Analisis Perbaikan Penjadwalan Produksi Kertas Untuk Meminimumkan Keterlambatan Produksi Di Pabrik Pt. Pusaka Prima Mandiri Jl. Brigjen Zein Hamid Km 6,9 Deli Tua

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Studi Literatur
Metode penjadwalan produksi yang digunakan dibedakan menjadi tiga yaitu
penjadwalan n job pada satu mesinpenjadwalan n job pada beberapa mesin paralel
dan n job pada mesin serial (Beolworth 1982) perusahaan ini menggunakan susunan
mesin seri lebih dari 2 mesin. Sehingga algorima yang di gunakan untuk penjadwalan
usulan adalah algoritma Campbell Dudek and smit (CDS) untuk meminimumkan
maskespan pada n mesin serial.

2.2. Definisi Penjadwalan
Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu petujuk atau indikasi apa saja
yang harus dilakukandengan siapa dengan peralatan apa yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan pada waktu tertentu (Baker 1984)
Keputusan dalam suatu penjadwalan yang diartikan pada penugasan adalah
berupa mengurutkan pekerjaan (sequencing) dan waktu (timing) untuk memulai
pekerjaan dimana untuk menentukan semuanya itu harus diketahui urutan operasinya
terlebih dahulu.
Penjadwalan selalu berhubungan dengan pengalokasian sumber daya yang ada
pada jangka waktu tertentu. Hal tersebut adalah proses pengambilan keputusan yang

tujuannya adalah untuk optimalitas (Baker1984).

Value analysis Pendekatan ini telah digunakan dan diaplikasikan dalam studi
penelitian di berbagai perusahaan misalnya dalam penelitian yang dilakukan oleh
Soesanto (2011) Permasalahan dengan pendekatan process value analysis yang
hasilnya menuniukkan bahwa proses produksi Sajiku yang ada sekarang ini belum
efisien.

Universitas Sumatera Utara

Analisis

nilai

proses

(Process

Value


Analysis)

dilakukan

dengan

menggunakan metode yang diadopsi dari metode yang telah dikembangkan oleh
Hines dkk (7 Value Stream Mapping Tools-Value Stream Analisis Tools) Langkahlangkah dari metode tersebut meliputi:
a. Mempelajari diagram alir proses produksi.
b. Melakukan identifikasi barang ½ jadi (barang dalam proses) yang sering
terjadi dalam proses produksi.
c. Pemilihan metode pemetaan (mapping) yang sesuai (VSM tools) Pemilihan
dilakukan menggunakan Value Stream Analysis Tools.
d. Mapping dibuat berdasarkan cara pemilihan tersebut dan hasil mapping
akan menjadi acuan untuk melakukan usulan perbaikan penjadwalan
produksi.
e. Usulan perbaikan yang dimaksud adalah usulan untuk melakukan tindakan
barang ½ jadi dielimination misalnya dengan penyeimbangan lintasan (line
balancing).
f. Meningkatkan kepuasan pelanggan.

g. Meningkatkan moral karyawan dalam disiplin bekerja.

2.2.1. Process Activity Mapping ( PAM )
Process

activity

mapping

merupakan

peta

yang

digunakan

untuk

menggambarkan segala aktivitas yang terjadi selama proses produksi. Kriteria

penjadwalan yang berdasarkan atas minimisasi makespan dan penetuan due date
(Ginting2009). Makespan adalah total waktu penyelesaian pekerjaan mulai dari
urutan pertama yang dikerjakan pada mesin sampai kepada urutan pekerjaan terakhir
pada mesin terakhir (Bedwarth 1987) berikut:
1. Keterlambatan Produksi
Keterlambatan Produksi dianggap sebgai pemborosan yang paling serius
dimana mengganggu kelancaran aliran produksi dan pelayanan sehingga
mengurangi produktivitas.Keterlambatan produksi juga menyebabkan
pemborosan waktu selesainya produksi.

Universitas Sumatera Utara

2. Waktu Menunggu
Ketika waktu yang digunakan tidak efektifmaka waktu menunggu terjadi
dalam pengaturan pabrikpemborosan ini terjadi bila barang tidak bergerak
atau sedang bekerja.Pemborosan ini mempengaruhi baik barang dan
pekerja setiap kali terjadi waktu menunggu.Kondisi yang ideal seharusnya
tidak terdapat waktu menunggu dengan aliran barang yang cepat.

