Pengaruh Work-To-Family Conflict Dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu
perusahaan dan menentukan nasib perusahaan kedepannya untuk mengembangkan
usaha dan mampu bersaing secara global. Sehingga diharapkan setiap pegawai
memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi organisasi
ataupun perusahaan tempatnya bekerja.
Komitmen pegawai merupakan salah satu kunci yang turut menentukan
berhasil atau tidaknya organisasi untuk mencapai tujuannya. Pegawai yang
memiliki komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukkan sikap kerja
yang penuh perhatian terhadap tugasnya, mereka sangat memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas-tugas serta sangat loyal terhadap intansi tempatnya
bekerja.
Dengan
komitmen
seseorang
akan
menyatakan
tekad
untuk
melaksanakan sesuatu. Dalam komitmen terkandung keyakinan, pengikat yang
akan menimbulkan energi untuk melakukan terbaik. Secara nyata, komitmen
berdampak kepada performansi kerja sumber daya manusia dan pada akhirnya
juga sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi atau perusahaan.
Karena itu peran sumber daya manusia, khususnya jajaran manajemen dari lini
dasar sampai lini puncak harus mampu berperan sebagai penggerak untuk
mewujudkan misi dan tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pegawai yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi dapat
dilihat dari keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota tersebut, kesediaan untuk
berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, kepercayaan terhadap
organisasi dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Adanya komitmen organisasi yang tinggi pada pegawai akan membuat pegawai
terhindar dari perilaku-perilaku keorganisasian yang negatif misalnya membolos,
mangkir, pindah kerja keperusahaan lain, meninggalkan jam kerja dan lain
sebagainya.
Menurut Kaswan (2012:293), komitmen organisasi adalah merupakan
ukuran kesediaan karyawan bertahan dengan sebuah perusahaan di waktu yang
akan datang. Sedangkan menurut Panggabean (2004:135), komitmen adalah
kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam organisasi tertentu.
Kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk meningkatkan kualitas para karyawan,
apabila kepuasan kerja terpenuhi maka karyawan akan cenderung memiliki
semangat yang tinggi didalam bekerja. Menurut Noe, dkk dalam Kaswan
(2012:284), menyatakan kepuasan kerja sebagai perasaan senang yang dihasilkan
dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi atau memungkinkan pemenuhan
nilai-nilai penting pekerjaannya. Sedangkan menurut Fathoni (2006), bahwa
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaan.
Konflik antara pekerja dan keluarga dapat terjadi baik pada wanita
maupun pria. Menurut penelitian Apperson, dkk dalam Buhali dan Margaretha
Universitas Sumatera Utara
(2013:16), menemukan bahwa ada beberapa tingkatan konflik peran antara pria
dan wanita, bahwa wanita mengalami konflik peran pada tingkat yang lebih tinggi
dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita memandang keluarga merupakan
suatu kewajiban utama mereka dan harus mendapatkan perhatian yang lebih
dibandingkan pada peran pekerja mereka. Sedangkan menurut Martins et al,
dalam (Amelia 2010:202), work-to-family conflict suatu keadaan yang terjadi
ketika pekerjaan seseorang mempengaruhi atau mengganggu kehidupan
keluarganya.
Stres dapat diartikan sebagai sesuatu yang membuat kita mengalami
tekanan mental atau beban kehidupan, suatu kekuatan yang mendesak atau
mencekam, mengganggu keseimbangan karena masalah atau tuntutan penyesuaian
diri. Menurut Mangkunegara (2007:157), stres kerja merupakan perasaan tertekan
yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres yang berlebihan akan
berakibat buruk terhadap individu untuk berhubungan dengan lingkungannya
secara normal. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan secara tidak langsung
berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka bekerja.
PT. Pelabuhan Indonesia I adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak didalam bidang jasa kepelabuhanan. Di Indonesia untuk pengelolaan
kepelabuhanan terbagi menjadi empat wilayah, wilayah I bergerak meliputi
daerah provinsi Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau Daratan dan
Riau Kepulauan, dan diberi nama Pelabuhan Indonesia I yang berkantor pusat di
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pra survei yang telah dilakukan pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan, diketahui bahwa terdapat fenomena permasalahan
yang terjadi berkaitan dengan komitmen organisasi pada PT. Pelabuhan Indonesia
I (Persero) Medan. Permasalahannya terletak pada rendahnya komitmen
karyawan, hal ini terlihat dari indikator komitmen kelanjutan dimana kurangnya
rasa senang terhadap pekerjaan karena tidak adanya penghargaan terhadap
karyawan yang berperstasi dan teladan. Akibatnya berdampak terhadap
meningkatnya ketidakhadiran karyawan dan kinerja karyawan menjadi menurun.
