UJI KOEFISIEN KORELASI ANTARA JARAK DARI

UJI KOEFISIEN KORELASI
ANTARA JARAK DARI PUSAT KOTA,
INDEKS AKSESIBILITAS DAN HARGA LAHAN
Regita Viani Gulo - 1630600171
1

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Pasundan. regitavianigulo@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudi No.193, Bandung

1.

Pendahuluan
Sebuah kota memiliki ciri kegiatan bukan pertanian, karena aktifitas utama

dari kegiatan kota antara lain pada perdagangan dan jasa, industri, ekonomi kreatif
dan sebagainya. Kota mampu menarik penduduk untuk masuk (urbanisasi) serta
kegiatan bisnis yg beragam karena keberagaman aktifitas sekaligus sebagai pusat
kegiatan dari daerah sekitar. Dengan banyaknya aktifitas dan pertambahan
penduduk, kebutuhan lahan pun semakin tinggi dan terjadi persaingan untuk

mendapatkan nya. Penduduk dengan penghasilan rendah akan mendekati tempat
mereka bekerja untuk meminimalisir transport cost, sebaliknya penduduk yang
berpenghasilan tinggi akan menjauhi pusat kota guna menjauhi kepenatan dan
mendapat keasrian lingkungan di daerah pinggiran serta dapat menikmati lahan
yang lebih luas karena ketersediaannya yang masih memadai sehingga harga
lahan cenderung lebih murah. Oleh karena itu Saya bermaksud untuk meneliti
koefisiean korelasi antara jarak, aksesibilitas dan harga lahan dengan batasan H0:
Variabel jarak, aksesibilitas dan harga lahan mempunyai korelasi.

2. Tinjauan Teori
A. Uji Korelasi
Korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk meguji ada/tidaknya
hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Besar kecilnya
hubungan antara dua variabel dinyatakan dalam bilangan yang disebut koefisien
korelasi, dengan prinsip:

Ø

Besarnya Koefisien antara -1 0 +1


Ø

Besaran koefisien -1 & 1 adalah hubungan yang sempurna

Ø

Nilai Koefisien 0 atau mendekati 0 dianggap tidak berhubungan antara dua
variabel yang diuji

Arah Hubungan:
Ø

Positif (Koefisien 0 s/d 1)

Ø

Negatif (Koefisien 0 s/d -1)

Ø


Nihil (Koefisien 0).

B. Jarak
Menurut kamus besar bahasa indonesia jarak adalah ruang sela yang
menunjukkan panjang luasnya antara suatu titik ke titik yang lain. Berdasarkan
pengertian diatas maka jarak berarti jauh dekatnya ruang sela antara pusat kota
dan suatu lokasi lahan.

C. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan sebuah konsep suatu ukuran kenyamanan atau
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
“mudah” atau “sulitnya” lokasi tersebut dapat dijangkau oleh sistem jaringan
transportasi. (Black, 1981)
Indikator aksesibilitas secara sederhana dapat dinyatakan dengan jarak. Jika
suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, maka dikatakan aksesibilitas
antara kedua tempat tersebut tinggi. Apabila antar kedua tempat memiliki waktu
tempuh yang pendek maka dapat dikatakan kedua tempat itu memiliki
aksesibilitas yang tinggi. Semakin sedikit biaya yang dikeluarkan dalam
melakukan perjalanan maka perjalanan tersebut memiliki tingkat kemudahan yang
baik. Biaya disini dapat merupakan biaya gabungan yang menggabungkan waktu

dan biaya sebagai ukuran untuk hubungan transportasi (Ofyar Z. Tamin,
Perencanaan & Pemodelan Transportasi, 2000).

D. Indeks Aksesibilitas
Indeks aksesibilitas adalah angka yang menyatakan kemudahan untuk melakukan
perjalanan dari suatu daerah menuju daerah-daerah lain disekitarnya dengan
memasukan parameter hambatan perjalanan (waktu dan jarak) dan parameter
tarikan perjalanan menuju zona-zona tujuan. Aksesibilitas dari zona i ke zona j
didefinisikan

sebagai

besarnya

tarikan

perjalanan

ke


zona

j

dengan

memperhitungkan besarkan faktor gesekan yang ada.
!

