PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) | MUSTAQIMAH | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6630 14081 1 SM

1

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP
KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok
Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar)
ABSTRAK
Riya Al Mustaqimah. PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM
PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif
Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar). Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta. Juli 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pendidikan keluarga
sebagai penunjang pembentukan sikap kemandirian pada anak dan proses
pelaksanaan pendidikan keluarga pada beberapa keluarga di Dukuh Pondok Rejo.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa informan,
tempat/peristiwa, dan dokumen/arsip. Teknik pengambilan data menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumen/arsip. Teknik pengambilan informan yang
digunakan adalah purposive sampling. Untuk validitas data menggunakan
trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga

yang terjadi di Dukuh Pondok Rejo meliputi kontrol orang tua terhadap anak agar
tidak melakukan perilaku menyimpang, memberikan pembekalan pengetahuan
tentang norma dan nilai yang berlaku di masyarakat sebelum anak siap untuk terjun di
masyarakat sebagai warga masyarakat yang siap untuk berkontribusi, dan mendidik
anak dengan pendidikan keluarga untuk membentuk sikap kemandirian pada anak.
Faktor yang mendukung pendidikan keluarga yaitu anak mampu menyerap
pesan yang disampaikan oleh orang tua, keluarga merupakan pendidikan pertama kali
bagi anak dan anak tinggal dengan orang tuanya dengan memiliki banyak waktu
untuk berinteraksi lebih intens, kemudian anak menyadari bahwa anak masih
membutuhkan orang tua dalam kehidupan sehari-hari.
Hambatan yang terjadi yaitu ketika terjadi perbedaan pendapat antara orang
tua dan anak, anak tidak menyukai cara orang tua menyampaikan pesan, begitu pula
sebaliknya, dan kurangnya pemahaman karakter antara orang tua dan anak. uhkan
orang tua dalam kehidupan sehari-hari.
Solusi yang ditempuh yaitu musyawarah untuk membicarakan kembali
masalah yang terjadi antara orang tua dan anak, orang tua atau pun anak saling
mengerti satu sama lain, dan anak memposisikan diri ketika terjadi konflik dengan
orang tua.
Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian


2

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu
bagian

penting

dalam

kehidupan

Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia,

pendidikan

diartikan

manusia. Melalui pendidikan, manusia


sebagai “suatu proses perubahan sikap

diharapkan dapat berkembang dengan

dan tingkah laku seseorang atau

baik dalam ranah kognitif, afektif

kelompok dalam usaha mendewasakan

maupun

psikomotoriknya.

manusia melalui proses penajaran dan

Perkembangan secara optimal pada

pelatihan”. Soedomo Hadi (2003:18)


ketiga

juga turut memberikan pengertian

ranah ini

individu

yang

akan membawa
dengan

bahwa, pendidikan adalah pengaruh

pengetahuan,

bantuan atau tuntutan yang diberikan


ketrampilan, serta sikap mental yang

oleh orang yang bertanggung jawab

baik. Sehingga pada akhirnya dapat

kepada peserta didik.

penguasaan

membawa

berkualitas
ilmu

kemajuan

pula

bagi


kehidupan masyarakat.

Orang tua sebagai lingkungan
pertama dan utama dimana anak

Pendidikan dipahami secara luas

berinteraksi

dan umum sebagai usaha sadar yang

pendidikan

dilakukan pendidik melalui bimbingan,

disinilah

pengajaran


pendidikan.

dan

latihan

untuk

sebagai
yang

lembaga

tertua.

dimulai
Orang

Artinya,


suatu
tua

proses
berperan

membantu peserta didik mengalami

sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

proses

arah

Lingkungan keluarga juga dikatakan

tercapainya pribadi yang dewasa, yaitu

lingkungan yang paling utama, karena


sosok manusia dewasa yang sudah

sebagian besar kehidupan anak di

terisi

dalam keluarga.

pemanusiaan

secara

penuh

ke

bekal

ilmu


pengetahuan serta memiliki integritas

Keluarga

sebagai

lembaga

moral yang tinggi, sehingga dalam

terkecil di masyarakat diharapkan

perjalanannya nanti manusia selalu

mampu

siap secara jasmani dan rohani.

