1165a41136c02f59c08d4f5184ff2094 4. BAB IV RPJMD 2016 2021
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis Kabupaten Wonogiri untuk perencanaan jangka
menengah daerah kurun waktu 2016-2021 diidentifikasi melalui serangkaian proses.
Dimulai dari identifikasi permasalahan menurut urusan pemerintahan, analisis
lingkungan strategis, kemudian diperoleh daftar calon isu strategis.Permasalahan
daerah tidak terlepas dari permasalahan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Selanjutnya dilakukan pembobotan melalui konsultasi dengan perangkat daerah dan
dihasilkandaftarisustrategis per urusanpemerintahan.
Dari kompilasiinidiperoleh kesimpulan tantangan yang dihadapi pemerintah
Kabupaten Wonogiri dalam penyusunan program pembangunan daerah 2016-2021,
yaitu (1) Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan; (2) Untuk
meningkatkan daya saing daerah dan menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui
pembangunan pasar tradisional (pasar rakyat); (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui program pendidikan gratis yang berkualitas; (4) Meningkatkan derajat
kesehatan terutama di wilayah perbatasan; (5) peningkatan pendapatan masyarakat
melalui sektor pertanian.
Masalah dan tantangan pokok yang akan dihadapi pemerintah pada periode
2015-2019 sebagaimana dalam RPJM Nasional adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi
sangat terbatas dan harus dapat ditingkatkan. Keterbatasan ketersediaan
infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk memanfaatkan peluang
dalam peningkatan investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik.
2. Penguatan struktur ekonomi, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier
secara terpadu,
dengan sektor sekunder menjadi penggerak utama perubahan
tersebut. Kemajuan sektor industri pengolahan masih berjalan lambat. Padahal
agar perekonomian bergerak lebih maju sektor industri pengolahan harus menjadi
motor penggerak.
3. Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada, pusat dan daerah, telah
menjadi kendala untuk mendorong perekonomian ke arah yang lebih maju karena
saling tumpang tindih dan terjadi kontradiksi antara yang satu dengan yang lain.
Peraturan perundangan tersebut perlu direformasi.
4. Penerapan dan penguasaan teknologi juga masih sangat terbatas. Hal ini
mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal dan
kualitas barang serta produkinovatif yang dihasilkan sangat terbatas, sehingga daya
saing usaha tidak seperti yang diharapkan.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 1
5. Kemampuan untuk membiayai pembangunan terbatas. Hal ini terkait dengan upaya
untuk menggali sumber-sumber penerimaan masih belum optimal. Disamping itu
anggaran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif seperti subsidi BBM
masih sangat besar. Menggali sumber-sumber penerimaan dan mengefektifkan
pengeluaran pembangunan menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Kondisi geoekonomi global tetap akan menjadi tantangan sekaligus peluang
bagi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan. Tantangan dan peluang
tersebut antara lain adalah:
Pertama, proses pemulihan ekonomi global saat ini diperkirakan akan
berlangsung secara moderat. Hal ini karena proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat
yang berlangsung secara bertahap dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang
yang cukup tinggi akan diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa yang
diperkirakan akan tetap lemah dan rentan akibat masih tingginya tingkat utang dan
fragmentasi keuangan yang menahan laju permintaan domestik.
Kedua, pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama dari
kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi
negara berkembang yang cukup tinggi akan mengakibatkan negara berkembang
menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.
Ketiga, tren perdagangan global ke depan tidak saja dipengaruhi oleh peranan
perdagangan barang, tetapi juga oleh perdagangan jasa yang diperkirakan akan terus
meningkat dan menjadi bagian penting dari mesin pertumbuhan global.
Keempat, harga komoditas secara umum diperkirakan menurun, namun harga
produk manufaktur dalam tren meningkat.Kelima, semakin meningkatnya hambatan
non tarif di negara tujuan ekspor. Hal ini merupakan salah satu akibat dari krisis global
yang terjadi beberapa tahun lalu yang memicu kecenderungan masing-masing negara
untuk mengamankan pasar domestiknya melalui upaya penerapan hambatan
perdagangan yang berupa non tariff measures (NTMs) dan non tariff barriers (NTBs).
Keenam, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang telah
dimulai tanggal 31 Desember 2015. Dengan MEA 2015, ASEAN akan menjadi pasar
tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang,
jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil antarnegara ASEAN.
Ketujuh, pergeseran fenomena kerjasama ekonomi ke arah
mega blok. Hal ini bermula dari kesadaran bahwa kerjasama
plurilateral dan
plurilateral dapat
mengurangi kerumitan yang terjadi (noodle bowl syndrome) akibat banyaknya
kesepakatan bilateral. Pergeseran paradigma arsitektur kerjasama ekonomi globaltidak
berhenti pada tingkat plurilateral, karena saat ini telah berkembang keinginan negaranegara untuk membangun konstelasi kerjasama ekonomi yang lebih luas.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 2
Konstelasi geo-politik global dan regional akan menjadi tantangan bagi negara
Indonesia. Amerika Serikat mejadi kekuatan utama dunia. Dalam membentuk aliansi
kekuatan ekonomi, Amerika Serikat juga berperan dalam menggalang keikutsertaan
negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk bergabung dalam Trans Pacific
Partnership (TPP).
Bagi Indonesia, stabilitas dan kemanan kawasan perlu dipelihara agar dapat
melaksanakan pembangunan dengan baik tanpa gangguan. Sekalipun tidak terlibat
secara langsung, Indonesia perlu terus mengantisipasi perkembangan konflik di Laut
Tiongkok Selatan (LTS).
Selain kawasan LTS, yang perlu mendapatkan perhatian dan respon yang serius
adalah kawasan Samudera Hindia. Kawasan ini merupakan penghubung antara Asia
dan Afrika serta sebagai jembatan menuju Eropa. Kawasan Samudera Hindia
mengandung potensi besar dan peluang bisnis yang menguntungkan bagi Indonesia
untuk melakukan investasi dan kerja sama perdagangan di bidang perta-nian, produk
makanan, sektor konstruksi, energi, pertambangan, perikanan dan sebagainya. Secara
geografis Indonesia masih menghadapi masalah perbatasan di laut dengan negara
tetangga, yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua
Nugini, TimorLeste dan Australia. Sedangkan batas darat dengan tiga negara yakni
Malaysia, Timor-Leste dan Papua Nugini. Sekalipun upaya perundingan perbatasan
telah dilakukan dan menghasilkan kemajuan yang signifikan, persoalan perbatasan ini
masih menyisakan potensi konflik yang cukup besar.
Permasalahan di Jawa Tengah berdasarkan kondisi lima tahun terakhir adalah 1)
kemiskinan 2) pengangguran 3) kesejahteraan pekerja 4) pendidikan 5) kesehatan 6)
penanganan PKMS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) 7) keadilan gender
dan perlindungan anak 8) seni budaya jawa 9) ketimpangan pendapatan masyarakat
dan antar wilayah 10) energi 11) pangan 12) iklim investasi 13) koperasi dan UMKM 14)
pariwisata 15) aset daerah 16) reformasi birokrasi 17) politik 18) keamanan dan
ketertiban masyarakat 19) infrastruktur dan perhubungan 20) sumber alam dan
lingkungan hidup 21) penanggulangan bencana.
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan
perencanaan pembangunan nasional maupun regional. Oleh karena itu tahap awal dari
perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil
pembangunan
dan
permasalahannya.
Tujuannya
adalah
agar
perencanaan
pembangunan daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam pemecahan
permasalahan pembangunan baik di daerah, regional maupun tingkat nasional.
Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program
pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi,
oleh
karenanya
dibutuhkan
ketepatan
dalam
melakukan
identifikasi
dengan
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 3
menggunakan
kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang
secara faktual dihadapi dalam pembangunan.
Permasalahan pembangunan di Kabupaten Wonogiri pada dasarnya merupakan
akumulasi dari berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan daerah, baik Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan
Dasar
maupun
Urusan
Pilihan
(berbasis
keunggulan
daerah/corecompetence). Dari kedua urusan tersebut kemudian di analisis berbagai
permasalahan yang akan menjadi dasar dalam perumusuan tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, dan program dalam RPJMD di Kabupaten Wonogiri selama 5 (lima) tahun ke
depan. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Masih banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penggerak roda ekonomi
dan pembangunan yang rusak.
2. Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama di daerah perdesaan dan wilayah
perbatasan.
3. Kurangnya pemerataan dan perluasan pendidikan tanpa membedakan
jenis
kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis.
4. Kurang memadainya sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai penampung
aktivitas ekonomi masyarakat dan penghasil pendapatan asli daerah.
5. Masih banyaknya sarana dan prasarana irigasi pertanian yang rusak.
6. Kurang bantuan alat-alat mesin pertanian untuk mendukung produktivitas pertanian.
7. Kurang pengembangan kawasan sentra tanaman lokal daerah.
8. Masih adanya penduduk miskin khususnya di daerah perbatasan.
9. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik dan kinerja birokrasi.
Sedangkan isu-isu strategis menurut fungsi dan urusan pemerintahan daerah
sebagai perumusan kebijakan umum dan program-program pembangunan daerah
adalah sebagai beikut :
1.
Tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan
pembangunannya serta masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat
dalam pemeliharaan sarana prasarana dan tata ruang.
2.
Terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan, masih
adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular, dan
masih banyaknya penduduk yang belum menjadi peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan.
3.
Belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 4
4.
Masih rendahnya daya saing produk Kabupaten Wonogiri di pasar nasional
maupun global, belum lancarnya distribusibahan pokok/barang strategis, dan
kurang memadainya kondisi saranaprasarana pasar tradisional.
5.
Masih terdapat alih fungsi lahan tidak sesuai peruntukan, biaya produksi tidak
sebanding dengan harga jual, belum optimalnya manajemen agribisnis, dan akses
permodalan yang belum merata.
6.
Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah perbatasan.
7.
Belum optimalnya pelayanan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
4.3. Lingkungan Strategis.
Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas, sinergis, dan
berkelanjutan, serta memperhatikan dinamika yang berkembang maka kondisi
lingkungan
strategis
perlu
mendapat
perhatian
sebagai
pertimbangan
untuk
mempertajam arah kebijakan pembangunan ke depan.
1. Internal
Kekuatan (Strength)
1) Secara geografisletak Kabupaten Wonogiri yang berada di perbatasan dengan
Provinsi Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu
kekuatan strategis dalam mendukung pembangunan daerah di Jawa Tengah.
Kondisi topografi yang terdiri dari pegunungan, hutan, laut, waduk dan dataran
yang
terbentang
luas,
menjadikan
Kabupaten
Wonogiri
memiliki
potensisumberdaya alam yang banyak. Karakter topografi inilah yang
membentuk pola hidrologi dan iklim yang sangat baik, dan mendukung
pengembangan industri, pertanian dan pariwisata sebagai sektor utama
pembangunan
di Kabupaten Wonogiri. Potensi sumberdaya alam yang
beragam, menjadikan wilayah Wonogiri cukup strategis sebagai wilayah
penyangga kehidupan di Subosukawonosraten khususnya sumber air dari
Waduk gajah Mungkur. Sebagai daerah penyangga air dengan karakteristik
wilayah yang mudah terjangkau, potensi wisata banyak, menjadikan Kabupaten
Wonogiri sebagai daerah menarik sebagai lokasi investasi ataupun tempat
tinggal.
2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kekuatan besar yang dimiliki
kabupaten Wonogiri dalam membangun adalah jumlah penduduk yang cukup
banyak, yang tersebar merata di seluruh wilayah, meskipun ada beberapa
daerah yang padat seperti Wonogiri, Purwantoro, Pracimantoro dan Jatisrono.
Bukan hanya jumlah penduduk yang besar, namun didukung dengan kualitas
dan kapasitas penduduk yang baik, yang ditunjukkan dengan besaran Indeks
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 5
Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,
dapat menjadi kekuatan strategis untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
pembangunan di Kabupaten Wonogiri. Kekuatan lain yang dimiliki masyarakat
Wonogiri adalah karakter masyarakat yang kuat dan ulet dalam bekerja dan
berbudaya, mengedepankan tenggang rasa, tepo saliro, gotong royong, dan
pekerja keras, serta tetap melestarikan kearifan lokal yang beragam warisan
nenek moyang. Kekuatan ini dapat menjadi modal dasar pada pembentukan
masyarakat Wonogiri yang berbudaya.
