this PDF file PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PG Kebon Agung Malang) | Fatoni | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada PG Kebon Agung Malang)

Agatha Finona Fatoni
M. Djudi Mukzan
Yuniadi Mayowan
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe the influence of simultaneously and partially variable of work
safety (X1) and occupational health (X2) on employee performance (Y) on employee of the manufacturing
department PG Kebon Agung Malang. The type of research used in this study is explanatory research using
a quantitative approach. Explanatory research is research that highlight the relationship between variables
and test the hypotesis which has formuated before. The population in this research is employees of
manufacturing department PG Kebon Agung Malang, with total sample are 66 people. Techniques of data
collection that used in this study are questionnaires and documentation by using multiple linear regression

analysis with the help of SPSS 20.00 for windows. The result of search showed that occupational safety and
health are simultaneously have a significant effect on employee performance that can be seen from the value
of sig.F < α (0,000 < 0,05) or from F count > F table (44,382 > 3,143). Partially, work safety has a significant
effect on employee performance of 0.662. While occupational health has a significant effect partially on
employee performance of 0.385.
Keywords : Work Safety, Occupational Health, Employee Performance

ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjeaskan pengaruh secara simultan dan parsial variabel keselamatan
kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada karyawan bagian pabrikasi PG
Kebon Agung Malang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian penjelasan merupakan penelitian yang menyoroti
hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang, dengan jumlah sampel sebesar
66 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 20.00 for windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan yang dapat diihat dari nilai sig.F < α yaitu 0,000 < 0,05 atau dari nilai Fhitung >
Ftabel yaitu 44,382 > 3,143. Secara parsial keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan sebesar 0,662. Sedangkan kesehatan kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja

karyawan sebesar 0,385.
Kata Kunci : Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Kinerja Karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

38

1.

PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah
satu faktor penting dari suatu perusahaan dan
memiliki
peranan
yang
menentukan
perkembangan perusahaan. Manusia merupakan
aset utama dalam organisasi atau perusahaan yang
perlu mendapatkan perhatian serius dan perlu

dikelola dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar
sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan mampu memberikan kontribusi secara
optimal dan dapat menghasikan suatu kinerja yang
berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan.
Perlindungan dan pemenuhan hak atas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
salah satu program pemeliharaan di dalam
perusahaan untuk menjaga dan melindungi
karyawannya di lingkungan kerja. Pemberian
perlingungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi
kinerja
karyawan
yang
menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi
kerja yang maksimal dengan rasa aman dan
nyaman maka karyawan akan bekerja dengan

baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Husni
(2005:139) bahwa, “Keselamatan dan Kesehatan
Kerja melindungi karyawan untuk mewujudkan
kinerja yang optimal.” Tujuan pelaksanaan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
bagi karyawan adalah untuk menciptakan kondisi
kerja yang aman dan sehat di lingkungan kerja
dalam rangka mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Kecelakaan kerja merupakan kerjadian
yang tidak terduga yang mengakibatkan luka,
sakit, dan kerugian. Menurut Peraturan
Pemerintah No.44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian, pengertian
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi
dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Orang yang

ditimpa kecelakaan akan berakibat luka-luka,
kelainan tubuh dan cacat, bahkan kematian.
Kinerja merupakan hal yang penting bagi
sebuah perusahaan, karena menyangkut kualitas,
kuantitas, dan produktivitas kerja. Kinerja yang
baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan
perusahaan, sehingga perlu upaya untuk
meningkatkan
kinerja
karyawan.
Kinerja
merupakan suatu hasil kerja dari karyawan baik
kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan dari

penyelesaian tugas yang diberikan oleh
perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Rivai
(2004:309) bahwa, “Kinerja merupakan perilaku
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
sesuai dengan perannya dalam perusahaan.”

