PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI KENAKALAN ANAK (Studi Kasus di Dukuh Gorongan, Kelurahan Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah) | PURNAMASARI | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4009 8917 1 SM

PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI
KENAKALAN ANAK
(Studi Kasus di Dukuh Gorongan, Kelurahan Donohudan, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah)
Erna Purnamasari
K8410021

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bentuk pendidikan
yang diberikan orang tua untuk membentengi anak dari perilaku kenakalan, (2)
Untuk mengetahui strategi masyarakat dalam mengatasi kenakalan anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis
penelitian studi kasus tunggal terpancang. Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa atau
aktivitas serta dokumen dan arsip. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
mendalam, observasi dan pengumpulan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan model analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) orang tua menerapkan pola
asuh permisif sebagai bentuk pendidikan kepada anak. Pola asuh permisif ditandai
adanya pembiaran terhadap perilaku anak, (2) berdasarkan analisis teori

Durkheim, masyarakat Dukuh Gorongan menggunakan pendekatan kekeluargaan
untuk mengatasi perilaku kenakalan anak. Pendekatan kekeluargaan adalah salah
satu bentuk sanksi represif yang diterapkan oleh masyarakat Dukuh Gorongan
yang organis.
Kata kunci: kenakalan anak, pola asuh, orang tua, masyarakat organis, sanksi
represif.
ABSTRACT
The objectives of research are: (1) To find out form of education given
by parents to shield their children from delinquency behavior, (2) To find out the
strategies of communities to resolve the juvenile delinquency.
This research used descriptive qualitative approach with case study
research of single embedded. The types of data used were primary and secondary
data. The sources of data was obtained from informants, events or activities,
documents and archives. The sampling technique in this research was purposive
sampling. The techniques of collecting data were in-dept interview, observation
and collecting documentation. The technique of analyzing data used interactive
model of analysis.
The result of research showed that: (1) parents applying permissive
parenting as a form of education for children. Permissive parenting characterized
by the omission of the child's behavior, (2) based on analysis of Durkheim's

theory, hamlet community Gorongan using a family approach to resolve the

delinquency behavior. Family approach is one form of repressive sanction that
applied by the organic community Gorongan Hamlet.
Key words: juvenile delinquency, parenting, parents, organis society, repressive
sanction.
dilakukan oleh anak biasa disebut dengan

PENDAHULUAN
Berdasarkan

Undang-Undang

kenakalan anak. Perilaku kenakalan anak

23

Tahun

2002


tentang

dimaknai sebagai perilaku yang tidak

Perlindungan

Anak,

anak

adalah

sesuai dengan norma-norma yang hidup di

Nomor

seseorang yang belum berusia 18 tahun.

tengah masyarakat (Sarwirini, 2011).


Sensus penduduk Badan Pusat Statistik

Perilaku kenakalan anak dapat

(BPS) pada tahun 2010 menunjukkan

dengan mudah ditemui di berbagai tempat

bahwa 34,20% penduduk Indonesia yaitu

dalam masyarakat. Berdasarkan observasi

sebanyak 81,4 juta jiwa adalah penduduk

awal, kenakalan anak di Dukuh Gorongan

berusia anak. Pada tahun 2011, jumlah

lebih banyak berwujud pelanggaran norma


hampir sama juga ditunjukkan data dari

masyarakat daripada pelanggaran norma

Kementerian Pemberdayaan Perempuan &

hukum, meskipun juga terdapat beberapa

Perlindungan

yaitu

kasus yang dilimpahkan ke kepolisian.

sebanyak 33,9% atau 82,5 juta jiwa

Kenakalan anak di Dukuh Gorongan

penduduk Indonesia berusia anak. Dalam


antara lain membolos sekolah, tawuran,

dua tahun berturut-turut diketahui bahwa 1

keluyuran, mabuk-mabukan, mencuri serta

dari 3 orang penduduk Indonesia adalah

bergabung dengan geng yang memberikan

penduduk usia anak.

pengaruh buruk bagi anak.

Jumlah
sepertiga

Anak


(KPP&PA)

anak

penduduk

yang

Semakin lama, masalah kenakalan

mencapai

Indonesia

dapat

anak dirasakan semakin meningkat baik

menguntungkan Negara dalam hal sosial


secara

budaya,

dan

(Sudarsono, 2004: 84). Meningkatnya

pembangunan jika dapat dimanfaatkan

perilaku kenakalan anak tidak terlepas dari

secara optimal. Namun jika tidak diiringi

peran orang tua dan masyarakat dalam

dengan peningkatan kualitas anak, maka

membimbing dan mengarahkan anak.


akan memicu lahirnya penyimpangan

Keluarga

sosial.