Kelemahan (Weakness)
1) Kependudukan
Jumlah penduduk secara merata, selain menjadi kekuatan dapat pula menjadi
kelemahan jika besarnya penduduk tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas
dalam menghasilkan barang/jasa. Besarnya penduduk akan menjadi beban
berat dalam pembangunan jika pola konsumsi tumbuh lebih cepat dibanding
dengan
kemampuan
berprodukasi
masyarakatnya
pada
masa-masa
mendatang. Penyebaran penduduk yang lebih terfokus di daerah perkotaan,
juga menjadi kendala dalam proses pembangunan di KabupatenWonogiri.
Situasitersebut dapat menggambarkan tumbuhnya kantong-kantong ekonomi
yang tidak seimbang antara perkotaan dan pedesaan. Hal inilah yang menjadi
kelemahan Kabupaten Wonogirti, yang harus segera dilakukan penyelesaian
strategis agar percepatan pembangunan menuju masyarakat sejahtera dapat
terwujud.
2) Kesenjangan Wilayah
Kesenjangan
wilayah
di
Kabupaten
wonogiri,
ditunjukkan
dengan
ketidakmerataan penyebaran penduduk, sumber-sumber ekonomi, infrastruktur
jalan dan jembatan, serta sarana dan prasarana yang mendukung kehidupan
masyarakat seperti sarana pendidikan dan kesehatan.
3) Birokrasi
Keterbukaan birokrasi, keakuan (ego) sektoral Perangkat Daerah dan tidak
mudahnya koordinasi dan perhatian sumberdaya aparatur pemerintah tidak
seperti yang diharapkan, juga menjadi sebab penentuan kebijakan pemerintah
yang tidak tepat. Selain itu juga, didukung dengan penetapan kebijakan
anggaran yang tidak proporsional untuk masyarakat juga menjadi kendala
besar dalam birokrasi saat ini, dimana anggaran untuk publik nilainya lebih kecil
dibandingkan dengan anggaran untuk pegawai.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 6
2. Eksternal
Peluang (Opportunity)
1) Perkembangan kota-kota se Subosukawonosraten yang begitu pesat dan
kebutuhan
masyarakat
yang
semakin
meningkat
dapat
memberi
peluang/kesempatan meningkatkan pendapatan bagi daerah untuk mencukupi
kebutuhan tersebut. Adanyakerjasama daerah di wilayah Soloraya / se-eks
Karesidenan Surakarta, menjadikan Kabupaten Wonogiti mempunyai peran
yang penting terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan transportasi, air
waduk, hasil pertanian, pariwisata dan lahan. Hal ini juga didukung oleh kondisi
geografis dan aksesibilitas yang mudah. Peluang inilah yang harus bisa
ditangkap dan dimanfaatkan oleh Kabupaten Wongiti guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang.
2) Perkembangan Teknologi
Teknologi yang semakin maju dan tak terbatas, terutama bidang teknologi
informasi, menjadikan akses informasi ke seluruh belahan dunia dapat dengan
mudah didapatkan. Sehingga hal ini menjadi peluang yang besar Kabupaten
Wonogiri untuk mempromosikan produk barang dan jasa lokal ke seluruh
mancanegara. Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat,
maka peluang untuk meningkatkan nilai tambah serta varian produk-produk
Indonesia juga semakin terbuka. Tuntutan akan kreativitas, inovasi dan kualitas
sumberdaya
manusia
juga
menjadi
hal
penting
dalam
menghadapi
perkembangan teknologi di dunia yang semakin pesat. Terkait dengan
permasalahan tersebut di atas, maka Kabupaten Wonogiri harus mengambil
peran dengan cara menyediakan akses informasi yang mudah, murah dan
cepat, khususnya sebagai media dalam memasarkan produk unggulan daerah
yang dapat dipromosikan melalui media internet.
Ancaman (Threat)
1) Globalisasi
Pengaruh arus globalisasi berdampak pula pada kondisi di daerahbaik di tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota. Globalisasi sebagai sebuah bentuk proses
interaksi antar individu dan negara tanpa dibatasi wilayah teritorial administratif,
tidak hanya membuka peluang positif bagi relasi Indonesia dengan negaranegara lainnya di dunia, tetapi juga memberikan dampak negatif bagi
perkembangan
karakter dan budaya bangsa. Selain itu, globalisasi kerap
menjadi sumber pemiskinan ekonomi suatu negara, yang berdampak bagi
daerah-daerah, apabila tidak dibarengi dengan proteksi yang kuat dari negara
tersebut. Terbukanya Pasar Bebas Asean, juga akan memberikan dampak
negatif berupa kemudahan produk-produk negara ASEAN yang masuk
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 7
keIndonesia, karena Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar merupakan
pasar terbesar di ASEAN. Jika hal ini tidak disikapi dengan cara proteksi yang
cukup, serta upaya peningkatan nilai tambah produk lokal Indonesia, maka
Pasar Bebas Asean dapat mengancam perekonomian Indonesia terutama di
daerah.
2) Perubahan Iklim
Posisi geografis Kabupaten Wonogiri yang memiliki banyak kawasan hutan, laut
dan pegunungan berkaitan dengan fenomena perubahan iklim mempunyai
peran sangat penting. Hal ini terasa adanya pergantian musim yang
mengakibatkan tanah longsor, kekeringan dan banjir. Perubahan
dampak
ini memberi
serius terhadap berbagai sektor, misalnya kesehatan, pertanian,
perekonomian, dan lain-lain. Ancaman paling serius akibat perubahan iklim
terjadi di sektor pertanian. Dengan anomali cuaca yang tidak menentu, maka
produksi dan produktivitas pertanian dapat terpengaruh, yang berdampak pada
ketersediaan pangan yang tidak pasti.
Selanjutnya secara rinci identifikasi permasalahan dan isu-isu strategis menurut
fungsi dan urusan pemerintahan daerah sebagai perumusan kebijakan umum dan
program-program pembangunan untuk lima tahun ke depan yaitu 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut:
4.1.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
4.1.1
Urusan Pendidikan.
Urusan Pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat
wonogiri
dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
dan
kuanttas
sumberdaya manusia. Tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersamaantara pemerintah, masyarakat dan
orang tua.
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas,
merata
dan relevan berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka diperlukan berbagai program yang mengacu pada
standar nasional pendidikan.
a. Permasalahan Urusan Pendidikan.
1) Anak usia 3-6 tahun yang belum terlayani lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak;
2) Masih ada anak putus sekolah SD/MI dan SMP/MTs, rata-rata
sekolah sekitar 6,39 tahun.
3) Belum semua Tenaga Pendidik yang baru memenuhi standar
kualifikasi;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 8
4) Sarana prasarana minimal pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs
belum 100 persen tercukupi baru sekitar 79 persen sampai
dengan 98 persen.
5) Rasio guru dengan murid masih tinggi sekitar SD/MI sebesar
1:9 dan SMP/MTs sebesar 1:9.
6) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
masih kurang;
7) Masih sekitar 1,62 persen penduduk berusia kurang dari 15
tahun yang masih belum melek huruh..
b. Isu Strategis pada urusan pendidikan adalah belum optimalnya
aksesibilitas, sarana dan prasarana dan kurangnya ketersediaan
tenaga pendidik.
4.1.2
Urusan Kesehatan.
Dalam rangka memenuhi salah satu hak pelayanan dasar rakyat,
yaitu akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan telah dicapai
kemajuan penting berupa peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang ditandai beberapa indikator yaitu meningkatnya angka harapan
hidup waktu lahir, menurunnya angka kematian bayi, dan angka
kematian ibu dan berkurangnya persentase balita dengan gizi buruk.
a. Permasalahan
1) Ketersediaan sumberdaya kesehatan yang belum memadai
jumah puskesmas tidak mengalami peningkatan dari tahun
2010 sampai dengan 2015 hanya sekitar 34 puskesmas;
2) Pelayanan kesehatan belum optimal rasio puskesmas dengan
jumlah penduduk sekitar 0,03 pada tahun 2015;
3) Jumlah tenaga medis masih dibawah standar yang ditetapkan
yaitu 40 per 100.000, di Kabupaten Wonogiri baru 11 per
100.000 orang
4) Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang masih adanya kasus
DBD sebesar 60 kejadian pada tahun 2015;
5) Kasus balita gisi buruk masih ada sekitar 281 kasus pada
tahun 2015.
6) Kualitas lingkungan rendah, cakupan sanitasi dasar seperti
cakupan air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan
sarana pembuangan air limbah rendah, serta proporsi rumah
tangga sehat rendah.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 9
7) Fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan bagi penyandang cacat
dan lansia belum memadai, rasio rumah sakit sekitar 0,0084
pada tahun 2015;
c. Isu
Strategis
pada
urusan
kesehatan
adalah
terbatasnya
sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan,
masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang
tidak menular.
4.1.3
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Pelaksanaan urusan pekerjaan umum meliputi pengelolaan
jalan,
jembatan, dan irigasi. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan
jembatan terus diupayakan untuk mendukung kelancaran arus lalu
lintas dan perkembangan perekonomian daerah. Peningkatan kualitas
sarana dan prasarana irigasi terus diupayakan untuk mendukung
peningkatan produksi pertanian. Sebagai daerah penyangga air bagi
daerah di bawahnya Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk
menjadikan
wilayahnya
memperbanyak
menjadi
daerah
konservasi
dengan
tampungan air melalui pembangunan embung
khususnya di wilayah selatan. Penataan ruang mengatur kepastian
hukum tentang pemanfaatan ruang.
a. Permasalahan Pekerjaan Umum.
1) Jumlah kerusakan jalan dan jembatan kabupaten lebih banyak
dibanding laju pembangunan jalan, kondisi jalan baik baru
sekitar 55,11 persen pada tahun 2015;
2) Kelebihan tonase angkutan barang mempercepat kerusakan
jalan dan jembatan, angkutan bus AKAP, AKDP dan truk
sekitar 11.900 pada tahun 2015;
3) Tingkat kerusakan sarana dan prasarana irigasi masih cukup
tinggi, dalam kondisi baik sekitar 19.404 dari 28.784 pada
tahun 2015;
4) Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana pekerjaan umum masih kurang;
5) Peralatan penunjang pelaksanaan urusan pekerjaan umum
masih kurang;
6) Belum optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih,
sanitasi,
dan
persampahan
terutama
di
lingkungan
masyarakat berpenghasilan rendah;
7) Masih lemahnya kepastian hukum (insentif dan desinsentif)
terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 10
8) Kurangnya
pengembangan
sarana
informasi
kepada
masyarakat di bidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
9) Koordinasi dan kerjasama antar daerah belum optimal
terutama daerah perbatasan.
10) Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya.
b. Isu strategis pada urusan pekerjaan umum dan penataan ruang
adalah
tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak
sebanding dengan pembangunannya serta masih rendahnya
kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemeliharaan
sarana prasarana dan tata ruang.
4.1.4
Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
Permukiman akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Pelaksanaan urusan perumahan
meliputi penataan perumahan dan prasarana dan sarana lingkungan
perumahan seperti air bersih, drainase, jalan lingkungan, sanitasi,
persampahan, permakaman.
a. Permasalahan
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahan masih banyak
yang belumdiserahkan pada Pemerintah Daerah;
2) Kesadaran
masyarakat
dalam
pemeliharaan
dan
pendayagunaan sarana dan prasarana permukiman masih
kurang;
3) Pelayanan air bersih belum menjangkau seluruh wilayah
Kabupaten Wonogiri;
4) Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh masyarakat;
5) Rumah tidak layak huni masih cukup banyak sekitar 57,79
persen;
6) Pengelolaan sistem drainase belum memadai;
7) Rumah yang belum ber IMB masih cukup banyak.
b. Isu Strategis pada urusan perumahan rakyat dan kawasan
permukiman adalah belum memadainya penyediaan sarana dan
prasarana dasar permukiman dan masih banyaknya rumah yang
tidak layak huni.
4.1.5
Urusan
Ketenteraman,
Ketertiban
Umum,
dan
Pelindungan
Masyarakat.