Dengan adanya program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ini, sangat erat hubungannya
dengan kinerja karyawan. Seperti yang dinyatakan
oleh Siagian (2002:263) bahwa pentingnya
pemeliharaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
para anggota organisasi sudah diakui secara luas
di kalangan manajer karena para karyawan yang
sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun dalam
arti mental, akan mampu menampilkan kinerja
yang prima, motivasi yang tinggi dan tingkat
kemangkiran yang rendah.
Adanya teknologi yang disertai peralatan
modern disamping membawa kemudahan dalam
berproduksi juga mempunyai tingkat resiko
kecelakaan yang tinggi. Selain kemampuan
penguasaan teknologi canggih, pengetahuan dan
perlindungan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja juga menjadi sangat penting karena dapat
meminimalisasi bahaya kecelakaan kerja yang
terjadi. PG Kebon Agung merupakan salah satu

pabrik yang dalam perkembangannya banyak
menggunakan peralatan dan mesin-mesin berat.
Keputusan dalam menggunakan peralatan dan
mesin berat yang berpengaruh pada keselamatan
dan kesehatan karyawan merupakan hal yang
sangat penting untuk menjaga kinerja karyawan.
Dalam penggunaan mesin berat PG Kebon Agung
harus dapat menjamin keselamatan dan kesehatan
karyawan
yang
menggunakan
dan
mengoperasikan mesin.
PG Kebon Agung sangat mengutamakan
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan
kerja pada karyawannya untuk dikelola dengan
baik agar kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi
dan tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu
setiap karyawan PG Kebon Agung mengetahui
tanggung jawabnya terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja. Penerapan Sistem Manajemen K3
masih tergolong baru di PG Kebon Agung
Malang, yaitu mulai tahun 2010. Hal ini sebuah
dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian
di PG Kebon Agung. Maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon
Agung”.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

39

2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan kerja karyawan merupakan
aspek yang sangat penting dan perlu mendapatkan

perhatian
sejalan
dengan
berkembangnya
teknologi di kalangan industri yang semakin
canggih, hal ini menuntut perlunya keamanan dan
kenyamanan sumber daya manusia dalam bekerja.
Setiap karyawan memiliki hak atas perlindungan
keselamatannya dalam lingkungan kerja. Menurut
Bangun
(2012:37)
menyatakan
bahwa,
“Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas
keamanan kerja yang dialami pekerja, baik fisik
maupun mental dalam lingkungan pekerjaannya.”
Husni (2005:140) mengatakan, “Kesehatan
kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang
bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan
kesehatan yang sempurna baik fisik, mental,

sosial, sehingga memungkinkan dapat bekerja
secara optimal”. Sedangkan Mangkunegara
(2011:161) menyatakan, “Program kesehatan
kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja”. Resiko
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode
waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat
membuat stress emosi atau gangguan fisik. Hal
serupa diungkapkan oleh Moenir (2006:207),
“Kesehatan kerja adalah suatu usaha dan keadaan
yang memungkinkan seseorang mempertahankan
kondisi
kesehatannya
dalam
pekerjaan”.
Sedangkan Silalahi dan Rumondang (2000:139)
mengatakan, “Kesehatan kerja yaitu terhindarnya
dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah

memulai pekerjaannya”.
2.2. Kinerja
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang
dilakukan oleh karyawan atau organisasi. Kinerja
dapat dijadikan bahan evaluasi bagi perusahaan
dikarenakan dengan adanya kinerja perusahaan
dapat mengukur kapasitas dan mengevaluasi
performa dari karyawan dan perusahaan.
Mangkunegara (2011:67) menyatakan bahwa,
“Kinerja adalah hasil kerja secara kuaitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
Kualitas yang dimaksudkan disini yaitu
kehalusan, kebersihan, dan ketelitian dari segi
hasil pekerjaan, sedangkan kuantitas diukur dari
jumlah pekerjaan yang diselesaikan karyawan.
Selain itu kinerja juga dapat diartikan sebagai

suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai
dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu yang akan menjadikan kinerja
tersebut sebagai hasil keterkaitan antara usaha,
kemampuan, dan deskripsi pekerjaan.
Menurut
Dharma
(2003:335)
mengemukakan bahwa indikator kinerja yaitu:
a) Kuanlitas hasil kerja
Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan
atau
dicapai.
Pengukuran
kuantitatif
melibatkan perhitungan keluaran dari proses
pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan
jumlah keluaran yang dihasilkan.
b) Kualitas hasil kerja
Kuslitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik
tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran
mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”,
yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Hal ini
berkaitan dengan bentuk keluaran.
c) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu yaitu sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Pengukuran ketepatan
waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran
kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu
penyelesaian suatu kegiatan
Rivai (2004:309) menyatakan, “Penilaian
kerja adalah suatu sistem formal dan terstruktur
yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan
mengpengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat
kehadiran.” Pada saat bersamaan karyawan
memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka
sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa
yang akan datang. Pekerja juga ingin
mendapatkan hal posistif atas berbagai hal yang
telah mereka lakukan dengan baik selama
melakukan pekerjaan.
Menurut Hasibuan (2008), kriteria atau
unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja
karyawan meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Kesetiaan
Penyelia mengukur kesetiaan karyawan
terhadap
pekerjaannya,
jabatan,
dan
oerganisasinya. Dapat terlihat dari seorang
pekerja yang dihadapkan dalam kondisi dan
situasi yang sulit yang berhubungan dengan
masa depannya.
2. Kejujuran
Penyelia menilai kejujuran karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
sejalan atau tidak dengan kenyataan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

