 H arluasan, P ); k HO adalah standar koefisien reaksi horizontal tanah dasar;
B H adalah lebar ekuivalen fondasi tegak lurus terhadap arah pembebanan (cm);
engenal ar i
D adalah diameter tiang (cm);
EI adalah kekakuan lentur tiang (kgf/cm );
i dibu
1/ β adalah kedalaman tanah untuk ketahanan horizontal (cm); kurang dari panjang
an d at oleh BS
fondasi.
an P engapli
N untuk Bad
kasian St
andar, Pedoman, an P enelit
ian d
Manu an P
M o ,H o
gembangan D en
al (SPM)
h permukaan dalam perencanaan seismik
Bi dang Konstru ep
artemen
Pekerjaan Umum
ksi
Bangunan
Gambar 14 Fondasi tiang
dan R
4.6.3.4 Tekanan tanah akibat gempa ekaya
Tekanan tanah akibat gempa dihitung dengan rumus berikut:
sa Sip
Tekanan tanah aktif:
il ”
EA = γ xK EA − 2 c K EA + q ' K
EA
cos ( φ − θ o − θ )
EA =
cos θ o cos θ cos ( θ + θ o + δ E ) ) ⎢ 1 −
sin( φ + δ E ) sin( φ − α − θ o ) ⎤
cos( θ + θ o + δ E ) cos( θ − α ) ⎦ ⎥
Tekanan tanah pasif: P EA = γ xK EP − 2 c K EP + q ' K EP
cos 2 ( φ − θ
K EA =
dalam rang
cos θ o cos θ cos ( θ − θ o + δ E ) ) ⎢ 1 −
sin( φ − δ E ) sin( φ + α − θ o ) ⎤
cos( θ − θ o + δ E ) cos( θ − α ) ⎥ ⎦
ka P
enyeb “ Copy stand
dengan pengertian :
2 2 arluasan, P
P EA adalah tekanan tanah aktif akibat gempa pada kedalaman x (tf/m ,kN/m );
P EP adalah tekanan tanah pasif akibat gempa pada kedalaman x (tf/m 2 ,kN/m 2 );
K EA adalah koefisien tekanan tanah aktif akibat gempa; K EP adalah koefisien tekanan tanah pasif akibat gempa;
engenal ar i
γ adalah berat isi tanah (tf/m 3
,kN/m 3 );
i dibu
x adalah kedalaman dimana tekanan tanah P EA dan P EP bekerja pada permukaan
an d at oleh BS
tembok penahan (m);
an
c adalah kohesi tanah (tf/m 2
,kN/m 2 );
engapli
q’ adalah beban pada permukaan tanah (tf/m ,kN/m );
N untuk Bad
φ adalah sudut geser tanah (derajat);
kasian St
α adalah sudut kemiringan permukaan tanah terhadap bidang horizontal (derajat); θ adalah sudut antara permukaan belakang tembok terhadap bidang vertikal (derajat);
δ adalah sudut geser permukaan belakang tembok dengan tanah (derajat);
andar, Pedoman, an P
θ adalah tan o -1 k h (derajat);
enelit
h k adalah koefisien gempa horizontal sesuai peraturan gempa.
ian d
Catatan: bila nilai φ±α-θ o <o dianggap bahwa sin( φ±α-θ o ) = 0, dan q’ adalah beban pada permukaan
an P Manu
tanah dimana tidak termasuk beban hidup.
gembangan D en al (SPM)
Bi dang Konstru ep
artemen Pekerjaan Umum
ksi Bangunan
dan R
ekaya
a. Aktif
b. Pasif
sa Sip
Gambar 15 Tekanan tanah akibat gempa
il ”
4.6.4 Potensi likuefaksi (F L )
Potensi likuefaksi dari lapisan endapan tanah pasir jenuh mempunyai ciri berikut:
a) muka air tanah kurang dari 10 m terhadap permukaan tanah;
b) terdapat lapisan tanah pasir jenuh pada kedalaman kurang dari 20 m terhadap
permukaan tanah, dan; permukaan tanah, dan;
d) rasio ketahanan terhadap likuefaksi F L ≤ 1.
