Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pada saat ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan

yang utama di dunia, khususnya di Negara-negara berkembang, baik pencemaran
udara di dalam ruangan maupun pencemaran udara ambien di daerah perkotaan
maupun di daerah pedesaan (WHO, 1997). Di banyak kota terutama yang
urbanisasinya tumbuh pesat di Negara-negara yang sedang berkembang, pencemaran
telah merusak sistem pernapasan manusia terutama pada perokok dan mereka yang
menderita penyakit – penyakit kronis saluran pernapasan. Salah satu aktivitas yang
menyebabkan pencemaran udara adalah debu diudara yang dihasilkan dari aktivitas
industri.
Pertumbuhan sektor industri masih merupakan sektor yang sangat potensial
dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan lapangan usaha, tetapi disisi
lain dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bila tidak ditangani
dengan sebaik-baiknya. Dampak negatif yang dimaksud antara lain berupa
pencemaran udara baik yang terjadi di dalam ruangan maupun di luar ruangan yang

dapat membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit (Depkes
RI, 2001).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
pada Bab XII pasal 164 mengenai kesehatan kerja menyatakan bahwa upaya

1
Universitas Sumatera Utara

kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan
meliputi pekerja – pekerja pada sektor formal dan non formal.
Untuk melindungi para pekerja tersebut pemerintah menetapkan nilai ambang
batas untuk debu total, sebagaimana tertera pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Per/13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
dan Kimia di udara lingkungan kerja untuk konsentrasi kadar debu total adalah
sebesar 3 mg/m3.
Pencemaran udara oleh debu dapat merusak sistem pernafasan akibat orang
yang terpapar debu tersebut pada konsentrasi maupun ukuran debu yang berbedabeda. Efek utama terhadap orang – orang yang terpapar debu yang bekerja di pabrik
atau industri dapat berupa gangguan kapasitas paru baik yang bersifat akut maupun
kronis. Penumpukan dan pergerakan debu pada saluran nafas dapat menyebabkan

peradangan jalan nafas,

peradangan ini dapat menyebabkan penyumbatan jalan

nafas sehingga dapat menurunkan kapasitas paru. Dampak paparan debu yang terus
menerus dapat menurunkan faal paru yang menyebabkan kelainan dan kerusakan
paru (Mukono, 2008). Salah satu bentuk kelainan paru yang bersifat menetap ialah
berkurangnya elastisitas paru yang ditandai dengan penurunan pada kapasitas paru.
Debu adalah salah satu partikel yang berbahaya bagi manusia karena
mempunyai kemampuan untuk merusak paru-paru. Partikel debu dapat atau tidak
menimbulkan penyakit tergantung ukuran partikel (yang berbahaya yaitu 1-5
mikron), kadar dan lamanya pajanan, serta sifat debu (Price dan Wilson, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Gangguan saluran nafas akibat inhalasi debu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain ukuran partikel, bentuk, daya larut, konsentrasi, sifat kimiawi, lama pajanan, dan
faktor individu sendiri yaitu berupa mekanisme pertahanan tubuh.
Pemajanan debu pada pekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
industri seperti ventilasi, suhu dan kelembaban udara. Dalam lingkungan industri

sistem ventilasi atau penghawaan di bangun berdasarkan kepentingan ruang yaitu
sebagai ruang produksi atau administrasi. Sebagai ruang produksi sistem ventilasi
umumnya terbuka atau setengah terbuka dan banyak dilengkapi dengan exhauster
yang berfungsi sebagai penyedot udara sehingga pertukaran udara menjadi lancar
(Suma’mur, 1998).
Data dari Inggris British, Columbia dan Kanada menyebutkan bahwa 26-52%
pekerja mengalami penyakit paru kerja. Di Amerika Serikat terdapat 400.000-3 juta
pekerja menderita akibat penyakit paru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pope
(2003) menyimpulkan bahwa paparan partikel debu secara kronis mempunyai
hubungan dengan menurunnya fungsi paru. Schwart (1993) dalam penelitiannya juga
mengatakan bahwa jika terpapar debu dalam waktu total 11 tahun akan
mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi paru.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2004) penyakit paru
termasuk 10 penyebab kematian di dunia diantaranya Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) 5,1 %, TB paru 2,5% dan kanker paru2,3%. Diantara semua penyakit
akibat kerja 30% sampai 50% adalah penyakit silikosis dan penyakit pneumoconiosis
(WHO, 2007). Selain itu juga ILO (International Labour Organization) mendeteksi