utama sangat memengaruhi perkembangan

ekonomi,

Penyimpangan

politik

sosial

yang

kualitatif


sebagai

maupun

tempat

kuantitatif

pengasuhan

seorang anak. Perkembangan perilaku

penelitian adalah studi kasus tunggal

anak akan dapat dicapai secara optimal

terpancang dengan menetapkan satu lokasi

jika keluarga mampu menciptakan situasi


dan tertuju pada satu sasaran yaitu di

yang kondusif dan mendukung melalui

Dukuh Gorongan, Kelurahan Donohudan,

penerapan pola asuh yang sesuai bagi anak

Kecamatan

serta sesuai dengan perkembangan zaman

Boyolali, Jawa Tengah. Kasus adalah hal

yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013:

yang spesifik (Denzin, 2009: 300). Kasus

12).

yang diangkat dalam penelitian hanya

Ngemplak,

Kabupaten

lingkungan

ditemukan di Dukuh Gorongan yaitu

masyarakat memegang peranan penting

berkaitan dengan keterlibatan anak dalam

dalam perkembangan anak (Simandjuntak,

Geng

1983). Masyarakat memiliki pengaruh

timbulnya kenakalan anak.

Setelah

keluarga,

Gondhez’s

sebagai

penyebab

Penelitian dilakukan dalam waktu

besar terhadap kenakalan anak. Peran
melakukan

6 (enam) bulan dari bulan Desember 2013

pengendalian terhadap individu agar dapat

hingga Mei 2014. Jenis data yang

berperilaku sesuai dengan norma dan nilai

digunakan adalah data primer melalui

yang telah disepakati bersama. Jika norma

wawancara dan data sekunder melalui

dan nilai dalam masyarakat tidak dapat

observasi. Data wawancara digunakan

menentukan bagaimana ganjaran atau

untuk memperoleh informasi tentang pola

penghargaan

asuh orang tua, jenis kenakalan anak, dan

masyarakat

individu,

adalah

didistribusikan
maka

kehilangan
individu.

kepada

masyarakat

strategi

masyarakat

dalam

mengatasi

atas

perilaku

kenakalan anak. Data observasi digunakan

adalah

lahirnya

untuk menegaskan maupun mengecek

pengendali
Akibatnya

telah

berbagai bentuk penyimpangan, salah

kembali data wawancara.
Sumber data dalam penelitian

satunya yaitu kenakalan anak.

adalah informan, peristiwa atau aktivitas,
serta dokumen atau arsip.

METODE

Informan

Penelitian ini adalah penelitian

meliputi anak usia 11-18 tahun, orang tua

kualitatif. Dengan penelitian kualitatif,

dari anak berusia 11-18 tahun, serta

peneliti dapat menangkap makna dari

masyarakat Dukuh Gorongan. Peristiwa

pernyataan

dan

informan

sehingga

dapat

aktivitas

yang

diamati

meliputi

diperoleh pemahaman yang komprehensif

interaksi orang tua dengan anak, perilaku

mengenai peran orang tua dan masyarakat

kenakalan anak, serta respon masyarakat

dalam mengatasi kenakalan anak. Jenis

terhadap kenakalan anak. Dokumen yang

digunakan berupa surat pernyataan hasil

perilaku terhadap anak sehingga perilaku

musyawarah masyarakat Dukuh Gorongan

kenakalan anak di Dukuh Gorongan

dalam mengatasi kenakalan anak.

dianggap

Teknik

sampling

dalam

sebagai

Pembiaran

sebuah

kewajaran.

anak

disebabkan

perilaku

penelitian ini adalah purposive sampling

adanya

dengan cara memilih informan yang

pengasuhan karena tingkat pendidikan

dianggap mengetahui permasalahan yang

orang tua yang rendah. Pendidikan orang

diteliti

dapat

tua adalah tamat SMP, tamat SD dan tidak

dipercaya untuk menjadi sumber data

pernah menempuh pendidikan formal.

yang baik. Pengumpulan data dilakukan

Orang

melalui wawancara mendalam, observasi

mengasuh adalah memenuhi kebutuhan

dan mencatat dokumen.

material

secara

mendalam

dan

Validitas data diperoleh dengan

persepsi

tua

yang

memiliki

anak.

salah

persepsi

Sehingga

tentang

bahwa

orang

tua

menghabiskan sebagian besar waktunya

melakukan triangulasi sumber atau data

untuk

dan triangulasi metode. Triangulasi data

memenuhi kebutuhan tersebut. Bapak

dilakukan dengan mengecek dua atau

Supardi bekerja sebagai sopir armada es

lebih informan yang berbeda mengenai

batu dari pukul 05.30 hingga 18.00 WIB.

data yang sama yaitu antara informan

Ibu Sutarmi bekerja sebagai penjual

kunci

pendukung.

makanan keliling dari pukul 05.30 hingga

Triangulasi metode dilakukan dengan

14.00 dan suami bekerja sebagai sopir bus

membandingkan data wawancara dengan

karyawan pabrik dari pukul 04.30 hingga

data observasi.