dalam menghadapi hidupnya pada


menyiapkan

mental

anak

masa mendatang. Apabila didikan

3

anak dalam keluarga baik dan terarah,

 Lingkungan

Pendidikan.

maka kelak anak akan tumbuh dewasa

Pendidikan

sebagai

dan

dalam segala lingkungan

bermanfaat bagi masyarakat. Untuk

hidup, baik yang khusus

mempersiapkan generasi yang baik

diciptakan

tersebut tidaklah mudah. Orangtua

kepentingan

sebagai pendidik di lingkup keluarga

maupun yang ada dengan

harus memiliki pengetahuan tentang

sendirinya.

manusia

yang

baik

perkembangan emosional anak dan

berlangsung

untuk
pendidikan

 Bentuk

Kegiatan.

juga harus mengetahui kewajibannya

Terentang

dalam mendidik anak.

bentuk yang misterius atau
tak

KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan

adalah

hidup.

Pendidikan adalah pengalaman belajar
berlangsung

lingkungan

dan

dalam

segala

sepanjang

hidup.

Pendidikan adalah segala situasi hidup
yang

mempengaruhi

individu

(Redja

pertumbuhan
Mudyahardjo,

bentuk-

disengaja

dengan

Pendidikan

yang

dari

sampai

terprogram.

Pendidikan

berbentuk

segala macam pengalaman
belajar

dalam

Pendidikan
dalam

hidup.

berlangsung

beraneka

ragam

bentuk, pola dan lembaga.
Pendidikan dapat terjadi
sembarang, kapandan di

2001:3).
Karakteristik Khusus :
 Masa
Pendidikan

Pendidikan.
berlangsung

seumur hidup dalam setiap
saat selama ada pengaruh
lingkungan.

mana pun dalam hidup.
Pendidikan

lebih

berorientasi pada peserta
didik.
Tujuan.

Tujuan

pendidikan

terkandung dalam setiap pengalaman
belajar, tidak ditentukan dari luar.

4

Tujuan

pendidikan

pertumbuhan.
adalah

adalah

Tujuan

tidak

menghargai

pendidikan

terbatas.

Tujuan

kaidah-kaidah

serta nilai-nilai berlaku.
c. Unit

terkecil

dalam

pendidikan adalah sama dengan tujuan

masyarakat yang memenuhi

hidup (Redja Mudyahardjo, 2001:3-4).

kebutuhan-kebutuhan

Perihal
dimaksud

pendidikan
dalam

yang

Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 Bab VI Pasal 13 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaitu jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, nonformal dan informal yang
saling melengkapi dan memperkaya.
Keluarga
Menurut

Soerjono

Soekanto

(1990:2), suatu keluarga batih pada
dasarnya

mempunyai

fungsi-fungsi

sebagai berikut :
a. Unit

terkecil

dalam

masyarakat yang mengatur
hubungan

seksual

yang

sayogya.
b. Wadah

tempat

berlangsungnya

sosialisasi,

yakni

di

proses

mana

anggota-anggota masyarakat
yang

baru

mendapatkan

pendidikan untuk mengenal,
memahami,

mentaati

dan

ekonomis.
Unit terkecil dalam masyarakat
tempat

anggota-anggotanya

mendapatkan
ketentraman

perlindungan
dan

bagi

perkembangan

jiwanya.
Kemandirian
Setiap individu dilahirkan dalam
kondisi tidak berdaya yang sangat
bergantung pada orang lain, seperti
orang tua maupun orang-orang yang
berada di sekitarnya. Namun seiring
dengan
individu

berjalannya
tidak

akan

waktu,

setiap

terus

selalu

bergantung dengan orang lain. Secara
perlahan
melepaskan

setiap

individu
dirinya

akan
dari

ketergantungan orang tua maupun
orang lain maupun orang lain yang ada
di sekitarnya. Dalam hal ini, anak
dituntut untuk memiliki sifat mandiri.
Perkembangan

kemandirian

sangat dipengaruhi oleh pertambahan

5

usia serta perubahan fisik yang dialami

Kamus

individu, yang mana dengan adanya

kemandirian diartikan sebagai hal atau

perkembangan fisik

keadaan dapat berdiri sendiri tanpa

memicu

tersebut

terjadinya

akan

perubahan

Besar

bergantung

Bahasa

kepada

emosional, perubahan kognitif yang

(Depdikbud, 2002).

memberikan pemikiran logis tentang

Anak

cara berpikir yang mendasari tingkah

Perihal

Indonesia,

orang

anak-anak

lain

yang

lakunya, serta perubahan nilai yang

dimaksud seperti yang disebutkan juga

akan

dalam

memenuhi

perannya

dalam

kehidupan sosial.

