RANCANGAN TEKNIS SISTEM INFORMASI SUMBER

RANCANGAN TEKNIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA GENETIK
DAN PENGETAHUAN TRADISIONAL

Slamet Riyanto
Hendro Subagyo
Budi Nugroho
Lukman
Sjaeful Afandi
Ekawati Marlina
Al Hafidz Akbar Maulana Siagian
Ratih Keumala Sari
Rishadi

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI ILMIAH
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10 Jakarta 12710

Daftar Isi

PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
DESAIN USER INTERFACE .............................................................................................................................. 6

DESAIN DATABASE SUMBER DAYA GENETIK DAN PENGETAHUAN TRADISIONAL ..................................... 10
1.

Database ......................................................................................................................................... 10

2.

Pemrograman ................................................................................................................................. 10

3.

Framework CMS ............................................................................................................................. 10

4.

Fitur Database ................................................................................................................................. 10

5.

Metadata......................................................................................................................................... 10


CONTOH ...................................................................................................................................................... 13
1.

Tanaman Obat dan Pengobatan Tradisional................................................................................... 13

2.

Tanaman Bahan Pewarna Alami ..................................................................................................... 15

PENDAHULUAN

Kekayaan intelektual tidak semua dapat dilindungi melalui sistem Hak Kekayaan Intelektual.
Kekayaan Intelektual yang dapat dilindungi hanyalah kekayaan intelektual yang dilandasi motif
perdagangan (ekonomi) dan memenuhi persyaratan dalam undang-undang antara lain Hak Cipta,
Paten, Merek, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Industri, Perlindungan
Varietas Tanaman.
Di sisi lain ada kekayaan intelektual yang belum tersentuh perlindungan yaitu sumber daya
genetika (genetic resources), pengetahuan traditional (traditional knowledge), dan ekspresi folklore
(folklore expression) semua hal tersebut diakronimkan dengan nama GRTKF. Berikut ini definisi dari

kekayaan intelektual tersebut.
1. Sumber daya genetika/SDG (genetic resources) merupakan suatu bagian dari makhluk hidup
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Sumber daya
genetika merupakan bagian dari sumber daya hayati (biological resources) yang beraneka
ragam yang biasa juga disebut dengan keanekaragaman hayati (biological diversity). Berikut ini
skema yang menggambarkan sumber daya genetika.
SDG (Materi genetik yang
memiliki nlai aktual atau
potensial

Tumbuhan
Hewan
Materi Genetik

Membawa Fungsi
Mikroba
SD lain

Organisma, bagian
organisma, ekstrak

biokimia dari sampel
jaringan

DNA/RNA
Gambar 1. Skema Sumber daya genetika
2. Pengetahuan tradisional (Traditional Knowledge) merupakan pengetahuan yang dihasilkan
oleh masyarakat adapun cakupan pengetahuan tradisional antara lain Tari-tarian, Seni Ukir
dan Pahat, Seni Tenunan, Arsitektur tradisional, Pemulian tanaman, Pengobatan dan Tanaman
Obat-obatan

3. Ekspresi folklore (folklore expression) merujuk pada produk, aliran sosial serta proses kreatif
kommunal inter-generasi yang menggambarkan dan mengidentifikasikan sejarah, budaya dan
identitas sosial serta nilai dari komunitas tersebut. Dengan demikian ekspresi folklore
merupakan bagian dari warisan dan identitas budayam yang perlindungan serta pelestariannya
terkait dengan pengakuan terhadap keragaman budaya dan kreatifitas manusia. Folklore
sebagai bagian dari pengetahuan tradisional adalah ekspresi yang mencakup 4 kelompok yaitu:
expression by words (‘verbal”), expression by musical sounds (“music”), expresion of the human
body (“by action”), and expresions incorporated in a material object (“tangible expression”).
Semula perhatian atas perlindungan kekayaan intelektual GRTKF tersebut tidak begitu
mendapat perhatian karena tidak terlalu membawa manfaat. Namun setelah beberapa kasus