18.00 WIB. Ibu Suratmi bekerja sebagai

dan

informan

Penelitian
teknik

analisis

ini
data

menggunakan
model

analisis

interaktif yang dimulai dari pengumpulan

bekerja

mencari

uang

guna

ibu rumah tangga dan suami bekerja
sebagai tukang kayu dari pukul 07.00
hingga 18.00 WIB.

data melalui wawancara, observasi dan

Kesibukan bekerja membuat orang

mencatat dokumen. Data yang terkumpul

tua tidak memiliki waktu yang cukup

lalu direduksi. Setelah direduksi, data-data

untuk berinteraksi dan berkomunikasi

disajikan dalam bentuk narasi lalu ditarik

dengan anak. Sehingga orang tua kurang

suatu kesimpulan.

mengetahui tumbuh kembang anak.
Informan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa orang tua melakukan pembiaran

Wiwik

merasa

tidak

memperoleh kasih sayang dan perhatian
dari ayahnya karena kurang tercukupinya
intensitas

waktu

bersama.

Akibatnya

adalah Wiwik mencari perhatian dengan

dapat ditiru oleh anak. Saat Dika tidak

cara melanggar berbagai peraturan baik di

menjalankan sholat, Ibu Suratmi berusaha

lingkungan rumah, masyarakat maupun

untuk menegurnya namun tidak pernah

sekolah. Pelanggaran dilakukan Wiwik

diperhatikan oleh Dika. Ibu Suratmi tidak

tanpa sepengetahuan sang ayah, karena

memberikan upaya lanjutan agar Dika mau

ayahnya

rumah.

menjalankan sholat karena menurut Ibu

Kesibukan Ibu Sutarmi dan suami juga

Suratmi, yang terpenting adalah ia telah

menimbulkan pembiaran perilaku terhadap

memberikan

anak. Ibu Sutarmi dan suami menyerahkan

diperhatikan Dika atau tidak.

jarang

berada

di

teguran,

entah

itu

pengawasan perilaku Cyndi kepada anak

Perilaku kenakalan anak di Dukuh

keduanya yaitu Bustar, sedangkan perilaku

Gorongan dipengaruhi oleh keberadaan

Bustar tidak mendapatkan pengawasan

orang

dari siapa pun. Bustar membebaskan

mendanai aktivitas berkumpul disertai

perilaku Cyndi karena Bustar merasa

mabuk-mabukan.

bahwa perilakunya juga dibebaskan oleh

adalah Darta, Joko dan Widi. Orang tua,

orang tua. Hal serupa juga terjadi di

seperti Ibu Suratmi, membiarkan Dika

keluarga Ibu Suratmi. Kesibukan suami

bergaul dengan ketiga orang tersebut

Ibu Suratmi bekerja membuat ia tidak

karena adanya rasa segan dan takut. Rasa

mengetahui aktivitas Dika sehari-hari. Hal

segan ditujukan kepada Darta dan Joko

ini

adanya

yang sering berkontribusi dalam setiap

keterbukaan dari Ibu Suratmi sebagai ibu

acara di Dukuh Gorongan dengan modal

rumah tangga yang mengetahui perilaku

yang mereka miliki. Rasa takut ditujukan

kenakalan Dika, sehingga sang suami

kepada Widi. Larangan

menganggap bahwa perilaku Dika baik-

kepada Dika untuk bergaul dengan Widi

baik saja dan tidak menyimpang.

dapat menimbulkan kesalahpahaman pada

ditambah

dengan

tidak

Selain itu, orang tua juga tidak

pihak

yang

Widi,

memiliki

Orang-orang

sehingga

menampilkan keteladanan yang baik bagi

melakukan

anak. Ibu Suratmi menyuruh Dika untuk

terhadap Ibu Suratmi.

tersebut

memicu

Widi
fisik

di

Dukuh

dibedakan

menjadi

sendiri tidak melaksanakannya. Demikian

Gorongan

juga Bapak Supardi yang menegur Wiwik

kenakalan anak yang biasa terjadi di

untuk sholat, namun Bapak Supardi juga

Dukuh Gorongan dan kenakalan anak yang

tidak menjalankan sholat. Orang tua tidak

masuk ke ranah kepolisian. Perbedaan

memberikan

jenis

keteladanan

positif

yang

dapat

anak

untuk

Ibu Suratmi

ancaman-ancaman

Kenakalan

menjalankan sholat, namun Ibu Suratmi

modal

kenakalan

berpengaruh

pada

perbedaan

strategi

masyarakat

untuk

Lokasi mabuk-mabukan di antaranya yaitu
di

mengatasinya.

sepanjang

jalan

Wisma

Haji

Kenakalan anak yang biasa terjadi

Donohudan, di pos ronda RT. 02, di pos

di Dukuh Gorongan mencakup perilaku

ronda RT. 03, di teras rumah Widi, di teras

membolos sekolah, pulang larut malam

rumah Joko dan di teras rumah Ibu

serta aktivitas mabuk-mabukan. Perilaku

Dalinem.

membolos dilakukan Ervan dan Bowo.

