Analisa Pengaruh Inflasi Tingkat Suku Bu

Analisa Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan
Pertumbuhan GDP Terhadap Non Performing Loan (NPL)
Pada PT. Bank BUMN
Nanda Aulia Putri
Universitas Trilogi
1. Latar Belakang Masalah
Perekonomian global mengalami pertumbuhan dalam 2 tahun terakhir,
dengan ratarata tingkat pertumbuhan sebesar 2,7%, akibat mulai naiknya
manufaktur dan perdagangan, meningkatnya kepercayaan pasar, dan makin
stabilnya harga komoditas sehingga memungkinkan pertumbuhan berlanjut di
pasar ekspor komoditas dan mengembangkan perekonomian. Sebagai negara
berkembang, Indonesia tidak luput dari dampak kenaikan ekonomi global.
Kenaikan ekonomi yang terjadi dampak konsolidasi fiskal dan kegiatan di
sektor swasta meningkat, didukung oleh kenaikan harga komoditas yang
moderat, meningkatnya permintaan eksternal, dan membaiknya tingkat
kepercayaan akibat reformasi. Sektor perbankan memegang peranan yang
sangat penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peran
tersebut diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi
antara debitur dan kreditur.
Hingga saat ini, bank di Indonesia dalam menjalankan fungsi
penyaluran dana masih menjadikan kredit sebagai pemasukan utama. Menurut

Kasmir (2012) besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan
keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit, sementara dana
yang terhimpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan bank tersebut rugi.
Besarnya kredit yang disalurkan oleh bank salah satunya dipengaruhi oleh
besarnya dana yang dihimpun bank dari masyarakat luas atau disebut Dana
Pihak Ketiga (DPK). Pada triwulan 2 tahun 2016 porsi pendapatan bunga
kredit tercatat sebesar 69,6% atau sebesar Rp236 triliun. Sedangkan dari sisi
beban, beban bunga DPK menyumbang sebesar 51,6% atau sebesar Rp89
triliun dari total beban bunga bank umum di Indonesia. Oleh karena itu,
stabilitas usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pengelolaan kredit
dan DPK mereka.
Pentingnya kredit bagi perbankan menjadikan bank selalu
mengembangkan pengelolaan kreditnya untuk dapat memaksimalkan
pendapatan yang diterima bank termasuk menekan risiko terjadinya kredit
bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Menurut hipotesis “bad luck”
yang diungkapkan oleh Berger & Young (1997) NPL yang meningkat
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh
manajemen seperti kondisi perekonomian yang menurun. NPL yang tinggi ini
dapat menyebabkan ketidakefisienan di perbankan. Sedangkan menurut


Siamat (2005:360) faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah berasal dari
faktor internal yang berkaitan dengan pemberlakuan kebijakan dan regulasi
yang berada dalam lingkup bank itu sendiri seperti kebijakan perkreditan yang
ekspansif dan lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit, sementara
faktor eksternal ini terkait dengan penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya
tingkat bunga kredit, pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak
sehat oleh debitur, kegagalan usaha debitur, dan musibah seperti bencana.
Putri (2016) mengemukakan kredit bermasalah dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal maupun faktor internal.
Melalui penelitian ini, kita dapat mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan antara inflasi , tingkat suku bunga dan pertumbuhan GDP
terhadap NPL, maka penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini
dalam penulisan proposal skripsi berjudul “ANALISIS PENGARUH
INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN GDP TERHADAP NPL PADA
PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian:
1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap NPL?
2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap NPL?

3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan GDP terhadap NPL?
3. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap NPL?
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga terhadap
NPL?
3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan GDP terhadap
NPL?
4. Hipotesis
1. Ho: Ada pengaruh kenaikan inflasi terhadap NPL
2. Ho: Ada pengaruh kenaikan tingkat suku bunga terhadap NPL
3. Ho: Ada pengaruh kenaikan GDP terhadap NPL

5. Landasan Teori
5.1 Kerangka Penelitian
BANK BUMN (4)

BANK
UMUM




Bank Umum
1. BRI
2. BNI
3. BTN
4. Mandiri

PENGARUH

INFLASI (X1)
TKT SUKU
BUNGA (X2)

NPL (Y)

GDP (X3)

5.2 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Berdasarkan pengertian diatas bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya segala aktifitas perbankan tak
luput dari bidang keuangan.
Menurut Kasmir (2008:11) bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
bank lainnya.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diambil garis kesimpulan
bahwa kegiatan dari usaha bank adalah untuk menghimpun dana dari
masyarakat kepada masyarakat yang memiliki dana lebih dan
menyalurkannya kembali dana tersebut yang berasal dari masyarakat
untuk masyarakat yang membutuhkan dana tersebut dalam berbagai
bentuk. Dengan demikian bank memperoleh keuntungan dari pelayanan
jasa tersebut dan jasa-jasa lain dalam memperlancar lalu lintas
pembayaran.

