LAPORAN Penguatan Demokrasi TA 2016 FINAL

DAFTAR I SI

Daftar isi..................................................................................................................... i
Daftar gambar ............................................................................................................ ii
Daftar tabel ................................................................................................................ iii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan Dasar ................................................................................................... 2
Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................... 2
Keluaran ......................................................................................................... 3
Metodologi ....................................................................................................... 3
Pelaksana Kegiatan ......................................................................................... 4


Bab I I Pembahasan dan Analisis ........................................................................ 5
2.1

Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi I ndonesia Tahun 2016,
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Bidang Politik dan Komunikasi ....... 5

2.2.

Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi I ndonesia Tahun
2016, Media Monitoring Substansi Politik Dalam Negeri dan Komunikasi
I nformasi Publik ............................................................................................ 67

2.3.

Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi I ndonesia Tahun 2015,
Koordinasi dalam Penyusunan I ndeks Demokrasi I ndonesia (I DI ) 2014 ........... 72

2.4.

Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi I ndonesia Tahun 2015

Lainnya, Kerjasama South South Triangular, Koordinasi Dalam Rangka
Penyelenggaraan Pilkada Serentak .................................................................. 74

Bab I I I Kesimpulan dan Rekomendasi .............................................................. 84
3.1.

Kesimpulan ................................................................................................... 84

3.2.

Rekomendasi ................................................................................................ 85


 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi ......................................... 11
Gambar 2.2 Distribusi Pemanfaatan Tambahan Alokasi .................................................. 13
Gambar 2.3 Program Prioritas Penguatan Lembaga Demokrasi ...................................... 14

Gambar 2.4 Program Prioritas Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak Hak Politik .............. 15
Gambar 2.5 Program Prioritas Pencegahan Konflik Sosial dan Penanggulangan Terorisme
.................................................................................................................................. 16
Gambar 2.6 ................................................................................................................ 45
Gambar 2.7 ................................................................................................................ 81
Gambar 2.8 Komponen Pendapatan Negara 2015 dan 2016 ........................................... 82
Gambar 2.9 Komponen Pendapatan Negara Bukan Pajak 2015 dan 2016 ....................... 82

ii 
 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 ........................................ 6
Tabel 2.2 Sasaran Pembangunan Kondisi Perlu Polhukhankam ....................................... 10
Tabel 2.3 Alokasi pada Prioritas Pembangunan Nasional ................................................ 12
Tabel 2.4 Kegiatan Prioritas Penguatan Lembaga Demokrasi .......................................... 14
Tabel 2.5 Kegiatan Prioritas Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak Hak Politik ................. 15
Tabel 2.6 Kegiatan Prioritas Pencegahan Konflik Sosial dan Penanggulangan Terorisme .. 16
Tabel 2.7 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri

(Ditjen Polpum)........................................................................................................... 17
Tabel 2.8 Pembahasan Trilateral Meeting Kementerian/ Lembaga : Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) .............................................................................. 19
Tabel 2.9 Kebutuhan Anggaran pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2017 tanggal 15
Februari 2017 serta penyelesaian sengketa hukum serta penyelesaian laporan . .............. 23
Tabel 2.10 Kebutuhan Tambahan Anggaran Persiapan dan Pelaksanaan Pilkada 2018
sebesar Rp 99.159.698.000 ......................................................................................... 23
Tabel 2.11 Kebutuhan Sosialisasi Pemilukada Serentak .................................................. 24
Tabel 2.12 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan Kemenkopolhukam
.................................................................................................................................. 26
Tabel 2.13 Peningkatan Keterbukaan I nformasi dan Komunikasi Publik ........................... 34
Tabel 2.14 Peningkatan Kualitas Konten I nformasi Publik .............................................. 35
Tabel 2.15 Peningkatan SDM Komunikasi dan I nformasi ................................................ 35
Tabel 2.16 Catatan Trilateral Meeting Kemkominfo 2 Maret 2016 ................................... 37
Tabel 2.17 Catatan Trilateral Meeting Lanjutan Kemkominfo 2 Maret 2016 ..................... 40
Tabel 2.18 Sasaran Utama dan I ndikator untuk sub bidang politik luar negeri ................. 46
Tabel 2.19 Pembahasan Lengkap Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan Kemlu ..... 48
Tabel 2.20 Pembahasan Meeting Bappenas, Kemenkeu dan DPR ................................... 54
Tabel 2.21 Pembahasan Lengkap Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan MPR........ 56
Tabel 2.22 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan DPD tanggal 29 April