Undang-Undang

Republik

Indonesia Nomor 4 tahun 1979 Bab I

Kemandirian biasanya ditandai

pasal 1 tentang Kesejahteraan Anak

dengan kemampuan seorang individu

yaitu meliputi :

dalam menentukan nasibnya sendiri,

1. a.

Kesejahteraan

Anak

adalah

mengatur tingkah lakunya sendiri,

suatu

memiliki pemikiran yang kreatif dan

penghidupan

inisiatif, bertanggung jawab, serta

menjamin

mampu

perkembangannya dengan wajar,

mengatasi

masalah

tanpa

tata

kehidupan
anak

yang

dapat

pertumbuhan

dan

terpengaruh pendapat dan keyakinan

baik

orang lain.

maupun sosial;

Kemandirian merupakan salah

b.

secara

Usaha

dan

rohani,

jasmani

Kesejahteraan

anak

satu unsur penting dalam pembentukan

adalah usaha kesejahteraan sosial

kepribadian individu. Dengan perilaku

yang ditujukan untuk menjamin

mandiri,

mampu

terwujudnya Kesejahteraan Anak

mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan

terutama terpenuhinya kebutuhan

yang dihadapi dalam kehidupannya

pokok anak.

individu

akan

tanpa harus tergantung pada orang

2. Anak adalah seseorang yang belum

lain. Mandiri merupakan istilah yang

mencapai umur 21 (dua puluh satu)

sering dikaitkan dengan berdikari atau

tahun dan belum pernah kawin.

berdiri di atas kaki sendiri. Dalam

6

3. a. Orang tua adalah ayah dan atau

9. Anak cacat adalah anak yang

ibu kandung;

mengalami hambatan rohani dan

b. Wali adalah orang atau badan

atau

yang

mengganggu

dalam

menjalankan

kenyataannya
kekuasaan

asuh

sebagai orang tua terhadap anak.
4. Keluarga

adalah

kesatuan

masyarakat terkecil yang terdiri
dari ayah dan atau ibu dan anak.
5. Anak yang tidak mempunyai orang
tua adalah anak yang tidak ada lagi
ayah dan ibu kandungnya.
6. Anak yang tidak mampu adalah
anak yang karena suatu sebab tidak
dapat

terpenuhi

kebutuhan-

kebutuhannya, baik secara rohani,
jasmani maupun sosial dengan
wajar.
7. Anak terlantar adalah anak yang
karena suatu sebab orang tuanya
melalaikan kewajibannya sehingga
kebutuhan

anak

tidak

dapat

terpenuhi dengan wajar baik secara
rohani, jasmani maupun sosial.
8. Anak yang mengalami masalah
kelakuan

adalah

menunjukkan
menyimpang
masyarakat.

anak

tingkah
dari

yang
laku

norma-norma

jasmani

sehingga

pertumbuhan

dan

perkembangannya dengan wajar
Interaksionisme Simbolik
Menurut
kesuluruhan
pemikiran

Mead

(1982),

sosial
individual

mendahului
baik

secara

logika maupun temporer. Individu
yang berpikir dan sadar diri adalah
mustahil secara logika menurut teori
Mead

tanpa

didahului

adanya

kelompok sosial. Kelompok sosial
muncul lebih dulu, dan kelompok
sosial

menhasilkan

keadaan

mental

(George

Ritzer

perkembangan
kesadaran

&

diri.

Douglas

J.

