INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK DI PONDOK ASIH SESAMI KECAMATAN BATURETNO KAPUPATEN WONOGIRI | Lutviyanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3017 6731 1 SM

INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK
KEMANDIRIAN ANAK DI PONDOK ASIH SESAMI
KECAMATAN BATURETNO KAPUPATEN WONOGIRI
Novia Irma Lutviyanti
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak: Pada hakekatnya pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara opersional pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, berwatak, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan
karakter menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam
proses internalisasi pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam
membentuk jati diri dan perilaku anak. Keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai
bagian dari lingkungan memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu
setiap keluarga, sekolah dan masyarakat harus memiliki pendisiplinan dan
kebiasaan niai nilai karakter kepada anak agar kelak anak mampu untuk hidup
mandiri dengan tetap menjaga sikap baik dalam setiap tindakan dan perbuatannya.
Sikap kamandirian yang tercipta dalam diri anak akan dilandasi dengan nilai-nilai
terpuji lainnya apabila dalam pembentukan sikap kemandirian itu didasarkan pada

nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter
Kata Kunci: Internalisasi, Pendidikan Karakter, Kemandirian
PENDAHULUAN
Keluarga adalah

keluarga

karena

alasan

tertentu,

pendidik

seperti orang tua telah meninggal

pertama dan utama, karena dari

dunia dan menjadi anak yatim piatu,


keluarga

kali

anak dari keluarga yang kedua orang

memperoleh dasar-dasar pendidikan

tuanya bercerai, anak berasal dari

kepribadian yang sangat penting bagi

keluarga tidak mampu dan terlantar,

perkembangan

sehingga kebutuhan pendidikannya

anak


pertama

pribadi

maupun

dalam kehidupannya.
Ada

beberapa

tidak terpenuhi secara wajar.
anak

Panti Asuhan adalah salah

dihadapkan pada pilihan yang sulit

satu lembaga sosial yang mendidik


bahwa anak harus berpisah dari

dan membina anak yang mengalami

1

masalah

sosial.

Panti

merupakan kepribadian khusus yang

asuhan

membedakan dengan orang lain.

berperan sebagai pengganti keluarga


Lebih rinci Syarbini (2012:

atau orang tua dalam memenuhi
kebutuhan

anak

perkembangannya,

dalam

17-18) mengemukakan pendidikan

proses

sehingga

karakter


anak

adalah

sebuah

proses

tersebut mampu menjadi individu

internalisasi atau penanaman nilai-

yang

nilai

mandiri

dan


mampu

positif

kehidupan

terhadap

dalam

anak, agar mereka memiliki karakter

masyarakat. Kehidupan anak panti

yang baik (good character) yang

asuhan tersebut membutuhkan suatu

sesuai


pendidikan

dirujuk,

menyesuaikan

diri

hidup

karakter

diinternalisasikan

oleh

yang

dengan
baik


nilai-nilai
dari

segi

yang
agama,

budaya, maupun falsafah bangsa.

pengasuh

Pondok

panti asuhan dalam menciptakan

Asih

Sasami,


karakter anak yang menjalankan

merupakan sebuah pondok yang

kehidupannya secara mandiri sesuai

membina anak-anak dengan berbagai

dengan nilai dan norma yang berlaku

latar belakang kehidupan sosial.

dalam masyarakat.

Yaitu dengan cara membina anak
untuk menjadi anak yang berkarakter

Pendidikan karakter sangatlah
penting


karena

karakter

cerdas,

akan

mandiri,

terampil

menunjukkan aktualisasi diri, siapa

bertanggung

kita sebenarnya. Karakter adalah

kehidupannya, baik dalam kehidupan

sikap

untuk dirinya sendiri, kehidupan

dan

perbuatan

yang

jawab

dan

menentukan bagaimana seseorang

bermasyarakat,

membuat

beragama.

keputusan,

menentukan

dalam

dan

kehidupan

Tujuan utama Pondok Asih

sikap, perkataan, dan perbuatan yang
harus dilakukan seseorang. Menurut

Sasami

adalah

Hidayatullah (2009: 9) menyatakan

kemandirian anak, hingga ia mampu

bahwa karakter adalah kualitas atau

menjadi

kekuatan mental atau moral, akhlak

sehingga diharapkan anak mampu

atau budi pekerti individu yang

menghadapi

pribadi

serta

membentuk

yang

mandiri,

menyelesaikan

masalah-masalah yang dialaminya.