mengenai pemanfaatan sumber daya genetika, pengetahuan tradisional dan ekspresi folklore
mencuat secara internasional maka isu tersebut menjadi hal yang sangat penting. Beberapa kasus
tersebut antara lain:
1. Kasus Basmati rice yang dikembangkan dan dimintakan perlindungan Hak Patennya oleh
Tech Coorporation, pengusaha Amerika (Patent No. 5,663,484) sementara beras tersebut
dikenal luas (telah menjadi pengetahuan umum) dan kebanggaan India. Perbuatan
pengusaha Amerika tersebut telah membuat terpuruknya tanaman Padi di India.
2. Kasus di Indonesia adalah kasus pendaftaran tanaman obat dan rempah asli Indonesia
untuk keperluan kosmetika yang diajukan oleh perusahaan kosmetik Shiseido di Jepang.
Walaupun pendaftaran terakhir yang menyangkut tanaman kayu legi, kelabet, lempuyang,
remujung, dan brotowali ditarik kembali oleh Siseido, namun beberapa tanaman obat
Indonesia lainnya telah terdaftar di Jepang dengan nomor registrasi JP 10316541 dengan
subyek kayu rapet (Palameria laevigata), kemukus (pipercubeca), tempuyung ( sonchus
arvensis), belantas (Pluchea indica L), mesoyi (Massoia aromatica Becc), pule (Alstonia
scholaris), pulowaris (Alycia reinrwartii BI) dan Sintok (Cinnamomumsintoc BI).
3. Kasus pengetahuan tradisional nerkaitan dengan budaya pemahatan dimana gugatan
pengusaha Amerika kepada seniman Bali karena memproduksi miniatur perak Candi
Borobudur karena produk demikian telah diproduksi oleh suatu perusahaan suvenir di
Amerika
Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu diupayakan suatu sarana untuk melindungi

sumber daya genetika, pengetahuan tradisional dan ekspresi (folklore) yang dimiliki oleh Indonesia.
Mengingat sumber daya tersebut memiliki nilai ekonomi yang besar, ditambah lagi tindakan
negara-negara maju yang melakukan pengambilan sumber daya genetika, pengetahuan tradisional
adan ekspresi folklore untuk dinikmati sendiri.
Sarana yang dimaksud yaitu suatu portal yang dapat mengintegrasikan database yang ada di
Indonesia secara interoperabilitas, database tersebut berkaitan dengan sumber daya genetika,
pengetahuan tradisional dan folklore (GRTKF), dimana database tersebut dikembangkan oleh
berbagai lembaga yang ada di Indonesia. Mengingat saat ini banyak lembaga yang sudah
menginisiasi perkembangan GRTKF, seperti LIPI dengan penelitiannya berkaitan dengan sumber
daya genetik telah memiliki antara lain:
1) Database Plant Resources of South East Asia (Prosea -Biologi)
2) Database Coral (Osenografi)
3) Database biakan mikroba (Bioteknologi)

4) Database Kultur Jaringan Invitro (Bioteknologi)
5) Database Kebun Plasma Nuftah (Bioteknologi)
6) Database gen dan mutasi gen bibit unggul untuk pangan (Bioteknologi)
7) Database informasi penyakit-penyakit infeksi di Indonesia (Bioteknologi)
8) Database Koleksi Tanaman Pembibitan (Kebun Raya)
9) Database Koleksi Tanaman Langka (Kebun Raya)

10) Database Koleksi Herbarium (Kebun Raya)
11) Database Koleksi Anggrek (Kebun Raya)
12) Database Koleksi Biji2an (Kebun Raya)
13) Database Tanaman Obat (Kebun Raya)
14) Database koleksi spesimen tipe herbarium dan Museum Zoologi (Biologi)
15) STORMA (stability of rainforest Margins in Indonesia).
Namun sangat disayangkan saat ini database tersebut belum bisa diakses untuk secara terbuka
melalui internet padahal data tersebut sudah dikelola bertahun-tahun, sehingga diperlukan suatu
sistem yang dapat menampilkan dan mengemas data tersebut sehingga dapat diketahui
masyarakat internasional.
Sementara untuk pengetahuan tradisional dan folklore Perpustakaan Nasional sudah memulai
dengan database candi di Indonesia, kemudian ada LSM yang mendirikan portal budaya Indonesia
(http://www.budaya-indonesia.org). Namun dari beberapa inisator tersebut belum dapat
menggambarkan pengetahuan tradisional Indonesia, dan cenderung masih belum terdata.
Berdasarkan alasan tersebut maka perlu dikembangkan portal nasional GRTKF yang
menampung, mengolah, menyajikan dan mengintegrasikan data dan informasi sumber daya
genetik, pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya (GRTKF), yang ada di Indonesia. Disamping
adanya sistem yang dapat memetakan kekayaan intelektual tersebut, sehingga dapat diketahui
kekayaan intelektual di setiap daerah. Hal yang terpenting yaitu dengan adanya portal ini kekayaan
Intelektual GRTKF yang ada di Indonesia dapat dilindungi.


