PENGARUH FAKTOR PERSONAL PELAKU USAHA, KEMAMPUAN PENYULUH, DAN PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENYULUHAN TERHADAP KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN MAGELANG | Kusumawati | Jurnal Pendidikan Insan Mandiri 6815 14462 1 SM

PENGARUH FAKTOR PERSONAL PELAKU USAHA, KEMAMPUAN PENYULUH,
DAN PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENYULUHAN
TERHADAP KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
INDUSTRI KECIL MENENGAH
KABUPATEN MAGELANG
Kiki Kusumawati, Sutarno J, Susilaningsih
Magister Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana UNS
Email : kikikusumakiki@gmail.com
ABSTRACT
Kiki Kusumawati. S991208011. The Influence of Entrepreneurs Personal
Factor, Extension Officers Capability, and Learning Process in Counseling to
the Micro and Small-Scale Industry Entrepreneurship Competence. Thesis. First
Counselor: Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd, Second Counselor: Dr. Susilaningsih, M.Bus.
Economic Education Study Program, Postgraduate Program. Sebelas Maret University,
2014
The purposes of this study are to determine : 1) the influence of
entrepreneurs personal factor to learning process in counseling, 2) the influence of
extension officers capability to learning process in counseling, 3) the influence of
learning process in counseling to the entrepreneurship competence, 4) the
influence of entrepreneurs personal factor to entrepreneurship competence and 5)
the influence of the extension officers capability to entrepreneurship competence.

This is descriptive quantitative study. The population of the sample was all
small-scale entrepreneurs at Kab. Magelang who got counseling from the
Cooperatives and Small and Medium Enterprises Department fiscal year 2013. 92
participants were randomly chosen. The instruments used in collecting data are
questionnaire, interview and documentation. The data analysis was done through
path analysis.
The result of this study shows that 1) 19.1% entrepreneurs personal factor
influenced the learning process of counseling directly, 2) 26.8% extension officers
competence affected the learning process in counseling directly, 3) 5.88%
learning process in counseling influenced the entrepreneurship competence
directly, 4) 1.92% entrepreneurs personal factor affected the entrepreneurship
competence indirectly, 5) 5.29% extension officers competence directly
influenced the entrepreneurship competence.
Keywords: entrepreneurs personal factor, extension officers capability, learning
process in counseling, entrepreneurship competence, small-scale industry

44

45


Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

meningkatkan

PENDAHULUAN
Sektor industri sebagai peng-

pemasaran

makin ketatnya persaingan setelah

gerak perekonomian telah mampu

dibukanya

memberikan sumbangan yang besar

perdagangan bebas.

dan


telah

lapangan

mampu
kerja

menciptakan

yang

sejumlah

perjanjian

Pengembangan

IKM


yang

bagi

tidak dapat lepas dari hambatan dan

masyarakat. Sektor industri jika ingin

tantangan berupa kemajuan teknologi

dapat bersaing harus mampu ber-

dan informasi yang semakin cepat

tahan di zaman IPTEK yang terus

membuat IKM berhadapan dengan

menerus


industri

mengalami

luas

seiring

perubahan.

besar

yang

memiliki

Industri Kecil Menengah (IKM)

kemampuan finansial yang tentunya


merupakan salah satu segmen in-

lebih besar dan memiliki teknologi

dustri yang dapat dijadikan tumpuan

yang canggih. Namun demikian,

dalam penciptaan iklim wirausaha

dengan keterbatasan yang dimiliki,

yang dapat menyerap tenaga kerja.

IKM

diharapkan

masih


dapat

Masalah nyata yang terjadi di

menjadi andalan bagi perekonomian

masyarakat adalah produk IKM be-

daerah. Hal ini tentunya mendorong

lum memiliki daya saing. Indonesia

pemerintah untuk lebih memberikan

memiliki banyak jasa dan produk

perhatian khusus kepada para pelaku

unggulan yang berdaya saing in-


IKM untuk lebih maju, salah satunya

ternasional,

di Kabupaten Magelang Provinsi

kurang

namun

mengenal

pasar
merek

global
produk

Jawa Tengah.