2

Oleh karena itu anak-anak yang

yang mengacu pada nilai-nilai dalam

ditampung

pendidikan karakter.

dalam

pondok

asih

Latar belakang yang telah

sesami ini tidak bersifat permanen,
maka setelah anak-anak pondok yang

diungkapakan

telah

menempuh

permasalaham yang diangkat dalam

pendidikannya, anak diarahkan dan

penelitian ini adalah : (1) Bagaimana

didampingi mencari lapangan kerja.

proses

Sehingga anak yang sudah terlepas

karakter

dari pengawasan pondok maupun

kemandirian anak di Pondok Asih

keluarga akan berhadapan langsung

Sesami? (2) Faktor-faktor apa yang

dengan masyarakat secara umum,

mendukung dan menghambat proses

sangat

internalisasi

selesai

membutuhkan

suatu

diatas,

maka

internalisasi

pendidikan

dalam

membentuk

pendidikan

karakter

kemandirian untuk hidup didalam

dalam membentuk kemandirian anak

masyarakat.

di Pondok Asih Sesami? (3) Apa
yang

Mengingat semakin tingginya

menarik

adanya

usaha

kasus tindak kekerasan dikalangan

melakukan internalisasi pendidikan

remaja, pemerkosaan, tawuran antar

karakter

pelajar, penggunaan bahasa dan kata-

kemandirian anak di Pondok Asih

kata yang buruk, semakin rendahnya

Sesami?

dalam

membentuk

rasa hormat yang dimiliki oleh anak
kepada orang lain termasuk kepada

REVIEW LITERATUR

orangtua dan guru. Selain itu juga

Internalisasi Pendidikan Karakter

semakin banyaknya penyimpangan
perilaku

anak

serta

untuk Membentuk Kemandirian

kasus-kasus

Adanya

lainnya disebabkan karena rendahnya

setiap manusia, maka akan selalu

anak. Untuk itu dalam pembentukan

terjadi

kemandirian anak di Pondok Asih
pengasuh

anak-anak

Pondok

memberikan

dan

perkembangan yang dialami oleh

karakter baik yang dimiliki oleh

Sesami,

pertumbuhan

proses

internalisasi

yang

berjalan sesuai dengan tugas-tugas

di

perkembangannya.

internalisasi

secara

3

etimologis

Internalisasi
didefinisikan

sebagai

suatu

proses.

pengajaran nilai-nilai karakter yang

Proses

baik.

internalisasi terjadi sejak seorang
individu

lahir

atau

sejak

Pengertian

awal

kehidupan sampai akhir hayatnya.

karakter

juga

Internalisasi

Syarbini

(2012:

merupakan

proses

pendidikan
dinyatakan
16-17)

oleh
bahwa

menumbuh

pendidikan karakter merupakan suatu

kembangkan suatu nilai atau budaya

penanaman kebiasaan (habituation)

melalui

tentang sesuatu yang dianggap baik

penanaman

dan

suatu

penghayatan,
secara

dan benar, sehingga anak menjadi

mendalam yang berlangsung melalui

paham (kognitif) tentang mana yang

binaan dan bimbingan agar menjadi

benar dan salah, mampu merasakan

individu yang memiliki karakter.

(afektif) nilai yang baik dan biasa

Pengertian internalisasi di ungkapkan

melakukannya (psikomotorik).

pendalaman,

penguasaan

Pendidikan

oleh Abkamaliyani (2013: 6), bahwa

merupakan

internalisasi adalah :
pembinaan yang mendalam
dan menghayati nilai-nilai
relegius
(agama)
yang
dipadukan dengan nilai-niali
pendidikan secara utuh yang
sasarannya menyatu dalam
kepribadian peserta didik,
sehingga menjadi satu karakter
atau watak peserta didik.

segala

karakter

juga

sesuatu

yang

dilakukan oleh seorang pendidik
untuk membentuk karakter anak
yang

baik.

