Karakteristik Kehamilan Remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada Tahun 2015

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

Nama : R Jeyasangkari Rajendran

NIM : 120100472

Alamat : Jl. Sei Belutu, NO 61, Medan

Nomor Telepon : 087895881489

Email : jeyasangkarirajendran@yahoo.com

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Malaysia, 29 April 1993

Warga Negara : Malaysia

Agama : Hindu

Riwayat Pendidikan :

1. SK Puteri, Seremban, Malaysia (2000-2005) 2. SMK Puteri, Seremban, Malaysia (2006-2010) 3. AIMST University, Kedah, Malaysia (2011-2012)

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2012-Sekarang)

Riwayat Pelatihan :

-Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan

Pelajar-Pelajar Malaysia Indonesia (PKPMI-CM)

2. Ahli Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM)


(2)

NOMOR UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN PENDIDIKAN ORGTUA PEKERJAAN ORGTUA TMPT TINGGAL USIA HAID STATUS USIA HAMIL PERTAMAJMLH ANAK ALASAN HAMIL 1 14-16 smp tidak bekerja perguruan tinggi wiraswasta bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 14-16 belum ada diluar nikah 2 17-19 sma tidak bekerja tidak sekolah buruh bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 3 17-19 smp tidak bekerja perguruan tinggi pns bersama suami > 12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 4 17-19 sma tidak bekerja sd petani kost ≤12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 5 17-19 smp tidak bekerja sd petani bersama orgtua/mertua > 12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 6 17-19 sma tidak bekerja perguruan tinggi pns bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 7 17-19 smp bekerja sma pedagang bersama suami > 12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 8 14-16 smp tidak bekerja perguruan tinggi wiraswasta bersama orgtua/mertua > 12 belum menikah 14-16 belum ada diluar nikah 9 17-19 sma tidak bekerja tidak sekolah buruh bersama orgtua/mertua > 12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 10 17-19 sma tidak bekerja tidak sekolah petani kost > 12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 11 17-19 sma tidak bekerja sma pedagang bersama orgtua/mertua > 12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 12 17-19 smp tidak bekerja tidak sekolah petani bersama suami ≤12 sudah menikah 17-19 belum ada dalam nikah 13 14-16 smp tidak bekerja sd buruh bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 17-19 belum ada diluar nikah 14 17-19 smp bekerja sd petani bersama suami ≤12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 15 14-16 smp tidak bekerja perguruan tinggi wiraswasta bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 14-16 belum ada diluar nikah 16 17-19 smp bekerja sd petani bersama suami ≤12 sudah menikah 14-16 satu dalam nikah 17 14-16 smp tidak bekerja perguruan tinggi wiraswasta bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 14-16 belum ada diluar nikah 18 17-19 smp bekerja smp petani bersama suami > 12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 19 14-16 smp tidak bekerja perguruan tinggi wiraswasta bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 14-16 belum ada kekerasan seksual 20 17-19 smp bekerja tidak sekolah buruh bersama suami ≤12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 21 14-16 smp tidak bekerja sma pedagang bersama orgtua/mertua ≤12 belum menikah 14-16 belum ada diluar nikah 22 17-19 smp bekerja sd petani bersama suami ≤12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 23 17-19 smp tidak bekerja sd petani bersama suami ≤12 sudah menikah 17-19 satu dalam nikah 24 17-19 smp tidak bekerja sd buruh bersama suami ≤12 sudah menikah 14-16 lebih dari satu diluar nikah

U n iv e r s ita s Su m a te r a U ta


(3)

Statistics

umur sekarang

N Valid 24

Missing 0

Mode 3.00

umur sekarang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

14-16 7 29.2 29.2 29.2

17-19 17 70.8 70.8 100.0


(4)

pendidikan terakhir

N Valid 24

Missing 0

Mode 3

pendidikan terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

smp 18 75.0 75.0 75.0

sma 6 25.0 25.0 100.0


(5)

Statistics

pekerjaan

N Valid 24

Missing 0

Mode 2

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

bekerja 6 25.0 25.0 25.0

tidak bekerja 18 75.0 75.0 100.0


(6)

Statistics

usia haid pertama

N Valid 24

Missing 0

Mode 1.00

usia haid pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

≤12 16 66.7 66.7 66.7

> 12 8 33.3 33.3 100.0


(7)

Statistics

status perkawinan

N Valid 24

Missing 0

Mode 2

status perkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

sudah menikah 10 41.7 41.7 41.7

belum menikah 14 58.3 58.3 100.0


(8)

Statistics

tempat tinggal

N Valid 24

Missing 0

Mode 1

tempat tinggal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

bersama orgtua 12 50.0 50.0 50.0

kost 2 8.3 8.3 58.3

bersama suami 10 41.7 41.7 100.0


(9)

Statistics

jumlah anak

N Valid 24

Missing 0

Mode 1.00

jumlah anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

belum ada 15 62.5 62.5 62.5

satu 8 33.3 33.3 95.8

lebih dari satu 1 4.2 4.2 100.0


(10)

Statistics

usia hamil anak pertama

N Valid 24

Missing 0

Mode 3.00

usia hamil anak pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

14-16 8 33.3 33.3 33.3

17-19 16 66.7 66.7 100.0


(11)

Statistics

alasan hamil usia muda

N Valid 24

Missing 0

Mode 1

alasan hamil usia muda

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

diluar nikah 14 58.3 58.3 58.3

dalam nikah 9 37.5 37.5 95.8

kekerasan seksual 1 4.2 4.2 100.0


(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM SURVEY KARAKTERISTIK KEHAMILAN REMAJA DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG

II PADA TAHUN 2015. (INFORMED CONSENT) Salam sejahtera,

Dengan hormat,

Saya, R Jeyasangkari Rajendran, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Karakteristik Kehamilan Remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada Tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tambahan mengenai kehamilan remaja. Hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan data dasar bagi penelitian selanjutnya.

Saya akan memberikan lembar pertanyaan (kuesioner) mengenai kehamilan remaja kepada Ibu/Sdri yang mengandung sejumlah pertanyaan. Pengisian kuesioner ini akan dilakukan sekitar 15 menit.

Partisipasi Ibu/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama: R Jeyasangkari Rajendran Alamat: Jl. Sei Belutu, NO 61


(17)

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, ……….. 2015

Peneliti,

(R Jeyasangkari Rajendran) 120100472

Fakultas Kedoktoran Universitas Sumatera Utara


(18)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Pekerjaan : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “KARAKTERISTIK KEHAMILAN REMAJA DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II PADA TAHUN 2015.”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai salah seorang responden dalam penelitian ini. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ……… 2015


(19)

NO.RESPONDEN : KUESIONER

KARAKTERISTIK KEHAMILAN REMAJA DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II PADA TAHUN 2015

Tanggal: Waktu:

Data Responden Nama:

Umur :

1. 10-13 tahun 2. 14-16 tahun 3. 17-19 tahun Pendidikan Terakhir : 1. Tidak sekolah

2. SD 3. SMP 4. SMA

5.Perguruan Tinggi Pekerjaan : 1. Bekerja

2. Tidak bekerja Pendidikan Orangtua : 1. Tidak sekolah

2. SD 3. SMP 4. SMA

5. Perguruan Tinggi Pekerjaan Orangtua : 1.Buruh

2. Wiraswasta 3. Petani 4. Pedagang 5.PNS


(20)

Tempat Tinggal : 1. Bersama orangtua 2. Kost

3. Bersama suami Usia Haid Pertama : 1. ≤ 12 tahun

2. > 12 tahun Status Perkawinan : 1. Sudah menikah

2. Belum menikah Usia ketika hamil anak pertama :

1. 10-13 tahun 2. 14-16 tahun 3. 17-19 tahun

Jumlah Anak : 1. Belum ada

2. Satu

3. Lebih dari satu Alasan hamil usia muda : 1. Diluar nikah

2. Menikah


(21)

33

DAFTAR PUSTAKA

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun) : Ada Apa dengan Remaja.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2012. Resiko

Kehamilan Usia Muda. Available from:

http://banten.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=270&ContentT ypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897 (Accessed 5 April 2015)

Dacey, J. & Kenny, M. 1997. Chapter 2: General Theories Of Adolescence: An Overview. In Brown & Benchmark Publishers, Adolescent Development. 2nd ed. United States Of America. (pg. 36-62)

Dewi D.A.D.K., Lubis D.SM., 2012 Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Kota Denpasar. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK, Universitas Udayana.