Qi =

Aj . F i j
!!!

Qi

= Indeks aksesibilitas zona i ke semua zona lainnya (dengan angkutan
umum atau kendaraan pribadi)
Aj = Tarikan ke zona j (Tujuan) dengan angkutan umum atau kendaraan
pribadi

F ( i j ) = Faktor gesekan waktu perjalanan dari zona i ke zona j
n
= Total jumlah zona
Ø Faktor Gesekan F ( i j )
F ij =

� ��
� 100.000
�� � ��

T (ij) = Distribusi dari zona i ke j
Pi
= Total produksi dari zona i
Aj
= Total Tarikan ke zona j
E. Lahan
Lahan merupakan bagian permukaan bumi yang menjadi tempat aktivitas
manusia. Dalam hal ini, lahan merupakan sumber daya yang bersifat terbatas yang
penting dalam perekonomian. Keterbatasan lahan menuntut adanya suatu sistem
alokasi yang efektif dan efisien sehingga penggunaan akan membawa manfaat

paling optimal. Karena sebagian besar lahan dapat dipergunakan untuk beragam
aktivitas, maka akan terdapat kompetisi kepentingan dalam kepemilikan dan
penggunaan lahan.

Harga lahan dan nilai lahan memiliki keterkaitan fungsional dalam
pengertiannya, dimana harga lahan umumnya ditentukan oleh nilai lahan atau
harga lahan akan mencerminkan tinggi rendahnya nilai lahan (Waskitho, 2010).
Nilai lahan merupakan suatu penilaian atas lahan yang didasarkan pada
kemampuan lahan secara ekonimis dalam hubungannya dengan produktivitas dan
strategi ekonominya (Drabkin dalam Yunus 2000 : 89). Sedangkan harga lahan
adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan
luas pada pasaran lahan. (Yunus (2006: 89)
Nilai lahan selain berkaitan dengan harga lahan juga sangat erat hubungannya
dengan penggunaan lahan. Nilai lahan banyak tergantung pada “fertility”
(kesuburan), faktor lingkungan, keadaan drainase dan lokasi dimana lahan
tersebut berada. Dalam hal ini lahan juga berkaitan dengan masalah aksebilitas.
Lahan-lahan yang subur pada umumnya memberikan “out put” yang lebih besar
dibandingkan dengan lahan yang tidak subur dan akibatnya akan mempunyai nilai
yang lebih tinggi serta harga yang lebih tinggi pula. Walaupun demikian, ada pula
nilai-nilai lahan yang tidak ditentukan oleh lokasi.

Dalam hal ini untuk lokasi tertentu mempunyai nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lokasi yang lain. Derajat aksesibilitas mewarnai tinggi
rendahnya nilai lahan ini. Semakin tinggi aksesibilitas suatu lokasi semakin tinggi
pula nilai lahannya dan biasanya hal ini dikaitkan dengan keberadaan konsumen
akan barang dan jasa.
Lahan akan memiliki nilai atau harga yang tinggi bila terletak pada lokasi
yang strategis (aktifitas ekonomi yang tinggi, lokasi mudah dijangkau dan tersedia
infrastruktur yang lengkap). Harga lahan bergerak turun seiring jarak dari pusat
kota (produktif) ke arah pedesaan(konsumtif). Pada daerah sub - sub pusat kota,
harga lahan tersebut naik kemudian turun mengikuti jarak dan tingkat aktivitas
diatasnya (Cholis 1995, dalam Luky 1997).

3.