tersebut. Berdasarkan data Kemen-

Permasalahan

umum

yang

terian Perindustrian pada tahun 2011

dihadapi

dari 3,6 juta IKM yang ada di

Magelang antara lain: mereka tidak

Indonesia, baru sekitar 1.678 yang

bisa


terdaftar dan mengajukan fasilitas

Penjualan (HPP), jaringan pemasaran

perlindungan merek. Hal inilah yang

masih

menjadi faktor penyebab daya saing

dimanfaatkan

IKM

Padahal

besar yang mengendalikan harga,

untuk


dan tidak memiliki visi yang jelas

masih

branding

rendah.

sangat

penting

IKM

di

menghitung

lemah,

Kabupaten

Harga

hasil

Pokok

produksi

pedagang-pedagang

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

46

adalah

tungan, ketika seseorang mengelola

mendapat penghasilan untuk biaya

sebuah usaha bisnis atau perusahaan.

karena

tujuan

mereka

Menurut

hidup sehari-hari.

Hazlina,

Wilson,

IKM di Kabupaten Magelang

dan Kummerow (2011) kompetensi

dinilai masih belum mampu menyi-

kewirausahaan meliputi: komitmen,

apkan sumberdaya manusia (SDM)

pembelajaran dan kekuatan personal.

yang terlibat di dalamnya untuk

Sarwoko, Surachman, dan Djumilah

memiliki dan mengembangkan ke-

(2013) menyatakan bahwa kompe-

mampuan yang ada pada dirinya agar

tensi

selalu relevan dengan perubahan

peran bagi kinerja bisnis, kompetensi

lingkungan dan situasi persaingan.

yang tinggi dari pemilik usaha kecil

SDM dalam hal ini para pelaku usaha

dan menengah akan menyebabkan

memegang peranan penting dalam

kinerja bisnis yang lebih tinggi.

kewirausahaan

memberikan

alam

Menurut Darling, Gabrielson,

guna memenuhi kebutuhannya dan

dan Seristo (2007), Bernard (2000),

kebutuhan orang lain secara bijak.

serta Hurley dan Brown (2010)

Oleh sebab itu, pelaku usaha perlu

seorang pengusaha harus menun-

mempunyai

jukkan kepemimpinan yang kuat

memanfaatkan

sumberdaya

kompetensi

kewira-

usahaan.

dengan membentuk strategi bisnis
dan memotivasi karyawan melalui

Kompetensi Kewirausahaan
Inyang dan Oliver (2009)
mengemukakan bahwa kompetensi
kewirausahaan merupakan kemampuan yang terkait dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
harus dimiliki seorang pengusaha
melalui pelatihan manajerial dan
pengembangan untuk memungkinkan
dia menghasilkan kinerja yang berbeda, dan memaksimalkan keun-

kreativitas berpikir. Teori dan model
kepemimpinan menekankan pekerjaan yang harus dilakukan dan
hubungan antara pemimpin dan yang
dipimpin. Para pemimpin atau pemilik usaha harus lebih fokus dalam
memberikan perhatian, membangkitkan semangat, dan menggembleng
energi para pekerjanya.
Menurut Daisy dan Azura
(2011), Hood dan Young (1993),

47

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

serta

libatan pembelajar dalam kegiatan

Dimitratos and Plakoyiannaki (2003)

pembelajaran, dan tingkat kepuasan

Seorang pengusaha selain memiliki

pembelajar dalam mengikuti kegia-

karakteristik

tan

Covin

and

Slevin

(1991)

kepemimpinan

juga

pembelajaran.

Pelaku

usaha

harus memiliki karakteristik: me-

merupakan salah satu faktor keber-

nguasai komunikasi lisan dan tulisan,

hasilan proses pembelajaran dalam

hubungan relasi, mampu mencari

penyuluhan

peluang, inovatif, kreatif, proaktif

menerima penyuluhan. Salah satu

berani mengambil risiko, berorientasi

faktor yang berperan sebagai pemicu

pasar, berpandangan jauh ke depan,

keberhasilan

sikap pantang menyerah, memiliki

adalah personal factor yang me-

pengetahuan dalam bisnis, memiliki

nyangkut aspek kepribadian sese-

jaringan yang baik, independen, serta

orang (Alma, 2002).

sebagai

dalam

pihak

yang

berwirausaha

Kemampuan penyuluh meru-

ulet.

pakan salah satu faktor keberhasilan
Faktor- Faktor yang Berpengaruh
terhadap Kompetensi

usaha.

