Analisa Tingkat dan Dampak Kebisingan Pada Fasilitas Umum (Studi Kasus untuk SMPN 7 Medan)

ABSTRAK
Sekolah merupakan tempat dimana berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar. Salah satunya adalah
faktor kebisingan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang terletak
di Jl. H. Adam Malik No. 2 Medan, dimana jalan tersebut merupakan jalan raya
yang sering dilintasi oleh kendaraan bermotor. Penelitian ini dilakukan dengan
cara mengukur tingkat kebisingan menggunakan Sound Level Meter dengan
mengambil 53 lokasi titik pengukuran. Dari hasil pengukuran kebisingan
dibuatkan pemetaan kebisingan agar diketahui peta sebaran kebisingan di area
sekolah. Penyebaran kuesioner sebanyak 230 responden dilakukan untuk
mengetahui dampak kebisingan yang dirasakan oleh siswa dan guru. Berdasarkan
hasil penelitian, tingkat kebisingan di SMP Negeri 7 Medan sebesar 65,19 dBA
melebihi standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup sebesar 55
dBA. Dari hasil noise mapping diketahui kelas yang yang masuk dalam zona
kuning adalah kelas IX-1 s/d IX-9 untuk kelas pagi dan kelas VII-1 s/d VII-9
untuk kelas sore. Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan, dampak kebisingan
yang sering dialami siswa dan guru adalah merasa pusing, merasa tidak nyaman
dan berteriak ketika sedang berbicara. Dari hasil seluruh penelitian, maka
rekayasa kebisingan untuk mengurangi tingkat kebisingan di SMP Negeri 7
Medan adalah dengan penanaman pohon bambu dan rumput di depan area
sekolah. Perbaikan ruangan kelas adalah dengan mengganti material akustik

seperti penggantian langit-langit kelas dengan papan akustik 3/4”, penggunaan
dinding batu bata diplester halus, pelapisan lantai dengan karpet dan mengganti
kaca jendela dengan ketebalan 6 mm.
Kata Kunci :Kebisingan, Tingkat Kebisingan, Dampak Kebisingan, Noise
Mapping, Proses Belajar Mengajar, Rekayasa Kebisingan, Sound Level Meter