Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian ASI
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam

organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna
sebagai makanan yang utama bagi anak ( Roesli, 2000). ASI mengandung nutrisi,
hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.
Sehingga ASI merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
anak baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual ( Purwanti, 2004).
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi berkualitas tinggi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak ( Maryunani,
2012).
2.2

Stadium ASI


2.2.1. ASI Stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang
pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke -4. Setelah
persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna
kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi pada anak. Kolostrum
mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih
dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur.Protein utama pada kolostrum
adalah imunoglobulin (IgG,IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibody
8

Universitas Sumatera Utara

9

untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun
kolostrum yang keluar dari payudara ibu sedikit, tetapi volume kolostrum yang
ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung anak yang berumur 1-2 hari.
Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam..
2.2.2


ASI Stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI peralihan adalah ASI yang

keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4
sampai hari ke-10. ASI peralihan pergantian kolostrum menjadi ASI matur.
Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak serta volume ASI
meningkat. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi. Selama dua minggu, volume air susu bertambah
banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan
protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.
2.2.3 ASI Stadium III
ASI stadium III adalah Air Susu Matur. ASI matur disekresi pada hari ke
sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan ,
karena mengandung casineat, ribopflaum dan karotin. Kandungan ASI matur
relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.
2.3

Pengertian ASI Eksklusif
Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI


secara Eksklusif adalah anak hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan

Universitas Sumatera Utara

10

padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai
anakberumur 6 bulan (Roesli, 2008).
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI ( air susu ibu ) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lainnya, walaupun
hanya air putih, sampai anakberumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, anak mulai
dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai anakberumur
dua tahun (Purwanti, 2004).
Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila
anak hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan
ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI Eksklusif serta lamanya pemberian ASI
bersama – sama dengan makanan padat setelah anakberumur 6 bulan.
Berdasarkan hal – hal diatas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal

dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia tahun
1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan
pada pemberian ASI. (Maryunani,2012)
2.4

Manfaat Pemberian ASI
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat

dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh anak yaitu: (Roesli,2005).
1.

Manfaat ASI Bagi Anak
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat
dirasakan yaitu: (1) ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan
tubuh, (3) Meningkatkan kecerdasan. (4) Menyusui meningkatkan jalinan
kasih sayang. (5) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua

Universitas Sumatera Utara

11

kebutuhan pertumbuhan anak sampai usia selama enam bulan. (6)
Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak
sehingga anak yang diberi ASI Eksklusif potensial lebih pandai. (7)
Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anakdan
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (8) Menunjang
perkembangan motorik sehingga anak yang diberi ASI ekslusif akan lebih
cepat bisa jalan. (9) Menunjang perkembangan kepribadian emosional,
kematangan spiritual danhubungan sosial yang baik (Roesli, 2005).
2.

Manfaat ASI Bagi Ibu
Manfaat ASI bagi ibu adalah: (1) Mengurangi perdarahan setelah
melahirkan. Apabila anak segera disusui segera setelah dilahirkan, maka
kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan akan berkurang
karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan
perdarahan akan lebih cepat berhenti. (2) Mengurangi terjadinya anemia.
(3) Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang
aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan
belum haid, 98% tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah
melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai anakberumur 12 bulan. (4)

Mengecilkan rahim. Kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu
rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. (5) Menurunkan resiko kanker
payudara. (6) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu
karena ASI tersedia kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan
tersedia dalam suhu yang cocok. (7) Lebih ekonomis dan murah. (8) ASI

Universitas Sumatera Utara

12
dapat segera diberikan pada anak tanpa harus menyiapkan, memasak air
dan tanpa harus mencuci botol. (9) Memberi kepuasan bagi ibu. Ibu yang
berhasil

memberikan

ASI

Eksklusif

akan


merasakan

kepuasan,

kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli, 2005).
3.

