T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai GotongRoyong pada Masyarakat Desa Trajiecamatan Parakanabupaten Temanggung: Kajian AntropologiSosiologi

L
A
M
P
I
R
A
N

61

62

PETA LOKASI
PENELITIAN

63

Lokasi
Penelitian


64

DAFTAR
PERTANYAAN

65

Daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber:
1. Apa makna yang terkandung dalam setiap prosesi yang dilakukan dalam
peringatan malam 1 (satu) Sura di Desa Traji ini?
2. Mengapa harus diadakan tradisi upacara peringatan malam 1 (satu) Sura di
sendang Sidukun?
3. Siapa saja yang terlibat dalam prosesi upacara peringatan malam 1 (satu)
Sura di sendang Sidukun?
4. Bagaimana proses jalannya upacara peringatan malam 1 (satu) Sura di
sendang Sidukun dari awal hingga akhir?
5. Apakah tradisi memperingati malam 1 (satu) Sura ini wajib diadakan?, jika
tidak dilakukan apakah ada dampak yang terjadi di Desa Traji ini?
6. Dimana saja biasanya rangkaian proses upacara peringatan malam 1 (satu)
Sura ini digelar?

7. Kapan tradisi upacara Suran sendang Sidukun ini dilakukan?
8. Apa yang unik dan lain dari peringatan malam 1 (satu) Sura di Desa Traji
ini dengan tempat lain?
9. Apa saja sarana yang digunakan dalam peringatan malam 1 (satu) Sura di
Desa Traji?
10. Apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya tradisi Suran sendang
Sidukun ini bagi masyarakat Desa Traji pada Khususnya?

66

DAFTAR
INFORMAN DAN
RINGKASAN
WAWANCARA

67

DAFTAR INFORMAN
No
1


Nama
Sukirman

Usia
46 Tahun

Pekerjaan
Tukang Kayu

Alamat
Ds. Traji, Kec.
Parakan, Kab.
Temanggung.

2

Hadi Waluyo

54 Tahun


Kepala Desa

Ds.Traji, Kec.
Parakan, Kab.
Temanggung.

3

Suari

63 Tahun

Tani

Ds. Traji, Kec.
Parakan, Kab.
Temanggung.

4


Adi Pamungkas

22 Tahun

Mahasiswa

Ds. Traji, Kec.
Parakan, Kab.
Temanggung.

5

Sulasmono

69 Tahun

Pedagang

Kel.

Mungseng,
Kec/Kab.
Temanggung.

6

Riyanto

38 Tahun

Sekertaris Desa

Ds. Traji, Kec.
Parakan, Kab.
Temanggung.

7

Suranto


24 Tahun

Seniman

Kel.
Mungseng,
Kec/Kab.
Temanggung.

68

Hasil Focus Group Discussion

Dalam pertemuan ini membahas tentang tradisi Suran sendang Sidukun dan
nilai gotong-royong yang ada di masyarakat Desa Traji, Kecamatan Parakan,
Kabupaten Temanggung yang di sisi lain memuat tentang aspek sosial budaya serta
sebagai identitas lokal Kabupaten Temanggung.
Pendapat Suranto:
Temanggung memiliki peninggalan sejarah dan tradisi kebudayaan yang
cukup banyak, terdiri 20 (dua puluh) Kecamatan dengan demikian

Kabupaten Temanggung secara tidak langsung juga memiliki berbagai
macam peninggalan baik berupa sejarah maupun tradisi kebudayaan yang
sampai sekarang masih hidup di lingkungan masyarakat. Salah satu dari
tradisi kebudayaan yang unik dan sedang dibahas dalam karya tulis ini
adalah tradisi Suran sendang Sidukun dan nilai gotong-royong yang tumbuh
dan berkembang di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Temanggung. Hal ini
perlu dilestarikan dan sekaligus dikaitkan dalam hal pendidikan karena
mengandung aspek sosial budaya dan karakter bangsa. Ada beberapa cara
untuk memaknai dan melestarikan tradisi kebudayaan ini, untuk tanggung
jawab dalam proses tersebut harus menjadi tanggung jawab warga
masyarakat pendukungnya baik dari lingkup Desa sampai Kabupaten.

