Karakteristik Kehamilan Remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO, kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku pada wanita
yang berusia 11-19 tahun. Dalam beberapa dekade terakhir ini, kehamilan remaja
telah menjadi masalah kesehatan yang penting bukan sahaja di kalangan remaja
malah juga di sejumlah besar negara maju dan negara berkembang. Namun,
kehamilan di usia remaja adalah bukan sebuah fenomena baru. Hal ini karena
masyarakat di daerah besar dunia misalnya Asia Selatan, Timur Tengah dan
Afrika Utara mengikuti tradisi menikah pada usia muda secara turun-temurun
(WHO, 2004).

Menurut World Health Organisation, telah ada penurunan tajam dalam tingkat
kehamilan di kalangan remaja perempuan sejak tahun 1990, tetapi sebanyak 11%
dari semua kelahiran di seluruh dunia masih terjadi pada perempuan berusia 15
sampai 19 tahun. Sebagian besar kelahiran ini (95%) terjadi di negara-negara
berpendapatan rendah dan sedang. (WHO,2014)

2014 World Health Statistics menunjukkan bahwa angka kejadian kehamilan

remaja di dunia di kalangan wanita yang berusia 15 sampai 19 tahun adalah 49 per
1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per
1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi
dibandingkan 6 di Malaysia dan 41 di Thailand (World Bank Group).

Menurut laporan Riskesdas 2013, dikemukakan bahwa 2,6 persen perempuan
di antara usia 10-54 tahun menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun
dan 23,9 persen perempuan menikah pada umur 15-19 tahun. Salah satu masalah
kesehatan reproduksi adalah menikah pada usia dini. Hal ini karena jangka masa
seorang perempuan untuk bereproduksi lebih panjang jika menikah pada usia
muda. Angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen.

Universitas Sumatera Utara

2

Terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan
kehamilan pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97 persen (Riskesdas, 2013). Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa 12,8
persen perempuan usia 15-19 tahun sudah menikah. Pernikahan remaja terbanyak

terjadi di pedesaan pada perempuan berstatus pendidikan rendah dan berasal dari
keluarga berstatus ekonomi rendah.

Kehamilan dan komplikasi persalinan merupakan penyebab kematian remaja
yang berusia antara 15

19 tahun. Cara aborsi tidak aman yang berlangsung

setiap tahun di kangan remaja berusia 15

19 tahun memberi kontribusi dalam

kematian ibu dan masalah kesehatan yang berterusan. Namun, terjadi penurunan
yang signifikan dalam jumlah kematian sejak tahun 2000, terutama di Asia
Tenggara di mana angka kematian remaja menurun dari 21 menjadi 9 per 100 000
perempuan. Hamil pada usia muda meningkatkan risiko pada kedua ibu dan
anaknya. Bayi yang lahir pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun mempunyai
50 % risiko lebih tinggi untuk mati dalam beberapa minggu pertama dari bayi
yang lahir pada ibu yang berumur lebih dari 20 tahun. Bayi yang lahir pada ibu
remaja lebih cenderung mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) dengan

risiko efek jangka panjang (WHO, 2014).

Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Sumatera Utara, 2012). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia, 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan
tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
Direktorat Kesehatan Ibu (2013), penyebab terbesar kematian ibu selama 20102013 adalah tetap sama yaitu akibat perdarahan (Kemenkes, 2014).

Universitas Sumatera Utara

3

Semakin muda usia seorang ibu ketika hamil, semakin besar risiko terhadap
kesehatannya. Sebuah penelitian yang dilakukan di Latin America menunjukkan
bahwa perempuan yang melahirkan sebelum usia 16 tahun, tiga hingga empat kali
lebih mungkin menderita kematian dari wanita yang melahirkan pada usia 20

tahun (UNICEF, 2011). Komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan seperti
gugur kandungan atau aborsi, pre eklampsia, eklampsia, dan berat bayi lahir
rendah merupakan penyebab terjadinya kematian ibu hamil (BKKBN, 2012).

Bagi beberapa remaja, kehamilan dan persalinan telah direncanakan dan
diinginkan terlebih dahulu, tetapi bagi kebanyakannya tidak. Kehamilan remaja
lebih cenderung terjadi pada masyarakat miskin, tidak berpendidikan dan dari
pedalaman. Di beberapa negara, kehamilan di luar nikah merupakan suatu hal
yang tidak jarang. Sebaliknya, beberapa gadis mungkin menghadapi tekanan
sosial untuk menikah dan, setelah menikah, untuk memiliki anak. Lebih dari 30%
anak perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan sedang menikah
sebelum mereka berusia 18 dan sekitar 14% sebelum mereka berusia 15 (WHO,
2014).

Pendidikan seks yang kurang di kebanyakan negara menyebabkan beberapa
gadis tidak tahu cara menghindari hamil. Mereka mungkin merasa terlalu malu
untuk mencari layanan kontrasepsi, kontrasepsi mungkin terlalu mahal atau tidak
banyak atau secara hukum tidak tersedia. Bahkan ketika kontrasepsi yang banyak
tersedia, remaja perempuan yang aktif secara seksual cenderung menggunakannya
daripada orang dewasa (WHO, 2014). Gadis mungkin tidak dapat menolak seks

yang tidak diinginkan, yang cenderung tidak terlindungi karena kebanyakan orang
memulai aktivitas seksual pada masa remaja, dimana anak laki-laki lebih awal
dibandingkan anak perempuan (WHO, 2012).

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti di Puskesmas Padang
Bulan Selayang II, didapati bahwa terdapat kasus kehamilan remaja, sehingga

Universitas Sumatera Utara

4

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kehamilan Remaja di
Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan satu masalah dalam
penulisan penelitian ini yaitu Bagaimana kehamilan remaja di Puskesmas Padang
Bulan Selayang II pada tahun 2015? .

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran
kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun
2015.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik dalam kehamilan remaja.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan
remaja.

1.4 Manfaaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk perkembangan
ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis lainnya.
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian
selanjutnya.
2. Pada akhir penelitian ini, peneliti dapat lebih memahami mengenai
kehamilan remaja.

Universitas Sumatera Utara