Pendidik

membantu

dalam pembentukan watak anak
dengan

cara

memberikan

keteladanan, cara berbicara atau
menyampaikan materi yang baik,

karakter

toleransi, mandiri, dan berbagai hal

merupakan pendidikan yang tidak

yang terkait dalam pembentukan

hanya

karakter.

Pendidikan

berorientasi

pada

aspek

Pendidikan

kognitif saja, akan tetapi lebih

karakter

berorientasi pada proses pembinaan

diperlukan untuk setiap individu baik

potensi yang ada dalam diri anak,

yang dilaksanakan dalam keluarga,

dikembangkan melalui pembiasaan

sekolah, maupun dalam lingkungan

sifat-sifat

masyarakat. Keberadaan pendidikan

baik

yaitu

berupa

karakter sangatlah penting karena

4

Kemandirian

karakter akan menunjukkan siapa

biasanya

diri kita sebenarnya, karakter akan

ditandai dengan kemampuan seorang

menentukan bagaimana seseorang

individu dalam menentukan nasibnya

membuat

menentukan

sendiri, mengatur tingkah lakunya

dan

perbuatan

sendiri, memiliki pemikiran yang

sehingga

menjadi

kreatif dan inisiatif, bertanggung

sikap,

keputusan,

perkataan

seseorang,

identitas yang menyatu dan dapat

jawab,

membedakan

masalah tanpa terpengaruh pendapat

identitas
(2011:

dirinya

orang
162)

lain.

dengan

kemandirian diartikan sebagai self

Perjuangan
bagi
setiap
individu untuk menghayati
kebebasannya dalam relasi
mereka dengan orang lain dan
lingkungannya, sehingga ia
dapat semakin mengukuhkan
dirinya sebagai pribadi yang
unik dan khas dan memiliki
integritas moral yang dapat
dipertanggungjawabkan.

standing yaitu kemampuan berdiri
diatas

manusia

kewajiban

ia

lakukan

dalam

segala
guna

macam
memenuhi

kebutuhan sendiri.
Seseorang yang telah mampu

akan

mengurus dan mengolah dirinya
sendiri, memimpin dirinya sendiri,
mempu memenuhi segala kebutuhan

yang

pribadinya

bertanggung jawab dalam segala hal
yang

dengan

dewasa

melaksanakan

cerdas dan bermoral serta mampu
individu

sendiri

jawab atas segala tingkah laku sebagi

membentuk perilaku individu yang

membentuk

kaki

kemampuan sendiri dan tanggung

Dengan adanya keberhasilan
karakter

mengatasi

Kartini Kartono (1990: 10)

bahwa

hakikat pendidikan karakter adalah :

pendidikan

mampu

dan keyakinan orang lain.

Koesoema

menyatakan

serta

yang

berasal

dari

berbagai macam kemampuan dalam

didalam

dirinya, maka ia dapat dikatakan

berkehidupan di masyarakat, yang

sebagai

mana pada gilirannya keberhasilan

seorang

yang

(Harsono, 1995: 303)

pendidikan karakter ini juga akan
dapat membawa perkembangan dan
pertumbuhan bangsa dan negara
yang lebih maju dan bermartabat.
5

mandiri.

METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di

1.

Proses

internalisasi

Pondok Asih Sesami Kecamatan

pendidikan karakter dalam

Baturetno,

membentuk

Kabupaten

dengan menggunakan

Wonogiri
pendekatan

kemandirian

anak di Pondok Asih Sesami

kualitatif dan jenis penelitian studi

Internalisasi pendidikan

kasus. Sumber data di peroleh dari

karakter

informan yaitu pengasuh, anak asuh

asuh berlangsung pada dua

dan

yang

bentuk pendidikan, yaitu:

wawancara

a. Pendidikan informal

alumni

anak

dilakukan

melalui

mendalam

dan

asuh

mengumpulkan

kepada

anak-anak

Syarbini (2012: 64-

berbagai peristiwa atau aktivitas

119)

yang dilakukan serta mengambil

metode mendidik karakter

dokumen dan arsip di Pondok Asih

anak dirumah yang dapat

Seami.