Kewirausahaan

(2007)

Sarah
serta

dan,

Widyoko

(2011) menyatakan bahwa salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap
kompetensi kewirausahaan adalah
sumberdaya manusia. Upaya meningkatkan sumber daya manusia
terkait kompetensi kewirausahaan
dapat ditempuh melalui kegiatan
penyuluhan.
dalam

Syafiuddin (2008) menge-

mukakan bahwa salah satu strategi

Handerson,
Stephan

kegiatan penyuluhan selain pelaku

Proses

penyuluhan

pembelajaran
dapat

dikaji

melalui kekompakan diantara para
pembelajar (pelaku usaha), keter-

untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan adalah dengan pendampingan oleh penyuluh dengan
menitikberatkan pada peningkatan
kemampuan manajerial guna merangsang adanya motivasi yang akan
berimplikasi pada peningkatan produksi dan pendapatan. Berdasarkan
hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kompetensi kewirausahaan
IKM meliputi: (1) faktor personal pelaku usaha, (2) kemampuan penyu-

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

48

luh, dan (3) proses pembelajaran da-

daripada orang yang masih kurang

lam penyuluhan.

berpengalaman.

Kusnadi,

Lana,

Kadarisman dan Suherman (2002)
Faktor Personal Pelaku Usaha
Syarief

(2013)

menjelaskan bahwa motivasi adalah

mengemu-

kakan bahwa faktor personal adalah
ciri-ciri yang melekat pada individu
yang membedakan dirinya dengan
orang lain. Faktor personal pelaku

upaya untuk memunculkan semangat
dalam diri atau bagi orang lain agar
mau bekerja guna mencapai tujuan
yang diinginkan melalui pemberian
atau pemenuhan kebutuhan mereka.

usaha berkaitan dengan pendidikan
yang ditempuh, pengalaman usaha
dan motivasi yang dimiliki pelaku
usaha.

Terdapat

hubungan

yang

linier antara faktor personal pelaku
usaha dengan proses pembelajaran
dalam penyuluhan dan kompetensi

Mulyasa (2002) berpendapat
bahwa pendidikan berperan dalam
mewujudkan

masyarakat

yang

berkualitas, menampilkan individuindividu yang memiliki keunggulan
yang tangguh, kreatif, mandiri, dan
kompeten dalam bidangnya masingmasing. Malta (2011) pengalaman
adalah segala sesuatu yang muncul
dalam riwayat hidup seseorang yang
menentukan perkembangan keterampilan, kemampuan dan kompetensi
yang diperlukan dalam bidangnya.
Bagi orang yang telah lama menggeluti suatu pekerjaan akan lebih
terampil dan memiliki kompetensi
yang lebih baik sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik

kewirausahaan. Penyuluhan sebagai
proses

pembelajaran

menekankan

interaksi antara keadaan internal dan
stimulus dari lingkungan. Keberhasilan proses pembelajaran dalam
penyuluhan tidak mungkin dapat
terlepas dari peran aktif pelaku usaha
sebagai peserta penyuluhan atau
masyarakat sasaran. Selain memiliki
hubungan

linier

pembelajaran

dengan

dalam

proses

penyuluhan,

faktor personal pelaku usaha yang
terdiri dari: pendidikan, pengalaman
usaha, dan motivasi juga memiliki
hubungan

yang

linier

terhadap

kompetensi kewirausahaan. Semakin
kuat faktor personal dimiliki pelaku
usaha,

akan

semakin

tinggi

49

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

kompetensi

kewirausahaan

yang

dimilikinya.

individu melalui materi, motode,
dan media yang disesuaikan dengan
lokasi

Kemampuan Penyuluh

1999).

Kemampuan penyuluh menurut Syarief (2013) adalah kemampuan penyuluh dalam memfasilitasi
dan meningkatkan kapasitas pelaku
usaha untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Kemampuan
penyuluh

meliputi:

kemampuan

menguasai materi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengembangkan kemitraan.
Terdapat

dan

kondisi

(Sumardjo,

Adapun indikator proses

pembelajaran

dalam

penyuluhan

meliputi: tingkat pencapaian tujuan
penyuluhan, materi penyuluhan, metode penyuluhan, media penyuluhan
dan interaksi pelaku usaha dengan
penyuluh.
Menurut Inyang dan Oliver
(2009), Xiang (2009), serta Bailey
(2007) kompetensi kewirausahaan
kewirausahaan adalah penting dan

hubungan

yang

linier antara kemam-puan penyuluh
terhadap proses pembelajaran dalam
penyuluhan dan kompetensi kewirausahaan. Kemampuan penyuluh yang
memadai akan mendukung tercapainya proses pembelajaran dalam
penyuluhan yang berkualitas. Kemampuan penyuluh juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan kom-

merupakan

faktor

keberhasilan

berwirausaha yang dapat ditingkatkan melalui program-program
pelatihan dan pendidikan yang tepat,
serta kegiatan pengembangan yang
efektif. Oleh sebab itu, keberhasilan
suatu proses pembelajaran dalam
penyuluhan akan mendukung peningkatan kompetensi kewirausahaan pelaku usaha.

petensi kewirausahaan pelaku usaha.
Proses Pembelajaran dalam

Berdasarkan landasan teori

Penyuluhan
Penyuluhan
merupakan

proses

pada

dasarnya

pembelajaran

masyarakat yang bertujuan untuk
mencapai

HIPOTESIS

perubahan

perilaku

yang mencakup tinjauan pustaka,
hasil penelitian yang relevan dan
kerangka pemikiran diatas, diajukan
hipotesis sebagai berikut:

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

50

H1: Faktor personal pelaku usaha

personal pelaku usaha, kemampuan

berpengaruh langsung terhadap

penyuluh, dan proses pembelajaran

proses

dalam penyuluhan terhadap kom-

pembelajaran

dalam

penyuluhan.

petensi

H2: Kemampuan penyuluh berpengaruh
proses

langsung

dilakukan dengan metode survey
karena ingin memperoleh fakta-fakta

dalam

dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan seca-

penyuluhan.
pembelajaran dalam

ra faktual.
Populasi dalam penelitian ini

penyuluhan berpengaruh langsung

Penelitian

terhadap

pembelajaran

H3: Proses

kewirausahaan.

terhadap

kompetensi

adalah seluruh pelaku usaha IKM
yang mendapatkan penyuluhan dari

kewirausahaan.
H4: Faktor personal pelaku usaha

Disperinkop

UMKM

Kabupaten

berpengaruh langsung terhadap

Magelang pada tahun anggaran 2013.

kompetensi kewirausahaan.

Sampel

H5: Kemampuan

penyuluh

ber-

diambil

responden.

Teknik

sebanyak

92

pengambilan

pengaruh langsung terhadap

sampel dalam penelitian ini meng-

kompetensi kewirausahaan.

gunakan teknik probability sampling
dengan simple random sampling.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di

Teknik pengumpulan data dalam
penelitian

ini

berupa:

kuesioner

Kabupaten Magelang Provinsi Jawa

(angket), wawancara dan dokumen-

Tengah. Waktu yang direncanakan

tasi. Kuesioner dalam penelitian ini

dalam penelitian ini terhitung mulai

menggunakan

bulan Oktober 2013 sampai dengan

langsung tertutup dengan model

Februari 2014..

rating scale. Skala penilaian yang

Penelitian

ini

merupakan

kuesioner

bentuk

digunakan adalah skala likert.
Wawancara dalam penelitian

jenis penelitian deskriptif kuantitatif
karena bertujuan untuk membuktikan

ini

dilakukan

terhadap

pegawai

hubungan sebab akibat atau antar

Disperinkop dan UMKM bagian

variabel yang diteliti yaitu faktor

industri. Data yang diperoleh beru-

51

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

pa: masalah yang dihadapi IKM

Bentuk

diagram

koefisien

Kabupaten Magelang dan nama-

jalur dalam penelitian ini ditunjukkan

nama sentra yang mendapat penyu-

oleh gambar 1 dan 2 sebagai berikut.

luhan. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat data-data
yang sudah tersedia di kantor-kantor
atau instansi-instansi yang terkait
dengan penelitian.
Teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis statistik
deskriptif dan path analysis meng-

Gambar 1. Hubungan Struktur X1

gunakan program SPSS 19.00, yang

dan X2, terhadap X3

sebelumnya data telah melalui uji
prasyarat

analisis,

multikolineritas,
tisitas,

uji

meliputi:

uji

uji

heterokedas-

normalitas,

dan

uji

linieritas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data penelitian ini
ditunjukkan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Deskripsi Data

Gambar 2. Hubungan Struktur X1,
X2, dan X3 terhadap X4
Hasil

perhitungan

analisis

jalur dapat memberikan informasi
tentang beberapa pengaruh langsung
dan tidak langsung (melalui X3) serta
pengaruh total X1, X2, dan X3
terhadap X4 yang diuraikan sebagai
berikut:

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

1.

2.

52

Pengaruh langsung X1 terhadap

memengaruhi X4 sebesar Rsquare

X3 sebesar sebesar 0,4372 =

= 0,693 = 69,3%.

0,191 atau 19,1%.

sebesar

30,7%

Pengaruh langsung X2 terhadap

variabel

lain

X3 sebesar 0,5182 = 0,268 atau

dijelaskan dalam penelitian ini.

Sisanya

dipengaruhi
yang

tidak

26,8%.
3.

Pengaruh X1 dan X2 secara
simultan

yang

langsung

memengaruhi X3 sebesar Rsquare
= 0,848 = 84,8%.
sebesar

15,2%

variabel

lain

Sisanya

dipengaruhi
yang

tidak

dijelaskan dalam penelitian ini.
4.

Pengaruh langsung X1 terhadap
X4 = 0,1032 = 0,0106 atau 1,06%

5.

Pengaruh langsung X2 terhadap
X4 = 0,2302 = 0,0529 atau 5,29%

6.

Pengaruh langsung X3 terhadap
X4 = 0,7672 = 0,588 atau 5,88%

7.

Pengaruh tidak langsung X1
terhadap X4 melalui X3= 0,103 +
(0,437

x

0,767)

=

0,438.

Pengaruh total X1 terhadap X4 =
0,4382 = 0,192 atau 1,92%
8.

Pengaruh tidak langsung X2
terhadap X4 melalui X3 = 0,230 +
(0,518

x

0,767)

=

0,627.

Pengaruh total X2 terhadap X4 =
0,6272 = 0,393 atau 3,93%
9.

Pengaruh X1, X2, dan X3 secara
simultan

yang

langsung

Rangkuman Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan
Pengaruh Total Variabel X1, X2, X3
terhadap X4 ditunjukkan pada tabel 2
berikut.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Path
Analysis

53

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhi-

luhan sebesar ρx3x1 = 0,437 dengan

tungan dan Pengujian Koefisien Jalur

thitung = 5,446 pada α = 0,05 diperoleh
ttabel = 1,661. Karena thitung > ttabel
maka koefisien jalur signifikan.
Temuan ini sejalan dengan
pendapat para tokoh terdahulu yang
mengung-kapkan adanya pengaruh
faktor personal pelaku usaha terhadap proses pembelajaran dalam
penyuluhan. Mosher (1987) menge-

Tabel 3 menunjukkan bahwa

mukakan bahwa pendidikan mem-

terdapat empat koefisien jalur yang

percepat proses belajar. Menurut Ban

signifikan yaitu koefisen jalur faktor

dan Hawkins (1999) melalui penga-

personal pelaku usaha dengan proses

laman dan praktik seseorang dapat

pembelajaran

memperoleh

dalam

penyuluhan,

kemampuan

melak-

koefisen jalur kemampuan penyuluh

sanakan suatu pola sikap. Menurut

dengan proses pembelajaran dalam

Syarief (2013) pelaku usaha yang

penyuluhan, koefisen jalur kemam-

memiliki

puan penyuluh dengan kompetensi

memajukan usahanya akan sebaik

kewirausahaan dan koefisien jalur

mungkin mengikuti proses pembe-

proses pembelajaran dalam penyu-

lajaran dalam penyuluhan agar ha-

luhan dengan kompetensi kewirau-

rapannya tersebut dapat tercapai.

sahaan. Satu koefisien yang tidak

motivasi

tinggi

Berdasarkan

untuk

perhitungan

signifikan yaitu koefisien jalur faktor

menggunakan path analysis dipe-

personal pelaku usaha dengan kom-

roleh hasil koefisien jalur kemam-

petensi kewirausahaan.

puan

Berdasarkan

perhitungan

penyuluh

pembelajaran

terhadap

dalam

proses

penyuluhan

menggunakan path analysis dipe-

sebesar ρx3x2 = 0,518 dengan thitung =

roleh hasil koefisien jalur faktor

6,446 pada α = 0,05 diperoleh ttabel =

personal

1,661. Karena thitung > ttabel

pelaku

usaha

terhadap

proses pembelajaran dalam penyu-

koefisien jalur signifikan.

maka

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

Temuan

tersebut

54

sejalan

ngaruh proses pembelajaran dalam

dengan pendapat para tokoh ter-

penyuluhan terhadap kompetensi ke-

dahulu yang mengungkapkan adanya

wirausahaan. Inyang dan Oliver

pengaruh kemampuan penyuluh ter-

(2009), Xiang (2009),

hadap proses pembelajaran dalam

(2007) menyatakan bahwa kom-

penyuluhan. Hidayat (2006) menge-

petensi kewirausahaan dapat diting-

mukakan bahwa peranan penyuluh

katkan

sebagai pelatih dan penghubung

pelatihan dan pendidikan yang tepat,

dalam proses pembelajaran dalam

dan pengembangan yang efektif.

penyuluhan sangat menentukan peri-

Syarief (2013) proses pembelajaran

laku peserta penyuluhan. Syarief

dalam penyuluhan akan membantu

(2013) menyatakan bahwa kemam-

pelaku usaha melaksanakan usa-

puan penyuluh dalam hal pendidikan

hanya dan meningkatkan kompe-

melalui proses pembelajaran dalam

tensinya yang pada akhirnya akan

penyuluhan merangsang masyarakat

meningkatkan produktivitas.

sasaran untuk melaksanakan per-

Berdasarkan

melalui

dan Bailey

program-program

perhitungan

cobaan dan proyek pembelajaran

menggunakan path analysis dipe-

dengan berbuat (action learning

roleh hasil koefisien jalur faktor

project).

personal

Berdasarkan

pelaku

usaha

terhadap

perhitungan

proses kompetensi kewirausahaan

analysis

sebesar ρx4x1 = 0,103 dengan thitung =

diperoleh hasil koefisien jalur proses

0,882 pada α = 0,05 diperoleh ttabel =

pembelajaran

1,661. Karena thitung < ttabel maka

menggunakan

path

dalam

penyuluhan

terhadap kompetensi kewirausahaan
sebesar ρx4x3 = 0,767 dengan thitung =

koefisien jalur tidak signifikan.
Temuan

ini

bertentangan

11,341 pada α = 0,05 diperoleh ttabel =

dengan pendapat para tokoh ter-

1,661. Karena thitung > ttabel

dahulu yang telah mengungkapkan

maka

koefisien jalur signifikan.
Temuan

tersebut

bahwa faktor personal pelaku usaha
sejalan

yang meliputi: pendidikan, penga-

dengan pendapat tokoh terdahulu

laman, dan motivasi yang dimiliki

yang mengungkapkan adanya pe-

pelaku usaha berpengaruh terhadap

55

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

kompetensi

kewirausahaan.salah

terhadap kompetensi kewirausahaan.

satunya dikemukakan oleh Sarwoko,

Menurut Syafiuddin (2008) kemam-

Armanu, dan Hadiwidjojo (2013)

puan penyuluh sangat berpengaruh

bahwa tinggi rendahnya kompetensi

terhadap

ditentukan oleh karakteristik pengu-

kewirausahaan pelaku usaha. Ke-

saha. Sedangkan menurut pendapat

mampuan penyuluh berkaitan dengan

Hendra (2011) bahwa rata-rata orang

kompetensi kewirausahaan meliputi:

yang memiliki prestasi akademis

kemampuan

menguasai

tidak

mempunyai

kemampuan

berkomunikasi,

dan

keinginan yang lebih kuat untuk

kemampuan

mengembangkan

ke-

menjadi pengusaha. Dapat disim-

mitraan. Dapat disimpulkan bahwa

pulkan bahwa faktor personal pelaku

kemampuan penyuluh yang terdiri

usaha tidak berpengaruh langsung

dari kemampuan menguasai materi,

terhadap kompetensi kewirausahaan.

kemampuan

berkomunikasi,

dan

Pelaku usaha yang memiliki faktor

kemampuan

mengembangkan

ke-

personal tinggi dalam berwirausaha

mitraan dapat meningkatkan kom-

belum tentu dapat meningkatkan

petensi kewirausahaan pelaku usaha.

tinggi

justru

peningkatan

kompetensi

materi,

kompetensi kewirausahaanya.
Berdasarkan
path

menggunakan
peroleh

hasil

kemampuan

perhitungan
analysis

koefisien

penyuluh

dijalur

SIMPULAN
Faktor personal pelaku usaha
berpengaruh

langsung

terhadap

terhadap

proses pembelajaran dalam penyu-

kompetensi kewirausahaan sebesar

luhan sebesar 19,1%. Kemampuan

ρ

x4x2 = 0,230 dengan thitung = 2,003

penyuluh berpengaruh langsung ter-

pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,661.

hadap proses pembelajaran

Karena thitung > ttabel maka koefisien

penyuluhan sebesar 26,8%. Proses

jalur signifikan.

pembelajaran dalam penyuluhan ber-

Temuan

tersebut

dalam

sejalan

pengaruh langsung terhadap kompe-

dengan pendapat para tokoh ter-

tensi kewirausahaan sebesar 5,88%

dahulu yang mengungkapkan adanya

Faktor personal pelaku usaha ber-

pengaruh

pengaruh tidak langsung terhadap

kemampuan

penyuluh

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

56

kompetensi kewirausahaan sebesar

dan mampu menguasai situasi pada

1,92% Kemampuan penyuluh ber-

proses pembelajaran sehingga dapat

pengaruh langsung terhadap kompe-

mengendalikan berlangsungnya kegi-

tensi kewirausahaan sebesar 5,29%.

atan penyuluhan. Kegiatan penyu-

Berdasarkan simpulan di atas,

luhan

hendaknya

tidak

berhenti

diketahui bahwa faktor personal

sebatas menyelesaikan program yang

pelaku

sudah dianggarkan.

usaha

tidak

berpengaruh

langsung terhadap kompetensi kewi-

Kepada Pelaku Usaha IKM

rausahaan. Kompetensi kewirausa-

hendaknya bersungguh-sungguh da-

haan paling dominan dipengaruhi

lam mengikuti kegiatan penyuluhan

secara langsung oleh proses pem-

yang ditunjukkan melalui keaktifan

belajaran dalam penyuluhan. Sedang-

baik dalam bertanya kepada in-

kan proses pembelajaran dalam pe-

struktur

nyuluhan paling dominan dipenga-

masukan-masukan yang menunjang

ruhi secara langsung oleh kemam-

keberhasilan

puan penyuluh.

dalam penyuluhan. Pelaku usaha

maupun

hendaknya

memberikan

proses

pembelajaran

memperluas

jaringan

dengan berbagai pihak salah satunya

SARAN
Kepada Disperinkop UMKM

melalui kegiatan kemitraan. Selain

proses pembelajaran dalam penyu-

itu, pelaku usaha hendaknya lebih

luhan yang diselenggarakan hen-

memaksimalkan pemanfaatan ber-

daknya memiliki tujuan yang jelas,

bagai media informasi dan bantuan

memberikan

peralatan yang telah diberikan pe-

materi-materi

yang

benar-benar dibutuhkan oleh pelaku

merintah

usaha, menggunakan metode dan

Disamping hal di atas, pelaku usaha

media yang tepat sasaran, serta

hendaknya meningkatkan: kompe-

mampu menumbuhkan interaksi dua

tensi

arah antara pelaku usaha dengan

baik lisan maupun tertulis, krea-

penyuluh.

tivitas,

Para

instruktur

yang

ditunjuk hendaknya lebih mampu
meningkatkan kerjasama antar tim

dan

dinas

kepemimpinan,

kemampuan

terkait.

komunikasi

menghadapi

risiko, kemampuan mencari peluang

57

dan kemampuan untuk senantiasa
berpandangan ke masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2002. Kewirausahaan.
Bandung: Alfabeta.
Bailey, H. 2007. Entrepreneurial
spirit as Crucial driver for
Development
and
Cooperation. ISSN:1862-6289.
Discussion Paper
Ban, V. & Hawkins, HS. 1999.
Proses Penyuluhan. Yogyakarta: Kanisius.
Bernard, MB. 2000. Enhancing
Contemporary Entrepreneurship: a Focus on Management
Leadership. European Business Review, Volume.19,
No.1, pp.4-22.
Covin, JG. dan Slevin, DP. 1991. A
Conceptual Model of Entrepreneurship as Firm Behaviour. Entrepreneurship Theory and Practice. Vol 16 (1):
7-25.
Daisy, K dan Azura, A.E. 2011. A
Preliminary Study of Top
SMEs in Malaysia: Key
Success Factor vs Government
Support Program.
Journal of Global Business
and Economics. Volume 2,
Number 1, 48-58
Darling, J., Gabrielson, M. and
Seristo, H. 2007. Enhancing
Contemporary Entrepreneurship: A Focus On Mana-

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri: Vol.3 No.1 (2014)

gement Leadership. European
Business Review.
Vol.19,
No.1, pp.4-22.
Handerson, J., Sarah, AL., &
Stephan, W. 2007.
The
Drivers of Regional Entrepreneurship in Rural and Metro
Areas in Entrepreneurship
and Local Economic Development. London: Lexington
Books.
Hazlina, N., Wilson, C., dan
Kummerow, L. 2011. A
Cross-Cultural Insight into
the Competency-Mix of SME
Entrepreneurs in Australia
and Malaysia. International
Journal of Business and
Management Science, Vol. 4,
No. 1,pp 33-50
Hendra. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga
Hidayat, K. 2006. Peranan Penyuluh
Pertanian dan Tingkat Kemandirian Kelompok Petani
Kecil. Jurnal Habitat, Vol.
XVII, No.3, Hal.200.
Hood, JN., dan Young, JE. 1993.
Entrepreneurships Requisite
Areas of Development Survey of Top Executive in
Successful
Entrepreneurial
Firm.
Journal of Business
Venturing. 8. 115-135.
Hurley, TJ. dan Brown, J. 2010.
Conversational Leadership:
Thinking Together for a
Change. Oxford Leadership
Journal, Volume 1, Issue 2,
1-9

Kiki : Pengaruh Faktor Personal…(44-58)

Inyang, BJ. and Oliver, R. 2009.
Entrepreneurial
Competencies: The Missing Links
to
Successful
Entrepreneurship in Negeria. International Business Research
Journal. 2 (2): 62-67.
Kusnadi, M., Lana, S., Kadarisman
dan Suherman, D. 2002.
Pengantar Manajemen: Konseptual
dan
Perilaku.
Malang: Penerbit Universitas
Brawijaya Press.
Malta, J. 2011. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kinerja
Petani Jagung di Lahan
Gambut.
Mimbar.
Vol.
XXVII. No. 1 (Juni 2011):
67-78
Mosher, AT. 1987. Menggerakkan
dan Membangun Pertanian.
Jakarta: CV. Yasaguna.
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sarwoko, E., Armanu, S., dan
Hadiwidjojo, D. Entrepreneurial Characteristics and
Competency as Determinants
of Business Performance in
SMEs. Journal of Business
and Management. ISSN:
2278-487X. Volume 7, Issue
3, PP 31-38
Sumardjo. 1999.
Transformasi
Model Penyuluhan Pertanian
Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Disertasi

58

Sekolah Pascasarjana.
Bogor. (Unpublished).

IPB.

Syafiuddin. 2008. Hubungan Karakteristik dengan Kompetensi Pembudidaya Rumput
Laut (Euchema spp.) Di Tiga
Kabupaten
Di
Provinsi
Sulawesi Selatan. Disertasi.
Sekolah Pascasarjana. IPB.
Bogor.
Syarief, YA. 2013. Kompetensi Kewirausahaan Petani Jagung
di Provinsi Lampung. Disertasi Program Pascasarjana
UNS.
Surakarta.
(Unpublished).
Widyoko. 2011. Evaluasi Proses
Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Xiang, L. 2009. Entrepreneurial
Competencies as an Entrepreneurial Distinctive: An
Examination of the Competency Approach inn Defining
Entrepreneurs. Dissertations
and Theses Collection (Open
Access).