dalam rang
Rasio ketahanan likuefaksi ditentukan dengan perumusan berikut:
F L = R/L …………………………………………………………………………………. (24)
ka P
R= C w R L
( dengan C w =1 )
enyeb
L= r d K hc σ v / σ’ v
“ Copy stand
r d = 1,0-0,015x
arluasan, P
σ v ={ γ t1 h w + γ t2 (x-h w )}/10 σ’ v ={ γ t1 h w + γ t2 (x-h w )}/10
engenal ar i
dengan pengertian:
n i dibu
F L adalah rasio ketahanan likuefaksi;
an d at oleh BS
R adalah rasio kekuatan geser dinamis;
an
L adalah rasio tegangan geser saat gempa;
P engapli
R L adalah rasio kekuatan triaksial siklik berdasarkan SPT dan ukuran butir tanah;
N untuk Bad
r d adalah koefisien reduksi dalam arah kedalaman tegangan geser saat gempa;
kasian St
K hc adalah koefisien gempa horizontal statis ekuivalen (dari nilai C plastis ); σ adalah tekanan total pada kedalaman ditinjau kgf/cm 2 v ;
2 σ’ andar, Pedoman, adalah tekanan efektif pada kedalaman ditinjau kgf/cm an P
x adalah kedalaman terhadap permukaan tanah (m);
enelit
γ adalah berat isi (tf/m t1 3 ) tanah diatas muka air tanah;
ian d
t2
adalah berat isi (tf/m ) tanah dibawah muka air tanah;
an P
γ’ t2 adalah berat isi efektif (tf/m 3 ) tanah dibawah muka air tanah;
Manu
gembangan D en
h w adalah kedalaman muka air tanah (m).
al (SPM)
Daya dukung lapisan tanah direduksi dengan koefisien D E berikut:
Bi
Tabel 8 Koefisien reduksi daya dukung tanah
dang Konstru ep
artemen Nilai F L
Kedalaman x (m)
Pekerjaan Umum ksi
sa 4.7 Perumusan gaya inersia
Sip
il ”
4.7.1 Gaya inersia jembatan gelagar sederhana
Gaya inersia bangunan atas yang bekerja pada bangunan bawah (lihat Gambar 16) dalam
arah sumbu jembatan diperhitungkan sesuai perumusan berikut: arah sumbu jembatan diperhitungkan sesuai perumusan berikut:
ka P enyeb
Kepala jembatan
“ Copy stand arluasan, P
Gambar 16 Gaya inersia dalam arah sumbu jembatan gelagar sederhana
engenal ar i n
a) gaya inersia bangunan atas pada kepala jembatan;
i dibu
− bila perletakan A ki tetap: H A =k hA W A an d at oleh BS
− bila perletakan A ki bergerak: H A =f A ,ki R
dimana f A, ki R A, ki ≤½k A, ki hA W A an
b) gaya inersia bangunan atas pada pilar jembatan.
engapli
− bila kedua perletakan A ka dan B ki tetap: H P =k hA W A +k hB W B N untuk Bad − bila perletakan A ka tetap dan B ki bergerak,yang terbesar dari: H P =k hA W A atau H P =k hA kasian St
W A -f R A, ki +f A, ki R B ki B, ki
dimana: f R A, ki ≤½k A, ki hA W A dan f R B, ki ≤½ k B, ki hB W B andar, Pedoman, an P
− bila kedua perletakan A ka dan B ki bergerak: H P =f
dimana: f
dengan pengertian:
an P
H A adalah gaya inersia bangunan atas pada kepala jembatan (tf, kN);
Manu gembangan D en
H P adalah gaya inersia bangunan atas pada pilar (tf, kN);
al
W A adalah beban mati gelagar A (tf, kN);
(SPM)
W B adalah beban mati gelagar B (tf, kN);
Bi
adalah reaksi vertikal pada kepala jembatan akibat W A, ki A (tf, kN);
dang Konstru
ep artemen
adalah reaksi vertikal pada pilar akibat W A, ka A (tf, kN);
adalah reaksi vertikal pada pilar akibat W B, ki B (tf, kN);
k hA adalah koefisien gempa lateral dari unit getar gelagar A;
Pekerjaan Umum
k hB adalah koefisien gempa lateral dari unit getar gelagar B;
ksi
f A, ki adalah koefisien gesek bila perletakan A ki bergerak;
Bangunan
f A, ka adalah koefisien gesek bila perletakan A ka bergerak;
f B, ki adalah koefisien gesek bila perletakan B ki bergerak;
dan R
Dengan catatan:
a) perletakan elastomer merupakan perletakan bergerak;
ekaya
b) perletakan sendi murni merupakan perletakan tetap;
sa
c) gaya gesek ditinjau akibat beban mati saja serta besarnya ditentukan berdasarkan
Sip
koefisien gesek pada tumpuan sebagai berikut:
il ”
perletakan rol : 0,05
− perletakan geser (sliding ) : 0,10 – 0,25
− perletakan elastomer
Gaya inersia bangunan atas yang bekerja pada bangunan bawah dalam arah melintang jembatan gelagar sederhana, diperhitungkan sebagai perkalian reaksi perletakan vertikal
beban mati bangunan atas dengan koefisien gempa lateral.
