Ringkasan Buku Philosophy of Auditing
Ringkasan Chapter 1
Toward an Auditing Philosophy
Buku : Philosophy Auditing
Pada bab awal mencoba memahami arah dari teori audit, mungkin hal ini terlihat
sangatlah tidak mungkin dan yang lain berpendapat suatu hal yang sia – sia. Banyak
anggapan bahwa auditing sebagai praktek yang komplit sebagai hal yang
bertentangan dengan bidang teoritis. Bagi mereka auditing adalah serangkauan
praktek dan prosedur, metode dan teknik dengan sedikit penjelasan, deskripksi,
rekonsiliasi dan pendapat yang sering muncul bersama seperti halnya teori.
Pendapat kami teori auditing itu ada karena memuat sejumlah asumsi dasar dan
kerangka ide yang terintegrasi.
Kondisi sekarang mengenai Teori Auditing.
Masih sedikit literature mengenai auditing jika dibandingkan dengan kemakmuran
yang terdapat dalam teori akuntansi. Untuk mempercepat pembahasan mengenai
teori auditing bisa ditinjau dari sejarah pengembangan auditing tersebut. Auditing
dibangun sebagai prosedur dari pengecekan yang detail dan menjelma
keberadaannya sebagai turunan dari hokum dan kebiasaan yang menyajikan format
dan prosedur. Awalnya auditor hanya sebagai investigator untuk suatu model atau
standar tertentu. Di Inggris keberadaan para auditor belum dianggap sebagai suatu
profesi yang diakui mengingat adanya keterbatasan dari riset dan study teoritikal
terkait dengan auditor. Sementara di Amerika sudah sedikit maju perkembangannya
mengingat sudah munculnya variasi prosedur yang digunakan dan juga sudah mulai
adanya pembahasan mengenai teori auditing. Sedikit demi sedikit teori auditing
mulai tampak dalam kajian – kajian professional.
Permasalahan yang belum dipecahkan dalam Auditing
Situasi sekarang ini auditing seperti penyakit dengan jumlah masalah yang
membingungkan yang melibatkan berbagai subjek. Sebagai contoh pada saat akan
menguji sampel dimana auditor merasa cukup sehingga dapat memberikan
opininya, probabilitas lah yang dihadapi oleh auditor. Kita perlu memahami tentang
hokum dari perbedaan dan teori probabilitas sebaik mungkin, pertanyaan yang ada
apakah diperlukan minimum audit program yang dibutuhkan disetiap kasus.
Seberapa jauh auditor bertanggung jawab dalam mengungkap keterbatasan dari
tipe tradisional untuk laporan keuangan selama periode dimana didalamnya ada
perubahan yang subtansial pada level harga menjadi suatu pertanyaan yang belum
terjawab. Selanjutnya adalah penambahan jasa layanan audit yang tentu juga
menambah tanggung jawabnya dalam kinerja yang dilakukan.
Tujuan dari Teori
Salah satu alas an adalah menjadikan investigasi substansi mengenai kemungkinan
dari sifat teori audit yang diharapkan mampu menyediakan solusi atau tidak
memperlihatkan petunjuk untuk solusi dari masalah pada saat kita menemukan
kesulitan.
Philosopy dan Auditing
Berikut ini sejumlah pertanyaan yang muncul dari para skeptist, pertama apakah
auditing sesuatu yang alami yang harus memiliki suatu filosofi? Kedua apa yang
dimaksud dengan filosofi auditing? Ketiga apakah auditor memiliki kualifikasi untuk
menyusun struktur filosofinya atau hanya oleh filusuf yang terlatih untuk melakukan
hal tersebut? Bisa kah kita melakukan serangan pada keseharian aktivitas kita dan
apakah mungkin berhasil? Sebelum menjawab beberapa pertanyaan tersebut maka
perlu dijelaskan bahwa di bidang lain pun dibangun oleh para filusufnya. Phenix
memberikan dorongan bahwa ada tiga tingkat dari filusuf. Pertama filusuf besar
yang membuat kontribusi besar pada bidang filisopi, kedua professional filusuf yang
ahli disuatu bidang tertentu dan ketiga seseorang yang pintar dan peduli tentang
suatu permasalahan, tujuan dan hubungan dengan yang lainnya dan terus bekerja
menemukan solusi. Namun auditor tidak harus menjaga jarak dengan para filusuf .