Indonesian Pediatric Society, 2013. Overview Adolescent Health Problems and Services. Available from: http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/overview-adolescent-health-problems-and-services.html

(Accessed 25 April 2015)

Kamus Bahasa Indonesia, 2008. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Pusat Data dan Informasi


(22)

34

Manuaba, IBG. Dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Noerpramana, N.P., 2011. Perempuan Dalam Berbagai Masa Kehidupan. In:

Mochamad Anwar, Ali Baziad, dan Prajitno R.P., ed. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta : Halaman 103.

Omarsari, S.D, Djuwita, R. 2006. Kehamilan Pranikah Remaja di Kabupaten Sumedang. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Available from:

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV INSI_2012/02_Profil_Kes_Prov.SumateraUtara_2012.pdf (Accessed 27 Disember 2015)

Riset Kesehatan Dasar, 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI.

Rosa, D. 2012. Analisis Faktor Memengaruhi Kehamilan Usia Muda Di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Santrock, J. (2007). Perkembangan Anak Jilid Dua. Jakarta: Erlangga

The World Bank 2014. Adolescent Fertility Rate. Available from:

http://data.worldbank.org/indicator/SP.ADO.TFRT (Accessed 19 April 2015)

Undang-Undang Pernikahan Republik Indonesia No.I tahun 1974. Tentang Perkawinan Surabaya. Penerbit Pustaka Tinta Mas.


(23)

35

United Nations Children’s Fund, 2011. Adolescent An Age Of Opportunity. New

York. Available from:

http://data.unicef.org/corecode/uploads/document6/uploaded_pdfs/corecod e/SOWC_2011_83.pdf(Accessed 1 Mei 2015)

Wahyuni, A.S., Statistika Kedokteran ( disertai aplikasi dengan SPSS )

World Health Organisation 2014. Adolescent Pregnancy. Available from :

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs364/en/ (Accessed 19 April 2015)

World Heath Organization, 2004. Adolescent Pregnancy. Geneva: Issues in Adolescent Heath and Development. Available from:

http://whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241591455_eng.pdf

(Accessed 22 April 2015)

World Health Organization, 2012. Sixty-Fifth World Health Assembly, Early Marriages, Adolescent And Young Pregnancies, . Available from:

http://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA65/A65_13-en.pdf (Accessed 2 April 2015)


(24)

17

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku di kalangan anak remaja yang berusia dari 10 tahun hingga 19 tahun, baik remaja yang sudah menikah maupun remaja yang belum menikah.

3.2.2 Remaja adalah anak yang berusia dari 10 tahun hingga 19 tahun. 3.2.3 Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.

b. Alat ukur : Kuesioner c. Hasil ukur : 1. 10-13 tahun

2. 14-16 tahun 3. 17-19 tahun d. Skala ukur : Nominal Kehamilan Remaja

Umur

Pendidikan terakhir Pekerjaan

Usia haid pertama Status perkawinan Jumlah anak

Usia ketika hamil anak pertama Penyebab kehamilan


(25)

18

3.2.4 Pendidikan adalah pendidikan formal yang terakhir diselesaikan oleh responden.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.

b. Alat ukur : Kuesioner c. Hasil ukur : 1. SD

2. SMP 3. SMA 4. PT d. Skala ukur : Nominal

3.2.5 Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden sehari-harian. a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam

wawancara terpimpin. b. Alat ukur : Kuesioner

c. Hasil ukur : 1. Bekerja 2. Tidak bekerja d. Skala ukur : Nominal

3.2.6 Usia haid pertama adalah usia remaja pertama kali mengalami haid.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.

b. Alat ukur : Kuesioner c. Hasil ukur : 1. ≤ 12 tahun

2. > 12 tahun d. Skala ukur : Nominal

3.2.7 Status perkawinan adalah status pernikahan responden pada saat dilakukan penelitian.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.


(26)

19

b. Alat ukur : Kuesioner

c. Hasil ukur : 1. Sudah menikah 2. Belum menikah d. Skala ukur : Nominal

3.2.8 Jumlah anak adalah jumlah anak yang dimiliki oleh responden pada saat penelitian.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.

b. Alat ukur : Kuesioner c. Hasil ukur : 1. Tidak Ada

2. Satu

3. Lebih dari satu d. Skala ukur : Ordinal

3.2.9 Umur ketika hamil adalah usia responden pada saat responden hamil anak pertama.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.

b. Alat ukur : Kuesioner c. Hasil ukur : 1. 10-13 tahun

2. 14-16 tahun 3. 17-19 tahun d. Skala ukur : Nominal

3.2.10 Penyebab kehamilan adalah alasan menjadi hamil yang dijawab oleh responden tentang kehamilannya.

a. Cara ukur : menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dalam wawancara terpimpin.


(27)

20

c. Hasil ukur : 1. Menikah

2. Hamil di luar nikah

3. Dan lain-lain (Kekerasan seksual) d. Skala ukur : Nominal


(28)

21

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional untuk mengetahui gambaran kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga bulan Desember 2015. Pengumpulan data gambaran kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II dilakukan dari 1 September hingga 31 Oktober 2015.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua remaja perempuan hamil yang dating memeriksa kehamilan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II.

4.3.2 Sampel Penelitian 4.3.2.1 Kriteria Inklusi

a. Remaja perempuan yang berusia dari 10 hingga 19 tahun dan hamil. b. Remaja perempuan bersedia menjadi responden.


(29)

22

4.3.3 Teknik Sampling

Penentuan sampel dilakukan secara total sampling. Pemilihan sekelompok subjek yang dianggap mempunyai sifat-sifat tertentu yang mewakili populasi. 4.4 Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Alat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data primer yang diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang telah dirancang oleh peneliti sesuai dengan materi penelitian. Sementara data sekunder diperoleh dari Puskesmas Padang Bulan Selayang II dan studi kepustakaan (literature), jurnal, buku, internet dan sebagainya.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data dari setiap responden diperoleh, pengolahan dan analisa data dilakukan dengan masukkan data tersebut ke dalam komputer dengan bantuan program SPSS. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk.

2. Coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa.

3. Entry, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution for Windows).

4.Cleaning, yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan atau tidaknya pada kode, ketidaklengkapan data dan sebagainya.


