Pelaksanaan Pemberian Remisi Kepada Narapidana Militer (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan)

(1)

BAB II

PENGATURAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MILITER DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MILITER (MASMIL) KOTA MEDAN

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Militer

Historis pengaturan mengenai pemasyarakatan umum dengan pemasyarakatan militer dibedakan, yaitu Gestichten Reglement (Reglemen Penjara) Stb. 1917 Nomor 708 dan Stb. 1934 Nomor 169 tentang Reglemen untuk Penjara Militer. Sesuai dengan Perintah Pangab (Panglima ABRI) Nomor PRIN/08/P/VI/1984 Tanggal 14 Juni 1984 tentang Penyerahan tugas,wewenang,dan tanggung jawab Pembinaan 4 (empat) buah Inrehab yaitu Medan, Cimahi, Surabaya dan Ujung Pandang dari Kepala Polisi Militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Ka Pom Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Undang-undang tersebut dituangkan kembali dengan Surat Keputusan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Nomor : Skep/792/XII/1997 Tanggal 31 Desember 1997 Tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Tentang Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer.24

Kepala Polisi Militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menyerahkan 4 (empat) Inrehab dengan alat peralatannya serta penghuninya secara administrasi dan operasionalnya. Maka mulai pada saat pemasyarakatan tujuan dari Berita Acara Serah Terima ini segala tugas tugas dan kewajiban secara administrasi

24

Lampiran Departemen Pertahanan Keamanan Polisi Militer, Berita Acara Serah Terima 4 (empat) Buah Inrehab Dari Puspom Kepada KABABINKUM ABRI, hal 2


(2)

dan operasionalnya beralih sepenuhnya kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Surat Keputusan Panglima ABRI tersebut tidak cukup memberikan landasan hukum bagi kebutuhan pelaksanaan sistem pemasyarakatan. Hal ini disebabkan jiwa Reglemen Penjara Militer, yang telah diadopsi ke dalam Undang-Undang Kepenjaraan Tentara, pada dasarnya memuat ketentuan-ketentuan pelaksanaan hukuman yang bersifat balas dendam. Sedangkan dewasa ini yang dibutuhkan ialah ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pembinaan narapidana Prajurit TNI, setingkat perundang-undangan, baik yang bersifat nasional maupun Internasional mengenai pengaturan tentang pemasyarakatan.

Pancasila sebagai landasan filosofi dalam penegakan hukum untuk menjamin persamaan hak, kepastian hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, merupakan dasar pelaksanaan pembinaan narapidana militer. Lembaga Pemasyarakatan Militer yang disebut Lemasmil adalah bangunan/tempat yang dimiliki dan dikuasai oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melaksanakan pembinaan narapidana militer dan tahanan militer titipan. Sistem Pemasyarakatan Militer adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Narapidana Militer dan tahanan Militer titipan berdasarkan Pancasila. Yang dilaksanakan secara terpadu antara petugas Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer dan tahanan Militer titipan serta kesatuan asalnya Narapidana Militer dan tahanan Militer titipan untuk meningkatkan kualitas Narapidana Militer dan tahanan Militer titipan. Agar Narapidana Militer dan tahanan Militer tersebut menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat


(3)

diterima kembali oleh kesatuannya, masyarakat militer lainnya dan masyarakat pada umumnya serta dapat berperan aktif kembali di kesatuan dalam rangka pengabdian kepada Bangsa dan Negara.25

B. Fungi Dan Tugas Pokok Lembaga Pemasyarakatan Militer B.1 Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Militer

Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer sebagai sub sistem Peradilan Militer dibina dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka penegakkan hukum, memberikan kepastian hukum, persamaan hak dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.26

Dasar yang digunakan dalam Penyusunan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Militer di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) meliputi :

Lembaga Pemasyarakatan Militer diatur dalam buku Petunjuk Teknis tentang Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer yang disahkan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan Nomor Skep/792/XII/1997 Tanggal 31 Desember 1997, namun ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kondisi saat ini.

27

a. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1947 tentang Kepenjaraan Tentara (diumumkan pada tanggal 27 Desember 1947);

25

Ibid, hal 3-4 26

Lampiran Petunjuk Administrasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, hal. 4

27


(4)

b. Undang-Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3713);

c. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

d. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia/TNI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5120);

e. Keputusan Presiden Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 223);

f. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/24/VIII/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Badan Pembinaan Hukum TNI; g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01.PK.04.10 Tahun

2007 tentang syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat;

h. Peraturan Panglima Nomor Perpang/73/IX/2010 tanggal 27 September 2010 tentang Penentangan Terhadap Penyiksaan dan Perlakuan lain yang kejam dalam Penegakan Hukum di Lingkungan TNI;

i. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/49/VII/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku Petunjuk TNI;


(5)

j. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/518/VII/2013 Tanggal 19 Juli 2013 tentang Stratifikasi Petunjuk di Lingkungan TNI;

k. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/682/IX/2013 Tanggal 10 September 2013 tentang Petunjuk Induk Pembinaan Hukum di Lingkungan TNI; dan

l. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/685/IX/2013 Tanggal 10 September 2013 tentang Petunjuk Administrasi Umum TNI.

Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer secara organisatoris, finansial dan administratif berada di bawah Panglima TNI dalam hal ini Babinkum TNI, namun dalam penyelenggaraan Fungsi Teknis Pemasyarakatan Militer di bawah Kapusmasmil. Lembaga Pemasyarakatan tersebut memiliki fungsi, yaitu:28

a. Organisasi Badan Penyelenggaraan adalah Pusat Pemasyarakatan Militer (Pusmasmil).

1. Pusmasmil bertugas membantu Panglima TNI dalam membina Prajurit Binaan untuk kembali memiliki jati diri TNI yang siap melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Fungsi Utama :

a. Menyelenggarakan perumusan kebijakan Panglima TNI di bidang teknis Pemasyarakatan Militer yang meliputi pengamanan, rehabilitasi dan administrasi Pemasyarakatan Militer;

b. Menyelenggarakan penelitian dan evaluasi teknis pelaksanaan

Pemasyarakatan Militer;

28


(6)

c. Menyelenggarakan pengendalian dan pengawasan teknis pelaksanaan Pemasyarakatan Militer;

d. Menyelenggarakan perencanaan, penyusunan dan perumusan program pembinaan latihan, pendidikan, tata tertib dan disiplin terhadap Prajurit Binaan;

e. Menyelenggarakan koordinasi dalam pembinaan kemampuan/keahlian personel Prajurit Binaan;

f. Menyelenggarakan administrasi Prajurit Binaan yang meliputi merumuskan prosedur dan tata cara penerimaan, perizinan, mutasi, penitipan, dan pembebasan Prajurit Binaan;

g. Menyelenggarakan pengkajian ketentuan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer; h. Menyelenggarakan koordinasi dengan badan/instansi/lembaga di dalam dan di luar lingkungan TNI guna mendukung penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer;dan

i. Memberikan saran kepada Babinkum TNI mengenai penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer.

3. Tanggung jawab Pusat Pemasyarakatan Militer bertanggung jawab dalam pelaksanaan teknis Pemasyarakatan Militer kepada Panglima TNI dan dalam pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer kepada Babinkum TNI.29

b. Organisasi Badan Pelaksana adalah Lemasmil

29


(7)

1. Lemasmil (Lembaga Pemasyarakatan Militer) bertugas membantu Kapusmasmil dalam membina Prajurit Binaan untuk kembali menjadi jati diri TNI yang siap melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Fungsi Utama :

a. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kapusmasmil mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya;

b. Menyelenggarakan pembinaan, pengamanan, rehabilitasi dan administrasi serta perawatan Prajurit Binaan;

c. Mengkoordinasikan, mengawasi dan memberikan pengarahan kepada staf tentang penyelenggaraan fungsi Lemasmil;

d. Mengawasi pelaksanaan prosedur kerja di lingkungan Lemasmil;dan

e. Menentukan kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka

memimpin Lemasmil, guna terselenggaranya fungsi Lemasmil.

3. Tanggung Jawab, Lemasmil bertanggung jawab dalam pelaksanaan teknis Pemasyarakatan Militer kepada Kapusmasmil dan dalam pembinaan penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer kepada Kababinkum TNI.30

c. Syarat Personel/Petugas Pemasyarakatan Militer a. Syarat Umum :

1. Memiliki pengetahuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pembinaan Prajurit Binaan;

30 Ibid,


(8)

2. Mampu mengidentifikasi terhadap situasi dan kondisi serta hal-hal lain yang menyangkut diri Prajurit Binaan maupun Tahanan Titipan;

3. Memiliki kemampuan dalam membina Prajurit Binaan;

4. Memiliki sikap dan tingkah laku yang baik bagi Prajurit Binaan; 5. Mampu menjadi contoh dan tauladan bagi Prajurit Binaan;dan

6. Memiliki pembawaan pribadi yang menyenangkan dan mampu

menciptakan suasana tenang, aman dan kondusif bagi Prajurit Binaan. b. Syarat Khusus :

1. Telah mengikuti kursus atau penataran Kelemasmilan yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di lingkungan TNI;

2. Pernah berdinas di instansi/satuan kerja bidang hukum minimal 2 (dua) tahun dan memahami bidang tugasnya;dan

3. Tidak pernah terlibat atau tidak sedang terlibat suatu perkara pidana

d. Taktik dan Teknik. a. Taktik

1. Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer, pelaksanaannya disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan tingkat Komando atas serta ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

2. penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer, dalam pelaksanaan pembinaan para Prajurit Binaan pada hakikatnya dilakukan oleh 3 (tiga) fungsi teknis secara integral yang merupakan suatu proses yakni dimulai sejak Tahap


(9)

KAMASMIL

Penerimaan, Pembinaan dan Pembebasan di Lembaga pemasyarakatan militer.

b. Teknik.

Menyelenggarakan pembinaan, pengamanan, rehabilitasi dan administrasi serta perawatan yang ditujukan kepada Prajurit Binaan di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan militer.31

B.2 Tugas Pokok Lembaga Pemasyarakatan Militer

31

Ibid, hal 9-10

WAKAMASMIL

KAURTAUD

KAURNISMIN KAURREHAB

KAURPAM


(10)

Skema I : Struktur Organisasi Pemasyarakatan Militer (Masmil) Medan32

Kepala Pemasyarakatan Militer (Kamasmil) Medan sebagai Pelaksana tugas dan tanggung jawab Kepala Pusat Pemasyarakatan Militer (Kapusmasmil) dalam pelaksanaan pembinaan terhadap Narapidana TNI yang berada di Pemasyarakatan Militer Medan. Kamasmil Medan dalam menyelenggarakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh beberapa Kaur yaitu Kaurpam, Kaurrehab dan Kaurnismin/Kaurtaud beserta staffnya.33

a. Kamasmil, memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:

Adapun tugas dari beberapa pejabat struktural tersebut, yaitu :

1. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kapusmasmil mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

2. Menyelenggarakan pembinaan, pengamanan, rehabilitasi dan administrasi serta perawatan Narapidana TNI.

3. Mengoordinasikan, mengawasi dan memberikan pengarahan kepada staf tentang penyelenggaraan fungsi masmil.

4. Mengawasi pelaksanaan prosedur kerja dilingkungan Masmil.

5. Menentukan kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin Masmil, guna terselenggaranya fungsi Masmil.

32

Ibid, hal 10 33


(11)

b. Kaurpam, memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut;34

1. Merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan serta mengembangkan sistem pengamanan Narapidana TNI, Materi, bahan keterangan dan kegiatan dilingkungan Masmil dalam rangka pengamanan.