Saat menjumpai Bowo sedang

Bowo sering membolos sekolah hingga

mabuk-mabukan di sepanjang jalan Wisma

mendapatkan

pihak

Haji Donohudan, tindakan yang dilakukan

sekolah sebanyak 4 kali. Ibu Dalinem

warga yaitu memulangkan Bowo ke rumah

berpendapat

Bowo

dengan tujuan agar keluarga mengetahui

yang

terlalu

perilaku Bowo di luar rumah sehingga

sehingga

Bowo

keluarga dapat mengambil tindakan untuk

disebabkan
memanjakan

kunjungan

bahwa
orang

dari

perilaku
tua

anak

mengatasinya.

berperilaku sesuka hati.
Selanjutnya

terdapat

Untuk perilaku mabuk-mabukan

perilaku

pulang larut malam. Perilaku ini dilakukan

yang

oleh Wiwik yang pulang pukul 02.30 dini

rumahnya, Ibu Dalinem menyatakan tidak

hari saat perayaan malam tahun baru, lalu

pernah memberikan teguran. Selain Ibu

Dika setiap hari pulang antara pukul 02.00

Dalinem, masyarakat juga tidak berani

– 04.00 dini hari, serta Bustar yang sering

untuk menegur atau membubarkan. Orang

pulang pukul 06.00 pagi karena pergi ke

tua dari anak yang mabuk-mabukan pun

rumah teman sekolahnya. Sanksi yang

tidak ada yang datang untuk menegur

diberikan masyarakat menurut Wiwik

anaknya. Menurut Ibu Dalinem, salah satu

adalah adanya perbincangan kasak-kusuk

alasan anak sering mabuk-mabukan adalah

dari tetangga. Kasak-kusuk itu lama-

adanya kebebasan serta tidak adanya

kelamaan terdengar oleh keluarga, lalu

tuntunan dari orang tua mereka.

Wiwik akan dimarahi oleh keluarganya.
Di Dukuh Gorongan juga sering

sering

dilaksanakan

Aktivitas
berdampak

pada

di

teras

mabuk-mabukan
munculnya

perilaku

diadakan aktivitas mabuk-mabukan yang

kenakalan lain, yaitu mencuri. Ketika tidak

melibatkan hampir semua anak laki-laki.

ada dana dari Joko dan Darta, anak tidak

Informan Sami menyebutkan anak laki-

bisa melakukan aktivitas mabuk-mabukan

laki usia sekolah yang sering terlibat pesta

karena tidak ada uang untuk membeli

minuman keras adalah Usman, Didit,

minuman keras. Hal itu memicu anak

Dika, Agus, Dicky, Anton dan Bowo.

melakukan pencurian untuk mendapatkan

uang. Perilaku pencurian dilakukan oleh

mengancam

korban;

Suranto

melaporkan

keberadaan

yang sering mencuri pisang

pelaku

akan

Widi

kepada

tanaman warga dan Catur yang beberapa

pihak Polsek Ngemplak; serta jika pelaku

kali mencuri ayam milik bibinya sendiri.

tidak menepati kesepakatan maka pelaku

Selain kenakalan di atas, di Dukuh

sanggup diproses menurut hukum yang

Gorongan juga terdapat kenakalan anak

berlaku. Surat pernyataan dibuat dengan

yang sampai ke ranah kepolisian. Kasus

disaksikan korban dan keluarga korban,

pertama melibatkan Widi dalam kasus

keluarga pelaku, saksi kejadian, serta ketua

penganiayaan terhadap Rian. Kasus ini

RT 02 Dukuh Gorongan.

dapat

diselesaikan

melalui

jalur

kekeluargaan, meskipun berkas laporan
telah

sampai

ke

pihak

PEMBAHASAN

kepolisian.

Penerapan Pola Asuh dalam Keluarga

Masyarakat meminta Widi membuat surat

sebagai Bentuk Pendidikan Terhadap

pernyataan yang berisi bahwa Widi tidak

Anak
Perilaku kenakalan anak di Dukuh

akan mengulangi kembali perbuatannya
Dukuh

Gorongan

dianggap

Gorongan. Apabila Widi melanggarnya,

kewajaran

karena

Widi bersedia diproses secara hukum.

perilaku anak oleh orang tua. Pembiaran

Surat

dan

perilaku anak disebabkan adanya persepsi

ditandatangani dengan disaksikan oleh

yang salah tentang pengasuhan sebagai

korban, orang tua pelaku, ketua RT 02 dan

akibat tingkat pendidikan orang tua yang

03 Dukuh Gorongan, serta beberapa orang

rendah. Orang tua beranggapan bahwa

saksi.