Pendekatan Philosophy
Beberapa ide dasar mengenai tujuan dan metode philosophi yang secara umum
diterima yang kemudian dapat dijadikan sebagai panduan dalam study sebagai
berikut :
1. Philosopy menjadi prinsip pertama untuk rasionalisasi mengenai tindakan
dan pemikiran yang akan diambil keyakinan.
2. Philosopy sangat konsern dengan sistemtis organisasi dari pengetahuan agar
mampu menjadi lebih berguna.
3. Philosophy menyediakan dasar dimana hubungan social dapat menyatu dan
dipahami.
Menurut kami definisi dari filosopy sebagai badan dari prinsip yang terletak
memberikan bahan pembelajaran dan suatu system untuk mengarahkan praktek
yang secara langsung dapat berhasil. Kemudian bagaimana bisa kebajikan dapat
diterapkan di dalam auditing? Oleh karena itu pendekatan philosopi didasarkan
pada empat hal yaitu : komprehensif, perspektif, wawasan dan vision.
Methode dari Philosopy
Pendekatan tradisional dibidang philosopy ditemukan analisa dan metode penilaian
menjadi cocok dalam pembangunan teori auditing dan kami akan diintegrasikan
juga menggunakan keduanya. Auditing konsern pada tanggung jawab social dan
pedoman etika seperti halnya koleksi dan evaluasi dari bukti. Seorang penulis
menggambarkan pendekatan melalui pendekatan analitis dan pendekatan penilian.
Fungsi terakhir dari phiosopy adalah bahwa kami menemukan sejumlah petunjuk
mengenai masalah yang dihadapi oleh auditing sebagai suatu profesi.
Auditing sebagai suatu disiplin ilmu
Auditing dan akuntansi memiliki hubungan yang dekat, mereka seperti patner bisnis
dan bukan seperti anak dan orang tua, terkadang seperti penulis dan editor yang
satu dengan yang lainnya saling mengisi. Auditing juga melakukan suatu verifikasi,
sampling terhadap data dan memiliki formula yang unik.
Toward an Auditing Philosophy
Buku : Philosophy Auditing
Pada bab awal mencoba memahami arah dari teori audit, mungkin hal ini terlihat
sangatlah tidak mungkin dan yang lain berpendapat suatu hal yang sia – sia. Banyak
anggapan bahwa auditing sebagai praktek yang komplit sebagai hal yang
bertentangan dengan bidang teoritis. Bagi mereka auditing adalah serangkauan
praktek dan prosedur, metode dan teknik dengan sedikit penjelasan, deskripksi,
rekonsiliasi dan pendapat yang sering muncul bersama seperti halnya teori.
Pendapat kami teori auditing itu ada karena memuat sejumlah asumsi dasar dan
kerangka ide yang terintegrasi.
Kondisi sekarang mengenai Teori Auditing.
Masih sedikit literature mengenai auditing jika dibandingkan dengan kemakmuran
yang terdapat dalam teori akuntansi. Untuk mempercepat pembahasan mengenai
teori auditing bisa ditinjau dari sejarah pengembangan auditing tersebut. Auditing
dibangun sebagai prosedur dari pengecekan yang detail dan menjelma
keberadaannya sebagai turunan dari hokum dan kebiasaan yang menyajikan format
dan prosedur. Awalnya auditor hanya sebagai investigator untuk suatu model atau
standar tertentu. Di Inggris keberadaan para auditor belum dianggap sebagai suatu
profesi yang diakui mengingat adanya keterbatasan dari riset dan study teoritikal
terkait dengan auditor. Sementara di Amerika sudah sedikit maju perkembangannya
mengingat sudah munculnya variasi prosedur yang digunakan dan juga sudah mulai
adanya pembahasan mengenai teori auditing. Sedikit demi sedikit teori auditing
mulai tampak dalam kajian – kajian professional.