Kondisi
daerah
yang
aman
dan
kondusif
menjadi
prasyarat
utamapelaksanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu penciptaan
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 11
kondisi daerahyang aman, tertib, dan tenteram menjadi isu utama
pelaksanaan urusan kesatuanbangsa dan politik dalam negeri.
a. Permasalahan:
1) Gangguan keamanan dan ketertiban cenderung meningkat;
2) Penegakan Perda belum optimal;
3) Kesadaran masyarakat dan dunia usaha untuk mematuhi
peraturan masih belum optimal;
4) Sarana dan prasarana keamanan dan ketertiban belum
memadai baru sekitar 23 disetiap desa;
5) Kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi masih kurang;
6) Jiwa nasionalisme dan patriotisme cenderung menurun;
7) Kualitas dan kuantitas sumberdaya linmas masih kurang, baru
sekitar 0,47 persen per 10.000 penduduk.
b. Isu strategis pada urusan kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri adalahmeningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat
dankurangnya
kesadaran
masyarakat
dalam
mematuhi peraturan perundang-undangan.
4.1.6
Urusan Sosial.
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
adalah
seseorang,keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan ataugangguan tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya dan karenanya tidak dapatmenjalin hubungan yang serasi
dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidakdapat terpenuhi
kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secaramemadai dan
wajar.
Hambatan,
berupakemiskinan,
kesulitan
dan
keterlantaran,
gangguan
kecacatan,
tersebut
dapat
ketunasosialan,
keterbelakangan/keterasingan dan kondisi atau perubahan lingkungan
yang kurang mendukung.
a. Permasalahan
1) Prosentase KK miskin masih cukup tinggi;
2) Gelandangan, pengemis, anak jalanan, wanita rawan sosial
ekonomi masih ada;
3) Kemandirian dan produktivitas penyandang cacat masih
rendah;
4) Aksesibilitas fasilitas umum bagi difabel belum memadai;
5) Peran kelembagaan kesejahteraan sosial belum optimal;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 12
6) Kualitas
manajemen
dan
profesionalisme
pelayanan
kesejahteraan sosialbelum optimal;
7) Jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial masih terbatas.
b. Isu Strategis pada urusan sosial adalah masih cukup tingginya
angka kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
4.2.
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
4.2.1.
Urusan Tenaga Kerja;
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan
masyarakat dan pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan
sosial yang luas. Urusan ketenagakerjaan berkaitan dengan kondisi
penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan ketersediaan lapangan
kerja.
a. Permasalahan
1) Perluasan
lapangan
kerja
belum
sebanding
dengan
pertumbuhan angkatan kerja, partisipasi angkatan kerja
sekitar 71,95 persen;
2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai
kebutuhan pasar, ditandai dengan pencari kerja yang
ditempatkan sebesar 2.248 orang;
3) Sarana prasarana penyelenggaraan pelatihan kerja belum
sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja, Balai
Latihan Kerja yang dimilki hanya 1;
4) Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai, perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja
yang pada tahun 2015 baru sekitar 13,69 di setiap
perusahaan;
b. Isu Strategis pada urusan ketenagakerjaan adalah terbatasnya
lapangan kerja dan kualitas calon tenaga kerja tidak sesuai
kebutuhan pasar.
4.2.2.
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
Pembangunan
manusia ditujukan
untuk
meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia tanpa membedakan jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan). Sebagai sumberdaya insani, sebenarnya potensi yang
dimiliki perempuan dan laki-laki seimbang. Namun demikian masih
terdapat kesenjangan gender meskipun gap nya tidak terlalu besar.
Perlindungan anak ditujukan untuk menjaga keberlanjutan generasi
yang berkualitas.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 13
a. Permasalahan
1) Partisipasi perempuan dalam pembangunan masih kurang,
sekitar 0,45 bekerja di lembaga pemerintahan;
2) Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi,
sebesar 2 di setiap 100.000 Rumah Tangga;
3) Kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan
anak masih lemah, hal ini ditandai dengan masih adanya
pekerja anak dibawah umur sekitar 0,058;
4) Anak jalanan, anak korban narkoba, anak terlantar dan anak
putus sekolah masih ada;
5) Perlindungan anak
terhadap pengaruh negatif media masih
kurang.
b. Isu
Strategis
pada
urusan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak adalah kurangnya partisipasi perempuan dalam
pembangunan, terdapatnya tindak kekerasan terhadap perempuan
dan anak, tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan
kepribadian anak, dan lemahnya kelembagaan dan jaringan
pengarusutamaan gender dan anak.
4.2.3.
Urusan Pangan;
Ketahanan pangan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat
agar mampu memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya ketahanan
pangan serta
ketahanan
mampu mengatasi
kendala dalam mewujudkan
pangan. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem
pangan yang terdiri atas tiga sub sistem yaitu ketersediaan pangan
dalam jumlah yang cukup di tingkat rumah tangga, distribusi pangan
yang lancar dan konsumsi pangan yang bermutu dan aman untuk
meningkatkan kualitas SDM.
a. Permasalahan
1) Masih rendahnya ketahanan pangan terutama masyarakat
miskin dan belum optimalnya lembaga ketahanan pangan
dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, karena
masih tergantung komuditas padi yang baru sekitar 5,6 ton per
hektar.
2) Diversifikasi produk pangan lokal belum optimal, produktifitas
padi masih mendominasi dibandingkan produktifitas jagung
sebesar 6,1 ton per hektar, kacang 1,1 ton per hektar, kedelai
1,4 ton per hektar;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 14
3) Pemenuhan standar
mutu dan keamanan pangan belum
optimal;
4) Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan
lokalcenderung menurun;
5) Belum optimalnya sumber daya manusia yang menangani di
bidang ketahanan pangan;
6) Pengelolaan lumbung pangan lokal belum optimal.
b. Isu
Strategis
pada
urusan
pangan
adalah
belum
optimalnyadiversifikasi produk pangan lokal, masih banyaknya
penggunaan bahan aditifyang berpengaruh pada keamanan
pangan, dan kesadaran masyarakat dalammengkonsumsi produk
pangan lokal cenderung menurun.
4.2.4.
Urusan Pertanahan;
Penatagunaan
tanah
meliputi
pengaturan
penggunaan
tanah,
pemanfaatan tanah, dan penguasaan tanah. Kebijakan pemanfaatan
tanah di Kabupaten Wonogiri dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
melalui proses perizinan peruntukan penggunaan tanah, sedangkan
pengadministrasian
penggunaan
tanah
dilakukan
oleh
Kantor
Pertanahan. Dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan
pensertifikatan tanah pada masyarakat, telah dilaksanakan program
LARASITA (Pelayanan Rakyat untuk Pensertifikatan Tanah). Yaitu
pelayanan pensertifikatan tanah dengan menggunakan mobil keliling
ke wilayah-wilayah yang
jauh dari kantor pertanahan untuk
mendekatkan pelayanan pada masyarakat.
a. Permasalahan
1) Belum semua tanah bersertifikat dan belum semua sertifikat
sesuai dengan peruntukannya dan atau pengunaannya, baru
sekitar 97,9 persen bersetifikat.
2) Masih banyaknya fasilitas umum maupun fasilitas sosial yang
berdiri diatas tanah milik desa atau milik perorangan.
3) Belum tersedianya data tanah pemerintah daerah yang valid
berkaitan dengan status tanah, keadaan tanah, luas tanah,
letak/lokasi, peruntukan, asal usul tanah, gambar tanah, foto
lapangan.
4) Sulitnya
pengendalian
penggunaan
lahan,
antara
lain
disebabkan karena persepsi masyarakat bahwa dengan
kepemilikan lahan yang dimiliki oleh masyarakat sendiri,
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 15
masyarakat
berhak
mengelola/
menggunakannya
sesuai
dengan keinginan sendiri.
5) Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian,
utamanya pada sektor perumahan/properti.
6) Terbatasnya ketersediaan lahan yang akan dijadikan dan
ditetapkan sebagai lahan sawah berkelanjutan.
7) Belum teridentifikasi tanah negara/tanah terlantar secara detail
(data base) belum akurat
b. Isu Strategis pada urusan pertanahan adalah belum optimalnya
pengelolaantanah
pemerintah
dan
kurangnya
kesadaran
masyarakat dalam perizinandan pensertifikatan tanah.
4.2.5.
Urusan Lingkungan Hidup;
Kondisi lingkungan di Kabupaten Wonogiri secara umum masih cukup
baik. Ini terbukti dari hasil pengujian kualitas air dan kualitas udara
yang dilakukan oleh KLH hampir semua parameter masih dibawah
baku mutu, walaupun ada kecenderungan meningkat dari tahun ke
tahun.
a. Permasalahan
1) Kekeringan, lahan kritis, erosi dan sedimentasi pada daerah
tangkapan Waduk Gajah Mungkur;
2) Kerusakan ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo
Hulu;
3) Sarana prasarana pengendalian dan pengelolaan lingkungan
semakin terbatas;
4) Regulasi tentang pengelolaan lingkungan hidup di daerah
belum mencukupi;
5) Keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna semakin
berkurang;
6) Pelayanan persampahan belum menjangkau pada semua
masyarakat perkotaan, baru sekitar 77,24 persen;
7) Penanganan
air
limbah
rumah
tangga/domestik
belum
dilakukan secara terpadu;
8) Kesadaran
masyarakat
dan
swasta
dalam
pengelolaan
lingkungan hidup masih kurang;
b. Isu strategis pada urusan lingkungan hidup adalah terjadinya
kerusakan lingkungan, rendahnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup, dan sarana prasarana yang kurang.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 16
4.2.6.
Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Perkembangan
jumlah
penduduk
Kabupaten
Wonogiri
lebih
dipengaruhi olehkelahiran/kematian dibandingkan dengan migrasi dari
daerah lain namun demikian justru banyak penduduk wonogiri yang
menjadi
“boro”
di
kota
lain.
Hal
ini
mengakibatkan
pengelolaanadministrasi kependudukan menjadi lebih rumit.
a. Permasalahan
1) Validitas data penduduk masih rendah;
2) Sistem
administrasi
kependudukan
sering
mengalami
perubahan, sehingga penerbitan KTP dari tahun ke tahun
mengalami perubahan seperti tahun 2011 sebanyak 225.222
buah menurun pada tahun 2015 sebanyak 64.078 buah;
3) Sarana
dan
prasarana
pendukung
sistem
informasi
administrasikependudukan masih sangat terbatas;
4) Petugas khusus yang menangani administrasi kependudukan di
tingkatdesa belum tersedia, pelayanan masih berada di
kecamatan;
5) Kesadaran
masyarakat
terhadap
tertib
administrasi
kependudukanmasih kurang;
b. Isu Strategis pada urusan kependudukan dan catatan sipil adalah
rendahnyakesadaran
masyarakat
dan
aparat
dalam
tertib
administrasi kependudukan.
4.2.7.
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
Pemberdayaan
Masyarakat
dimaksudkan
guna
dapat
mengembangkankemampuan dan kemandirian masyarakat untuk
berperan aktif dalampembangunan, agar secara bertahap masyarakat
mampu membangun diri danlingkungannya secara mandiri.
a. Permasalahan
1) Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat belumdimanfaatkan secara optimal;
2) Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat belum optimal,
sekitar 33 LSM pada tahun 2015;
3) Peran serta masyarakat dalam pembangunan di kawasan
perdesaan cenderung menurun;
4) Pelayanan pemerintahan desa kepada masyarakat belum
optimal;
5) Peran perempuan dalam pembangunan belum optimal;
6) Pengelolaan administrasi pemerintahan desa kurang tertib.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 17
b. Isu strategis pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa
adalah
belum
optimalnya
peran
dan
fungsi
kelembagaan
masyarakat desa, peran perempuan dalam pembangunan, dan
tata kelola pemerintahan desa.
4.2.8.