Universitas Sumatera Utara


bahwa sekitar 40.000 kasus baru pneumokoniosis (penyakit saluran pernafasan) yang
disebabkan oleh paparan debu tempat kerja terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya.
Kasus pneumoconiosis menempati urutan pertama Occupational Diseases
(OD) di Negara Jepang dan China (ILO, 2005). Sebuah studi cross sectional yang
dilakukan di Iran terhadap pekerja industri bahan baku keramik didapatkan hasil yang
signifikan antara paparan debu terhadap kapasitas vital paru dibawah normal pada
pekerja produksi bahan baku. Selain itu juga, hasil dari test rontgen dada
menunjukkan bahwa telah terjadinya abnormalitas pada paru – paru pekerja (Neghab,
2007).
Irfan (2003) melakukan studi untuk mengetahui hubungan paparan debu kayu
dengan keluhan subyektif saluran pernapasan dan gangguan ventilasi paru pada
tenaga kerja PT. Perwita Karya divisi mebel kabupaten Sleman Yogyakarta,
diketahui bahwa tenaga kerja yang terpapar debu kayu mempunyai peluang 6,2 kali
akan mengalami keluhan subyektif saluran pernapasan dan akan mengalami
gangguan ventilasi paru sebesar 5 kali. Tenaga kerja yang perokok mempunyai
peluang 4,1 kali akan mengalami keluhan subyektif saluran pernapasan dan 7,1 kali
akan mengalami gangguan ventilasi paru. Tenaga kerja dengan keluhan subyektif
saluran pernapasan mempunyai peluang 3,4 kali akan mengalami gangguan ventilasi
paru.
Hasil studi kasus epidemiologi secara cross sectional pada populasi pekerja

industri keramik di Kabupaten Tangerang didapat hasil variabel kebiasaan merokok,

Universitas Sumatera Utara

status gizi, dan usia pekerja mempengaruhi kelainan fungsi paru pekerja (Siregar,
2004).
Hasil pemeriksaan kapasitas vital paru pekerja oleh Balai Keselamatan dan
Kesehatan Medan pada setiap tahunnya di beberapa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di
wilayah Sumatera Utara, diperoleh hasil pemeriksaan banyak pekerja yang
mengalami penurunan kapasitas paru berupa restriksi, obstruksi dan combination
(gabungan antara restriksi dan obstruksi).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis di Pabrik Gula Sei Semayang
ditemui kenyataan bahwa pekerja yang ada di pabrik gula banyak yang tidak
menggunakan masker, sehingga pekerja melakukan kontak langsung dengan tebu dan
debu, jika dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan gangguan
pernapasan. Kesehatan masyarakat di lingkungan pabrik gula dapat terganggu melalui
berbagai sumber, salah satu sumber yang cukup signifikan adalah pencemaran udara
oleh debu yang berasal dari proses pengangkutan tebu dari perkebunan tebu, proses
penggilingan, pemurnian, penguapan, pengkapuran dan finishing ditambah dengan
sanitasi di setiap stasiun yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti, perilaku para

pekerja yang tidak menerapkan hidup bersih dan sehat yaitu merokok serta tidak
menggunakan masker ketika saat bekerja.
Berdasarkan permasalahan yang di uraikan di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) tentang “Pengaruh
Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara Terhadap Gangguan Pernapasan Pekerja di
Pabrik Gula Sei Semayang”.

Universitas Sumatera Utara

1.2.

Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh karakteristik

pekerja di lingkungan kerja dan kualitas udara terhadap gangguan pernapasan pekerja
di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang.
1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik pekerja


(umur, masa kerja, penggunaan masker, kebiasaan merokok) dan kualitas udara
(kadar debu, suhu, kelembaban) terhadap gangguan pernapasan pekerja di Pabrik
Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang.
1.4.

Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh karakteristik pekerja

(umur, masa kerja, penggunaan masker, dan kebiasaan merokok) dan kualitas udara
(kadar debu, suhu, kelembaban) terhadap gangguan pernapasan pekerja di Pabrik
Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang.
1.5.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang efek partikel debu terhadap gangguan pernafasan
pada pekerja dan instansi terkait.
2. Pengendalian dini terhadap pencemaran udara oleh debu untuk mencegah efek
kesehatan yang merugikan para pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang.

3. Menambah wawasan penulis dalam aplikasi keilmuan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

11 87 153

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

4 98 152

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 1 18

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 2

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

2 4 50

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 6

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Kualitas Udara terhadap Gangguan Pernafasan Pekerja di Pabrik Gula Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 31

f. Pendidikan - Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Karakteristik, Kualitas Udara (SO2 dan Partikel Debu) dengan Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Masyarakat Sekitar Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 17