LAPORAN PRAKTIKUM AKUNTANSI MANAJEMEN AN

LAPORAN PRAKTIKUM AKUTANSI MANAJEMEN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Oleh:
Kelompok 1

JEPRI JOHAN

(E1D013020)

ROLAS SINAGA

(E1D013082)

YOSEPHIN OKTAVIANUS S.

(E1D013102)

MAJU LUBIS

(E1D013125)


LAURENSIA D. RENGSI P.

(E1D013130)

Dosen Pembimbing : RESWITA, SP., M.M.

LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
AKUTANSI MANAJEMEN

Disusun Oleh:
Kelompok 1

JEPRI JOHAN

(E1D013020)

ROLAS SINAGA

(E1D013082)

YOSEPHIN OKTAVIANUS S.

(E1D013102)

MAJU LUBIS

(E1D013125)

LAURENSIA D. RENGSI P.

(E1D013130)


Telah disahkan dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

RESWITA, SP., M.M.
NIP. 19801218 2000801 2 011

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga, penulis dapat menyelesaikan laporan dari hasil peraktikum Akutansi Manajemen
yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan”. Laporan ini disusun sedemikian rupa agar muda
dipahami dan dipelajari oleh seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini, dengan
harapan agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana menganalisis
laporan keuangan. Laporan ini merupakan sebagai syarat laporan akhir untuk memenuhi nilai
mata kuliah Akutansi Manajemen.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya laporan ini, yaitu:
1. Bpk. Dr. M. Mustopa Romdhon, SP.M.Si. selaku dosen matakuliah Akutansi
Manajemen.
2. Ibu Reswita SP, M.M selaku dosen pembimbing laporan Akutansi Manajemen.

Dalam penulisan laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan belum bisa
sepenuhnya memuaskan bagi mahasiswa yang membacanya. Dengan kerendahan hati,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar di waktu yang akan
datang penulis dapat perbaikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
keinginan para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bengkulu,

Penulis

Januari 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diera globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di
Indonesia. Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap perusahaan pasti
memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Saat ini semua perusahaan wajib membuat
suatu laporan yang berkaitan dengan perkembangan keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu.

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam
laporan keuangannya. Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran
kemajuan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan merupakan suatu media informasi
yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal
perusahaan yang bermanfaat bagi pihak tersebut dalam pengambilan keputusan secara
ekonomi.
Informasi keuangan disusun dan disajikan perusahaan berupa neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal dan analisis laporan keuangan. Dalam suatu perusahaan juga
memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang
cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi
keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki
perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan keuangan
juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan
pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan
tersebut.
Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio aktivitas dan
likuiditas, analisis rasio solvabilitas, dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek perusahaan. Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan.
Sehingga laporan keuangan sangat diperlukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana neraca keuangan pada PD. Taru Martani?
2. Bagaimana laporan rugi laba pada PD. Taru Martani?
3. Bagaimaa analisis laporan keuangan pada PD. Taru Martani?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami neraca keuangan pada PD. Taru Martani.
2. Untuk mengetahui laporan rugi laba pada PD. Taru Martani.
3. Untuk mengetahui analisis laporan keuangan pada PD. Taru Martani.

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Laporan Keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan
arus kas, laporan arus dana), catatan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan
atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham),
pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun pihak yang
berkepentingan lainnya (Rahardjo, 2003:53) .

2.1.2

Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan kemudian penafsiran laporan
keuangan tersebut disajikan dalam beberapa bentuk laporan keuangan. Bentuk-bentuk laporan

keuangan umumnya ada tiga bentuk, yaitu Neraca (Balanced), Laporan Rugi Laba (Income
Statement) dan Laporan Perubahan Modal (Capital Statement).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK:2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
komponen-komponen berikut ini:

a.