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
Perkembangan program keluarga berencana di Kabupaten Wonogiri
cukupbaik. Salah satu keberhasilan program KB ditandai dengan
meningkatnyaprevalensi peserta KB (peserta aktif/pasangan usia
subur). Pembangunankependudukan dan keluarga kecil berkualitas
merupakan
langkah
penting
dalammencapai
pembangunan
berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melaluipengendalian kuantitas
penduduk dan peningkatan kualitas penduduk.
a. Permasalahan
1) Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
belum merata;
2) Tingkat partisipasi KB masih rendah, baru sekitar 79,94
persen;
3) Petugas Keluarga Berencana (KB) masih kurang;
4) Pengembangan advokasi dan komunikasi, informasi
dan
edukasi (KIE)belum optimal;
5) Kepesertaan pasangan usia subur tidak ber KB cukup tinggi;
6) Pemberdayaan
ekonomi
keluarga,
khususnya
melalui
kelompok UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) belum optimal, jumlah keluarga pra KS pada tahun
2015 sebesar 66.240 KK;
7) Pengembangan
ketahanan
dan
peningkatan
kualitas
lingkungankeluarga (BKB, BKL, BKR dan PKLK) belum
optimal.
d. Isu Strategis pada urusan pengendalian penduduk dan keluarga
berencana adalahbelum meratanya pengetahuan masyarakat
terhadap kesehatan reproduksi,belum optimalnya pengembangan
advokasi dan komunikasi, informasi danedukasi (KIE), cukup
tingginya kepesertaan pasangan usia subur tidak ber KB.
4.2.9.
Urusan Perhubungan;.
Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor
pendukung utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial
budaya, politik, keamanan dan ketertiban serta sarana meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Oleh
karena
itu
memelihara
dan
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 18
meningkatkan kualitas prasarana transportasi agar tetap dalam
kondisi baik serta mengembangkan sarana transportasi perdesaan
dan perkotaan secara terpadu menjadi penting.
a. Permasalahan
1) Sarana dan prasarana terminal belum memenuhi syarat;
2) Fasilitas rambu jalan masih terbatas;
3) Pelayanan angkutan umum belum memadai, armada angkutan
penumpang sebesar 11.900 didominasi oleh truk;
4) Pengelolaan parkir belum berjalan secara optimal;
5) Pemasangan LPJU belum merata pada ruas jalan yang padat
lalu lintas, masih banyak yang belum dilengkapi KwH meter,
dan masih banyak LPJU tanpa ijin/illegal;
6) Angkutan barang dan rest area kendaraan barang belum
tersedia;
7) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengujian kendaraan.
b. Isu strategis pada urusan perhubungan adalah kurangnya sarana
dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, serta kurangnya
kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
4.2.10.
Komunikasi dan Informatika;
Kemajuan dibidang komunikasi dan informatika telah
mendorong
munculnya globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Beberapa
peraturan perundangan yang terkait dengan urusan komunikasi dan
informatika seperti Undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
a. Permasalahan:
1.
Sarana dan prasarana teknologi informasi belum memadai;
2.
Sistem
informasi
manajemen
yang
tersedia
belum
dimanfaatkan secara optimal;
3.
e-government belum diimplementasikan secara optimal;
4.
Kualitas sumberdaya manusia belum memadai.
b. Isu strategis pada urusan komunikasi dan informatika adalah
belumoptimalnya implementasi e-government dan pelayanan
perijinantelekomunikasi.
4.2.11.
Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi
yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan
koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan pengembangan usaha
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 19
mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam
menghadapi krisis ekonomi.
a. Permasalahan
1) Kualitas SDM pengelola koperasi/UMKM masih rendah,
padahal koperasi aktif setiap tahun meningkat pada tahun
2015 sebanyak 7.200 unit;
2) Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disain produk,
yang berdampak pada diversifikasi produk masih rendah;
3) Jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam usaha
pemasaran masih terbatas;
4) Masih rendahnya manajemen dan daya saing produk UKM,
padahal jumlah UMKM meningkat setiap tahun sekitar 28.292
unit pada tahun 2015;
5) Akses modal bagi UMKM masih terbatas, subsidi bunga tidak
terserap setiap tahun.
b. Isu strategis pada urusan koperasi dan usaha kecil menengah
adalah terbatasnya akses modal, pasar dan adopsi teknologi.
4.2.12.
Penanaman Modal;
Keberhasilan
investasi/penanaman
modal
akan
memberikan
kontribusi pada kegiatan ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi. Laju
pertumbuhan ekonomi selama ini sebagian besar ditopang dari
besarnya
konsumsi
dalam
negeri
atau
regional
bukan
dari
pertumbuhan investasi maupun ekspor.
a. Permasalahan
1) Pengelolaan promosi investasi belum optimal;
2) Iklim investasi belum maksimal baru sekitar 1.162 investor
pada tahun 2015;
3) Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besar terbatas,
karena Pemerintah Kabupaten Wonogiri belum memiliki
kawasan industri.
b. Isu strategis pada urusan penanaman modal adalah belum
optimalnyapengelolaan investasi.
4.2.13.
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga;
Potensi, peran pemuda serta prestasi olahraga yang telah dicapai
oleh pemuda dalam pembangunan sumberdaya manusia selama ini
sangatlah besar bagi kemajuan pembangunan di Kabupaten Wonogiri.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 20
a. Permasalahan:
1) Akses dan kesempatan bagi pemuda yang tergolong tidak
mampu untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan masih
rendah;
2) Masalah sosial di kalangan pemuda seperti kriminalitas,
premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan
HIV masih cukup tinggi;
3) Sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga
belum memadai, baru memiliki 1 stadion dan 1 Gelanggang
Olah Raga dan sekitar 107 buah gedung olah raga se
Kabupaten;
4) Jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda masih rendah;
5) Pemuda belum sebagai “agent of change”;
6) Jumlah klub olah raga perkembangannya masih stagnan dari
tahun per tahun yaitu sekitar 150 klub dari tahun 2011 samapi
dengan tahun 2014, baru meningat 10 klub pada tahun 2015 ;
7) Pembentukan karakter kepribadian pemuda belum optimal.
b. Isu Strategis pada urusan kepemudaan dan olah raga adalah
banyaknya masalah sosial di kalangan pemuda, terbatasnya
sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga, dan
kurangnya pembinaan pemuda dan olah raga.
4.2.14.
Statistik;
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
disebutkan
bahwa
perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data yang
akurat dan memadai. Kewenangan daerah dalam urusan statistik
meliputi pengumpulan dan pemanfaatan data dan statistik daerah.
a. Permasalahan
1) Belum konsistennya data-data statistik yang dipublikasikan
dan Masih adanya beberapa data statistik yang belum
tersedia, data tahun yang lalu baru disusun tahun berjalan.
2) Belum tersedianya data statistik yang valid dan akurat sesuai
kebutuhan
penyelenggaraan
pembangunan,
data
masih
pemerintahan
berada
di
dan
masing-masing
perangkat daerah.
3) Penetapan data tunggal belum disepakati, perangkat daerah
masih memiliki data sendiri-sendiri;
4) Data sektoral dari SKPD kurang konsisten;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 21
5) Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih
rendah;
6) Kualitas SDM di bidang kestatistikan belum memadai;
7) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan statistik belum
memadai.
b. Isu strategis pada urusan statistik adalah belum optimalnya
kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan data dan statistik.
4.2.15.
Urusan Persandian;
Persandian adalah penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan daerah dibidang persandian, perumusan kebijakan
teknis di bidang persandian,
dan pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang persandian.
a. Permasalahan
1) Belum dibentuk Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
yang menangani bidang persandian.
b. Isu strategis pada urusan persandian adalam belum dibentuknya
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang menangani
bidang persandian di Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
4.2.16.
Urusan Kebudayaan;
Dalam rangka mengembangkan dan membina kebudayaan daerah
yangbersumber dari warisan budaya leluhur yang mengandung nilainilai universal,diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai moral yang
mendukungpembangunan
daerah.Pembangunan
kebudayaan
di
Kabupaten Wonogiri bertujuan untukmengembangkan penanganan
kawasan cagar budaya dan desa budaya,meningkatkan kualitas karya
seni,
meningkatkan
melestarikan
kesadaran
warisan
budaya
budaya
dan
daerah/nasional,
sejarahbangsa,
inovasi
dan
kreativitasdalam mengelola museum, serta penempatan bahasa dan
sastra jawa sebagai aset daerah yang bernilai tinggi.
a. Permasalahan:
1) Penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan seharihari masihrendah;
2) Pengelolaan kekayaan budaya yang belum optimal;
3) Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih
kurang;
4) Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negatif
cukupbanyak;
5) Kualitas sumberdaya manusia pelaku budaya masih terbatas;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 22
6) Menurunnya kepedulian masyarakat terhadap kepedulian
sosial.
b. Isu strategis pada urusan kebudayaan adalah masih rendahnya
penerapannilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari,
belum optimalnyapengelolaan kekayaan budaya, dan masih
terbatasnya kualitas sumberdayamanusia pelaku budaya.
4.2.17.
Urusan Perpustakaan;
Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pelaksanaan urusan
perpustakaan mengacu pada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang
Perpustakaan,
yang
antara
lain
mengatur
kewajiban
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan perpustakaan.
a. Permasalahan
1. Sarana
dan
prasarana
pengelolan
perpustakaan
belum
memadai, baru sekitar satu perpustakaan;
2. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang menngani
perpustakaan belum memadai;
3. Minat
baca
masyarakat
masih
rendah,
sekitar
19.891
perpustakaan
adalah
belum
pengunjung per tahun.
b. Isu
Strategis
pada
urusan
memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana
perpustakaan.
4.2.18.
Urusan Kearsipan.
Penyelengaraan urusan kearsipan mempunyai fungsi strategis bagi
perkembangan daerah karena menangani arsip aktif, arsip inaktif, dan
dokumentasi daerah.
a. Permasalahan:
1. Sarana dan prasarana kearsipan belum memadai;
2. Kualitas dan kuantitas SDM (arsipparis) belum memadai;
3. Manajemen arsip belum dilaksanakan secara menyeluruh;
4. Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan arsip belum optimal.
b. Isu-isu
strategis
pada
urusan
kearsipan
adalah
belum
memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana
kearsipan.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 23
4.3.
Urusan Pemerintahan Pilihan
4.3.1.
Urusan Kelautan dan Perikanan;
Secara Geografis Kabupaten Wonogiri mempunyai wilayah perairan
laut dan perairan waduk, tetapi perkembangan komoditas perikanan
budidaya produksinya masih belum optimal.
a. Permasalahan
1) Tata guna dan tata kelola perikanan belum optimal;
2) Fungsi kelembagaan petani pembudidaya perikanan belum
optimal;
3) Produksi
ikan
konsumsi
belum
mampu
mencukupi
kebutuhankonsumen, sekitar 9,5 ton per tahun;
4) Akses permodalan petani perikanan masih kurang, subsidi
bunga yang disediakan pemerintah daerah tidak terserap;
5) Kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
melestarikan
ekosistem perairanumum masih kurang.
b. Isu strategis pada urusan kelautan dan perikanan adalah belum
optimalnya tataguna dantata kelola air serta fungsi kelembagaan
petani pembudidaya perikanan, danmasih kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya melestarikanekosistem perairan.
4.3.2.
Urusan Pariwisata;
Pariwisata merupakan bagian dari gaya hidup memiliki dampak yang
cukup signifikan terhadap kunjungan wisatawan. Data statistik angka
kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negara ke obyekobyek wisata di Kabupaten Wonogiri menunjukkan peningkatan.
Dengan segala potensi yang ada, baik potensi alam, budaya, maupun
potensi pendidikan yang menjadi Obyek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW), sehingga berpengaruh pada angka kunjungan dan lama
tinggal wisatawan.
a. Permasalahan
1) Partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata masih
kurang;
2) Kreativitas, inovasi dan kompetensi daya saing ODTW masih
kurang, dimana kontibusinya menurun setiap tahun, pada tahun
2011 sekitar 2,4 persen menjadi 2,27 persen pada tahun 2015;
3) Kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata belum
optimal;
4) Pengembangan
manajemen
pariwisata
yang
mendukung
keberlajutan pengembangan ekonomi lokal belum optimal;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 24
5) Keterpaduan
dan
sinergi
antar
pelaku
wisata
dalam
pengembangan pariwisata masih rendah, ditunjukan kunjungan
wisata yang semakin menurun 438.049 pada tahun 2011
menurun 358.225 pada tahun 2015 .
b. Isu Strategis pada urusan pariwisata adala
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis Kabupaten Wonogiri untuk perencanaan jangka
menengah daerah kurun waktu 2016-2021 diidentifikasi melalui serangkaian proses.