5.3 Kredit Bermasalah

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) kredit bermasalah atau
Non Performing Loan (NPL) ialah kredit yang tidak lancar atau kredit
dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan
misalnya persyaratan pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman
bunga, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 rasio NPL
total kredit adalah rasio antara jumlah total kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan, dan macet, terhadap total kredit. menurut Surat Edaran
No.17/19/DPUM tanggal 8 Juli 2015. Menurut Riyadi (2006) rasio NPL
merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan
tingkat kolektibilitas yang merupakan kredit bermasalah dibandingkan
dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia (BI)
melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit
bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Rasio NPL dapat dirumuskan
sebagai berikut :
NPL =



� �




� � �ℎ





%

5.4 Inflasi:
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada
umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat,
maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan.
Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata
uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan
nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
5.5 Tingkat
Suku

Bunga
:
Suku bunga adalah balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya (Kamsir, 2013). Tingkat suku bunga dapat diartikan
sebagai return yang dibayarkan atas uang yang dipinjam. Oleh sebab itu
sebagai biaya peminjam, ketika tingkat suku bunga meningkat maka akan
banyak perusahaan serta individu tidak dapat membayar kembali kredit.
Sehingga akan menyebabkan NPL meningkat.
5.6 GDP:
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto
(PDB) mempunyai pengertian sebagai nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi wilayah pada suatu negara dalam
jangka waktu setahun. Variabel ini menggambarkan karakteristik
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Menurut Sukirno (2010)

pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan GDP pada satu tahun tertentu
yang dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Pertumbuhan GDP memperlihatkan peningkatan income individu
juga peningkatan pada perusahaan, oleh karena itu kemampuan untuk

membayar hutang (kredit) menjadi meningkat dan dampaknya NPL
menurun. Sebaliknya penurunan GDP memperlihatkan income individu
juga peningkatan pada perusahaan menjadi menurun, sehingga
kemampuan untuk membayar hutang (kredit) juga menurun dan NPL
mengalami peningkatan (Ahmad dan Bashir, 2013).

5.7 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai kaitan
dengan kredit bermasalah (NPL):
NO

PENGARANG

JUDUL

1

Wen Chieh Wu,
Chin
Oh Chang, dan

Zekiye
Selvili (2003)

Banking
System, Real
Estate Market,
And
Non Performing
Loan

Error
Correction
Model,
Ordinari
Least
Square
regresion

METODE


2

Hermawan
Soebagia
(2005)

Analisis faktorfaktor
yang
mempengaruhi
NPL pada bank
umum
komersial

Regresi
Linear
Berganda

3

Yunis
Rahmawulan
(2008)

Perbandingan
Faktor
Penyebab NPL
dan NPF pada
Bank
Konvensional

Vector
Autoregression
:
Impulse
Response

HASIL
Variabel GDP rill
berpengaruh negatif
signifikan terhadap NPL.
Variabel ΔP berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap NPL.
Variabel (Rr⁄Rı) dan
variabel (Corp/Ind)
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
variabel
NPL.
GDP tidak signifikan
berpengaruh terhadap
NPL.
ariabel Kurs, CAR dan
LDR
berpengaruh negatif
signifikan terhadap NPL.
Sementara Inflasi, KAP,
dan
BNGKRP berpengaruh
positif
signifikan terhadap NPL.
Pertumbuhan kredit /
pembiayaan tidak
berpengaruh terhadap
kredit
bermasalah.
Baik NPL maupun NPF

dan Bank
Syariah

merespon positif terhadap
perubahan GDP dan
inflasi.
Variabel LDR
berpengaruh
negatif terhadap NPL
akan
tetapi FDR tidak
berpengaruh
signifikan terhadap NPF.
Sedangkan SBI
berpengaruh
positif terhadap NPL,
akan
tetapi sebaliknya, SWBI
direspon negatif oleh
NPF.