2. Merumuskan sistem pengamanan Satuan Masmil.

3. Menyusun dan merencanakan kebijakan pembinaan teknis pengendalian gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Masmil.

4. Melaksanakan Pengamanan secara Ekstern yaitu mencegah kemungkinan timbulnya bahaya atau serangan dari pihak yang bermaksud mengacaukan atau ingin mengeluarkan penghuni secara tidak sah.

5. Melaksanakan Pengamanan secara Intern yaitu mencegah timbulnya pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh penghuni Masmil maupun oleh personil atau petugas di Masmil.

6. Dalam tugas Pengamanan tersebut di bantu oleh petugas-petugas pengamanan yaitu :

a. Petugas Jaga Masmil. b. Petugas Planton c. Petugas Pengawalan

c. Kaurrehab, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Merencanakan, menyusun, dan menyelenggarakan teknik pendidikan, latihan dan pembinaan tata tertib, disiplin serta pembinaan mental Narapidana TNI.

34


(12)

2. Merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan bimbingan dan latihan bagi Narapidana TNI.

3. Melaksanakan teknis pengklasifikasian dan perlakuan terhadap Narapidana TNI.

4. Menyiapkan dan menyusun Pemberian Remisi, Bebas Bersyarat, Asimilasi dan cuti kembali ke kesatuan menjelang bebas bagi Narapidana TNI.

5. Melaksanakan penelitian, Analisa dan Evaluasi terhadap penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer35

d. Kaurnismin / Kaurtaud, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. a. Membina administrasi teknis Pemasyarakatan Militer.

b. Menyiapkan, menyusun dan melaksanakan pengumpulan dan pemeliharaan data penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer.

c. Merumuskan prosedur dan tata cara penerimaan, perijinan, mutasi, penitipan dan pembebasan Narapidana Militer.

d. Menyiapkan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer.

2. Administrasi pengurusan Narapidana TNI.

a. Pembuatan buku-buku Register yang terdiri dari : 1. Register Narapidana (Penerimaan)

2. Register Klasifikasi 3. Register Tahanan 4. Register Titipan

35 Ibid,


(13)

5. Register Disiplin

6. Register Hukuman Pelanggaran Tatib Masmil 7. Register Pemindahan atau Mutasi

8. Register Pelarian 9. Register Pengasingan 10. Register Kematian 11. Register Kunjungan 12. Register Sakit

13. Register Penitipan Barang dan Uang. b. Ketentuan Melaksanakan Pidana.

1. Mulai Melaksanakan Pidana 2. Pidana Penjara

3. Pidana Kurungan

4. Pidana Kurungan Pengganti Denda. c. Perawatan Narapidana

1. Makan

a. Dukungan Dana (ULP) b. Menu Makanan

c. Waktu Makan 2. Pakaian Seragam 3. Pelayanan Kesehatan 4. Alat Perlengkapan


(14)

d. Menyiapkan administrasi pemberian remisi, bebas bersyarat, asimilasi dan cuti kembali ke kesatuan menjelang bebas bagi Narapidana Militer.

e. Pembebasan Narapidana f. File Narapidana

3. Administrasi Fungsi Organik

a. Menyelenggarakan administrasi secara umum

b. Pengurusan dan Perawatan Personil Pemasyarakatan Militer c. Pengawasan dan Pengurusan Keuangan Pemasyarakatan Militer d. Merencanakan Keperluan ATK untuk Pemasyarakatan Militer

e. Melaksanakan Surat Menyurat untuk kepentingan Pemasyarakatan Militer f. Melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap Alsatri dan Alsintor g. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan terhadap Kendaraan Dinas

maupun Instalasi Pemasyarakatan Militer.36

C. Peran Petugas Lembaga Pemasyarakatan Militer Dalam Proses Pembinaan Narapidana Militer.

Peran Petugas Lembaga Pemasyarakatan militer yaitu dalam kegiatan dibidang Administrasi teknis, Rehabilitasi dan Pengamanan yang dilakukan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer, merupakan segala usaha, pekerjaan

36


(15)

dan kegiatan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di lembaga pemasyarakatan militer.37

A. Kegiatan Bidang Administrasi Teknis.

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan alat tuis kantor dan perlengkapannya serta buku-buku register yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Narapidana Militer mulai masuk sampai dengan bebas/selesai melaksanakan pidananya di Lembaga Pemasyarakatan Militer; dan

2. Menyiapkan petugas-petugas dan protap-protap yang akan

digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan di bidang administrasi fungsi teknis.

b. Pelaksanaan :

1. Administrasi Penerimaan Narapidana Miliputi:

a) Putusan/petikan putusan dan akta putusan yang Telah

Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) yang asli dari Pengadilan yang berwenang.

b) Surat Pengantar dari Kantor Oditur Militer (Kaotmil) yang berwenang dengan dilampiri berita acara penyerahan terpidana oleh Oditur Militer/Oditur Militer Tinggi yang bersangkutan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

37

Lampiran Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Lembaga Pemasyarakatan Militer Di Lingkungan TNI, Hal. 13


(16)

c) Surat Perintah dari Komandan Satuan (Ankum/Papera).

d) Surat Keterangan Sehat dari dokter rumah sakit TNI yang berwenang yang menyatakan bahwa Terpidana dimaksud dapat melaksanakan kegiatan pembinaan selama menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Militer.

e) Blanko Penerimaan Narapidana Militer. f) Berita Acara Penerimaan Narapidana Militer. g) Berita Acara Penitipan Barang/Uang.

h) Surat Pernyataan Narapidana Militer.

i) Surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer kepada Ankum tentang Penerimaan Narapidana Militer.

2. Administrasi Pembebasan Narapidana Militer meliputi :

a) Surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer Kepada Ankum tentang laporan hasil penilaian Narapidana Militer.

b) Daftar Nilai Narapidana Militer.

c) Surat Keterangan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer tentang selesai melaksanakan pidana.

d) Surat Perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer untuk Narapidana Militer telah selesai melaksanakan pidana.

e) Berita Acara Pembebasan Narapidana Militer.

f) Surat Izin Jalan Narapidana Militer dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.


(17)

g) Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer kepada Ankum tentang pembebasan Narapidana Militer.

h) Surat Laporan Pembebasan ke Kepala Pusat Pemasyarakatan Militer TNI.38

3. Pencatatan dalam Buku Register, guna pendataan keluar dan masuknya Narapidana Militer dan kegiatan yang berhubungan dengan Narapidana Militer dari mulai masuk sampai dengan bebas/selesai melaksanakan pidananya, dilaksanakan pencatatan pada buku register yang meliputi buku register Induk Narapidana Militer, Klasifikasi, Tahanan Titipan, Disiplin, Hukuman Pelanggaran Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Militer, Pemindahan, Pelarian, Pengasingan, Kematian, Kunjungan, Sakit, Penitipan Barang/Uang, dan Ekspirasi.

4. Administrasi Perawatan Narapidana Militer meliputi : a. Makan Narapidana Militer.

b. Pakaian Seragam Narapidana Militer. c. Pelayananan kesehatan Narapidana Militer. d. Narapidana Militer meninggal.

e. Alat perlengkapan. c. Pengakhiran :

Pembuatan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Narapidana Militer dari mulai masuk sampai dengan bebas/selesai

38


(18)

melaksanakan pidananya dan kegiatan di bidang administrasi fungsi teknis.

B. Kegiatan Bidang Rehabilitasi. a. Perencanaan :

1. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pola pembinaan terhadap Narapidanan Militer;

2. Menyiapkan bahan pengajaran/pelatihan sesuai materi yang diperlukan meliputi mental kepribadian, pembinaan jasmani dan intelektual/akademis serta keterampilan;

3. Mempersiapkan petugas/penceramah/pengajar/pelatih yang menguasai materi, cara memberi instruksi dan metode dalam memberikan pengajaran/pelatihan sesuai bidang materi yang telah ditentukan dan dijadwalkan dalam pola pembinaan terhadap Narapidana Militer, dan 4. Koordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan kegiatan

pembinaan.39 b. Pelaksanaan.

1) Pembinaan Mental Kepribadian Meliputi :

a. Pembinaan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Pembinaan Tradisi Kejuangan;

c. Pembinaan Matra Angkatan; d. Pembinaan Mental Ideologi; dan

e. Pembinaan Kesadaran Hukum, sikap dan perilaku Prajurit TNI.

39 Ibid,


(19)

2) Pembinaan Jasmani meliputi : a. Olah raga Militer;dan b. Olah raga Umum.

3) Pembinaan Intelektual/Akademis dan Keterampilan meliputi : a. Pengetahuan Militer;

b. Pengetahuan Umum;dan c. Keterampilan.

c. Pengakhiran

Pembuatan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan di bidang rehabilitasi terhadap Narapidana Militer sesuai pola pembinaan meliputi mental kepribadian, pembinaan jasmani dan intelektual/akademis serta keterampilan.40

C. Bidang Pengamanan

a. Umum

2. Pengamanan yang dilakukan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer meliputi pengamanan terhadap personel Lembaga Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer, materiil dan berita serta kegiatan.

3. Sejalan dengan kegiatan pengamanan tersebut, maka titik berat pengamanan di tujukan kepada Narapidana Militer di Lembaga Pemasyarakatan Militer yang meliputi 2 sasaran.

40


(20)

a. Ekstern yaitu mencegah kemungkinan timbulnya bahaya atau serangan dari pihak-pihak yang bermaksud mengacaukan atau ingin mengeluarkan para Narapidana Militer secara tidak sah dari Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Intern yaitu mencegah timbulnya pelanggaran tata tertib baik yang dilakukan Narapidana Militer maupun oleh personel Lembaga Pemasyarakatan Militer.

4. Untuk menghadapi kemungkinan timbulnya kejadian sebagaimana tersebut diatas, maka diperlukan adanya petugas-petugas pengamanan.

a. Petugas Jaga Lembaga Pemasyarakatan Militer b. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer c. Petugas Pengawalan

b. Petugas Jaga Lembaga Pemasyarakatan Militer 1. Perencanaan

a. Membuat surat perintah petugas jaga b. Membuat jadual jaga

c. Menyiapkan alat perlengkapan yang digunakan 2. Pelaksanaan

a. Ketentuan yang berlaku

1. Petugas jaga dipimpin oleh seorang Pawas berpangkat Pama dibantu oleh Bintara, Tamtama, dan PNS yang dilakukan secara bergiliran.


(21)

3. Petugas jaga melaksanakan kegiatannya berdasarkan Peraturan Urusan dalam serta perintah-perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

4. Petugas jaga harus senantiasa berpakaian lengkap dan dilengkapi dengan perlengkapan pengamanan serta menggunakan tanda-tanda pengenal khusus.

5. Pergantian petugas jaga dilakukan setiap jam 08.00 waktu setempat atau dalam keadaan tertentu atas perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Tugas dan Kewajiban41

1. Petugas jaga bertugas menegakkan tata tertib, disiplin dan Peraturan urusan dalam agar ditaati seluruh personel Lembaga Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer maupun para tamu.

2. Mengawasi pelaksanaan pengamanan kegiatan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer.

3. Menerima dan menyelesaikan semua laporan dari Petugas Planton.

4. Menyusun dan menyelesaikan serta melaksanakan pengamanan darurat bila keadaan memaksa.

5. Mengawasi pelaksanaan kunjungan tamu para Narapidana Militer dan Tamu Dinas lainnya.

41


(22)

6. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pos-pos Planton, barak/kamar atau sel-sel Narapidana Militer.