dilakukan
Penelitian ini menggunakan

telah

merangkum

melalui

keteladanan

yang

teknik purposive sampling yang juga

diberikan

dilengkapi

dewasa atau orang tua

sampling

dengan
dalam

snowball

orang

orang

pengambilan

kepada

informan. Teknik pengumpulan data

melalui

dalam penelitian ini menggunakan

mendidik

teknik wawancara, observasi dan

sayang; mendidik melalui

studi dokumentasi. Kemudian, teknik

nasihat; mendidik melalui

yang

curhat; mendidik melalui

digunakan

untuk

menguji

anak;

perhatian;
melalui

validitas data dalam penelitian ini

pembiasaan;

adalah

melalui

triangulasi

data

dan

triangulasi metode.

mendidik

kasih

mendidik

cerita/

mendidik

kisah;
melalui

penghargaan dan hukuman
Berdasarkan temuan
data
yang

6

lapangan,
dilakukan

metode
dalam

mendidik karakter anak

juga dilakukan kepada

asuh

keluarga anak asuh,

di

Pondok

Asih

Sesami yaitu metode:
1) Kekeluargaan

yang

terjalin

mampu meningkatkan

antara

pengasuh
asuh

agar keluarga mereka

penghasilan

dalam

dan

anak

keluarga.

maupun

antar

4) Kedisiplinan

sesama

anak

Melalui

asuh.

diterapkan

hubungan

yang
melalui

peraturan

dan

tata

kekeluargaan ini, akan

tertib

terjadi

ditaati, serta jadwal

pula

proses

yang

harus

internalisasi

kegiatan

pendidikan karakter

yang dibuat sendiri

2) Keteladanan

yang

sehari-hari

oleh anak asuh yang

diberikan oleh para

harus

pengasuh,

keluarga

secara rutin.

pengasuh,

pengurus,

5) Keagamaan

antar

sesama

anak

dikerjakan

dengan

mendatangkan

guru

asuh, maupun alumni

agama

yang

anak asuh di Pondok

berlangsung

Asih Sesami

satu minggu sekali.

3) Kemandirian
diarahkan

setiap

yang

Pemberian pendidikan

pengasuh

agama ini dilakukan

kepada

anak

asuh

dengan

memberikan

agar

anak

asuh

memiliki pengalaman

kesadaran

kepada

dan

anak

asuh

bahwa

tentang ilmu agama

kemandirian

penting

yang lebih mendalam.

bagi setiap individu.

pengetahuan

b. Pendidikan formal

Pembinaan

Pondok Asih Sesami

kemandirian ekonomi

memenuhi

7

kebutuhan

pendidikan

formal

anak-anak

asuh

bagi

2.

dengan

Alasan

melakukan

internalisasi

pendidikan

tujuan untuk membekali

karakter dalam membentuk

pengalaman berupa teori-

kemandirian anak di Pondok

teori

ilmu

pengetahuan

Asih Sesami

yang

akan

ia

jadikan

Pendidikan merupakan

sebagai pengalaman pada

faktor

saat ia sudah terlepas dari

memandirikan

pengawasan

keluarganya

Pendidikan

maupun

pengawasan

menunjukkan siapa diri kita

Pondok Asih Sesami.
Proses

utama

dalam
anak.

karakter

sebenarnya,

sehingga

akan

akan

internalisasi

membedakan identitas dirinya

pendidikan karakter tidak

dengan orang lain. Karakter

akan berjalan lancar tanpa

akan menentukan bagaimana

adanya peran serta orang

seseorang membuat keputusan,

tua, masyarakat maupun

menentukan sikap, perkataan

pihak sekolah atau guru.

dan

Melalui pendidikan formal

(Syarbini,

2012:

19).