Dimulai dari identifikasi permasalahan menurut urusan pemerintahan, analisis
lingkungan strategis, kemudian diperoleh daftar calon isu strategis.Permasalahan
daerah tidak terlepas dari permasalahan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Selanjutnya dilakukan pembobotan melalui konsultasi dengan perangkat daerah dan
dihasilkandaftarisustrategis per urusanpemerintahan.
Dari kompilasiinidiperoleh kesimpulan tantangan yang dihadapi pemerintah
Kabupaten Wonogiri dalam penyusunan program pembangunan daerah 2016-2021,
yaitu (1) Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan; (2) Untuk
meningkatkan daya saing daerah dan menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui
pembangunan pasar tradisional (pasar rakyat); (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui program pendidikan gratis yang berkualitas; (4) Meningkatkan derajat
kesehatan terutama di wilayah perbatasan; (5) peningkatan pendapatan masyarakat
melalui sektor pertanian.
Masalah dan tantangan pokok yang akan dihadapi pemerintah pada periode
2015-2019 sebagaimana dalam RPJM Nasional adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi
sangat terbatas dan harus dapat ditingkatkan. Keterbatasan ketersediaan
infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk memanfaatkan peluang
dalam peningkatan investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik.
2. Penguatan struktur ekonomi, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier
secara terpadu,
dengan sektor sekunder menjadi penggerak utama perubahan
tersebut. Kemajuan sektor industri pengolahan masih berjalan lambat. Padahal
agar perekonomian bergerak lebih maju sektor industri pengolahan harus menjadi
motor penggerak.
3. Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada, pusat dan daerah, telah
menjadi kendala untuk mendorong perekonomian ke arah yang lebih maju karena
saling tumpang tindih dan terjadi kontradiksi antara yang satu dengan yang lain.
Peraturan perundangan tersebut perlu direformasi.
4. Penerapan dan penguasaan teknologi juga masih sangat terbatas. Hal ini
mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal dan
kualitas barang serta produkinovatif yang dihasilkan sangat terbatas, sehingga daya
saing usaha tidak seperti yang diharapkan.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 1
5. Kemampuan untuk membiayai pembangunan terbatas. Hal ini terkait dengan upaya
untuk menggali sumber-sumber penerimaan masih belum optimal. Disamping itu
anggaran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif seperti subsidi BBM
masih sangat besar. Menggali sumber-sumber penerimaan dan mengefektifkan
pengeluaran pembangunan menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Kondisi geoekonomi global tetap akan menjadi tantangan sekaligus peluang
bagi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan. Tantangan dan peluang
tersebut antara lain adalah:
Pertama, proses pemulihan ekonomi global saat ini diperkirakan akan
berlangsung secara moderat. Hal ini karena proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat
yang berlangsung secara bertahap dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang
yang cukup tinggi akan diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa yang
diperkirakan akan tetap lemah dan rentan akibat masih tingginya tingkat utang dan
fragmentasi keuangan yang menahan laju permintaan domestik.
Kedua, pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama dari
kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi
negara berkembang yang cukup tinggi akan mengakibatkan negara berkembang
menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.
Ketiga, tren perdagangan global ke depan tidak saja dipengaruhi oleh peranan
perdagangan barang, tetapi juga oleh perdagangan jasa yang diperkirakan akan terus
meningkat dan menjadi bagian penting dari mesin pertumbuhan global.
Keempat, harga komoditas secara umum diperkirakan menurun, namun harga
produk manufaktur dalam tren meningkat.Kelima, semakin meningkatnya hambatan
non tarif di negara tujuan ekspor. Hal ini merupakan salah satu akibat dari krisis global
yang terjadi beberapa tahun lalu yang memicu kecenderungan masing-masing negara
untuk mengamankan pasar domestiknya melalui upaya penerapan hambatan
perdagangan yang berupa non tariff measures (NTMs) dan non tariff barriers (NTBs).
Keenam, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang telah
dimulai tanggal 31 Desember 2015. Dengan MEA 2015, ASEAN akan menjadi pasar
tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang,
jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil antarnegara ASEAN.
Ketujuh, pergeseran fenomena kerjasama ekonomi ke arah
mega blok. Hal ini bermula dari kesadaran bahwa kerjasama
plurilateral dan
plurilateral dapat
mengurangi kerumitan yang terjadi (noodle bowl syndrome) akibat banyaknya
kesepakatan bilateral. Pergeseran paradigma arsitektur kerjasama ekonomi globaltidak
berhenti pada tingkat plurilateral, karena saat ini telah berkembang keinginan negaranegara untuk membangun konstelasi kerjasama ekonomi yang lebih luas.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 2
Konstelasi geo-politik global dan regional akan menjadi tantangan bagi negara
Indonesia. Amerika Serikat mejadi kekuatan utama dunia. Dalam membentuk aliansi
kekuatan ekonomi, Amerika Serikat juga berperan dalam menggalang keikutsertaan
negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk bergabung dalam Trans Pacific
Partnership (TPP).
Bagi Indonesia, stabilitas dan kemanan kawasan perlu dipelihara agar dapat
melaksanakan pembangunan dengan baik tanpa gangguan. Sekalipun tidak terlibat
secara langsung, Indonesia perlu terus mengantisipasi perkembangan konflik di Laut
Tiongkok Selatan (LTS).
Selain kawasan LTS, yang perlu mendapatkan perhatian dan respon yang serius
adalah kawasan Samudera Hindia. Kawasan ini merupakan penghubung antara Asia
dan Afrika serta sebagai jembatan menuju Eropa. Kawasan Samudera Hindia
mengandung potensi besar dan peluang bisnis yang menguntungkan bagi Indonesia
untuk melakukan investasi dan kerja sama perdagangan di bidang perta-nian, produk
makanan, sektor konstruksi, energi, pertambangan, perikanan dan sebagainya. Secara
geografis Indonesia masih menghadapi masalah perbatasan di laut dengan negara
tetangga, yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua
Nugini, TimorLeste dan Australia. Sedangkan batas darat dengan tiga negara yakni
Malaysia, Timor-Leste dan Papua Nugini. Sekalipun upaya perundingan perbatasan
telah dilakukan dan menghasilkan kemajuan yang signifikan, persoalan perbatasan ini
masih menyisakan potensi konflik yang cukup besar.
Permasalahan di Jawa Tengah berdasarkan kondisi lima tahun terakhir adalah 1)
kemiskinan 2) pengangguran 3) kesejahteraan pekerja 4) pendidikan 5) kesehatan 6)
penanganan PKMS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) 7) keadilan gender
dan perlindungan anak 8) seni budaya jawa 9) ketimpangan pendapatan masyarakat
dan antar wilayah 10) energi 11) pangan 12) iklim investasi 13) koperasi dan UMKM 14)
pariwisata 15) aset daerah 16) reformasi birokrasi 17) politik 18) keamanan dan
ketertiban masyarakat 19) infrastruktur dan perhubungan 20) sumber alam dan
lingkungan hidup 21) penanggulangan bencana.
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan
perencanaan pembangunan nasional maupun regional. Oleh karena itu tahap awal dari
perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil
pembangunan
dan
permasalahannya.
Tujuannya
adalah
agar
perencanaan
pembangunan daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam pemecahan
permasalahan pembangunan baik di daerah, regional maupun tingkat nasional.
Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program
pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi,
oleh
karenanya
dibutuhkan
ketepatan
dalam
melakukan
identifikasi
dengan
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 3
menggunakan
kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang
secara faktual dihadapi dalam pembangunan.
Permasalahan pembangunan di Kabupaten Wonogiri pada dasarnya merupakan
akumulasi dari berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan daerah, baik Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan
Dasar
maupun
Urusan
Pilihan
(berbasis
keunggulan
daerah/corecompetence). Dari kedua urusan tersebut kemudian di analisis berbagai
permasalahan yang akan menjadi dasar dalam perumusuan tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, dan program dalam RPJMD di Kabupaten Wonogiri selama 5 (lima) tahun ke
depan. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Masih banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penggerak roda ekonomi
dan pembangunan yang rusak.
2. Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama di daerah perdesaan dan wilayah
perbatasan.
3. Kurangnya pemerataan dan perluasan pendidikan tanpa membedakan
jenis
kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis.
4. Kurang memadainya sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai penampung
aktivitas ekonomi masyarakat dan penghasil pendapatan asli daerah.
5. Masih banyaknya sarana dan prasarana irigasi pertanian yang rusak.
6. Kurang bantuan alat-alat mesin pertanian untuk mendukung produktivitas pertanian.
7. Kurang pengembangan kawasan sentra tanaman lokal daerah.
8. Masih adanya penduduk miskin khususnya di daerah perbatasan.
9. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik dan kinerja birokrasi.
Sedangkan isu-isu strategis menurut fungsi dan urusan pemerintahan daerah
sebagai perumusan kebijakan umum dan program-program pembangunan daerah
adalah sebagai beikut :
1.
Tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan
pembangunannya serta masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat
dalam pemeliharaan sarana prasarana dan tata ruang.
2.
Terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan, masih
adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular, dan
masih banyaknya penduduk yang belum menjadi peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan.
3.
Belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 4
4.
Masih rendahnya daya saing produk Kabupaten Wonogiri di pasar nasional
maupun global, belum lancarnya distribusibahan pokok/barang strategis, dan
kurang memadainya kondisi saranaprasarana pasar tradisional.
5.
Masih terdapat alih fungsi lahan tidak sesuai peruntukan, biaya produksi tidak
sebanding dengan harga jual, belum optimalnya manajemen agribisnis, dan akses
permodalan yang belum merata.
6.
Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah perbatasan.
7.
Belum optimalnya pelayanan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
4.3. Lingkungan Strategis.
Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas, sinergis, dan
berkelanjutan, serta memperhatikan dinamika yang berkembang maka kondisi
lingkungan
strategis
perlu
mendapat
perhatian
sebagai
pertimbangan
untuk
mempertajam arah kebijakan pembangunan ke depan.
1. Internal
Kekuatan (Strength)
1) Secara geografisletak Kabupaten Wonogiri yang berada di perbatasan dengan
Provinsi Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu
kekuatan strategis dalam mendukung pembangunan daerah di Jawa Tengah.
Kondisi topografi yang terdiri dari pegunungan, hutan, laut, waduk dan dataran
yang
terbentang
luas,
menjadikan
Kabupaten
Wonogiri
memiliki
potensisumberdaya alam yang banyak. Karakter topografi inilah yang
membentuk pola hidrologi dan iklim yang sangat baik, dan mendukung
pengembangan industri, pertanian dan pariwisata sebagai sektor utama
pembangunan
di Kabupaten Wonogiri. Potensi sumberdaya alam yang
beragam, menjadikan wilayah Wonogiri cukup strategis sebagai wilayah
penyangga kehidupan di Subosukawonosraten khususnya sumber air dari
Waduk gajah Mungkur. Sebagai daerah penyangga air dengan karakteristik
wilayah yang mudah terjangkau, potensi wisata banyak, menjadikan Kabupaten
Wonogiri sebagai daerah menarik sebagai lokasi investasi ataupun tempat
tinggal.
2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kekuatan besar yang dimiliki
kabupaten Wonogiri dalam membangun adalah jumlah penduduk yang cukup
banyak, yang tersebar merata di seluruh wilayah, meskipun ada beberapa
daerah yang padat seperti Wonogiri, Purwantoro, Pracimantoro dan Jatisrono.
Bukan hanya jumlah penduduk yang besar, namun didukung dengan kualitas
dan kapasitas penduduk yang baik, yang ditunjukkan dengan besaran Indeks
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 5
Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,
dapat menjadi kekuatan strategis untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
pembangunan di Kabupaten Wonogiri. Kekuatan lain yang dimiliki masyarakat
Wonogiri adalah karakter masyarakat yang kuat dan ulet dalam bekerja dan
berbudaya, mengedepankan tenggang rasa, tepo saliro, gotong royong, dan
pekerja keras, serta tetap melestarikan kearifan lokal yang beragam warisan
nenek moyang. Kekuatan ini dapat menjadi modal dasar pada pembentukan
masyarakat Wonogiri yang berbudaya.