Neraca (Balanced)

Neraca merupakan laporan secara sistematis yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu
perusahaan meliputi Assets (Harta), Liabilities (Hutang) dan Capital (Modal). Bentuk neraca
harus memenuhi persamaan akuntansi. Neraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi
(akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam sistem akuntansi komputer neraca dapat
disusun setiap saat bila diperlukan dan metode akuntansi perpetual memungkinkan neraca dapat
didivisual setiap saat. Dari neraca, kita dapat memperoleh informasi-informasi lain yang sangat
penting, yang tidak terdapat dari laporan Laba Rugi. Informasi itu adalah jenis dan besarnya
harta, kewajiban (utang), dan modal perusahaan. Dengan demikian, informasi yang lebih lengkap
tentang kondisi perusahaan pada suatu saat dapat diketahui, tidak hanya besarnya laba. Bentukbentuk neraca adalah bentuk laporan, bentuk rekening dan bentuk posisi keuangan.

b.


Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan informasi yang menyatakan keberhasilan atau kegagalan

kinerja perusahaan karena menggambarkan jumlah pendapatan dan jumlah biaya dalam satu
periode akuntansi penuh. Laba rugi disini dapat berarti laba sebelum pajak atau sesudah pajak.

c.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahab ekuiditas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas

selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo
setelah disesuaikan ditambah laba bersih selam satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.
Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah Modal Awal, Laba atau Rugi, Penarikan
(prive), dan Modal Akhir.

d.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan

aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannnya
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus
kas keluar tersebut. Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode tidak
langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan
operasi.

e.

Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan keuangan yang harus disajikan secara

sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan.

2.2 Analisis Laporan Keuangan
2.2.1

Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan
yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan
kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan
kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba
rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).
Menurut Budi Rahardjo (2003) analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu
angka dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat tertentu ke saat
berikutnya. Sedangkan Dwi Prastowo mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa yang akan datang.
Menurut Helfert (Harahap, 2008:193) analisis laporan keuangan merupakan alat yang
digunakan dalam memahami masalah dan peluang terjadinya kekeliruan yang terdapat dalam
suatu laporan keuangan.

Berdasarkan definisi analisis laporan keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk memeriksa hubungan antara angkaangka dalam laporan keuangan dan angka-angka dalam beberapa periode tertentu, dengan tujuan
untuk menemukan kelemahan pada kinerja keuangan suatu perusahaan agar terhindar dari
masalah yang mungkin akan timbul dari kelemahan kinerja keuangan tersebut dimasa yang akan
datang.
2.2.2

Jenis – Jenis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga analisis rasio dapat
digolongkan menjadi: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan
rasio-rasio lainnya. Menurut Dewi Astuti (2004:31) Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga
bentuk umum yang dipergunakan yaitu: Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas dan
Rasio Profitabilitas.
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek (Short Time Debt)
yang harus segera dipenuhi. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang
modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
Adapun beberapa rasio yang tergabung dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
1.

Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio ini menunjukkan
sejauhmana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus:

AKTIVA LANCAR
X 100
HUTANG JANGKA PENDEK
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Current Ratio=

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang likuid. Semakin besar rasio ini
maka akan semakin baik.
Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus:

Quick Ratio=

AKTIVA LANCAR −PERSEDIAAN
X 100
HUTANG JANGKA PENDEK

3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek (hutang lancar) dengan kas yang tersedia dan yang tersimpan di bank.
Rasio kas dapat dihitung dengan rumus:

Cash Ratio=

KAS+ EFEK
X 100
HUTANG JANGKA PENDEK

b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya
dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajibankewajiban apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Solvabilitas adalah:
1. Rasio Hutang terhadap Modal atau Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Rasio ini
menunjukkan sejauh mana kemampuan modal sendiri atau modal pemilik dapat memenuhi
seluruh kewajibannya ataupun utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka akan
semakin baik. Rasio ini juga disebut rasio leverage, untuk keamanan pihak luar rasio terbaik
adalah jika jumlah modal sendiri lebih besar daripada jumlah utang atau minimal sama besar.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Debt ¿ Equity Ratio=

Total Hutang
x 100
Total Modal

2. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Total Debt to Total Asset Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang

dengan jumlah seluruh aktiva yang diketahui.Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang
dapat ditutupi oleh aktiva. Untuk lebih aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Debt ¿ Asset Ratio=

Total Hutang
x 100
Total Aktiva

3. Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini menunjukan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri
yang disediakan oleh perusahaan. Tingkat Long Term Debt To Equity Ratio < 100%
dikategorikan bahwa perusahaan memiliki kondisi yang solvabel.

c.