(30)

23

BAB 5

Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan. Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamataan yang berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang memiliki luas ± 23,89 km2 dan berada pada ketinggian 26-50 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan. Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 99.982 jiwa. Diantara keenam kelurahan di Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Selayang II memiliki penduduk yang terbanyak yaitu sebanyak 21.237 jiwa. Jumlah penduduk perempuan di Kecamatan Medan Selayang, yang berumur 5-14 tahun adalah sebanyak 7.756 jiwa dan yang berumur 15-44 tahun adalah sebanyak 55.245 jiwa. 5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan selama bulan September hingga Oktober pada 24 orang remaja wanita hamil yang datang ke Puskesmas Padang Bulan Selayang II di Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data sebagai berikut:


(31)

24

Tabel 5.1 Angka Kehamilan Remaja perbulan

Bulan Kehamilan Remaja Jumlah Kehamilan %

September 18 61 29,5

Oktober 6 57 10,53

Total 24 118 20,34

Dari tabel di atas, jumlah kehamilan yang tercatat di Puskesmas Padang Bulan Selayang II adalah sebesar 61 kasus pada bulan September dan 57 kasus pada bulan Oktober. Jumlah kehamilan remaja yang tercatat pada bulan September adalah sebesar 18 orang dan pada bulan Oktober adalah sebesar 6 orang.

Tabel 5.2 Karakteristik Remaja hamil di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015

Karakteristik n %

Umur (tahun)

10-13 0 0

14-16 7 29,2

17-19 17 70,8

Rata-rata : 17,46 tahun Pendidikan terakhir

Tidak sekolah 0 0

SD 0 0

SMP 18 75,0

SMA 6 25,0

PT 0 0

Pekerjaan

Bekerja 6 25,0

Tidak bekerja 18 75,0

Usia Haid Pertama (tahun)

≤ 12 16 66,7

> 12 8 33,3

Rata rata : 11,67 tahun Status Perkawinan

Sudah Menikah 10 41,7

Belum Menikah 14 58,3

Tempat Tinggal

Bersama Orangtua 12 50,0

Kost/ngontrak 2 18,3

Bersama Suami 10 41,7

Paritas

0 15 62,5

1 8 33,3

≥ 2 1 4,2


(32)

25

Dari tabel di atas, distribusi karakteristik berdasarkan umur menunjukkan bahwa lebih banyak remaja yang hamil berumur diantara 17-19 tahun dengan jumlah sebesar 17 orang (70,8 %) dan tidak ada yang hamil pada usia 10-13 tahun. Usia rata rata remaja hamil adalah 17,46 tahun. Distribusi berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa kebanyakan remaja memiliki tingkat pendidikan SMP sebagai pendidikan terakhir yaitu dengan jumlah sebesar 18 orang (75 %) dan sebanyak 6 ( 25 %) orang remaja memiliki tingkat pendidikan SMA sebagai pendidikan terakhir. Dari segi pekerjaan, didapati remaja yang sudah bekerja sebanyak 6 orang (25 %) dan remaja yang tidak bekerja sebesar 18 orang (75 %). Distribusi berdasarkan usia haid pertama menunjukkan bahwa sebesar 16 orang (66,7 %) telah mengalami haid pertama pada usia kurang atau sama dengan 12 tahun dan 8 orang remaja (33,3 %) telah mengalami haid pertama pada usia lebih dari 12 tahun dengan rata rata usia haid pertama adalah 11,67 tahun. Distribusi berdasarkan status perkawinan pula menunjukkan bahwa lebih banyak remaja yang hamil berstatus belum menikah sebesar 14 orang (58,3 %) dan 10 orang (41,7 %) remaja yang hamil sudah menikah. Distribusi berdasarkan tempat tinggal menunjukkan bahwa sebesar 12 orang remaja (50 %) yang hamil tinggal bersama ibubapa dan hanya 2 orang remaja (18,3 %) yang tinggal di kost. Distribusi berdasarkan paritas pula menunjukkan sebanyak 15 orang remaja (62,5 %) belum melahirkan anak, 8 orang remaja (33,3 %) sudah melahirkan satu anak dan 1 orang remaja (4,2 %) sudah melahirkan lebih dari satu anak.


(33)

26

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ketika Hamil Anak Pertama

Usia ketika Hamil Anak Pertama (tahun) n %

10-13 0 0

14-16 8 33,3

17-19 16 66,7

Rata-rata : 16,79 tahun

Total : 24 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak remaja yaitu sebesar 16 orang (66,7 %) telah melahirkan anak pertama ketika mereka berusia 17-19 tahun dan tidak ada remaja yang melahirkan anak ketika mereka berusia 10-13 tahun dengan rata rata usia 16,79.

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penyebab Kehamilan

Alasan n %

Diluar nikah (“kecelakaan”) 14 58,3

Menikah 9 37,5

Kekerasan seksual 1 4,2

Total : 24 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa paling banyak remaja mengalami kehamilan di luar nikah yaitu sebesar 14 orang (58,3 %) dan seorang remaja (4,2%) telah hamil akibat kekerasan seksual.


(34)

27

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data primer kuesioner di Puskesmas Padang Bulan Selayang II, diperoleh data mengenai gambaran kehamilan remaja. Data-data tersebutlah yang akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Dari hasil penelitian, didapati jumlah kehamilan yang tercatat di Puskesmas Padang Bulan Selayang II adalah sebesar 61 kasus pada bulan September dan 57 kasus pada bulan Oktober. Jumlah kehamilan remaja yang tercatat pada bulan September adalah sebesar 18 orang dan pada bulan Oktober adalah sebesar 6 orang. Angka kejadian kehamilan remaja pada bulan September adalah 29,5% dan 10,53% pada bulan Oktober.

Dari hasil penelitian terhadap 24 sampel, didapatkan bahwa jumlah remaja yang hamil pada usia muda lebih banyak berusia diantara 17-19 tahun yaitu sebanyak 17 orang (70,8%) diikuti oleh kelompok remaja yang berusia 14-16 tahun yaitu sebanyak 7 orang (29,2%) dan tidak ada remaja yang hamil dari kelompok usia 10-13 tahun dengan rata rata usia remaja hamil 17,46. Frekuensi tertinggi pada kelompok usia 17-19 tahun sesuai dengan laporan Riskesdas yang menyatakan bahwa kejadian kehamilan remaja pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97 persen pada tahun 2013. Menurut WHO, 2014 sebanyak 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia masih terjadi pada perempuan berusia 15 sampai 19 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Omarsari dan Djuwita (2006) di Kabupaten Sumedang yang menemukan usia remaja yang hamil berada pada kisaran 13-19 tahun dengan rata rata usia ketika hamil 17,38 tahun. Kemungkinan bahwa kelompok usia 17-19 tahun lebih banyak remaja yang hamil karena pada tahap ini, dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual lebih tinggi. Hal ini karena pada kelompok usia ini remaja bisa mengakses video-video porno di internet dengan menggunakan teknologi yang sedia ada serta membaca


(35)

majalah-28

majalah yang mengandung unsur seksual dan melakukan hubungan seksual dengan pacar atau pasangannya untuk memenuhi keinginan mereka.

Dari hasil penelitian ini, dapat ditemukan bahwa remaja yang hamil masih berpendidikan rendah pada standar pendidikan tingkat SMP yaitu sebanyak 18 orang (75,0%) dan sebagian lagi masih di tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 6 orang (25,0%) manakala tidak ada remaja yang memiliki tingkat pendidikan SD atau Perguruan tinggi sebagai pendidikan terakhir. Hal ini sesuai dengan penelitian Rosa (2012) yang menyatakan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya kehamilan usia muda. Kemungkinan bahwa tingkat pendidikan yang rendah sangat memainkan peranan dalam kejadian kehamilan remaja karena pendidikan kesehatan reproduksi hanya dimulakan pada tingkat pendidikan SMA. Remaja yang tidak atau kurang mempunyai ilmu tentang pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini bakalan melakukan hubungan seksual bersama pasangannya tanpa mengetahui efek samping atau risiko kehamilan remaja yang akan terjadi akibat perbuatannya.

Dari hasil penelitian ini, frekuensi remaja yang tidak bekerja lebih tinggi yaitu sebesar 18 orang (75%) dan remaja yang bekerja hanya 6 orang (25%). Hal ini karena remaja yang menjadi responden untuk penelitian ini kebanyakannya masih bersekolah.