2.2.2. Pengertian Manufaktur dan Sistem Produksi,Fungsi Produksi

Manufaktur adalah kumpulan operasi dan aktivitas yang salin berhubungan
untuk membuat suatu produk meliputi:
a. Perancangan Produk.
b. Pemilihan Material (bahan baku kertas).
c. Perencanaan Proses Produksi.
d. Inspeksi (Pemeriksaan Jumlah dan Mutu Produksi).
e. Manajemen Produksi.
f. Pemasaran Produksi.

2.2.3. Rekayasa Manufaktur
Rekayasa manufaktur adalah kegiatan perancangan operasidan proses
pengendalian manufaktur. Sistem manufaktur yang saling berhubungan dengan
tujuan menjembatani fungsi produksi dengan fungsi lain diluar fungsi produksi. Agar
tercapai performansi produktivitas.

2.2.4. Fungsi Produksi
Sumber daya Manusia, modal dan teknologi menempati posisi yang amat
penting dalam pengadaan tersedianya produk barang seperti kertas rokok yang
melalui perbaikan cara kerja dan waktu kerjaserta pemborosan waktu dapat dikurangi
tenaga kerja dan berbagai input lainnya akan dapat dikurangi sejauh mungkin.

Hasilnya akan lebih baik dan banyak hal yang dihemat yang jelas waktu tidak
terbuang sia-sia. Tenaga kerja yang dipakai lebih efektif Dibutuhkan Rangkaian yang

Universitas Sumatera Utara

akan membentuk suatu sistem produksi ada tiga (3) tipe Fungsi utama dari kegiatan
produksi yang dapat diindentifikasi yaitu:
1. Proses Produksi yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam
mengolahan bahan bakau menjadi produk jadi.
2. Perencanaan Produksi yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa
mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan guna perbaikan
penjadwalan.
3. Pengendalian Produksiyaitu tindakan yang menjamin semua kegiatan yang
dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang
ditetapkan oleh perusahaan pabrik kertas rokok.

2.2.5. Sistem Produksi
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik yang terangkai
dalam suatu kegitan sistem produksisistem produksi menurut tujuan operasi dlihat
dari tujuan Perusahaan kertas melakukan operasi dalam hubungannya dengan

pemenuhan kebutuhan Pelanggan dan konsumen maka sistem produksi dibedakan
menjadi 4 Jenis:
1. ENGINEERING TO ORDER (ETO) yaitu pesanan meminta produksen
untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya yaitu
produksen membuat desain standart modul-modul operasional standart
yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari Modul-modul
tersebut sesuai dengan pesanan atau pelanggan.
2. ACTIVITION TO ORDER (ATO) yaitu pemesan meminta produksen
untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya yaitu
produksen membuat desain standart modul-modul operasional standart
yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari Modul-modul
tersebut sesuai dengan pesanan atau pelanggan.
3. MAKE TO ORDER (MTO) yaitu produksen menyelesaikan item akhirnya
jika telah menerima pesanan konsumen atau pelanggan item produk kertas
rokok.

Universitas Sumatera Utara

4. MAKE TO STOCK (MTS) yaitu produksen membuat item yang
diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan

konsumen (pelanggan) diterima.

2.2.6. Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Bentuk
Sistem produksi menurut aliran operasi dan variasi bentuk ada 3 jenis dasar
aliran proses dalam sistem proses produksi manufaktur yaitu:
1. FLOW SHOP yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut
melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus biasanya
ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi.
2. JOB SHOP yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit
untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula
dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokkan berdasarkan
fungsinya.
3. PROYEK yaitu merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang agak
rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas yang teratur akan kebutuhan
sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya.

2.2.7. Sistem Produksi Just In Time
JIT merupakan sebuah filosofi yang memasukkan konsep yang memasukkan
variasi konsep yang dihasilkan dari cara yang berbeda ketika melaksanakan bisnis
pada kebanyakan perusahaan Prinsip dasar dari filosofi konsep yang dapat digunakan

dalam mengidentifikasi pemborosan dalam gerakan ialah nilai keraja yang
didefinisikan sebagai berikut ( Nicholas J 1998) pada persamaan (2.1).