Rumus:
Hutang Jangka Panjang
LTDtER=
x 100
Total Modal
Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan lain sebagainya.Berikut rasio yang termasuk
dalam rasio porfitabilitas yaitu :
1.
Return On Assets
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur
dari nilai aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Tingkat Return On Assets >
30% dikategorikan bahwa perusahaan memiliki kondisi yang profit.
Laba Bersih
ROA=
x 100
Total Aktiva
2.
Return On Equity
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari
nilai modal. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Tingkat Return On Equity > 30%
dikategorikan bahwa perusahaan memiliki kondisi yang profit.
Laba Bersih
ROE=
x 100
Total Modal
3.
Gross Profit Margin
Rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor dan
merupakan perbandingan antara laba kotor dan penjualan bersih. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik karena hal ini menunjukan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih
rendah dibandingkan dengan penjualan. Tingkat Gross Profit Margin > 30% dikategorikan
bahwa perusahaan memiliki kondisi yang profit.
Laba Kotor
GPM=
x 100
Penjualan
d.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Aktiva yang dimiliki suatu
perusahaan dimaksudkan untuk diputarkan (dimanfaatkan) karena dengan perputaran itu dapat
diperoleh laba.
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keaktifan perusahaan dalam
menggunakan dana yang tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio keaktifan ini mengukur
seberapa aktif perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang ada yang sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Rasio ini dihitung dalam tiga cara :
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Laba Kotor
ITO=
x 100
Penjualan
b. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

RTO=

Piutang
x 100
Rata−rata Piutang Dagang

BAB III
METODE ANALISIS

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa
yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca,
Rugi/Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing pos
yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan
agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup
periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan
yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan
tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Metode Analisis Rasio merupakan teknik
analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data
yang signifikan. Berikut analisa rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu:
a. Rasio Aktifitas ( Activity Ratio )
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
-

Total Assets Turn Over Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap
penjualan.
Turn Penjualan
x 100
Rumus : Total Assets ¿
Total Aktiva

-

Working Capital Turn Over
Rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih terhadap penjualan
selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.
Rumus: WorkingCapital

-

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio Modal Kerja Bersih

Fixed Assets Turn Over
Rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki
terhadap penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap yang dimiliki secara
efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus : ¿ Assets

-

Inventory Turn Over

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio AktivaTetap

Rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang
dimiliki terhadap penjualan. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan
menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Rumus :
-

Inventory

Average Collection Period Ratio

Average Collection Period Ratio=
-

Piutang x 365
x 100
Penjualan

Receivable Turn Over
Receivable

-

Turn Penjualan
=
x 100
Ratio Persediaan

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio Piutang Rata−rata

Receivable Turn Over
Receivable

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio Piutang Rata−rata

b. Rasio Solvabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua
kewajiban finansial jangka panjang. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
-

Total Debt to Assets Ratio
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya
dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Rumus : Total Debt ¿ Assets Ratio=

-

Total Hutang
x 100
Total Aktiva

Total Debt to Equity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur
dibandingkan dengan equity.
Rumus: Total Debt t o Equity Ratio=

Total Hutang
x 100
Modal Sendiri

c. Rasio Profitabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :
-

Gross Profit Margin
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari
penjualan.

Rumus : Gross Profit Margin Ratio=
-

Penjualan Netto−HPP
x 100
Penjualan Netto

Net Profit Margin
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari
penjualan.