Permasalahan yang belum dipecahkan dalam Auditing
Situasi sekarang ini auditing seperti penyakit dengan jumlah masalah yang
membingungkan yang melibatkan berbagai subjek. Sebagai contoh pada saat akan
menguji sampel dimana auditor merasa cukup sehingga dapat memberikan
opininya, probabilitas lah yang dihadapi oleh auditor. Kita perlu memahami tentang
hokum dari perbedaan dan teori probabilitas sebaik mungkin, pertanyaan yang ada
apakah diperlukan minimum audit program yang dibutuhkan disetiap kasus.
Seberapa jauh auditor bertanggung jawab dalam mengungkap keterbatasan dari
tipe tradisional untuk laporan keuangan selama periode dimana didalamnya ada
perubahan yang subtansial pada level harga menjadi suatu pertanyaan yang belum
terjawab. Selanjutnya adalah penambahan jasa layanan audit yang tentu juga
menambah tanggung jawabnya dalam kinerja yang dilakukan.
Tujuan dari Teori
Salah satu alas an adalah menjadikan investigasi substansi mengenai kemungkinan
dari sifat teori audit yang diharapkan mampu menyediakan solusi atau tidak
memperlihatkan petunjuk untuk solusi dari masalah pada saat kita menemukan
kesulitan.
Philosopy dan Auditing
Berikut ini sejumlah pertanyaan yang muncul dari para skeptist, pertama apakah
auditing sesuatu yang alami yang harus memiliki suatu filosofi? Kedua apa yang
dimaksud dengan filosofi auditing? Ketiga apakah auditor memiliki kualifikasi untuk
menyusun struktur filosofinya atau hanya oleh filusuf yang terlatih untuk melakukan
hal tersebut? Bisa kah kita melakukan serangan pada keseharian aktivitas kita dan
apakah mungkin berhasil? Sebelum menjawab beberapa pertanyaan tersebut maka
perlu dijelaskan bahwa di bidang lain pun dibangun oleh para filusufnya. Phenix
memberikan dorongan bahwa ada tiga tingkat dari filusuf. Pertama filusuf besar
yang membuat kontribusi besar pada bidang filisopi, kedua professional filusuf yang
ahli disuatu bidang tertentu dan ketiga seseorang yang pintar dan peduli tentang
suatu permasalahan, tujuan dan hubungan dengan yang lainnya dan terus bekerja
menemukan solusi. Namun auditor tidak harus menjaga jarak dengan para filusuf .
Pendekatan Philosophy
Beberapa ide dasar mengenai tujuan dan metode philosophi yang secara umum
diterima yang kemudian dapat dijadikan sebagai panduan dalam study sebagai
berikut :
1. Philosopy menjadi prinsip pertama untuk rasionalisasi mengenai tindakan
dan pemikiran yang akan diambil keyakinan.
2. Philosopy sangat konsern dengan sistemtis organisasi dari pengetahuan agar
mampu menjadi lebih berguna.
3. Philosophy menyediakan dasar dimana hubungan social dapat menyatu dan
dipahami.
Menurut kami definisi dari filosopy sebagai badan dari prinsip yang terletak
memberikan bahan pembelajaran dan suatu system untuk mengarahkan praktek
yang secara langsung dapat berhasil. Kemudian bagaimana bisa kebajikan dapat
diterapkan di dalam auditing? Oleh karena itu pendekatan philosopi didasarkan
pada empat hal yaitu : komprehensif, perspektif, wawasan dan vision.
Methode dari Philosopy
Pendekatan tradisional dibidang philosopy ditemukan analisa dan metode penilaian
menjadi cocok dalam pembangunan teori auditing dan kami akan diintegrasikan
juga menggunakan keduanya. Auditing konsern pada tanggung jawab social dan
pedoman etika seperti halnya koleksi dan evaluasi dari bukti. Seorang penulis
menggambarkan pendekatan melalui pendekatan analitis dan pendekatan penilian.
Fungsi terakhir dari phiosopy adalah bahwa kami menemukan sejumlah petunjuk
mengenai masalah yang dihadapi oleh auditing sebagai suatu profesi.
Auditing sebagai suatu disiplin ilmu
Auditing dan akuntansi memiliki hubungan yang dekat, mereka seperti patner bisnis
dan bukan seperti anak dan orang tua, terkadang seperti penulis dan editor yang
satu dengan yang lainnya saling mengisi. Auditing juga melakukan suatu verifikasi,
sampling terhadap data dan memiliki formula yang unik.