7. Mengambil apel pagi, siang dan malam ataupun apel luar biasa dari Narapidana Militer.

3. Pengakhiran

a. Membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer

b. Mengembalikan semua alat perlengkapan inventaris Lembaga Pemasyarakatan Militer.

c. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer 1. Perencanaan

a. Membuat surat perintah Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Membuat jadual jaga planton.

c. Menyiapkan alat perlengkapan yang di gunakan 2. Pelaksanaan42

a. Ketentuan yang berlaku

1. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer disediakan oleh Dan Garnisun/Dan Sat TNI setempat atas permintaan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

42


(23)

2. Tugas Planton dilaksanakan oleh pasukan bersenjata di Bawah Kendali Operasi (BKO) Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

3. Tugas Planton dilaksanakan selama 1 x 24 jam, dan penggantiannya dilkukan pada setiap pukul 17.00 waktu setempat.

4. Pada saat melaksanakan tugas, petugas Planton harus berpakaian lapangan lengkap dan bersenjata serta memakai tanda pengenal khusus.

5. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer yang ditempatkan pada pos planton dilakukan secara bergiliran dan diganti setiap 1 (satu) jam sekali pada malam hari, dan 2 (dua) jam sekali pada siang hari.

b. Tugas dan Kewajiban

1. Menempati pos-pos planton yang sudah ditentukan.

2. Menjaga dan mengawasi terhadap kemungkinan adanya serangan atau gangguan dari luar.

3. Ikut serta mengawasi langsung mengenai pelaksanaan kegiatan Narapidana Militer dalam hal-hal khusus atas perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.43

3. Pengakhiran

43 Ibid,


(24)

a. Membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Mengembalikan semua alat perlengkapan inventaris Lembaga Pemasyarakatan Militer.

B. Petugas Pengawalan Lembaga Pemasyarakatan Militer 1. Perencanaan

a. Membuat surat perintah petugas pengawalan b. Membuat jadual laga pengawalan.

c. Menyiapkan alat perlengkapan dan kendaraan yang digunakan untuk pengawalan Narapidana Militer.

2. Pelaksanaan

a. Ketentuan yang berlaku

(1) Petugas pengawalan terdiri dari anggota Kawal Urpam Lembaga Pemasyarakatan Militer.

(2) Selain itu, dapat juga dilakukan oleh personel militer lainnya atas perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.

b. Tugas dan Kewajiban

(1) Apabila petugas pengawalan yang membawa Narapidana Militer tiba di tempat tujuan, maka segera melaporkan maksud kedatangannya membawa Narapidana Militer tersebut kepada pimpinan kesatuan/dinas yang dituju atau agar memberitahukan kepada Ketua RT/RW, aparat Koramil, POM setempat.


(25)

(2) Petugas pengawalan yang membawa Narapidana Militer wajib dilengkapi dengan surat perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer dan dicap serta ditanda tangani oleh Pejabat/Instansi yang dituju.

(3) Ketentuan yang harus diperhatikan dan diterapkan selama melaksanakan kegiatan pengawalan.44

D. Pengaturan Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga

Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan.

Ada 11 prosedur tetap (Protap) yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembinaan Narapidana TNI di Pemasyarakatan Militer (Masmil) Medan. Diantaranya adalah : Protap Menghadapi Bahaya Kebakaran, Menghadapi Bencana Alam, Menghadapi Huru-Hara, Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI, Penerimaan Narapidana TNI, Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri, Pengamanan Narapidana TNI, Tradisi Pembebasan Narapidana TNI, Pengawalan Narapidana TNI, Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau Meninggal Dunia, dan Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu.45

Prosedur dan Tata Tertib pembinaan Narapidana TNI dibuat agar ada keseragaman sebagai pedoman guna mendukung kelancaran tugas Masmil Medan dalam melaksanakan usaha, pekerjaan, dan kegiatan pengamanan, rehabilitasi, dan teknis administrasi dalam rangka pembinaan Narapidana TNI di Masmil Medan.

44

Ibid, hal. 16 45


(26)

Selain itu,sebagai acuan dalam membentuk pribadi Narapidana TNI agar memiliki sifat dan sikap yang berwawasan, bertanggung jawab dan sesuai dengan norma-norma keprajuritan, menumbuhkan motivasi, inovasi, dedikasi sekaligus untuk menghadapi tugas selanjutnya apabila Narapidana TNI tersebut telah dibebaskan dari Masmil.

1. Menghadapi Bahaya Kebakaran

Langkah menghadapi kebakaran di Masmil Medan, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :46

a. Membunyikan lonceng tanda bahaya selama 2 (dua) menit;

b. Menyiapkan dan menyiagakan petugas Masmil dan petugas Staltahmil Pomdam I Bukit Barisan yang berkantor satu atap dengan Masmnil Medan; c. Membuka pintu-pintu kamar/sel dan mengungsikan Narapidana TNI ke

tempat yang aman;

d. Mematikan handel listrik dan menghubungi pihak PLN;

e. Mengerahkan tenaga untuk memadamkan api dengan bantuan sarana dan prasarana yang disiapkan serta meminta bantuan kepada Dinas Kebakaran Pemko Medan;

f. Menyelamatkan alat peralatan yang vital milik Masmil dan dokumen-dokumen penting;

g. Melaporkan dan memberitahukan kejadian tersebut kepada instansi TNI terdekat dan melaporkannya secara tertulis kepada Kababinkum TNI.

46

Lampiran I Prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 01 / VII / 2010 tentang Menghadapi Bahaya Kebakaran di Masmil Medan, hal. 3-4


(27)

Menghadapi bahaya kebakaran merupakan bagian dari penyelenggaraan pembinaan di Masmil Medan yang bertujuan untuk melaksanakan tugas apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran di Masmil. Petugas yang mengetahui adanya kebakaran harus menyelamatkan jiwa para Narapidana TNI dan menyelamatkan alat-alat peralat-alatan Vital.

2. Menghadapi Bencana Alam

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana alam di Masmil Medan sama dengan langkah-langkah dalam menghadapi bahaya kebakaran sebagaimana disebut di atas. Menghadapi bencana alam adalah bagian dari penyelenggaraan pembinaan Masmil yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila terjadi bencana alam berupa gempa, tanah longsor, banjir, dan lain-lain.47

3. Menghadapi Huru-Hara

Huru-hara dibagi 2 (dua) yakni bersumber dari dalam dan dari luar Masmil. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengahadapaoi huru-hara yang bersumber dari dari dalam Masmil adalah:48

a. Petugas jasa menyiapkan seluruh petugas Masmil dan memerintahkan petugas Planton untuk mengisolasi tempat kejadian misalnya menutup pintu-pintu yang digunakan untuk jalan keluar masuk dengan maksud untuk mencegah terjadinya pelarian Narapidan TNI;

47

Lampiran II prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 02 / VII / 2010 tentang Menghadapi Bencana Alam di Masmil Medan, hal. 3-4

48

Lampiran III Prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 03 / VII / 2010 tentang Menghadapi Huru-Hara di Masmil, hal. 3-4


(28)

b. Melaporkan kejadian tersebut kepada Kamasmil agar dapat mengambil alih komando;

c. Kamasmil mengatur dan membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk mengatasi kejadian tersebut;

d. Mengasingkan dan memisahkan Narapidana TNI yang tidak terlibat melakukan huru-hara;

e. Mengamankan dan mengungsikan diri pelapor apabila yang melaporkan peristiwa tersebut dari Narapidana TNI;

f. Memerintahkan kepada Narapidana TNI yang melakukan huru-hara untuk menghentikan perbuatannya dengan cara Persuasif (mengingatkan melalui kata-kata bahwa perbuatannya itu salah) dan Refresif (didahului dengan memberikan tembakan peringatan dan diarahkan ke tempat yang aman);

g. Mengamankan dan memisahkan Narapidana TNI yang bertindak selaku pimpinan huru-hara dari kelompoknya, serta mengadakan pemeriksaan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut sebagai dasar untuk menentukan langkah atau tindakan selanjutnya; dan

h. Memberitahukan kejadian tersebut kepada kesatuan TNI terdekat dengan maksud untuk mendapatkan bantuan tenaga pengamanan apabila kejadian itu tidak bisa diatasi oleh petugas Masmil.

Apabila huru-hara tersebut datangnya dari luar Masmil, langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi huru-hara yang bersumber dari dalam Masmil adalah:49

49


(29)

a. Pa Jaga menyiapkan seluruh petugas Masmil serta memerintahkan petugas Planton bersiaga penuh untuk menghadapi segala kemungkinan;

b. Melaporkan kepada Kamasmil atau Pa yang tertua mengenai kejadian tersebut;

c. Atas laporan tersebut, Kamasmil segera mengambil alih komando dan mengatur serta membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk melakukan :

1) Tindakan ke dalam yakni menyiapkan petugas untuk mengamankan dan memerintahkan seluruh Narapidana TNI yang berada di luar barak agar masuk ke dalam barak masing-masing lalu menguncinya.

2) Tindakan ke luar yakni :

a) Menyiapkan seluruh petugas Masmil dan petugas Planton untuk mengamankan pelaku hara kemudian membujuk pelaku huru-hara untuk menghentikan perbuatannya;

b) Apabila upaya bujukan tidak berhasil, Kamasmil melakukan unjuk kekuatan dengan menggunakan alat dan senjata lengkap;

c) Apabila tetap tidak berhasil maka Kamasmil memerintahkan petugas menggunakan kekuatan bersenjata;

d) Apabila kekuatan petugas Masmil dan Planton tidak sanggup juga mengatasi huru-hara maka Kamasmil meminta bantuan satuan TNI terdekat yang memiliki kewenangan wilayah untuk mengatasinya. Menghadapi huru-hara adalah bagian dari penyelenggaraan pemasyarakatan militer yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di


(30)

Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila di Masmil Medan terjadi huru-hara. Prosedur tetap dibuat bertujuan untuk sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas jika terjadi huru-hara baik dari dalam maupun dari luar Masmil itu sendiri.

4. Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI

Para Narapidana Tni diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni klasifikasi A, klasifikasi B, dan klasifikasi C.50

a. Klasifikasi A yaitu :

(1) Narapidana TNI yang dijatuhi pidana di atas 2 (dua) tahun 1 (satu) hari atau lebih tanpa pidana tambahan pemecatan;

(2) Narapidana yang berklasifikasi B yang melanggar tata tertib, tidak loyal terhadap petugas Masmil.

b. Klasifikasi B yakni :

(1) Narapidana TNI yang dijatuhi pidana 1 (satu) tahun 1 (satu) hari s/d 2 (dua) tahun tanpa pidana tambahan pemecatan;

(2) Narapidana TNI yang termasuk klasifikasi A yang selama 6 (enam) bulan berturut-turut berkelakuan baik serta berdisiplin dalam melaksanakan pidananya dapat diberikan keringanan untuk diturunkan ke klasifikasi B; (3) Narapidana TNI yang termasuk klasifikasi C karena kelakuan maupun

perbuatannya tidak disiplin, tidak taat terhadap peraturan yang berlaku dapat dinaikkan ke klasifikasi B.

50

Lampiran IV Prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 04 / VII / 2010 tentang Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal. 3-4


(31)

c. Klasifikasi C yakni :

(1) Narapidana TNI yang dijatuhi hukuman 1 (satu) hari s/d 1 (satu) tahun tanpa pidana tambahan pemecatan;

(2) Narapidana TNI dari klasifikasi B selama 6 (enam) bulan berturut-berturut berdisiplin serta berkelakuan baik, dapat diturunkan ke klasifikasi C;

(3) Anggota TNI yang dijatuhi hukuman disiplin, dimana pelaksanaan hukumannya oleh Ankum dititipkan di Masmil Medan.