Nilai kerja =

Kerja
Gerakan

……………….

(2.1)

Universitas Sumatera Utara

2.3.

Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perancangan dan pengendalian produksi diperlukan beberapa langkah didalam

tujuan perancangannya. Adapun tujuan perencanaan produksi adalah:

1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai
referensi perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item dalam
jadwal induk produksi.
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya
dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi
permintaan.
4. Dengan pendekatan SPT urutkan waktu pekerjaan waktu proses terkecil
Untuk pekerjaan awal sampai urutan akhir pekerjaan.

2.3.1. Pengukuran Waktu Kerja
Pegukuran Waktu kerja adalah pengukuran teknik yang direncanakan untuk
menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang ditetapkan. Untuk waktu standar dari
suatu pekerjaan.

2.3.2. Penjadwalan Produksi dan Perencanaan Produksi
Beberapa kegiatan yang terdapat pada perencanaan dan penjadwalan produksi:
1. Peramalan kuantitas permintaan.
2. Perencanaan pembelian/pengadaan.

3. Perencanaan persediaan.
4. Perencanaan kualitas.
5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja.
6. Penjaminnan kualitas.
7. Monetoring aktivitas produksi.
8. Pengendalian produksi.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Kriteria Penjadwalan
Menurut Baker (1974) hasil penjadwalan pada kasus deterministik dapat
dievaluasi dengan menggunakan beberapa kriteria berikut:
1. Processing timetaksiran peramalan tentang berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas Taksiran meliputi set up time
yang mungkin dibutuhkan yang diasumsikan bebas Pada pembahasan ini
processing time untuk tugas I dinyatakan dengan t i .
2. Completion time ( C ) rentang antara awal dari tugas pada pekerjaan
pertama dimana waktunya mengacu pada t = 0dengan waktu ketika tugas
selesai. Rentang dinyatakan dengan C i .
3. Flow time F i = C i – r rentang waktu antara satu titik dimana tugas tersedia
untuk diproses dengan suatu titik ketika tugas tersebut selesai Jadi flow
time sama dengan processing time dijumlahkan dengan waktu ketika tugas
menunggu sebelum diproses Flow time dinyatakan dengan Fi .
4. Due datebatas waktu yang ditentukan untuk tugas yang telah lewat yang
akan dinyatakan dengan terlambat. Denda akan diberikan bila terlambat
Due date dinyatakan dengan d i .
5. Waiting time W i = C i – r i -

∑ t i atau waktu tunggu yaitu waktu yang

menunggu order I sejak saat suatu proses selesai dikerjakan sampai saat
mulai operasi.
6. Slack ukuran perbedaan antara waktu sisa dari batas waktu tugas dengan
waktu prosesnya (processing time) Slack dinyatakan dengan SL dimana
SL i = d i t i .
7. Lateness Li = C i – di yaitu waktu antara saat selesai dan due date (d i ) suatu
order ILateness dapat bernilai negative (earliness) dan positif (tardiness).
8. Earliness E i = min (Li 0) yaitu waktu selesai order I sebelum target.
9. Tardiness T i = max (0,L) yaitu waktu keterlambatam saat selesai suatu
order Iatau ukuran dari lateness positif. Maka akan memiliki tardiness
positif juga.

Universitas Sumatera Utara

10.Makespan yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
(Job) yang ada di shopyang terdiri dari waktu set up antar job (S jilip ) dan
waktu proses per job (t), untuk n buah job diproleh makespan M = ∑ S
)(t)

(1 – 1

+ ∑ ti.

11.Manufacturing lead time yaitu waktu suatu job berada di shop floor yang
terdiri dari waktu set up Waktu operasi dan waktu non operasi.
12.Waktu

Standar

didapatkan

dan

waktu

pengamatan

yang

turut

memperhitungkan performance rating dan allowance.