Kelemahan (Weakness)
1) Kependudukan
Jumlah penduduk secara merata, selain menjadi kekuatan dapat pula menjadi
kelemahan jika besarnya penduduk tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas
dalam menghasilkan barang/jasa. Besarnya penduduk akan menjadi beban
berat dalam pembangunan jika pola konsumsi tumbuh lebih cepat dibanding
dengan
kemampuan
berprodukasi
masyarakatnya
pada
masa-masa
mendatang. Penyebaran penduduk yang lebih terfokus di daerah perkotaan,
juga menjadi kendala dalam proses pembangunan di KabupatenWonogiri.
Situasitersebut dapat menggambarkan tumbuhnya kantong-kantong ekonomi
yang tidak seimbang antara perkotaan dan pedesaan. Hal inilah yang menjadi
kelemahan Kabupaten Wonogirti, yang harus segera dilakukan penyelesaian
strategis agar percepatan pembangunan menuju masyarakat sejahtera dapat
terwujud.
2) Kesenjangan Wilayah
Kesenjangan
wilayah
di
Kabupaten
wonogiri,
ditunjukkan
dengan
ketidakmerataan penyebaran penduduk, sumber-sumber ekonomi, infrastruktur
jalan dan jembatan, serta sarana dan prasarana yang mendukung kehidupan
masyarakat seperti sarana pendidikan dan kesehatan.
3) Birokrasi
Keterbukaan birokrasi, keakuan (ego) sektoral Perangkat Daerah dan tidak
mudahnya koordinasi dan perhatian sumberdaya aparatur pemerintah tidak
seperti yang diharapkan, juga menjadi sebab penentuan kebijakan pemerintah
yang tidak tepat. Selain itu juga, didukung dengan penetapan kebijakan
anggaran yang tidak proporsional untuk masyarakat juga menjadi kendala
besar dalam birokrasi saat ini, dimana anggaran untuk publik nilainya lebih kecil
dibandingkan dengan anggaran untuk pegawai.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 6
2. Eksternal
Peluang (Opportunity)
1) Perkembangan kota-kota se Subosukawonosraten yang begitu pesat dan
kebutuhan
masyarakat
yang
semakin
meningkat
dapat
memberi
peluang/kesempatan meningkatkan pendapatan bagi daerah untuk mencukupi
kebutuhan tersebut. Adanyakerjasama daerah di wilayah Soloraya / se-eks
Karesidenan Surakarta, menjadikan Kabupaten Wonogiti mempunyai peran
yang penting terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan transportasi, air
waduk, hasil pertanian, pariwisata dan lahan. Hal ini juga didukung oleh kondisi
geografis dan aksesibilitas yang mudah. Peluang inilah yang harus bisa
ditangkap dan dimanfaatkan oleh Kabupaten Wongiti guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang.
2) Perkembangan Teknologi
Teknologi yang semakin maju dan tak terbatas, terutama bidang teknologi
informasi, menjadikan akses informasi ke seluruh belahan dunia dapat dengan
mudah didapatkan. Sehingga hal ini menjadi peluang yang besar Kabupaten
Wonogiri untuk mempromosikan produk barang dan jasa lokal ke seluruh
mancanegara. Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat,
maka peluang untuk meningkatkan nilai tambah serta varian produk-produk
Indonesia juga semakin terbuka. Tuntutan akan kreativitas, inovasi dan kualitas
sumberdaya
manusia
juga
menjadi
hal
penting
dalam
menghadapi
perkembangan teknologi di dunia yang semakin pesat. Terkait dengan
permasalahan tersebut di atas, maka Kabupaten Wonogiri harus mengambil
peran dengan cara menyediakan akses informasi yang mudah, murah dan
cepat, khususnya sebagai media dalam memasarkan produk unggulan daerah
yang dapat dipromosikan melalui media internet.
Ancaman (Threat)
1) Globalisasi
Pengaruh arus globalisasi berdampak pula pada kondisi di daerahbaik di tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota. Globalisasi sebagai sebuah bentuk proses
interaksi antar individu dan negara tanpa dibatasi wilayah teritorial administratif,
tidak hanya membuka peluang positif bagi relasi Indonesia dengan negaranegara lainnya di dunia, tetapi juga memberikan dampak negatif bagi
perkembangan
karakter dan budaya bangsa. Selain itu, globalisasi kerap
menjadi sumber pemiskinan ekonomi suatu negara, yang berdampak bagi
daerah-daerah, apabila tidak dibarengi dengan proteksi yang kuat dari negara
tersebut. Terbukanya Pasar Bebas Asean, juga akan memberikan dampak
negatif berupa kemudahan produk-produk negara ASEAN yang masuk
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 7
keIndonesia, karena Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar merupakan
pasar terbesar di ASEAN. Jika hal ini tidak disikapi dengan cara proteksi yang
cukup, serta upaya peningkatan nilai tambah produk lokal Indonesia, maka
Pasar Bebas Asean dapat mengancam perekonomian Indonesia terutama di
daerah.
2) Perubahan Iklim
Posisi geografis Kabupaten Wonogiri yang memiliki banyak kawasan hutan, laut
dan pegunungan berkaitan dengan fenomena perubahan iklim mempunyai
peran sangat penting. Hal ini terasa adanya pergantian musim yang
mengakibatkan tanah longsor, kekeringan dan banjir. Perubahan
dampak
ini memberi
serius terhadap berbagai sektor, misalnya kesehatan, pertanian,
perekonomian, dan lain-lain. Ancaman paling serius akibat perubahan iklim
terjadi di sektor pertanian. Dengan anomali cuaca yang tidak menentu, maka
produksi dan produktivitas pertanian dapat terpengaruh, yang berdampak pada
ketersediaan pangan yang tidak pasti.
Selanjutnya secara rinci identifikasi permasalahan dan isu-isu strategis menurut
fungsi dan urusan pemerintahan daerah sebagai perumusan kebijakan umum dan
program-program pembangunan untuk lima tahun ke depan yaitu 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut:
4.1.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
4.1.1
Urusan Pendidikan.
Urusan Pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat
wonogiri
dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
dan
kuanttas
sumberdaya manusia. Tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersamaantara pemerintah, masyarakat dan
orang tua.
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas,
merata
dan relevan berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka diperlukan berbagai program yang mengacu pada
standar nasional pendidikan.
a. Permasalahan Urusan Pendidikan.
1) Anak usia 3-6 tahun yang belum terlayani lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak;
2) Masih ada anak putus sekolah SD/MI dan SMP/MTs, rata-rata
sekolah sekitar 6,39 tahun.
3) Belum semua Tenaga Pendidik yang baru memenuhi standar
kualifikasi;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 8
4) Sarana prasarana minimal pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs
belum 100 persen tercukupi baru sekitar 79 persen sampai
dengan 98 persen.
5) Rasio guru dengan murid masih tinggi sekitar SD/MI sebesar
1:9 dan SMP/MTs sebesar 1:9.
6) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
masih kurang;
7) Masih sekitar 1,62 persen penduduk berusia kurang dari 15
tahun yang masih belum melek huruh..
b. Isu Strategis pada urusan pendidikan adalah belum optimalnya
aksesibilitas, sarana dan prasarana dan kurangnya ketersediaan
tenaga pendidik.
4.1.2
Urusan Kesehatan.
Dalam rangka memenuhi salah satu hak pelayanan dasar rakyat,
yaitu akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan telah dicapai
kemajuan penting berupa peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang ditandai beberapa indikator yaitu meningkatnya angka harapan
hidup waktu lahir, menurunnya angka kematian bayi, dan angka
kematian ibu dan berkurangnya persentase balita dengan gizi buruk.
a. Permasalahan
1) Ketersediaan sumberdaya kesehatan yang belum memadai
jumah puskesmas tidak mengalami peningkatan dari tahun
2010 sampai dengan 2015 hanya sekitar 34 puskesmas;
2) Pelayanan kesehatan belum optimal rasio puskesmas dengan
jumlah penduduk sekitar 0,03 pada tahun 2015;
3) Jumlah tenaga medis masih dibawah standar yang ditetapkan
yaitu 40 per 100.000, di Kabupaten Wonogiri baru 11 per
100.000 orang
4) Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang masih adanya kasus
DBD sebesar 60 kejadian pada tahun 2015;
5) Kasus balita gisi buruk masih ada sekitar 281 kasus pada
tahun 2015.
6) Kualitas lingkungan rendah, cakupan sanitasi dasar seperti
cakupan air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan
sarana pembuangan air limbah rendah, serta proporsi rumah
tangga sehat rendah.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 9
7) Fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan bagi penyandang cacat
dan lansia belum memadai, rasio rumah sakit sekitar 0,0084
pada tahun 2015;
c. Isu
Strategis
pada
urusan
kesehatan
adalah
terbatasnya
sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan,
masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang
tidak menular.
4.1.3
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Pelaksanaan urusan pekerjaan umum meliputi pengelolaan
jalan,
jembatan, dan irigasi. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan
jembatan terus diupayakan untuk mendukung kelancaran arus lalu
lintas dan perkembangan perekonomian daerah. Peningkatan kualitas
sarana dan prasarana irigasi terus diupayakan untuk mendukung
peningkatan produksi pertanian. Sebagai daerah penyangga air bagi
daerah di bawahnya Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk
menjadikan
wilayahnya
memperbanyak
menjadi
daerah
konservasi
dengan
tampungan air melalui pembangunan embung
khususnya di wilayah selatan. Penataan ruang mengatur kepastian
hukum tentang pemanfaatan ruang.
a. Permasalahan Pekerjaan Umum.
1) Jumlah kerusakan jalan dan jembatan kabupaten lebih banyak
dibanding laju pembangunan jalan, kondisi jalan baik baru
sekitar 55,11 persen pada tahun 2015;
2) Kelebihan tonase angkutan barang mempercepat kerusakan
jalan dan jembatan, angkutan bus AKAP, AKDP dan truk
sekitar 11.900 pada tahun 2015;
3) Tingkat kerusakan sarana dan prasarana irigasi masih cukup
tinggi, dalam kondisi baik sekitar 19.404 dari 28.784 pada
tahun 2015;
4) Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana pekerjaan umum masih kurang;
5) Peralatan penunjang pelaksanaan urusan pekerjaan umum
masih kurang;
6) Belum optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih,
sanitasi,
dan
persampahan
terutama
di
lingkungan
masyarakat berpenghasilan rendah;
7) Masih lemahnya kepastian hukum (insentif dan desinsentif)
terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 10
8) Kurangnya
pengembangan
sarana
informasi
kepada
masyarakat di bidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
9) Koordinasi dan kerjasama antar daerah belum optimal
terutama daerah perbatasan.
10) Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya.
b. Isu strategis pada urusan pekerjaan umum dan penataan ruang
adalah
tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak
sebanding dengan pembangunannya serta masih rendahnya
kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemeliharaan
sarana prasarana dan tata ruang.
4.1.4
Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
Permukiman akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Pelaksanaan urusan perumahan
meliputi penataan perumahan dan prasarana dan sarana lingkungan
perumahan seperti air bersih, drainase, jalan lingkungan, sanitasi,
persampahan, permakaman.
a. Permasalahan
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahan masih banyak
yang belumdiserahkan pada Pemerintah Daerah;
2) Kesadaran
masyarakat
dalam
pemeliharaan
dan
pendayagunaan sarana dan prasarana permukiman masih
kurang;
3) Pelayanan air bersih belum menjangkau seluruh wilayah
Kabupaten Wonogiri;
4) Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh masyarakat;
5) Rumah tidak layak huni masih cukup banyak sekitar 57,79
persen;
6) Pengelolaan sistem drainase belum memadai;
7) Rumah yang belum ber IMB masih cukup banyak.
b. Isu Strategis pada urusan perumahan rakyat dan kawasan
permukiman adalah belum memadainya penyediaan sarana dan
prasarana dasar permukiman dan masih banyaknya rumah yang
tidak layak huni.
4.1.5
Urusan
Ketenteraman,
Ketertiban
Umum,
dan
Pelindungan
Masyarakat.