-

Net Profit MarginRatio=

Laba Bersih Setelah Pajak (EAT )
x 100
Penjualan Netto

Earning Power of Total Investment
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
investor dan pemegang saham.
Rumus:
Earning Power of Total Investme=

Biaya Administrasidan Umum( EBIT )
x 100
Jumlah Aktiva

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Laporan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal
4.1.1 Laporan Neraca

NERACA
PD. TARU MARTANI

31 DESEMBER 2014
( Dalam rupiah )

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Piutang
Cad. Kerg. Piutang
Persediaan
Uang muka
Jumlah aktiva lancar

5.248.418.288
1.098.586.438
(558.304.342)
7.306.477.727
69.683.163
13.164.861.274

Aktiva Tidak Lancar
Aset tetap
2.071.714.450
Aset lain-lain
5.044.658.891
Jumlah aktiva tidak lancar 7.116.373.341
Jumlah Aktiva

20.281.234.615

KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar
Hutang usaha
748.126.219
Hutang jasa produk
7.346.224
Hutang pajak
242.520.268
Uang muka penjualan
914.484.449
Biaya yang dibayar
56.487.500
Jumlah kewajiban lancar 1.968.964.660
Kewajiban Tidak Lancar
Pendapatan diterima dimuka 207.522.216
Imbalan pasca kerja
1.365.066.889
Jumlah kewajiban tidak lancar 1.968.964.660
EKUITAS
Modal Pemda
Modal Koperasi BM.
Laba rugi tahun berjalan
Jumlah ekuitas

15.842.500.000
500.000
850.120.799
16.739.740.849

Jumlah kewajiban & modal 20.281.234.614

4.1.2 Laporan Rugi Laba
LAPORAN RUGI LABA
PD. TARU MARTANI
31 DESEMBER 2014
Penjualan Bersih
Beban
Beban pokok penjualan
Beban usaha
Beban lain-lain
Pajak penghasilan
Jumlah beban

9.583.564.091
6.738.329.947
2.405.144.627
(551.439.911)
141.408.629
8.733.443.292

Laba Bersih

850.120.799

4.1.3 Laporan Perubahan Modal
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
PD. TARU MARTANI
31 DESEMBER 2014
Modal awal

16.739.740.849

Laba bersih

850.120.799

Prive

( 1.000.000 )

Penambahan Modal
Modal akhir

4.2 Analisis Laporan Keuangan

0
17.588.861.648

Dari data diatas dapat dilakukan analisis laporan keuangan PD. Taru Martani dengan
menggunakan metode analisis rasio yaitu Analisis Rasio Aktifitas, Analisis Rasio
Solvabilitas, dan Analisis Rasio Profitabilitas.
Berikut hasil pengukuran dengan membandingkan hasil analisa rasio keuangan pada
PD. Taru Martani.
1. Rasio Aktifitas
a. Total Assets Turn Over
Total Assets

Turn Penjualan
x 100
¿ Total Aktiva
¿

Rp .9 .583.564 .091
x 100
Rp .20 .281.234 .615

¿ 47

Hasil dari total assets turn over yang didapat yaitu 47% atau 0,47 yang memiliki arti
bahwa PD. Taru Martani hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 47% atau 0,47 kali
dari total aktiva yang dimiliki. Maka aktiva akan lebih lambat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan semakin tidak efisien dalam penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama tidak dapat memperbesar
volume penjualan apabila assets turn overnya tidak ditingkatkan atau diperbesar. Total assets
turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi
bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan
seluruh aktiva dalam perusahaan.
b. Working Capital Turn Over
WorkingCapital

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio Modal Kerja Bersih
¿

Rp.9 .583 .564 .091
x 100
Rp .11 .195.896 .613

= 85 %
Hasil dari working capital turn over yang diperoleh yaitu 85% yang dimana memiliki
arti semakin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi
perputarannya (turn over ratenya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah
tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja
tersebut.
c. Fixed Assets Turn Over
¿ Assets

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio AktivaTetap

¿

Rp .9 .583.564 .091
x 100
Rp .7 .116 .373 .341
= 135 %

Hasil dari fixed assets turn over yang didapat yaitu 135% atau 1,35 kali, dimana rasio
perputaran total aktiva rata-rata perusahaan dalam industri adalah2.5 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat penjualan yang cukup
jika dibandingkan dengan investasi dalam total aktivanya. Jika perputarannya lambat
(rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun
kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap
yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi
rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
d. Inventory Turn Over
Inventory