2.3.4. Input dan Output Penjadwalan
Pekerjaan-pekerjaan yang merupakan alokasi kapasitas untuk order-order
penugasan pada prioritas job dan pengendalian jadwal produksi membutuhkan
informasi terperincidimana informasi-informasi tersebut akan menyatakan input dari
sistem penjadwalanKata harus menentukan kebutuhan-kebutuhan dari order-order
yang digunakan. Untuk produk-produk tertentuinformasi ini bias diperoleh dari
lembar kerja operasi dan bill of material (BOM) Kualitas dari keputusan-keputusan
penjadwalan sangat dipengaruhi oleh ketetapan estimasi input-input tersebut.
Pemeliharaan cacatan terbaru tentang status tenaga kerja dan peralatan yang tersedia
dan perubahan kebutuhan kapasitas yang diakibatkan perubahan disain produk/proses
menjadi sangat penting.
Bila digambarkan maka elemen-elemen output-input prioritas-prioritas dan
ukuran kinerja dari sistem penjadwalan akan tampak seperti pada Gambar 2.1
dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1. Elemen-Elemen Sistem Penjadwalan Produksi

2.3.5. Output Penjadwalan
Untuk memastikan bahwa suatu aliran kerja yang lanser akan melalui tahapan
produksi maka sistem penjadwalan harus membentuk aktivitas-aktivitas output
sebagai berikut:
1. Pembebanan (loading)
Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk orderorder yang diterima/diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia.
Pembebanan dilakukan dengan menugaskan order-order pada fasilitasfasilitas operator-operator dan peralatan tertentu.
2. Pengurutan (sequencing)
Pengurutan merupakan penugasan tentang order-order nama yang
diprioritaskan untuk diproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses
banyak iob.
3. Prioritas job (dispatching)
Dispaching merupakan prioritas kerja tentang job-job mana yang diseleksi
dan diprioritaskan untuk diproses.
4. Pengendalian kinerja penjadwalan

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian kinerja penjadwalan dapat dilakukan dengan beberapa hal
yaitu:
1. Meninjau kembali status order-order pada saat melalui sistem tertentu.
2. Mengatur kembali urutan-urutan misalnya expediting order-order yang
jauh di belakang atau mempunyai prioritas utama.

2.3.6. Up-dating jadwal
Up-dating jadwal dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi
dengan merivisi prioritas-perioritas Penjadwalan dengan pendekatan SPT mulai
dengan mengurutkan waktu proses pekerjaan dari yang terkecil ke yang terbesar
karena yang waktu prosesnya cepat sudah dikerjakan lebih dahulu sehingga akan
diperoleh jumlah pekerjaan terlambat minimal.

Contoh:
Sebuah produk dibuat dengan melewati 8 buah pekerjaan dengan waktu proses
yang berbeda-beda seperti digambarkan pada Table 2.1 berikut.

Table 2.1. Produk 8 Buah Pekerjaan Dengan Waktu Proses Yang Berbeda-Beda.
Pekerjaan

Waktu Proses t i (jam)

1

5

2

8

3

6

4

3

5

10

6

14

7

7

8

3

Universitas Sumatera Utara

Dengan pendekatan SPT urutkan waktu pekerjaan berdasarkan waktu proses
terkecil untuk pekerjaan dengan waktu proses sama urutan dimulai pada pekerjaan
urutan awal sehingga urutan pekerjaan menjadi 4 8 1 3 7 2 5 6 terlihat pada Tabel 2.2
berikut.

Tabel 2.2. Urutan Pekerjaan dengan waktu Proses Produksi
Pekerjaan

Waktu Proses t i (jam)

4
8
1
3
7
2
5

3
3
5
6
7
8
10

Rata-rata waktu alirannya adalah:

