Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan Arus Wisatawan di Daerah Toba Samosir

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia menginjak pada tahap pembangunan yang dilaksanakan di segala
bidang, termasuk kepariwisataan dan telah terbukti mampu meningkatkan pembangunan
daerah dan meningkatkan perekonomian rakyat. Pengembangan sektor pariwisata hakekatnya
merupakan interaksi antara proses sosial ekonomi dan industri. Oleh karena itu unsur-unsur
yang terlibat didalam proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Peran serta
masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam proses ini. Dilihat dari
sudut sosial, kegiatan pariwisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang
langsung maupun yang tidak langsung berkaitan dengan kepariwisataan.
Pariwisata akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan pengenalan dan cinta
terhadap tanah airnya, sehingga dapat memotifasikan sikap toleransi dalam pergaulan yang
merupakan kekuatan dalam pembangunan bangsa, selain itu juga pariwisata mampu
memperluas cakrawala pandangan pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan. Potensi yang sangat
propektif dan menjanjikan adalah dengan mengembangkan potensi pariwisata dari sisi
industri yang mengandalkan setiap atraksi, dan merupakaan modal untuk menarik dan
menahan wisatawan yang datang ke Daerah Tujuan Wisata (DTW). Sehingga diharapkan
mampu memberikan kontribusi dari berbagai aspek baik dalam bentuk usaha-usaha ekonomi
yang saling merangkai dan menunjang kegiatan sehingga dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat sekitar.

Universitas Sumatera Utara

Pariwisata juga merupakan komunitas yang dibutuhkan oleh setiap individu, karena
aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan
kejenuhan kerja,relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui berbagai peninggalan sejarah dan
budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme.
Menurut Dann (dalam Ross,1998 :31) ada dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk
melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong ( faktor yang membuat kita ingin berpergian)
dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi ke mana kita pergi setelah ada keinginan awal
untuk berpergian). Jadi, terlihat bahwa manusia membutuhkan kebutuhan dalam dirinya
untuk melakukan iteraksi sosial yang tidak ditemui di tempat tinggalnya sehingga ada
kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan rumah.
Sedangkan Krippendorf mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena ulangan dari
semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan diulang-ulang kembali dalam semua brosur
pariwisata dan katalog (dalam Ross,1998:34). Dengan penyampaian informasi yang diulangulang tersebut maka calon wisatawan secara lebih rinci mengetahui tentang daya tarik yang
dimiliki oleh Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan perkataan lain bahwa tidak
mungkin suatu DTW dikenal dan dapat meningkatkan


arus wisatawan jika tidak

dipromosikan kepada orang banyak.
Pembangunan pariwisata memerlukan kebijakan dan perencanaan yang sistematis.
Sebagai contoh, pemerintah pada semua level terlibat dalam mempersiapkan infrastruktur,
penggunaan tanah atau tata ruang, dan sebagainya. Untuk tercapainya sebuah perencanaan
yang sistematis diperlukan sebuah proses perencanaan strategis. Pada umumnya perencanaan
strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. menentukan bisnis/usaha apa yang akan dimasuki, yang biasanya dicirikan oleh misi
organisasi yang tergantung pada jenis usaha yang dimasuki.

Universitas Sumatera Utara

2. Menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama
organisasi, seperti pengusahaan pasar yang melibatkan pengenalan produk baru.
3. Mengumpulkan informasi dan pengetahuan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
4. Menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan dari organisasi. Biasanya informasi yang dikumpulkan dan
dianalisis dapat dikelompokkan menjadi dua: (a) informasi yang berkaitan dengan

kondisi dan keadaan masa kini, baik yang menyangkut organisasi itu sendiri maupun
lingkungan di luar organisasi itu sendiri maupun lingkungan di luar organisasi yang
dapat mempengaruhi kehidupan organisasi, dan (b) informasi yang dapat membantu
perencanaan memberikan perkiraan masa depan, misalnya dengan menggunakan
analisis SWOT.
5. Menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan tujuan organisasi secara keseluruhan.
6. Menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
7. Mendistribusikan sumber daya ke masing-masing program aksi untuk memberikan
dampak pada strategi yang diambil.
8. Mengimplementasikan rencana
9. Mengontrol dan memonitor hasil dan membuat perbaikan jika diperlukan.
Dalam meningkatkan pembangunan bidang pariwisata sangat terkait oleh berbagai
aspek kehidupan dan juga sangat terkait dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang dimiliki salah satu modal bangsa Indonesia dalam hal kepariwisataan adalah
keanekaragaman budaya, suku bangsa dan objek wisata serta atraksi wisata dari sabang
sampai merauke yang merupakan suatu daya tarik bagi wisatawan. Bahkan, Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik

Universitas Sumatera Utara


di dataran maupun di udara atau perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang
sangat penting bagi pengembangan kepariwisataan.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan manca negara yang
berkunjung ke Indonesia pada tahun 2015 mencapai 10,4 juta kunjungan penduduk dan
meningkat dari tahun 2014 yang hanya mencapai 9,4 juta. Dan saat ini pemerintah telah
menetapkan 10 destinasi yang menjadi target pengembangan pariwisata di Indonesia. Salah
satu dari 10 destinasi tersebut Danau Toba yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara menjadi
salah satunya. Baru-baru ini pemerintah mengelar Karnaval Kemerdekaan di 2 Kabupaten di
Provinsi Sumatera, antara lain Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Simalungun,
program ini bertujuan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar
berkunjung ke tempat-tempat wisata di daerah tersebut. Bahkan pemerintah sendiri
menargetkan akan merarik wisatawan dalam karnaval sebanyak 1 juta wisatawan. Tidak
hanya melalui karnaval pemerintah mempromosikan pariwisata di Sumatera Utara ada juga
Festival Danau Toba (FDT) yang dilakukan setiap tahunnya dan dilakukan di 5 kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara, antara lain : Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Kabupaten
Toba Samosir, Kabupaten Samosir dan Kabupaten Tapanuli.
Kabupaten Toba Samosir khususnya sektor pariwisata merupakan salah satu sektor
yang strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan, mengingat potensi
obyek wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Toba Samosir sangatlah beragam. Kunjungan

wisatawan tiga tahun terakhir dapat dianalisa bahwa kunjungan wisatawan di Kabupaten
Toba Samosir menurun setiap tahunnya. Penurunan arus wisata yang terjadi di Kabupaten
Toba Samosir terjadi karena kurang memadainya alat transportasi umum menuju objek-objek
wisata dan kurang tertanya objek-objek wisata yang tersedia di Kabupaten Toba Samosir. Hal
ini tentu saja menjadi permasalahan yang harus dibenahi, pemerintah Kabupaten Toba

Universitas Sumatera Utara

Samosir harus mampu membuat strategi agar pariwisata Kabupaten Toba Samosir dikunjungi
wisatawan.
Disamping lokasi wisata Kabupaten Toba Samosir menyediakan sarana akomodasi
kepariwisataan yang disediakan bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke daerah ini.
Yang dimaksud sarana yang tersedia di daerah ini adalah hotel/penginapan, restoran, rumah
makan dimana wisatawan dapat beristirahat dengan nyaman. Dan saat ini, tersedianya Bandar
Udara Silangit yang terdapat di Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dapat
mempermudah wisatawan dari luar kota yang ingin berkunjung ke Kabupaten Toba Samosir
dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit dari ibu kota Toba Samosir. Perbaikan Bandar
udara Silangit semakin hari semakin membaik dan tidak mengganggu kenyamanan
wisatawan atau pengunjung yang datang dari luar kota.
Walaupun tujuan wisata dan akomodasi penginapan ada dan memadai namun, jika

akomodasi transportasi menuju objek wisata tidak ada atau kurang memadai itu sama saja
daya tarik wisatawan akan berkurang untuk berkunjung ke lokasi atau tempat tujuan wisata
yang telah tersedia. Sehingga akan menghambat peningkatan arus wisatawan yang akan
berkunjung ke tempat wisata tersebut.
Adapun permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan
Arus Wisatawan di Daerah Toba Samosir.”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukaan diatas, maka penulis menentukan
perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam
meningkatkan Arus Wisatawan di Daerah Toba Samosir?”.

Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah
yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah untuk
mengetahui Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan Arus Wisatawan di
Toba Samosir.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak di capai adalah :
1.