4.7.2 Gaya inersia jembatan gelagar menerus
Pada jembatan gelagar menerus dengan satu perletakan tetap, gaya inersia bangunan atas yang bekerja pada bangunan bawah (lihat Gambar 17) dalam arah sumbu jembatan
dalam rang
diperhitungkan sesuai perumusan berikut:
ka P enyeb
“ Copy stand arluasan, P
engenal ar i n i dibu
an d
Kepala jembatan
Pilar 1
Pilar 2
at oleh BS an P engapli
Gambar 17 Gaya inersia dalam arah sumbu jembatan gelagar menerus N untuk Bad
kasian St
a) gaya inersia bangunan atas pada kepala jembatan;
− Bila perletakan A ki tetap dan kedua perletakan A C dan A ka bergerak: H A =k hA W A andar, Pedoman, an P
− Bila perletakan A ki bergerak: H A =f R A, ki dimana f A ki R A, ki ≤k A, ki hA R
A, ki
enelit
b) gaya inersia bangunan atas pada pilar 1; − ian d Bila perletakan A C tetap dan kedua perletakan A ki dan A ka bergerak: H P1 =k hA W A
− Bila perletakan A C bergerak: H P1 =f AC R AC dimana f AC R AC ≤k hA R AC an P
c) gaya inersia bangunan atas pada pilar 2. Manu
gembangan D en
− Bila kedua perletakan A ka dan B ki tetap dan kedua perletakan A ki dan A C bergerak :
− Bila perletakan A ka tetap dan A ki ,A C ,B ki bergerak, yang terbesar dari: H P2 =k hA W A Bi
atau H P2 =k hA W A -f R A, ki –f A, ki AC R AC +f
R B, ki B, ki
dang Konstru ep
Dimana: f
− Bila kedua perletakan A ka dan B ki bergerak: H P2 =f
Dimana: f
Pekerjaan Umum
ksi
Bangunan
dengan pengertian:
H A adalah gaya inersia bangunan atas pada kepala jembatan (tf, kN);
H P1 adalah gaya inersia bangunan atas pada pilar1 (tf, kN);
dan R
H P2 adalah gaya inersia bangunan atas pada pilar2 (tf, kN);
A adalah beban mati gelagar A (tf, kN);
ekaya
W B adalah beban mati gelagar B (tf, kN); R
sa Sip
adalah reaksi vertikal pada kepala jembatan akibat W A, ki A (tf, kN);
R AC adalah reaksi vertikal pada pilar 1 akibat W A (tf, kN);
il ”
R adalah reaksi vertikal pada pilar 2 akibat W
A, ka
B (tf, kN);
adalah reaksi vertikal pada pilar 2 akibat W B, ki B (tf, kN);
hA
k adalah koefisien gempa lateral dari unit getar gelagar A;
k hB adalah koefisien gempa lateral dari unit getar gelagar B;
f adalah koefisien gesek bila perletakan A A, ki ki bergerak;
f AC adalah koefisien gesek bila perletakan A C bergerak;
f A, ka adalah koefisien gesek bila perletakan A ka bergerak;
f adalah koefisien gesek bila perletakan B B, ki ki bergerak.