Menarke merupakan tanda telah aktifnya hormon seksual. Wanita yang telah mengalami menstruasi dapat hamil karena fungsi reproduksi sudah berjalan, sel telur sudah matang dan sudah bisa dibuahi meskipun kondisi anatomis dari panggulnya yang belum matang. Dari hasil penelitian ini, didapati bahwa sebanyak 16 orang remaja (66,7%) telah mengalami haid pertama pada usia kurang atau sama dengan 12 tahun dan 8 orang remaja (33,3%) telah mengalami haid pertama pada usia lebih dari 12 tahun. Penelitian Omarsari dan Djuwita (2006) menyatakan bahwa semakin dini usia pertama kali haid kemungkinan terjadinya kehamilan usia muda juga semakin tinggi karena aktifnya hormon


(36)

29

seksual secara psikologis menyebabkan aktifnya dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seksual. Penelitian Purba (2014) menyatakan bahwa aktifnya hormon-hormon di tubuh seseorang akan menyebabkan seseorang itu mudah tertarik pada pasangan lawan jenisnya dan dapat menjurus kepada praktek-praktek pacaran resiko tinggi seperti ciuman, pelukan, meraba-raba organ seksual, petting dan sebagainya dan keinginan untuk melakukan hubungan seksual juga akan meningkat akibat nafsu.

Dari hasil penelitian ini, didapati bahwa sebanyak 14 orang remaja yang hamil (58,3%) berstatus belum menikah dan 10 orang remaja yang hamil (41,7%) berstatus sudah menikah. Penelitian Rosa (2012) menyatakan bahwa segelintir remaja menyalahartikan konsep cinta, keintiman, dan tingkah laku seksual sehingga remaja awal cenderung berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan, sedangkan remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika telah ada ikatan dan saling pengertian dengan pasangan. Seks sering dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan pasangan. Aktivitas seksual yang mereka lakukan dimulai dari berpegangan tangan, berciuman sambil berpelukan, meraba tubuh pasangan dan akhirnya berhubungan seksual. Faktor kesempatan melakukan hubungan seksual di luar nikah juga sangat penting untuk dipertimbangkan, karena bila tidak ada kesempatan baik ruang maupun waktu maka hubungan seks di luar nikah tidak akan terjadi.

Dari hasil penelitian ini, dapat ditemukan juga bahwa frekuensi remaja yang tinggal bersama orangtua lebih banyak yaitu sebesar 12 orang (50%) diikuti dengan remaja yang tinggal bersama suami sebesar 10 orang (41,7%) dan remaja yang tinggal di kost sebanyak 2 orang (18,3%). Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa kehamilan remaja masih berlaku walaupun kebanyakan remaja tinggal bersama orangtua mereka mungkin karena kesibukan orangtua dalam mengejar kehidupan materialistik sehingga kurangnya perhatian pada anak-anak. Menurut Rosa (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa orangtua yang bekerja di luar rumah dan menghabiskan hari-harinya dengan kesibukan


(37)

masing-30

masing menjadi salah satu faktor terjadinya kehamilan remaja karena remaja yang bersendirian di rumah mengambil kesempatan ini dan menggunakan fasilitas yang ada termasuk uang untuk ke night club sampai larut malam supaya tidak bosan dirumah. Situasi ini mendorong terjadinya kehamilan remaja.

Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat juga frekuensi remaja yang hamil yang belum melahirkan anak lebih tinggi yaitu sebesar 15 orang (62,5%) diikuti dengan remaja yang sudah melahirkan satu anak yaitu sebesar 8 orang (33,3%) dan remaja yang sudah melahirkan lebih dari satu anak sebesar 1 orang (4,2%). SDKI 2002-2003 mengindikasikan bahwa 10% wanita berusia 15-19 tahun telah memiliki anak, 8% sudah melahirkan dan 2% sedang hamil anak pertama. Peneliti berasumsi bahwa frekuensi remaja yang hamil yang belum melahirkan anak lebih tinggi karena kebanyakan remaja yang hamil berstatus belum menikah.

Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat juga bahwa paling banyak remaja telah hamil anak pertama ketika mereka berusia 17-19 tahun yaitu sebesar 16 orang (66,7%) dan 8 orang remaja (33,3%) lagi telah hamil anak pertama ketika mereka berusia 14-16 tahun dengan rata rata usia 16,79. Menurut laporan Riskesdas (2013), dicatatkan bahwa terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97 persen.

Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat juga bahwa berdasarkan distribusi alasan hamil usia muda untuk remaja yang hamil diluar nikah mempunyai frekuensi tertinggi yaitu sebesar 14 orang (58,3%) dan diikuti dengan remaja yang hamil didalam nikah sebesar 9 orang (37,5%) dan akhirnya 1 orang remaja (4,2%) yang hamil akibat kekerasan seksual. Menurut Rosa (2012), faktor yang menyebabkan remaja hamil diluar nikah adalah karena adanya dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual seperti fungsi organ reproduksi dan kerja hormon. Dorongan dapat meningkat karena pengaruh dari luar, misalnya dengan membaca buku atau melihat film/ majalah yang menampilkan gambar–gambar yang membangkitkan erotisme. Peneliti berasumsi bahwa faktor ekonomi juga terlibat


(38)

31

karena sebagian orangtua yang sentiasa sibuk dengan kerja masing-masing diluar rumah juga mendorong terjadinya kehamilan remaja karena anak-anak remaja yang bersendirian dirumah mengambil kesempatan itu untuk menggunakan fasilitas yang ada seperti uang dan ruang dan melakukan hubungan seksual akibat dorongan biologisnya. Kemiskinan juga mendorong kehamilan usia muda karena remaja putri terpaksa bekerja akibat kemiskinan. Bekerja di perumahan atau bekerja lebih dari 12 jam sehari mengakibatkan segelintir mengalami kekerasan seksual.


(39)

32

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar remaja yang hamil berusia dari kelompok 17-19 tahun, memiliki tingkat pendidikan SMP sebagai pendidikan terakhir, tidak bekerja, berstatus belum menikah dan mempunyai paritas 0.

2. Sebagian besar remaja hamil dengan penyebab hamil diluar nikah. 6.2 Saran

Berdasarkan penelitian tentang karakteristik kehamilan remaja maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:

1. Mengingatkan lebih banyak remaja yang hamil mempunyai tingkat pendidikan SMP, sebaiknya pendidikan Kesehatan Reproduksi dimulai sejak SMP.

2. Bagi remaja yang sudah menikah, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga mencapai usia reproduksi matang yaitu usia 20 tahun atau lebih.


(40)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja

2.1.1 Definisi

Remaja adalah masa transisi dari alam anak ke alam dewasa yang berlaku pada umur 11-19/20 tahun. . Pada tempoh ini seseorang akan mula menjadi matang dengan menunjukkan ciri-ciri seks sekunder. Tambahan pula, anak itu akan mulai merasakan ciri-ciri kepribadian, mempunyai suatu perasaan seperti mencapai kebebasan, dan akan berupaya untuk mencapai keyakinan dari ibubapanya. Berdasarkan kematangan psikososial dan sifat seksual, setiap adolesen akan mengalami tahapan berikut dalam proses pertumbuhannya menuju ke alam dewasa, yaitu (1) masa remaja awal/ early adolescence : dari umur 11-13 tahun, (2) masa remaja pertengahan/ middle adolescence : dari umur 14-16 tahun, dan akhirnya masa remaja lanjut/ late adolescence : dari umur 17-20 tahun (Sarwono, 2011).

