Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kebutuhan zat gizi bagi anak merupakan hal yang sangat penting

diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada anak merupakan cara
terbaik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan
menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi
anak. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat yang bernilai gizi tinggi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan
zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional
antara ibu dan bayinya.
Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat adalah penurunan angka kematian anak. Dalam rangka menurunkan
angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan
World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya

disusui Air Susu Ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan. Pada tahun 2003,

pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya pemberian ASI Eksklusif
dari 4 bulan menjadi 6 bulan ( Kemenkes RI, 2014).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sejak anak dilahirkan sampai anak
berumur 6 bulan. Selama itu anak tidak diharapkan mendapatkan tambahan
cairan, seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, dan air putih. Pada
pemberian ASI Eksklusif , anak juga tidak diberikan makanan tambahan seperti
pisang, biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya. Pemberian ASI Ekslusif sampai

1
Universitas Sumatera Utara

2

6 bulan dapat mencukupi kebutuhan anak, diatas usia 6 bulan anak baru
memerlukan makanan tambahan (Maryunani, 2012).
Pemberian ASI Eksklusif pertama kali dicanangkan pada tahun 1985, yaitu
pemberian ASI kepada anak selama 0-4 bulan, kemudian melalui Permenkes No
450 tahun 2004, pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan sampai anak berumur
enam bulan. Sehubungan dengan hal tersebut saat ini telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah (PP) No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

yang terdapat pada Bab III Pasal 6 menyatakan bahwa “Setiap ibu yang
melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada anak yang dilahirkannya”.
Anak yang sehat dan cerdas akan tumbuh dari anak yang sehat. Kehidupan
seorang anak sangat ditentukan oleh orang tua, khususnya ibu. Agar seorang anak
dapat tumbuh sehat diperlukan makanan yang sehat dan bergizi, rawatan yang
teliti, asuhan yang baik serta kasih sayang.
Saat ini, upaya peningkatan pemberian ASI telah menjadi tujuan global.
Setiap tahun pada tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai pekan ASI sedunia.
Pada saat itu kegiatan program ASI akan dievaluasi. Di Indonesia pemerintah
memberlakukan berbagai macam peraturan mengenai ASI Eksklusif. Bahkan
sejak tahun 1992 sudah dilakukan kegiatan Rumah Sakit Sayang Anak kemudian
ditambah adanya Rumah Sakit Sayang Ibu pada 1999. Dengan harapan program
ASI Eksklusif di Indonesia menjadi lebih baik.
Berdasarkan

hasil

evaluasi

program


Pemberian

ASI

Eksklusif

menunjukkan bahwa program tersebut belum sepenuhnya dilakukan dengan baik.
Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil survey yang dilakukan pemerintah. Di

Universitas Sumatera Utara

3

Indonesia persentase pemberian ASI Eksklusif pada anak 0-6 bulan pada tahun
2013 sebesar 54,3%. Jumlah seluruh anak yang berumur 0-6 bulan pada tahun
2013 sekitar 2.483.485 jiwa, sedangkan jumlah anak yang mendapat

ASI


Eksklusif hanya 1.349.549 jiwa anak. Persentase pemberian ASI Eksklusif
tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat (79,74%), diikuti oleh Sumatera Selatan
(74,49%),

Nusa Tenggara Timur (74,37%), sedangkan jumlah presentase

pemberian ASI Eksklusif terendah terdapat di Maluku (25,21%), Jawa Barat
(33,65%), Sulawesi Utara (34,67%) dan Sumatera Utara (41,26%) (Kemenkes,
2013).
Provinsi Sumatera Utara sendiri memiliki cakupan persentase anak yang
diberi ASI Eksklusif dari tahun 2009-2012 cenderung menurun secara signifikan,
walaupun cakupan pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2012 yaitu sekitar 56.142 (20,33%) dari 276.202 jiwa (Dinkes Sumut,2013).
Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Sumatera Utara. Cakupan anak yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2009-2013
sangat fluktuatif karena cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2009 sebesar 50,31%
menurun menjadi 39,04% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 cakupan naik
kembali menjadi 45,50 % sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 22,01%
(1.980 jiwa) dari jumlah anak yang ada 8.995 anak (Profil Dinas Kesehatan
Labuhanbatu, 2013).