2016 .......................................................................................................................... 62
Tabel 2.23 Rencana Kegiatan KSST TA 2016 ................................................................. 75

iii 
 

LAPORAN KEGI ATAN
PENGUATAN DEMOKRASI I NDONESI A
TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah (Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional). Disamping
itu, perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Dalam Undang-Undang tersebut juga
disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk

mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi
masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Berbagai pendekatan dilakukan dalam penyusunan Perencanaan Pembangunan
Nasional seperti pendekatan yang bersifat politik, teknokratik, partisipatif, dan top-down &
dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan
bottom-up. Perencanaan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang
secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif
dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)
terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam
perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atasbawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat
Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa.
Memperhatikan tujuan pembangunan dan tuntutan yang harus diperhatikan dalam
perencanaan pembangunan, koordinasi merupakan suatu keharusan dan syarat mutlak
dalam sebuah perencanaan pembangunan. Aspek koordinasi menjadi sangat penting agar

sebuah perencanaan dapat disusun dengan berbagai pendekatan secara komprehensif dan
terpadu.
Seperti kita maklumi bahwa dalam proses penyusunan kebijakan publik, termasuk
penyusunan Rencana Program/Kegiatan Pembangunan Bidang Politik dan Komunikasi,
kurangnya frekuensi koordinasi maupun kurangnya instansi/unit yang terlibat dalam
koordinasi sering kali menjadi penyebab utama terjadinya ketidak-konsistenan substansi,
benturan kepentingan antar pihak, ketidaksinkronan perjadualan dan pentahapan
pelaksanaan kebijakan, dan sebagainya. Ada pihak-pihak yang seharusnya terlibat dalam

1

pengambilan keputusan, namun tidak merupakan bagian/tidak terlibat dalam struktur
proses sebuah kebijakan.. Untuk itu perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi, dan
harmonisasi kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh semua kementerian/lembaga
pemerintah. Tugas ini menjadi salah satu tanggungjawab dan wewenang Bappenas
sebagai lembaga perencana pusat.
Direktorat politik dan komunikasi mempunyai fungsi untuk melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi serta penyusunan dan evaluasi
perencanaan pembangunan nasional dibidang politik, komunikasi dan informasi publik.
Sesuai dengan fungsi dan kewenangannya Direktorat Politik dan Komunikasi perlu

melakukan serangkaian koordinasi bersama stakeholders terkait antara lain dengan
pemerintahan pusat/daerah, LSM/Tokoh/Masyarakat, Universitas, Swasta, Mitra
Pembangunan dan instansi lainnya yang terkait dalam proses perencanaan pembangunan
Politik dalam rangka penguatan demokrasi Indonesia di tahun 2016 dalam kerangka
penyusunan RKP 2016 dan kerangka RPJMN 2015-2019.
Serangkaian kegiatan koordinasi yang akan dilakukan sepanjang tahun 2016 tidak
terlepas dari lingkup pembangunan demokrasi mencakup Bidang Politik Dalam Negeri,
Politik Luar Negeri serta Bidang Komunikasi dan Informasi Publik. Koordinasi dan
sinkronisasi yang dilakukan untuk membahas dan mendiskusikan berbagai isu, kebijakan
dan program-program/kegiatan mitra Direktorat Politik dan Komunikasi baik di Bappenas
atau di instansi/lembaga lain. Koordinasi dan sinkronisasi juga dilakukan pada kegiatan
pemberdayaan dan penguatan kapasitas dalam kerangka penguatan demokrasi yang
bekerja sama dengan mitra pembangunan (termasuk Indeks Demokrasi Indonesia)

1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Kegiatan Penguatan Demokrasi Indonesia yang dilakukan Direktorat Politik dan
Komunikasi bertujuan untuk terciptanya koordinasi antar pemangku kepentingan serta
sinkronisasi program/kegiatan agar dapat terwujudnya rencana pembangunan bidang
politik dan komunikasi yang sinergis, terpadu, berkeseinambungan, serta adanya
kesesuaian antara RKP 2017 dengan RPJMN 2015-2019. Kegiatan penguatan demokrasi

juga bertujuan agar terciptanya sinergi pelaksanaan pembangunan yang dilakukan antar
instansi/lembaga sesuai dengan RKP 2016.