Secara Subjektif
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan, pengetahuan serta kemampuan menulis karya ilmiah
yang berkaitan dengan disiplin Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pemerintah
terkhusus Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Toba Samosir dalam
mengelola sektor pariwisata dalam mengembangan objek wisata.
3. Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kemampuan berpikir secara ilmiah
dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.
E. Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori
sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian

melihat masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun teori adalah serangkaian asumsi,

Universitas Sumatera Utara

konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Kerangka teori merupakan bagian dari
penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variabel pokok, subvariabel atau masalah pokok yang ada dalam penelitian.
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada,
perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam
penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat
bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi kerangka teori
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos, atau strategus dengan kata
jamak strategi. Strategus berarti jenderal tetapi dalam Yunani Kuno sering berarti perwira
Negara dengan fungsi yang luas. Pada abad ke-5 SM sudah dikenal dengan adanya Board of
Tea Strategy di Athena, yang memiliki 10 suku di Yunani. Hingga abad ke-5, kekuasaan
politik luar negeri dari kelompok strategi itu semakin meluas (momigliano, 1967 dalam

salusu, 1998:85).
Lama-kelamaan strategi memperoleh pengertian baru, menurut Cope (1981), strategi
adalah tujuan atau sarana yang dinyatakan sedemikian rupa, yaitu yang menegaskan bisnis
apa yang digeluti organisasi itu dan macam apa atau seperti apa organisasi itu (dalam Salusu,
1998:89).
Menurut Fred R. David (2006) mendefenisikan strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan
keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Strategi

Universitas Sumatera Utara

memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan
faktor-faktor esternal dan internal yang dihadapi perusahaan.
Berikut ini beberapa tipe strategi menurut Fred R. David,2006:
a. Strategi Integrasi Vertikal
Strategi integrasi vertical memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol
atas distributor, pemasok atau pesaing. Integrasi ke depan dengan strategi yang
mengkehendaki agar mempunyai kemampuan yang besar terhadap para distributor atau
pengecer. Sedangkan itegrasi kebelakang dengan strategi terhadap pengewasan bahan baku,
serta itegrasi horizontal dengan strategi yang mengacu pada strategi yang mencari

kepemilikan atau meningkatkan control atas pesaing perusahaan.
b. Strategi Intesif
Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi
persaingan yang ada. yaitu; 1) Penetrasi Pasar, strategi ini berusaha meningkatkan pasar
untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penatrasi pasar
mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan,
menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas; 2).
Pengembangan Pasar, strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada
sekarang di daerah yang secara geografis merupakan daerah yang baru; 3) Pengembangan
Produk, strategi ini bertujuan untuk mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa saat ini.
c.

Strategi Diversifikasi

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru dengan 1) Diversifikasi
Konsentrik, strategi ini bertujuan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi masih saling
berhubungan; 2), Diversifikasi Horizontal, strategi ini bertujuan untuk menambah produk
atau jasa baru, yang tidak saling berkaitan untuk ditawarkan pada para konsumen yang ada
sekarang; 3) Diversifikasi Konglomerat, strategi ini bertujuan untuk menambah produk atau

jasa baru yang tidak berkaitan.

Universitas Sumatera Utara

d. Strategi Defensif
Strategi ini bermaksud untuk melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari
kerugian yang besar (kebangkrutan): 1). Retrencment atau Strategi Turnaround, strategi ini
bertujuan untuk menghemat biaya agar agar keuntungan dapat dipertahankan; 2) Divestasi,
strategi ini dilakukan dengan cara menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi dalam
rangka penambahan modal dari suatu rencana inventasi atau menindaklanjuti strategi akuisisi
yang telah diputuskan proses selanjutnya; 3) Likuidasi, strategi ini dilakukan dengan cara
menjual seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai
rilnya. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi
yang sulit secara emosional.
Menurut Thomson bahwa strategi adalah suatu pola dari arus keputusan yang sedang
berlangsung yang diarahkan pada penyesuaian dan pengaitan sumber daya organisasi
ddengan peluang dan kendala lingkungan (dalam salusu, 1998:94).
Menurut Richard Vancil strategi sebuah organisasi, atau sub unit sebuah organisasi
lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh
pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa:
1. Sasaran-sasaran jangka panjang,
2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan,
3. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek.
Strategi mempunyai tiga karakteristik menurut Hunger dan Wheelen yaitu:
1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak
dapat ditiru.
2. Consequentil adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber daya
penting dan menuntut banyak komitmen.