mengasuh adalah memenuhi kebutuhan

yang

merugikan

masyarakat

pernyataan

dibuat

Kasus kedua melibatkan Hendrik

material

anak

sebagai

adanya

sehingga

suatu

pembiaran

orang

tua

sebagai pelaku penganiayaan terhadap

menghabiskan sebagian besar waktunya

Warsido dan Warsidi atas perintah Widi.

untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan

Kasus ini juga diselesaikan melalui jalan

tersebut. Kesibukan orang tua bekerja

kekeluargaan

surat

menyebabkan tidak terpenuhinya aspek

pernyataan. Surat pernyataan berisi bahwa

pengasuhan yang lain yaitu responding

kedua

preventing, monioring, mentoring dan

belah

menyelesaikan

dengan

membuat

pihak

sepakat

masalah

melalui

untuk
jalan

modelling.
Upaya responding (menanggapi)

kekeluargaan dengan beberapa ketentuan,
yaitu

pelaku

perbuatannya;

tidak

akan

pelaku

mengulangi
tidak

akan

tidak dilakukan oleh orang tua karena
orang

tua

cenderung

lebih

sering

memberikan reaksi atas perilaku anak.

keluarga

Dalam mereaksi, orang tua tidak mampu

terjadinya

memikirkan jalan terbaik yang harus

(Santrock, 2003: 525). Pemantauan Ibu

dilakukan untuk mencapai hasil terbaik

Suratmi kepada Dika yang sangat longgar

bagi anak. Reaksi yang diberikan Ibu

memperbolehkan Dika bergaul dengan

Suratmi kepada Dika saat Dika tidak

siapa pun, termasuk dengan Darta, Widi

menjalankan sholat tidak dapat mencapai

dan Joko. Pergaulan Dika dengan orang-

hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan

orang tersebut secara langsung maupun

ketika Dika tidak menggubris teguran dari

tidak langsung akan membawa pengaruh

Ibu Suratmi, Ibu Suratmi tidak tidak

negatif bagi Dika.

memberikan

upaya

lanjutan

preventing

dapat

perilaku

menimbulkan

kenakalan

anak

Untuk dapat melakukan mentoring

untuk

(pendampingan) kepada anak, hal yang

mencapai hasil yang diinginkan..
Upaya

yang

(pencegahan)

perlu

dilakukan

orang

hanyalah

dilakukan sebelum perilaku kenakalan

menghabiskan

anak terjadi dengan cara orang tua terlibat

(Eunice Kennedy Shriver NICHD, hlm.

secara

anak.

17). Pendampingan anak bertujuan untuk

Hubungan positif antara orang tua dan

mendukung dan mendorong perilaku anak

anak dapat memberikan lingkungan yang

yang sesuai dengan aturan serta melarang

stabil bagi anak untuk tumbuh dan

perilaku yang tidak sesuai. Bapak Supardi

berkembang. Dalam hubungan itu, orang

melarang anaknya untuk berteman dekat

tua menerapkan peraturan secara konsisten

dengan laki-laki, namun karena intensitas

beserta sanksi-sanksinya. Hal ini dilakukan

waktu yang dihabiskan bersama Wiwik

agar anak mengetahui perilaku mana yang

sangat

sesuai dan tidak sesuai dengan aturan.

Supardi tidak mengetahui bahwa Wiwik

Hubungan positif tidak dapat diciptakan

berulang kali melanggar larangan itu.

orang tua, karena kesibukan orang tua

Akibatnya,

bekerja menyebabkan komunikasi dan

menentukan tindakan yang harus diambil

interaksi orang tua dengan anak menjadi

untuk mengatasi perilaku kenakalan anak

terbatas.

agar tidak berkelanjutan.

aktif

dalam

kehidupan

Kesibukan orang tua bekerja juga

waktu

tua

terbatas

Upaya

bersama

menyebabkan

orang

tua

tidak

modelling

anak

Bapak

dapat

(pemodelan)

monitoring

dapat dilakukan orang tua dengan cara

(memantau) lingkungan pergaulan anak.

menggunakan kata-kata dan tindakannya

Pengawasan orang tua yang longgar atau

sendiri sebagai teladan positif bagi anak.

tidak memadai adalah faktor utama dalam

Sebagai

menghambat

upaya

contoh,

jika

Bapak

Supardi

menginginkan Wiwik menjalankan sholat,

mereka sendiri (Herien Puspitawati, 2009:

maka Bapak Supardi juga harus rajin

11).

sholat. Anak melihat orang tua sebagai

Ketergantungan dalam masyarakat

teladan dan menganggap perilaku mereka

organis lebih mengarah pada hubungan

harus ditiru. Jika sang teladan melakukan

ekonomi daripada hubungan emosional.

pelanggaran aturan, maka anak akan

Sehingga

melakukan hal yang sama.

memiliki suatu hubungan tertentu dengan

Tidak adanya upaya RPM3 dalam

ketika

masyarakat

tidak

seorang individu, mereka lebih memilih

aktivitas mengasuh anak akan mendorong

untuk

bersikap

acuh.