Goodman, 2010 : 272-273)
Menurut Mead dalam George
Ritzer & Douglas J. Goodman, dalam
proses interaksi sosial, manusia secara
simbolik

mengkomunikasikan

arti

terhadap orang lain yang terlibat.
Orang

lain

menafsirkan

simbol

komunikasi itu dan mengorientasikan
tindakan balasan mereka berdasarkan
penafsiran mereka. Dengan kata lain,

7

dalam interaksi sosial, para aktor

himself”. Penelitian kualitatif lebih

terlibat

sulit

dalam

proses

saling

bila

dibandingkan

dengan

mempengaruhi. (2010 : 294)

penelitian kuantitaif, karena data yang

METODE PENELITIAN

terkumpul

Dalam penelitian ini pendekatan
yang

digunakan

adalah

melalui

pendekatan kualitatif. Artinya, data
yang

dikumpulkan

bukan

bersifat

subjektif

dan

instrument sebagai alat pengumpul
data

adalah

peneliti

itu

sendiri

(Sugiyono, 2014: 213-214).

berupa

Pendekatan

yang

digunakan

angka-angka, melainkan data tersebut

adalah pendekatan kualitatif dengan

berasal

wawancara,

penelitian deskriptif kualitatif. Sumber

catatan lapangan, dokumen pribadi,

data yang digunakan adalah informan

catatan memo, dan dokumen resmi

atau

lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan

informasi langsung dan lebih dalam

dari penelitian kualitatif ini adalah

pada objek penelitian. Sumber data

ingin menggambarkan realita empiric

yang lain adalah tempat penelitian dan

di balik fenomena secara mendalam,

dokumen

rinci dan tuntas. Oleh karena itu,

dijadikan sumber informasi. Teknik

penggunaan

pengumpulan

dari

naskah

pendekatan

kualitatif

narasumber

atau

untuk

arsip

data

menggali

yang

yaitu

bisa

dengan

dalam penelitian ini adalah dengan

wawancara untuk sumber data utama.

mencocokkan antara realita empirik

Untuk data sekunder dengan observasi

dengan teori yang berlaku dengan

dan

menggunakan metode deskriptif.

membantu memperkuat data primer.

Borg and Gall 1988 menyatakan

Uji

dokumentasi

validitas

data

yang

dapat

menggunakan

bahwa “Qualitative research is much

trianggulasi, yaitu trianggulasi sumber

more

dan

difficult

to

do

well

than

trianggulasi

metode.

Data

quantitative research because the data

dianalisis menggunakan analisis data

collected are usually subjective and

model interaktif, urutannya yaitu :

the

main

measurement

tool

for

collecting data is the investigator

1. Pengumpulan data

8

2. Reduksi data

alami dan turun menurun. Orang tua

3. Penyajian data

berkewajiban mendidik anak di rumah

4. Penarikan kesimpulan

diantaranya mengajari anak untuk

Prosedur penelitian di lapangan yaitu :
1. Tahap persiapan penelitian

Keluarga

tempat

terjadinya

proses

pertama

3. Tahap analisis data

pendidikan yang disebut pendidikan

4. Tahap penarikan kesimpulan

informal. Dalam hal ini orang tua

5. Tahap penyusunan laporan

memiliki kewajiban mendidik anak

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
Pendidikan
pendidikan

keluarga

yang

diperoleh

adalah
oleh

seseorang dari pengalaman sehari-hari
baik itu secara sadar maupun tidak
sadar yang berlangsung di dalam
keluarga.

Keluarga

merupakan

lembaga pendidikan informal yang
mendidik anak untuk menjadi individu
yang lebih baik. Pendidikan informal
merupakan

pendidikan

yang

berlangsung secara alami tanpa dapat
kita sadari terjadi di dalam lingkungan
sehari-hari

dan

pendidikan

keluarga tersebut berlangsung di dalam
keluarga dan masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan keluarga
di lokasi penelitian berlangsung secara

kali

merupakan

2. Tahap pengumpulan data

HASIL

hidup

menjadi individu yang lebih baik.

untuk menjadi individu yang nantinya
siap untuk terjun di masyarakat dengan
bekal ilmu dari pendidikan keluarga.
Beberapa

faktor

pendukung

dalam pendidikan informal di dalam
keluarga. Di antaranya yaitu anak
mampu

menyerap

pesan(nasihat)

orang tua dengan baik dan kemudian
mampu melakukan sebagian besar
nasihat atau pengarahan dari orang tua
tersebut

maka

dapat

mendukung

mewujudkan harapan dan tujuan orang
tua terhadap anaknya. Harapan dan
tujuan

dari

pendidikan

keluarga

merupakan bagian dari harapan dan
tujuan orang tua terhadap anaknya
yang tidak lain adalah agar anaknya
menjadi manusia yang baik yang
mampu hidup mandiri dan dapat
bertanggung jawab dengan segala

9

tugasnya sebagai manusia dan bagian

dunia anak dan berperan memberikan

dari masyarakat.

pengarahan yang baik untuk anak.