Manfaat ASI Bagi Keluarga
Adapun manfaat ASI bagi keluarga adalah : (1) Tidak perlu menghabiskan
banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta kayu bakar
atau minyak tanah untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (2)
Menghemat biaya perawatan kesehatan karena anak yang diberi ASI
Eksklusif lebih sehat atau jarang sakit. (3) Menghemat waktu keluarga. (4)
Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia. (5) Menyusui
sangat praktis, karena dapat diberikan karena saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air panas,
dan lain sebagainya ketika berpergian (Roesli, 2005).

4.


Manfaat ASI Bagi Negara
Manfaat ASI bagi negara adalah: (1) Menghemat devisa negara karena
tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya. (2) Anak sehat
membuat negara lebih sehat. (3) Penghematan pada sektor kesehatan,
karena jumlah anak yang sakit hanya sedikit. (4) Memperbaiki
kelangsungan hidup anakdengan menurunkan angka kematian. (5)
Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang digunakan sebagai
kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (6) Menciptakan
generasi penerus bangsa yang tangguh danberkualitas untuk membangun

Universitas Sumatera Utara

13
negara, karena anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal (Roesli, 2005).
2.5

Komposisi ASI
ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang


proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya.
Kandungan ASI yang utama terdiri dari : (Maryunani,2012)
1.

Laktosa ( Karbohidrat)
Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan
penting sebagai sumber energi. Selain menjadi sumber penghasil energi,
laktosa juga berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium dalam
tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus serta berperan dalam
perkembangan sistem saraf.

2.

Lemak
Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber
energi utama anak serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh anak.
Berfungsi sebagai penghasil kalori, menurunkan risiko penyakit jantung di
usia muda. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial
yaitu : asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh

anak menjadi AA dan DHA.

3.

Protein
Protein memiliki fungsi untuk mengatur dan pembangun tubuh anak.
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, diantaranya

Universitas Sumatera Utara

14

sistin, taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan
dalam proses ingatan. Sistin dan taurin tidak terdapat dalam susu sapi.
4.

Garam dan Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah,
tetapi bisa mencukupi kebutuhan anak sampai berumur 6 bulan.Zat besi

dankalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah
diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

5.

Vitamin
ASI mengandung berbagai vitamin lengkap yang dapat mencukupi
kebutuhan anak sampai 6 bulan keculai vitamin K, karena anak baru lahir
ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Vitamin K berfungsi
sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI
dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

2.6

Faktor –faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif
Salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di

masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik manusia. Yang termasuk dalam
unsur karakteristik manusia antara lain : pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik agama dan sosial budaya
(Azwar,1999)
2.6.1 Umur Ibu
Umur merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak
indikator fisiologis dengan kata lain penggunaan dengan umur, karena yang

Universitas Sumatera Utara

15

semakin tua mempunyai karakteristik fisiologis dengan tanggung jawab sendiri
(Notoatmodjo, 2010)
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek
fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas
empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya
ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.Perubahan ini terjadi karena
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir
seseorang menjadi semakin matangdan dewasa (Mubarak, 2011)
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan,
persalinan, dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, umur yang sesuai
dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI
eksklusif adalah 20-35 tahun ,sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun
dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam
menghadapi kehamilan, persalinan,serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun
dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh
berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan
juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Arini H,
2012)
Berdasarkan hasil penelitian Wadud (2013), bahwa umur sangat
berpengaruh dalam pemberian ASI Eksklusif pada anakberumur 7-12 bulan,
kebanyakan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai tanggung jawab
dalam pemberian ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berumur kurang dari 30
tahun lebih memberikan susu formula dari pada ASI Eksklusif. Karena umur

Universitas Sumatera Utara

16
merupakan suatu bentuk karena seseorang semakin tua mempunyai karakteristik
tanggung jawab sendiri.
2.6.2 Pendidikan Ibu
Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah proses menuju ke
perubahan perilaku masyarakat dan akan memberi kesempatan pada individu
untuk menemukan nilai yang baru. Pendidikan mempengaruhi sikapdan tingkah
laku manusia. Berdasarkan hasil penelitian Dosriani (2010) bahwa makin tinggi
tingkat pendidikan seorang ibu, maka pengetahuan ibu dalam mengambil
keputusan akan semakin luas.
2.6.3

Pekerjaan Ibu
Status pekerjaan diduga mempunyai kaitan dengan pola pemberian ASI.