Universitas Sumatera Utara

3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang
dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan
datang untuk organisasi secara keseluruhan.

Selain itu strategi juga dapat disoroti sekurang-kurangnya dari dua perspektif yang
berbeda, yaitu:
a. Mengenai apa yang hendak dilakukan organisasi, disini strategi didefenisikan sebagai
program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
melaksanakan misi organisasi. Karna program mengacu pada peranan yang aktif,
sadar dan rasional yang dimainkan oleh manager dalam merumuskan strategi
organisasi.
b. Mengenai apa sesungguhnya yang dilakukan oleh sebuah organisasi, maksudnya
bahwa

strategi

merupakan

tanggapan

organisasi

yang

dilakukan

terhadap

lingkungannya sepanjang waktu.
Jadi, strategi organisasi itu merupakan suatu kebijakan dasar organisasi dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi. Peranan yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai
penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi yang bersangkutan. Sementara itu,
Goldworty dan Asley mengusulkan 7 (tujuh) dasar dalam merumuskan strategi, yaitu sebagai
berikut:
1. Harus menjelaskan dan menginterprestasikan masa depan
2. Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya rencana
menentukan strategi.
3. Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata-mata pada
pertimbangan keunggulan.
4. Strategi harus bisa diaplikasikan dari atas ke bawah bukan bawah ke atas.

Universitas Sumatera Utara

5. Strategi harus mempunyai orientasi eksternal
6. Fleksibilitasi adalah saangat esensial dalam strategi.
7. Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang (dalama salusu, 1998:98)
Berdasarkan definisi diatas maka strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Peranan yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu
arah yang harus ditempuh oleh organisasi bersangkutan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi
Tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap strategi, yakni analisis
lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, serta analisis tujuan yang akan dicapai.
Strategi organisasi ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pemahaman tentang
bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive atau dapat bertahan hidup:
1.

Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal merupakan salah satu unsur penting dalam
strategi,sebab dengan analisis lingkungan akan menghasilkan informasiinformasi
yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi.

2. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah analisis yang diberikan terhadap lingkungan
dalam organisasi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai kekuatan dan kelemahan dalam organisasi.
3. Analisis Tujuan yang Akan dicapai
Analisis tujuan yang akan dicapai berhubungan erat dengan visi dan misi suatu
organisasi. Visi merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa datang yang

Universitas Sumatera Utara

dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang yang paling atas
sampai yang paling bawah
2. Manajemen Strategi
a. Konsep Manajemen Strategi
Konsep atau kerangka berpikir manajemen strategis berupaya mencari jalan keluar
bagi institusi atau organisasi untuk beradaptasi kembali terhadap perubahan dan tantangan
lingkungan melalui pencarian isu atau faktor strategis dengan menggunakan teknk-teknik
manajemen agar kemajuan dapat dipertahankan dengan kinerja yang semakin optimal.
Manajemen strategis merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung
secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan peninjauan
ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa
demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya
internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen
dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena
organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya
makin lama makin tinggi.
Kerangka praktis yang dapat diperoleh dari aplikasi teknik-teknik yang dikembangkan
oleh manajemen strategis (Bryson, 1999: 12) adalah:
1. Pengembangan strategi-strategi yang efektif
2. Memperjelas arah masa depan
3. Menciptakan peioritas
4. Membuat keputusan saat ini dengan mempertimbangkan konsekuensi masa yang akan
datang.