Komitmen para karyawan akan mengganggu jalannya keefektifan dan keefisienan
perusahaan yang juga berakibat kepada prestasi karyawan. Berikut ini adalah tabel
persentase ketidakhadiran karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
dari bulan Maret-Agustus tahun 2015.
Tabel 1.1 Persentase Ketidakhadiran Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan dari Bulan Maret-Agustus 2015
No
1
2
3
4
5
6
Bulan
Maret
Tepat Waktu
Terlambat
Sakit
Cuti
Alpa
174 orang
17 orang
37 orang
45 orang
11 orang
61%
6%
13%
16%
4%
April
171 orang
14 orang
43 orang
45 orang
11 orang
60%
5%
15%
16%
4%
Mei
168 orang
14 orang
45 orang
43 orang
14 orang
59%
5%
16%
15%
5%
Juni
168 orang
16 orang
43 orang
43 orang
14 orang
59%
6%
15%
15%
5%
Juli
162 orang
28 orang
37 orang
51 orang
6 orang
57%
10%
13%
18%
2%
Agustus
174 orang
25 orang
28 orang
48 orang
9 orang
61%
9%
10%
17%
3%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Jumlah
Karyawan
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
Dari Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa karyawan yang mengalami sakit
tertinggi berada pada bulan Mei sebesar 16%, hal ini disebabkan karena karyawan
sering pulang melebihi jam kerja normal. Sedangkan karyawan yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
cuti tertinggi berada pada bulan Juli sebesar 18%, hal ini disebabkan karena
karyawan merasa tidak puas dengan perlakuan perusahaan yang tidak memberikan
penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi dan teladan sehingga
memanfaatkan sisa cuti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa karyawan
yang
mengalami rendahnya komitmen organisasi menyebutkan rendahnya komitmen
karyawan akibat dari faktor work-to-family conflict dan stres kerja. Permasalahan
yang berkaitan dalam work-to-family conflict akibat dari indikator konflik karena
waktu, dimana karyawan sering lama pulang sehingga kurangnya waktu
kebersamaan dalam keluarga karena karyawan pulang kerja melebihi jam kerja
normal. Adapun jam kerja normal karyawan adalah 8 jam dalam 1 hari, jam kerja
karyawan dimulai pukul 08.00 Wib sampai dengan pukul 17.00 Wib. Berikut
adalah tabel kelebihan jam kerja karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan dari bulan Maret-Agustus 2015.
Tabel 1.2 Persentase Kelebihan Jam Kerja Karyawan Bulan Maret s/d
Agustus 2015
No
Bulan
Pulang
Kelebihan
Kelebihan
Kelebihan
Tepat
Jam Kerja
Jam Kerja
Jam Kerja
Waktu
1 Jam
2 Jam
3 Jam
1
Maret
40 orang
46 orang
54 orang
37 orang
14%
16%
19%
13%
2
April
48 orang
40 orang
43 orang
37 orang
17%
14%
15%
13%
3
Mei
28 orang
37 orang
54 orang
46 orang
10%
13%
19%
16%
4
Juni
85 orang
43 orag
25 orang
20 orang
30%
15%
9%
7%
5
Juli
96 orang
37 orang
28 orang
20 orang
34%
13%
10%
7%
6
Agustus
43 orang
43 orang
51 orang
43 orang
15%
15%
18%
15%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Kelebihan
Jam Kerja
>3 Jam
14 orang
5%
17 orang
6%
17 orang
6%
11 orang
4%
9 orang
3%
20 orang
7%
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1.2, tingkat kelebihan jam kerja karyawan dari bulan
Maret sampai dengan Agustus tahun 2015 tertinggi berada pada posisi Kelebihan
Jam Kerja 2 jam yaitu bulan Maret dan Mei, masing-masing sebesar 19% artinya
karyawan pulang pukul 19.00 Wib. Tingginya kelebihan jam kerja karyawan akan
berdampak pada semakin berkurangnya waktu kebersamaan untuk keluarga dan
berpengaruh timbulnya work-to-family conflict.