Tumbelaka menyatakan bahwa kemajuan teknologi, perkembangan industri,
urbanisasi dan pengaruh budaya barat telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat (Hastuti,2005)
Ibu yang bekerja secara formal akan memberikan pengganti ASI pada
waktu ibu tersebut mulai aktif kembali bekerja. Ibu yang bekerja menaikkan
resiko terjadinya pola menyusui non-Eksklusif.
2.6.4 Penghasilan Keluarga
Berdasarkan penelitian Purwanti (2004) diketahui bahwa ibu dengan sosial
ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding
ibu dengan sosial ekonomi tinggi. Semakin tinggi status sosial ekonomi semakin
rendah rata-rata pemberian ASI Eksklusif.

Universitas Sumatera Utara

17
2.6.5 Paritas
Penelitian yang dilakukan Wadud (2013) ada hubungan bermakna antara
paritas dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu paritas rendah bila jumlah anak
kurang dari tiga sedangkan paritas tinggi adalah bila anak lebih dari atau sama
dengan tiga. Prevalensi menyusui Eksklusif meningkat dengan bertambahnya
jumlah anak, karena prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih banyak yang
disusui Eksklusif dibandingkan dengan anak kedua dan pertama sehingga terdapat
hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif.
Tingkat paritas telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu
dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat kecenderungan kesehatan ibu
berparitas tinggi lebih baik dari pada ibu berparitas rendah ( Notoatmodjo,2012).
2.7

Perilaku
Perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas

seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal.
Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang
sang.at luas. Dipandang dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya
adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Dengan kata lain perilaku adalah apa
yang dikerjakan olehorganisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun
secara tidak langsung (Hastuti, 2005).
Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya
3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku, yakni kognitif (cognitif), afektif
(afektif), dan psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangan selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

18

olehpara ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan
praktis dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu:
2.7.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh indra pendengaran
(telinga) dan indra penglihatan (mata) seseorang terhadap objek mempunyai
intensitas atau tingkat yang berbeda – beda (Notoatmojdo, 2010).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, karena diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap
makin positif terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi, 2011).

Universitas Sumatera Utara

19
2.7.1.1 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang cukup didalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggi) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
b.

Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.

c.

Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip
dalam konteks atau situasi yang lain.

Universitas Sumatera Utara

20
d.

Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
dalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e.

Sintesis (synthesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis ini adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria –
kriteria yang telah ada.
2.7.1.2

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

A. Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan

berarti

bimbingan

yang

diberikan

seseorang

terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya hal – hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

21
kualitas hidup. Pada umumnya seseorang memiliki pendidikan yang lebih
tinggi akan mudah menerima informasi.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas dalam buku Wawan dan Dewi (2011) pekerjaan adalah
keburukan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan
kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
Sedangkan bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu.
c)

Umur
Menurut Huclok (1998) dalam Wawan dan Dewi (2011) semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih
dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Umur
sebagian dari pengalaman dankematangan jiwa

B. Faktor Eksternal
a.

Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.

b.

Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi.

Universitas Sumatera Utara

22

Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh pengetahuan sebagai
berikut:
a.

Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak
berhasil maka dicoba lagi.

b.

Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan – pimpinan masyarakat
baik formal ataupun informal ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai
prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik
berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c.

Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

d.

Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut dengan
metode penelitian.

2.7.2

Sikap
Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang

membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Melalui sikap,

Universitas Sumatera Utara

23
kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan –
tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya (Wawan
dan Dewi, 2011).
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau
respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktifitas tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa sikap
mempunyai 3 komponen pokok, yakni :
a. Kepercayaan(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi mempunyai peranan yang penting.
Menurut Notoatmodjo (2012), sikap terdiri dari berbagai tingkatan, seperti
yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu :
1.

Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima dan
memperhatikan stimulus yang diberikan oleh suatu subjek.

Universitas Sumatera Utara

24

2.

Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3.

Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga.

4.

Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segera
resiko adalah sikap yang paling tinggi.

2.7.3

Tindakan atau Praktik (Practice)
Menurut Notoatmodjo (2010) praktik atau tindakan dibedakan menjadi 3

tingkatan menurut kualitasnya yaitu:
1. Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.
2. Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek tahu seseorang telah melakukan atau mempraktekkan
sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan
mekanisme.
3. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.
Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja,

Universitas Sumatera Utara

25

tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang
berkualitas.
2.8 Program Pemerintah terkait Pemberian ASI Eksklusif
Tanggung jawab Pemerintah dalam program pemberian ASI Eksklusif
meliputi: (PP No 33 Tahun 2012)
1

Menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian ASI Eksklusif;

2

Melaksanakanan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI
Eksklusif;

3

Memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI Eksklusif dan
penyediaan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan tempat sarana umum lainnya;

4

Mengintegrasikan materi mengenai ASI Eksklusif pada kurikulum
pendidikan formal dan nonformal bagi tenaga kesehatan;

5

Membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian
program pemberian ASI Eksklusif di fasilitas pelayanan kesehatan, satuan
pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di
masyarakat;

6

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan
ASI Eksklusif;

7

Mengembangkan kerja sama mengenai program ASI Eksklusif dengan
pihak lain di dalam dan/atau luar negeri; dan

8

Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas
penyelenggaraan program pemberian ASI Eksklusif.

Universitas Sumatera Utara

26

Menurut Perinasia (1990) ada sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui
yaitu :
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin
disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui.
2. Melatih semua staf pelayanann kesehatan dengan keterampilan yang
diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat dan pelaksanaan
menyusui.
4. Membantu ibu-ibu untuk mulai menyusui anaknya dalam waktu 30 menit
setelah melahirkan.
5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara
mempertahankannya sekalipun ibu harus berpisah dengan anaknya.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI kepada
anak baru lahir, kecuali bila ada indikasi medis.
7. Melaksanakan Rawat Gabung memungkinkan/ mengizinkan ibu dan anak
untuk selalu bersama selama 24 jam.
8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan anak ( on demand).
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada anak yang sedang menyusu.
10. Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu-ibu
yang pulang dari rumah sakit atau klinik untuk selalu berhubungan ke
kelompok tersebut.

Universitas Sumatera Utara

27

2.9

Peraturan Hukum Terkait Pemberian ASI Eksklusif
Pemerintah sangat perhatian terhadap penggalakan pemberian ASI

Eksklusif. Oleh karena itu pemerintah membuat peraturan hukum terkait
pemberian ASI Eksklusif agar cakupan ASI Eksklusif dapat tercapai sesuai target
Nasional yaitu 80%. Beberapa peraturan hukum terkait ASI Eksklusif yaitu :
a. UU Nomor 36/2009 tentang Kesehatan
Pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak
keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas
khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan
tempat sarana umum.Pasal 200 : Setiap orang yang dengan sengaja
menghalangi program pemberian air susu ibu Eksklusif sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 ( seratus juta rupiah).
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Pasal 6 berbunyi “ Setiap ibu yang
melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada anak yang
dilahirkannya”.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang
Pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia :
1. Menentapkan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan
dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berumur 2 tahun atau
lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.