tersebut juga diharapkan

Pendidikan

karakter

sangat

anak mampu menerapkan

penting

pendidikan karakter yang

kepada

telah

sekolah

hanya berorientasi pada aspek

masing-masing

kognitif saja, akan tetapi lebih

diajarkan

mereka

perbuatan

seseorang

untuk
anak

diterapkan
karena

tidak

yang bisa mereka terapkan

berorientasi

dalam kehidupan sehari-

pembinaan potensi yang ada

harinya,

sehingga

dalam diri anak, dikembangkan

kemandirian yang ia miliki

melalui pembiasaan sifat-sifat

juga akan dilandasi dengan

baik.

nilai-nilai karakter lainnya.

karakter setiap individu dilatih

pada

Melalui

proses

pendidikan

agar tetap dapat memelihara
sifat

8

baik

dalam

dirinya

sehingga karakter tersebut akan

adanya

melekat

anak

kuat

setiap

tindakannya.

kesiapan
asuh

anak-

yang

telah

keluar dari Pondok Asih

Berbagai pendapat telah

Sesami

untuk

bekerja

diungkapkan mengenai alasan

dalam rangka mencukupi

pengasuh

melakukan

segala kebutuhannya.

internalisasi

pendidikan

karakter

membentuk

dalam

kemandirian

anak

b. Pendidikan

karakter

sebagai motor penggerak

asuh.

perilaku bagi anak-anak
asuh

Berikut

yang

telah

diungkapkan

oleh

pengasuh

Melalui pendidikan

sebagai berikut :

karakter yang diberikan

a. Pendidikan sebagai modal

kepada anak asuh akan

utama dalam kehidupan

memberikan

Pendidikan
karakter

yang

anak-anak

asuh

pengarahan

atas segala tindakan yang
diterima

akan ia lakukan. Hal ini

akan

dikarenakan

melalui
pendidikan

menjadi

modal

ketika

pengalaman

mereka

terjun

dalam

yang telah ia terima, anak

lingkungan
secara

masyarakat

umum.

pendidikan

yang

akan

Modal

segala

cukup

apakah

mempertimbangkan

akan membentuk watak

dilakukan

dan

Pendidikan

kepribadian

anak,

perbuatannya
baik
atau

untuk

benar

meneruskan,

yang

dewasa

individu

tidak.
berfungsi

sehingga mereka benarmenjadi

untuk

menyampaikan,
atau

dan

mentransmisi kebudayaan,

bertanggung jawab dalam

diantaranya nilai-nilai dan

kehidupan

norma yang dianut dalam

masyarakat

(Koesoema, 2011: 131).

masyarakat

Hal ini terlihat dengan

1999: 21-22). Dengan kata

9

(Nasution,

lain melalui pendidikan

mandiri

karakter

bersaing

akan

melatih

yang

mampu
dalam

mental anak asuh agar

meningkatkan

memiliki kesiapan yang

bangsa bersifat kompetitif

cukup

dalam

untuk

terjun

di

lingkungan masyarakat.
Terbukti

peradaban

pergaulan

dunia

(Samani dan Hariyanto,

melalui

2012:

9).

Melalui

berbagai

nasihat

dan

berbagai

kegiatan

yang

ditanamkan

ada

Pondok

Asih

pengasuh, anak asuh akan

di

pendidikan karakter yang
oleh

Sesami anak asuh telah

memiliki

memiliki

pengalaman

yang nantinya akan sangat

berupa

kedisiplinan,

berguna pada saat ia sudah

ketaatan,

kemandirian,

keluar dari Pondok Asih

tanggung

jawab

dalam

menyelesaikan
tugas,

kemandirian

Sesami.

segala

serta

nilai-nilai

3.

karakter lainnya.