6. Meode Penelitian
6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, dimana penelitian
yang dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lainnya.
6.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data yang dapat diukur dengan angka-angka yang dapat
dihitung (Sugiyono,2009). Dalam penelitian ini sumber data yang
digunakan seluruhnya berasal dari publikasi Statistik Perbankan
Indonesia (SPI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta data
makroekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI) dan
Indonesia Investment. Dengan demikian, peneliti menggunakan sumber
data sekunder. Menurut Saunders et al (2007) dikutip dalam Belay (2012)
data sekunder memberikan sebuah peluang untuk mengumpulkan data
berkualitas tinggi.
6.3 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum BUMN
yang ada di indonesia. Adapun bank umum BUMN terdiri dari bank BRI,
BNI, BTN dan Mandiri (BEI tidak termasuk) yakni sebanyak 4 bank..
Menurut Sugiono (2009) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.

6.4 Sampel Penelitian
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.Menurut Sugiyono (2009), sampel adalah
bagian dari suatu objek penelitian atau subjek yang mewakili populasi.
6.5 Teknik Estimasi Data Panel
Dalam analisa model data panel ada tiga macam pendekatan
(metode) yang terdiri dari Common Effect (CE)/pooled least square
(PLS), Fixed Effect, dan Random Effect
6.6 Teknik Pemilihan Model
Dalam memilih model data panel yang akan digunakan, pertama
dilakukan uji Chow untuk menentukan apakah pengolahan data panel
menggunakan metode Pooled Least Square atau Fixed Effect. Jika
signifikan maka dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih antara
Fixed Effect dan Random Effect. Jika hasil uji Hausman signifikan maka
disimpulkan pengolahan dilakukan dengan metode FEM. Namun, uji
Hausman yang tidak signifikan dilanjutkan dengan uji Breusch-Pagan
LM test untuk memilih antara metode REM dan PLS.
6.7 Teknik Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah model regresi yang
menghasilkanestimasi
linier
tidak
bias
(Best
Linier
Unbias
Estimator/BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi,
yang disebut dengan asumsi klasik. Asumsi-asumsi dasar tersebut
mencakup
normalitas,
multikolinearitas,
heteroskedastistas,
dan
autokorelasi.
6.8 Teknik Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu maslah penelitian yang kebenarannya masih lemah
sehingga harus di uji secara empiris. Pengujian hipotesis, merupakan
prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusanm yaitu menolak atau
menerima hipotesis tersebut. Uji hipotesis statistik dilakukan dengan cara
Uji Parsial (Uji-t), Uji Signifikansi Stimultan (Uji Statistik F) dan ji
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

6.9 Model Regresi Berganda
Persamaan model regresi linear berganda yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:

In(NPL)it =
7.

Sistematika Penulisan

+

�� �� �� � � +

�� ��

� +

�� ��� � + �

Untuk memudahkan penulisan maka ini adalah sistematika penulisan
dalam proposal skripsi:
1.
2.
3.
4.
5.

Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis
Landasan Teori: Kerangka Penelitian, Pengertian Bank, Kredit
Bermasalah, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, GDP, dan Penelitian Terdahulu
6. Metode Penelitian: Jenis Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Populasi
Penelitian, Sampel Penelitian, Teknik Estimasi Data Panel, Teknik
Pemilihan Model, Teknik Pengujian Asumsi Klasik, Teknik Pengujian
Hipotesis, Model Regresi Berganda,

8. DAFTAR PUSTAKA
Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of
Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in
Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American
Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015,
pp. 184-189
Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
Thidi. “Berbagai Jenis Bank, Produk Pemasaran dan Undang-undang
Perbankan”.
Tersedia: https://thidiweb.com/pengertian-bank/. [8 April
2018]

Syahid, Dwi Caesar Nawawi. “Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal
Terhadap Kredit Bermasalah Serta Dampaknya Terhadap Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai Menurut PSAK 55”. Tersedia:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/13222-26730-1-SM.pdf. [8 April
2018]
Adicondro , Y. Y., & Pangestuti, I. R. 2015. Analisis Pengaruh Pertumbuhan
GDP, Tingkat Suku Bunga, Pertumbuhan Ekspor, Pertumbuhan Kredit
Dan BOPO Terhadap Non Performing Loan Pada Bank Umum Di
Indonesia Tahun 2010. Diponogoro Journal Of Management Volume 4 ,
Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 1-12.
The world Bank . 2017. “Pertumbuhan Global Diperkirakan menguat menjadi
2,7 persen seiring membaiknya kondisi”. Tersedia:
http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2017/06/06/globalgrowth-set-to-strengthen-to-2-7-percent-as-outlook-brightens. [9 April
2018]
Ihsan, Muntoha. 2011. “Pengaruh Gross Domestic Product, Inflasi, Dan
Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing
Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2005 sampai 2010” Fakultas
Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang : Skripsi Tidak Diterbitkan