Selain work-to-family conflict, stres kerja di perusahaan juga mempunyai
permasalahan. Adapun indikator stres kerja yang terlihat yaitu gejala fisiologis,
psikologis seperti karyawan mudah emosi, sensitif, tidak dapat relaks, dan sakit
kepala. Beban kerja dan desakan waktu mengakibatkan stres terhadap karyawan.
Semakin meningkatnya beban kerja yang dihadapi karyawan, maka dapat
meningkatkan stres. Karyawan dihadapkan dengan berbagai masalah seperti
beban kerja yang melebihi batas kemampuan. Misalnya tugas utama yang harus
diselesaikan setiap karyawan berjumlah 2 tugas, namun disela-sela tugas tersebut
terdapat beberapa tugas tambahan yang mana waktu untuk penyelesaian tugas
mempunyai jadwal yang sama. Tugas tambahan tersebut dapat berbentuk dinas
keluar kota, pekerjaan di kantor menjadi menumpuk dan sejumlah tugas yang
menumpuk tadi harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Jumlah beban kerja
yang bertambah, namun perusahaan tidak memberikan adanya dispensasi waktu
(penambahan waktu) dalam penyelesaian tugas tambahan tersebut sehingga
mengakibatkan karyawan mengalami stres. Hal-hal inilah yang sering sekali
membuat karyawan menjadi stres berkepanjangan. Jika karyawan telat
menyerahkan tugasnya, maka tunjangan yang umumnya diberikan akan
Universitas Sumatera Utara
mengalami pemotongan. Berikut tabel beban kerja karyawan pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan.
Tabel 1.3 Beban Kerja Karyawan
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Bulan Maret-Agustus 2015
Bulan
Beban Kerja/Orang
Beban Kerja
Tambahan
Utama
Beban Kerja
2 Tugas
2 Tugas
Waktu/orang
Waktu Penyelesaian Tugas
Utama
1 Bulan
1
Maret
2
April
2 Tugas
3 Tugas
1 Bulan
3
Mei
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
4
Juni
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
5
Juli
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
6
Agustus
2 Tugas
5 Tugas
1 Bulan
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dijelaskan bahwa dari bulan Maret-Agustus
tahun 2015, beban kerja utama per orang yaitu 2 tugas. Namun lain halnya dengan
tugas-tugas tambahan (di luar tugas utama) yang mengalami kenaikan setiap
bulannya. Namun waktu penyelesaian tugas utama tidak terdapat penambahan
waktu. Mereka menginginkan adanya penambahan waktu di luar dari tugas utama
tersebut. Dengan singkatnya waktu untuk menyelesaikan tugasnya, maka
karyawan semakin stres.
Pada penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat ketidakpuasan kerja
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) medan dilakukan studi pendahulu atau
pra survei pada 20 orang karyawan. Berikut tabel studi pendahulu identifikasi
tingkat ketidakpuasan kerja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4 Studi Pendahulu Identifikasi Tingkat Ketidakpuasan Kerja Pada
Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
No
Pertanyaan Identifikasi Ketidakpuasan Kerja
1
Jawaban
Karyawan
Tidak puas
Ketidakpuasan terhadap pekerjaan pada PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
2
Ketidakpuasan terhadap gaji pada PT. Pelabuhan
Tidak puas
Indonesia I (Persero) Medan
3
Ketidakpuasan terhadap promosi pada PT.
Tidak puas
Pelabuhan I (Persero) Medan
4
Ketidakpuasan terhadap supervisi/pengawasan
Tidak puas
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
5
Ketidakpuasan terhadap rekan kerja PT.
Tidak puas
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Persentasen
(%)
15
10
25
55
20
Berdasarkan Tabel 1.4, fenomena yang terjadi di PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan dalam kepuasan kerja, ini berkaitan dengan
pengawasan yang berhubungan dengan kurangnya intensitas pertemuan antara
atasan dengan karyawan. Karyawan merasakan bahwa atasan jarang melakukan
pengawasan secara langsung yang mana pengawasan itu sangat perlu agar
memudahkan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan ketika ada beberapa hal
yang perlu dipertanyakan oleh karyawan ketika sedang mengalami kendala.