Turn Penjualan
=
x 100
Ratio Persediaan
¿

Rp .9 .583 .564 .091
x 100
Rp .7 .306 .477 .727

= 131 %
Hasil dari inventory turn over yang diperoleh yaitu 131% atau 1,31 yang memiliki arti
bahwa dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 1,31 kali dalam setahun.
Semakin tinggi turn over yang diperoleh, semakin efektif manajemen dalam persediaan atau
dengan kata lain semakin cepat tingkat perputaran persediaan, maka semakin besar tingkat
keberhasilan perusahaan.
e. Average Collection Period Ratio
Average Collection Period Ratio=
¿

Piutang x 365
x 100
Penjualan

Rp .540 .282.096 x 365
x 100
Rp .9 .583.564 .091
= 205 %

Hasil dari average collection period ratio yang diperoleh yaitu 205% atau 2,05 maka
yang menunjukkan bahwa PD. Taru Martani dapat melakukan pengumpulan piutang setiap 2
hari sekali.
f. Receivable Turn Over
Receivable
¿

Turn
Penjualan
=
x 100
Ratio Piutang Rata−rata

Rp .9 .583.564 .091
x 100
Rp .540 .282.096

= 177 %
Hasil dari receivable turn over yang diperoleh yaitu 177 % atau 1,77, yang
menunjukkan bahwa sebanyak 1,77 kali persediaan barang dagangan perusahaan berputar
dalam 1 periode. Dalam 1 tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar selama
25 kali.
2. Rasio Solvabilitas
a.

Total Debt to Assets Ratio

Total Debt ¿ Assets Ratio=

Total Hutang
x 100
Total Aktiva
¿

Rp .3 .541.493 .765
x 100
Rp .20 .281.234 .615

= 17 %
Hasil dari total debt to assets ratio yang diperoleh yaitu 17%, maka menunjukkan bahwa
aktiva sebesar 17 % dibiayai dari hutang perusahaan. Jika suatu debt ratio semakin kecil
maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial
perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.
b.

Total Debt to Equity Ratio

Total Debt ¿ Equity Ratio=

Total Hutang
x 100
Modal Sendiri
¿

Rp .3 .541.493 .765
x 100
Rp .16 .739.740 .849
= 21%

Hasil total debt to equity ratio yang diperoleh yaitu 21%, yang menunjukkan bahwa
modal sendiri sebesar 21% yang dimiliki PD. Taru Martani dapat melunasi hutang PD Taru
Martani.
3. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin
Gross Profit MarginRatio=

Penjualan Netto−HPP
x 100
Penjualan Netto
¿

Rp .9 .538.564 .091−Rp.8 .733 .443.292
x 100
Rp.9 .538 .564 .091

=8%
Hasil dari gross profit margin yang diperoleh yaitu 8%, berarti jumlah laba
kotor sebesar 8% dari jumlah penjualan. Semakin rendah gross profit margin, maka

semakin kurang baik operasi PD. Taru Martani. Begitu pula sebaliknya jika gross
profit margin semakin besar, maka semkain baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah dibandingkan
dengan penjualan.
b. Operating Income
Operating Income Ratio=
¿

Penjualan Netto−HPP−EBIT
x 100
Penjualan Netto

Rp .9 .538.564 .091−Rp.8 .733 .443.292−Rp.2 .317 .038.190
x 100
Rp .9 .538.564 .091
= - 16 %

Hasil operating income yang diperoleh yaitu -16% atau -0,16 maka
menunjukkan bahwa setiap rupiah penjualan PD Taru Martani mengalami kerugian
sebesar Rp.0,16.
c. Net Profit Margin
Net Profit MarginRatio=