Universitas Sumatera Utara

5. Mengembangkan landasan yang kokoh bagi pembuatan keputusan
6. Membuat keputusan yang melampaui fungsi dan struktur yang ada
7. Memecahkan masalah pokok yang dihadapi
8. Memperbaiki kinerja institusi
9. Menangani kondisi lingkungan yang cepat berubah.
Untuk menetapkan teknik manajemen strategis secara baik dan berhasil, maka harus
mempertimbangkan delapan langkah pokok berikut ini (Bryson, 1999:55):
1. Melakukan negosiasi dengan para pengambil keputusan untuk memperoleh
dukungan dan komitmen dalam pelaksanaannya nanti.
2. Mengidentifikasi mandate institusi atau organisasi. Dalam suatu mandate
mangandung hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
3. Memperjelas misi dan nilai-nilai institusi. Misi ini penting untuk diindentifikasi
kebutuhan-kebutuhan sebagai tujuan termasuk didalamnya kebutuhan sosial dan
politik yang ingin dicapai.
4. Menilai lingkungan eksternal yang mencakup peluang maupun ancaman yang ada.
Factor-faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal ini meliputi aspek politik,
sosial,ekonomi, dan teknologi.
5. Menilai lingkungan internal yang berhungan dengan kekuatan yang dimiliki
institusi maupun kelemahan yang ada.
6. Mengidentifikasi isu strategi yang dihadapi organisasi, yang antara lain
menyangkut tujuan, cara, falsafah, lokasi, keakuratan waktu, kelompo-kelompok
yang memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian jika strategi dijalankan.
7. Merumuskan strategi untuk mengelolah atau menangani isu-isu yang ada.
8. Menciptakan suatu visi institusi atau organisasi yang efektif bagi masa depan.

Universitas Sumatera Utara

b. Proses Manajemen Strategi
Menurut M.Qudrat Nugraha manajemen strategi dapat dicapai melalui tahapantahapan yang kolektif, dimana setiap tahapan memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing
dan harus dikerjakan karena sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari manajemen
strategis tersebut . Proses dari manajemen strategi tersebut terdiri dari:
1.

Formulasi Strategi Formulasi strategi meliputi mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari luar organisasi,
menetapkan tujuan-tujuan (sasaran-sasaran) jangka panjang, menghasilkan strategistrategi tertentu untuk dijalankan.

2.

Implementasi Strategi
Implementasi strategi menghendaki supaya menetapkan sasaran-sasaran per tahun,
menetapkan kebijakan-kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan
sumber

daya

agar

strategi

yang

telah

dirumuskan

dapat

dilaksanakan,

pengimplementasian strategi mencakup membangun suatu budaya yang mendukung
strategi, menciptakan sebuah struktur organisasi yang efektif, mengarahkan kembali
usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan menggunakan
sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja
organisasi.
3.

Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi. Dalam hal ini
para manajer berusaha keras mengetahui kapan strategi tertentu tidak berjalan dengan
baik, penilaian strategi merupakan alat utama untuk memperoleh informasi ini.

Universitas Sumatera Utara

c. Implementasi Strategi
Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis.
Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi
yang telah dirumuskan. Serin kali dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen
strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan
pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan
manajer untuk memotivasi karyawan yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan,
strategi tersebut dirumuskan bila tidak diterapkan tidak ada gunanya.
Implementasi strategi (strategy implementation) mensyaratkan perusahaan untuk
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Evaluasi strategi (strategy evaluation) adalah tahap final dalam manajemen strategis.
Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti diharapkan;
evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa datang karma factor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga
aktivitas dasar evaluasi strategi adalah:
1. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini,
2.

Mengukur kinerja, dan

3. Mengambil tindakan korektif.
Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari
esok. Sukses selalu membawa masalah baru yang berbeda; perusahaan yang puas diri akan
mengalami kegagalan. Dengan demikian, pengimplementasian strategi dalam programprogram termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan

Universitas Sumatera Utara

melalaui fungsi-fungsi manajeman lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan,
penganggaran dan kontrol.
3. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti
banyak dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Pariwisata
berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Secara
etimologis, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu kata “pari” yang berarti halus
maksudnya mempunyai tata karma tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau
perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Pariwisata berarti
menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi.
Pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang bersifat
sementara bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi untuk melakukan perjalanan, dapat dilakukan perorangan maupun perkelompok.
Kesrul (2003:4) bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di
tempat tujuan. Artinya, wisata adalah kegiatan di luar kegiatan rutin sehari-hari, seperti
bekerja atau sejenisnya.
Menurut pendapat beberapa para ahli mengenai pariwisata dapat didefenisikan
menurut Hunziker dan Kraf (1942), mendefenisikan pariwisata sebagai berikut : “pariwisata
adalah keseluruhan hubungan dan gejala yang timbul akibat adanya perjalanan yang
dilakukan orang asing yang bertempat tinggal tidak menetap disuatu tempat yang kegiatannya
tidak ada hubungan dengan mencari nafkah”.