Keterlibatan Ankum dalam SPPM berkaitan erat dengan asas yang mendasari kehidupan dalam militer. Misalnya asas komando, komando berasal dari dari seorang komandan yang menempati kedudukan penting dalam militer. Komandan diberi wewenang penyerahan perkara dalam SPPM. Ankum adalah atasan langsung yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan berwenang melakukan penyidikan berdasarkan undnag-undang.51

Penempatan Narapidana TNI di ruang sel disesuaikan menurut golongannya yaitu : Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama untuk Bati penempatannya dimasukkan ke dalam golongan perwira. Narapidana TNI pria dan wanita harus dipisahkan. Untuk Narapidana TNI residivis penempatannya dilaksanakan di ruang khusus. Terhadap Narapidana TNI yang sedang menjalani masa observasi dan tahanan titipan pada prinsipnya harus selalu berada di dalam kamar/selnya, namun sewaktu-waktu harus

51

Petunjuk Pelaksanaan Kasal Nomor: Juklak/14/III/2006 tentang Penyelesaian Administrasi Tindak Pidana Desersi di Lingkungan TNI Angkatan Laut,hal. 10


(32)

dikeluarkan untuk diberi kesempatan berjemur di pagi hari, senam pagi, dan olah raga.

Pengawasan terhadap Narapidana TNI dilakukan bukan sekedar untuk mencapai suasana aman dan tertib saja, tetapi memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu berupa bimbingan yang bersifat mendididk agar Narapidana TNI berkelakuan baik. Kegiatan pengawasan dilakukan melalui 3 (tiga) tingkatan meliputi tingkat I,II,dan III. Pada tingkat I pengawasan dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan klasifikasi A dengan ketentuan:52

a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 06.00 WIB dan ditutup jam 14.00 WIB; b. Penjagaan, pengamanan, dan pengawasannya dilakukan secara ketat;

c. Tidak dibenarkan dipekerjakan, baik di dalam maupun di luar Masmil Medan, dan dilakukan pengawasan secara langsung sewaktu menerima kunjungan keluarga/tamu.

Sistim pengawasan tingkat II dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan klasifikasi B dengan ketentuan:53

a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 05.00 WIB dan ditutup jam 21.00 WIB; b. Hanya boleh dipekerjakan di dalam Masmil Medan;

c. Dapat menerima kunjungan keluarga/tamu dengan pengawasan langsung oleh petugas;

d. Diadakan pengawasan secara terus-menerus secara langsung selama di dalam Masmil Medan;

52

Lampiran IV Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 04 / VII / 2010 tentang Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.5

53


(33)

e. Jika keluar dari Masmil Medan, harus dilakukan pengawalan ketat.

Sistem pengawasan tingkat III dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan klasifikasi C dengan ketentuan:54

a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 05.00 WIB dan ditutup jam 21.00 WIB; b. Selama di Masmil Medan,pengawasan dilakukan secara terus-menerus; c. Dapat menerima kunjungan keluarga/tamu dengan diawasi petugas;

d. Dapat dipekerjakan di luar Masmil Medan dengan pengawasan dan pengawalan;

e. Tenaganya dapat digunakan untuk membantu petugas di dalam Masmil Medan;

f. Jika keluar dari Masmil Medan harus dengan pengawalan petugas.

Klasifikasi, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI yang akan melaksanakan pidananya berdasarkan putusan pengadilan yang telah Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Tujuan dibuatnya prosedur tetap tentang Klasifikasi, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI ini adalah sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan agar tercipta keseragaman pelaksanaan pengklasifikasian, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI.

5. Penerimaan Narapidana TNI

Penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan dilaksanakan pada jam kerja (pukul 07.00 WIB s/d 15.00 WIB). Petugas jaga menerima Narapidana TNI dari petugas Otmil, mengecek surat penyerahan dari Koatmil, mencatat dalam buku jurnal,

54


(34)

memeriksa barang bawaan secars umum dan menyerahkan data Narapidana ke Kaurnismin.

Kaurnismin melaksanakan tugasnya menerima penyerahan dari Koatmil, mengecek kelengkapan administrasi meliputi:55

a. Surat penyerahan dari Koatmil; b. Putusan atau Petikan Putusan; c. Akte BHT;

d. Berita Acara Penyerahan yang disiapkan Otmil;

e. Apabila BAP dari Otmil tidak ada, maka Urnismin membuat berita acara penerimaannya;

f. Surat Perintah dari kesatuan;

g. Apabila sakit atau pernah menderita sakit tertentu harus ada keterangan dokter;

h. Membuat register Narapidana TNI.

Setelah Kaurnismin menyatakan bahwa administrasi sudah lengkap, maka melaporkannya ke Kamasmil Medan dengan membawa Berita Acara Penyerahan untuk ditandatangani Kamasmil Medan. Apabila Kamasmil Medan tidak berada di tempat maka dapat dilaporkan melalui telepon. Kemudian Berita Acara Penyerahan tersebut diserahkan kepada Kaurpam bersamaan dengan barang-barang bawaan.

55

Lampiran V Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 05 / VII / 2010 tentang Penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.3


(35)

Kaurpam dalam melaksanakan tugasnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:56

a. Menerima Narapidana TNI dari Urnismin;

b. Memeriksa barang bawaan dan barang-barang yang tidak berhubungan atau tidak perlu selama pelaksanaan pidana agar dititipkan dan dilengkapi dengan surat penitipan. Khusus penitipan uang, harus dilengkapi kwitansi dan kwitansi tersebut dipegang oleh Narapidana TNI yang bersangkutan;

c. Mengecek kondisi fisik secara umum dan melaporkan ke Kaurrehab;

d. Semua kegiatan pelaksanaan tugas Kaurpam dilaporkan kepada Kamasmil Medan.

Kaurrehab dalam melaksanakan tugasnya menerima Narapidana TNI dari Kaurpam dan menyiapkan tradisi penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan. Kamasmil dalam melaksanakan tugasnya menandatangani Berita Acara Penyerahan atau Penerimaan dan memberikan pengarahan kepada Narapidana TNI sebelum mengikuti tradisi penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan.

Petugas Jaga yang menerima Narapidana TNI di luar jam kerja, melakukan langkah-langkah sebagai berikut :57

a. Menerima Narapidana TNI dari petugas Otmil;

b. Memeriksa kelengkapan administrasi yang terdiri dari: 1) Surat Penyerahan dari Koatmil;

2) Putusan atau Petikan Putusan;

56

Ibid, hal.4 57


(36)

3) Akte BHT;

4) Berita Acara Penyerahan; 5) Surat Perintah dari Satuan;

6) Apabila sakit atau pernah menderita sakit tertentu harus ada keterangan dari dokter;

c. Memeriksa barang bawaan secara umum; d. Mencatat dalam buku jurnal harian;

e. Melaporkan kepada Kamasmil Medan langsung atau secara hirarki melalui kaur, baik menghadap maupun melalui telepon;

f. Menandatangani berita acara;

g. Memasukkan Narapidana TNI ke ruang observasi; h. Menerima ULP untuk satu hari;

i. Menyiapkan makanan selama di ruang observasi; j. Menyerahkan ke Kaurnismin setelah jam kerja.

Penerimaan Narapidana TNI di luar rayonisasi Masmil Medan terlebih dahulu dilakukan koordinasi antara Otmil dengan Kapusmasmil. Pada saat penerimaannya, Kamasmil Medan wajib melaporkan secara lisan atau tertulis kepada Kapusmasmil. Selain membina Narapidana TNI yang berdasarkan putusan Pengadilan yang telah BHT dan tidak dipecat dari dinas TNI, Masmil Medan juga menerima Titipan Sementara (Tara) yang dikirim oleh Oditur Militer sambil menunggu proses sidang selesai ataupun menunggu proses hukumnya agar BHT. Penerimaan terhadap tahanan demikian berlaku ketentuan-ketentuan khusus bahwa harus ada Surat Penyerahan dari Koatmil yang menunjuk dasar penahanan, apabila belum menerima petikan putusan


(37)

dari pengadilan yang telah BHT maka segera dimintakan kepada Oditur Militer mengenai petikan putusan tersebut, dan dimintakan segera kepada Oditur Militer mengenai penetapan penahanan.

6. Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri

Maksud dan tujuan dibuatnya Prosedur Tetap (Protap) tentang Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri ini disusun agar terbentuk keseragaman pemahaman bagai pembina dan sebagai pedoman bagi Petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas dalam menangani tindakan Narapidana TNI yang melarikan diri dari Masmil Medan. Untuk menghadapi tindakan Narapidana TNI yang melarikan diri dari Masmil Medan, Kamasmil Medan melakukan tindakan dan langkah-langkah sebagai berikut:58

a. Melakukan tindakan pencegahan;

b. Memerintahkan Kaurpam beserta staf pam untuk melakukan pencarian dan penangkapan;

c. Melakukan koordinasi dengan Ankum dan pihak keluarga dari Narapidana TNI yang bersangkutan untuk mendapatkan keterangannya sebagai upaya untuk melakukan penangkapan;

d. Menyiapkan dan menyerahkan Data Pencarian Orang (DPO) kepada satuan POM TNI dan menyebarluaskan DPO tersebut ke satuan-satuan TNI yang berkemungkinan wilayahnya menjadi tempat persembunyian Narapidana TNI yang melarikan diri tersebut;

58

Lampiran VI Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 06 / VII / 2010 tentang Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri di Masmil Medan, hal.1 dan hal. 3-4


(38)

e. Melaporkan kejadian larinya Narapidana TNI dari Masmil Medan ke Kapusmasmil dalam bentuk laporan khusus;

f. Apabila Narapidana TNI yang melarikan diri tersebut dapat ditangkap kembali ataupun menyerahkan diri harus dibuat laporan khusus mengenai penangkapan atau penyerahan dirinya dilengkapi dengan data identitasnya; g. Secara periodik atau berkala Kamasmil mengecek hasil penyerahan DPO

tersebut kepada satuan-satuan TNI yang menerima DPO;

h. Melakukan pencarian dan pengejaran terhadap Narapidana TNI yang melarikan diri dan mengadakan isolasi guna memperkecil atau mempersempit ruang geraknya;

i. Melakukan pengecekan ulang terhadap barang dan Narapidana TNI lainnya yang masih berada di dalam Masmil Medan.