Laba Bersih Setelah Pajak ( EAT )
x 100
Penjualan Netto

¿

Rp .850 .120.799
x 100
Rp .9 .538.564 .091

=9%
Hasil dari net profit margin yang diperoleh yaitu 9 %, berarti bahwa laba
bersih sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar 9 % dari volume penjualan.
Semakin tinggi net profit margin, maka semakin baik pula operasi perusahaan.
d. Earning Power of Total Investment
Earning Power of Total Investme=
¿

Biaya Administrasidan Umum( EBIT )
x 100
Jumlah Aktiva

Rp . 2.317.038 .190
x 100
Rp .20 .281.234 .615
= 11 %
Hasil dari earning power of total investment yang diperoleh adalah 11% dan rasio rata-

rata perusahaan dalam industri adalah 18,3%. Hal ini menjukkan kemampuan PD. Taru
Martani untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan sebelum dikenakan pajak adalah
lebih rendah dari kemampuan rata-rata perusahaan dalam industri.
e.

Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio
Rate of Return Investment ( ROI ) Ratio=

EAT
x 100
Jumlah Aktiva
¿

Rp .850 .120.799
x 100
Rp .20 .281.234 .615

=4%
Hasil dari ROI yang diperoleh yaitu 4%, menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang
diperoleh oleh PD. Taru Martani adalah sebesar 4% dari total aktiva. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik keadaan perusahaan.
f.

Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners
Return on Equity( ROE)=

EAT
x 100
Jumlah Modal Sendiri
¿

Rp .850.120 .799
x 100
Rp .16 .739.740 .849

=5%
Hasil daro ROE yang diperoleh yaitu 5%, menunjukkan bahwa tingkat return
(penghasilan) yang diperoleh pemilik PD. Taru Martani atas modal yang diinvestasikan
adalah sebesar 5%. Semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh, maka akan
semkain baik kedudukan atau posisi pemilik perusahaan.

BAB IV

KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwan hasil rasio –rasio yang didapatkan sebagai
berikut :
1. Rasio Aktivitas
Aktiva yang didapat tergolong rendah pada tingkat penjualan, maka akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut.
Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif.
2. Rasio Solvabilitas

Debt ratio sebesar 17 % semakin kecil, maka hutang yang dimiliki perusahaan
juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko finansial perusahaan mengembalikan
pinjaman juga semakin kecil dan bahwa modal sendiri sebesar 21% yang dimiliki PD
Taru Martani dapat melunasi hutang perusahaan.
3. Rasio Profitabilitas

Untuk menilai tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dari
net

profit (laba/rugi bersih sesudah pajak) dan net prodit pada PD Taru Martani

sebesar 9%. Profitabilitas
manajemen

rendah menunjukkan

bahwa

tingkat

kinerja

perusahaan tersebut kurang baik. Semakin tinggi tingkat profitabilitas

maka akan semakin tinggi pengungkapannya dana akan mendorong para menejer
untuk memberikan informasi yang lebih terinci sebab merekaingin menyakinkan
investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap menejemen.
Sehingga kondisi keuangan dan kinerja pada PD. Taru Martani dalam keadaan aman.
Namun, dalam kondisi aman tersebut pihak manajamen harus tetap meningkatkan kinerja
mereka. Agar dari tingkat aman tersebut tidak semakin merosot, namun semakin menjadi
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Lusiana, Wahyu Farida.2010. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Aktivitas, Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratiopada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Fakultas
Ekonomi Universitas Dipenogoro, Semarang.
Ardi Hamzah.2007. “Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas dan
Investmen Opportunity Set Dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2001 – 2005”.
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo, Madura.
Lestari, Holydia. 2004. “Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan
Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi”. Simposium
Nasional Akuntansi VII, Bali.
Anonim.2015.”Analisis_Rasio_Likuiditas_Rasio_Solvabilitas_Dan_Rasio_Profitabilitas_Un
tuk_Mengukur”. - diakses 08/01/201

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

AN ANALYSIS OF DESCRIPTIVE TEXT WRITING COMPOSED BY THE HIGH AND THE LOW ACHIEVERS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMPN SUKORAMBI JEMBER

11 83 16

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

AN ANLYSIS THE STUDENTS MASTERY OF DEGREES OF COMPARISON

9 93 44

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89