Faktor

pendukung

faktor penghambat proses
internalisasi

c. Pendidikan

dan

pendidikan

karakter

karakter dalam membentuk

menciptakan kemandirian

kemandirian anak di Pondok

anak asuh

Asih Sesami

Salah satu fungsi

Faktor yang mendukung

pedidikan karakter yang

dalam penerapan pendidikan

telah

karakter

dijabarkan

dalam

di

Pondok

Asih

Publikasi Pusat Kurikulum

Sesami

Badan

sikap kemandirian bagi anak

Penelitian

Dan

Pengembangan
Kementerian

dalam

membentuk

asuh adalah :
Pendidikan

a. Fasilitas yang memadai

Nasional

adalah

Fasilitas

menciptakan

pribadi

memadai menjadi faktor

10

yang

pendukung
pelaksanaan

dalam

keteladaan

pendidikan.

diberikan

kepada anak asuh, mampu

Sebagai sebuah lembaga

memberikan

dampak

yang memiliki peran untuk

positif

berupa

motivasi

melaksanakan pendidikan

dan

menjadi

faktor

dalam

pendorong

membentuk

kemandirian

anak

menerapkan

dibutuhkan perlengkapanperengkapan

yang

yang

pendidikan

karakter.
c. Keharmonisan keluarga

memadai untuk mencapai
tujuan

dalam

Keharmonisan

hendak

keluarga di Pondok Asih

dicapai (Ram, 1999: 250)

Sesami didukung dengan

b. Keteladanan

adanya komunikasi yang

Keteladanan

baik

antar

keluarga

merupakan syarat utama

pengasuh

maupun

anak

dalam proses pendidikan.

asuh. Komunikasi

yang

Anjuran

baik

atau

perkataan

akan

membentuk

yang diberikan oleh orang

kebersamaan

tua kepada anak hanya

keluarga, karena anggota

akan menjadi teori belaka

keluarga saling bercerita

apabila orang tua

tidak

dan

merealisasikannya

dalam

kehidupan

saling

pendapat

(Syarbini,

yang

dalam

mendengar

masing-masing

juga

memberikan

2012: 67). Anak tidak

perhatian

hanya

butuh

sekedar

keluarga (Stinnett dalam

nasihat

tetapi

mereka

Su adah, 2005: 245).

antar

anggota

memerlukan model untuk
ditiru

dan

identifikasi

sebagai

Sedangkan

faktor

dasar

penghambat dalam internalisasi

pembentukan nilai moral

pendidikan karakter di Pondok

dan

Asih Sesami yaitu :

sikapnya.

Melalui

11

1) Faktor

eksternal,

perbedaan

yaitu

2) Faktor

internal,

keyakinan

terdiri dari :

antara pengasuh dengan

a) Kondisi

anak asuh

yang

psikologis

anak

Dengan
perbedaan

adanya

Sifat dan watak

tersebut,

anak juga berpengaruh

terdapat salah satu pihak

dalam

yang

mendukung

karakter.

Sifat

sehingga ia memprovokasi

pemalas,

kondisi

anak-anak

psikologis

tidak

asuh

bahwa

pengasuh

yang ada

Pondok

Asih

di

pembentukan

yang

memandang

Sesami

dirinya

rendah,

serta

untuk

kurangnya

rasa

mengajak anak-anak asuh

solidaritas

antar

tersebut agar berkeyakinan

sesama anak asuh juga

yang

dengan

menjadi penghambat.

pengasuh.

Berdasarkan

Untuk mencegah hal

observasi

penulis,

ini pengasuh selalu

memiliki

misi

sama

perbedaan keyakinan ini

menekankan

memang

kedisiplinan

dengan

memberikan

arahan

dampak

memberikan
negatif

bagi

pelaksanaan

pendidikan,

kepada anak asuh agar

terutama

pendidikan

membuat

jadwal

keagamaan. Maka dari itu

kegiatan sehari-hari.

sebisa mungkin pengasuh

b) Masa pubertas yang

memberikan

bekal

dan

dialami

oleh

anak

pengalaman agama yang

asuh

lebih mendalam kepada

kondisi kejiwaan yang

anak-anak

tidak stabil.

dengan

asuh,

yaitu

mendatangkan

menyebabkan

Anak-anak

seorang guru agama.

asuh

12

yang

ada

di

Pondok Asih Sesami

harmonis

adalah

keteladanan,

anak-anak

yang baru menginjak
masa

remaja.

masa

mengalami

berbagai

perubahan

baik

fisik,

masing-masing.
2.