Namun, terdapat berbagai pendapat dari berbagai pihak tentang batas umur seorang anak itu dikatakan remaja. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia 10 - 19 tahun (WHO, 2014). Menurut UNICEF, masa remaja dikategorikan dalam dua tahap yaitu masa remaja awal/ early adolescence ketika anak itu berusia 10 – 14 tahun dan masa remaja lanjut/ late adolescence ketika anak itu berusia 15 – 19 tahun (UNICEF, 2011). Menurut BKKBN, remaja adalah anak yang berusia 10 – 24 tahun (BKKBN, 2011). Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap remaja bila anak itu sudah cukup matang untuk menikah yaitu anak perempuan yang berusia 16 tahun dan anak laki-laki yang berusia 19 tahun. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, seorang anak itu dianggap remaja ketika anak itu sudah berusia 18 tahun bersamaan dengan saat lulus dari sekolah menengah (IPS, 2013).


(41)

6

Berdasarkan kronologis umur remaja yang ditentukan oleh berbagai pihak di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa umur bermulanya alam remaja itu lebih kurang sama walaupun umur akhirnya alam remaja itu bervariasi.

G. Stanley Hall yang lebih dikenali sebagai bapak psikologi remaja telah membangunkan sebuah teori psikologi perkembangan remaja dalam usaha mendirikan ide-ide Charles Darwin tentang evolusi. Dalam teorinya itu, Hall telah mengemukakan empat periode yang berbeda tentang perkembangan manusia yaitu;infancy/animal (dari lahir hingga usia 4 tahun),childhood/anthropoid (dari umur 4 tahun hingga 8 tahun),youth/half-barbarian(dari umur 8 tahun hingga 12 tahun), danadolescence/civilized(dari umur 12 hingga 25 tahun). Dalam teorinya, Hall mendeskripsikan alam remaja/adolescence sebagai storm and stress. Begitu juga dengan Erik Erikson dalam teorinya tentang perkembangan psikososial, beliau telah menyatakan bahwa masa remaja adalah masa pencarian identitas diri atau krisis identitas. Karakteristik remaja yang sedang berusaha untuk mencari identitas diri ini dapat menimbulkan beberapa masalah pada diri remaja (Dacey, 1997).

Masalah yang terjadi pada diri remaja ini dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu masalah kesehatan fisis dan masalah perilaku yang menimbulkan kelainan fisis. Masalah-masalah kesehatan fisis yang terjadi pada para remaja adalah seperti akne, gangguan pendengaran, gangguan pada mata, karies dentis, dan masalah gizi. Contoh masalah perilaku adalah seperti penggunaan alcohol dan obat-obatan yang terlarang, kecelakaan, hubungan seksual pra-nikah, kawin pada usia muda, aborsi, dan infeksi menular seksual (IPS, 2013). Kehamilan pada usia muda merupakan salah satu masalah yang mempunyai angka statistik yang kecil tetapi jika tidak dilakukan pengaturan kehamilan tingkat kelahiran di Indonesia akan terpengaruh (Riskesdas, 2013).


(42)

7

2.2 Kehamilan remaja 2.2.1 Definisi

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kehamilan diartikan sebagai suatu kondisi dimana terdapat janin dalam rahim wanita yang merupakan hasil pembuahan dari sperma laki-laki pada sel telur wanita (Pusat Bahasa, 2008). Menurut WHO, kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku pada wanita yang berusia 11-19 tahun (WHO, 2004).

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku di kalangan anak remaja yang berusia kurang dari 20 tahun, yang umumnya terjadi karena peningkatan perilaku seksual antara remaja yang dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak disengajakan (Dewi, 2012). Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks bebas (kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Menurut Kartono (1996) kehamilan remaja adalah kehamilan yang pada umumnya tidak direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan (Rosa, 2012).

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk menikah di usia muda, yang selanjutnya akan hamil dan melahirkan di usia muda antara lain (Rosa, 2012) :

1. Tingkat pendidikan

Makin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya perkawinan usia muda.

2. Ekonomi

Apabila anak perempuan telah menikah, berarti orang tua bebas dari tanggung jawab sehingga secara ekonomi mengurangi beban dengan kata lain sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan. Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan


(43)

8

bagi remaja khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pada usia muda. Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari, bekerja di perumahan tanpa di bayar hanya diberi makan dan pakaian, bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual (Rosa, 2012).

3. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi pada remaja menjadi salah satu penyebab karena masyarakat tempat di mana remaja membesar memberikan gambaran yang sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan seksual. Biasanya topik terkait reproduksi dianggap tabu dibicarakan dengan anak (remaja). Sehingga saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang ( Rosa, 2012).

4. Hukum atau peraturan

Dalam agama Islam, menikah diisyaratkan oleh beberapa pemeluknya dianggap sesuatu yang harus disegerakan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan yaitu wanita umur 16 tahu dan pria umur 19 tahun. Dari segi lain makin mudah orang bercerai dalam suatu masyarakat makin banyak perkawinan usia muda (UU. Pernikahan tahun 1974).

5. Adat Istiadat atau pandangan masyarakat

Adanya anggapan lingkungan dan adat istiadat jika anak gadis belum menikah di anggap sebagai aib keluarga. Di kebanyakan daerah ditemukan adanya pandangan dan kepercayaan yang salah yaitu kedewasaan seseorang dinilai dari status perkawinan, status janda lebih baik daripada perawan tua (Rosa, 2012). 6. Dorongan Biologis

Adanya dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual merupakan naluri alamiah dari berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja hormon. Dorongan dapat meningkat karena pengaruh dari luar, misalnya dengan membaca


(44)

9

buku atau melihat film/ majalah yang menanpilkan gambar–gambar yang membangkitkan erotisme. Di era teknologi informasi yang tinggi ini, remaja sangat mudah mengakses gambar tersebut melalui telepon genggam dan akan selalu di bawa dalam setiap langkah remaja (Manuaba, IBG, 2010).

7. Kepatuhan Terhadap Orang Tua

Perkawinan dapat berlangsung karena adanya kepatuhan remaja terhadap orang tua atau sifat menentang (Rosa,2012).

8. Ketidakmampuan Mengendalikan Dorongan Biologis

Kemampuan mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh nilai–nilai moral dan keimanan seseorang. Remaja yang memiliki keimanan kuat tidak akan melakukan hubungan seks, karena mengingat ini adalah dosa besar yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Namun keimanan ini dapat sirna tanpa tersisa bila remaja dipengaruhi obat–obatan misalnya psikotropika. Obat ini akan mempengarui pikiran remaja sehingga pelanggaran terhadap nilai–nilai agama dan moral dinikmati dengan tanpa rasa bersalah (Rosa,2012).

9. Adanya Kesempatan Melakukan Hubungan Seks Pra Nikah

Faktor kesempatan melakukan hubungan seks pra nikah sangat penting untuk dipertimbangkan, karena bila tidak ada kesempatan baik ruang maupun waktu maka hubungan seks pra nikah tidak akan terjadi. Terbukanya kesempatan pada remaja untuk melakukan hubungan seks didukung oleh kesibukan orang tua yang menyebabkan kurangnya perhatian pada remaja. Tuntutan kebutuhan hidup sering menjadi alasan suami istri bekerja di luar rumah dan menghabiskan hari–harinya dengan kesibukan masing – masing sehingga perhatian terhadap anak remajanya terabaikan. Selain itu pemberian fasilitas (termasuk uang) pada remaja secara berlebihan. Adanya ruang yang berlebihan membuka peluang bagi remaja untuk membeli fasilitas, misalnya menginap di hotel/ motel atau ke night club sampai


(45)

10

larut malam. Situasi ini sangat mendukung terjadinya hubungan seksual pra nikah (Rosa,2012).

10. Pandangan terhadap Konsep Cinta

Menyalahartikan atau kebingungan dalam mengartikan konsep cinta, keintiman, dan tingkah laku seksual sehingga remaja awal cenderung berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan, sedangkan remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika telah ada ikatan dan saling pengertian dengan pasangan. Seks sering dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan pasangan (Rosa,2012).

2.2.3 Resiko kehamilan remaja 1. Gugur kandungan atau aborsi

Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.

Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga non-professional dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi karena


(46)

11

mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa (BKKBN, 2012).

2. Pre eklamsia

Pre eklamsia adalah suatu gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh

dan tingginya jumlah protein di urin.

Ibu hamil yang mengalami pre eklamsia berisiko tinggi mengalami keguguran, gagal ginjal akut, pendarahan otak, pembekuan darah intravaskular, pembengkakan paru-paru, kolaps pada sistem pembuluh darah, dan eklamsia , yaitu gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan toxemia yang bisa berakibat sangat serius bagi ibu dan bayinya.

Pada bayi, preeklamsia dapat mencegah plasenta (jalur penyaluran udara dan makanan untuk janin) mendapat asupan darah yang cukup, sehingga bayi bisa kekurangan oksigen (hypoxia) dan makanan. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya berat badan bayi ketika lahir dan juga menimbulkan masalah lain pada bayi, seperti kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat kelahiran ( perinatal death) (BKKBN, 2012).

3. Eklamsia, kejang pada kehamilan.

Istilah eklamsia berasal dari bahasa yunani dan berarti "halilintar". Kata tersebut dipakai karena seolah - olah gejala eklamsia timbul dengan tiba - tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Eklamsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan tanda-tanda preeklamsia. Eklamsia dibedakan menjadi 3 yaitu eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum dan eklamsia puerperale. Dengan pengetahuan bahwa biasanya eklamsia didahului oleh preeklamsia, tampak pentingnya pengawasan antenatal


(47)

12

yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk mencegah timbulnya penyakit itu (BKKBN, 2012).

4. Infeksi atau peradangan yang terjadi pada kehamilan

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesteron pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing.

Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK.

Komplikasi yang sering muncul akibat infeksi saluran kemih yang parah adalah pielonefritis (radang pada piala ginjal) , hipertensi ( tekanan darah tinggi ), abortus prematurus , hambatan pertumbuhan janin dalam kandungan, kematian janin dalam kandungan dan anemia (BKKBN, 2012).

5. Anemia

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% .Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II.

Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan Abortus ( keguguran) dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester


(48)

13

II dapat menyebabkan: persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia,dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat pasca melahirkan anemia dapat menyebabkan : atonia uteri , retensio plasenta, perlukaan sukar sembuh, mudah terjadinya febris puerpuralis dan gangguan involusi uteri.

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda (BKKBN, 2012).

6. Kanker rahim

Kanker Rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim. Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi Virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker servik. Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu 2x lebih mungkin terkena kanker servik di usia tuanya, daripada wanita yang menunda kehamilan hingga usia 25 tahun atau lebih tua. Untuk itu perlu ada upaya pencegahan untuk mengurangi resiko – resiko tersebut di atas antara lain melalui sosialisasi program Pendewasaan Usia Perkawinan atau jika telah terlanjur menikah muda, bisa melakukan program Penundaan Anak Pertama artinya kehamilan terjadi ketika organ fisiologis sudah sempurna dan aspek psikologis sudah siap. Biasanya


(49)

14

kesiapan ini terjadi pada usia > 20 tahun bagi wanita dan usia > 25 tahun pada laki – laki. Untuk menunda anak pertama dapat menggunakan alat kontrasepsi yang memiliki reverbilitas dan fektifitas yang tinggi, seperti kondom dan IUD (BKKBN, 2012).

7.Persalinan prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan kelainan bawaan Kekurangan zat yang dibutuhkan saat pertumbuhan janin ketika dalam kehamilan dapat mengakibatkan tingginya persalinan prematur, BBLR, dan cacat bawaan (BKKBN, 2012).

2.2.4 Dampak kehamilan remaja

Kehamilan yang terjadi pada usia muda akan menimbulkan berbagai masalah seperti berikut :

1. Masalah kesehatan reproduksi

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun (Rosa, 2012).

2. Masalah psikologis

Umumnya para pasangan berusia muda berada dalam keadaan dimana psikologisnya masih belum matang. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya relative masih muda ketika menikah. Manakala remaja yang hamil di luar nikah pula akan menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, rasa menyesal, rendah diri dan sebagainya (Rosa, 2012).

3. Masalah sosial ekonomi

Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan kematangan dalam sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umunya dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan mencari nafkah sebagai sokongan untuk menjaga


(50)

15

keluarga. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga akan menimbulkan stress (Rosa, 2012).

2.2.5 Penanggulangan 2.2.5.1 Pencegahan

Dengan memperhatikan faktor–faktor yang dapat menyebabkan kehamilan remaja maka langkah–langkah yang perlu dilakukan adalah :

1. Melakukan pendidikan seksual pada anak dan remaja

Penyampaian materi pendidikan seksual dapat dilakukan di rumah maupun di sekolah. Di sini peranan orang tua dan masyarakat sangat diharapkan, terutama untuk dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para remaja mengenai kesehatan reproduksinya dan juga apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Sebelum usia 10 tahun pendidikan seksual bisa diberikan secara bergantian tetapi ibu umumnya lebih berperan, menjelang akil baligh, saat sudah terjadi proses diferensiasi jenis kelamin dan muncul rasa malu, sebaiknya ibu memberikan penjelasan kepada anak perempuan dan ayah kepada anak laki–laki (Rosa, 2012).

2. Meningkatkan pengetahuan agama bagi remaja.

Penegakan norma agama dan norma sosial lainnya juga harus diupayakan secara maksimal untuk mencegah para remaja untuk melakukan hubungan yang terlalu bebas yang dapat menyebabkan kehamilan. Pemberian pengetahuan agama pada anak sejak usia dini sampai akil baligh akan sangat besar pengaruhnya dalam mencegah terjadinya hubungan seksual pra nikah (Rosa, 2012).

3. Meningkatkan perhatian kedua orang tua terhadap anak–anaknya.

Pada saat ini hubungan antara orang tua dan anak mulai kurang karena keduanya sibuk bekerja dari pagi hingga sore, sehingga sedikit sekali waktu yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan anak. Untuk orang tua diharapkan


(51)

16

khususnya yang bekerja agar bisa menyisihkan waktunya dalam membina anak– anaknya, minimal pada waktu makan malam bersama dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi (Rosa, 2012).

4. Menunda hubungan seks bagi remaja yang terlibat pacaran.

Remaja juga harus dituntut untuk mengisi kegiatan sehari–harinya dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olah raga, kesenian dan juga belajar. Selama pacaran remaja harus dihindarkan untuk bercumbu secara berlebihan, karena hal itu juga akan memancing mereka untuk melakukan tindakan yang lebih jauh lagi dan akhirnya melakukan persenggamaan (Rosa, 2012).

2.2.5.2 Pengobatan

Kehamilan yang dialami remaja adalah kehamilan yang beresiko tinggi. Karena itu remaja yang hamil harus memeriksakan kehamilannya secara intensif. Dengan demikian kelainan dan hal–hal yang menyulitkan nantinya dapat segera dicegah dan diobati, sehingga proses kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan baik (Rosa, 2012).


(52)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut WHO, kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku pada wanita yang berusia 11-19 tahun. Dalam beberapa dekade terakhir ini, kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang penting bukan sahaja di kalangan remaja malah juga di sejumlah besar negara maju dan negara berkembang. Namun, kehamilan di usia remaja adalah bukan sebuah fenomena baru. Hal ini karena masyarakat di daerah besar dunia misalnya Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Utara mengikuti tradisi menikah pada usia muda secara turun-temurun (WHO, 2004).

MenurutWorld Health Organisation, telah ada penurunan tajam dalam tingkat kehamilan di kalangan remaja perempuan sejak tahun 1990, tetapi sebanyak 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia masih terjadi pada perempuan berusia 15 sampai 19 tahun. Sebagian besar kelahiran ini (95%) terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang. (WHO,2014)

2014 World Health Statistics menunjukkan bahwa angka kejadian kehamilan

remaja di dunia di kalangan wanita yang berusia 15 sampai 19 tahun adalah 49 per 1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per 1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan 6 di Malaysia dan 41 di Thailand (World Bank Group).

Menurut laporan Riskesdas 2013, dikemukakan bahwa 2,6 persen perempuan di antara usia 10-54 tahun menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9 persen perempuan menikah pada umur 15-19 tahun. Salah satu masalah kesehatan reproduksi adalah menikah pada usia dini. Hal ini karena jangka masa seorang perempuan untuk bereproduksi lebih panjang jika menikah pada usia muda. Angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen.


(53)

2

Terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97 persen (Riskesdas, 2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa 12,8 persen perempuan usia 15-19 tahun sudah menikah. Pernikahan remaja terbanyak terjadi di pedesaan pada perempuan berstatus pendidikan rendah dan berasal dari keluarga berstatus ekonomi rendah.

Kehamilan dan komplikasi persalinan merupakan penyebab kematian remaja yang berusia antara 15 – 19 tahun. Cara aborsi tidak aman yang berlangsung setiap tahun di kangan remaja berusia 15 – 19 tahun memberi kontribusi dalam kematian ibu dan masalah kesehatan yang berterusan. Namun, terjadi penurunan yang signifikan dalam jumlah kematian sejak tahun 2000, terutama di Asia Tenggara di mana angka kematian remaja menurun dari 21 menjadi 9 per 100 000 perempuan. Hamil pada usia muda meningkatkan risiko pada kedua ibu dan anaknya. Bayi yang lahir pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun mempunyai 50 % risiko lebih tinggi untuk mati dalam beberapa minggu pertama dari bayi yang lahir pada ibu yang berumur lebih dari 20 tahun. Bayi yang lahir pada ibu remaja lebih cenderung mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) dengan risiko efek jangka panjang (WHO, 2014).

Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Direktorat Kesehatan Ibu (2013), penyebab terbesar kematian ibu selama 2010-2013 adalah tetap sama yaitu akibat perdarahan (Kemenkes, 2014).


(54)

3

Semakin muda usia seorang ibu ketika hamil, semakin besar risiko terhadap kesehatannya. Sebuah penelitian yang dilakukan di Latin America menunjukkan bahwa perempuan yang melahirkan sebelum usia 16 tahun, tiga hingga empat kali lebih mungkin menderita kematian dari wanita yang melahirkan pada usia 20 tahun (UNICEF, 2011). Komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan seperti gugur kandungan atau aborsi, pre eklampsia, eklampsia, dan berat bayi lahir rendah merupakan penyebab terjadinya kematian ibu hamil (BKKBN, 2012).

Bagi beberapa remaja, kehamilan dan persalinan telah direncanakan dan diinginkan terlebih dahulu, tetapi bagi kebanyakannya tidak. Kehamilan remaja lebih cenderung terjadi pada masyarakat miskin, tidak berpendidikan dan dari pedalaman. Di beberapa negara, kehamilan di luar nikah merupakan suatu hal yang tidak jarang. Sebaliknya, beberapa gadis mungkin menghadapi tekanan sosial untuk menikah dan, setelah menikah, untuk memiliki anak. Lebih dari 30% anak perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan sedang menikah sebelum mereka berusia 18 dan sekitar 14% sebelum mereka berusia 15 (WHO, 2014).

Pendidikan seks yang kurang di kebanyakan negara menyebabkan beberapa gadis tidak tahu cara menghindari hamil. Mereka mungkin merasa terlalu malu untuk mencari layanan kontrasepsi, kontrasepsi mungkin terlalu mahal atau tidak banyak atau secara hukum tidak tersedia. Bahkan ketika kontrasepsi yang banyak tersedia, remaja perempuan yang aktif secara seksual cenderung menggunakannya daripada orang dewasa (WHO, 2014). Gadis mungkin tidak dapat menolak seks yang tidak diinginkan, yang cenderung tidak terlindungi karena kebanyakan orang memulai aktivitas seksual pada masa remaja, dimana anak laki-laki lebih awal dibandingkan anak perempuan (WHO,2012).

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti di Puskesmas Padang Bulan Selayang II, didapati bahwa terdapat kasus kehamilan remaja, sehingga


(55)

4

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kehamilan Remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan satu masalah dalam penulisan penelitian ini yaitu “Bagaimana kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015?”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik dalam kehamilan remaja.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan remaja.

1.4 Manfaaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis lainnya.

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Pada akhir penelitian ini, peneliti dapat lebih memahami mengenai kehamilan remaja.


(56)

ii

ABSTRAK

Dalam beberapa dekade ini, kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang penting di negara-negara maju dan negara berkembang. Masalah kesehatan reproduksi akibat hamil dan menikah usia remaja menyebabkan angka kematian ibu hamil semakin meningkat karena adanya komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kota Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pengambilan data langsung dari responden melalui kuesioner di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015. Pengambilan data untuk penelitian ini telah berlangsung dari bulan September hingga Oktober 2015.

Diperoleh 24 orang mengalami kehamilan remaja dimana sebagian besar remaja yang hamil berumur dari kelompok usia 17-19 tahun dengan jumlah sebesar 17 orang (70,8%). Rata-rata usia remaja hamil adalah 17,46 tahun. Sebagian besar remaja mempunyai tingkat pendidikan SMP sebagai pendidikan terakhir yaitu dengan jumlah sebesar 18 orang (75%). Didapati juga lebih banyak remaja yang hamil berstatus belum menikah yaitu sebesar 14 orang (58,3%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, kehamilan remaja paling banyak terjadi pada remaja dari kelompok usia 17-19 tahun dan sebagian besar remaja mengalami kehamilan di luar nikah.


(57)

iii

ABSTRACT

In the past few decades, teenage pregnancies have become an important health issue in developed countries and developing countries. Reproductive health problems due to the early pregnancy and marriage caused the mortality rate of pregnant women has increased as a result of complications of pregnancy, childbirth and early childbirth. This research aims to know the description of teenage pregnancies in Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Medan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kota Medan.

This research is a descriptive study, with data retrieval directly from the respondent through the questionnaire in the Puskesmas Padang Bulan Selayang II in 2015. Data capture for this research has been going on from September to October 2015.

Found 24 teenagers are pregnant in which most pregnant teenagers was from the age group of 17-19 years with a total of 17 people (70,8%). The average age of a pregnant teenager is 17.46 years. Most of the pregnant teenagers have a SMP level of education with a total of 18 people (75%). Found also more adolescents who are pregnant are unmarried amounting to 14 persons (58,3%).

Based on the results of the study it can be concluded that, most teenage pregnancies in teenagers occurs from the age group 17-19 years old and the majority of teens experiencing pregnancy outside of marriage.