Universitas Sumatera Utara

Novral menyatakan bahwa pariwisata adalah “...kegiatan yang berhubungan dengan masuk,
tinggal, dan bergeraknya penduduk asing didalam atau diluar suatu wilayah tertentu.
Kemudian di dalam undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa
pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengususaha
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Dengan
demikian pariwisata meliputi :
1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, taman rekreasi,
kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, pengelaran seni budaya, tata
kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah: keindahan alam, gunung berapi,
danau, pantai dan sebagainya.
3. Pengusaha jasa dan saranan pariwisata, yakni:
a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,
pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata,
informasi pariwisata).
b. Usaha saranan pariwisata yang terdiri dari: akomodasi, rumah makan, bar,
angkutan wisata dan sebagainya.
c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Pariwisata merupakan suatu proses perjalanan dalam waktu sementara oleh seseorang
atau berkelompok menuju suatu daerah tujuan wisata. Secara ekonomis pariwisata adalah
salah satu jenis industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja. Peningkatan standard hidup serta menstimulasikan sektor-sektor
pruktivitas. (Pandit,1993:35).

Universitas Sumatera Utara

Host and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis pariwisata
sebagai berikut:

1. Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk mengamati perwujudan
kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang menarik.
2. Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk meresapi atau untuk
mengalami gaya hidup yang telah hilang dari ingatan manusia.
3. Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan pariwisata yang berkisar
pada olahraga, menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak social dengan
suasana santai.
4. Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu tempat yang relative masih
asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati
pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau
pernah ada di tempat tersebut.
5. Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk menikmati
pemandangan, tumbuhan dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau
pernah ada di tempat tersebut.
6. Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan kehidupan
pada persediaan sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga,
hiburan dan persediaan tamasya lainnya.
7. Pariwisata Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism atau Farm Tourism)
yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian,
perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan mengajak wisatawan
memikirikan alam dan kelestariannya.

Universitas Sumatera Utara

b. Bentuk-Bentuk Pariwisata
Menurut Wahab bentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan menjadi berbagai macam
menurut jumlahnya, wisatawan dibedakan atas 3 bagian, antara lain :
1. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
oleh satu orang atau sepasang suami-istri.
Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Tujuan Pariwisata adalah
2. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh
serombongan keluarga yang masih mempunyai hunungan kekerabatan satu sama lain.
3. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersamasama dengan pemeimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan
kebutuhan anggotanya.
c. Pengertian Wisatawan
Kata wisatawan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “wisata” yang artinya perjalanan
yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa inggris. Kata
“wisatawan” adalah orang yang melakukan kegiatan perjalanan.
Menurut World Tourism Organization (WTO) dan International Union of Office
Travel organization (IUOTO), yang dimaksud dengan wisatawan adalah setiap pengunjung
yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 (enam) bulan di tempat yang
dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain :
1. Berlibur, rekreasi, dan olah raga.
2. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, koferensi,
kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, atau kegiatan keagamaan.
Berdasarkan pengertian tersebut wisatawan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Wisatawan Nusantara ( dalam negeri)
Wisatawan dalam negeri berdasarkan World Tourism Organization (WTO,2004)
adalah penduduk suatu Negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat-tempat di
dalam wilayah Negara tersebut. Namun diluar lingkungan tempat tinggalnya seharihari untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu
tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk mendapatkan penghasilan dari tempat
yang dikunjungi tersebut.
2. Wisatawan Mancanegara (Luar negeri)
Wisatawan mancanegara (BPS, 1994) didefenisikan sebagai orang yang melakukan
perjalanan diluar Negara tempat tinggalnya biasanya selama kurang lebih 12 bulan
dari Negara yang dikunjungi. (Editor : N.Raymond Frans).
Menurut teori diatas, seseorang yang dapat disebut sebagai wisatawan (dari sisi
perilakunya) apabila memenuhi beberapa criteria berikut:
a. melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggal normalnya sehari-hari
b. perjalanan tersebut dilakukan paling sedikit semalam tetapi tidak secara permanen
c. dilakukan pada saat tidak bekerja atau mengerjakan tugas rutin lain tetapi dalam
rangka mencari pengalaman mengesankan dari interaksinya dengan beberapa
karakteristik tempat yang dipilih untuk dikunjungi.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin
menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin
melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan
adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang yang jauh dari
rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, 2009: 17).

Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18):

Universitas Sumatera Utara

1. Wisatawan modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya
multinasional serta eksplorasi alam secara individual.
2. Wisatawan modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari
keuntungan) secara berkelompok.
3. Wisatawan tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial
budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak
terlalu tercampur oleh arus modernisasi.
4. Wisatawan tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional,
mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

d. Pengertian Daya Tarik Wisata dan Atraksi Wisata
Suatu daerah wisata dikenal dengan daya tarik dan atraksi wisata, dimana dalam dunia
kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut
“atraksi”, yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi saranan atau tujuan kunjungan
wisatawan.
Nyoman S. Pendit, (2002:20) mengatakan atraksi-atraksi yang meliputi pariwisata
seperti: panorama keindahan alam yang menakjubkan, sepert: gunung, lembah, air terjun,
danau, pantai dan budaya hasil ciptaan manusia, seperti: monumen, candi, bangunan klasik,
peninggalan purbakala, museum, arsitektur kuno. Selain itu, wisata juga dapat pula dibedakan
bentuknya sehingga dikenal, sepert: atraksi wilayah alam, atraksi wisata budaya, atraksi
wisata sejarah.

Universitas Sumatera Utara

e. Pengertian Wisata Alam
Wisata alam (nature Tourism) (dalam Hakim, 2004:42) merupakan aktivitas
wisatawan menuju tempat-tempat alamiah atau terbuka, yang biasanya diikuti oleh aktivitasaktivitas olah fisik dari wisatawan. Termasuk dalam kategori ini, antara lain: hiking,
biking,sailing,dan camping. Tempat wisata favorit seperti ini kebanyakan merupakan kawan
lindung, seperti taman nasional, taman laut, taman hutan raya, dan kawasan lindung lainnya.
Berdasarkan pengetahuan dan motivasi (dalam Hakim 2004:44) dalam kegiatan
wisata, wisatawan dibedakan menjadi dua kategori yakni wisatawan biasa dan eco-touris. Hal
yang membedakan keduanya adalah eco-tourist mempunyai motivasi mengunjungi destinasi
wisata dengan maksud khusus. Berdasarkan minatnya eco-tourist dibedakan sebagai berikut:
1. Hard core nature tourist, merupakan peneliti atau anggota paket tour/perjalanan yang
dirancang untuk pendidikan alam dan penelitian.
2. Dedicated nature tourist, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan, terutama untuk
mengunjungi atau melihat kawasan-kawasan lindung. Selain itu meraka ingin
mengetahui keindahan dan kekayaan hayati serta budaya lokal.
3. Mainstream nature tourist, yaitu wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman
yang lain yang didapatkan sebelumnya.
4. Casual nature tourist, yaitu wisatawan yang menginginkan pengalaman menikmati
alam sebagai bagaian dari perjalanan yang lebi besar.
F. Definisi Konsep
Menurut Singarimbun konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang
menjadi perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memberi batasan terhadap

Universitas Sumatera Utara

pembahasan dari permasalahan yang akan diteliti. Adapun definisi konsep dari penelitian ini
adalah :
1. Strategi adalah penentuan rencana sasaran dan tujuan jangka panjang dari
organisasi yang disusun secara menyeluruh dan terpadu, dengan memanfaatkan segala
sumber daya serta memberikan respon terhadap lingkungan untuk pencapaian tujuan
organisasi.
2. Manajemen Strategi adalah proses manajemen yang memperhatikan unsurunsurnya dalam membuat rencana strategis dan kemudian bertindak berdasarkan rencana
tersebut.
3. Implementasi Strategi adalah penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan
sumber daya sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.
G. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional dan
sistematika penulisan.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum atau karakteristik lokasi
penelitian berupa sejarah singkat, visi, misi dan struktur organisasi serta halhal yang berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB IV

PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat tentang hasil hasil data yang diperoleh dari lapangan selama
penelitian berlangsung dan dokumen-dokumen lain yang akan dianalisis.

BAB V

ANALISIS DATA
Bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat penelitian
dan memberikan interprestasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI

PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu dari hasil
penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara