Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri | Mutakim | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3971 12676 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa
Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri
Yusna Mutakim, Sahrudin Barasandji, dan Sudarkam R. Mertosono
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa
dalam menulis permulaan dengan menggunakan gambar seri di kelas II SDN
Lalong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan
gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan di kelas II SDN
Lalong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research)
dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan,
(2) Pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sasaran penelitian ini adalah
siswa kelas II SDN Lalong. Teknik pengumpulan data melalui teknik tes,
observasi. Analisis data kuantitatif melalui pencarian rata-rata kemampuan siswa,
menulis permulaan gambar seri. Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa
kemampuan menulis permulaan mengalami peningkatan dari siklus I sampai
siklus II yaitu, siklus I (60%), siklus II (84%). Kesimpulan dari penelitian ini

adalah menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
menulis permulaan siswa kelas II SDN Lalong.
Kata Kunci: Kemampuan Menulis Permulaan, Menggunakan Gambar Seri

I.

PENDAHULUAN
Sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah

keterampilan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa
yang dimaksud mencakup mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari
keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang paling sulit dikuasai siswa dibandingkan tiga keterampilan
berbahasa lainnya. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran keterampilan menulis
guru harus mampu menggunakan pendekatan, metode dan teknik serta strategi
tertentu yang tepat atau sesuai dengan tujuan pembelajaran agar pembelajaran
betul-betul efektif.
Banyak siswa yang belum mampu menulis dengan baik dan benar
mengindikasikan bahwa pembelajaran keterampilan menulis di sekolah juga
kurang berhasil kalau tidak mau dikatakan gagal. Hal ini disebabkan banyak


244

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
faktor, antara lain faktor guru dan faktor siswa. Ada kecenderungan guru dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) hanya memberikan pembelajaran ketrampilan
menulis, secara teoretis, kurang pada praktik. Kalaupun memberikan kegiatan
praktik menulis, guru hanya mengevaluasi hasil ketrampilan menulis siswa tetapi
tidak pada pembahasan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menulis. Tarigan
(1998: 117) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide,
pendapat atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi
ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila
dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah
dimengerti. pembelajaran menulis masih dilakukan secara tradisional menekankan
pada hasil bukan pada proses yang semestinya dilakukan oleh siswa bahwa
pendekatan tradisional dalam pembelajaran menulis ditekankan pada hasil tulisan
yang telah jadi, tidak pada proses siswa ketika menulis. Faktor dari siswa
mencakup motivasi yang rendah kemampuan yang hanya rata -rata dan keengganan
menulis.

Pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini cenderung menghasilkan siswa
yang pasif karena pembelajaran yang diberikan didominasi oleh guru dan
penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini tidak jauh berbeda
terjadi di SDN Lalong. Model pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan
metode pembelajaran klasikal. Kebanyakan guru menyampaikan materi pelajaran
menggunakan metode ekspositori. Begitu juga yang terjadi di kelas II pada mata
pelajaran bahasa Indonesia. Hasil pembelajaran yang ditunjukan siswa kelas II
masih sangat rendah. Terbukti pada hasil tes formatif (ulangan harian) mengarang
semester I tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan rata-rata nilai ulangan siswa 5,0.
Hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa antara lain media
yang digunakan guru, kemampuan guru mengemas pembelajaran, daya tangkap
siswa, dan metode pembelajaran yang diterapkan.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar peserta didik.
Dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan
sejumlah materi kepada peserta didik, namun hendaknya guru perlu menguasai

245

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9

ISSN 2354-614X
berbagai metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik. Selain
mengunakan berbagai metode yang menarik, pemanfaatan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang penting dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Adanya media, siswa tidak saja mengaktifkan indera pendengarannya dan
penjelasan guru, dan sebagainya. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan oleh
guru sebagai penunjang hasil pembelajaran agar maksimal adalah media gambar
seri dalam materi menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam hal pendidikan masalah bahasa mempunyai peran yang penting.
Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi usaha yang dapat membawa
serangkaian keterampilan. Seperti yang telah diketahui bahwa kegiatan berbahasa
terdiri atas empat komponen keterampilan yaitu: keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan tersebut saling berhubungan satu
sama lainnya. Salah satu keterampilan yang memiliki peran penting dalam
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah menulis. Keterampilan
menulis tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi melalui latihan dan
praktek yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik
Keadaan siswa yang demikian dengan model pembelajaran dimana guru
kurang inovatif, kreatif menjadikan beban yang memberatkan bagi siswa.

Akibatnya keterampilan menulis siswa rendah. oleh karena itu penulis bermotifasi
mengangkat judul : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas
II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri”
Berdasarkan

hal

tersebut

penulis

termotivasimengangkat

judul:

“Meningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong
Melalui Metode Gambar Seri”.
II.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat

reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang bertujuan untuk melakukan
perbaikan – perbaikan terhadap sistem, cara keja, proses, isi, dan kompetensi atau
situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegiatan menguji cobakan suatu ide ke

246

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
dalam praktik atau situasi nyata dengan harapan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Dalam
penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti
sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga
siswa tidak menyadari mereka sedang teliti. Cara ini diharapkan data yang
seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan akan didapatkan.
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan
dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap yang meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap

evaluasi/observasi, dan 4)tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

Rancangan dari model PTK
Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas
2005: 30)
Lokasi

Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang dinginkan.Penelitian ini bertempat di
kelas II SDN Lalong Kecamatan Tinangkung Utara Kabupaten Bangkep. Waktu
Penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai
Nopember semester tahun pelajaran 2013/2014.
Subjek penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada tahun pelajaran

247

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9

ISSN 2354-614X
2013/2014 sebanyak 25 orang dan guru kelas II SDN Lalong dengan teknik
Purposive Sampling, yaitu mengambil seluruh murid kelas II.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi
diri dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar
Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri
dari siswa dan guru.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1.

Tes untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan siswa selama dalam
menulis yang diberikan di setiap akhir tindakan (siklus). Hasil kemampuan
akhir siswa dapat pula sebagai acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.

2.

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2
berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru / peneliti dan kepada

subyek penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah
di siapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan
guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.

Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)
menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 1997:34).
1) Mereduksi data
Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal
pengumpulan data, sampai dengan penyusunan laporan penelitian.
2) Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam.
Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3) Verifikasi Data/Penyimpulan
Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel, dilakukan verifikasi dan
kesiimpulan dengan teknik presentase dan konfirmasi dengan kriteria
penilaian.

248


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Dalam menganalisa data dari hasil tes, data kuantitatif dari hasil presentase
keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas individual peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut:
1. Tuntas Belajar Individu
Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa
menggunakan rumus sebagai berikut :
DSI =

S

y

w

x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya

serap individu sekurang-kurangnya 70 %
2. Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang
menjadi sampel dalam penelitiian ini, menggunakan rumus sebagai
berikut:
KBK =

J

J

w y

w

y

x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 persen siswa
telah tuntas secara individual.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila data yang
diperoleh telah menunjukan adanya daya serap individu minimal 70 persen dan
ketuntasan belajar klasikal minimal 80 persen dari jumlah siswa yang ada.
Ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
diberlakukan di SDN Lalong.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

249

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No

Aspek yang diamati

1

Kriteria
2 3 4

Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan
bersama siswa

I





2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil kegiatan
belajar mengajar



Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias






5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi
II










Jumlah
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang
baik adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, mendiskusikan langkah-langkah
kegiatan bersama siswa, membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam
kelompok, membimbing siswa membuat rangkuman, guru antusias. Aspek yang
mendapat penilaian tidak baik yaitu motivasi dan siswa antusias sedangkan
kategori cukup baik membimbing siswa melakukan kegiatan, memberikan
kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar,
memberikan evaluasi. Tidak ada aspek dalam kategori baik. Ini merupakan suatu
kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan dijadikan bahan kajian untuk

250

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada
tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Aktivitas Guru Pada Siklus I
No

Aktivitas Guru yang diamati

Kriteria
1

2

3

4



1

Menyampaikan tujuan

2

Memotivasi siswa/merumusan masalah.

3

Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.

4

Menyampaikan langkah-langkah/strategi



5

Menempelkan gambar seri di papan tulis



6

Membimbing menemukan alur cerita



7

Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil






kegiatan.
8

Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab.

9

Membimbing siswa merangkum pelajaran.




Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus Hal ini bisa
diketahui dari sembilan komponen yang diamati, tidak satu pun yang bernilai
baik sementara yang bernilai cukup baik ada dua dan bernilai kurang baik
sebanyak enam komponen, bernilai tidak baik satu komponen. Dengan
melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran pada siklus 1
maka perlu diperbaiki pada siklus ke II
Tabel 3. Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No

Aktivitas Siswa yang diamati

Kriteria
1

2

3

4



1

Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.

2

Mengamati gambar seri yang ada di papan tulis



3

Menulis alur cerita



4

Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru.



251

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
5

Menyajikan hasil pembelajaran

6

Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide.

7

Menulis yang relevan dengan KBM.

8

Merangkum pembelajaran.

9

Mengerjakan tes evaluasi.






Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, Ada sembilan langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti,. Pada data awal, ada
tiga aspek berkategori tidak baik, lima aspek berkategori kurang baik, dan ada
aspek dalam kategori cukup baik dan baik.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
gambar seri diperoleh nilai ketuntasan belajar 60 persen atau ada 15 dari 25 siswa
sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara
klasikal siswa belum tuntas belajar. Karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60
hanya sebesar 60% lebih kecil dari presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa belum mengerti apa yang
dimaksudkan dan digunakan guru dengan pengunaan gambar seri.
Siklus II
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No

Aspek yang diamati

Kriteria
1

2

3

4

Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
I
3. Memotivasi siswa



4. Menyampaikan tujuan pembelajaran



252

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
E. Kegiatan Inti
6. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan



bersama siswa
7. Membimbing siswa melakukan kegiatan



8. Membimbing siswa mendiskusikan hasil


kegiatan dalam kelompok
9. Memberikan kesempatan pada siswa



untuk mempresentasikan hasil kegiatan
belajar mengajar
10. Membimbing siswa merumuskan



kesimpulan/menemukan konsep
F. Penutup


1. Membimbing siswa membuat rangkuman


2. Memberikan evaluasi
II

Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas


1. Siswa Antusias



2. Guru Antusias

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria cukup
baik

adalah

memotivasi

siswa,

menyampaikan

tujuan

pembelajaran,

mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa, membimbing siswa
melakukan kegiatan, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep, siswa antusias; yang termasuk aspek kategori baik, membimbing siswa
mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok, memberikan kesempatan pada
siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar, membimbing
siswa membuat rangkuman, guru antusias; dan tidak ada aspek dalam kategori
tidak baik, dan kurang baik.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir diharapkan siswa dapat menulis
cerita melalui karangan yang telah mereka pelajari dan mengemukakan
pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami apa yang telah mereka

253

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
lakukan. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa:
Tabel 6. Aktivitas Guru Pada Siklus II
No

Aktivitas Guru yang diamati

Kriteria
1

2

3

1

Menyampaikan tujuan



2

Memotivasi siswa/merumusan masalah.



3

Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.



4

Menyampaikan langkah-langkah/strategi



5

Menempelkan gambar seri di papan tulis

6

Membimbing menemukan alur cerita



7

Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil



4



kegiatan.
8

Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab.



9

Membimbing siswa merangkum pelajaran.



Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas II
SDN Lalong. Hal ini bisa diketahui dari sembilan komponen yang diamati tidak
satu pun yang bernilai tidak baik dan kurang baik sementara yang bernilai
cukup baik 6 dan bernilai baik sebanyak tiga komponen. Dengan melihat
komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran tidak perlu diperbaiki
pada tahap kedua.
Tabel 7. Aktivitas Siswa Pada Siklus II
No

Aktivitas Siswa yang diamati

Kriteria
1

2

3

1

Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.



2

Mengamati gambar seri yang ada di papan tulis



3

Menulis alur cerita



4

Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru.



5

Menyajikan hasil pembelajaran

4



254

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
6

Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide.



7

Menulis yang relevan dengan KBM.



8

Merangkum pembelajaran.

9

Mengerjakan tes evaluasi.




Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, ada sembilan langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti. Dari sembilan aspek
tersebut, ada tujuh aspek yang berkategori cukup baik,duaaspek yang berkategori
baik, sementara tidak ada aspek dalam kategori tidak baik dan kurang baik.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambar seri memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
semakin meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis permulaan yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu
masing-masing 60%, dan 84%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara
klasikal telah tercapai.
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Pembelajaran dengan menggunakan gambar seri memiliki dampak positif
dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I 60
persen dan siklus II 84 persen. Dalam menulis permulaan pelajaran Bahasa
Indonesia bisa meningkat, keterampilan menulis siswa dan penggunaan alat
peraga gambar seni juga bisa memudahkan anak untuk meringkas sebuah cerita
atau karangan.
Saran
Guru

seharusnya

menjalankan

bimbingan

secara

kontinue

dan

berkelanjutan serta menggunakan metode yang tepat. Penggunaan media yang
bervariasi juga sangat membantu untuk lebih aktif serta dapat lebih sungguhsungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

255

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1997) Belajar Menulis Permulaan. Bandung
Moedjiono, dkk.Depdikbud: Jakarta.
Djamarah dan Aswan Zain (2002). Model Pembelajaran Menulis Permulaan.
Jakarta : Remaja Karya
Depdiknas, (2005).Metodologi Penelitian di Sekolah: Direktorat Pendidikan
Nasional
Moeslichatoen R. (1999) Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta :
Remaja Karya
Ramadan dkk. (2013).Paduan Tugas Akhir (Skripsi) dan Artikel Penelitian. Palu:
Untad Press
Rusyana (1998). Latihan Menulis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto (1997). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Surabaya,
Tarigan, (1998). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Terbitan

Pertama Bandung: Angkasa.
Tarigan, (2000). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Terbitan ke
dua Bandung: Angkasa.

256

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X