(58)

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK KEHAMILAN REMAJA DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II PADA TAHUN 2015

Oleh:

R JEYASANGKARI RAJENDRAN 120100472

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(59)

KARAKTERISTIK KEHAMILAN REMAJA DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II PADA TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

R JEYASANGKARI RAJENDRAN 120100472

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(60)

(61)

ii

ABSTRAK

Dalam beberapa dekade ini, kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang penting di negara-negara maju dan negara berkembang. Masalah kesehatan reproduksi akibat hamil dan menikah usia remaja menyebabkan angka kematian ibu hamil semakin meningkat karena adanya komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kota Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pengambilan data langsung dari responden melalui kuesioner di Puskesmas Padang Bulan Selayang II pada tahun 2015. Pengambilan data untuk penelitian ini telah berlangsung dari bulan September hingga Oktober 2015.

Diperoleh 24 orang mengalami kehamilan remaja dimana sebagian besar remaja yang hamil berumur dari kelompok usia 17-19 tahun dengan jumlah sebesar 17 orang (70,8%). Rata-rata usia remaja hamil adalah 17,46 tahun. Sebagian besar remaja mempunyai tingkat pendidikan SMP sebagai pendidikan terakhir yaitu dengan jumlah sebesar 18 orang (75%). Didapati juga lebih banyak remaja yang hamil berstatus belum menikah yaitu sebesar 14 orang (58,3%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, kehamilan remaja paling banyak terjadi pada remaja dari kelompok usia 17-19 tahun dan sebagian besar remaja mengalami kehamilan di luar nikah.


(62)

iii

ABSTRACT

In the past few decades, teenage pregnancies have become an important health issue in developed countries and developing countries. Reproductive health problems due to the early pregnancy and marriage caused the mortality rate of pregnant women has increased as a result of complications of pregnancy, childbirth and early childbirth. This research aims to know the description of teenage pregnancies in Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Medan Selayang, Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kota Medan.

This research is a descriptive study, with data retrieval directly from the respondent through the questionnaire in the Puskesmas Padang Bulan Selayang II in 2015. Data capture for this research has been going on from September to October 2015.

Found 24 teenagers are pregnant in which most pregnant teenagers was from the age group of 17-19 years with a total of 17 people (70,8%). The average age of a pregnant teenager is 17.46 years. Most of the pregnant teenagers have a SMP level of education with a total of 18 people (75%). Found also more adolescents who are pregnant are unmarried amounting to 14 persons (58,3%).

Based on the results of the study it can be concluded that, most teenage pregnancies in teenagers occurs from the age group 17-19 years old and the majority of teens experiencing pregnancy outside of marriage.


(63)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, berkat Karunia-Nya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sarjana Kedokteran. Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa karya tulis ilmah ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya sekiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang “Karakteristik Kehamilan Remaja di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Pada Tahun 2015 ”.

Dengan selesainya karya tulis ilmiah ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat, kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM) Sp.A (K) dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Iman Helmi Effendi, M.Ked(OG),SpOG(K) selaku dosen pembimbing atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian yang sangat berharga, untuk membimbing, memeriksa dan melengkapi penulisan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai.

3. dr.Abdul Halim Reynaldo,SpJP selaku dosen penguji 1 dan Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi selaku dosen penguji 2 atas kritik dan saran yang sangat membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Medan, Dr.Hj.Zainab Mahyuni yang telah memberi keizinan kepada saya untuk melakukan penelitian di Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Medan.


(64)

v

5. Ibu Herni, bidan Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Medan atas kerjasama yang telah diberikan dalam memperoleh data penelitian ini. 6. Semua responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana

tanpa partisipasi mereka penelitian ini tidak dapat diselesaikan.

7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan. 8. Hormat dan Terima Kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada

kedua orang tua saya, Bapak Rajendran dan Ibu Kanaga yang tersayang dan terkasih yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.

9. Jeyasundari, Jeyapriya dan Jeyanisha, selaku adik-beradik saya yang sentiasa memberikan sokongan moral kepada saya untuk menyiapkan penelitian ini dan selama periode pembelajaran saya.

10. Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan nama satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan banyak bantuan baik moral atau material. Saya ucapkan Terima Kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Baik senantiasa memberi berkah-Nya kepada kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Demikian dan terima kasih.

Medan, 11 Januari 2016 Penulis,

(R JEYASANGKARI RAJENDRAN) 120100472


(65)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN……….... i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 4

1.3. Tujuan Penelitian ………... 4

1.4. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja ………... 5

2.1.1 Definisi Remaja ……… 5

2.2 Kehamilan Remaja ………. 7

2.2.1 Definisi ……… 7

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Remaja ……… 7

2.2.3 Resiko Kehamilan Remaja ……… 10

2.2.4 Dampak Kehamilan Remaja ……… 14


(66)

vii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep……… 17

3.2. Definisi Operasional……… 17

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian……… 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian………. 21

4.3. Populasi dan Sampel……… 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data……….. 22

4.5. Pengolahan dan Analisis Data………. 22

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ………... 23

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 23

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ………. 23

5.2 Pembahasan ………. 27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ……… 32

6.2 Saran ………. 32

DAFTAR PUSTAKA………..………… 33 LAMPIRAN


(67)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Angka Kehamilan Remaja perbulan……… 24

5.2 Karakteristik Remaja Hamil di Puskesmas Padang Bulan

Selayang II pada tahun 2015……… 24

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ketika Hamil

Anak Pertama ………. 26


(68)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(69)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Riwayat Hidup

2 Output SPSS

3 Surat Izin Penelitian

4 Surat Permohonan Izin Penelitian

5 Ethical Clearance

6 Informed Consent


(1)

5. Ibu Herni, bidan Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Medan atas kerjasama yang telah diberikan dalam memperoleh data penelitian ini. 6. Semua responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana

tanpa partisipasi mereka penelitian ini tidak dapat diselesaikan.

7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan. 8. Hormat dan Terima Kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada

kedua orang tua saya, Bapak Rajendran dan Ibu Kanaga yang tersayang dan terkasih yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.

9. Jeyasundari, Jeyapriya dan Jeyanisha, selaku adik-beradik saya yang sentiasa memberikan sokongan moral kepada saya untuk menyiapkan penelitian ini dan selama periode pembelajaran saya.

10. Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan nama satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan banyak bantuan baik moral atau material. Saya ucapkan Terima Kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Baik senantiasa memberi berkah-Nya kepada kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Demikian dan terima kasih.

Medan, 11 Januari 2016 Penulis,


(2)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN……….... i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 4

1.3. Tujuan Penelitian ………... 4

1.4. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja ………... 5

2.1.1 Definisi Remaja ……… 5

2.2 Kehamilan Remaja ………. 7

2.2.1 Definisi ……… 7

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Remaja ……… 7

2.2.3 Resiko Kehamilan Remaja ……… 10

2.2.4 Dampak Kehamilan Remaja ……… 14

2.2.5 Penanggulangan ………..………... 15


(3)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep……… 17

3.2. Definisi Operasional……… 17

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian……… 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian………. 21

4.3. Populasi dan Sampel……… 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data……….. 22

4.5. Pengolahan dan Analisis Data………. 22

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ………... 23

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 23

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ………. 23

5.2 Pembahasan ………. 27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ……… 32

6.2 Saran ………. 32

DAFTAR PUSTAKA………..………… 33 LAMPIRAN


(4)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Angka Kehamilan Remaja perbulan……… 24 5.2 Karakteristik Remaja Hamil di Puskesmas Padang Bulan

Selayang II pada tahun 2015……… 24 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ketika Hamil

Anak Pertama ………. 26 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penyebab Kehamilan ……… 26


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Riwayat Hidup

2 Output SPSS

3 Surat Izin Penelitian

4 Surat Permohonan Izin Penelitian

5 Ethical Clearance

6 Informed Consent 7 Kuesioner