DESAIN USER INTERFACE

DESAIN DATABASE SUMBER DAYA GENETIK
DAN PENGETAHUAN TRADISIONAL

1. Database
Database dalam portal ini menggunakan SQL
2. Pemrograman
Pemrograman menggunakan, PHP, Java
3. Framework CMS
Content Management System menggunakam Jomla
4. Fitur Database
Setiap database membuat ekstension Joomla versi 1.7 (modul, component, plug in)

a. Fitur2 komponen :
a.1 Form Pengisian Data ( Create, Read, Update, Delete,)
a.2 Searching, Filter
a.3 Relasi dengan GIS
b. Fitur Modul

b.1 Image, Thumbnail
b.2 Deskripsi
b.3 Setting Pengaturan Penampilan Modul
c. Plug In
5. Metadata
Metadata yang digunakan menggunakan standar Dublin Core dan menambahkan field yang
tidak ada didalamnya adapun field yang akan ada dalam form sebagai berikut:
a. Nama latin:
b. Nama Indonesia:
c. Nama daerah:

Daerah

Nama

Tambah Nama Daerah

d. Klasifikasi Ilmiah (Taksonomi) (Dibuat list box ketika Memilih Kingdom)
Animalia/Hewan


KINGDOM :
Protozoa

Bacteria

Fauna
Phylum/Fillum :
Classis/Kelas:

Plantae/
Tumbuhan
Flora
Divisio/Divisi
Classis/Kelas

Chromistra

Divisio/Divisi
Classis/Kelas,


Divisio/Divisi
Classis/Kelas,

Ordo/Bangsa:
Familia/Keluarga/
Suku:
Genus/Marga:
Spesies/Jenis/
Kekerabatan:
Varietas/varitas

Ordo/Bangsa,
Familia/Keluarga/
Suku,
Genus/Marga
Spesies/Jenis/
Kekerabatan:
Varietas/varitas

Ordo/Bangsa,
Familia/Keluarga
/Suku
Genus/Marga
Spesies/Jenis/
Kekerabatan:
Varietas/varitas

Ordo/Bangsa,
Familia/Keluarga/
Suku
Genus/Marga
Spesies/Jenis/
Kekerabatan:
Varietas/varitas

Microba
Divisio/Divisi
Classis/Kelas,
Ordo/Bangsa,
Familia/Keluarga
/Suku
Genus/Marga
Spesies/Jenis/
Kekerabatan:
Varietas/varitas

Fungi

Divisio/Divisi
Classis/Kelas,
Ordo/Bangsa,
Familia/Keluarga/
Suku
Genus/Marga
Spesies/Jenis/
Kekerabatan:
Varietas/varitas

Gambar Alur hubungan t ingkat klasif ikasi dari Kingdom sampai j enis

e.

Klasifikasi Manfaat
Manfaat

f.

Tanaman Obat
Tanaman Industri
Tanaman Pangan
Tanaman Sandang
Tanaman Hias
Bahan Pewarna
Deskripsi tanaman:

g.

Habitat:.

Check
List







h. Bagian tanaman yang digunakan:
i.

Kandungan kimia:

j.

Khasiat/Kegunaan:

k.

Warna yang dihasilkan (akan keluar jika dipilih klasifikasi manfaat Bahan pewarna)

l.

Lokasi/Wilayah: (Lokasi ini akan dipetakan ke GIS dan dibuat dalam bentuk list box), dan
bisa ada di beberapa provinsi dan kota jadi bisa tambah list box
Provinsi
Kota/Kabupaten
Kecamatan
Kelurahan/Dusun
Posisi Longitudinal/latitude
Tambah Provinsi

m. Resep tradisional (akan keluar jika dipilih tanaman obat/BahanPewarna)
n.

Multimedia
Image
Video
Audio
Tambah Image
Tambah Video
Tambah Audio

o.

Kuota Tangkap
Lokasi

(Otomatis akan terbuka setelah
Provinsi di point I terisi) dan pada
field l ini akan tersedia beberapa
box sesuai dengan input provinsi

Jatah Tangkap
Jatah Ekspor

p.