Ketidakacuhan

orang tua melakukan pembiaran perilaku

masyarakat

mencakup

permasalahan

terhadap anak. Pembiaran perilaku anak

kenakalan anak. Selama kenakalan anak

menandakan lemahnya kontrol dari orang

tidak

tua. Hurlock (dalam Aisyah, 2010: 6)

masyarakat,

mengemukakan bahwa pola asuh permisif

menaruh

bercirikan adanya kontrol dan bimbingan

Keterlibatan anak-anak Dukuh Gorongan

yang kurang dari orang tua serta orang tua

dalam aktivitas berkumpul dan mabuk-

bersikap longgar atau bebas terhadap anak.

mabukan tidak mendapat perhatian yang

mengganggu

dan

merugikan

masyarakat

cenderung

ketidakpedulian

terhadapnya.

serius dari masyarakat karena aktivitas itu
Pendekatan

Kekeluargaan

Sebagai

Strategi Penanganan Kenakalan Anak

tidak merugikan masyarakat. Aktivitas
mabuk-mabukan hanya merugikan diri

Gorongan

anak sendiri baik dalam hal finansial

adalah salah satu bentuk masyarakat

maupun kesehatan, sehingga hal itu tidak

organis

menjadi urusan publik.

Masyarakat

dengan

Dukuh

berbagai

spesialisasi

individu di dalamnya. Dalam bidang
pekerjaan,

data

statistik

penduduk

Jika merujuk pada konsep Emile
Durkheim,

bentuk

masyarakat

Dukuh

menunjukkan bahwa di Dukuh Gorongan

Gorongan yang organis idealnya memiliki

terdapat berbagai jenis mata pencaharian

hukum restitutif untuk mengatasi perilaku

masyarakat antara lain buruh, karyawan

kenakalan

swasta,

serta

restitutif akan melibatkan Negara, karena

Pegawai Negeri Sipil. Adanya pembagian

Negara adalah pemilik kekuasaan dan

kerja menciptakan ketergantungan yang

perwujudan

dari

mengikat antara satu individu dengan

masyarakat.

Setiap

individu

peraturan

wiraswasta,

lain,

pedagang

karena

mampu memenuhi

individu

tidak

seluruh kebutuhan

anak.

Penerapan

kesadaran

hukum

kolektif

pelanggaran

perundang-undangan

atas
yang

disahkan oleh Negara dianggap sebagai

pelanggaran terhadap nurani kolektif yang

pendekatan kekeluargaan bukan sebagai

dapat mengancam solidaritas sosial (Ken

penentu hukuman yang akan dijatuhkan

Thompson,

terdapat

kepada pelaku seperti dalam hukum

seorang individu atau anak yang terbukti

restitutif. Peran polisi adalah sebagai

melakukan pelanggaran hukum maka anak

mediator, fasilitator atau pun pengawas.

akan berhadapan dengan negara melalui

Penentu hukuman kepada pelaku atau jalan

aparatur penegak hukumnya. Masyarakat

keluar terbaik bagi kedua belah pihak

organis menganggap bahwa penyelesaian

adalah masyarakat. Hadi Supeno (2010:

kasus pelanggaran atau kenakalan anak

222)

adalah melalui jalur hukum pidana.

musyawarah kekeluargaan, pelaku dan

2002:

61).

Jika

menjelaskan

bahwa

dalam

Konsep ideal Emile Durkheim

korban beserta keluarga dan masyarakat

mengenai masyarakat mekanis dan hukum

berada pada posisi yang sejajar untuk

represif serta masyarakat organis dan

menentukan jalan keluar terbaik yang

hukum restitutif tidak ditemukan pada

harus ditempuh setelah pelaku menyadari

masyarakat Dukuh Gorongan. Jika dilihat

kesalahannya.

dari

struktur

dan

masyarakat

sifat

Tujuan

masyarakat,

Dukuh

Gorongan

kekeluargaan

utama
yang

menganut

represif

Akan tetapi dalam menghadapi perilaku

diderita

kenakalan

Dukuh

terhadap luka akibat perbuatannya, serta

Gorongan cenderung menggunakan hukum

konsiliasi dan rekonsiliasi di kalangan

represif yang menjadi ciri khas masyarakat

korban, pelaku dan masyarakat (Hadi

mekanis.