Tindakan Narapidana TNI yang melarikan diri saat pengawalan oleh petugas, maka petugas segera memerintahkan agar Narapidana TNI yang melarikan diri tersebut berhenti, apabila peringatan tersebut tidak diindahkannya, maka petugas dapat memberikan tembakan peringatan ke udara sebanyak 3 (tiga) kali. Peringatan melalui tembakan tersebut tidak juga diindahkan, maka petugas dapat menembak Narapidana TNI yang melarikan diri pada bagian tubuh yang tidak mematikan, misalnya pada bagian kaki atau tangan. Narapidana TNI yang ditembak karena melarikan diri dan tidak mengindahkan peringatan dari Petugas harus dibawa ke


(39)

rumah sakit untuk dirawat dan semua kejadian tersebut harus dilaporkan kepada Kamasmil Medan.59

7. Pengamanan Narapidana TNI

Tugas pengamanan ini dilakukan oleh Kaurpam di bawah koordinasi Kamasmil Medan sebagai berikut: 60

a. Petugas Perwira jaga dijabat oleh seorang Bintara dibantu oleh Tamtama, dan PNS dengan ketentuan:

(1) Jaga Masmil Medan dilakukan dalam 1 x 24 jam;

(2) Melaksanakan kegiatan berdasarkan Peraturan Urusan Dalam dan Perintah Kamasmil Medan;

(3) Berpakaian dinas lengkap dengan senjata laras pendek (Pistol) dan sangkur serta serta menggunakan tanda-tanda khusus (ban jaga);

(4) Pergantian petugas jaga Masmil Medan dilakukan pada jam kerja setiap pukul 08.00 WIB;

(5) Melaksanakan pengamanan, pengawasan,dan pengendalian terhadap kegiatan Narapidana TNI di Masmil Medan;

(6) Melaksanakan patrol di lingkungan Masmil Medan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Petugas Planton melaksanakan tugasnya wilayah sektor pengawasan dengan ketentuan sebagai berikut:

59

Ibid, hal. 4-5 60

Lampiran VII Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 07 / VII / 2010 tentang Pengamanan Narapidana TNI yang Melarikan Diri di Masmil Medan, hal. 3-4


(40)

1) Melaksanakan tugas Planton selama 1 x 24 jam dan pergantian tugas dilaksanakan setiap jam 17.00 WIB di hadapan Kamasmil Medan atau pejabat yang ditunjuk;

2) Menempati Pos jaga secara bergantian setiap 1 (satu) jam pada malam hari dan 2 (dua) jam pada siang hari;

3) Berpakaian Dinas (PDL Loreng) dilengkapi senjata laras panjang dan menggunakan tanda pengenal khusus;

4) Menjaga dan mengawasi setiap kemungkinan ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam Masmil Medan;

5) Membuat laporan harian kepada Kamasmil Medan.

c. Petugas Pengawalan melaksanakan tugas untuk kegiatan seperti ijin berobat, menghadiri persidangan, menghadiri keluarga sakit atau meninggal dunia atau menjadi wali pernikahan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pengawalan dilaksanakan oleh anggota Urusan Pengamanan (Urpam) Masmil Medan;

2) Bantuan pengamanan dari personil militer satuan lain / provost satuan dengan persetujuan Kamasmil Medan;

3) Melaksanakan tugas dilengkapi dengan surat perintah dari Kamasmil Medan dan menggunakan senjata;

4) Pengamanan Narapidana TNI di tempat tujuan tetap menjadi tanggung jawab petugas pengawalan;


(41)

5) Petugas pengawalan Narapidana TNI setelah sampai di tempat tujuan segera melaporkan kepada Komandan satuan militer setempat atau Garnisum dan kepada Kamasmil Medan;

6) Setelah selesai melaksanakan tugas pengawalan membuat laporan kepada Kamasmil Medan.

Maksud dan tujuan dibuat Prosedur Tetap tentang Pengamanan Narapidana TNI ini untuk menciptakan keseragaman bagi Pembina dalam melaksanakan tugasnya dan sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan khususnya Kaurpam dalam menghadapi kemungkinan timbulnya kejadian yang tidak diinginkan maka diperlukan tindakan dan langkah-langkah pengamanan di Masmil Medan sebagaimana telah disebutkan di atas.

8. Tradisi Pembebasan Narapidana TNI

Tradisi pembebasan Narapidana TNI di Masmil Medan di selenggarakan karena Narapidana TNI yang bersangkutan telah dinyatakan bebas atau telah selesai menjalani pidananya. Waktunya disesuaikan dengan kondisi tertentu yang dilaksanakan di Lapangan Apel Masmil Medan. Materinya yang penting adalah melakukan penghormatan kepada Bendera Merah Putih oleh Narapidana TNI dan dipimpin oleh Narapidana TNI yang paling senior. Setelah selesai penghormatan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri, Penyiraman bunga, dan pembacaan doa. Pihak yang turut serta dalam acara tradisi pembebasan Narapidana TNI tersebut yakni : Kamasmil Medan, Kaurrehab, Kaurpam, dan Narapidana yang akan selesai melaksanakan pidananya. Maksud dan tujuan Prosedur Tetap tentang Tradisi Pembebasan Narapidana TNI di Masmil Medan ini disusun untuk


(42)

keseragaman dalam pelaksanaan tugas tradisi pembebasan Narapidana TNI dan sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan kegiatan tradisi pembebasan Narapidana TNI di Masmil Medan karena telah selesai menjalani masa pidananya.61

9. Pengawalan Narapidana TNI

Kepentingan pengamanan agar Narapidana TNI tidak melarikan diri ketika diberikan ijin untuk berobat atau mengunjungi keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia atau menjadi wali pernikahan atau menjadi saksi atau terdakwa di persidangan atau melaksanakan perpindahan dari Masmil Medan ke Masmil yang lain karena pemecatan oleh kesatuannya secara administrasi diperlukan pengawalan. Tugas pengawalan ini dilaksanakan oleh Kaurpam sama halnya dengan pelaksanaan tugas pengamanan (telah dijelaskan di atas) juga dilaksanakan oleh Kaurpam.

Kaurpam sebelumnya melaksanakan pengawalan terhadap Narapidana TNI sebagaimana karena alasan-alasan yang disebutkan di atas, maka terlebih dahulu melaporkannya kepada Kamasmil Medan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Kaurpam membentuk tim yang akan melaksanakan pengawalan baik dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan darat, kendaraan dinas, mobil terbuka, kendaraan angkutan umum, kapal laut, dan pesawat terbang. Ketentuan pengawalan dalam hal dilakukan secara berjalan kaki, para Narapidana TNI berbaris dengan ketentuan :

61

Lampiran VIII Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 08 / VII / 2010 tentang Tradisi Pembebasan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal. 1 dan hal. 3-4


(43)

Dilarang dengan sesama Narapidana TNI, Dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban dalam perjalanan, Dilarang merokok, dan Berpakaian rapi dan sopan.62

Narapidana TNI yang wanita dan laki-laki harus dipisahkan, demi pertimbangan keamanan, maka seluruh Narapidana TNI dalam perjalanan harus diborgol petugas. Sebelum dilaksanakan perjalanan terlebih dahulu dilakukan Penggeledahan terhadap Narapidana TNI. Hal yang penting diperhatikan dalam perjalanan adalah seorang petugas harus berjalan dan berada di depan dan diikuti para Narapidana TNI dari belakang sedangkan petugas lainnya menempati pada posisi kiri dan kanan serta belakang Narapidana TNI yang berjalan

Ketentuan pengawalan dalam hal dilakukan dengan menggunakan kendaraan darat. Apabila kendaraan tersebut adalah kendaraan khusus Narapidana TNI maka:63

a. Para Narapidana TNI dengan perlengkapan barang-barang yang dibawa dinaikkan satu persatu ke dalam kendaraan yang telah disediakan;

b. Para Narapidana TNI di dalam kendaraan duduknya harus berhadap-hadapan dan pintu kendaraan harus ditutup dan dikunci dari luar;

c. Dua orang pengawal duduk di dekat pintu belakang bagian luar saling berhadapan;

d. Selama dalam perjalanan Narapidana TNI harus diborgol tangannya;

e. Jika perjalanannya cukup jauh, para Narapidana TNI diberikan kesempatan makan, minum, dan buang air dengan tetap menjaga kewaspadaan.

62

Lampiran IX Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 09 / VII / 2010 tentang Pengawalan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.3

63


(44)

Pengawalan yang dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan dinas jeep atau bus, para Narapidana diupayakan duduk di dalam satu kelompok dan didampingi oleh pengawal yang duduk di sebelah kiri atau kanan Narapidana TNI dan tangan para Narapidana TNI tersebut tetap diborgol demi pertimbangan keamanan. Sementara jika pengawalan dilakukan dengan menggunakan kendaraan umum atau kereta api, maka: Para Narapidana TNI diusahakan duduk dalam satu kelompok dan didampingi yang duduk di sebelah kiri dan kanan Narapidana TNI tersebut, Kedua tangan para Narapidana TNI tersebut harus diborgol, dan Para Narapidana TNI harus tetap berada di tempat duduk masing-masing apabila berada di tempat-tempat pemberhentian.64

Pengawalan yang dilakukan terhadap Narapidana TNI dengan menggunakan kapal laut dengan ketentuan bahwa:65

a. Penempatan para Narapidana TNI beserta pengawalnya terpisah dengan penumpang lainnya termasuk penggunaan kamar mandi dan ruang makan; b. Sebelum Narapidana TNI naik ke kapal laut, Pengawal menghadap dan

menemui Nakhoda kapal untuk memberitahukan bahwa Narapidana TNI akan dinaikkan ke kapal;

c. Barang-barang yang tidak digunakan selama pelayaran disimpan oleh Pengawal;

d. Selama dalam pelayaran waktu istirahat Pengawal diatur secara bergiliran;

64

Ibid, hal. 4-5 65


(45)

e. Selama dalam perjalanan, kedua tangan Narapidana TNI harus diborgol demi pertimbangan keamanan.

Pengawalan terhadap Narapidana TNI dengan menggunakan pesawat terbang, pada saat memasuki/naik ke pesawat terbang tersebut, diusahakan Narapidana TNI lebih awal daripada penumpang lainnya setelah tiba di bandara tujuan Narapidana TNI diturunkan belakangan. Tempat duduk Narapidana TNI ketika berada di dalam pesawat terbang berada di bagian belakang di dekat kamar kecil dan didampingi Pengawal. Selama dalam penerbangan demi pertimbangan pengamanan maka Narapidana TNI tersebut harus diborgol. Semua kegiatan pengawalan Narapidana TNI apabila telah selesai dilaksanakan harus dilaporkan kepada Kamasmil Medan. 10. Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau Meninggal Dunia.

Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang menderita sakit pada waktu jam dinas dilakukan:66

a. Kaurrehab setelah menerima laporan dari Bin Blok tentang adanya Narapidana TNI yang sakit, melaporkan kepada Kamasmil Medan untuk selanjutnya diurus keperluan administrasinya;

b. Setelah surat pengantar dibuat, Narapidana TNI yang menderita sakit dibawa ke poliklinik terdekat dari Masmil Medan kecuali dalam keadaan kritis memerlukan perawatan langsung dari dokter Rumah Sakit tersebut;

c. Apabila pihak poliknik tidak mampu menangani Narapidana TNI tersebut maka dapat dibawa ke Rumah Sakit terdekat dengan melampirkan surat pengantar dari Kamasmil Medan;

66


(46)

d. Jika ternyata harus dirawat di Rumah Sakit, maka Narapidana TNI tersebut harus dirawat inap;

e. Kaurrehab melaporkan kondisi Narapidana TNI kepada Kamasmil Medan agar dapat diambil tindakan lebih lanjut;

f. Selama Narapidana TNI tersebut sakit dilakukan pengawalan termasuk pengawalan selama rawat inap;

g. Kamasmil Medan harus memberitahukan kepada Kapusmasmil, Ankum kesatuannya serta keluarganya atas Narapidana TNI yang dirawat inap di Rumah Sakit.

Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang menderita sakit pada waktu di luar jam dinas dilakukan:67

a. Perwira Jaga setelah menerima laporan dari Bin Blok tentang adanya Narapidana TNI yang sakit dan melaporkannya kepada Perwira Pengawasan selanjutnya Perwira Pengawas melaporkannya kepada Kamasmil Medan; b. Narapidana TNI yang sakit ke Poliklinik terdekat setelah mendapatkan surat

pengantar dari Kaurnismin, kecuali kondisinya kritis maka harus dibawa ke Rumah Sakit terdekat dan dilampirkan surat pengantar dari Kamasmil Medan; c. Jika ternyata harus dirawat di Rumah Sakit, maka Narapidana TNI tersebut

harus dirawat inap;

d. Kaurrehab melaporkan kondisi Narapidana TNI kepada Kamasmil Medan agar dapat diambil tindakan lebih lanjut;

67


(47)

e. Selama Narapidana TNI tersebut sakit dilakukan pengawalan termasuk pengawalan selama rawat inap;

f. Kamasmil Medan harus memberitahukan kepada Kapusmasmil, Ankum kesatuannya serta keluarganya atas Narapidana TNI yang dirawat inap di Rumah Sakit.

Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia pada waktu jam dinas dilakukan:68

a. Kaurrehab segera melaporkan kejadian tersebut kepada Kamasmil Medan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut;

b. Kamasmil Mewda melaporkannya kepada Hakim Wasmat, Kapusmasmil dan Kababinkum TNI tentang adanya Narapidana TNI ytang meninggal dunia; c. Evakuasi dengan memisahkan Narapidana TNI yang meninggal tersebut dari

penghuni lainnya dan segera dibawa ke Rumah Sakit TNI unutk dilakukan pemeriksaan;

d. Membuat berita acara tentang penyebab kematian Narapidana TNI tersebut; e. Mengamankan tempat atau ruangan Dimana Narapidana TNI tersebut

meninggal dunia;

f. Mengadakan pemeriksaan terbatas terhadap Narapidana TNI yang lainnya terkait dengan kematian tersebut;

g. Mengumpulkan dan mengamankan barang-barang milik Narapidana TNI yang meninggal dunia;

68


(48)

h. Memberitahukannya kepada Komandan Satuan dan Keluarga Narapidana TNI yang meninggal dunia.

Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia pada waktu diluar jam dinas dilakukan:69

a. Setelah Kaurrehab menerima laporan dari Pawas segera melaporkannya kepada Kamasmil Medan terkait dengan adanya Narapidana TNI yang meninggal dunia untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut;

b. Kamasmil Medan melaporkan kematian itu kepada Hakim Wasmat,

Kapusmasmil, dan Kababinkum TNI;

c. Mengevakuasi dan memisahkannya dari penghuni Masmil yang lain;

d. Narapidana TNI yang meninggal dunia tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan;

e. Membuat berita acara terkait dengan penyebab kematiannya;

f. Mengamankan tempat atau ruangan dimana Narapidana TNI tersebut meninggal dunia;

g. Mengadakan pemeriksaan terbatas terhadap Narapidana TNI yang lainnya terkait dengan kematian tersebut;

h. Mengumpulkan dan mengamankan barang-barang milik Narapidana TNI yang meninggal dunia;

i. Memberitahukannya kepada Komandan Satuan dan Keluarga Narapidana TNI yang meninggal dunia.

69


(49)

Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia ketika berada di Rumah Sakit dapat dilakukan:70

a. Kaurpam setelah menerima laporan dari Petugas pengawalan di Rumah Sakit TNI dan segera melaporkannya kepada Kamasmil Medan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut;

b. Kamasmil Medan melaporkan kematian itu kepada Hakim Wasmat,

Kapusmasmil, dan Kababinkum TNI;

c. Mengevakuasi dan memisahkan Narapidana TNI yang meninggal dunia tersebut dilaksanakan oleh Kamasmil Medan dengan berkoordinasi dengan Komandan Satuan Narapidana TNI yang bersangkutan termasuk keluarganya; d. Kamasmil Medan menyerahkan Narapidana TNI yang meninggal dunia

tersebut kepada Komandan Satuan (Dansat) atau Keluarganya untuk selanjutnya dilaksanakan pemakaman dan apabila Dansat atau keluarganya tidak dapat melakukan pemakaman tersebut maka Kamasmil mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemakaman jenazah Narapidana TNI tersebut; Pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia merupakan bagian dari pembinaan Narapidana TNI di Masmil Medan yang merupakan suatu usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan. Maksud dan tujuan dibuat Prosedur Tetap tentang Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau Meninggal Dunia adalah untuk keseragaman pembinaan dalam pelaksanaan tugas dan sebagai pedoman bagi Petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas

70


(50)

pengurusan Narapidana TNI yang menderita sakit atau meninggal dunia di Masmil Medan.

11.Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu

Pelaksanaan penerimaan kunjungan keluarga atau tamu Narapidana TNI di Masmil Medan,dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:71

a. Kunjungan Keluarga/Tamu Narapidana TNI dilaksanakan pada hari setiap hari Senin dan Kamis atau hari libur atau hari besar Nasional pada jam 10.00 s/d 12.30 WIB;

b. Keluarga/Tamu yang berkunjung kepada Narapidana TNI diharuskan melapor terlebih dahulu kepada Petugas Jaga Masmil Medan untuk mendaftarkan diri sebagai tamu;

c. Keluarga/Tamu wajib menitipkan tanda pengenal atau KTP di penjagaan; d. Keluarga/Tamu yang berkunjung menggunakan pakaian bebas, rapi, dan

sopan;

e. Sebelum bertemu dengan Narapidana TNI, Keluarga/Tamu wajib diperiksa terlebih dahulu oleh Petugas Jaga atas barang-barang yang dilarang untuk dibawa masuk menemui Narapidana TNI seperti: Senjata Api, Senjata Tajam, obat-obat terlarang, minuman yang memabukkan atau minuman keras, kartu judi, handphone, dan sebagainya;

f. Kunjungan terhadap Narapidana TNI dilaksanakan di tempat yang telah disediakan;

71

Lampiran XI Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 11 / VII / 2010 tentang Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu di Masmil Medan, hal. 3-4


(51)

g. Keluarga/Tamu yang berkunjung diperbolehkan membawa makanan dan minuman yang tidak berbahaya serta alat olah raga sepanjang alat-alat tersebut tidak membahayakan dan telah diperiksa oleh Petugas Jaga Masmil Medan;

h. Tamu yang berkunjung diperbolehkan membawa buku-buku bacaan

keagamaan sesuai dengan agamanya untuk menambah keimanan dan ketaqwaan dalam melaksanakan ibadahnya;

i. Keluarga/Tamu yang berkunjung kepada Narapidana TNI tetap dalam pengawalan dan pemantauan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan;

j. Kamasmil Medan dapat memberikan kebijaksanaan kepada Narapidana TNI yang sudah berkeluarga untuk mendapat kunjungan istri guna memenuhi kebutuhan biologis di tempat yang telah disiapkan dengan ketentuan mengajukan permohonan terlebih dahulu dengan membawa surat nikah, Kartu Keluarga, dan Kartu Pengenal Istri (KPI);

k. Setelah kunjungan selesai Petugas Jaga Masmil Medan memeriksa kembali para tamu terkait dengan barang-barang yang bukan miliknya terbawa pulang.72

Kehadiran tamu diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi terhadap Narapidana TNI untuk menjadi Prajurit yang Sapta Marga dan menatap masa depan yang lebih baik. Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu merupakan bagian dari pembinaan di Masmil Medan dengan maksud dan tujuannya

72 Ibid,


(52)

dibuat Prosedur Tetap untuk menciptakan keseragaman dalam penerimaan tamu dan sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas mengenai Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu di Masmil Medan.73

E. Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan.

Sistem pemasyarakatan sebagai proses pembinaan dalam Pemasyarakatan Militer berbeda dengan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Umum. Di lembaga Pemasyarakatan Militer hanya terdapat 2 (dua) tahap pembinaan, yaitu :

a. Tahap Penempatan narapidana dalam observasi/karantina.

Penempatan narapidana dalam karantina dimaksudkan agar narapidana yang baru masuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di samping itu dimaksudkan agar narapidana yang baru disamping itu dimaksudkan agar narapidana dapat mempelajari ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemasyarakatan Militer. Selama di karantina dilakukan penyelesaian administrasi guna kelengkapan dokumen narapidana yang meliputi :

1. Pengisian formulir data narapidana, data keluarga dan data-data lain sesuai kebutuhan.

2. Pembuatan pas foto narapidana dalam tiga posisi, yaitu tampak muka,samping kanan dan samping kiri.

3. Pengambilan sidik jari, serta diadakan wawancara atau Tanya jawab oleh petugas Pemasyarakatan Militer untuk mengenal keadaan narapidana dan

73


(53)

menentukan langkah atau cara perlakuan lebih lanjut terhadap narapidana sebagai upaya pembinaan.

b. Tahap Pembinaan Dalam Blok.

Narapidana yang telah menjalani masa observasi atau karantina selama 2 (dua) minggu, selanjutnya dipindahkan ke dalam suatu ruangan yang berbentuk kamar. Di Pemasyarakatan Militer Medan terdapat 15 (lima belas) kamar, yaitu :

1. Kamar Perwira berkapasitas 5 kamar. 2. Kamar Bintara berkapasitas 5 kamar. 3. Kamar Tamtama berkapasitas 5 kamar.

Pada saat ini jumlah Narapidana Militer 73 orang narapidana yang terdiri dari : a. Pama : 7 Orang

b. Bintara : 25 Orang c. Tamtama : 41 Orang

Masing-Masing kamar dapat ditempati 8 (delapan) orang narapidana, setiap kamar memiliki fasilitas seperti : tempat tidur, bantal, lemari, seprei, dan kamar mandi. Selama para narapidana berada di dalam kamar dilakukan pembinaan dengan berbagai kegiatan, terdiri dari berbagai bidang yang meliputi : pembinaan pendidikan, keterampilan, olahraga, kesenian dan lain-lain.74

74

Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH (Bagian Aministrasi) Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan, 12 Mei 2015

Kegiatan dalam bidang pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat pokok dalam rangka pembinaan terhadap Narapidana TNI. Pembinaan dalam bidang pendidikan ini meliputi :


(54)

1. Pembinaan Rohani, Meliputi pemberian pelajaran atau ceramah-ceramah yang berkaitan dengan keagamaan dan pemberian kesempatan kepada para Narapidana TNI untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya.

2. Bintara Juang, Meliputi : Pelestarian nilai-nilai 45, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan wajib TNI, Nilai-nilai sejarah perjuangan TNI, Kesadaran nasional, Etos kerja, Bin Matra (AD, AL, AU), Mental ideology, Penyuluhan hukum, penerapan Peraturan Militer Dasar (Permildes) misalnya : Peraturan Baris-Berbaris (PBB), Peraturan Penghormatan Militer (PPM), Peraturan Disiplin Militer (PDM), Peraturan Urusan Dalam (PUD), dan Peraturan Dinas Garnisum (PDG).75

Uraian mengenai pelaksanaan pembinaan dalam bidang pendidikan ada 3 (tiga) yakni : bersifat pokok, bersifat penunjang, dan rohani. Pembinaan pendidikan yang bersifat pokok berlaku ketentuan berikut :

1. Dilaksanakan sebagaimana yang berlaku di Masmil 2. Diberikan di ruang kelas yang telah tersedia di Masmil

3. Banyaknya jam pelajaran untuk setiap pelajaran untuk setiap mata pelajaran disesuaikan dengan jenis mata pelajaran yang diberikan

4. Setiap jam pelajaran lamanya 45 menit

5. Diadakan test setiap mata pelajaran yang telah selesai diberikan dengan maksud untuk mengetahui sampai dimana kemampuan tiap Narapidana TNI menghayati dan menyerap pengetahuan yang diberikan kepadanya.