Keluarga

tempat

Anak yang menyadari bahwa mereka

pertama kali bagi seorang individu

masih sangat membutuhkan sebagian

mendapatkan pendidikan. Anak lahir

besar

dan

keluarga

kehidupannya maka setiap kali anak

bersama orang tuanya dan tinggal

memiliki kesusahan atau kekurangan

dalam satu rumah. Dari hal tersebut

maka mereka akan meminta pendapat

maka terjadi interaksi setiap harinya

dan

antara orang tua dan anak. Dengan

Berbeda ketika anak sudah menutup

adanya interaksi setiap hari, hal ini

diri terhadap orang tua maka diri anak

mendukung untuk orang tua dapat

tidak dapat diatur oleh orang tua.

tumbuh

merupakan

di

dalam

peran

orang

pertolongan

tua

dari

dalam

orang

tua.

memberikan kontrol lebih terhadap

Hambatan yang paling umum

anak agar anak tidak melakukan

terjadi yaitu perselisihan paham atau

perilaku menyimpang dan orang tua

selisih pendapat antara orang tua dan

menjadi teladan baik bagi anaknya.

anak.

Interaksi yang terjadi setiap hari dan

menyampaikan pesan A, maka anak

terus

menganggap bahwa dia menerima

menerus menjadi

hal

yang

Dimana

ketika

orang

tua

mendukung untuk saling memahami

pesan

karakter antara orang tua dan anak.

pendapat dimana orang tua dan anak

Menjadi

seorang

anak

B.

Ada

pula

perselisihan

yang

berbeda keinginan. Ketika perselisihan

masih bergantung terhadap orang tua,

pendapat tersebut berlangsung terus

anak tidak dapat menghadapi seluruh

menerus maka harapan dan tujuan

tanggung jawabnya tanpa bantuan dari

orang tua yang disampaikan melalui

orang tuanya. Ketika anak menyadari

pendidikan informal akan jauh dari

bahwa dia masih membutuhkan peran

tercapai. Orang tua akan lebih sulit

orang tua dalam menghadapi berbagai

memberikan

masalahnya maka orang tua memiliki

ketika terjadi perselisihan pendapat

pintu lebih untuk masuk ke dalam

secara terus menerus dan perilaku anak

kontrol

kepada

anak

10

semakin tidak terkontrol di usia remaja

cocok dengan kondisi anaknya yang

saat itu.

tidak sama dengan karakter anak yang

Hubungan yang semakin lama
semakin

lain. Hal ini dapat menghambat proses

merenggang

dapat

penyampaian nasihat atau pengarahan

menghambat

pendidikan

informal

terhadap anak. Begitu pula sebaliknya,

yang

di

keluarga.

orang tua yang tidak suka terhadap

Hubungan yang merenggang tersebut

sikap anak yang menerima nasihat

disebabkan karena masalah antara

dapat menimbulkan kesalahpahaman

orang tua dan anak

yang tidak

antara orang tua dan anak. Jika

terselesaikan. Ketika masalah antara

interaksi tidak terjalin baik maka dapat

orang tua dan anak tidak terselesaikan

menimbulkan rasa tidak suka di antara

maka dapat mengakibatkan hubungan

kedua pihak.

terjadi

dalam

orang tua dan anak semakin renggang

Musyawarah merupakan solusi

dan sikap terbuka anak kepada orang

yang umum digunakan di berbagai

tua semakin hilang karena hubungan

masalah dan solusi ini efektif untuk

yang tidak dekat tersebut. Hal ini

mengatasi masalah yang ada dimana

sangat

menghambat

merundingkan kembali masalah yang

informal

di

dalam

pendidikan
keluarga

jika

terjadi

dan

mencari

jalan

keluar

interaksi yang terjadi di antara mereka

bersama-sama dengan mengeluarkan

tidak baik. Dari hambatan tersebut

berbagai

menyebabkan

mengetahui

harapan

dan

tujuan

keinginan
maksud

untuk

saling

dan

tujuan

orang tua kepada anak semakin sulit

masing-masing

untuk dicapai.