Supeno, 2010: 202). Upaya ini akan

anak,

masyarakat

masyarakat

korban,

perbaikan

luka

hukum

organis.

merepresentasikan

adalah

pendekatan

pengakuan

yang
pelaku

setiap

melahirkan rasa malu dan tanggung jawab

perilaku pelanggaran berada di bawah

dalam diri pelaku dan keluarga atas

pengawasan masyarakat secara langsung,

kesalahan pelaku, serta memotivasi pelaku

bukan di bawah pengawasan lembaga

beserta

penegak hukum seperti dalam hukum

memperbaikinya. Hal itu sesuai dengan

restitutif.

pendapat

Dalam

hukum

Pendekatan

represif,

yang

ditempuh

keluarganya

Soetandyo

untuk

Wignjosoebroto

masyarakat bukan melalui pendekatan

(2002) bahwa hukuman bagi pelaku

hukum

melalui

pelanggaran menurut hukum represif tidak

dengan

harus

pidana,

pendekatan

melainkan

kekeluargaan

mencerminkan

pertimbangan

melibatkan korban, pelaku dan ketua RT

rasional mengenai jumlah kerugian secara

sebagai

obyektif,

saksi.

Peran

polisi

dalam

juga

bukan

penyesuaian

hukuman dengan kejahatannya, melainkan

pengasuhan

hukuman tersebut menggambarkan dan

pendidikan orang tua yang rendah. Orang

menyatakan

tua beranggapan bahwa mengasuh adalah

kemarahan

kolektif

yang

sebagai

akibat

tingkat

muncul. Fungsi hukum represif dalam

memenuhi

kebutuhan

pendekatan kekeluargaan adalah untuk

Sehingga

orang

menekan

sebagian besar waktunya untuk bekerja

penyimpangan-penyimpangan

terhadap nurani kolektif yang lainnya.

guna

material

tua

memenuhi

anak.

menghabiskan

kebutuhan

tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas

Kesibukan bekerja menyebabkan tidak

dapat diketahui bahwa konsep Emile

terpenuhinya aspek pengasuhan lain yaitu

Durkheim

responding

(menanggapi),

masyarakat antara mekanis dan organis

(mencegah),

monitoring

beserta hukum represif dan restitutifnya

mentoring (mendampingi) dan modelling

tidak dapat secara tegas dipisahkan antara

(meladani).

mengenai

pembagian

Strategi

keduanya. Masyarakat Dukuh Gorongan

preventing
(memantau),

masyarakat

Dukuh

adalah salah satu contoh masyarakat

Gorongan untuk mengatasi kenakalan anak

peralihan dari masyarakat mekanis menuju

adalah melalui pendekatan kekeluargaan.

organis. Proses peralihan yang belum

Pendekatan kekeluargaan adalah salah satu

sempurna menyebabkan beberapa sisi

perwujudan hukum represif. Masyarakat

masyarakat sudah menunjukkan ciri khas

Dukuh

masyarakat organis namun beberapa sisi

organis

yang lain masih menggunakan ciri khas

masyarakatnya yang memiliki spesialisasi

masyarakat mekanis yang belum dapat

dan tingkat individualitas tinggi. Akan

dihilangkan. Akibatnya, masyarakat tidak

tetapi masyarakat Dukuh Gorongan juga

dapat digolongkan menjadi masyarakat

merupakan masyarakat mekanis karena

mekanis atau masyarakat organis seperti

hukum yang diterapkan masih didominasi

konsep Emile Durkheim.

oleh hukum represif.

Gorongan
jika

adalah

dilihat

masyarakat

dari

bentuk

Saran yang dapat diberikan kepada
orang

PENUTUP
Bentuk pola asuh yang diterapkan

tua

menambah

antara

lain

hendaknya:

wawasan

mengenai

oleh orang tua untuk mendidik anak adalah

pengasuhan dengan cara memperbanyak

pola asuh permisif. Hal ini dikarenakan

membaca

orang tua melakukan pembiaran perilaku

mengenai pengasuhan anak, serta dengan

anak. Pembiaran perilaku anak disebabkan

cara saling berbagi pengalaman antar

adanya

sesama orang tua mengenai pengasuhan

persepsi

yang

salah

tentang

maupun

melihat

liputan

dan tumbuh kembang anak; membangun
komunikasi positif dengan anak dengan
cara

memperbanyak

waktu

dan

perbincangan bersama anak; mengawasi
lingkungan

pergaulan

anak

karena

lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukan perilaku anak; dapat menjadi
sosok panutan yang dapat diteladani anak
dengan cara menampilkan perkataan dan
perilaku yang baik kepada anak seperti
tidak berbicara kasar, tidak melanggar
aturan serta menjalin hubungan yang baik
dengan individu lain. Sedangkan saran
untuk masyarakat adalah hendaknya peduli

php/daftar-buku/profilanak?download=510%3Aprofilanak
2012
Denzin, Nourman K & Lincoln, Yuanna S.
(2009). Handbook of Qualitative
Research. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Eunice Kennedy Shriver National Institute
of Child Health and Human
Development.
(NICHD).
--.
Adventures In Prenting: How
Responding, Preventing, Monitoring,
Mentoring and Modelling Can Help
You Be A Successful Parent. US: U.S
Department of Health and Human
Services. Diperoleh 3 April 2014
dari
https://www.nichd.nih.gov/publicati
ons/pubs/adv_in_parenting/documen
ts/adventures_in_parenting_rev.pdf