Pengawasan secara dominan menggunakan room chat disetiap komputer masingmasing karyawan yang telah tersambung langsung dengan atasan yang dirasakan
kurang efektif dalam
berkomunikasi. Terkadang dikarenakan jarangnya
pengawasan, karyawan menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan apa yang di
instruksikan oleh atasan, Hal ini menyebabkan terjadinya pengulanganpengulangan dalam memperbaiki tugas. Selain kurangnya pengawasan yang
kurang, karyawan menjadi kurang disiplin seperti keluar ruangan dengan
meninggalkan pekerjaan yang seharusnya karyawan dituntut untuk cepat
menyelesaikan tugas-tugas tersebut mengingat waktu penyelesaian tugas yang
Universitas Sumatera Utara
singkat. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius mengakibatkan atasan tidak
puas dengan hasil kerja karyawan, dan karyawan juga merasa tidak puas dengan
pengawasan yang diberlakukan ini.
Atas dasar permasalahan dan uraian diatas maka akan dilakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Work-To-Family Conflict dan Stres Kerja
terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Stres
Kerja?
2. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi?
3. Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi?
4. Apakah Kepuasan Kerja perpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi?
5. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Kerja?
6. Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja?
7. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi melalui Kepuasan Kerja?
Universitas Sumatera Utara
8. Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi
melalui Kepuasan Kerja?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan diatas, maka tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Kerja.
7. Untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan
Kerja.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan bahan masukan
bagi perusahaan untuk dijadikan bahan landasan dalam menentukan kebijakan
perusahaan guna meningkatkan komitmen karyawan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran guna
memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya
manusia, khususnya yang berkaitan dengan work-to-family conflict, stres
kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan.
3. Penelitian selanjutnya
Penelitian ini berguna bagi acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat
melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian ini. Penelitian
selanjutnya dapat melakukan eksplorasi dengan mengembangkan faktor-faktor
yang lain yang mempengaruhi komitmen organisasi selain yang digunakan
dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu
perusahaan dan menentukan nasib perusahaan kedepannya untuk mengembangkan
usaha dan mampu bersaing secara global. Sehingga diharapkan setiap pegawai
memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi organisasi
ataupun perusahaan tempatnya bekerja.
Komitmen pegawai merupakan salah satu kunci yang turut menentukan
berhasil atau tidaknya organisasi untuk mencapai tujuannya. Pegawai yang
memiliki komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukkan sikap kerja
yang penuh perhatian terhadap tugasnya, mereka sangat memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas-tugas serta sangat loyal terhadap intansi tempatnya
bekerja.
Dengan
komitmen
seseorang
akan
menyatakan
tekad
untuk
melaksanakan sesuatu. Dalam komitmen terkandung keyakinan, pengikat yang
akan menimbulkan energi untuk melakukan terbaik. Secara nyata, komitmen
berdampak kepada performansi kerja sumber daya manusia dan pada akhirnya
juga sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi atau perusahaan.
Karena itu peran sumber daya manusia, khususnya jajaran manajemen dari lini
dasar sampai lini puncak harus mampu berperan sebagai penggerak untuk
mewujudkan misi dan tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pegawai yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi dapat
dilihat dari keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota tersebut, kesediaan untuk
berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, kepercayaan terhadap
organisasi dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Adanya komitmen organisasi yang tinggi pada pegawai akan membuat pegawai
terhindar dari perilaku-perilaku keorganisasian yang negatif misalnya membolos,
mangkir, pindah kerja keperusahaan lain, meninggalkan jam kerja dan lain
sebagainya.
Menurut Kaswan (2012:293), komitmen organisasi adalah merupakan
ukuran kesediaan karyawan bertahan dengan sebuah perusahaan di waktu yang
akan datang. Sedangkan menurut Panggabean (2004:135), komitmen adalah
kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam organisasi tertentu.
Kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu aspek penting yang
perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk meningkatkan kualitas para karyawan,
apabila kepuasan kerja terpenuhi maka karyawan akan cenderung memiliki
semangat yang tinggi didalam bekerja. Menurut Noe, dkk dalam Kaswan
(2012:284), menyatakan kepuasan kerja sebagai perasaan senang yang dihasilkan
dari persepsi bahwa pekerjaannya memenuhi atau memungkinkan pemenuhan
nilai-nilai penting pekerjaannya. Sedangkan menurut Fathoni (2006), bahwa
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaan.