Dari 15 puskesmas yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, Puskesmas Janji
merupakan salah satu puskesmas yang mempunyai tingkat pencapaian yang
rendah yaitu 46,36 %. Tingkat pencapaian ASI Eksklusif di wilayah kerja

Universitas Sumatera Utara

4

Puskesmas Janji belum memenuhi target nasional yaitu 80 %. Dari 220 ibu yang
mempunyai anak, hanya 102 orang ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada
anaknya (Profil Puskesmas Janji Tahun , 2013).
Pemberian ASI Eksklusif sangat berkaitan langsung dengan ibu. Dalam
hal ini ibu bertindak sebagai pelaku utama yang memegang peranan penting
terhadap keberhasilan program ASI Eksklusif. Ada banyak faktor yang
memengaruhi rendahnya pemberian ASI Ekskusif . Menurut penelitianWadud
(2013) ada hubungan bermakna antara umur dan paritas dengan pemberian ASI
Eksklusif di Pukesmas Pembina Palembang, yaitu ibu yang berumur kurang dari
30 tahun belum mempunyai pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif,
sedangkan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempuyai pengalaman dalam
pemberian ASI Eksklusif. Begitu juga dengan paritas, prevalensi menyusui

Eksklusif meningkat dengan bertambahnya jumlah anak, karena prevalensi anak
ketiga atau lebih akan lebih banyak disusui dibandingkan dengan anak kedua dan
pertama. Hal ini dikarenakan ibu yang mempunyai anak kurang dari tiga kurang
mempunyai pengalaman dalam pemberian ASI Eksklusif.
Selain umur dan paritas, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Juliastuti (2011) menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara status
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Bejijong, Kecamatan
Trowulan Kabupaten Mojokerto, ibu yang statusnya tidak bekerja mempunyai
kemungkinan pemberian ASI Eksklusif 3,5 kali lebih tinggi daripada ibu yang
bekerja.

Universitas Sumatera Utara

5

Giri dan Kurnia (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pengetahuan juga mempengaruhi perilaku ibu menyusui terhadap pemberian ASI
di Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng . Semakin baik
pengetahuan dan sikap ibu maka pemberian makanan bagi balita juga akan
semakin baik.

Mitraning (2014) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa sikap
berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Krobokan Kota
Semarang. Sikap Ibu merupakan reaksi respon ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif kepada anaknya. Jika Ibu sudah memiliki sikap yang kuat dalam
memberikan ASI Eksklusif, maka

perilakunya juga akan menjadi lebih

konsisten.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara
terhadap 6 orang ibu di wilayah kerja Puskesmas Janji didapatkan hasil bahwa
dari 6 orang ibu terdapat 3 orang ibu yang tidak tahu pengertian ASI Eksklusif
dan 2 orang ibu lainnya mengetahui pengertian ASI Eksklusif tetapi tidak
memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya dikarenakan produksi ASI ibu sedikit,
dan 1 orang tidak memberikan ASI Eksklusif dikarenakan bekerja. Faktor lain
yang mempengaruhi pemberian ASI dikarenakan ibu terburu-buru memberikan
makanan tambahan sebelum ASI keluar seperti memberikan air tajin, pisang,
bubur nasi, susu kemasan sehingga menggantikan kedudukan ASI, perilaku ibu
yang membuang kolostrum karena dilihat kotor dan beranggapan kolostrum
adalah susu basi yang membahayakan kesehatan, jumlah kelahiran anak yang


Universitas Sumatera Utara

6

berdekatan, tingkat ekonomi yang menengah kebawah sehingga sulit untuk
membeli makanan yang bergizi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah
Barat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil

rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana hubungan karakteristik,
pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016.
1.3


Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten
Labuhanbatu tahun 2016.
1.3.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui hubungan karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, dan paritas) ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu
tahun 2016.


Universitas Sumatera Utara

7

2.

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja Puskemas Janji Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016.

3.

Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016.

1.4

Manfaat Penelitian


1.

Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini bermanfaat agar masyarakat lebih aktif dan ikut
berperan dalam mendukung program ASI Ekslusif terutama di wilayah
kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu
tahun 2016.

2.

Manfaat bagi Puskesmas dan instansi terkait lainnya
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi Puskesmas Janji
agar lebih memperhatikan keberhasilan pencapaian program ASI Eksklusif
dan melakukan promosi kesehatan berkaitan dengan program ASI
Eksklusif.

3. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi yang dapat
dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut khususnya dalam
mendukung program ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat

13 77 118

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 3 121

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Sikap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN POLA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR MINGGU KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN.

0 0 9

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 29

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 33