75

Moch.Faisal Salam, Peradilan Militer Indonesia,cet. 2.Bandung : Mandar Maju, 2004 hal. 153


(55)

Bidang pendidikan yang bersifat penunjang secara teori diberikan di dalam ruang kelas dan praktiknya dilaksanakan dilapangan, berlaku :

1. Untuk pelajaran teori setiap jam mata pelajaran lamanya 45 menit

2. Banyaknya pelajaran untuk setiap mata pelajaran disesuaikan dengan jenis mata pelajaran yang diberikan

3. Kepada Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk memilih jenis mata pelajaran yang diminatinya dengan pertimbangan harus tetap juga mengikuti semua mata pelajaran keterampilan yang diberikan

4. Diadakan test ketrampilan di lapangan terhadap masing-masing pelajaran yang diminatinya.

Pembinaan di bidang pendidikan yang bersifat rohani adalah pembinaan yang diberikan berdasarkan sudut pandang religi atau keagamaan. Melalui pemberian ceramah-ceramah agama agar dijadwalkan dan diberikan di ruang kelas. Pemberian kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut Narapidana TNI yang bersangkutan misalnya untuk yang beragama Islam ditekankan melaksanakan Sholat lima waktu dan melaksanakan Sholat Jum’at dan lain sebagainya. Untuk yang beragama Nasrani diharuskan melaksanakan kebaktian setiap pada hari minggu. Begitu pula bagi Narapidana TNI yang memeluk agama lainnya tetap diberikan kesempatan melaksanakan ibadahnya sesuai dengan agama yang dianutnya.

Waktu yang disiapkan untuk keperluan belajar, melakukan pekerjaan serta keperluan istirahat, hendaknya diupayakan dibuat berimbang dengan maksud agar menghindari perasaan jenuh di kalangan Narapidana TNI, memberikan cukup waktu untuk meresapkan setiap ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya baik dari


(56)

Pembina maupun pengajar, serta menjaga kondisi para Narapidana TNI agar selalu sehat dalam menjalani masa pidananya di Masmil.

Kegiatan dalam bidang keterampilan merupakan pendidikan yang bersifat penunjang dan merupakan kegiatan yang diberikan kepada para Narapidana TNI dengan maksud untuk mengurangi rasa jenuh selama melaksanakan pidananya dan dapat berguna bila selesai menjalankan pidana. Bidang-Bidang keterampilan ini meliputi : Pengetahuan pertanian, pengetahuan pertukangan kayu, pengetahuan perikanan, pengetahuan menjahit, pengetahuan anyam-anyaman, dan lain-lain. Pelaksanaan kegiatan dalam keterampilan ini disesuaikan dengan sarana yang tersedia di masing-masing Masmil.76

Memberikan pengetahuan keterampilan terhadap Narapidana TNI, di luar jam kerja kepada Narapidana TNI juga diberikan pekerjaan untuk kepentingan dinas yang jenis dan waktunya ditentukan oleh Kamasmil (Kepala Pemasyarakatan Militer). Beberapa hal yang diperhatikan dalam pemberian pekerjaan adalah :

1. Dengan pekerjaan tersebut, para Narapidana TNI melakukan pemeliharaan kesehatan, mengembangkan dan mempertinggi daya maupun keterampilan kerja.

2. Pemberian pekerjaan tersebut jangan sampai menimbulkan kesan sebagai pengurus tenaga Narapidana TNI dengan dalih untuk kepentingan dinas serta lamanya kerja tidak dibenarkan sampai 8 (delapan) jam dalam satu hari.

76

Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH (Bagian Aministrasi) Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan, 12 Mei 2015


(57)

3. Jika ada hasil pekerjaan yang dapat dipasarkan, maka kepada Narapidana TNI yang bersangkutan wajib diberikan imbalan yang ditentukan oleh Kamasmil yang disesuaikan dengan nilai serta volume hasil pekerjaan tersebut.

4. Imbalan yang diterima Narapidana TNI yang bersangkutan tersebut ditabung secara tercatat untuk keperluan Narapidana itu sendiri sewaktu-waktu atas ijin Kamasmil.

Kegiatan yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas pembinaan di Masmil adalah kegiatan olah raga. Kepada para Narapidana TNI diberikan juga kesempatan untuk melakukan kegiatan olah raga dalam waktu yang cukup dan apabila perlu serta dengan pertimbangan keamanan yang mengijinkan dapat dilakukan di luar Masmil di bawah pengawasan dan penjagaan petugas yang cukup. Adapun jenis- jenis olah raga tersebut meliputi : Sepak Bola, Bola Volly, Bulu Tangkis, Bola Basket, Tenis Meja, dan lain sebagainya.77

Jenis olah raga yang kemungkinan tidak bisa dilakukan di dalam Masmil dan memungkinkan dilakukan di luar Masmil haruslah jenis olah raga yang dilakukan secara bersama seperti Sepak Bola, Bola Volly dan lain-lain. Sementara untuk jenis olah raga perorangan yang dilakukan di dalam Masmil tetap diawasi agar tidak digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan asas-asas pembinaan dan keamanan. Semua perlengkapan dan peralatan olah raga disediakan oleh Masmil dan waktunya diatur oleh Kamasmil. Selain kegiatan olah raga sebagaimana disebutkan di atas, setiap melaksanakan apel pagi, kepada para Narapidana TNI diwajibkan untuk

77 Ibid,


(58)

melakukan senam pagi bersama. Diadakan pula latihan kesamaptaan jasmani dan bela diri. Dalam hal kegiatan kesenian, tehadap para Narapidana TNI seharusnya diberikan waktu untuk melakukan kegiatan kesenian, misalnya latihan musik, sandiwara dan lain-lain. Kegiatan tersebut, disamping sebagai penyaluran minat dan bakat juga sebagai sarana hiburan.78

Perpustakaan pada setiap Masmil hendaknya disediakan yang isi buku-buku nya bernuansa keagamaan , ilmu pengetahuan dan lain-lain yang berguna untuk membantu dan menambah pengetahuan para Narapidanan TNI. Tetapi dilarang terhadap buku-buku yang isinya dapat mempengaruhi jiwa Narapidana TNI atau kemungkinan dapat berakibat buruk atau kurang baik dampaknya bagi Narapidana TNI.

Menerima kunjungan keluarga dan tamu Narapidana TNI, para Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk menerima kunjungan dari keluarga maupun rekannya, Kunjungan dilaksanakan pada tempat yang telah disediakan dan kalau memungkinkan, penentuan tempat tersebut dibagi menurut klasifikasi Narapidana TNI dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan. Kunjungan dilakukan pada hari kerja atua pada hari-hari besar tertentu (hari raya agama yang diakui Pemerintah) seperti : hari kerja Senin sampai dengan Kamis jam 10.00 WIB s/d 12.30 WIB dan hari libur/besar jam 10.00 WIB s/d 12.30 WIB.

Kiriman barang-barang dari seriap pengunjung maupun rekan-rekannya yang dapat diterimakan kepada Narapidana TNI berupa : alat-alat untuk membersihkan badan sepanjang alat-alat tersebut tidak membahayakan, minuman yang tidak

78 Ibid,


(59)

mengandung alkohol dan tidak memabukkan, dan makanan-makanan yang tidak perlu dimasak lagi. Selain itu, diperbolehkan pula alat olah raga sepanjang alat-alat tersebut baik bentuk maupun keadaaannya tidak dapat digunakan untuk usaha-usaha melarikan diri atau untuk membuat gangguan ketertiban di dalam Masmil.

Buku-buku bacaan yang tidak dilarang oleh yang berwajib dan tidak boleh dikirimkan secara berlebihan serta jumlahnya harus dibatasi. Kamasmil akan menentukan lebih lanjut tentang jumlah dan jenis barang kiriman yang harus diterima oleh Narapidana TNI setelah melalui pemeriksaan petugas. Sebab, pada waktu berkunjung tamu-tamu wajib lapor terhadap petugas dan melalui pemeriksaan serta dilarang membawa senjata tajam maupun alat-alat lain yang membahayakan.79

Narapidana TNI yang berkelakuan baik dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada setiap tanggal 17 Agustus dapat diusulkan untuk diberikan remisi atau pengurangan masa pidana dengan tujuan pemberian remisi tersebut adalah sebagai dorongan bagi para Narapidana TNI agar selalu berkelakuan baik selama melaksanakan pidananya.Narapidana TNI yang berbuat baik patut dipuji dan diberikan penghargaan. Pemberisn penghargaan tersebut sebagai dorongan agar para Narapidana TNI selalu berbuat baik dan menambah rasa tanggung jawab dalam rangka memasyarakatkan dirinya. Bentuk penghargaan tidak boleh berupa bahan pokok kebutuhan sehari-hari melainkan fasilitas tertentu. Bagi Narapidana TNI yang selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik atau telah berjasa besar terhadap Negara, dapat diusulkan untuk memperoleh remisi, baik sebahagian atau seluruhnya.

79 Ibid,


(60)

Narapidana TNI mengalami sakit dan harus ditangani oleh dokter ahli bidangnya, harus diperlukan ijin berobat yang dikeluarkan olehdokter ahli bidangnya, maka harus diperlukan ijin berobat yang dikeluarkan oleh Kamasmil. Perobatan itu dilakukan ke luar dari Masmil apabikla tidak tersedia umit kesehatan tertentu sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Penunjukkan dokter ahli tersebut harus pula melalui dokter TNI yang telah memeriksa penyakit Narapidana TNI tersebut. Apabila narapidana TNI yang bersangkutan harus dirawat di rumah sakit, maka harus di rumah nsakit TNI agar memudahkan pengawasan dan tetap dalam pengawalan.

Narapidana TNI yang sedang menjalani masa pidananya di Masmil diperlukan sebagai saksi dalam persidangan baik dalam perkara perdata maupun pidana, maka harus ada pemberitahuan instansi yang memerlukannya , tetap harus dikawal oleh petugas dari Masmil, dan jika Narapidana TNI tersebut harus menginap diluar Masmil maka tempat menginapnya adalah di Rutan TNI terdekat terhadap tempat tujuan ijinnya. Berbeda dengan dalam kondisi penyidikan terhadap Narapidana. Penyidikan jika diperlukan terhadapnya, maka penyidik harus melakukan penyidikan itu tetap berada di dalam Masmil dan petugas penyidik diijinkan untuk memasuki Masmil.

Pemberian ijin lainnya seperti mengunjungi keluarganya sendiri (misalnya : Istri, Suami, anak-anak yang masih dalam tanggungan) yang sakit keras atau meninggal dunia. Diberikan pula ijin dalam hal menjadi wali untuk pernikahan anaknya dan hal ini hanya dapat dimintakan ijin dari Kapusmasmil dan diketahui Kepala Pengadilan Militer setempat selaku Hakim Pengawas dan Pengamat (Hakim


(61)

Wasmat). Mengenai tanggungan biaya-biaya ijin keluar dari Masmil terkait dengan urusan pribadi Narapidana TNI ditanggung sendiri olehnya atau keluarganya.

Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk mengirim atau menerima surat dari keluarga atau kesatuannya dan harus diperiksa oleh petugas Masmil terlebih dahulu. Terhadap surat-surat yang isi dan maksudnya dapat mempengaruhi Narapidana TNI untuk berbuat melanggar ketentuan di Masmil, maka petugas harus membatasinya dan tidak perlu diteruskan kepada yang bersangkutan.