F S = � (8 x 3 + 7 x 3 + 6 x 5 + 6 x 5 + ………….+ 1 x 14 ) = 23,875 jam

2.3.7. Mendapatkan data yang relepan menjadi informasi yang teratur
Priode 0 adalah periode lalu Informasi yang berkaitan dengan inventori awal
yang ada ditempatkan pada periode 0 Total permintaan merupakan kuantitas yang
dibutuhkan pada waktu tertentu dan rencana produksi harus mengacu pada informasi
ini pada stasiun kerja WIC 701 sedang menunggu 5 buah order untuk segera diproses
Masing-masing order tersebut telah memenuhi syarat untuk diproses karena semua
kebutuhan sumber daya mulai dari bahan tenaga operstor tool blue print dan lain-lain
telah tersedia disamping itu data tentang lamanya waktu proses masing-masing order
serta jadwal diharapkan selesai berdasarkan rencana adalah seperti terlihat pada Table
2.3 dan Tabel 2.4 parameter-parameter output dihitung sebagai berikut bila waktu
(ready tim ) order ke I adalah R i maka: C i = waktu komplit order ke I Fi = waktu
alir order ke I Li = waktu laterness Order ke I Q = waktu antri.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3. Waktu Proses dan Waktu selesai order pada stasiun kerja direncanakan
Order
Waktu Proses
Waktu selesai
(i)
( t)
(D)
1
25
55
2
40
96
3
16
60
4
22
73
5
18
48
Q i = Waktu antri order ke i Rumus:
C i = ∑ t i Fi = C i – R i L i = C i – D i Q = C i – t i – R i
Tabel 2.4. Urutan Prioritas order pada WIC 701
Order
(i)
3
5
4
1
2

Waktu
Proses
(t)
16
18
22
25
40
Rata-rata

Waktu
Selesai
(D)
28
48
53
90
100

Waktu
Komplit
(C)
26
44
66
91
131
61,6

Waktu
Alir
(F)
16
34
56
81
131
61,6

Waktu
Lateness
( L)
12
14
3
9
21
2,2

Waktu
Antri
(Q)
0
6
24
24
71
29,4

Work – in proses rata-rata (W) dihitung sebagai berikut:
W=

( 5 x 16 ) + ( 6 x 18 ) + ( 3 x 22 ) + ( 2 x 25 )
111

= 44,34

Waktu selesai paling awal (Earliest Due Date)

Penjadwalan operasional terhadap order berdasarkan waktu selesai paling
awal ialah suatu aturan penjadwalan yang merupakan order yang waktu selesainya
paling awal pada prioritas lebih tinggi. Bila dua buah order yang telah ready pada saat
yang bersamaan dan perlu diproses lebih lanjut pada sebuah stasiun kerja yang sama
pula tetapi waktu selesai kedua order ini berdasarkan rencana tidak sama maka order
yang waktu selesainya lebih awal diberi prioritas. Aturan penjadwalan berdasarkan
waktu selesai paling awal cukup baik digunakan apabila kinerja manufaktur hendak
diukur berdasarkan lateness yang maksimum. Hal ini terlihat pada Table 2.5 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.5. Lateness dan Tardiness orser pada WIC 701
Order
(i)
3

Waktu
Proses
16

Waktu
Selesai
28

Waktu
komplit
26

Waktu
Alir
16

Waktu
nlateess
2

Waktu
Tardiness
0

5

18

48

44

34

4

0

6

22

53

66

56

0

13

1

25

90

91

81

0

1

2

40

100

131

121

0

31

Catatan waktu ready diasumsikan = 10
Hasil perhitungan dalam table Li = - 4 dan T i = 31
Hubungan antara tingkat persediaan dan pangsa pasar juga dapat dijelaskan
dengan mengacu kepada pengaruh persediaan terhadap kecepatan waktu pengiriman.
Walaupun persediaan memberikan dampak negative yaitu idle capitan tied up in
inventoryadanya persediaan akan lebih menjamin terjadinya produk kepada
pelanggan yang tepat waktuMakin tinggi tingkat persediaan makin besar
kemungkinan.

2.3.8. Identifikasi variable-variable yang terikat dengan masalah
Berdasarkan analisis kasar terhadap masalah yang dihadapi perusahaan factor
dasar dari perusahaan maka dapat diidentifikasi dua variabel dependen dan empat
variabel independen masing-masing adalah:
1. Variabel dependen : 1 Penjadwalan produksi ( Y 1 ) 2 Pangsa pasar ( Y 2 ).
2. Variabel independen : 1 Unit cost produk perusahaan ( X 1 ).
3. Variabel independen: 2 Tingkat persediaan ( X 2 ).
4. Variabel independen : 3 Keterlambatan ( X 3 ).
5. Variabel independen: 4 Kebijakan intensif perusahaan ( X 4 ).
Teori kepuasan pelanggan menjelaskan bahwa ada tiga factor utama yang
berperan dalam menciptakan kepuasan pelanggan yaitu ketersediaan produk tepat

Universitas Sumatera Utara

waktu yang dibutuhkanmutu sesuai dengan harapan dan harga jual yang wajar.
Jadi pola hubungan ini menunjukkan adanya korelasi antara pasang pasar dan tingkat
persediaan. Demikian seterusnya sehingga berdasarkan teori yang ada dapat
dijelaskan sifat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Hal ini
terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Pola Hubungan antara Variabel Dependen dan Variabel independen

Berdasarkan pada hubungan antar variabel-variabel dependen dan variabel
independen serta variabel moderator maka perlu diuji tingkat signifikansi hubungan
tersebut. Bila uji korelasi Menujukkan bahwa hubungan antar dua variabel tertentu
tidak sinifikan maka garis yang menghubungkan antar variabel tersebut dihilangkan
dari diagram Uji taraf signifikansi hubungan antar variabel dapat dilakukan dengan
pendekatan teknik product moment yang terlihat pada persamaan 2.1 berikut.

R xy =

� ∑ XY – ( ∑ X ) ( ∑ Y )

………………...( 2.1 )
�� ∑ X 2 – ( ∑ X )2 [ � ∑ Y 2 – ( Y)2 ]

Universitas Sumatera Utara

2.4.

Strategi Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manufakturing
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan perencanaan

yaitu dengan melakukan manipulasi persediaan laju produksi jumlah tenaga kerja
kapasitas atau variable terkendali lainnya. Jika perubahan dilakukan terhadap suatu
variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi disebut sebagai strategi murni.
Sebaliknya strategi gabungan waktu siklus adalah rentang wakyu yang digunakan
untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan dari awal hingga akhir. Istilah ini
hannya diketahui pada pekerjaan atau kegiatan yang secara berulang-ulang.
Perusahaan manufaktur pada umumnya berupaya untuk menemukan waktu standar
penyelesaian setiap pekerjaan yang bersifat pengulangan. Apabila waktu pengerjaan
telah distandarisasi maka penjadwalan kegiatan akan dapat dibuat secara akurat
volume produksi dapat dipredisi lebih tepat dan kebutuhan sumber daya (tenaga
kerja) dapat ditentukan dengan baik selajutnya blok diagram pengolahan data dapat
dilihat pada Blok Gambar 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.3. Blok Diagram Pengolahan Data Analisis
Blok diagram pengolahan data

mempunyai 3 hal dalam menganalisis.

Adapun analisis yang dilakukan terhadap penelitian yaitu:
1. Analisis barang 1/2 jadi (Barang masil dalam proses).
2. Analisis Process activity mapping (Proses Aktivitas pemetaan).
3. Analisis ususlan pernaikan untuk Penjadwalan Produksi.

Universitas Sumatera Utara

2.5.

Tujuan Penjadwalan dan pengukuran waktu kerja
Tujuan penjadwalan adalah untuk mengurangi waktu keterlamnatan dari batas

waktu yang ditentukan agar dapat menuhi batas waktu yang disetujui dengan
konsumen.atau pelangan. Agar mereka mendapat kepuasan dan tetap menjadi
pelanggan.
Dalam membuat penjadwalan yang baik. Perusahaan membutukan suatu
pencanaan produksi dan pengendalian produksi agar fasiliras yang digunakan untuk
memproduksi dapat digunakan secara efisiendengan demikian perencanaan dan
pengendalian produksi yang dibutuhkan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Membuat suatu daftar pesanan yang datang dengan mempehitungkan
kapasitas produksinya.
2. Sebelum pesanan tersebut diprobuksiperiksa terlebih dahulu mengenai
ketersediaan bahan bakunya.
3. Menentukan batas waktunya untuk pekerjaan yang adadan melakukan
pengawasan saat ptoduksi berlangsung.
4. Dari aktifitas produksi yang berjalan dibuat laporanya sebagai feedback.
5. Dilakukan pengawasan terhadap efisiensi produksi yang berjalan.

Pengukuran waktu kerja adalah pengukuran teknik yang direncanakan untuk
menerapkan waktu bagi pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang ditetapkan. Pengukuran waktu kerja
dapat digunakan untuk menentukan waktu standar dari pekerjaan. Waktu standar
adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan satu siklus
dari suatu kegiatan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu.