Konflik antara pekerja dan keluarga dapat terjadi baik pada wanita
maupun pria. Menurut penelitian Apperson, dkk dalam Buhali dan Margaretha
Universitas Sumatera Utara
(2013:16), menemukan bahwa ada beberapa tingkatan konflik peran antara pria
dan wanita, bahwa wanita mengalami konflik peran pada tingkat yang lebih tinggi
dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita memandang keluarga merupakan
suatu kewajiban utama mereka dan harus mendapatkan perhatian yang lebih
dibandingkan pada peran pekerja mereka. Sedangkan menurut Martins et al,
dalam (Amelia 2010:202), work-to-family conflict suatu keadaan yang terjadi
ketika pekerjaan seseorang mempengaruhi atau mengganggu kehidupan
keluarganya.
Stres dapat diartikan sebagai sesuatu yang membuat kita mengalami
tekanan mental atau beban kehidupan, suatu kekuatan yang mendesak atau
mencekam, mengganggu keseimbangan karena masalah atau tuntutan penyesuaian
diri. Menurut Mangkunegara (2007:157), stres kerja merupakan perasaan tertekan
yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres yang berlebihan akan
berakibat buruk terhadap individu untuk berhubungan dengan lingkungannya
secara normal. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan secara tidak langsung
berpengaruh terhadap organisasi dimana mereka bekerja.
PT. Pelabuhan Indonesia I adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak didalam bidang jasa kepelabuhanan. Di Indonesia untuk pengelolaan
kepelabuhanan terbagi menjadi empat wilayah, wilayah I bergerak meliputi
daerah provinsi Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau Daratan dan
Riau Kepulauan, dan diberi nama Pelabuhan Indonesia I yang berkantor pusat di
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pra survei yang telah dilakukan pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan, diketahui bahwa terdapat fenomena permasalahan
yang terjadi berkaitan dengan komitmen organisasi pada PT. Pelabuhan Indonesia
I (Persero) Medan. Permasalahannya terletak pada rendahnya komitmen
karyawan, hal ini terlihat dari indikator komitmen kelanjutan dimana kurangnya
rasa senang terhadap pekerjaan karena tidak adanya penghargaan terhadap
karyawan yang berperstasi dan teladan. Akibatnya berdampak terhadap
meningkatnya ketidakhadiran karyawan dan kinerja karyawan menjadi menurun.
Komitmen para karyawan akan mengganggu jalannya keefektifan dan keefisienan
perusahaan yang juga berakibat kepada prestasi karyawan. Berikut ini adalah tabel
persentase ketidakhadiran karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
dari bulan Maret-Agustus tahun 2015.
Tabel 1.1 Persentase Ketidakhadiran Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan dari Bulan Maret-Agustus 2015
No
1
2
3
4
5
6
Bulan
Maret
Tepat Waktu
Terlambat
Sakit
Cuti
Alpa
174 orang
17 orang
37 orang
45 orang
11 orang
61%
6%
13%
16%
4%
April
171 orang
14 orang
43 orang
45 orang
11 orang
60%
5%
15%
16%
4%
Mei
168 orang
14 orang
45 orang
43 orang
14 orang
59%
5%
16%
15%
5%
Juni
168 orang
16 orang
43 orang
43 orang
14 orang
59%
6%
15%
15%
5%
Juli
162 orang
28 orang
37 orang
51 orang
6 orang
57%
10%
13%
18%
2%
Agustus
174 orang
25 orang
28 orang
48 orang
9 orang
61%
9%
10%
17%
3%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Jumlah
Karyawan
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
284 orang
100%
Dari Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa karyawan yang mengalami sakit
tertinggi berada pada bulan Mei sebesar 16%, hal ini disebabkan karena karyawan
sering pulang melebihi jam kerja normal. Sedangkan karyawan yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
cuti tertinggi berada pada bulan Juli sebesar 18%, hal ini disebabkan karena
karyawan merasa tidak puas dengan perlakuan perusahaan yang tidak memberikan
penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi dan teladan sehingga
memanfaatkan sisa cuti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa karyawan
yang
mengalami rendahnya komitmen organisasi menyebutkan rendahnya komitmen
karyawan akibat dari faktor work-to-family conflict dan stres kerja. Permasalahan
yang berkaitan dalam work-to-family conflict akibat dari indikator konflik karena
waktu, dimana karyawan sering lama pulang sehingga kurangnya waktu
kebersamaan dalam keluarga karena karyawan pulang kerja melebihi jam kerja
normal. Adapun jam kerja normal karyawan adalah 8 jam dalam 1 hari, jam kerja
karyawan dimulai pukul 08.00 Wib sampai dengan pukul 17.00 Wib. Berikut
adalah tabel kelebihan jam kerja karyawan di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan dari bulan Maret-Agustus 2015.