Aplikasi dalam SPSS
Pada pengujian apakah variabel pada data ini mempunyai hubungan korelasi

atau tidak secara signifikan, dengan memperhatikan:

3.1 Signifikansi :

Ø Berkenaan dengan besaran angka, jika 0, maka artinya tidak ada korelasi
sama sekali dan jika korelasi 1 berarti korelasi sempurna, hal ini berarti
bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan dua variabel semakin
kuat. Sebaliknya, jika r (koefisien korelasi) mendekati 0 maka hubungan dua
variabel semakin lemah. Sebagai standarisasi, angka korelasi diatas 0,5
menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5 korelasi
lemah.
Ø Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran
hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arahan yang
berlawanan, sedangkan tanda positif (+) pada output menunjukkan adanya
arahan yang sama.
3.2 Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Koefisen Korelasi:

Ø Berdasarkan nilai signifikansi : Jika nilai signifikansi > dari 0,05, maka
kesimpulannya tidak terdapat korelasi, sedangkan jika < dari 0,05, maka
terdapat korelasi.
Ø Berdasarkan tanda bintang (*) yang diberikan SPSS. Jika terdapat tanda
bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang dianalisis
terjadi korelasi, sebaliknya jika tidak terdapat tanda bintang pada pearson
correlation maka antara variabel yang dianalisis tidak terjadi korelasi.


4.

Tahapan Pengerjaan
Variabel yang digunakan adalah variabel jarak (m), aksesibilitas dan harga

lahan (ribu rupiah/m2). Adapun data-data skor total yang dapat ditabulasikan
adalah sebagai berikut:

Aplikasi Pada SPSS:
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Jarak, kemudian
dibaris selanjutnya Aksesibilitas dan di baris selanjutnya Harga. Pada kolom
Type ubah menjadi Numeric, dan pada kolom Label isi dengan keterangan
variabel yang jelas, seperti Jarak dari Pusat Kota (m), Indeks Aksesibilitas
dan Harga Lahan (ribu rupiah/m2). Pindah ke bagian Data View dan isi
sesuai dengan data yang akan di tabulasikan seperti di bawah ini.

3. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate, dan klik Bivariate.


4. Setelah itu akan muncul kotak dengan nama Bivariate Correlations,
masukkan variabel Jarak dari Pusat Kota (m), Indeks Aksesibilitas dan Harga
Lahan (ribu rupiah/m2) ke dalam kolom variables. Pastikan kolom
Correlation Coefficients sudah mencentang Pearson, kemudian kolom Test
of Significance sudah mencentang Two Tailed. Dan Flag significcant
correlation juga sudah di centang.

5. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut

Hasil dan Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai siginifikansi dan nilai
Pearson pada Tabel Correlation. Maka dapat dilihat 2 pertimbangan :
a. Berdasarkan Nilai Siginifikansi
Dari output diatas, diketahui antara Jarak dengan Indeks aksebilitas
mempunyai nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikan. Selanjutnya antara Jarak dengan Harga Lahan mempunyai nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat nilai korelasi yang signifikan.

Yang terakhir antara Aksesibilitas dengan Harga Lahan mempunyai nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.
b. Melihat nilai Pearson Correlation
Dari output diatas, diketahui bahwa Nilai Pearson Correlation yang
dihubungkan antara masing – masing variabel mempunyai tanda bintang, ini
berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
Daftar Pustaka
Basri, Hasan. 2012. Pengukuran Indeks Aksesibilitas di Kota Depok dengan
Gravity

Model.

Scirbd.

https://www.scribd.com/document/359820197/Pengukuran-IndeksAksesibilitas (di akses 15 Maret 2018).
Hidayat, Wahyu. 2012. Korelasi Regresi – Penjelasan dan Tutorial Lengkap.
Statistikian. https://www.statistikian.com/2012/08/korelasi.html (di akses 15
Maret 2018).
Tanti, Septiani dan Hermanawan. 2015. Analisis Tingkat Aksesibilitas di Wilayah
Kawasan Perdagangan Kota Sukabumi. Bandar Lampung: Unila, The 18th
FSTPT International Symposium.