Kondisi
daerah
yang
aman
dan
kondusif
menjadi
prasyarat
utamapelaksanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu penciptaan
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 11
kondisi daerahyang aman, tertib, dan tenteram menjadi isu utama
pelaksanaan urusan kesatuanbangsa dan politik dalam negeri.
a. Permasalahan:
1) Gangguan keamanan dan ketertiban cenderung meningkat;
2) Penegakan Perda belum optimal;
3) Kesadaran masyarakat dan dunia usaha untuk mematuhi
peraturan masih belum optimal;
4) Sarana dan prasarana keamanan dan ketertiban belum
memadai baru sekitar 23 disetiap desa;
5) Kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi masih kurang;
6) Jiwa nasionalisme dan patriotisme cenderung menurun;
7) Kualitas dan kuantitas sumberdaya linmas masih kurang, baru
sekitar 0,47 persen per 10.000 penduduk.
b. Isu strategis pada urusan kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri adalahmeningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat
dankurangnya
kesadaran
masyarakat
dalam
mematuhi peraturan perundang-undangan.
4.1.6
Urusan Sosial.
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
adalah
seseorang,keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan ataugangguan tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya dan karenanya tidak dapatmenjalin hubungan yang serasi
dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidakdapat terpenuhi
kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secaramemadai dan
wajar.
Hambatan,
berupakemiskinan,
kesulitan
dan
keterlantaran,
gangguan
kecacatan,
tersebut
dapat
ketunasosialan,
keterbelakangan/keterasingan dan kondisi atau perubahan lingkungan
yang kurang mendukung.
a. Permasalahan
1) Prosentase KK miskin masih cukup tinggi;
2) Gelandangan, pengemis, anak jalanan, wanita rawan sosial
ekonomi masih ada;
3) Kemandirian dan produktivitas penyandang cacat masih
rendah;
4) Aksesibilitas fasilitas umum bagi difabel belum memadai;
5) Peran kelembagaan kesejahteraan sosial belum optimal;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 12
6) Kualitas
manajemen
dan
profesionalisme
pelayanan
kesejahteraan sosialbelum optimal;
7) Jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial masih terbatas.
b. Isu Strategis pada urusan sosial adalah masih cukup tingginya
angka kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
4.2.
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
4.2.1.
Urusan Tenaga Kerja;
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan
masyarakat dan pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan
sosial yang luas. Urusan ketenagakerjaan berkaitan dengan kondisi
penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan ketersediaan lapangan
kerja.
a. Permasalahan
1) Perluasan
lapangan
kerja
belum
sebanding
dengan
pertumbuhan angkatan kerja, partisipasi angkatan kerja
sekitar 71,95 persen;
2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai
kebutuhan pasar, ditandai dengan pencari kerja yang
ditempatkan sebesar 2.248 orang;
3) Sarana prasarana penyelenggaraan pelatihan kerja belum
sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja, Balai
Latihan Kerja yang dimilki hanya 1;
4) Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai, perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja
yang pada tahun 2015 baru sekitar 13,69 di setiap
perusahaan;
b. Isu Strategis pada urusan ketenagakerjaan adalah terbatasnya
lapangan kerja dan kualitas calon tenaga kerja tidak sesuai
kebutuhan pasar.
4.2.2.
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
Pembangunan
manusia ditujukan
untuk
meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia tanpa membedakan jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan). Sebagai sumberdaya insani, sebenarnya potensi yang
dimiliki perempuan dan laki-laki seimbang. Namun demikian masih
terdapat kesenjangan gender meskipun gap nya tidak terlalu besar.
Perlindungan anak ditujukan untuk menjaga keberlanjutan generasi
yang berkualitas.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 13
a. Permasalahan
1) Partisipasi perempuan dalam pembangunan masih kurang,
sekitar 0,45 bekerja di lembaga pemerintahan;
2) Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi,
sebesar 2 di setiap 100.000 Rumah Tangga;
3) Kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender
dan
anak masih lemah, hal ini ditandai dengan masih adanya
pekerja anak dibawah umur sekitar 0,058;
4) Anak jalanan, anak korban narkoba, anak terlantar dan anak
putus sekolah masih ada;
5) Perlindungan anak
terhadap pengaruh negatif media masih
kurang.
b. Isu
Strategis
pada
urusan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak adalah kurangnya partisipasi perempuan dalam
pembangunan, terdapatnya tindak kekerasan terhadap perempuan
dan anak, tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan
kepribadian anak, dan lemahnya kelembagaan dan jaringan
pengarusutamaan gender dan anak.
4.2.3.
Urusan Pangan;
Ketahanan pangan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat
agar mampu memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya ketahanan
pangan serta
ketahanan
mampu mengatasi
kendala dalam mewujudkan
pangan. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem
pangan yang terdiri atas tiga sub sistem yaitu ketersediaan pangan
dalam jumlah yang cukup di tingkat rumah tangga, distribusi pangan
yang lancar dan konsumsi pangan yang bermutu dan aman untuk
meningkatkan kualitas SDM.
a. Permasalahan
1) Masih rendahnya ketahanan pangan terutama masyarakat
miskin dan belum optimalnya lembaga ketahanan pangan
dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, karena
masih tergantung komuditas padi yang baru sekitar 5,6 ton per
hektar.
2) Diversifikasi produk pangan lokal belum optimal, produktifitas
padi masih mendominasi dibandingkan produktifitas jagung
sebesar 6,1 ton per hektar, kacang 1,1 ton per hektar, kedelai
1,4 ton per hektar;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 14
3) Pemenuhan standar
mutu dan keamanan pangan belum
optimal;
4) Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan
lokalcenderung menurun;
5) Belum optimalnya sumber daya manusia yang menangani di
bidang ketahanan pangan;
6) Pengelolaan lumbung pangan lokal belum optimal.
b. Isu
Strategis
pada
urusan
pangan
adalah
belum
optimalnyadiversifikasi produk pangan lokal, masih banyaknya
penggunaan bahan aditifyang berpengaruh pada keamanan
pangan, dan kesadaran masyarakat dalammengkonsumsi produk
pangan lokal cenderung menurun.
4.2.4.
Urusan Pertanahan;
Penatagunaan
tanah
meliputi
pengaturan
penggunaan
tanah,
pemanfaatan tanah, dan penguasaan tanah. Kebijakan pemanfaatan
tanah di Kabupaten Wonogiri dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
melalui proses perizinan peruntukan penggunaan tanah, sedangkan
pengadministrasian
penggunaan
tanah
dilakukan
oleh
Kantor
Pertanahan. Dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan
pensertifikatan tanah pada masyarakat, telah dilaksanakan program
LARASITA (Pelayanan Rakyat untuk Pensertifikatan Tanah). Yaitu
pelayanan pensertifikatan tanah dengan menggunakan mobil keliling
ke wilayah-wilayah yang
jauh dari kantor pertanahan untuk
mendekatkan pelayanan pada masyarakat.
a. Permasalahan
1) Belum semua tanah bersertifikat dan belum semua sertifikat
sesuai dengan peruntukannya dan atau pengunaannya, baru
sekitar 97,9 persen bersetifikat.
2) Masih banyaknya fasilitas umum maupun fasilitas sosial yang
berdiri diatas tanah milik desa atau milik perorangan.
3) Belum tersedianya data tanah pemerintah daerah yang valid
berkaitan dengan status tanah, keadaan tanah, luas tanah,
letak/lokasi, peruntukan, asal usul tanah, gambar tanah, foto
lapangan.
4) Sulitnya
pengendalian
penggunaan
lahan,
antara
lain
disebabkan karena persepsi masyarakat bahwa dengan
kepemilikan lahan yang dimiliki oleh masyarakat sendiri,
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 15
masyarakat
berhak
mengelola/
menggunakannya
sesuai
dengan keinginan sendiri.
5) Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian,
utamanya pada sektor perumahan/properti.
6) Terbatasnya ketersediaan lahan yang akan dijadikan dan
ditetapkan sebagai lahan sawah berkelanjutan.
7) Belum teridentifikasi tanah negara/tanah terlantar secara detail
(data base) belum akurat
b. Isu Strategis pada urusan pertanahan adalah belum optimalnya
pengelolaantanah
pemerintah
dan
kurangnya
kesadaran
masyarakat dalam perizinandan pensertifikatan tanah.
4.2.5.
Urusan Lingkungan Hidup;
Kondisi lingkungan di Kabupaten Wonogiri secara umum masih cukup
baik. Ini terbukti dari hasil pengujian kualitas air dan kualitas udara
yang dilakukan oleh KLH hampir semua parameter masih dibawah
baku mutu, walaupun ada kecenderungan meningkat dari tahun ke
tahun.
a. Permasalahan
1) Kekeringan, lahan kritis, erosi dan sedimentasi pada daerah
tangkapan Waduk Gajah Mungkur;
2) Kerusakan ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo
Hulu;
3) Sarana prasarana pengendalian dan pengelolaan lingkungan
semakin terbatas;
4) Regulasi tentang pengelolaan lingkungan hidup di daerah
belum mencukupi;
5) Keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna semakin
berkurang;
6) Pelayanan persampahan belum menjangkau pada semua
masyarakat perkotaan, baru sekitar 77,24 persen;
7) Penanganan
air
limbah
rumah
tangga/domestik
belum
dilakukan secara terpadu;
8) Kesadaran
masyarakat
dan
swasta
dalam
pengelolaan
lingkungan hidup masih kurang;
b. Isu strategis pada urusan lingkungan hidup adalah terjadinya
kerusakan lingkungan, rendahnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup, dan sarana prasarana yang kurang.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 16
4.2.6.
Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Perkembangan
jumlah
penduduk
Kabupaten
Wonogiri
lebih
dipengaruhi olehkelahiran/kematian dibandingkan dengan migrasi dari
daerah lain namun demikian justru banyak penduduk wonogiri yang
menjadi
“boro”
di
kota
lain.
Hal
ini
mengakibatkan
pengelolaanadministrasi kependudukan menjadi lebih rumit.
a. Permasalahan
1) Validitas data penduduk masih rendah;
2) Sistem
administrasi
kependudukan
sering
mengalami
perubahan, sehingga penerbitan KTP dari tahun ke tahun
mengalami perubahan seperti tahun 2011 sebanyak 225.222
buah menurun pada tahun 2015 sebanyak 64.078 buah;
3) Sarana
dan
prasarana
pendukung
sistem
informasi
administrasikependudukan masih sangat terbatas;
4) Petugas khusus yang menangani administrasi kependudukan di
tingkatdesa belum tersedia, pelayanan masih berada di
kecamatan;
5) Kesadaran
masyarakat
terhadap
tertib
administrasi
kependudukanmasih kurang;
b. Isu Strategis pada urusan kependudukan dan catatan sipil adalah
rendahnyakesadaran
masyarakat
dan
aparat
dalam
tertib
administrasi kependudukan.
4.2.7.
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
Pemberdayaan
Masyarakat
dimaksudkan
guna
dapat
mengembangkankemampuan dan kemandirian masyarakat untuk
berperan aktif dalampembangunan, agar secara bertahap masyarakat
mampu membangun diri danlingkungannya secara mandiri.
a. Permasalahan
1) Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat belumdimanfaatkan secara optimal;
2) Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat belum optimal,
sekitar 33 LSM pada tahun 2015;
3) Peran serta masyarakat dalam pembangunan di kawasan
perdesaan cenderung menurun;
4) Pelayanan pemerintahan desa kepada masyarakat belum
optimal;
5) Peran perempuan dalam pembangunan belum optimal;
6) Pengelolaan administrasi pemerintahan desa kurang tertib.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 17
b. Isu strategis pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa
adalah
belum
optimalnya
peran
dan
fungsi
kelembagaan
masyarakat desa, peran perempuan dalam pembangunan, dan
tata kelola pemerintahan desa.
4.2.8.