Alasan melakukan internalisasi
pendidikan

maupun

sosial.

dilakukan

Dengan

adanya

oleh

yang

pengasuh

pendidikan dirasakan

sering

di

sebagai

modal utama dalam kehidupan,

mengalami

pendidikan

kegoncangan sehingga

motor

penggerak

perilaku,

emosinya tidak stabil.

melalui

pendidikan

karakter

dengan

Berdasarkan hasil penelitian
pembahasan,

hubungannya

karakter

sebagai

sendirinya

akan

menciptakan kemandirian anak

PENUTUP

dan

karakter

Pondok Asih Sesami adalah

tersebut

remaja

formal

dilaksanakan disekolah anak

psikis,

perubahan

kemandirian,

b. Pendidikan

ini

individu

terjalin,

kedisiplinan, keagamaan

Pada

remaja

yang

asuh.

dalam

3.

Faktor pendukung internalisasi

dengan

peranan

pendidikan karakter di Pondok

karakter

dalam

Asih Sesami adalah fasilitas

membentuk sikap kemandirian pada

yang memadai, adanya beberapa

anak dapat diperoleh kesimpulan

tokoh

sebagai berikut :

keteladanan serta keharmonisan

1.

Penerapan pendidikan karakter

keluarga

di Pondok Asih Sesami

lingkungan Pondok Asih Sesami

pendidikan

a. Pendidikan informal dengan
lebih

menekankan

internalisasi

4.

pada

yang

memberikan

terjalin

di

Faktor penghambat internalisasi
pendidikan karakter di Pondok

pendidikan

Asih Sesami antara lain yaitu :

karakter, melalui cara atau
metode

yang

a. Faktor

kekeluargaan

eksternal,

dikarenakan

13

yaitu

perbedaan

keyakinan antara pengasuh

2013.

dengan anak asuh.

tanggal 2 September 2013 di

E-Jurnal.

Diunduh

b. Faktor internal, yang terdiri

http://ejournal.unlam.ac.id/inde

dari kondisi psikologis anak

x.php/pkn/search/authors/view

yang

sifat

?firstName=Alya&middleNam

memandang

e=&lastName=Abkamaliyani&

memiliki

pemalas,

dirinya rendah, kurangnya

affiliation=Universitas%20La

rasa solidaritas antar sesama

mbung%20Mangkurat&countr

anak

y=ID.pdf

asuh,

serta

masa

pubertas yang dialami oleh
anak

asuh

Koesoema, Doni. 2011. Pendidikan

menyebabkan

Karakter: Strategi Mendidik

kondisi kejiwaan yang tidak

Anak

stabil.

Jakarta: Grasindo

di

Zaman

Global.

Kartono, Kartini. 1990. Psikologi
Anak. Bandung: Mandar Maju

DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah, Muhammad Furqon.
2009.

Guru

Harsono, C.I. 1995. Sistem Baru

Sejati:

Pembinaan

Membangun Insan Berkarakter

Narapidana.

Jakarta: Djambatan

Kuat dan Cerdas. Surakarta:

Nasution.

Yuma Pustaka

1999.

Pendidikan.

Syarbini, Amirulloh. 2012. Buku

Sosiologi

Jakarta:

Bumi

Aksara.

Pintar Pendidikan Karakter:

Samani, Muchlas dan Hariyanto.

Panduan Lengkap Mendidik

2012.

Karakter Anak di Sekolah,

Pendidikan

Madrasah,

Bandung: Remaja Rosdakarya

dan

Rumah.

Jakarta: as@-prima
Abkamaliyani,

Alya.

Internalisasi
dengan

Kelompok

Studi

Dan

Model

Karakter.

Ram, Aminudin. 1999. Sosiologi
2013.

Jilid I. Jakarta: Erlangga

Pendidikan

Karakter

Konsep

Su adah. 2005. Sosiologi Keluarga.

Sarana
Islam

Malang:

di

Universitas

Muhammadiyah Malang Press

SMAN 5 Banjarmasin Tahun

14