40

3. Prestasi kerja
Penyelia melihat hasil kerja karyawan dari
kualitas dan kuantitasnya dalam uraian
pekerjaannya.
4. Kedisiplinan
Penyelia melihat kediplinan karyawan dalam
mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh
perusahaan dan melakukan pekerjaan sesuai
dengan instruksi dan standar prosedur yang
menjadi tanggungjawab pekerja.
5. Kreativitas
Penyelia melihat kemampuan karyawan dalam
mengembangkan
kreativitasnya
dalam
penyelesaian tanggungjawabnya.
6. Kerjasama
Penyelia menilai kesediaan karyawan dalam
berpatisipasi
dan
bekerjasama
dengan
karyawan lainnya secara vertical dan horizontal
baik diluar maupun didalam pekerjaan
sehingga pekerjaan akan semakin baik.
7. Kepemimpinan
Penyelia melihat bahwa pekerja mampu
memimpin, mempunyai kewibawaan yang
kuat, dan dapat mempengaruhi pekerja lainnya.
8. Tanggungjawab
Penyelia melihat dan mampu menilai kesediaan
karyawan dalam mempertanggungjawabkan
hasil pekerjaannya, sarana dan prasarana yang
digunakan, serta perilaku pekerjaannya.
9. Ketelitian
Penyelia melihat kemampuan karyawan dapat
menilai karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya, kehati-hatian dalam bekerja, dan
langkah-langkah dalam bekerja.
2.3. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan salah satu aspek penting dalam usaha
meningkatkan
kinerja
karyawan
dengan
memberikan perlindungan terhadap karyawan
untuk terbebas dari kecelakaan dan lingkungan
yang kurang sehat yang dapat merugikan
karyawan maupun perusahaan. Jika perusahaan
dapat menurunkan tingkat dan beratnya
kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang
berkaitan
dengan
stress,
serta
mampu
meningkatkan kualitas kehidupan kerja dari
pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif.
Peningkatan-peningkatan dalam hal ini akan
menghasilkan meningkatnya kinerja karena
menurunnya jumlah dari hari kerja yang hilang.
Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang
lebih berkomitmen.

Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja
dengan kinerja karyawan sangat menentukan
kemajuan perusahaan, karena kondisi pekerja
yang maksimal akan mempengaruhi hasil
kinerjanya, terlebih perusahaan memberikan
kenyamanan, jaminan keselamatan, dan fasilitas
yang memadai dapat membuat pekerja dengan
tenang
mengerjakan
tanggung
jawabnya.
Mangkunegara (2011:162) menyatakan bahwa
selain bertujuan menghindari kecelakaan kerja
dalam proses produksi perusahaan, program
keselamatan juga meningkatkan kegairahan,
keserasian kerja, dan partisipasi kerja karyawan.
Dengan meningkatnya kegahirahan, keserasian
kerja dan partisipasi kerja maka berdampak pada
meningkatnya kinerja karyawan.
Siagian (2002:263) menyatakan bahwa
pentingnya
pemeliharaan
kesehatan
dan
kebugaran para anggota organisasi sudah diakui
secara luas dikalangan manajer karena karyawan
yang sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun
dalam arti mental psikologi, akan mampu
menampilkan kinerja yang prima, produktifitas
yang tinggi dan tingkat kemalasan yang rendah.
Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja dengan
kinerja karyawan sangat menentukan kemajuan
perusahaan, karena kondisi pekerja yang
maksimal akan mempengaruhi hasil kinerjanya,
terlebih perusahaan memberikan kenyamanan,
jaminan keselamatan, dan fasilitas yang memadai
dapat membuat pekerja dengan tenang
mengerjakan tanggung jawabnya. Mangkuprawira
dan Vitayala (2007:131) menyatakan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan sangat
berperan dalam mempengaruhi kinerja di
perusahaan. Apabila kesehatan kerja terganggu
dapat mengganggu mutu dan produktivitas kerja.
Karyawan memiliki hak untuk menuntut
perusahaan agar menyediakan fasilitas kerja yang
memadai agar keselamatan fisik dan mental
mereka terlindungi dan dapat meningkatkan
kinerja dari pekerjaan yang dilakukan.
3.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
penjelasan (explanatory research) dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
yang penulis lakukan dilaksanakan pada PG
Kebon Agung yang beralamatkan di Jalan Raya
Kebon Agung, Pakisaji, Malang. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian
pabrikasi PG Kebon Agung Malang sejumlah 194
orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

41

random sampling. Sampling yang akan diambil
dalam penelitian ini digunakan rumus yang
dikemukakan oleh Slovin (Prasetyo & Jannah,
2005:13) sebagai berikut:

�=
+ �. � 2
Maka:
94
n=
+ 94. , 2
= 65,986
= 66 karyawan

4.1.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja
Karyawan (Y)
Skor rata-rata variabel Kinerja Karyawan
(Y) yaitu sebesar 3,99. Rata-rata distribusi
jawaban terendah terdapat pada pernyataan bahwa
jumlah atau kuantitas yang dihasilkan telah
mencapai hasil yang maksimum, yaitu sebesar
3,85. Sedangkan pada pernyataan bahwa teliti
dalam menyelesaikan tugas memiiki distribusi
jawaban tertinggi, yaitu 4,15.

Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolerir (digunakan 10%)

4.2. Uji Asumsi Klasik
4.2.1. Uji Multikolinieritas

Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara menyebarkan kuesioner dan
dokumentasi. Instrumen
penelitian
yang
digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang
dilakukan mencakup analisis deskriptif, uji asumsi
klasik dan analisis inferensial yang mencakup
analisis regresi linier berganda, uji simultan (uji F)
dan uji parsial (uji t).

Variabel Bebas

Collinearity Statistics
VIF
Tolerance

X1
X2

0.306
0.306

4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Deskriptif
4.1.1. Distribusi
Frekuensi
Variabel
Keselamatan Kerja (X1)
Skor rata-rata variabel Keselamatan Kerja
(X1) yaitu sebesar 3,98. Rata-rata distribusi
jawaban terendah terdapat pada pernyataan bahwa
ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja
sebagai alat pencegahan, pertolongan, dan
perlindungan karyawan sudah memadai, yaitu
sebesar 3,85. Sedangkan pada pernyataan bahwa
pimpinan
perusahaan
sudah
memberikan
perlakuan yang adil terhadap semua pegawai
memiiki distribusi jawaban tertinggi, yaitu 4,06.
4.1.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kesehatan
Kerja (X2)
Skor rata-rata variabel Kesehatan Kerja
(X2) yaitu sebesar 3,82. Rata-rata distribusi
jawaban terendah terdapat pada pernyataan bahwa
perusahaan telah menyediakan makanan yang
bergizi, yaitu sebesar 3,61. Sedangkan pada
pernyataan bahwa perusahaan memberikan
pelayanan kesehatan untuk tenaga kerja memiiki
distribusi jawaban tertinggi, yaitu 4,12.

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinieritas
3.269
3.269

Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Pada hasil pengujian didapat bahwa semua
nilai tolerance lebih dari 0,1 dan semua nilai VIF
< 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.
4.2.2. Uji Normalitas

Gambar 1 Diagram P-Plot Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan Gambar 1 maka dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan
memenuhi asumsi normalitas. Hal ini dibuktikan
pada gambar dengan data yang menyebar di
sekitar garis diagonal.

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisistas

Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Dari hasil pengujian tersebut didapat
bahwa diagram tampilan scatterplot menyebar dan
tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

42

4.3. Analisis Statistik Inferensial
4.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan Regresi
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
Terikat

Varaibel Unstandardize Standardized
bebas
Coefficients Coefficient
(Constant) 9.609
Kinerja
X1
0.662
0.400
Karyawan
X2
0.385
0.399
Alfa
= 5%
R
= 0.765
R Square
= 0.585
Adjusted R Square
= 0.572
F Hitung
= 44.382
Sig. F
= 0.000
F Tabel
= 3.143
t Tabel
= 1.998

t
hitung
3.955
2.725
2.718

Sig.

Ket

0.000 Signifikan
0.008 Signifikan
0.008 Signifikan

Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan pada Tabel 2 didapatkan persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 9,609 + 0,662 X1 + 0,385 X2
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
 Variabel Kinerja Karyawan adalah sebesar
9,609 jika variabel bebas (Keselamatan Kerja
dan Kesehatan Kerja) tidak ada. (dimana X1
dan X2 = 0)
 Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar
0,662 satuan untuk setiap tambahan satu satuan
X1 (Keselamatan Kerja). Jadi apabila
Keselamatan Kerja mengalami peningkatan 1
satuan, maka Kinerja Karyawan akan
meningkat sebesar 0,662 satuan dengan asumsi
variabel yang lainnya dianggap konstan.
 Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar
0,385 satuan untuk setiap tambahan satu satuan
X2 (Kesehatan Kerja), Jadi apabila Kesehatan
Kerja mengalami peningkatan 1 satuan, maka
Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar
0,385 satuan dengan asumsi variabel yang
lainnya dianggap konstan.
Berdasarkan interpretasi di atas, dapat
diketahui bahwa Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja meningkat maka akan diikuti
peningkatan Kinerja Karyawan.
Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui besar kontribusi
variabel bebas (Keselamatan Kerja (X1) dan
Kesehatan Kerja (X2)) terhadap variabel terikat
(Kinerja Karyawan(Y)) digunakan nilai R2.
Koefisien
determinasi
digunakan
untuk
menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari
2
analisis pada Tabel 16 diperoleh hasil adjusted R
(koefisien determinasi) sebesar 0,572. Artinya
bahwa 57,2% variabel Kinerja Karyawan akan

dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu
Keselamatan Kerja(X1) dan Kesehatan Kerja (X2).
Sedangkan sisanya 42,8% variabel Kinerja
Karyawan (Y) akan dipengaruhi oleh variabelvariabel yang lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Selain koefisien determinasi juga didapat
koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya
hubungan antara variabel bebas yaitu Keselamatan
Kerja dan Kesehatan Kerja dengan variabel
Kinerja Karyawan, nilai R (koefisien korelasi)
sebesar 0,765, nilai korelasi ini menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu
Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2)
dengan Kinerja Karyawan termasuk dalam
kategori kuat karena berada pada selang 0,6 – 0,8.
4.3.2. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 3 Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model
Regression
Residual
Total

Sum of Squares
582.223
413.232
995.455

df
2
63
65

Mean Square
291.112
6.559

F
44.382

Sig.
0.000

Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 3 nilai Fhitung sebesar
44,382. Sedangkan Ftabel (α = 0.05 ; db regresi = 2
: db residual = 63) adalah sebesar 3,143. Karena
Fhitung > Ftabel yaitu 44,382 > 3,143 atau nilai sig F
(0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi
adalah signifikan. Hal dapat disimpulkan bahwa
variabel terikat (Kinerja Karyawan) dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas
(Keselamatan Kerja (X1), Kesehatan Kerja (X2)).
4.3.3. Uji Parsial (Uji t)
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil sebagai
berikut:
 Uji t antara X1 (Keselamatan Kerja) dengan Y
(Kinerja Karyawan) menunjukkan thitung
sebesar 2,725. Sedangkan ttabel (α = 0.05 ; db
residual = 63) adalah sebesar 1,998. Karena
thitung > ttabel yaitu 2,725 > 1,998 atau nilai sig t
(0,008) < α = 0.05 maka pengaruh X1
(Keselamatan
Kerja)
terhadap
Kinerja
Karyawan adalah signifikan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan dapat
dipengaruhi
secara
signifikan
oleh
Keselamatan Kerja atau dengan meningkatkan
Keselamatan Kerja maka Kinerja Karyawan
akan mengalami peningkatan secara nyata.
 Uji t antara X2 (Kesehatan Kerja) dengan Y
(Kinerja Karyawan) menunjukkan thitung
sebesar 2,718. Sedangkan ttabel (α = 0.05 ; db
residual = 63) adalah sebesar 1,998. Karena
thitung > ttabel yaitu 2,718 > 1,998 atau nilai sig t
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

43

(0,008) < α = 0.05 maka pengaruh X2
(Kesehatan Kerja) terhadap Kinerja Karyawan
adalah signifikan. Hal ini berarti Kinerja
Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan
oleh
Kesehatan
Kerja
atau
dengan
meningkatkan Kesehatan Kerja maka Kinerja
Karyawan akan mengalami peningkatan secara
nyata.
Untuk menentukan variabel independen
yang paling berpengaruh terhadap variabel Y,
dapat
dilakukan
dengan
membandingkan
koefisien regresi (β) antara variabel yang satu
dengan yang lain. Variabel independen yang
paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Y
adalah variabel yang memiliki koefisien regresi
yang paling besar. Untuk membandingkan
koefisien
regresi
masing-masing
variabel
independen, disajikan tabel peringkat sebagai
berikut:
Tabel 4 Hasil Uji Dominan
Peringkat
1
2

Variabel
X1
X2

Koefisien Regresi (β)
0.400
0.399

Pengaruh
Signifikan
Signifikan

Sumber : Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan pada Tabel 4 tersebut,
variabel Keselamatan Kerja adalah variabel yang
memiliki koefisien regresi yang paling besar.
Artinya, variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh
variabel Keselamatan Kerja. Koefisien yang
dimiliki oleh variabel Keselamatan Kerja bertanda
positif, hal ini menunjukkan hubungan yang
searah sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin baik variabel Keselamatan Kerja maka
semakin meningkatkan Kinerja Karyawan (Y).
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Pengaruh Secara Simultan antara
Variabel Keselamatan Kerja (X1) dan
Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja
Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa Keselamatan Kerja (X1) dan
Kesehatan Kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap
Kinerja Karyawan (Y).
Besarnya pengaruh
variabel bebas secara simultan dapat dilihat dari
nilai Fhitung sebesar 44,382 sedangkan nilai Ftabel
adalah sebesar 3,143. Karena Fhitung lebih besar
dari Ftabel yaitu 44,382 > 3,143 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel terikat (Kinerja
Karyawan (Y)) dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel bebas (Keselamatan Kerja
(X1), Kesehatan Kerja (X2)).
Kontribusi variabel Keselamatan Kerja
dan Kesehatan Kerja Karyawan terhadap Kinerja
Karyawan adalah sebesar 57,2%. Sedangkan

sisanya 42,8% variabel Kinerja Karyawan (Y)
akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Haerani (2014) dan Cahya
(2015), bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
Kinerja Karyawan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mampu
menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman
sehingga dengan kondisi tersebut karyawan
mampu meningkakan kinerjanya dalam memenuhi
kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan
karyawan untuk perusahaan. Dari hasil penelitian
yang berjudul Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan yang
dilakukan di PG Kebon Agung ini, maka dapat
diketahui bahwa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Kinerja Karyawan bagian pabrikasi PG
Kebon Agung. Hal ini sesuai dengan pendapat
Husni (2005).
Maksud dari pernyataan tersebut adalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilaksanakan
untuk memberantas penyakit akibat kerja serta
mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga
karyawan merasa aman dan nyaman dalam
bekerja dan mampu memberikan kinerja yang
optimal untuk perusahaan.
4.4.2. Pengaruh Secara Parsial antara Variabel
Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan
Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan
(Y)
a. Pengaruh variabel Keselamatan Kerja (X1)
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)
Hasil uji regresi linier berganda
menerangkan bahwa Keselamatan Kerja pada
penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Karyawan, hal ini ditunjukkan dengan
nilai thitung sebesar 2,725 sedangkan ttabel adalah
sebesar 1,998. Karena thitung lebih besar dari ttabel
yaitu 2,725 > 1,998 maka terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial antara variabel
Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang.
Dengan meningkatkan Keselamatan Kerja maka
Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan
secara nyata. Berdasarkan hasil uji t diperoleh
bahwa variabel Keselamatan Kerja (X1)
mempunyai koefisien regresi tertinggi yaitu
sebesar 0,40 yang artinya bahwa keselamatan
kerja memiliki pengaruh yang paling besar,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