2.6.

Penelitian Waktu
Penelitian waktu didefinisikan sebagai analisa tentang penentuan elemen kerja

beserta urutan-urutannya serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaian pekerjaan
tersebut secara efektif. Umumnya penelitian waktu dilakukan untuk mendapatkan
waktu standar.

Universitas Sumatera Utara

2.7.

Pengukuran Waktu Langkah langkah Sebelum Melakukan kerja
Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan

hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam langkah-langkah
berikut:
1. Penetapan tujuan pengukuran
dalam melakukan pengukuran waktuHal-hal penting yang harus diketahui
dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan berapa
tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil
pengukuran tersebut.
2. Melakukan penelitian pendahuluan
dalam penelitian pendahuluan dilakukan pengumpulan dan pencatatan
semua keterangan yang dapat diperoleh mengenai kondisi pekerjaan.

Memilih operator dengan mengunakan faktor Rating Performance Menurut
Westinghouse dapat dilihat pada Tabel 2.6 dibawah ini.

Tabel 2.6. Faktor Rating Performance Menurut Westinghouse
Faktor
Skill

Kelas
Super Skill
Excellent
Good
Average Fair
Fair
Poor

Effort

Exccessive
Excellent
Good
Average Fair
Fair

Lambang
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1
F2
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1

Rating Performance
+ 0,15
+ 0,13
+ 0,11
+ 0,08
+ 0,06
+ 0,03
0,00
-0 05
-001
-016
-022
+13
+12
+10
+0,08
+0,05
+0,02
0,00
-0,04
-0,08
-0,12

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.6 (Lanjutan)
Faktor
Condition

Consistency

2.8.

Ideal
Exdellent
Good
Average
Fair
Poor
Perfect
Excellent
Good
Average
Fair
Poor

Kelas
A
B
C
D
E
F1
F2
A
B
C
D
E
F

Lambang
+0,06
+0,04
+0,02
+0,00
-0,03
-0,07
-0,17
+0,04
+0,03
+0,01
+0,00
+0,02
+0,04

Penentuan Waktu Standar
Setelah pengambilan data melalui pengamatan waktu kerja maka dilakukan

pengolahan data sehingga memberikan waktu standar yang diharapkan untuk
mendapatkan waktu standar bagi elemen-elemen yang diamati maka diperlukan
langkah-langkah seperti dibawah ini.

2.8.1. Rating Performance Kerja
Dengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja diukur bias dinormalkan
kembali ketidak normalan dari waktu kerja diukur oleh operator yang bekerja secara
kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana
semestinya. Rating adalah satu persoalan penelitian yang merupakan bagian dari
aktivitas pengukuran kerja dan untuk menetapkan waktu standar penyelesaian kerja
terhadap tempo kerja operator. Salah satu cara untuk menentukan factor Rating
Performance adalah dengan cara Westing house ditentukan berdasarkan penelitian
pada empat factor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidak wajaran dalam
bekerja (Wignjosoebroto Sritomo 2003) yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan pekerja atau operator untuk mengikuti
cara kerja yang ditetapkan secara psikologis pada suatu unit kerja dipabrik
PT. Pusaka Prima Mandiri.
b. Usaha
Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator
ketika melakukan pekerjaannya sehingga mampu memaksimalkan target
yang ditetapkan suatu unit kerja.
c. Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan
pencahayaan temperature dan kebisingan ruangan.
d. Konsistensi Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat
pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama
e. Fungsi Penjadwalan
Fungsi penjadwalan sebuah sistem produksi harus berintraksi dengan
fungsi fungsi lainnya. Interaksi ini bergantung pada sistem yang ada dalam
perusahaan lantai produksi bukanlah satu-satunya bagian dari organisasi
yang menentukan jalannya proses penjadwalan Fungsi penjadwalan adalah:
a. Menyediakan Produk berkualitas
b. Mnyediakan Produk sesuai dengan waktu yang di inginkan
c. Mempridiksi kesiapan sumber daya di perlukan
f. Dalam Penjadwalan Produksi Tipe flow Shop
terdapat metode-metode yang dapat di gunakan untuk menyelesakan
masalah penjadwalan tipe ini metode tersebut adalah :
a. Metode Campbell Dudeck Smith ( CDS )
b. Metode Dannenbring ( Db )

Penjadwalan produksi Tipe flow Shop terdapat metode-metode yang dapat di
gunakan untuk menyelesakan masalah penjadwalan tipe ini metode tersebut adalah:

Universitas Sumatera Utara

a. Metode Campbell Dudeck Smith (CDS)
Pada metode Campbell Dudeck Smith proses penjadwalan atau
penunggasan kerja berdasarkan atas waktu kerja yang terkecil yang di
gunakan dalam melakukan prduksi. Dalam permasalahan ini kita
mempergunakan N job M Mesin. Mesin yang memiliki waktu terkecil dari
mesin pertama akan kita letakkan pada urutan yang paling depan.
Sedangkan untuk nilai terkecil dari mesin ke M akan kita letakkan pada
urutan yang paling belakang. Dari penyusunan atau penjadwalan yang ada
di harapkan akan mengurangi waktu menganggur dari mesin karena
pengaturan yang kurang tepat.

ti, 1

*

k
= ∑ t i,k
k-1

t i,2

*

k
= ∑ t i,m –k+1
k-1

Perhitungan ini berlangsung terus dengan ketentuan k = 1,2,3,….(m-1)
artinya harga perhitungan k mulai dari 1 sampai dengan m – 1 bentuk
Perhitungan melalui tabel – tabel konsultasi (k) dari 1 sampai dengan m –
1 tersebut dan setiap tabel memiliki urutan job tersendiri.
b. Metode Dannenbring (Db) hannya memberikan satu urutan Pengerjaan job
dengan menggunakan metode dimana:
o Waktu urutan proses pada mesin pertama adalah:
m
o ai = ∑ ( m – j + 1 ) t ij
j=1
o Waktu urutan proses pada mesin kedua adalah:
m
o bi = ∑ j - t ij
j=1
Dimana :
M = jumlah mesin
J = mesin yang di gunakan untuk memproses job 1

Universitas Sumatera Utara

t ij

= waktu proses pada saat job ke -1 dan mesin ke – j

Akhir dari perhitungan ini yaitu:
1. Mengurutkan waktu job terkecil sampai dengan terbesar pada
perhitungan shopnya.
2. Membuat peta penjadawalannya.
3. Menentukan waktu F max yang paling minimum dari beberapa.

Alternatif urutan job penjadwalan suatu peta penjadwalan digambarkan
dengan tujuan untuk lebih memperjelas suatu urutan penugasan dan jadwal waktu
yang sudah ditentukan secara lengkap berikut ini gambaran urutan pekerjaan yang
ditunjukan dengan peta penjadwalan yang terlihat pada gambar 2.4 berikut dibawah
ini.

M
E
S
I

A

B

C

B

C

N
A
A

B

C

Waktu Proses yang dibutuhkan
Gambar 2.4. Peta Penjadwalan Produksi

Peta penjadwalan di atas merupakan gambaran tipe job yaitu job Ajob B &
job C yang dikerjakan oleh banyak mesin M 1 M 2, ….M n dapat dilihat di atas yaitu
urutan pengerjaan job A-B-C sedang table waktu proses adalah pada saat pengerjaan
job C pada mesin ke n job A memiliki waktu proses yang lebih pendek dari C
sehingga job B dan job C sehingga job A dijadwalkan pada urutan ke kedua dan job

Universitas Sumatera Utara

C dijadwalkan pada urutan terakhir. Dapat di katakan bahwa waktu proses job A >
job B > job C. Dari peta penjadwalan ini akan diketahui total waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan job sesuai dengan urutan nya. Dari alternatif urutan job yang
ada dipilih sebuah alternative yang optimal yaitu yang memberikan waktu
penyelesaian (Makespan) yang terkecil. Makespan yaitu waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan (job) yang ada di shop (Sjilip) dan waktu proses per job (t)
untuk n buah job di proleh makespan perusahaan Mp = ∑ S (1 – 1) (t) + ∑ t i = 150
jam + 66,2 jam = 216,20 jam kerja dalam satu bulan operasi.

Universitas Sumatera Utara