Universitas Sumatera Utara

28

2. Tenaga Kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang
baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif dengan mengacu
pada 10 langkah keberhasilan menyusui.
2.10

Defenisi Puskesmas
Puskesmas

adalah

suatu

unit

organisasi

fungsional

yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran sera masyarakat disamping memberikan pelayanan
kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat pada suatu wilayah
kerja dalam bentuk kegiatan pokok.
Menurut

keputusan

Menteri

kesehatan

RI

No.128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

yang

bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Yang
dimaksud dengan :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Yakni suatu unit organisasi dilingkungan dinas kesehatan
Kabupaten/Kota yang melakukan tugas teknis operasional dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan
kesehatan

kesehatan

oleh

bangsa

adalah

penyelenggaraan

Indonesia

untuk

upaya

meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Universitas Sumatera Utara

29

orang agar terwujud drajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pengertian

pembangunan

kesehatan

juga

meliputi

pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah
Dinas Kesehatan/Kota, sedangkan puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
dibebankan oleh Dinas Keesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara Nasional, standar wilayah Puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih
dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas. Dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggungjawab kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dari uraian diatas, jelas bahwa puskesmas adalah salah
satunya organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota untuk melaksanakan
tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah

Universitas Sumatera Utara

30

kecamatan. Adapun pengertian batasan Puskesmas dengan
kewenangan

kemandirian

yag

dimaksud

disini

adalah

puskesmas yang mempunyai kewenangan sebagai berikut:


Kewenangan

menyelengarakan

perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di
wilayah kecamatan sesuai dengan situasi dan kondisi,
kultur budaya dan potensi setempat.


Kewenangan

mencari,

menggali

dan

mengelola

pembiayaan yang berasal dari pemerintah, swasta dan
sumber

lain

dengan

sepengetahuan

Dinas

Kesehatan/Kota yang kemudia dipertanggungjawabkan
untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.


Kewenangan

untuk

institusi/honorer,

mengangkat

pemindahan

tenaga-tenaga
tenaga,

dan

pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya
dengan

sepengetahuan

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota.


Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana
termasuk peralatan medis yang dibutuhkan.

2.11

Visi dan Misi Puskesmas

2.11.1 Visi Puskesmas
Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat. Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup

Universitas Sumatera Utara

31

4 indikator utama yakni : 1) Lingkungan Sehat; 2) Perilaku Sehat; 3)
Cakupan pelayanan yang bermutu; 4) Derajat kesehatan penduduk
kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu
pada visi pembangunan kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
2.11.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggrakan diwilayah kerjanya agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat sehingga pembangunan itu dapat mendorong
lingkungan dan perilaku masyarakat semakin sehat.
2. Mendorong kemandirian bagi keluarga dan masyarakat untuk hidup
sehat diwilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya semakin berdaya dibidang

Universitas Sumatera Utara

32

kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggrakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memlihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyrakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal diwilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang
sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan
puskesmas mencakup pula aspek lingkungan diwilayah kerjanya.
2.12

Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggrakan oleh puskesmas

adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan,dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas

Universitas Sumatera Utara

33

agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia sehat 2010.
2.13

Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas

selalu

berupaya

menyelenggarakan

dan

memantau

penyelenggraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyrakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan

perorangan,

keluarga

dan

masyarakat

ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelanggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan

kesehatan

tingkat

pertama

menjadi

tanggungjawab

puskesmas meliputi:

Universitas Sumatera Utara

34

1. Pelayanan Kesehatan Perseorangan
Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan bersifat
pribadi ( Private Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit

dan

mengabaikan

pemulihan
pemeliharaan

kesehatan
kesehatan

perorangan
dan

tanpa

pencegahan

penyakit. Pelayanan perseorangan tersebut adalah rawat jalan
dan untuk puskesmas tertentu ditambahkan dengan rawat inap.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat umum ( Public Goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain adalah promosi kesehatan, memberantas penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai
kesehatan masyarakat lainnya.

Universitas Sumatera Utara

35

2.14

Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitiandan landasan teori yang dikemukakan di

atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variable Independen

Variable Dependen

Karakteristik Ibu






Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Paritas

Pengetahuan

Pemberian ASI
Eksklusif

Sikap

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara

36

2.15

Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara umur ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
2. Ada hubungan antara pendidikan ibu denganASI Eksklusif
3. Ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif
4. Ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pemberian ASI
Eksklusif
5. Ada hubungan antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif
6. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
7. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat

13 77 118

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 3 121

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Sikap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN POLA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR MINGGU KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN.

0 0 9

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 7

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 33