Dengan catatan: − perletakan elastomer merupakan perletakan bergerak; − perletakan sendi murni merupakan perletakan tetap.
dalam rang
Gaya inersia bangunan atas yang bekerja pada bangunan bawah dalam arah melintang jembatan gelagar menerus, diperhitungkan sebagai perkalian reaksi perletakan vertikal beban mati bangunan atas dengan koefisien gempa lateral.
ka P
enyeb 4.7.3 Gaya inersia jembatan bersudut
“ Copy stand
arluasan, P
Bila unit getar rencana terdiri dari beberapa bangunan bawah dan bagian bangunan atas yang bersudut/ skew , gaya inersia yang bekerja pada bangunan bawah (lihat Gambar 18) dihitung sesuai perumusan berikut.
engenal ar i
n i dibu
a) Bila gaya inersia dianggap bekerja dalam arah komponen horizontal tekanan tanah (lihat
an d
Gambar 18 b):
at oleh BS
− Bangunan bawah dengan perletakan tetap: F F =F F1 +F
an
F2 P
dimana F F1 =F FT k h cos θ dan F F2 =F FL k h cos θ
engapli
− N untuk Bad
Bangunan bawah dengan perletakan bergerak: F M =F M1 +F M2 kasian St
dimana F M1 =F MT k h cos θ dan
M2
F =Rk
h sin θ (k h sin θ≤f s ) atau F M2 =Rf s sin θ (k h sin θ >f s )
andar, Pedoman, an P
enelit ian d
an P Manu en
gembangan D al (SPM)
Bi dang Konstru ep
artemen Pekerjaan Umum
ksi Bangunan
Gambar 18 Gaya inersia jembatan bersudut/skew
b) Bila gaya inersia dianggap bekerja dalam arah tegak lurus pada arah bekerjanya
− Bangunan bawah dengan perletakan tetap: F F =F F1 +F F2 dimana F F1 =F FT k h sin θ dan F F2 =F FL k h cos θ
− Bangunan bawah dengan perletakan bergerak: F M =F M1 +F M2
dimana F M1 =F MT k h sin θ dan
dalam rang
F M2 =Rk h cos 2 θ (k h cos θ≤f s ) atau F M2 =Rf s cos θ (k h cos θ >f s )
Dengan pengertian:
ka P
enyeb
F F adalah gaya inersia pada bangunan bawah dengan perletakan tetap (tf, kN);
F M adalah gaya inersia pada bangunan bawah dengan perletakan bergerak (tf, kN);
“ Copy stand arluasan, P
F FT adalah gaya lateral dalam arah tegak lurus sumbu jembatan pada bangunan bawah dengan perletakan tetap (tf, kN);
F FL adalah gaya lateral dalam arah sumbu jembatan pada bangunan bawah dengan engenal perletakan tetap (tf, kN); ar i
n i dibu
F MT adalah gaya lateral dalam arah tegak lurus sumbu jembatan pada bangunan bawah dengan perletakan bergerak (tf, kN);
an d at oleh BS
k h adalah koefisien gempa lateral;
an P
R adalah reaksi vertikal akibat beban mati bangunan atas pada bangunan bawah
engapli
dengan perletakan bergerak (tf, kN);
N untuk Bad
f s adalah koefisien gesek statis dari perletakan bergerak;
kasian St
θ adalah sudut skew (derajat).
andar, Pedoman, an P 4.7.4 Permukaan tanah anggapan
enelit
Permukaan tanah dalam perhitungan tahan gempa umumnya merupakan permukaan tanah
ian d
rencana biasa. Bila terdapat lapisan tanah dengan daya dukung yang diabaikan, permukaan tanah untuk perhitungan tahan gempa dianggap pada permukaan dasar lapisan tersebut
an P Manu
(lihat Gambar 19).
en gembangan D al
Kategori tanah yang daya dukungnya diabaikan (= nol) adalah sebagai berikut:
(SPM)
a) lapisan tanah sangat lembek atau silt sampai kedalaman 3 m terhadap permukaan tanah dengan kuat tekan
kurang dari 0,25 kgf/cm unconfined 2 ;
Bi dang Konstru