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
Perkembangan program keluarga berencana di Kabupaten Wonogiri
cukupbaik. Salah satu keberhasilan program KB ditandai dengan
meningkatnyaprevalensi peserta KB (peserta aktif/pasangan usia
subur). Pembangunankependudukan dan keluarga kecil berkualitas
merupakan
langkah
penting
dalammencapai
pembangunan
berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melaluipengendalian kuantitas
penduduk dan peningkatan kualitas penduduk.
a. Permasalahan
1) Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi
belum merata;
2) Tingkat partisipasi KB masih rendah, baru sekitar 79,94
persen;
3) Petugas Keluarga Berencana (KB) masih kurang;
4) Pengembangan advokasi dan komunikasi, informasi
dan
edukasi (KIE)belum optimal;
5) Kepesertaan pasangan usia subur tidak ber KB cukup tinggi;
6) Pemberdayaan
ekonomi
keluarga,
khususnya
melalui
kelompok UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) belum optimal, jumlah keluarga pra KS pada tahun
2015 sebesar 66.240 KK;
7) Pengembangan
ketahanan
dan
peningkatan
kualitas
lingkungankeluarga (BKB, BKL, BKR dan PKLK) belum
optimal.
d. Isu Strategis pada urusan pengendalian penduduk dan keluarga
berencana adalahbelum meratanya pengetahuan masyarakat
terhadap kesehatan reproduksi,belum optimalnya pengembangan
advokasi dan komunikasi, informasi danedukasi (KIE), cukup
tingginya kepesertaan pasangan usia subur tidak ber KB.
4.2.9.
Urusan Perhubungan;.
Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor
pendukung utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial
budaya, politik, keamanan dan ketertiban serta sarana meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Oleh
karena
itu
memelihara
dan
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 18
meningkatkan kualitas prasarana transportasi agar tetap dalam
kondisi baik serta mengembangkan sarana transportasi perdesaan
dan perkotaan secara terpadu menjadi penting.
a. Permasalahan
1) Sarana dan prasarana terminal belum memenuhi syarat;
2) Fasilitas rambu jalan masih terbatas;
3) Pelayanan angkutan umum belum memadai, armada angkutan
penumpang sebesar 11.900 didominasi oleh truk;
4) Pengelolaan parkir belum berjalan secara optimal;
5) Pemasangan LPJU belum merata pada ruas jalan yang padat
lalu lintas, masih banyak yang belum dilengkapi KwH meter,
dan masih banyak LPJU tanpa ijin/illegal;
6) Angkutan barang dan rest area kendaraan barang belum
tersedia;
7) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengujian kendaraan.
b. Isu strategis pada urusan perhubungan adalah kurangnya sarana
dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, serta kurangnya
kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
4.2.10.
Komunikasi dan Informatika;
Kemajuan dibidang komunikasi dan informatika telah
mendorong
munculnya globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Beberapa
peraturan perundangan yang terkait dengan urusan komunikasi dan
informatika seperti Undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
a. Permasalahan:
1.
Sarana dan prasarana teknologi informasi belum memadai;
2.
Sistem
informasi
manajemen
yang
tersedia
belum
dimanfaatkan secara optimal;
3.
e-government belum diimplementasikan secara optimal;
4.
Kualitas sumberdaya manusia belum memadai.
b. Isu strategis pada urusan komunikasi dan informatika adalah
belumoptimalnya implementasi e-government dan pelayanan
perijinantelekomunikasi.
4.2.11.
Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi
yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan
koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan pengembangan usaha
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 19
mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam
menghadapi krisis ekonomi.
a. Permasalahan
1) Kualitas SDM pengelola koperasi/UMKM masih rendah,
padahal koperasi aktif setiap tahun meningkat pada tahun
2015 sebanyak 7.200 unit;
2) Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disain produk,
yang berdampak pada diversifikasi produk masih rendah;
3) Jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam usaha
pemasaran masih terbatas;
4) Masih rendahnya manajemen dan daya saing produk UKM,
padahal jumlah UMKM meningkat setiap tahun sekitar 28.292
unit pada tahun 2015;
5) Akses modal bagi UMKM masih terbatas, subsidi bunga tidak
terserap setiap tahun.
b. Isu strategis pada urusan koperasi dan usaha kecil menengah
adalah terbatasnya akses modal, pasar dan adopsi teknologi.
4.2.12.
Penanaman Modal;
Keberhasilan
investasi/penanaman
modal
akan
memberikan
kontribusi pada kegiatan ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi. Laju
pertumbuhan ekonomi selama ini sebagian besar ditopang dari
besarnya
konsumsi
dalam
negeri
atau
regional
bukan
dari
pertumbuhan investasi maupun ekspor.
a. Permasalahan
1) Pengelolaan promosi investasi belum optimal;
2) Iklim investasi belum maksimal baru sekitar 1.162 investor
pada tahun 2015;
3) Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besar terbatas,
karena Pemerintah Kabupaten Wonogiri belum memiliki
kawasan industri.
b. Isu strategis pada urusan penanaman modal adalah belum
optimalnyapengelolaan investasi.
4.2.13.
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga;
Potensi, peran pemuda serta prestasi olahraga yang telah dicapai
oleh pemuda dalam pembangunan sumberdaya manusia selama ini
sangatlah besar bagi kemajuan pembangunan di Kabupaten Wonogiri.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 20
a. Permasalahan:
1) Akses dan kesempatan bagi pemuda yang tergolong tidak
mampu untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan masih
rendah;
2) Masalah sosial di kalangan pemuda seperti kriminalitas,
premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan
HIV masih cukup tinggi;
3) Sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga
belum memadai, baru memiliki 1 stadion dan 1 Gelanggang
Olah Raga dan sekitar 107 buah gedung olah raga se
Kabupaten;
4) Jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda masih rendah;
5) Pemuda belum sebagai “agent of change”;
6) Jumlah klub olah raga perkembangannya masih stagnan dari
tahun per tahun yaitu sekitar 150 klub dari tahun 2011 samapi
dengan tahun 2014, baru meningat 10 klub pada tahun 2015 ;
7) Pembentukan karakter kepribadian pemuda belum optimal.
b. Isu Strategis pada urusan kepemudaan dan olah raga adalah
banyaknya masalah sosial di kalangan pemuda, terbatasnya
sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga, dan
kurangnya pembinaan pemuda dan olah raga.
4.2.14.
Statistik;
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
disebutkan
bahwa
perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data yang
akurat dan memadai. Kewenangan daerah dalam urusan statistik
meliputi pengumpulan dan pemanfaatan data dan statistik daerah.
a. Permasalahan
1) Belum konsistennya data-data statistik yang dipublikasikan
dan Masih adanya beberapa data statistik yang belum
tersedia, data tahun yang lalu baru disusun tahun berjalan.
2) Belum tersedianya data statistik yang valid dan akurat sesuai
kebutuhan
penyelenggaraan
pembangunan,
data
masih
pemerintahan
berada
di
dan
masing-masing
perangkat daerah.
3) Penetapan data tunggal belum disepakati, perangkat daerah
masih memiliki data sendiri-sendiri;
4) Data sektoral dari SKPD kurang konsisten;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 21
5) Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih
rendah;
6) Kualitas SDM di bidang kestatistikan belum memadai;
7) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan statistik belum
memadai.
b. Isu strategis pada urusan statistik adalah belum optimalnya
kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan data dan statistik.
4.2.15.
Urusan Persandian;
Persandian adalah penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan daerah dibidang persandian, perumusan kebijakan
teknis di bidang persandian,
dan pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang persandian.
a. Permasalahan
1) Belum dibentuk Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
yang menangani bidang persandian.
b. Isu strategis pada urusan persandian adalam belum dibentuknya
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang menangani
bidang persandian di Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
4.2.16.
Urusan Kebudayaan;
Dalam rangka mengembangkan dan membina kebudayaan daerah
yangbersumber dari warisan budaya leluhur yang mengandung nilainilai universal,diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai moral yang
mendukungpembangunan
daerah.Pembangunan
kebudayaan
di
Kabupaten Wonogiri bertujuan untukmengembangkan penanganan
kawasan cagar budaya dan desa budaya,meningkatkan kualitas karya
seni,
meningkatkan
melestarikan
kesadaran
warisan
budaya
budaya
dan
daerah/nasional,
sejarahbangsa,
inovasi
dan
kreativitasdalam mengelola museum, serta penempatan bahasa dan
sastra jawa sebagai aset daerah yang bernilai tinggi.
a. Permasalahan:
1) Penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan seharihari masihrendah;
2) Pengelolaan kekayaan budaya yang belum optimal;
3) Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih
kurang;
4) Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negatif
cukupbanyak;
5) Kualitas sumberdaya manusia pelaku budaya masih terbatas;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 22
6) Menurunnya kepedulian masyarakat terhadap kepedulian
sosial.
b. Isu strategis pada urusan kebudayaan adalah masih rendahnya
penerapannilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari,
belum optimalnyapengelolaan kekayaan budaya, dan masih
terbatasnya kualitas sumberdayamanusia pelaku budaya.
4.2.17.
Urusan Perpustakaan;
Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pelaksanaan urusan
perpustakaan mengacu pada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang
Perpustakaan,
yang
antara
lain
mengatur
kewajiban
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan perpustakaan.
a. Permasalahan
1. Sarana
dan
prasarana
pengelolan
perpustakaan
belum
memadai, baru sekitar satu perpustakaan;
2. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang menngani
perpustakaan belum memadai;
3. Minat
baca
masyarakat
masih
rendah,
sekitar
19.891
perpustakaan
adalah
belum
pengunjung per tahun.
b. Isu
Strategis
pada
urusan
memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana
perpustakaan.
4.2.18.
Urusan Kearsipan.
Penyelengaraan urusan kearsipan mempunyai fungsi strategis bagi
perkembangan daerah karena menangani arsip aktif, arsip inaktif, dan
dokumentasi daerah.
a. Permasalahan:
1. Sarana dan prasarana kearsipan belum memadai;
2. Kualitas dan kuantitas SDM (arsipparis) belum memadai;
3. Manajemen arsip belum dilaksanakan secara menyeluruh;
4. Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan arsip belum optimal.
b. Isu-isu
strategis
pada
urusan
kearsipan
adalah
belum
memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana
kearsipan.
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 23
4.3.
Urusan Pemerintahan Pilihan
4.3.1.
Urusan Kelautan dan Perikanan;
Secara Geografis Kabupaten Wonogiri mempunyai wilayah perairan
laut dan perairan waduk, tetapi perkembangan komoditas perikanan
budidaya produksinya masih belum optimal.
a. Permasalahan
1) Tata guna dan tata kelola perikanan belum optimal;
2) Fungsi kelembagaan petani pembudidaya perikanan belum
optimal;
3) Produksi
ikan
konsumsi
belum
mampu
mencukupi
kebutuhankonsumen, sekitar 9,5 ton per tahun;
4) Akses permodalan petani perikanan masih kurang, subsidi
bunga yang disediakan pemerintah daerah tidak terserap;
5) Kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
melestarikan
ekosistem perairanumum masih kurang.
b. Isu strategis pada urusan kelautan dan perikanan adalah belum
optimalnya tataguna dantata kelola air serta fungsi kelembagaan
petani pembudidaya perikanan, danmasih kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya melestarikanekosistem perairan.
4.3.2.
Urusan Pariwisata;
Pariwisata merupakan bagian dari gaya hidup memiliki dampak yang
cukup signifikan terhadap kunjungan wisatawan. Data statistik angka
kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negara ke obyekobyek wisata di Kabupaten Wonogiri menunjukkan peningkatan.
Dengan segala potensi yang ada, baik potensi alam, budaya, maupun
potensi pendidikan yang menjadi Obyek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW), sehingga berpengaruh pada angka kunjungan dan lama
tinggal wisatawan.
a. Permasalahan
1) Partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata masih
kurang;
2) Kreativitas, inovasi dan kompetensi daya saing ODTW masih
kurang, dimana kontibusinya menurun setiap tahun, pada tahun
2011 sekitar 2,4 persen menjadi 2,27 persen pada tahun 2015;
3) Kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata belum
optimal;
4) Pengembangan
manajemen
pariwisata
yang
mendukung
keberlajutan pengembangan ekonomi lokal belum optimal;
RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 24
5) Keterpaduan
dan
sinergi
antar
pelaku
wisata
dalam
pengembangan pariwisata masih rendah, ditunjukan kunjungan
wisata yang semakin menurun 438.049 pada tahun 2011
menurun 358.225 pada tahun 2015 .
b. Isu Strategis pada urusan pariwisata adala