Analisis Perbaikan Penjadwalan Produksi Kertas Untuk Meminimumkan Keterlambatan Produksi Di Pabrik Pt. Pusaka Prima Mandiri Jl. Brigjen Zein Hamid Km 6,9 Deli Tua Chapter III VII

BAB 3
PERUSAHAAN DAN PROSES PRODUKSI

3.1.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Pusaka Prima Mandiri bergerak dalam bidang industri pembuatan kertas

rokok (cigarette paper) yang diproduksi dalam bentuk bobbin dan ream Produk
bobbin merupakan kertas rokok dalam bentuk gulungan sedangkan produk ream
dalam bentuk lembaran kertas rokok dipasarkan kepada pabrik rokok yang ada di
Sumatera Utara sebanyak 25% dan pulau Jawa sebanyak 75% Spesifikasi dari produk
bobbin dan ream PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kertas Rokok yang Diproduksi
No

Kertas Rokok

1


Bobbin
(gulungan)
Ream (lembaran)

2

Panjang
(mm)
55006000
760-830

Lebar
(mm)
24-29

Tebal
(mm)
0,005

Jumlah


Warna

1 gulungan

Putih

510

0,005

500 lembar

Putih

Sumber: PT Pusaka Prima Mandiri

3.2. Lokasi Perusahaan
Lokoasi PT. Pusaka Prima Mandiri berada di Jalan Brigdjen Zein Hamid Km
6,9 Titi Kuning Medan, Sumatera Utara Luas area PT. Pusaka Prima Mandiri adalah

49.997 m2 yang merupakan luas lantai yang digunakan untuk kegiatan produksi dan
perkantoran adalah 12.291,2 m2. Kawasan PT. Pusaka Prima Mandiri cukup strategis
karena prasarana transportasi yang tersedia telah memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan. Kawasan berdirinya PT. Pusaka Prima Mandiri mrmiliki infrastrktur
jalan yang baik sehingga dapat dilalui kendaeaan roda empat dan roda dua. Angkutan
umum untuk karyawan pabrik juga mudah diperoleh, seperti angkutan kota, bus, dan
lain sebagainya.
Selain itu, lokasi perusahaan juga telah memperoleh layanan jaringan
telekomunikasi yang memudahkan perusahaan dalam melakukan hubungan

Universitas Sumatera Utara

komunikasi dengan pelanggannya dan para vendor. Lokasi perusahaan juga berada
dekat dengan sungai deli dan air sungai tersebut diolah atau diproses sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan pada proses produksi sebagai pengadaan air bersih.

3.3. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran kertas rokok yang diproduksi oleh PT. Pusaka Prima
Mandiri adalah pulau Jawa dan Sumatera. Kuantitas pemasaran untuk pulau Jawa
lebih besar dibandingkan untuk pulau Sumatera dengan presentasi sebanyak 25%

untuk Sumatera Utara dan sebanyak 75% untuk pulau Jawa karena pabrik rokok yang
ada di Indonesia lebih terkonsentrasi di pulau Jawa. Beberapa pabrik rokok yang
merupakan konsumen tetap PT. Pusaka Prima Mandiri antara lain:
1. Filtrona Group di Surabaya.
2. PT. Bentoel Group di Malang.
3. PT. Nojorono di Kudus.
4. PT. Pagi Tobacco di Medan.
5. MV. Sumatera Tobacco Trading Company Siantar.
6. PT. Sampoerna di Surabaya.

Kertas rokok yang telah dipesan oleh perusahaan ke pabrik-pabrik rokok
dikirim dengan menggunakan alat transportasi berupa truk ke pulau Sumatera dan
melalui kapal untuk menuju pulau Jawa. Distributor produk PT. Pusaka Prima
Mandiri adalah PT. Duta Mendut yang berlokasi di Bekasi dan PT. Mega Citra
Sarana yang berlokasi di Surabaya

PT. Pusaka Prima Mandiri juga melakukan

pengiriman produk dengan pesawat cargo untuk situasi tertentu yang dinilai penting,
seperti


antisipasi keterlambatan pengiriman ke konsumen pengiriman langkah

terakhir adalah berupa aktivitas pengiriman (shipping) dan pendistribusian produksi
langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk tersebut di dalam
gudang sebagai persediaan (inventory). Maksud dari pada pengendalian persediaan di
sini adalah untuk memberi jaminan agar produk selalu tersedia setiap saat untuk
memenuhi permintaan konsumennya. Departemen pemasaran dan penjualan dari

Universitas Sumatera Utara

sebuah perusahaan. Hal ini akan direalisasikan melalui Castomer (pelanggan) akan
memesan untuk dibuatkan suatu rancangan produk sesuai dengan spesifikasi
kebutuhannya. Pesanan harus sesuai dan tepat waktunya sampai ke pelanggan atau
konsumen mendapat kepuasan dari PT. Pusaka Priman Mandiri.

3.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan PT. Pusaka Prima Mandirimerupakan
struktur organisasifunsional dimana tugas dan tanggung jawab berjalan secaravertical
menurut garis lurus antara atasan dan bawahan juga dengan saling mengatasi

dan memberikan saran antara staf yang satu dengan staf yang lainyastruktur
organisasi

betguna

untuk

kejelasan

informasi

bagi

karyawan

dalam

melaksanakan tugasnya. Struktur oganisasi di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah
seperti pada Gambar 3.1.


Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri

Universitas Sumatera Utara

3.5. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada PT. Pusaka
Primaman dirisebagai berikut:
1. Presiden Director
a. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar baik pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Mengambil keputusan dan tindakan tepat demi
kepentingan dan kelangsungan jalannya perusahaan. Memimpin dan
mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari.
2. Finance Manager
a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan.
b. Memeriksa dan menganalisa data, laporan aliran dana dan biaya
perusahan.
c. Menyetujui kontrak dengan pihak costumer luar.
3. Mill Operation Manager
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelasanaan kegiatan produksi.
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegitan produksi untuk mendeteksi

kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
4. QA-PD Manager
a. Memeriksa kegiatan interen perusahaan baik di kantor maupun dipabrik
agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
b. Bertanggung jawab atas pengendalian kualitas.
c. Bekerja sama dengan pihak produksi untuk mempertahankan dan
meningkatkan mutu dari produk.
5. Engineering Supervisor
a. Melakukan pengawasan terhadap mesin-mesin produksi yang ada di
lantai pabrik.
b. Mengkordinir dan mengarahkan setiap bawahannya.
c. Melakukan pengawasan terhadap peralatan atau fasilitas pendukungnya
agar produksi dapat berjalan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

d. Merawat dan memperbaiki mesin-mesin atau peralatan yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Procurement Manager
a. Mengadakan hubungan dengan pihak supplier baik untuk bahan baku

maupun bahan penting lainnya.
b. Membuat jadwal ordering bahan baku berdasarkan permintaan dari
bagian produksi.
c. Menyetujui kontrak pembelian bahan dari pihak supplier.
7. HR & GA Manager
a. Melaksanakan pemeriksaan administrasi personalia secara keseluruhan.
b. Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Mengadakan hubungan keluar dengan perusahaan lain dan pejabat yang
menangani ketenaga kerjaan.
8. Accounting and Tax Operator
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan
dalam penyaluran informasi.
b. Membuat saluran LAN (Lokal Area Netwok) yang menghubungkan setiap
bagian dalam Perusahaan.
9. Sales Manager
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan
dalam bidang pemasaran produk.
10. EHS Manager
a. Mengadakan hubungan dan kerjasama pihak luar baik itu pihak
pemerintah maupun pihak lainnya.

b. Menangani hal-hal yang berhubungan dengan import.
11. Warehouse Supervisor
a. Memeriksa ketersediaan atau sisa stok produk jadi.
b. Mengontrol dan mencatat setiap produk yang masuk dari bagian
produksi dan keluar untuk dikirim kepada konsumen.
12. Senior Convering Supervisor

Universitas Sumatera Utara

a. Mengamati setiap aktivitas dalam produksi dan mengawasi setiap proses
produksi.
13. CP Production Manager
a. Mengatasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan
untuk kemudian disampaikan kepada mill operation manager.

14. Staf/karyawan
a. Mengerjakan segala pekerjaan yang diberikan oleh setiap atasan yang
mengkoordinir pekerjaannya.
b. Memeriksa ketersediaan atau sisa stok produk jadi, mengotrol dan

mencatat setiap produk yang masuk dari bagian produksi dan keluar
untuk dikirim kepada konsumen atau pelanggan.
c. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan segala-tugas-tugas yang
diberikan.mengamati setiap aktivitas dalam produksi dan mengawasi
setiap proses produksi.

3.6.

Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

3.6.1. Tenaga Kerja
PT. Pusaka Prima Mandiri memiliki tenaga kerja sebanyak 160 orang yang
terdiri atas 144 orang laki-laki dan 16 orang wanita. Tenaga kerja dapat digolongkan
atas staf dan karyawan Staf adalah pekerja pada tingkat direktur, kepala bagian, dan
pekerja yang tidak bekerja pada bagian produksi. Sedangkan keryawan adalah pekerja
yang bekerja pada bagian produksi dan satpam.
Jumlah staf dan karyawan sebagai berkut:
1. Jumlah staf
2. Jumlah karyawan

: 110 orang
: 50 orang

Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Jam Kerja
Jumlah jam kerja staf PT. Pusaka Prima Mandiri pada hari senin sampai jumat
adalah 8 jam. Jadwal kerja staf dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Jadwal Kerja Staf
No

Pukul

Aktivitas

1

08.30 – 12.00 Wib

Bekerja

2

12.00 – 12.30 Wib

Istirahat

3

12.30 – 17.00 Wib

Bekerja

Sedangkan jumlah jam kerja karyawan. PT. Pusaka Prma Mandiri pada hari
senin sampai minggu 8 jam dimana jam kerja dibagi ke dalam 3 shift Jadwal kerja
karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Jadwal Kerja Karyawan dan Satpam
Shift
I

II

III

Pukul
07.00 – 12.00 Wib
12.00 – 12.30 Wib
12.30 – 15.00 Wib
15.00 – 19.00 Wib
19.00 – 19.30 Wib
19.30 – 23.00 Wib
23.00 –03.00 Wib
03.00 – 03.30 Wib
03.30 – 07.00 Wib

Aktivitas
Bekerja
Istirahat
Bekerja
Bekerja
Istirahat
Bekerja
Bekerja
Istirahat
Bekerja

3.6.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada perusahaan PT. Pusaka Prima Mandiri adalahupah
bulanan dimana upah yang diberikan kepada karyawan tetap sebesar upah yang
ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah, seperti manager, kepada bagian, dan
superviser PT. Pusaka Prima Mandiri memiliki sistem penilaian terhadap karyawan
untuk menentukan kinerja dan kenaikan gaji atau upah terhadap keryawan dengan

Universitas Sumatera Utara

menetapkan sistem PMDS (Perfrmance Management & Development System) yang
terdiri dari 4 bagian lain:

1. Part (Accountabilitie, Responsibilines and Project)
Karyawan diharuskan untuk mengisi form tentang tugas dan tanggung
jawabnya dan menilai pekerjaan yang telah dilakukannya selama pekerjaan
periode 1 tahun apakah execeed expectation (tercapai penuh), meet
expectation (tercapai), partially expectation (sebagian tercapai), atau not
expectation (tidak tercapai) project atau rencana yang telah dilakukannya dan
membuat sebuah rencana ke depan terhadap pekerjaannya agar

dapat

meningkatkan kinerja karyawan. Akan tetapi penilaian akan tetap berada di
tangan manajer HR dan GA pada PT. Pusaka Prima Mandiri.

2. Part II (Additional Contribution)
Penilaian dilakukan terhadap keaktifan karyawan dalam hal penambahan
aktivitas luar kegiantan pokok perusahaan tetapi tetap berkaitan dengan PT.
Pusaka Prima Mandiri seperti pengurus koperasi dan serikat pekerja seluruh
Indonesia.
3. Part III (Competencies)
Penilitian dilakukan terharap kompetensi karyawan yang dimilki.
4. Part IV (Development Objectives)
Penilaian dilakukan terhadap karyawan yang memiliki ke cemerlang yang
berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

3.6.4. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling
terintegrasi untuk mencapai tujuan spesifik komponen yang dimaksud adalah
konponen pengendali. Pada PT. Pusaka Prima Mandiri aliran informasi yang penting
adalah dari bagian produksi kepada bagian dimana bagian produksi memjliki laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan dan data yang diberikan kepada bagian

Universitas Sumatera Utara

kantor adalah berupa laporan bulanan. Penyerahan laporan bulanan dilakukan oleh
supervisor bagian produksi dan disampaikan kepada Direktor.

3.7. Proses Produksi
Proses prduksi merupakan suatu kegiatan organisasi melakukan proses
transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output), Melalui proses
transfortasi tersebut input yang diolah akan menjadi output yang memiliki nilai tambah
baik secara fungsional maupun ekonomis. Proses produksi di PT. Pusaka Prima
Mandiri dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Pengolahan bahan baku menjadi buburan yang diolah dalam stock
preparation.
2. Pembuatan kertas rokok dengan paper machine.
3. Pencetakan logo, pengemasan dan pengiriman pada bagian converting.

3.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk
PT. Pusaka Prima Mandiri standar mutu terhadap bahan/produk kertas rokok
(cigarette papar) yang dinilai dari tiga unsur, antara lain:
1. Kertas berwarna putih dan bersih.
2. Daya bakar kertas, meliputi asap, abu dan rasa.
3. Daya tahan kertas, dimana kertas tidak mudah putus yang diproduksi dengan
kecepatan tinggi.

Pelaksanaan quality control terhadap bahan/produk di PT. Pusaka Prima
Mandiri sebagai berikut:
1. Dynamic control meliputi departemen pemeriksaan dan analisa pada
departemen slitter.
2. Static control meliputi kegiatan pengujian sifat-sifat kertas pada sample yang
diambil.

Universitas Sumatera Utara

PT. Pusaka Prima Mandiri mempunyai pengendalian kualitas yang sangat
baik. Adapun pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri
antara lain:
1. Baris Weight
Basis Weight yang ditentukan adalah 25 gr/m2Basis weight merupakan
parameter pada basis weight maka semua parameter lain juga akan berubah.
2. Tensile Strenght
Tensile strength yang menjadi parameter sebesar 3 KgF Pengujian dilakukan
pada sample kertas untuk mengetahui daya tahan maksimum kertas.
3. Porosity
Porosity diukur dengan satuan 4 H20 cm2 10WG Penetuan Porosity dilakukan
pada sample kertas 20 cm2 dengan perbedaan tekanan 10 cm WG.
4. Filler
Persentasi filler yang ditentukan sebesar 6-7% Hal ini bertujuan untuk
menentukan banyaknya CaCO 3 yang ditambahkan pada kertas untuk
meninggikan opacity atau porosity atau kedua-duanya.
5. Opacity
Persentase opacity yang ditentukan sebesar 9-10% Opacity merupakan
pengujian daya tembus kertas dalam menahan sinar terang.
6. Brighness
Persentase Brighness yang ditentukan sebesar 2-3% Brighness merupakan
penentuan tingkat keputihan kertas (16 lipatan) dengan sinar terang.
7. Formstion
Formstion merupakan tindakan pemeriksaan secara visual terhadap susunan
serat kertas.

Universitas Sumatera Utara

3.7.2. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Pusaka
Prima Mandiri diuraikan sebagai berikut:
a. Bahan baku utama
b. Bahan penolong
c. Bahan tambahan

A. Bahan baku Utama
Bahan baku utama adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu produk
dimana komponen-kmponennya sangat jelas terlihat pada produk jadinya
tersebut Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan kertas okk di
PT. Pusaka Prima Mandiri adalah:
1. Pulp serat panjang ( Needle Bleached Kraft Pulp) Pulp serat panjang ini
disebut juga dengan Softwood. Jenis pulp serat panjang (Needle Bleached
Kraft Pulp NBKP) caribou.
2. Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp)
Pulp Serat Pendek ini disebut juga dengan Hardwood Jenis – jenis pulp
serat pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp/LBKP) ini adalah LBKP yang
berasal dari afrika selatan dan disebut LBKP baysell.
3. Kertas Bekas (Broke)
Kertas bekas (Broke) merupakan kertas-kertas output Paper Machine
yang tidak layak jual disebabkan karena adanya kerusakan pada kertas
seperti terdapat noda, wrinkle sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan Jenis-jenis kertas bekas (broke) adalah:
a. Wet Broke
Wet broke merupakan kertas yang belum memasuki proses drying atau
berasal dari treaming pada saat pressing.
b. Dry Brooke
Dry Brooke merupakan broke yang telah kering atau telah memasuki
drying namun putus dengan sendirinya.

Universitas Sumatera Utara

4. Kalsium karbonat (CaCO 3 )
Kalsium karbonat (CaCO 3 ) digunakan sebagai filler (bahan pengisi)
kertas dan memutihkan kertas (whiteness) Jenis-jenis kalsium karbonat
yang dipakai antara lain PC 700, TP 131, Precarb 100 dan Precarb 200
Guna filler antara lain:
a. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.
b. Meningkatkan

tekstur

agar

permukaannya

lebih

halus

dan

komposisinya lebih seragam.
c. Meningkatkan opacity (daya tahan terhadap sinar) pada kertas.
d. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.

B. Bahan Penolong
Bahan

penolong

adalah

suatu

bahan

yang

digunakan

dalam

prosesproduksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang
mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk tersebut bahan
penolong yang digunakan dalam proses produksi kettas rokok antara lain:
1. Catiopnic Retention Aid (CRA), digunakan untuk menghasilkan buburan
pulp yang homogeny dan menambah kekuatan kertas sewaktu basah
maupun kering Jenisnya adalah Polygail.
2. Anti Foam (Deformer), digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak
masuk kedalam kertas Jenis-jenis anti foam (deformer) yang digunakan
antara lain bellawoid dan foammaster.
3. Pencegah Bakteri (biocide). Digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk
mencegah penggumpalan bakteri (slime pot) Biocde yang digunakan
adalah natrium hypochlorite.
4. Potasium Hydroxide (KOH), digunakan untuk menetralisir citric acid
sebelum diaplikasikan ke mesin distribusi.
5. Bahan penggumpul (coagulant), digunakan dalam pengolahan air sungai
(water treatment). Jenis-jenis coagulant yang digunakan adalah Poly
Aluminium Chloride (PAC).

Universitas Sumatera Utara

6. Air, digunakan dalam proses produksi berfungsi sebagai media dan
pelarut.

C. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam produk yang
diproduksi sehingga dapat meningkatkan mutu dari produk kertas rokok
antara lain:
1. Kertas pembungkus digunakan untuk membungkus kertas rokok dalam
ukuran ream.
2. Core, digunakan sebagai inti dari gulungan kertas rokok selama proses
penggulungan baik di Paper Machine maupun di bagian finishing.
3. Kotak karton, digunakan untuk mengepak hasil produksi.
4. Label, digunakan sebagai pengenal perusahaan yang ditempel pada kertas
pembungkus produk.
5. Kayu

pallet,

digunakan

untuk

membuat

pallet

sehingga

lebih

memudahkan diangkut menggunakan forklift.

Universitas Sumatera Utara

3.7.3.Uraian Proses
Proses produksi kertas rokok pada PT. Pusaka Prima Mandiri meliputi beberapa
tahapan seperti ditunjukkan pada blok diagram pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Blok diagram proses produksi kertas rokok pada Pabrik PT. Pusaka
Prima Mandiri

Universitas Sumatera Utara

A. Tahap Persiapan (Stock Preparation)
Bahan baku yang akan diolah menjadi kertas harus dipersiapkan terlebih
dahulu pada bagian yang disebut stock Preparatin Bahan baku yang
digunakan yaitu pulp NBKP, LBKP, dan CaCO 3.
1. Penghancuran Bahan Baku
Bahan baku yang diproses dimasukkan ke tempat-tempat yang berbeda
yaitu:
a. NBKP (pulp serat panjang) dipotong-potong dan dihancurkan di hydra
pulper agar diperoleh serat yang lebih pendek.
b. LBKP (pulp serat pendek) dimasukkan ke deflaker untuk diuraikan
karena pada bahan ini tidak perlu lagi dihancurkan seperti NBKP.
c. Broke (kertas bekas/kertas hasil produksi yang cacat) dihancurkan
kembali di hydra pulper.
d. Kalsium karbonat dihomogenkan di dalam tangki CaCO3.
2. Pelarutan Bahan Baku
a. NBKP sebanyak dua bal dilarutkan dalam air selama 25 menit untuk
mendapatkan konsistensi 50-55 gr/ltr di dalam hydra pulper Pelarut
yang digunakan adalah air yang dipompakan dari sungai. Kemudian
larutan berikut dipompakan ke dalam dump chest dan selama di dalam
dump chest tersebut larutan tetap diaduk agar tidak mengendap.
b. LBKP sebanyak 1,5 bal juga dilarutkan selama 15 menit untuk
mendapatkan konsistensi 38 – 40 gr/ltr. Pelarutannya juga dilakukan di
hydra pulper yang dilakukan bergantian dengan NBKP, tetapi tidak
ada penghancuran. Kemudian larutan dipompakan ke storage chest
yang fungsinya sama dengan wood dump chest yaitu sebagai
penampungan sementara.
c. Broke juga dilarutkan selama 20 menit di hydra pulper dengan
memakai air, dan hasil larutannya dipompakan ke dalam broke dump
chest.

Universitas Sumatera Utara

d. Kalsium karbonat dilarutkan sesuai dengan kebutuhan dan biasanya
setiap 100 kg dicampur dengan 2000 liter air. Karena air juga
mengandung.
e. Kalsium karbonat maka diharapkan larutan memiliki konsisten sekitar
6 – 7%. Kemudian hasil larutan ini disaring dengan fibrating screen.
3. Penghalusan Bahan Baku
a. NBKP dari wood dump chest dipompakan ke twin hydra disc refiner
untuk dihaluskan sampai konsistensi 43 – 45 gr/hr. Dalam proses
penghalusan tersebut ditambahkan CRA untuk mendapatkan larutan
yang homogen dan akan menambah kekuatan kertas. Setelah itu
larutan kembali dipompakan ke wood refiner chest sebagai
penampungan sementara.
b. LBKP tidak dihaluskan lagi karena serat pulp sudah halus, tetapi tetap
diberi CRA agar larutan homogen dan menambah kekuatan kertas.
c. Broke melalui Dezurick dihaluskan di super fibrator sehingga
konsistensinya bervariasi dan biasanya pada konsistensi 24 – 30 gr/ltr
akan dipompakan ke dalam broke storage chest.
4. Pencampuran Bahan Baku
Bahan baku NBKP. LBKP dan broke yang sudah dihaluskan kemudian
dicampur di dalam mixing chest dengan komponen yang berlainan sesuai
dengan grade kertas rokok yang diinginkan oleh pihak konsumen. Selama
proses pencampuran akan timbul buih karena adanya oksigen dan
ditambahkan deformer untuk menhilangkan buih tersebut. Setelah dari
mixing chest campuran tersebut kemudian dipindahkan dan ditampung
pada machine chest serta dimasukkan larutan kalsium karbonat dan siap
diolah di paper machine.

Universitas Sumatera Utara

B.Tahapan Proses Pembuatan Kestas di Paper Machine
Pembuatan kertas di paper machine memerlukan beberapa tahapan dalam
pemprosesan. Adapun tahapan proses pembuatan kertas di paper machine
adalah
Sebagai berikut:
a. Pembersihan Bubur Kertas
Larutan pulp dari machine chest dibersihkan kotorannya melaluicenti
clearer agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga
benda-benda padatan lainnya, batu kerikil yang kontamin berat.Kemudian
larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui stock master refiner
sehingga konsistensinya tinggal 24 – 28 gr/ltr. Dan kemudian buburan
dimasukkan melalui high pressure screen ke fourdinier.
b. Fourdinier
Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk
dibagi rata di atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut
diayak dan dialur sedemikian rupa agar berat dasar (basis weight) kertas
diproleh. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas rokok merupakan
elemen/paramer yang terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan.
Kemudian buburan digiling lagi dengan dendy roll agar merata dan
menjadi homogen. Setelah itu oleh dandy roll buburan akan dibentuk
menjadi lembaran-lembaran. Proses fourdinier ini menghasilkan waste
berupa white water.
c. Pressing
Lembaran (sheet) kemudian ditarik oleh pick-kup press untuk
mengeluarkan air yang masih dikandungnya berupa white. Walupun
masih basah kertas tersebut sudah cukup kuat untuk ditarik. Kandungan
air sesudah proses ini diharapkan menjadi sekitar 60-65%.
d. Embrossing

Universitas Sumatera Utara

Setelah di press maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal (verge
marking). Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas melewati
roll yang sudah di set sesuai garis yang diinginkan.
e. Pengeringan I
Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I
pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll.
Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll dan panas
sekitar 57 – 63 dari roll tersebut akan mengeringkan kertas.
f. Pemberian Zat Kimia
Kertas yang sudah dikeringkan kemudian menuju ke dalam size press,
dimana pada size press ini ditambahkan zat kimia pada kertas dengan
menyentuhkan kertas pada roll yang berputar. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan sifat pembaran kertas rokok (combustibility).
g. Pengeringan II
Kertas yang ditambahkan zat kimia akan kembali basah sehingga
dilakukan pengeringan kembali melalui dryer IIdimana dryer tersebut
berbentuk roll sebanyak lima buah. Suhu yang diberikaqn bertahap mulai
dari 70o C sampaidengan 100o C.
h. Penggulungan kertas
Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan on rell sehingga
berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo rool. Dengan
panjang gulungan tersebut adalah 28.000 meter.

C. Tahap Penyelesaian Produk (Converting)
Pada departemen converting dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pengecekan Logo (Repping)
Jumbo roll dari on rell kemudian diberi logo perusahaan (merek) dari
konsumen yang memesan.Jumbo roll ini telah melewati tahapan
pemeriksaan bagian pengendalian mutu (laboratorium). Apabila pada
proses repping ini masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar

Universitas Sumatera Utara

maka bagian repping harus membuangnya (sebagai broke) setebal 1 cm.
Setelah gulungan selesai di repping maka selanjutnya gulungan dibawa
ke bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll lebih kecil lagi.
b. Pemotongan kertas
Roll yang lebih kecil dari repping machine kemudian dipotong kembali
menjadi roll dengan ukuran sesuai permintaan konsumen pada roll slitter.
Dari roll slitter selajutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun bobbin
slitter pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali. Pemotong
kertas terdiri dari:
1. Ream Cutter
Input ream cutter adalah rol-rol kecil dari mesin roll slitter yang dipotong
menjadi lembaran-lembaran (ream) dengan panjang 76-83 cm lebarnya
51 cm. Pemeriksaan dilakukan terhadap lembaran kertas (ream) tersebut
meliputi:
a. Cutting, yaitu pemeriksaan terhadap hasil pemotongan kertas, dimana
kertas akan dikategrikan broke jika hasil pemotongan kasar.
b. Penampilan fisik, yaitu pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas
akan dikatagorikan broke jika kertas kotor.
c. Rectangular, yaitu pemeriksaan terhadap kertas, apakah kertas simetris
atau tidak dan akan dikategorikan broke jika ketidak simetrisan telah
melebihi standar yang ditetapkan.
2. Bobbin Slitter
Input bobbin slitter adalah rol-rol dari mesin slitter yang dipotong
menjadi gulungan-gulungan (bobbin) dengan ukuran 24-39 mm nan
panjang kertas sekitar 5500-6000 m. Pemeriksaan dilakukan terhadap
gulungan-gulungan kertas (bobbin) tersebut meliputi:
a. Cutting yaitu pemeriksaan terhadap hasil pemotongan kertas, dimana
kertas akan dikatagrikan broke jika hasil pemotongan kasar.
b. Penampilan fisik, yaitu pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas
akan dikatagorikan broke jika kertas kotor.

Universitas Sumatera Utara

c. Hasil penggulungan yaitu pemeriksaan terhadap kerapian bobbin yang
dipotong dimana kertas akan dikategorikan jika hasil gulungan kurang
rapi dan dikirim ke bagian reclamer.
3. Packaging
Produk akhir yang berupa ream atau babbin dibungkus dengan
pembungkus, diberilabel kemudian dipindahkan ke gulung barang jadi
untuk selanjutnya dikirimkan ke konsumen. Flow Process Chart (FPC)
produksi kertas rokok dapat dilihat pada lampiran.

3.8.

Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang dipakai di PT. Pusaka Prima Mandiri dengan

spesifikasi mesin dan peralatan sebagai berikut:

3.8.1. Mesin Produksi
Mesin produksi digunakan dalam proses produksi kertas rokok adalah:
1. Tangki Penampungan
Tanggki penampungan terdiri dari beberapa jenis seperti ditunjukkan pada
Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4. Tangki Penampungan
No
1

Name
Wood Dump
Chest
Wood refiner
chest
Storage chest

Kapasitas
20 m 3

10 m 3

5

Super vibrator
chest
Broke Chest

6

Mixing chest

10 m 3

CM
7T30/2

7

Machine chest

20 m 3

CM
7T30/2

2
3
4

15 m 3
280 m 3

10 m 3

Type
Rotary
763
Rotary
763
Rotary
763
Rotary
763
Rotary
763

Fungsi
Menampung larutan NBKP dari hydra pulper
sebelum diproses pada refiner
Menampung larutan NBKB dari refiner
sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest
Menampung larutan LBKB dari hydra pulper
sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest
Menampung broke dari super vibrator sebelum
dimasukkan ke dalam broke chest
Menampang broke yang sudah dihancurkan
pada rotary screen (wet broke) dan super
vibrator chest sebelum dimasukkan ke dalam
mixing chest
Mencaampur NBKB, LBKP, dan
Broke menjadi satu sebelum dialirkan ke dalam
machine chest
Menampung campuran larutan pulp sebelum
diproses dalam paper machine

Universitas Sumatera Utara

2. Tangki pengolah pulp
Tangki pengolahan pulp terdiri dari beberapa jenis seperti ditunjukkan pada
Tabel 3.5. berikut ini.

No
1

Name
Hydra Pulper

2

Sydta Pulper

3

Super Vibrator

4

Twin Hydrolic
Refiner

5

Pompa

Tabel 3.5. Tangki Pengolah Pulp
Kapsitas Type
Fungsi
3
20 m
CM
Menghancurkan dan melarutkan
7T30/2
NBKP dan LBKP menjadi
larutan pulp
15 m 3
CM
Melarutkan broke sebelum
7T30/2
dialirkan ke super vibrator
20 m 3
Enggasu Menghancurkan dan
ngs
menghaluskan broke sebelum
Tank
dialirkan ke broke chest
3
20 m
BDH
Menghancurkan dan
menhaluskan NBKB sebelum
dialirkan ke refiner chest
1,5 m 3
Memompakan larutan pulp
melalui pipa-pipam dari satu
tangki yang lain

3. Mesin
a. Head of nachine
Fungsinya untuk mengencerkan buburan dan untuk membersihkan serta
mengatur laju buburan Bagian –bagian dari mesin ini adalah:
1. Centi cleaner, meruapakan bagian dari head ofmachineyang terdiri
dari pipa kerucut untuk memisahkan kototan dari pulp, berjumlah 35
buah.
2. Rotary serene, merupakan bagian dari head of machine untuk
menyaring pulp atau serat yang kasar yang dikembalikan ke system.
3. Constant level tank, merupalan bagian dari head of machine untuk
menstabilkan keadaan buburan dilengkapi dengan alat otomatis 1 buah
flow meter dan motor rised pulper, dimana flow biuburan 500m3/hr
dan flow meter CaCO 3 30m3/hr.

Universitas Sumatera Utara

b. Four driner
Fungsinya

untuk

membentuk

buburan

menjadi

lembaran/sheet.

Perlengkapan lainnya adalah:
1. Head box yang dilengkapi dengan pressure rise (bertekanan).
2. Vacum box berjumlah 18 buah.
3. Pompa-pompa berjumalah 18 buah.
4. Wereyang memiliki panjang 30 cm, dilengkapi dengan shaker
(penggoyang) serta dandy roll yang berfungsi untuk meratakan
buburan.
5. Wet felt yang berukuran 16,7 m x 2 m yang berputar membawa kertas
yang terdiri dari 2 buah roll yang dilapisi karet berdiameter 60 cm.
c. Pick up press
Fungsinya untuk mengeluarkan kandungan air pada lembaran kertas.
d. Embosser
Fungsinya untuk mencetak garis-garis horizontal pada kertas.Embossing
terdiri atas roll yang berputas terbuat dari stainless steel bergaris yang
dilapisi dengan karet (hard rubber).
e. Chemical applicator
Fungsinya untuk meningkatan kualitas kertas dengan penambahan bahan
kimia.
f. Dryer
Fungsinya untuk mengeringkan lembaran kertas, meliputi 15 dryer yaitu
jenis free dryer dan position dryer. Dryer dilengkapi dengan kain bentangan,
selain itu ada juga Madeline yang berfungsi untuk menghembuskan udara
panas ke kain felt dan 2 unit exhaust untuk menghisap udara-udara yang
seperangkat carier roop untuk membawa kertas dari press ke felt.
g. Roll slitter
Fungsinya untuk memotong jumbo roll menjadi roll yamg lebih kecil.
h. Ream cutter
Fungsinya untuk memotong rol kecil menjadi lembaran ream.

Universitas Sumatera Utara

i. Bobbin slitter
Fungsinya untuk memotong rol-rol kecil menjadi gulungan atau bobbin.
j. Repping machine
Fungsinya untuk mencetak garis atau pola sesuai dengan permintaan
konsumen.
k. Robbin reaclemer
Fungsinya untuk memperbaiki bobbin yang rusak dari bobbin slitter.

3.8.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan (equipment) yang digunakan pada proses pembuatan kertas rokok
adalah:
1. Himgved Forklift
Fungsi forklift digunakan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah finishing
untuk dipotong pada mesin-masin roll slitter dan mengangkut barang jadi ke
gudang barang jadi.
2. Hoist Crane
Fungsi crane digunakan untuk mengangkat jumbo roll ke daerah repping
machine.

3.8.3. Utilitas
Utilitas adalah sarana pendukung yang mempengaruhi kelancaran proses
produksi Sarana pendukung yang ada di pabrik PT. Pusaka Prima Mandiri antara lain:
1. Listrik
PT. Pusaka Prima Mandiri menggunakan sumber daya listrik Negara (PLN)
yang digunakan

untuk menggerakan motor listrik. Pompa compressor,

mesin bubut, bor las, AC, lampu penerangan sebesar 1700 Kw Bila aliran
listrik dari PLN terputus maka PT Pusaka Prima Mandiri telah menyediakan
generator sebanyak 3 buah dengan daya 1300 Kw sebagai cadangan agar
proses produksi tetap berjalan normal.
2. Kebutuhan Air

Universitas Sumatera Utara

PT. Pusaka Prima Madiri memperoleh air dari sungai Deli dengan cara
dipompakan dan dilewatkan pada suatu penyaringan agar bahan yang terikut
pada air tersebut hilang dengan penambahan Zat kimia. Air berfungsi
sebagai media pendingin pada cooler, untuk pencampuran bahan baku dan
kebutuhan lainnya. Kebutuhan air yang diperlukan sekitar 1200 m3 per hari.
3. Boiler
Boiler digunakan untuk mengubah air menjadi uap.Panas diserap dalam
boiler untuk menggantikan kehilangan air di dalam boiler yang berubah
menjadi uap. Kapasitas boiler yang digunakan adalah 9,5 m3/h dengan
tekanan 7 bar.

3.8.4. Safety and Fire Protection
Safety and fire protection pada PT Pusaka Prima Mandiri terdiri dari:
1. Instalasi perawatan dan pencegahan dan peralatannya
a. Setiap panel kendali harus menunjukkan semua deteksi kebakaran listrik
dan sistem alarm berjalan dengan normal atau memastikan bahwa segala
indikasi kesalahan direkam dan ditangani.
b. Rute penyelamatan, termasuk jalan, koridor, tangga, dan rute eksternal
bebas dari segala hambatan, licin atau bahaya sandungan dan tersedia jika
dibutuhkan.
c. Semua sistem lampu lampu darurat dan juga isyarat hidup dan setiap
kesalahan direkam dan ditangani.
d. Semua pintu yang berada di rute penyelamatan dengan baik, sehingga
dapat digunakan tanpa ada hambatan.
e. Semua pintu yang tertutup dengan sendirinya berjalan dengan baik dan
tiap perangkap asap dapat berfungsi apabila pintu ditutup
f. Semua pemusnah api berada dalam posisinya masing-masing, dan tidak
dalam kondisi kosong dan dengan tekana yang benar serta tidak
mengalami kerusakan eksternal.

Universitas Sumatera Utara

g. Setiap kerusakan dilaporkan dengan prosedur perusahaan dan diperbaiki
atau diganti sesegera mungkin.
h. Berikut ini adalah benda-benda yang tidak boleh berada pada rute
penyelamatan.
i. Pemanas portable jenis apapun.
Pemanas dengan api telanjang atau radiasi
a. Pemanas permanen yang menggunakan tenaga gas
b. Pemanas dengan tenaga minyak atau boiler dan Alat memasak
2. Peralatan pemadam kebakaran
PT Pusaka Prima Mandiri memiliki pemusnah api dimana isi dari sebuah
pemusnah api biasanya dikeluarkan dengan menggunakan tekanan internal,
baik yang permanen naupun yang menggunakan gas, Penggunaan peralatan
pemadam kebakaran dalam bentuk pemusnahan api dan keran kecil jika
terjadi kebakaran untuk menghemat api pada tahapan yang awal sehingga
dapat membantu memperkecil resiko kebakaran.
3. Klasifikasi api
Klasifikasi api menurut standar British EN 2 sebagai berikut:
a. Kelas A api yang berkaitan dengan material dimana ledakan biasanya
terjadi dengan bentuk meluas.
b. Kelas B api yang termasuk cairan atau padatan yang bias mencair.
c. Kelas C api yang terkait dengan gas.
d. Kelas D api yang terkait dengan metal.
Kelas F api yang terkait dengan minyak makan atau lemak.
e. Kelas ^A api yang terkait dengan bahan padat biasanya organic seperti
kaya, kertas lain-lain.
f. Kelas ^B api yang terkait dengan cairan dan benda yang mencair seperti
cat, minyak dan lemak. Kelas 6C: pemusnah dengan bubuk kering bias
digunakan untuk memadamkan api kelas C Perlu dipertimbangkan untuk
menghubungkan.

Universitas Sumatera Utara

g. tindakan ini dengan menghentikan kebocoran, untuk menghapus ledakan
tiba-tiba yang berasal dari gas.
h. Kelas 6D api berhubungan dengan metal seperti aluminium, mangan,
sodium atau potassium. Hanya anggota yang terlatih dengan baik
menggunakan perlengkapan special nanpu untuk menangani jenis api ini.
i. Kelas 6F api yang berhubungan dengan lemak masakan dan minyak
(misalnya, panic dan penggorengan).
3. Pemeriksaan keamanan kebakaran
Pemeriksaan lain yang dilaksanakan dengan tujuan untuk melindungi
gedung dari kebakaran saat pabrik sedang tidak beroperasi antara lain:
a. Memastikan bahwa seluruh jendela tertutup.
b. Semua peralatan listrik yang tidak digunakan diisolasi atau dimatikan.
c. Bahan yang berasap telah dimusnahkan dan tidak dibiarkan berserakan.
d. Semua api yang menyala dinyala dimatikan atau setidaknya ditinggalkan
dengan kondisi yang aman.
e. Semua sampah yang mudah terbakar dibuang ke tempat yang aman dan
sesuai.
f. Semua bahan yang mudah terbakar diamankan.
g. Semua yang mudah terbakar diamankan.
h. Daerah kerja diamankan.

3.8.5.Waste Treatment (Pengolahan Limbah)
PT. Pusaka Prima Mandiri telah membentuk tim pengolahan dan pengendalian
lingkungan untuk memenuhi standar mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, dimana sasaran yang ingin dicapai oleh tim adalah Lingkungan pabrik
yang bebas polusi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Penelitian diawali dengan pengamatan langsung di perusahaan serta melakukan
wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengetahui masalah-masalah ada.
Kemudian dilakukan pengambilan data baik primer maupun sekunder. Data primer
berupa waktu pengamatan tiap operasi yang diproleh dari pengukuran langsung pada
perusahaan untuk melihat secara langsung kondisi lantai produksi secara riil,
Sedangkan data Sekunder diproleh dari data masalalu perusahaan/catatan perusahaan.
Data yang di kumpulkan antara lain jam kerja urutan proses produksi waktu set
up mesin. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu job, dan data persanan
dan konsumen. Data yang telah didapat kemudian diolah untuk dibuat penjadwalan
yang tepat bagi perusahaan kemudian di Analisis. Apakah penjadwalan yang dibuat
sudah dapat mengatasi permasalahan
Perusahaann atau belum. Karena itu perlu dilakukan perbandingan antara
hasil penjadwalan awal dan hasil penjadwalan usulan.
1. Waktu proses adalah waktu yang diperlukan untuk pengerjaan tiap
operasi dalam tiap job termasuk didalamnya waktu set up dan waktu
persiapan.
2. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan pekerja dengan kemampuan
rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan secara normal waktu diproleh
melalui pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stop watch).
3. Data Permintaan hasil produksi adalah jumlah pemesanan atau permintaan
dari konsumen atau pelanggan pada masing-masing tipe job. Data
permintaan ini merupakan data sekunder yang diproleh dari perusahaan
untuk permintaan tiap-tiap pesanan pada data tahun 2013 dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
4. Job pengerjaan data ini diperlukan untuk menghiting total pengerjaan pada
waktu untuk masing-masing job.

Universitas Sumatera Utara

5. Data waktu pengerjaan job. Data ini merupakan pengolahan dari data waktu
baku dan data permintaan bahan baku dan produk jadi. Kerangka konseptual
ini terdiri dari aliran proses berpikir sistematis yang diawali dari latar
belakang penelitian perumusan masalah, analisis permasalahan serta
saran/solusi alternative terhadap masalah tersebut, berdasarkan logika
hubungan sebab akibat pada sederhana pada hubungan jalur aliran bahan dan
aktivitas.
Contoh:
Pengaruh keterlambatan produksi sampai ke konsumen atau pelanggan terlihat
pada Gambar 4.1.dibawah ini.
Jadwal Rencana Produksi
Penentuan Waktu Kerja
Penentuan Waktu Produksi
Membuat Jadwal Kerja
Penjadwalan Produksi
Kurang Tepat Sasaran

PEMBEBANAN PESANAN
BERLEBIHAN
Waktu Proses
Produk Jadi

Aksesbilita
s Informasi
Tingkat Partisipasi

PENYEBAB DARI
KETERLAMBATAN
PRODUKSI KERTAS

Waktu Proses
Waktu Selesai
Batas Waktu

Persediaan
Bahan Baku

Kebijaksanaan
Aplikasi

Waktu
Pemesananan
Bahan Baku

Ketersediaan
Perangkat

Flekssibilitas

KETERSEDIAAN KAPASITAS PRODUKSI KERTAS ROKOK
KAPASITAS MESIN PRODUKSI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG

Gambar 4.1. Kerangka komseptual penjadwalan produksi

Universitas Sumatera Utara

4.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di PT. Pusaka Prima Mandiri

Brigdjen

(PPM) berada di Jalan

Zein Hamid Km 6,9 Titi Kuning Medan. Sumatera Utara. Waktu

Penelitian yaitu pada Bulan Juni 2014 hingga Bulan Desember 2014.

4.3.

Identifikasi Objek Penelitian
Objek penelitian yang iteliti adalah

keterlambatan yang timbul pada

Penjadwalan Produksi kurang tepat sasaran yang dituju oleh perusahaan, maka
Proses pengaturan pada proses produksi kertas rokok dialami pada tahun 2013
masukan yang diperlukan dalam pengaturan jadwal kerja disamping rencana
produksi adalah masukkan mengenai sumber daya (resources) yang di miliki
dalam hal ini adalah waktu kerja yang tersedia dalam kurun perencanaan produksi
yang diliput dalam jadwal rencana produksi.

4.4.

Penyusunan Kerangka Konseptualuksi
Dalam menggambarkan pola hubungan yang baik dan lengkap, menggaris

bawahi 5 faktor dasar yang sebagai features yang dapat dijadikan pedoman:
a. Semua variabel yang relevan dengan masalah penelitian dependen,
Independen, moderator, intervening dan control.
b. Hubungan antar variabel juga harus diidentifikasi dan logika pola hubungan
harus diterangkan menurut teori yang didasarinya.
c. Apabila pola hubungan antar variabel telah diidentifikasi sesuai dengan teori
yang mendasarinya maka dijelaskan apakah pola hubungan tersebut bersifat
positif dan negative.
d. Jaga perlu dijelaskan mengapa dalam penelitian ini pola hubungan tersebut
diharapkan akan terjadi.
e. Penggunaan diagram skema dalam menjelaskan kerangka teoritis akan
memudahkan pemahaman secara komprehensif terhadap kerangka teoritis
tersebut. Rencana Penjadwalan Produksi memanfaatkan waktu secara efiktif
dan efisien dalam penyelesaian produksi, mengambil waktu yang terkecil

Universitas Sumatera Utara

dalam menyelesaikan pekerjaan, penyusunan penjadwawalan secara tepat
dan sesuai dengan pesanan yang diinginkan oleh pelangga atau konsumen.

4.4.1. Populasi dan Sampel
Menurut sugiyono (2004 55). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
populasi dalam penelitian ini adalah waktu kegiatan produksi guna untuk analisis
perbaikan penjadwalan produksi agar memperoleh waktu proses yang cepat selesai
dan tepat waktu dengan jumlah produksi dapat memenuhi kebutuhan konsumen
penentuan ukuran sampel dalam penelitian dapat dilakukan berdasarkan beberapa
cara. Salah satunya adalah berdasarkan pendapat ahli.Model persamaan regresi linear
sederhana dalam analisis regresi terlihat pada pers (4.1).
Yi = α + β Xi + €I

i = 1,2, ……n……………(4.1)

Dengan:
Y = variabel tidak bebas atau variabel terikat (dependent variabel) atau disebut juga
variabel respons (response variabel).
X = variabel bebas (independen variabel) atau disebut juga variabel peramal atau
penjelas (explanalry variable).
α = perpotongan garis regresi dengan sumbu tegak atau intersep (intercept).
β = gradien atau kemiringan

(slope), besarnya perubahan nilai Y apabila X

bertambah satu satuan.
€ = galat (error).

Universitas Sumatera Utara

4.5. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diukur pada saat penelitian lapangan oleh
peneliti pada objek, dimana data diproleh secara langsung diperusahaan PT.
Pusaka Prima Mandiri yang sedang diteliti, Dengan observasi melalui teknik
observasi ini penulis mengumpulkandata dengan melakukan pengamatan
langsung diperusahaan terhadap masing-masing operator pada setiap stasiun
kerja.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data diproleh peneliti dengan melakukan pengumpulan
data yang telah ada diperusahaan (dokumen Perusahaan).

Data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian di PT. Pusaka Prima
Mandiri adalah:
1. Data gambaran umum perusahaan menyangkut sejarah perusahaan, lokosi
perusahaan, sarana dan prasarana perusahaan, pemasaran dan jumlah
produksi.
2. Data tentang proses produksi di pabrik PT. Pusaka Prima Mandiri.
3. Penjadwalan Produksi tahun 20013 dan tahun 2014 ada terlampir
dilampiran.
4. Data tentang organisasi dan manjemen meliputi struktur organisasi
perusahaan dan hubungan kerja, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga
kerja dan jam kerja perusahaan, sistem pengupahan dalam perusahaan.
5. Untuk menyusun distribusi frekuensi data kita membutuhkan jumlah kelas
dengan menggunakan rumus : k = 1 + 3,3 log n dan i = jarak/1 + 3,3 log n
dan rata – rata hitung x = x 1 + x 2 … x n /n.
6. Penyelesaian:
Ho

= Hasil produksi telah sesuai dengan target produksi yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

H1 = Hasil produksi tidak sesuai dengan target produksi yang di tetapkan
sebelumnya.
α = 0,05. Banyaknya katagori adalah n (bulan) dan tingkat kesalahan adalah
0,05 atau 0,01 maka nilai distribusi Chi – kuadrat:
X2 α, k – 1 = X2 0,05, 12 – 1

atau X2 hitung ≤ X2 tabel, maka diterima.

Uji hipotesis bagi eksperimen atau penelitian dengan dau atau lebih
katagoriUji ini dinamakan uji kecocokan (good ness – of – fit bests)Uji hipotesis
tentang table konfingen yang terdiri uji independensi Sebagai contoh, kepuasan
pelanggan atau konsumen biasa di bagi menjadi 4 katagori:
A = Sangat puas = tepat waktu dari pesanannya (100%).
B = Puas = keterlambatan masih bisa ditanggulangi dari persediaan (95 - 85%)
C = Kurang puas = keterlabatan ampir tidak dapat ditanggulagi (80 – 65%)
D = tidak puas = tidak dapat ditanggulangi (64 – 50%)

4.6. Metode Pengolahan Data
Indentfikasi dan Definisi Variabel. Dapat diidentifikasi variabel – variabel yang
berhubungan dengan permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Waktu Proses
Waktu Proses adalah waktu yang diperlukan untuk pengerjaan tiap operasi
dalam tiap job, termasuk didalamnya waktu set up dan waktu persiapan.
2. Wakyu Baku
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan pekerja secara normal waktu
baku ini diproleh melalui pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stop
wath).
3. Data Permintaan
Data permintaan adalah jumlah pesanan atau permintaan dari konsumen
pada masing – masing tipe job. Data permintaan ini merupakan data
sekunder yang diproleh dari perusahaan untuk permintaan tiap job

Universitas Sumatera Utara

pengerjaan, data ini di perlukan untuk menghitung total pengerjaan waktu
untuk masing-masing job.
4. Data waktu mengerjakan job.
Data waktu ini merupakan pengolahan dari data waktu baku dan data
permintaan.
5. Analisa Data
Untuk menjadwalkan N job M digunakan beberapa metode penjadwalan
antara lain adalah:
a. Metode Campbell Dudeck and Smith (CDS)
b. Metode Dannenbring (Db)

4.6.1. Hasil dan Pembahasan
Proses pengaturan jadwal kerja pada proses produksi kertas rokok tahun 2013
masukkan yang diperlukan dalam pengaturan jadwal kerja disamping jadwal rencana
produksi adalah masukkan mengenai sumber daya (resource) yang memiliki dalam
hal ini adalah waktu kerja yang tersedia dalam kurun perencanaan produksi yang
diliput dalam jadwal rencana produksi. Prosedur pengaturan jadwal kerja
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.berikut.

Jadwal Rencana Produksi

Penentuan Waktu Kerja

Penentuan Waktu Produksi

Penentuan Jumlah Tenaga kerja

Membuat Jadwal Kerja

Gambar 4.2. Langkah-langkah Perencanaan Tenaga kerja

Universitas Sumatera Utara

4.7.

Penjadwalan Produksi kertas rokok
Penjadwalan

merupakan

pengaturan

waktu dari suatu kegiatan operasi.

Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan atau pun tenaga
kerja bagi

suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegitan

operasi. Tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu selesai produksi, waktu
proses, waktu tunggu, waktu set up waktu absen tenaga kerja waktu tunggu
langganan dari tingkat pesediaan dll.

4.8. Rancangan Penjadwalan Produksi kertas rokok
Rancanan penjadwalan produksi kertas rokok memerlukan beberapa. tahapan,
Adapun rancangan produksi adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien dalam penyelesaian produksi
kertas rokok
2. Mengambil waktu yang terkecil dalam menyelesaikan pekerjaan
3. Penyusunan penjadwalan secara tepat dan sesuai dengan pesanan yang
diinginkan oleh pelanggan atau konsumen.
4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Campbell Dudeck Smith (CDS) pada proses penjadwalan atau
penugasan kerja berdasarkan atas waktu kerja yang terkecil di gunakan
dalam melakukan produksi.
b. Metode Dannenbring (Db) pada proses penjadwalan antara lain
Mengurutkan waktu job terkecil. Membuat peta penjadwalan

4.9. Pengukuran Waktu Kerja
Untuk menghitung waktu kerja

yang tersedia dalam 1 tahun atau dalam

kurun perencanaan tertentu. Untuk menghitung waktu kerja tersedia diketahui
untuk 1 tahun tersedia 250 hari kerja dan 1 hari pabrik bekerja 8 jam, maka waktu
kerja adalah 250 x 8 jam = 2000 jam dibagi 12 = 166,6666 jam pada
produksi 460 roll. untuk metode usulan Campbell Dudeck Smith

jumlah

(CDS) dan

Metode Usulan Dannenbring, 5 % sampai 10 % waktu absen kerja selebihnya waktu

Universitas Sumatera Utara

set up mesin dalam 1 bulan operasi. Makespan Perusahaan yaitu

waktu

yang

diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan (job) yang ada di shop, yang
terdiri dari waktu setup antar job dan waktu proses per job (t) Untuk n buah job.
Makespan Perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.1. & metode usulan berikut ini.

Tabel. 4.1. Waktu selesai Untuk Usulan Metode CDS dan Db pada tahun 2013
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jumlah
Produksi
(Roll)
460
378
420
227
460
378
420
227
375
460
420
411

Waktu Proses
(Jam)

Waktu absen
(Jam)

Waktu Set up
(Jam)

166,6666
142,9004
166,6666
52,6408
166,6666
142,9004
166,6666
51,0256
142,1065
166,6666
166,6666
166,6666

16,6666
14,2700
16,6666
5,2640
16,6666
14,2900
16,6666
5,1025
14,2106
16,6666
16,6666
16,6666

12,1874
16,7096
18,3333
35,1550
14,0674
16,7096
9,3668
47,2719
17,5823
14,0674
12,1874
7,0168

Waktu
selesai
(Jam)
195,52
173,90
183,30
93,06
197,40
173,90
192,70
103,40
173,90
197,40
195,52
190,35

Setelah perbaikan penjadwalan produksi. Maka waktu proses dipecepat,
waktu absen 5 % yang hanya diperkenankan untuk mengurangi pemborosan waktu
dan waktu dihusahakan diperkecil. bila waktu proses 166,6666 diturumkan jadi = 166
jam, jika waktu proses = 166 jam diturunkan menjadi = 151,1129, jika
waktu proses = 152, jam diturunkan menjadi = 129,2000 ini bergantung pada
Jumlah produksi yang harus dihasilkan, pada Metode Campbell Dudeck Smith
(CDS) dan Metode Dannenbring (Db).