Tabel 1.2 Persentase Kelebihan Jam Kerja Karyawan Bulan Maret s/d
Agustus 2015
No
Bulan
Pulang
Kelebihan
Kelebihan
Kelebihan
Tepat
Jam Kerja
Jam Kerja
Jam Kerja
Waktu
1 Jam
2 Jam
3 Jam
1
Maret
40 orang
46 orang
54 orang
37 orang
14%
16%
19%
13%
2
April
48 orang
40 orang
43 orang
37 orang
17%
14%
15%
13%
3
Mei
28 orang
37 orang
54 orang
46 orang
10%
13%
19%
16%
4
Juni
85 orang
43 orag
25 orang
20 orang
30%
15%
9%
7%
5
Juli
96 orang
37 orang
28 orang
20 orang
34%
13%
10%
7%
6
Agustus
43 orang
43 orang
51 orang
43 orang
15%
15%
18%
15%
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Kelebihan
Jam Kerja
>3 Jam
14 orang
5%
17 orang
6%
17 orang
6%
11 orang
4%
9 orang
3%
20 orang
7%
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1.2, tingkat kelebihan jam kerja karyawan dari bulan
Maret sampai dengan Agustus tahun 2015 tertinggi berada pada posisi Kelebihan
Jam Kerja 2 jam yaitu bulan Maret dan Mei, masing-masing sebesar 19% artinya
karyawan pulang pukul 19.00 Wib. Tingginya kelebihan jam kerja karyawan akan
berdampak pada semakin berkurangnya waktu kebersamaan untuk keluarga dan
berpengaruh timbulnya work-to-family conflict.
Selain work-to-family conflict, stres kerja di perusahaan juga mempunyai
permasalahan. Adapun indikator stres kerja yang terlihat yaitu gejala fisiologis,
psikologis seperti karyawan mudah emosi, sensitif, tidak dapat relaks, dan sakit
kepala. Beban kerja dan desakan waktu mengakibatkan stres terhadap karyawan.
Semakin meningkatnya beban kerja yang dihadapi karyawan, maka dapat
meningkatkan stres. Karyawan dihadapkan dengan berbagai masalah seperti
beban kerja yang melebihi batas kemampuan. Misalnya tugas utama yang harus
diselesaikan setiap karyawan berjumlah 2 tugas, namun disela-sela tugas tersebut
terdapat beberapa tugas tambahan yang mana waktu untuk penyelesaian tugas
mempunyai jadwal yang sama. Tugas tambahan tersebut dapat berbentuk dinas
keluar kota, pekerjaan di kantor menjadi menumpuk dan sejumlah tugas yang
menumpuk tadi harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Jumlah beban kerja
yang bertambah, namun perusahaan tidak memberikan adanya dispensasi waktu
(penambahan waktu) dalam penyelesaian tugas tambahan tersebut sehingga
mengakibatkan karyawan mengalami stres. Hal-hal inilah yang sering sekali
membuat karyawan menjadi stres berkepanjangan. Jika karyawan telat
menyerahkan tugasnya, maka tunjangan yang umumnya diberikan akan
Universitas Sumatera Utara
mengalami pemotongan. Berikut tabel beban kerja karyawan pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan.