44

sebesar 40% terhadap Kinerja Karyawan bagian
pabrikasi PG Kebon Agung Malang.
Pada pengumpulan data kepada responden
didapat bahwa penerapan keselamatan kerja sudah
dilakukan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat
dari rata-rata skor pernyataan sebesar 3,98. Dari
keempat item, distribusi jawaban tertinggi terletak
pada pernyataan pimpinan perusahaan sudah
memberikan perlakuan yang adil terhadap semua
pegawai (X1.3) yaitu sebesar 4,06. Ini
menunjukkan bahwa pimpinan perusahaan PG
Kebon Agung telah memperlakukan seluruh
karyawan PG Kebon Agung dengan adil, dan hal
ini mempengaruhi kinerja para karyawannya.
Sedangkan kontribusi jawaban terendah ada pada
pernyataan
ketersediaan
perlengkapan
keselamatan kerja sebagai alat pencegahan,
pertolongan dan perlindungan karyawan sudah
memadai dengan skor 3,85. Hal ini dapat menjadi
bahan pertimbangan oleh pimpinan PG Kebon
Agung untuk lebih memperhatikan ketersediaan
perlengkapan keselamatan kerja pada setiap
karyawannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan hasil
analisis regresi linier berganda menunjukkan
bahwa variabel keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Hal ini didukung
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Rizkya Haerani (2014) di PT Perkebunan
Nusantara X PG Toelangan Sidoarjo bahwa secara
parsial keselamatan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan yang dibuktikan dari
variabel Keselamatan Kerja (X1) memiliki nilai
thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4,055 > 1,991.
Selain itu hasil penelitian ini diperkuat dengan
pendapat Mangkunegara (2011:162) “selain
bertujuan menghindari kecalakaan kerja, dalam
proses produksi perusahaan program keselamatan
kerja juga meningkatkan kegairahan, keserasian
kerja, dan partisipasi kerja karyawan.” Yang
berarti
dengan meningkatnya
kegairahan,
keserasian kerja, dan partisipasi kerja maka
berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan.
b. Pengaruh variabel Kesehatan Kerja (X2)
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)
Hasil uji regresi linier berganda
menerangkan bahwa Kesehatan Kerja pada
penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Karyawan, hal tersebut ditunjukkan
dengan nilai thitung adalah sebesar 2,718
Sedangkan ttabel adalah sebesar 1,998. Karena
thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,718 > 1,998

maka pengaruh Kesehatan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Karyawan bagian
pabrikasi PG Kebon Agung Malang. Berdasarkan
hasil uji t didapatkan bahwa variabel Kesehatan
Kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0,399
yang artinya bahwa Kesehatan Kerja memiliki
pengaruh 39,9% terhadap Kinerja Karyawan
bagian pabrikasi PG Kebon Agung.
Hasil penelitian pada karyawan PG Kebon
Agung terhadap kesehatan kerja yang terdiri dari
delapan pernyataan menunjukkan hasil rata-rata
3,82. Skor tertinggi ada pada pernyataan
perusahaan memberikan pelayanan kesehatan
untuk tenaga kerja dengan skor 4,12. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan telah menjaga
kesehatan karyawan dengan baik dengan
memberikan pelayanan kesehatan untuk para
karyawan PG Kebon Agung.
Kesehatan merupakan hal penting bagi
para karyawan, karena dengan kesehatan
karyawan dapat bekerja secara maksimal. Bagi
perusahaan kesehatan karyawan juga perlu
diperhatikan. Hal ini ditunjukkan PG Kebon
Agung dengan diterapkannya kebijakan-kebijakan
dalam menunjang kesehatan para pekerjanya,
kebijakan tersebut meliputi perawatan kesehatan,
perawatan gigi, perawatan dan pengobatan mata,
tunjangan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
perusahaan juga memperhatikan kebersihan
tempat kerja agar terhindar dari penyakit. Selain
itu PG Kebon Agung juga menyediakan susu yang
harus diminum di tempat kerja untuk menjaga
kesehatan para karyawannya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
kesehatan kerja mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinrja karyawan yang artinya kesehatan
kerja PG Kebon Agung telah sesuai harapan
karyawan yang menjamin kesehatan kerja para
karyawannya. Hal ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Cahya (2015) dan
Haerani (2014) dari hasil penelitiannya yang
membuktikan bahwa kesehatan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan analisis statistik
deskriptif
diketahui
bahwa
variabel
keselamatan
kerja
karyawan
secara
keseluruhan memiliki grand mean sebesar 3,98
sehingga dapat diartikan bahwa keselamatan
kerja di PG Kebon Agung Malang diterapkan
dengan baik untuk melindungi karyawan dari
kecelakaan. Variabel kesehatan kerja karyawan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

45

secara keseluruhan memiliki grand mean
sebesar 3,82 dapat diartikan bahwa kesehatan
kerja di PG Kebon Agung Malang diterapkan
dengan baik untuk mencegah penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Variabel
kinerja karyawan secara keseluruhan memiliki
grand mean sebesar 3,99, dapat diartikan
bahwa kinerja karyawan PG Kebon Agung
sudah baik.
2. Variabel Keselamatan Kerja (X1) dan variabel
Kesehatan Kerja (X2) mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Y). Hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil uji F, besarnya pengaruh
pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap
variabel terikat (Y) secara simultan dapat
dilihat dari nilai Fhitung sebesar 44,382
sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 3,143.
Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu
44,382 > 3,143 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel terikat (Kinerja Karyawan )
dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel bebas (Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja). Maka dengan meningkatkan
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
karyawan akan dapat meningkatkan Kinerja
Karyawan.
3. Berdasarkan hasil uji t, variabel Keselamatan
Kerja (X1) berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Hal
ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar
2,725 sedangkan ttabel adalah sebesar 1,998.
Karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,725 >
1,998 maka terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial antara variabel Keselamatan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Yang
artinya dengan meningkatkan Keselamatan
Kerja akan meningkatkan Kinerja Karyawan.
4. Berdasarkan hasil uji t, variabel Kesehatan
Kerja (X2) berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Hal
ini ditunjukkan dengan nilai thitung adalah
sebesar 2,718 Sedangkan ttabel adalah sebesar
1,998. Karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu
2,718 > 1,998 maka pengaruh Kesehatan Kerja
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Karyawan. Yang artinya dengan meningkatkan
Kesehatan Kerja akan meningkatkan Kinerja
Karyawan.
5.2. Saran
1. Perusahaan sebaiknya meningkatkan frekuensi
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja bagi

karyawan sudah dilakukan oleh PG Kebon
Agung Malang, tetapi hanya ketika musim
giling tiba. Pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja sebaiknya diadakan dua atau
tiga kali dalam setahun, tidak hanya pada saat
musin giling tiba. Pelatihan bertujuan untuk
menekankan pada segi-segi bahaya atau resiko
suatu pekerjaan, aturan keselamatan dan
kesehatan kerja dan kondisi kerja yang aman.
2. Perusahaan sebaiknya membentuk Komite
yang khusus menangani Keselamatan dan
Kesehatan Kerja karyawan. Sejak tahun 2010
PG Kebon Agung hanya memiiki tim K3 yang
diisi oleh bagian teknik dan bagian pabrikasi,
tetapi tidak terkhususkan pada Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ini khusus menangani tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh
Karyawan di PG Kebon Agung Malang.
Seperti
menjaga
dan
memberdayakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan
di perusahaan dan evaluasi terhadap kebutuhan
karyawan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
3. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini
merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi Kinerja Karyawan diharapkan
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan
peneliti
selanjutnya
untuk
mengembangkan penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain
diluar variabel dalam penelitian ini seperti
Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia . Bandung: Erlangga
Cahya,
Aditya
Risna.
2015.
Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan
Bagian Pabrikasi PT Pabrik Gula Krebet
Baru Malang). Skripsi Fakultas Ilmu
Administrasi. Universitas Brawijaya
Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Haerani, Rizkya. 2014. Pengaruh Keselamatan
dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada Karyawan Tetap PT
Perkebunan Nusantara X (Persero) PG
Toelangan Sidoarjo). Skripsi Fakultas Ilmu
Administrasi. Universitas Brawijaya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

46

Hasibuan, Malayu S. P. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia . Jakarta: PT. Bumi Aksara
Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia . Edisi Revisi. Cetakan Kelima.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu
Manajeman
Sumber
Daya
Perusahaan. Bandung: Rosda

. 2011.
Manusia

Mangkuprawira, Sjafri & Aida Vitayala Hubeis.
2007. Manajemen Mutu Sumber Daya
Manusia . Bogor: Ghalia Indonesia
Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di
Indonesia . Jakarta: PT. Bumi Aksara
Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan
Program
Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah.
2005. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia . Jakarta: PT Bumi Aksara

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

47

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25