terhadap lingkungan anak dengan cara
memberikan teladan yang baik bagi anak
serta memberikan teguran dan pengarahan
ketika anak melakukan pelanggaran.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. (2010). Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Tingkat
Agresivitas Anak. Jurnal Meditek, 2
(1), 1-7. Diperoleh 23 Januari 2014
dari
http://ftunm.net/medtek/Jurnal_Medtek_Vol
.2_No.1_April_2010/ARTIKEL%20
IBU%20ICHA%20PKK.pdf
Badan Pusat Statistik, Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak. (2012). Profil
Anak Indonesia 2012. Jakarta:
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPP&PA). Diperoleh 11 Januari
2014
dari
http://www.menegpp.go.id/v2/index.

Hadi Supeno. (2010). Kriminalisasi Anak:
Tawaran
Gagasan
Radikal
Peradilan Anak Tanpa Pemidanaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Herien
Puspitawati.
(2009).
Teori
Struktural
Fungsional
dan
Aplikasinya
Dalam
Kehidupan
Keluarga. Bogor: Departemen Ilmu
Keluarga dan Konsumen Fakultas
Ekologi Manusia IPB. Diperoleh 19
Januari
2014
dari
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/12
3456789/40279/3/Pages%20from%2
0TEORI%20STRUKTURAL%20F
UNGSIONAL%20DAN%20APLIK
ASINYA%20DALAM%20KEHIDU
PAN%20KELUARGA%20(51118).pdf
Jonaidi. (2013). Analisis Sosiologis
Terhadap Perilaku Menyimpang
Siswa Pada SMA Pembangunan
Kabupaten Malinau.
E-Journal
Sosiatri-Sosiologi,
1(3),
11-24.
Diperoleh 27 Desember 2013 dari
http://ejournal.sos.fisip-

unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/09/ejournal%2
0(09-09-13-07-49-38).pdf
Santrock, John W. (2003). Adolescence:
Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga
Sarwirini. (2011). Kenakalan Anak
(Juvenile Delinquency): Kausalitas
dan Upaya Penanggulangannya.
Perspektif, XVI (4), 244-251.
Diperoleh 14 Januari 2014 dari:
http://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/20
1209442514478516/5.pdf
Simandjuntak, B. (1983). Latar Belakang
Kenakalan
Remaja.
Bandung:
Penerbit Alumni
Soetandyo
Wignjosoebroto.
(2002).
Hukum: Paradigma, Metode dan
Masalah. Jakarta: Lembaga Studi
dan Advokasi Masyarakat. Diperoleh
19
Januari
2014
dari
http://www.elsam.or.id/downloads/1
369625641_HukumParadigmaMetod
eDanMasalah-SoetandyoELSAM.pdf
Sudarsono. (2004). Kenakalan Remaja.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Thompson, Ken. (2002). Emile Durkheim
Revised Edition. New York:
Routledge. Diperoleh 19 Januari
2014
dari
http://swauop.yolasite.com/resources
/Durkheim%20%20key%20sociologists.pdf
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002.
Diperoleh 21 Januari 2014 dari
http://riau.kemenag.go.id/file/dokum
en/UUNo23tahun2003PERLINDUN
GANANAK.pdf

Dokumen yang terkait

PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENGATASI KENAKALAN ANAK (Studi Kasus di Dukuh Gorongan, Kelurahan Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah).

0 1 16

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) | MUSTAQIMAH | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6630 14081 1 SM

0 0 13

POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI (Studi Kasus Di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) | KURNIAWAN | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2943 6589 1 SM

0 0 17

Partisipasi Perempuan Dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Di Desa Keyongan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali | Meita | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2443 5541 1 SM

0 0 7

BUDAYA “SAMBATAN” DI ERA MODERNISASI (Study Kasus Di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali) | Maryani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2826 6347 1 SM

0 0 14

TAMAN CERDAS SEBAGAI SIMBOLISASI KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA (Studi Kasus di Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta) | Utami | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4032 8976 1 SM

1 2 14

POLA PERILAKU MASYARAKAT BERBASIS GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH DI KELURAHAN SUMBERREJO KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG | Fauziah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4407 9829 1 SM

0 0 12

PERAN SENDRATARI RAMAYANA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL (STUDI KASUS DI BALEKAMBANG KOTA SURAKARTA) | Sani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10111 21509 1 SM

0 0 18

KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA DALAM PERSPEKTIF FAKTA SOSIAL | Praditama | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8832 18652 1 SM

0 0 18

STRATEGI ORANG TUA UNTUK MEMINIMALISIR DAMPAK TELEVISI TERHADAP ANAK DI KOTA SURAKARTA | Kusuma | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 11259 23698 1 SM

0 1 21