Narapidana TNI dapat mengajukan surat permohonan ataupun pengaduan yang ditujukan kepada Kamasmil baik mengenai perlakuan ataupun perawatan yang diberikan oleh petugas Masmil yang tidak sesuai pada tempatnya maupun mengenai persoalan yang menyangkut dirinya sendiri. Terhadap Narapidana TNI sebagai pelaku dengan sengaja mengajukan permohonan atau membuat surat pengaduan yang tidak benar serta isinya bersifat fitnah atau menghina baik terhadap sesama Narapidana TNI maupun petugas, maka terhadap (oknum) harus diambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Masmil.80

Pembinaan Narapidana TNI perlu diperhatikan kesejahteraan terhadap Narapidana TNI misalnya di dalam Masmil disediakan kantin yang menyediakan barang-barang keperluan sehari-hari dimana barang-barang tersebut tidak diberikan oleh Masmil serta dijual dengan harga yang patut dan tidak dibenarkan memungut keuntungan yang besar, dalam hal ini Kamasmil membuat ketentuan lebih lanjut mengenai waktu dan lamanya kantin tersebut dibuka, macam dan jenis barang yang boleh dijual serta daftar harga dan lain-lain yang dianggap perlu.

80 Ibid,


(1)

mengandung alkohol dan tidak memabukkan, dan makanan-makanan yang tidak perlu dimasak lagi. Selain itu, diperbolehkan pula alat olah raga sepanjang alat-alat tersebut baik bentuk maupun keadaaannya tidak dapat digunakan untuk usaha-usaha melarikan diri atau untuk membuat gangguan ketertiban di dalam Masmil.

Buku-buku bacaan yang tidak dilarang oleh yang berwajib dan tidak boleh dikirimkan secara berlebihan serta jumlahnya harus dibatasi. Kamasmil akan menentukan lebih lanjut tentang jumlah dan jenis barang kiriman yang harus diterima oleh Narapidana TNI setelah melalui pemeriksaan petugas. Sebab, pada waktu berkunjung tamu-tamu wajib lapor terhadap petugas dan melalui pemeriksaan serta dilarang membawa senjata tajam maupun alat-alat lain yang membahayakan.79

Narapidana TNI yang berkelakuan baik dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada setiap tanggal 17 Agustus dapat diusulkan untuk diberikan remisi atau pengurangan masa pidana dengan tujuan pemberian remisi tersebut adalah sebagai dorongan bagi para Narapidana TNI agar selalu berkelakuan baik selama melaksanakan pidananya.Narapidana TNI yang berbuat baik patut dipuji dan diberikan penghargaan. Pemberisn penghargaan tersebut sebagai dorongan agar para Narapidana TNI selalu berbuat baik dan menambah rasa tanggung jawab dalam rangka memasyarakatkan dirinya. Bentuk penghargaan tidak boleh berupa bahan pokok kebutuhan sehari-hari melainkan fasilitas tertentu. Bagi Narapidana TNI yang selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik atau telah berjasa besar terhadap Negara, dapat diusulkan untuk memperoleh remisi, baik sebahagian atau seluruhnya.

79


(2)

Narapidana TNI mengalami sakit dan harus ditangani oleh dokter ahli bidangnya, harus diperlukan ijin berobat yang dikeluarkan olehdokter ahli bidangnya, maka harus diperlukan ijin berobat yang dikeluarkan oleh Kamasmil. Perobatan itu dilakukan ke luar dari Masmil apabikla tidak tersedia umit kesehatan tertentu sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Penunjukkan dokter ahli tersebut harus pula melalui dokter TNI yang telah memeriksa penyakit Narapidana TNI tersebut. Apabila narapidana TNI yang bersangkutan harus dirawat di rumah sakit, maka harus di rumah nsakit TNI agar memudahkan pengawasan dan tetap dalam pengawalan.

Narapidana TNI yang sedang menjalani masa pidananya di Masmil diperlukan sebagai saksi dalam persidangan baik dalam perkara perdata maupun pidana, maka harus ada pemberitahuan instansi yang memerlukannya , tetap harus dikawal oleh petugas dari Masmil, dan jika Narapidana TNI tersebut harus menginap diluar Masmil maka tempat menginapnya adalah di Rutan TNI terdekat terhadap tempat tujuan ijinnya. Berbeda dengan dalam kondisi penyidikan terhadap Narapidana. Penyidikan jika diperlukan terhadapnya, maka penyidik harus melakukan penyidikan itu tetap berada di dalam Masmil dan petugas penyidik diijinkan untuk memasuki Masmil.

Pemberian ijin lainnya seperti mengunjungi keluarganya sendiri (misalnya : Istri, Suami, anak-anak yang masih dalam tanggungan) yang sakit keras atau meninggal dunia. Diberikan pula ijin dalam hal menjadi wali untuk pernikahan anaknya dan hal ini hanya dapat dimintakan ijin dari Kapusmasmil dan diketahui Kepala Pengadilan Militer setempat selaku Hakim Pengawas dan Pengamat (Hakim


(3)

Wasmat). Mengenai tanggungan biaya-biaya ijin keluar dari Masmil terkait dengan urusan pribadi Narapidana TNI ditanggung sendiri olehnya atau keluarganya.

Narapidana TNI diberikan kesempatan untuk mengirim atau menerima surat dari keluarga atau kesatuannya dan harus diperiksa oleh petugas Masmil terlebih dahulu. Terhadap surat-surat yang isi dan maksudnya dapat mempengaruhi Narapidana TNI untuk berbuat melanggar ketentuan di Masmil, maka petugas harus membatasinya dan tidak perlu diteruskan kepada yang bersangkutan.

Narapidana TNI dapat mengajukan surat permohonan ataupun pengaduan yang ditujukan kepada Kamasmil baik mengenai perlakuan ataupun perawatan yang diberikan oleh petugas Masmil yang tidak sesuai pada tempatnya maupun mengenai persoalan yang menyangkut dirinya sendiri. Terhadap Narapidana TNI sebagai pelaku dengan sengaja mengajukan permohonan atau membuat surat pengaduan yang tidak benar serta isinya bersifat fitnah atau menghina baik terhadap sesama Narapidana TNI maupun petugas, maka terhadap (oknum) harus diambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Masmil.80

Pembinaan Narapidana TNI perlu diperhatikan kesejahteraan terhadap Narapidana TNI misalnya di dalam Masmil disediakan kantin yang menyediakan barang-barang keperluan sehari-hari dimana barang-barang tersebut tidak diberikan oleh Masmil serta dijual dengan harga yang patut dan tidak dibenarkan memungut keuntungan yang besar, dalam hal ini Kamasmil membuat ketentuan lebih lanjut mengenai waktu dan lamanya kantin tersebut dibuka, macam dan jenis barang yang boleh dijual serta daftar harga dan lain-lain yang dianggap perlu.

80


(4)

Narapidana TNI yang melakukan pelanggaran tata tertib yang berlaku di Masmil, maka petugas melalui kewenangan Kamasmil harus memberikan sanksi. Misalnya tindakan paksa dilakukan terhadap Narapidana TNI (pelaku) yang sengaja tidak taat ataupun melakukan pelanggaran terhadap tata tertib Masmil. Tujuannya adalah untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan agar Narapidana TNI yang lainnya tidak mengikuti jejak atau langkah dari rekannya yang melakukan pelanggaran tersebut. Hukuman yang dijatuhkan terhadapnya berupa pengasingan dari Narapidana TNI yang lainnya serta dimasukkan ke dalam kamar atau sel khusus untuk tidak lebih dari 8 (delapan) hari. Hukuman yang dijatuhkan tersebut dicatat dalam Register Hukuman Tatib Masmil.

Perlakuan terhadap Narapidana TNI yang dipidana mati harus ditempatkan di kamar sel khusus yang terpisah dari sel kamar sel lainnya. Kepadanya diberikan kesempatan untuk membersihkan diri/mandi dan menghirup udara segar. Sekalipun pidana mati yang dijatuhkan oleh Hakim sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap artinya terpidana mati tidak memohon banding, tidak memohon grasi, bahkan menerima pidana tersebut, namun pidana mati belum boleh dilaksanakan sebelum turun keputusan dari Presiden mengenai pelaksanaannya. Hal ini diatur dalam pasal 2 dan Pasal 3 UU No.3 Tahun 1950 LN No.40 Tahun 1950 tentang Grasi.81

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Petugas dan bagian Administrasi di Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Medan, narapidana militer tersebut mengikuti program pembinaan dikarenakan:

81

SR. Sianturi, Hukum Pidana Militer di Indonesia, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia, 2010), hal. 75


(5)

a. Program pembinaan tersebut sesuai dengan bakatnya,jadi dengan adanya program tersebut dapat mengembangkan bakat yang mereka miliki (pertukangan, kerajinan tangan,dll)

b. Mereka melakukan program tersebut oleh karena narapidana ingin mengisi waktu luang, oleh karena berada di dalam kamar satu harian merupakan hal yang membosankan;

c. Mereka mengikuti program pembinaan karena terpaksa. Ada tekanan psikologis selama narapidana berada di lembaga pemasyarakatan, bagi narapidana yang telah lama berada dalam lembaga pemasyarakatan hal yang selalu terlintas dalam benaknya adalah bagaimana secepatnya bisa keluar/bebas. Cara yang melanggar peraturan ada kalanya terpikir yakni dengan melarikan diri, tapi ada cara yang lebih terhormat yaitu dengan menunjukkan itikad baik agar memperoleh remisi, karena setelah beberapa kali mendapat remisi dan menjalani hukuman dalam waktu tertentu mereka akan mendapatkan bebas/lepas bersyarat. Namun, tidak semua narapidana melakukannya, ada juga narapidana yang benar-benar ikhlas dalam melaksanakan program pembinaan.82

Program pembinaan tersebut diatas, jika terealisasi dengan baik, akan sangat bermanfaat sebagai bekal narapidana untuk kembali ke masyarakat dan kesatuannya dengan harapan tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum lagi. Namun tetap saja diperlukan pegawai/petugas yang jujur dan mempunyai dedikasi yang tinggi. Pelaksananan pembinaan di Masmil dilakukan sampai pada akhirnya Narapidana TNI yang bersangkutan bebas dari pelaksanaan hukuman pidana atau pembebasan. Pembebasan terhadap Narapidana TNI yang dibina di Masmnil harus berdasarkan surat keputusan ataupun pemberitahuan secara tertulis dari instansi yang menitipkan (misalnya instansi yang menitipkan itu adalah Pengadilan Militer). Kelengkapan administrasi berupa surat perintah pembebasan dibuat oleh Kamasmil. Kamasmil menyerahkan Narapidana TNI tersebut kepada instansi yang menitipkan. Sebelum melaksanakan pembebasannya, Narapidana TNI yang akan dibebaskan itu

82

Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH (Bagian Aministrasi) Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan, 12 Mei 2015


(6)

wajib mengisi formulir angket yang disediakan guna sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pemasyarakatan di Masmil.

BAB III

PELAKSANAAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA MILITER DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MILITER (MASMIL)

KOTA MEDAN

A. Pengaturan Pemberian Remisi Militer dan Jenis Remisi Narapidana Militer

Di Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan

1. Dasar Hukum

Dasar hukum pemberian Remisi adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi tanggal 23 Desember 1999 yang merupakan perubahan dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1987 tanggal 7 Maret 1987.83

2. Ketentuan

a. Remisi diberikan kepada Narapidana Militer yang dijatuhi pidana sementara, baik pidana penjara, pidana kurungan ataupun pidana kurungan pengganti denda jika selama menjalani pidananya tersebut berkelakuan baik selama kurun waktu yang diperhitungkan untuk pemberian Remisi.

83