mencerminkan sikap demokratis. Jika

Orang tua memiliki berbagai
karakter

masing-masing

musyawarah

pihak

diterapkan

sangat

dalam

dalam

mengatasi masalah yang ada di dalam

atau

keluarga, maka orang tua dan anak

pengarahan terhadap anaknya. Kadang

akan saling menetahui secara baik

anak memiliki rasa tidak suka terhadap

maksud dan keinginan dari masing-

cara penyampaian orang tua yang tidak

masing pihak. Dari interaksi dalam

menyampaikan

nasihat

11

musyawarah

tersebut

maka

dapat

memperdalam sikap saling mengerti
satu sama lain. Anak yang belajar

konflik maka anak mengerti apa yang
harus dilakukan.
Anak mampu memposisikan diri

bermusyawarah di dalam keluarga

ketika

maka

mengajarkan

kemungkinan

dia

akan

terjadi

konflik
anak

dan

untuk

ini
tidak

menerapkannya di luar lingkungan

mengutamakan egoisnya. Anak yang

keluarga

mampu mengkesampingkan egonya,

ketika

anak

menghadapi

masalah nantinya.

dia mampu bersikap bijaksana dalam

Nilai tambahan bagi orang tua
dan anak yang sudah saling memahami
satu sama lain. Solusi ini tidak kalah

mengatur diri sendiri dalam bersikap.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan

efektif dari musyawarah dimana anak

pembahasan

atau orang tua sudah mengerti karakter

dengan peran pendidikan keluarga

satu sama lain. Ketika menalami

dalam pembentukan sikap kemandirian

hambatan, dalam suatu contoh ketika

pada anak, dapat diperoleh kesimpulan

orang tua sedang marah maka anak

sebagai berikut :

mengetahui

harus

1. Pendidikan keluarga pada beberapa

memberikan

keluarga di Dukuh Pondok Rejo

dilakukannya,

apa

yang

bukan

dalam

hubungannya

umpan balik yang menyebabkan orang

meliputi :

tua semakin marah dan menyebabkan

a. Memberikan pengarahan kepada

konflik yang lebih besar. Namun,

anak agar tetap melakukan sikap

ketika sudah saling memahami satu

yang sesuai tata krama, nilai dan

sama lain maka ketika terjadi konflik,

norma

dapat dicegah dengan sikap saling

masyarakat.

mengerti tersebut. Solusi ini juga dapat

yang

b. Memberikan

berlaku

kontrol

di

kepada

menjadi media belajar anak di mana

anak agar setiap perilaku yang

ketika

dilakukan

anak

masyarakat

berhubungan
luas

yang

dengan
memiliki

berbagai karakter dan jika terjadi

masih

pada

batas

norma dan nilai yang berlaku di

12

masyarakat dan menghindarkan

leh orang tuanya terhadap anak

dari perilaku menyimpang.

tersebut.

nasihat

dan

b. Keluarga merupakan pendidikan

anak

mau

pertama kali yang diterima oleh

menjadi

anak dan anak tinggal bersama

pribadi yang mandiri dan mampu

orang tua, maka orang tua dan

bertanggung jawab atas dirinya

anak memiliki waktu yang lebih

sendiri sebagai anak dan sebagai

banyak untuk saling berinteraksi

pelajar.

dan memahami satu sama lain di

c. Memberikan
motivasi

agar

membangun

dirinya

d. Orang tua menjadi sosok/contoh

dalam keluarga. Selain itu, orang

teladan yang baik di rumah agar

tua lebih mudah memberikan

anak mampu mengikuti sikap-

kontrol terhadap anaknya.

sikap orang tua yang baik, selain

c. Anak menyadari bahwa mereka

dari nasihat, pengarahan dan

masih membutuhkan peran orang

pemberian motivasi kepada anak

tua dalam kehidupan sehari-

karena orang tua merupakan

harinya,

sosok utama bagi anak untuk

perkembangan diri anak. Ketika

dapat dijadikan pedoman dalam

anak membuka dirinya kepada

bersikap sehari-hari.

orang

2. Faktor yang mendukung pendidikan

terlebih

tua

orang

memberikan

sikap kemandirian pada anak :

anak.

kontrol

terhadap

3. Faktor yang menghambat dalam

pesan dari orang tua dengan

pendidikan

keluarga

baik, kemudian anak mampu

pembentukan

sikap

melaksanakan

sebagian

besar

pada anak :

nasihat

diberikan

oleh

yang

tua

memiliki peluang penuh untuk

keluarga dalam rangka membentuk

a. Anak yang mampu menyerap

maka

dalam

a. Hambatan

dalam

kemandirian

dari

proses

orang tuanya menandakan anak

pendidikan keluarga yaitu ketika

mengerti apa yang dimaksudkan

terjadi

perselisihan

pendapat

13

antara orang tua dengan anak

agar saling mengerti keinginan

maka proses pendidikan keluarga

satu sama lain dan menemukan

sedikit terhambat.

solusi yang disetujui bersama.

b. Anak ataupun orang tua tidak
menyukai sikap yang dilakukan.
Perasaan tidak suka tersebut

DAFTAR PUSTAKA

mengakibatkan hubungan antara

George Ritzer – Douglas J. Goodman.

orang tua dan anak semakin

2010. Teori Sosiologi Modern.

jauh.

Jakarta : Kencana.

c. Kurangnya pemahaman karakter

Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan

masing-masing pihak baik orang

(Suatu Pengantar). Surakarta:

tua maupun anak sebagai modal

Sebelas Maret University Press.
Redja Mudyahardjo, 2001. Pengantar

komunikasi.
4. Solusi yang ditempuh dalam mengatasi

Pendidikan.

Jakarta:

Raja

Grafindo Persada.

hambatan yang terjadi :
a. Orang tua dan anak meredamkan

Soerjono Soekanto, 1990. Sosiologi

ego masing-masing agar tidak

Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

terjadi

konflik

berkelanjutan

yang

ketika

terjadi

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif,

b. Orang tua mengerti kondisi anak

Depdikbud,

2002.

saat itu agar tidak salah dalam

Bahasa

berbicara

Balai Pustaka.

anak

dan

menempuh jalan musyawarah

Kamus

Indonesia.

No

mengatasi

Kesejahteraan Anak.

yang

terjadi.
c. Melakukan musyawarah kembali
antara orang tua dengan anak

Besar
Jakarta:

Undang-Undang Republik Indonesia

antara orang tua dan anak untuk
hambatan

dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

perselisihan pendapat.

kepada

Kualitatif,

4

tahun

1979

tentang

Undang-Undang Republik Indonesia
No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Dokumen yang terkait

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar).

0 0 15

PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI KENAKALAN ANAK (Studi Kasus di Dukuh Gorongan, Kelurahan Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah) | PURNAMASARI | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4009 8917 1 SM

1 2 13

Pengembangan Pedagang Di Obyek Wisata Sondokoro Kabupaten Karanganyar | Rahmanto | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2464 5592 1 SM

0 0 15

PARTISIPASI PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA BERJO, NGARGOYOSO, KARANGANYAR | Putra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2489 5647 1 SM

0 0 12

INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK DI PONDOK ASIH SESAMI KECAMATAN BATURETNO KAPUPATEN WONOGIRI | Lutviyanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3017 6731 1 SM

0 0 14

PERILAKU SEKSUAL KOMUNITAS GAY KAITANNYA DENGAN HIV AIDS (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Komunitas Gay Di Kota Surakarta) | - | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3924 8681 1 SM

1 4 14

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DI SMAN 1 KARANGANYAR | Mariana | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10874 22858 1 SM

0 0 15

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ADIL GENDER DI PONDOK PESANTREN AL – MUAYYAD SURAKARTA | Zahara | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10386 22102 1 SM

0 1 21

ANALISIS DIMENSI ETIS-SPIRITUAL DALAM PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK PADA PERMAINAN TRADISIONAL | Putra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10084 21462 1 SM

0 0 17

KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA DALAM PERSPEKTIF FAKTA SOSIAL | Praditama | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8832 18652 1 SM

0 0 18