File (Upload/Download)

q.

Penelitian yang berkaitan
Judul penelitian
Nama Peneliti
Insitusi
Tahun

r.

Referensi

CONTOH

1. Tanaman Obat dan Pengobatan Tradisional
Nama latin: Foeniculum vulgare Mill
Nama Indonesia: Adas
Nama daerah: Hades; adase; Fenkel; Fennel; Denggu-denggu; Papaato; Alas; Landi; Adhas; Cedas; Adeh;
Manih; Wala wunga; Kumpasi; Paapang; Rempasu
Deskripsi tanaman: Terna, tinggi 0,5-3 meter, batang beralur, tumbuh tegak. daun berbagi menyirip,
berseludang dengan warna putih. Perbungaan berbentuk payung dengan 6-40 gagang bunga, mahkota
bunga berwarna kuning. Buah berusuk-rusuk sangat nyata, panjang 4-6 milimeter, warna hijau pada waktu
muda dan keabu-abuan setelah tua.
Habitat: Tumbuh secara liar di daerah Tosari dan dibudidayakan di pegunungan Jawa Tengah dan Jawa
Timur pada ketinggian 900 - 1.300 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: limonena; minyak lemak; stigmasterin; umbeliferona; gula; saponin; flavonoida;
polifenol
Khasiat:
Anti inflamasi
karminatif
diuretik
anti mikroba
Kegunaan :
Sembelit
Batuk
Sakit
Perut
Resep tradisional:
Sembelit: Adas 3 butir; Daun muda jambu biji 3 lembar; Kulit batang pulosari 1/2 jari; air 2 cangkir;
Ramuan direbus hingga mendidih sampai diperoleh cairan 1 cangkir kemudian disaring, Bayi umur 3
bulan: sehari minum 5-7 kali, tiap kali 1 sendok teh; Bayi umur 6 bulan: sehari minum 3 kali, tiap kali 1
sendok makan; Anak umur 3 tahun: sehari minum 3 kali, tiap kali 2 sendok makan; Remaja: sehari minum
1 kali, tiap kali 1 cangkir
Batuk:
Adas 3 butir; Gula batu secukupnya; Air secukupnya; Daun sagamanis 7 lembar; Kulit batang pulosari 1
jari; Bawang merah 1 buah, Campuran ditambah air sedikit, lalu ditumbuk halus, kemudian dibungkus
dengan daun pisang selanjutnya dikukus 15 menit, lalu diperas dengan kain bersih, Diminum sekaligus
sebelum tidur

Sakit perut:
Adas 5 butir; Ketumbar 11 biji; Merica bolong 11 biji; Daun po'o segar 20 lembar; Air 2 cangkir; Kunyit
1/2 jari; Lempuyang wangi dibakar 1 biji; Temu kunci dibakar 3 biji; Temu kunci segar 3 biji; Kayu ules 1
biji, Campuran ditumbuk, kemudian dididihkan sampai memperoleh 1 cangkir, lalu disaring dengan kain
bersih, Diminum sehari 2 kali

Gam bar

2. Tanaman Bahan Pewarna Alami
Nama Latin : Rubia cordifolia L.
Nama Indonesia : Letah meong
Nama Daerah : Sunda, Letah meong; Jawa, Kletak
Deskripsi : Letah meong merupakan jenis yang sangat bervariasi. Terna memanjat atau melata, panjang
sampai 10 m. Akar rimpangnya menahun, perakaran panjang, berbentuk silinder, bengkok-bengkok,
pepagan tipis berwarna merah. Batang beruas panjang, bersegi empat, kadang berduri-duri atau berbulu
sikat. Daun tunggal, berbentuk jantung sampai bulat telur. Tumbuh di lahan basah pada ketinggian 5002.500 m di atas permukaan laut, terutama dalam vegetasi sekunder.
Bagian yang dimanfaatkan: Akar dan batang
Warna yang dihasilkan : Jingga atau merah
Kegunaan : Kain katun kasar ; Selimut ; Permadani
Proses penyiapan bahan: Akar atau batang diseduh dalam air. Air seduhan digunakan untuk merendam
bahan yang akan diwarnai.
Cara penggunaan: Kain, Kain direndam dalam seduhan akar atau batang dalam air dengan menggunakan
tawas sebagai mordan.
Gambar