Tabel 1.3 Beban Kerja Karyawan
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Bulan Maret-Agustus 2015
Bulan
Beban Kerja/Orang
Beban Kerja
Tambahan
Utama
Beban Kerja
2 Tugas
2 Tugas
Waktu/orang
Waktu Penyelesaian Tugas
Utama
1 Bulan
1
Maret
2
April
2 Tugas
3 Tugas
1 Bulan
3
Mei
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
4
Juni
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
5
Juli
2 Tugas
4 Tugas
1 Bulan
6
Agustus
2 Tugas
5 Tugas
1 Bulan
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dijelaskan bahwa dari bulan Maret-Agustus
tahun 2015, beban kerja utama per orang yaitu 2 tugas. Namun lain halnya dengan
tugas-tugas tambahan (di luar tugas utama) yang mengalami kenaikan setiap
bulannya. Namun waktu penyelesaian tugas utama tidak terdapat penambahan
waktu. Mereka menginginkan adanya penambahan waktu di luar dari tugas utama
tersebut. Dengan singkatnya waktu untuk menyelesaikan tugasnya, maka
karyawan semakin stres.
Pada penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat ketidakpuasan kerja
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) medan dilakukan studi pendahulu atau
pra survei pada 20 orang karyawan. Berikut tabel studi pendahulu identifikasi
tingkat ketidakpuasan kerja pada karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4 Studi Pendahulu Identifikasi Tingkat Ketidakpuasan Kerja Pada
Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
No
Pertanyaan Identifikasi Ketidakpuasan Kerja
1
Jawaban
Karyawan
Tidak puas
Ketidakpuasan terhadap pekerjaan pada PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
2
Ketidakpuasan terhadap gaji pada PT. Pelabuhan
Tidak puas
Indonesia I (Persero) Medan
3
Ketidakpuasan terhadap promosi pada PT.
Tidak puas
Pelabuhan I (Persero) Medan
4
Ketidakpuasan terhadap supervisi/pengawasan
Tidak puas
pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
5
Ketidakpuasan terhadap rekan kerja PT.
Tidak puas
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Data diolah penulis.
Persentasen
(%)
15
10
25
55
20
Berdasarkan Tabel 1.4, fenomena yang terjadi di PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan dalam kepuasan kerja, ini berkaitan dengan
pengawasan yang berhubungan dengan kurangnya intensitas pertemuan antara
atasan dengan karyawan. Karyawan merasakan bahwa atasan jarang melakukan
pengawasan secara langsung yang mana pengawasan itu sangat perlu agar
memudahkan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan ketika ada beberapa hal
yang perlu dipertanyakan oleh karyawan ketika sedang mengalami kendala.
Pengawasan secara dominan menggunakan room chat disetiap komputer masingmasing karyawan yang telah tersambung langsung dengan atasan yang dirasakan
kurang efektif dalam
berkomunikasi. Terkadang dikarenakan jarangnya
pengawasan, karyawan menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan apa yang di
instruksikan oleh atasan, Hal ini menyebabkan terjadinya pengulanganpengulangan dalam memperbaiki tugas. Selain kurangnya pengawasan yang
kurang, karyawan menjadi kurang disiplin seperti keluar ruangan dengan
meninggalkan pekerjaan yang seharusnya karyawan dituntut untuk cepat
menyelesaikan tugas-tugas tersebut mengingat waktu penyelesaian tugas yang
Universitas Sumatera Utara
singkat. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius mengakibatkan atasan tidak
puas dengan hasil kerja karyawan, dan karyawan juga merasa tidak puas dengan
pengawasan yang diberlakukan ini.
Atas dasar permasalahan dan uraian diatas maka akan dilakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Work-To-Family Conflict dan Stres Kerja
terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Stres
Kerja?
2. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi?
3. Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi?
4. Apakah Kepuasan Kerja perpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi?
5. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Kerja?
6. Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja?
7. Apakah Work-To-Family Conflict berpengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasi melalui Kepuasan Kerja?
Universitas Sumatera Utara
8. Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi
melalui Kepuasan Kerja?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan diatas, maka tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Kerja.
7. Untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh Work-To-Family Conflict
berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan
Kerja.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Stres Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan bahan masukan
bagi perusahaan untuk dijadikan bahan landasan dalam menentukan kebijakan
perusahaan guna meningkatkan komitmen karyawan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran guna
memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya
manusia, khususnya yang berkaitan dengan work-to-family conflict, stres
kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan.
3. Penelitian selanjutnya
Penelitian ini berguna bagi acuan bagi peneliti selanjutnya yang berniat
melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian ini. Penelitian
selanjutnya dapat melakukan eksplorasi dengan mengembangkan faktor-faktor
yang lain yang mempengaruhi komitmen organisasi selain yang digunakan
dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara