Penerbitan Penetapan Sementara Dalam Sengketa Merek Dagang Terdaftar di Pengadilan Niaga Pasca Keluarnya Perma Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Penetapan Sementara

ABSTRACT
Firdaus Syafaat 1
Suhaidi 2
Eddy Damian 3
Runtung 4

The reconciliation for the dispute over trademark in the Commercial
Court applies the special procedure law in dealing with particular things because
the law concerning trademark does not yet have a clear and detailed regulations
on the grounds and process of the application to Provisional Measures in the
Commercial Court; therefore, the Supreme Court of the Republic of Indonesia has
issued PERMA (the Ruling of the Supreme Court) No. 5/2012 concerning
Provisional Measures. Therefore the core issues to be studied in this research are
what factors are the cause of the dispute registered trademark in Indonesia?
how The Provisional Measures in the Commercial Court after the issuance of
PERMA No.5/2012 concerning Provisional Measures?then what factors are
affecting the implementation of the Provisional Measures in trademark disputes
registered in the commercial court?
The research applied a judicial normative method that included the legal
principle, legal system, vertical and horizontal synchronization level as well as a
comparison of law and its history. It is an explanatory, descriptive, and

prescriptive research. The theoretical framework of this research was directed to
provide a ground for analysis and problem discussion.
A dispute over the trademark is registered in the Commercial Court due to
3 (three) grounds. Firstly, there is a trademark which is similar to another party’s
trademark essentially or partially that has been registered earlier for the same or
different kind of product; thus, the right over the trademark or the exclusive right
that is granted by the country to the product of the party that has been registered
in the General Registered Trademark for a certain period has been violated by a
bad intention in the form of faking or artificial product which certainly harms
people. Secondly, there is a trademark that is not registered in the Trademark
Office of Ditjen HKI (Intellectual Property Right) in Indonesia in order that it is
potentially registered by another person/ party or legal body on the ground of bad
intention. Thirdly, the trademark examiner was careless and granted the
application to trademark registration by another person/ party or legal body. The
Provisional Measures in the Commercial Court after the issuance of PERMA
No.5/2012 concerning Provisional Measures, based on the collected data,
clarifies that there is no dispute over the trademark which is started with
Provisional Measures. It is only found in the dispute over Copyright. All
1
2


3
4

Judge of Gunung Sugih District – Lampung Tengah.
A Professor in Faculty of Law, University of Sumatera Utara and Head of Doctoral Study
Program of Jurisprudence, University of Sumatera Utara.
A Professor in Faculty of Law, Padjadjaran University.
A Professor in Faculty of Law, University of Sumatera Utara and Rector of University of
Sumatera Utara.

iii
Universitas Sumatera Utara

iv

documents of the dispute over trademark are filed as a claim without firstly
applying for the Provisional Measures. In fact, the cases on the dispute over
trademark have a more significant number than other cases in HKI. The grounds
that influence the implementation of the Provisional Measures in the Commercial

Court are legal structure, substance, and culture.
It is recommend that first made the announcement before the application
for trademark registration is approved, announcement trademark application
should also be published through electronic and non-electronic media, more
severe sanctions against the perpetrators of violations and trademark
counterfeiting which endanger the safety of life and health, improve the role of the
legal apparatus who are particularly in charge of handling the violation against
trademark, including the judge by providing them special Diklat (the education
and training) on Provisional Measures for judges, the Asset Assessor Agency be
provided to assess the collateral and to accommodate the concern of the justice
seeker (applicants of Provisional Measures), the people who counteract the
implementation of Provisional Measures be firmly served by the sentence such as
the contempt of court with imprisonment, and the society be provided a legal
counseling concerning the importance of the application to Trademark
Registration and the Provisional Measures in order to increase people’s legal
awareness of the importance of legal protection for the registered trademark
through Provisional Measures to realize the principles of being prompt, simple,
and economical.
Keywords: Dispute over Trademark, Provisional Measures, the Commercial
Court, PERMA No.5/2012


Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Firdaus Syafaat 1
Suhaidi 2
Eddy Damian 3
Runtung 4

Penyelesaian sengketa merek di Pengadilan Niaga selain menggunakan
hukum acara perdata yang biasa digunakan di Pengadilan Negeri, dalam hal-hal
tertentu digunakan hukum acara khusus. Dikarenakan undang-undang tentang
merek belum mengatur dengan jelas dan rinci tentang syarat-syarat dan proses
pengajuan Permohonan Penetapan Sementara di Pengadilan Niaga maka untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan tentang Penetapan Sementara dan untuk
kelancaran pemeriksaan permohonan Penetapan Sementara, Mahkamah Agung RI
telah menerbitkan PERMA No. 5 Tahun 2012 Tentang Penetapan Sementara.
Oleh karena itu masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
faktor – faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya sengketa merek dagang
terdaftar di Indonesia? bagaimana Penetapan Sementara di Pengadilan Niaga

pasca keluarnya PERMA Nomor 5 tahun 2012 Tentang Penetapan Sementara?
kemudian faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan penetapan
sementara dalam sengketa merek dagang terdaftar di pengadilan niaga?
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum
normatif yaitu penelitian yang mencakup asas hukum, sistematika hukum, taraf
sinkronisasi vertikal dan horisontal, perbandingan hukum dan sejarah hukum.
Sifat penelitian ini adalah eksplanatif, deskriptif dan preskriptif. Kerangka teori
diarahkan untuk memberikan landasan bagi analisis dan pembahasan
permasalahan.
Sengketa atas merek dagang terdaftar pada Pengadilan Niaga dikarenakan
oleh 3 (tiga) hal, pertama terdapatnya suatu merek yang memiliki persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya dengan merek pihak lain yang sudah terdaftar
terlebih dahulu untuk barang yang sejenis maupun tidak sejenis, sehingga dengan
demikian pihak yang merasa hak atas merek yang dimilikinya atau hak eksklusif
yang diberikan oleh negara kepadanya yang telah terdaftar dalam Daftar Umum
Merek untuk jangka waktu tertentu telah dilanggar dengan suatu itikad yang tidak
baik dengan bentuk peniruan atau penjiplakan, yang tentunya akan merugikan
masyarakat. Kedua terdapat suatu merek yang tidak terdaftar di Kantor Merek
Ditjen HKI di Indonesia sehingga berpeluang didaftarkan oleh orang/pihak lain
1


Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sugih – Lampung Tengah.
Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Ketua Program Studi
Doktor Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.
3
Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
4
Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2

i
Universitas Sumatera Utara

ii

atau badan hukum lain yang didasarkan atas itikad yang tidak baik. Ketiga
ketidak telitian dari badan pemeriksa merek, sehingga permohonan pendaftaran
merek dagang oleh orang/pihak lain atau badan hukum lain atas dasar itikad yang
tidak baik menjadi terkabulkan. Penetapan Sementara di Pengadilan Niaga pasca

keluarnya PERMA No. 5 Tahun 2012 tentang Penetapan Sementara berdasarkan
data yang telah dihimpun, tidak ada perkara merek yang didahului dengan
Penetapan Sementara. Permohonan Penetapan Sementara hanya ditemukan pada
perkara Hak Cipta. Seluruh berkas perkara merek langsung diajukan sebagai
gugatan tanpa didahului dengan adanya permohonan Penetapan Sementara.
Padahal perkara merek memiliki jumlah yang signifikan dibandingkan perkara
HKI lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Penetapan
Sementara di Pengadilan Niaga bisa dilihat dari faktor struktur hukum, substansi
hukum dan budaya hukum.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka rekomendasi dari hasil
penelitian adalah sebelum permohonan pendaftaran merek disetujui untuk didaftar
sebaiknya dilaksanakan pengumuman terlebih dahulu, pengumuman permohonan
merek sebaiknya tidak hanya dilakukan dalam Berita Resmi Merek saja tetapi
pengumuman juga dapat diterbitkan melalui sarana elektronik dan atau sarana non
elektronik, pelanggaran merek yang sudah mencapai tingkat yang membahayakan
keselamatan jiwa manusia dan juga kesehatan maka perlu adanya ketentuan yang
mengatur mengenai sanksi yang lebih berat yang dikenakan terhadap pelaku
pelanggaran dan pemalsuan merek, peningkatan peran aparatur hukum yang
secara khusus menangani pelanggaran hukum merek termasuk hakimnya dengan
mengadakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) khusus Penetapan Sementara bagi

hakim, perlu adanya lembaga penaksir asset untuk menilai uang jaminan dan ganti
rugi, perlu ditambahnya jumlah Pengadilan Niaga yang ada guna mengakomodir
kepentingan pencari keadilan (pemohon penetapan sementara), perlu adanya
tindakan yang tegas pada para penghambat pelaksanaan penetapan sementara
dengan ancaman contempt of court yang diancam dengan pidana penjara dan
perlunya digalakannya penyuluhan hukum kepada masyarakat khususnya
berkaitan dengan pentingnya pendaftaran merek dan penetapan sementara ini
untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya
pelindungan hukum merek terdaftar melalui penetapan sementara dalam
mewujudkan prinsip cepat sederhana dan biaya ringan.

Kata kunci: sengketa merek, penetapan sementara, pengadilan niaga, PERMA
No. 5 Tahun 2012

Universitas Sumatera Utara