Suranto

69

Hasil Wawancara Kirab Lurah dan Sesaji
(Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai Gotong-Royong)

Wawancara dengan Bapak Hadi Waluyo:

Peringatan malam 1 (satu) Sura di Desa Traji merupakan tradisi
menyongsong bulan baru Jawa, sekaligus tahun baru Islam Hijriyah, bulan
Muharram. Tradisi di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung
ini memang selalu dinanti masyarakat luas, sebab ada yang unik dari tradisi di
tempat itu. Tak sekadar jamasan pusaka atau membawa gunungan berisi hasil
bumi seperti ritual Sura pada umumnya. Namun tradisi Sura di Desa Traji
memiliki keunikan dimana setiap tahun saat peringatan Sura, kepala desa dan
istri didandani layaknya pengantin. Hal ini memiliki makna bahwa kepala desa
adalah sebagai pemimpin, di kalangan masyarakat Jawa pemimpin identik
dengan raja maka sang kepala desa beserta istri harus berpakaian layaknya raja
dengan mengenakan pakaian pengantin adat Jawa gaya Yogyakarta, karena
filosofi warga setempat pakaian raja seperti pakaian pengantin adat Jawa. Yang
nantinya sang kepala desa beserta istri dan para warga masyarakat yang didaulat
berbusana adat Jawa diarak/dikirabkan bersama gunungan hasil bumi dan sesaji
dari balai desa sampai lokasi sendang Sidukun sejauh 500 m dimana prosesi
upacara Suran tersebut berlangsung.

Hadi Waluyo

70


Hasil Wawancara Waktu Pelaksanaan Kirab Lurah dan Sesaji
(Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai Gotong-Royong)

Wawancara dengan Bapak Suari:
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat diketahui
bahwa pelaksanaan tradisi Suran sendang Sidukun di Desa Traji, Kecamatan
Parakan, Kabupaten Temanggung 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu
dimulai dari tanggal 1 (satu) hari Sabtu Wage (Pasaran Jawa) hingga 3 (tiga) hari
kedepan pada tahun baru Hijriyah bulan Muharram dalam kalender Islam, bulan
Sura dalam kalender Jawa, di tahun 2016 jatuh pada bulan Oktober pada
kalender Masehi. Di samping bulan ini sudah sebagai ketentuan dalam
pelaksanaan upacara tradisi Suran sendang Sidukun tahun 2016, bulan Oktober
ini juga dimana bulan ketika warga masyarakat Desa Traji yang mayoritas
bermata pencaharian sebagai petani sedang mengalami fase panen tembakau,
sehingga acara tradisi Suran sendang Sidukun ini sekaligus digunakan oleh
warga masyarakat Desa Traji untuk menghaturkan terima kasih atas hasil panen
tembakaunya kepada Sang Maha Pemberi.

Suari


71

Hasil Wawancara Tirakatan dan Pementasan Wayang Kulit
(Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai Gotong-Royong)

Wawancara dengan Bapak Sulasmono:
Tirakatan dalam pandangan orang Jawa, bulan Sura adalah bulan yang
penuh keprihatinan. Pergantian tahun baru Jawa dianggap masa gawat dan
genting. Oleh karena itu cara menghadapinya juga dilakukan dengan berbagai
macam laku ritual dan berlangsung di tempat tertentu yang dianggap akan
memberi berkah atau tuah. Malam 1 (satu) Sura oleh masyarakat Jawa diyakini
sebagai waktu yang tepat untuk menjalankan laku ritual agar dalam hidupnya
mendapat keselamatan. Ketidakpastian hidup merupakan dasar pertimbangan
manusia untuk senantiasa mawas diri dan seraya memohon perlindungan atau
pertolongan kepada Sang Pencipta melalui caranya sendiri-sendiri yang bersifat
spiritual. Laku spiritual, yaitu berupa kegiatan tirakatan, dilakukan secara
individu atau secara kelompok masal seperti yang dilakukan di balai desa Traji.
Selanjutnya pada hari Minggu Kliwon (pasaran Jawa) tanggal 2 (dua)
Oktober 2016 harus diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan
lakon yang telah disepakati bersama, kebetulan pada peringatan Suran sendang
Sidukun tanggal 1 (satu) Oktober tahun 2016 mengusung lakon “banjaran”,
lakon banjaran dipilih karena ada keterkaitan nilai spiritual satu Sura dengan
laku prihatin, tradisi upacara, dan mawas diri guna mencapai keseimbangan
hidup mikro kosmos dan makro kosmos.

Sulasmono

72

SURAT
PENGANTAR
PENELITIAN

73

74

DOKUMENTASI
PENELITIAN

75

1. Gambar Prosesi Gotong-Royong Pra Pelaksanaan Tradisi Suran Sendang
Sidukun

76

77

2. Gambar Prosesi Tradisi Suran Sendang Sidukun

78

79

80

81

82

83

84

3. Gambar Penulis dan Narasumber

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24