1.3. RUANG LI NGKUP KEGI ATAN
Kegiatan penguatan demokrasi Indonesia dilaksanakan untuk mendukung
komponen kebijakan percepatan pembangunan dengan indikator persentase (%) jumlah
kementerian/lembaga/pemda yang melaksanakan penugasan sesuai dengan rencana.
Adapun ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini yaitu:
1. Membahas dan mendiskusikan rencana program/kegiatan dalam lingkup bidang
penguatan demokrasi (bidang politik luar negeri, bidang politik dalam negeri serta
komunikasi dan informasi publik);

2

2. Menyelenggarakan pertemuan dengan K/L mitra kerja, pemerintah daerah,
LSM/Tokoh/Masyakat, Akademisi, Swasta dan mitra terkait lainnya untuk melakukan
diskusi berupa FGD, Wawancara mendalam serta pengumpulan data dan informasi
guna koordinasi antar pihak serta sinkronisasi program/kegiatan pembangunan yang
dilakukan kementerian/lembaga/pemda yang mendukung program/kegiatan penguatan
demokrasi;

3. Menyelenggarakan pertemuan dengan K/L mitra kerja, pemerintah daerah,
LSM/Tokoh/Masyakat, Akademisi, Swasta dan mitra terkait lainnya untuk melakukan
diskusi berupa FGD, Wawancara mendalam serta pengumpulan data dan informasi
dalam rangka monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan di tahun
berjalan;
4. Menyelenggarakan pertemuan dengan K/L mitra kerja, pemerintah daerah,
LSM/Tokoh/Masyakat, Akademisi, Swasta dan mitra terkait lainnya untuk melakukan
diskusi berupa FGD, Wawancara mendalam serta pengumpulan data dan informasi
dalam rangka mendapatkan feedback dan rekomendasi rekomendasi untuk
pelaksanaan pembangunan selanjutnya;
5. Melakukan diseminasi rencana pembangunan bidang politik dan komunikasi baik
jangka panjang, menengah dan tahunan ke berbagai institusi/lembaga termasuk
kepada
LSM,
Organisasi
Masyarakat
Sipil,
kalangan
akademisi/pelajar/mahasiswa/swasta dan kalangan lain yang diperlukan;
6. Melakukan koordinasi berkelanjutan pada kegiatan penguatan demokrasi bersama

mitra pembangunan (Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia).

1.4. KELUARAN
Keluaran ataupun output dari kegiatan penguatan demokrasi Indonesia berupa
laporan pelaksanaan penguatan demokrasi Indonesia. Outcome yang diharapkan dari
kegiatan penguatan demokrasi Indonesia adalah adanya akses informasi yang sama antara
Ditpolkom dengan mitra kerja, dan sebaliknya; serta terwujudnya sinergitas kegiatan
perencanaan yang komprehensif. Penerima manfaat dari kegiatan ini antara lain mitra
kerja Direktorat Politik dan Komunikasi, Mitra Pembangunan serta stakeholders lainnya
bidang politik dan komunikasi.
1.5 METODOLOGI
Metode untuk melakukan kegiatan penguatan demokrasi Indonesia adalah :
1. Pertemuan banyak pihak (multilateral meeting) dengan mitra kerja direktorat dalam
perencanaan pembangunan lingkup bidang politik dan komunikasi;
2. Studi dokumen, untuk analisis data dan informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber, antara lain : RPJMN 2015-2019 serta RKP tahun 2016, dokumen hasil
pelaksanaan/laporan program/kegiatan mitra k/l, serta dokumen terkait lainnya;
3. Menyelenggarakan diskusi, baik dalam rangka pencarian bahan, data, dan informasi
maupun dalam rangka mempertajam rencana program/kegiatan pembangunan
Bidang Politik dan Komunikasi;

3

4. wawancara mendalam dengan pejabat KL/mitra kerja ntuk memperoleh data dan
informasi tentang pelaksanaan program/kegiatan dimaksud;
5. Mengadakan Focused Group Discussion (FGD) untuk rekonsiliasi data, serta
klarifikasi informasi capaian pelaksanaan kegiatan/program;
6. Melakukan observasi/kunjungan lapangan ke beberapa daerah yang dianggap perlu
untuk menjaring masukan dan rekomendasi bagi kebijakan bidang politik dan
komunikasi;
7. Pertemuan dengan mitra kerja dan pemangku kepentingan lainnya baik di pusat
dan/atau di daerah untuk mendiseminasikan dan mengkomunikasikan
program/kegiatan bidang politik dan komunikasi;
8. Melakukan analisis dan menyusun laporan.
1.6 PELAKSANA KEGI ATAN
Pelaksanaan kegiatan koordinasi ini akan dilakukan secara swakelola dan
berkoordinasi dengan K/L terkait dengan durasi kegiatan sepanjang tahun 2016 selama 12
(dua belas) bulan. Penanggung jawab dari kegiatan koordinasi strategis ini adalah Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Kegiatan
penguatan
demokrasi
Indonesia akan dilaksanakan oleh Direktorat Politik dan Komunikasi Bappenas, dengan
melibatkan staf Direktorat Politik dan Komunikasi dan didukung oleh tenaga pendukung
substansi bidang komunikasi dan informasi, tenaga pendukung substansi politik, tenaga
analis kuantitatif serta dibantu oleh tenaga administrasi.

4

BAB 2. PEMBAHASAN DAN ANALI SI S
Kegiatan Penguatan Demokrasi di tahun 2016 merupakan kelanjutan dari kegiatan
Penguatan Demokrasi di tahun tahun sebelumnya. Pelaksanaan Penguatan Demokrasi
meliputi kegiatan koordinasi dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Bidang
Politik dan Komunikasi yang melibatkan 10 (sepuluh) mitra Direktorat Politik dan
Komunikasi yaitu Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum dan Keamanan Indonesia, Badan Pengawas Pemilu, Komisi Pemilihan Umum,
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kementerian Dalam Negeri (Direktorat
Jenderal Pemerintahan Umum), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Non
Infrastruktur) serta mencakup 3 (tiga) Lembaga Quasi yaitu Komisi Penyiaran Indonesia,
Komisi Informasi Pusat, dan Dewan Pers. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017
juga melibatkan 3 (tiga) lembaga tinggi Negara yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), namun
hasil perencanaannya tidak secara langsung dituangkan dalam RKP 2017.
2.1. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi I ndonesia Tahun
2016, Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Bidang Politik dan
Komunikasi
Kegiatan Koordinasi penguatan demokrasi Indonesia tahun 2016 dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Bidang Politik dan Komunikasi berlangsung sejak
awal tahun di penyusunan draft RKP di Bulan Januari hingga Bulan Pertengahan Juli saat
penetapan Perpres RKP 2017. Secara umum, RKP 2017 masih sama dengan RKP 2016,
namun memuat narasi yang lebih singkat dan padat yang berisikan arah kebijakan,
sasaran dan strategi pembangunan di tiap sektor dan kewilayahan. Selain itu RKP 2017
memuat lampiran program/kegiatan dari Kementerian/Lembaga (K/L) yang hanya
merupakan Prioritas Nasional saja berbeda dengan tahun tahun sebelumnya dimana
lampiran RKP memuat semua Program/Kegiatan K/L baik termasuk prioritas Nasional,
Bidang, prioritas K/L lainnya secara lengkap.
Kegiatan Koordinasi di awal bulan Januari dilakukan dengan serangkaian
pertemuan meeting yaitu multilateral, bilateral dan trilateral meeting antara Bappenas
bersama Pemerintahan Pusat (mencakup kementerian dan lembaga teknis, Kantor Staf
Presiden) dan Pemerintahan Daerah (Bappeda dan dinas daerah terkait) untuk
merumuskan program program Nasional besar yang akan dilakukan di tahun 2017 sesuai
dengan tema RKP 2017 yaitu “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk
Meningkatakan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan
Antarwilayah”. Tema RKP 2017 sejalan sengan tema RKP 2016 yaitu “Mempercepat
Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan Yang Berkualitas”.
Serangkaian rapat koordinasi yang dilakukan sangat penting dilakukan agar
koordinasi pembangunan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat bersinergi
serta memastikan dukungan anggaran yang cukup dan tepat. Dalam Rapat koordinasi
multilateral, Bilateral dan Trilateral Meeting dalam rangka penyusunan RKP 2017
disampaikan kebijakan pembangunan harus money follow program yang berarti kebijakan

5

anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function dimana semua
tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. Arahan Presiden lainnya dalam
penyusunan RKP 2017 yaitu bahwa setiap menteri dan Kepala Lembaga wajib
mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnnya (tidak boleh pembagian
anggaran hanya diserahkan ke Biro Perencanaan), Anggaran negara harus berorientasi
pada manfaat untuk rakyat dan pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional, serta memangkas program yang memiliki nomenklatur yang tidak jelas
manafaatnya kurang langsung tertuju pada rakyat (mencermati nama kegiatan yang
ambigu seperti fasilitasi, pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan lainnya). Adapun
serangkaian rapat koordinasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Jadwal Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017
Tanggal
Rapat Koordinasi
Agenda Pembahasan
10 Februari
Sidang Kabinet
Perumusan
Tentang
Tema,
Arah
Kebijakan dan Prioritas Pembangunan
RKP 2017
22 Februari 2016
Rapat
Kerja Penyampaian tentang Tema, Arah
Kementerian/Lembaga
dan Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan
Temu Konsultasi Triwulanan RKP 2017
Bappenas-Bappeda
Multilateral Meeting
- Pembahasan Prioritas Nasional
23-30
Februari
- Pencapaian kesepakatan terhadap
2016
Program dan Kegiatan Prioritas
4- 11 Maret 2016
Bilateral Meeting
Pencapaian kesepakatan masing-masing
K/L terhadap sasaran, program dan
kegiatan K/L, indikator sasaran untuk
mendukung Program dan Kegiatan
Prioritas
5 April 2016
Sidang Kabinet
Penetapan Rancangan Awal Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2017
April 2016
Rapat
Koordinasi Penyampaian Rancangan Awal RKP TA
Pembangunan Tingkat Pusat 2017 dan Pagu Indikatif 2017 (SB
MenPPN/Bappenas – Menkeu
(Rakorbangpus)
I April s.d Minggu III
April 2016

Rangkaian
Provinsi

Musrenbang

Minggu IV April 2016
Juni – awal Juli 2016

Musrenbang Nasional
Perpres RKP 2017

Penyampaian masing-masing prioritas
nasional dalam Rancangan Awal RKP
2017 untuk masing-masing provinsi

6

Proses kerangka penyusunan RKP 2017 mengalami perubahan dari penyusunan RKP 2017.
Kerangka penyusunan RKP 2017 terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1. Rencana Awal RKP dan Pagu Indikatif RKP 2017 (Januari-Maret)
Prinsip Money folow Program yaitu dengan mengamankan alokasi pada
prioritas, melakukan efisiensi sebesar 39,1 T (implikasi 61 dari 87 K/L alokasi non
operasionalnya turun dari APBN 2016), serta memanfaatkan efisiensi dan tambahan
belanja untuk belanja prioritas yang sesuai dengan tema RKP 2017.
Hal yang perlu diperkuat dalam proses ini adalah mensortir
program/kegiatan prioritas yang masih terlalu banyak, serta melakukan integrasi
mendalam berbagai sumber pendanaan K/L, Subsidi/PSO, Hibah, DAK, Dana Desa,
dan pembiayaan BUMN). Selain itu perlu dilakukan pembahasan mendetail untuk
kesiapan proyek.
Mitra Direktorat Politik dan Komunikasi secara umum mempunyai tugas dan
fungsi dalam kewenangan pusat, oleh karena itu proses penyusunan program dan
anggaran pembangunan tidak terlalu terlibat dengan alokasi anggaran antara lain
Subsidi, PSO, Hibah, DAK, Dana Desa dan pembiayaan BUMN.
2. Penajaman Rancangan RKP dan Pagu Indikatif RKP 2017 (maret-Juni)
Pada Tahapan ini dilakukan penajaman program/kegiatan prioritas (termasuk
penyederhanaan nomenklatur) yang memfokuskan pada kegiatan yang berdampak
signifikan bagi pencapaian sasaran pembangunan serta pada kegiatan yang dapat
diselesaikan pada masa periode kabinet kerja. Proses integrasi juga dilakukan pada
sumber sumber pendanaan antara lain belanja K/L, Subsidi/PSO, hibah, DAK, Dana
Desa dan Pembiayaan BUMN. Proses penajaman juga akan membahas detail
kesiapan pelaksanaan proyek yang meliputi Lahan, Detail Engineering dan Design
(DED). Penajaman rancangan RKP dan Pagu indikatif tersebut dilakukan melalui:
• Multilateral Meeting II (Bappenas dan instansi terkait)
• Bilateral Meeting II (Bappenas dan instansi terkait (K/L – non K/L)
• Trilateral Meeting (Bappenas, Kemkeu dan K/L)
• Rangkaian Musrenbang (Bappenas, K/L dan Pemerintah Daerah)
3. Perpres RKP dan Penyiapan Nota Keuangan/RAPBN 2017 (juli-agustus)
Tahap terakhir adalah finalisasi dokumen RKP baik narasi dan lampiran
program/kegiatan nasional serta alokasi anggaran tahun 2017 dan estimasi
kebutuhan anggaran di tahun selanjutnya.

Hasil Koordinasi Multilateral, Bilateral, Trilateral dan rangkaian musrenbang yang
telah dilakukan telah menghasilkan Dokumen RKP 2017 yang memuat pada Buku Utama
terdiri dari Pendahuluan; Tema dan Sasaran Pembangunan Nasional; Prioritas
Pembangunan Nasional; Pembangunan Bidang serta bagian yang memuat Kerangka
Ekonoi Makro, Arah Pengembangan Wilayah dan Pendanaan Pembangunan.

7

Dimensi pembanhunan dalam dokumen RKP 2017 dapat dijabarkan sebagai
berikut:
A. Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Pembangunan Manusia dan Masyarakat meliputi pembahasan terkait revolusi
mental, Kesehatan, Pendidikan. Kebijakan utama dalam pembangunan manusia
dan masyarakat yaitu:
pengarustamaan revolusi mental dalam setiap prioritas dan kegiatan
pembangunan
Mempertahankan anggaran pendidikan dan kesehatan masing-masing 20%
APBN dan 5 % APBN (kebijakan pokok antara lain distribusi guru yang merata
yang sekaligus akan mengendalikan biaya gaji dan tunjangan guru yang saat
ini sudah sekitar separuh anggaran pendidikan
Melanjutkan pembangunan perumahan yang sudah dimulai di APBN P 2015
dengan program sejuta rumah
Sedangkan arah kebijakan dalam pembangunan revolusi mental mencakup arah
kebijakan di bidang penegakan hokum dan kelembaan politik; Reformasi Birokrasi
Pemerintahan; Peningkatan Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa;
Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa; Penguatan Daya Rekat Sosial dalam
Kemajemukan.
B. Pembangunan Sektor Unggulan
Penekanan sektor unggulan sudah dimulai sejak APBN-P 2015 yaitu meliputi
kebijakan untuk pembangunan di bidang kedaulatan pangan, kedaulatan energi,
kemaritiman dan kelautan, serta pengembangan kawasan pariwisata dan industri.
Arah kebijakan pembangunan sektor unggulan ini antara lain untuk peningkatan
produksi energi primer, peningkatan cadangan penyangga dan operasional energi,
peningkatan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi, peningkatan
aksesibilitas dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi.
C. Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan
Dokumen RKP 2017 memuat pembangunan pemerataan dan kewilayahan terkait
dengan pengelompokan bidang Antar Kelompok Pendapatan, Reforma Agraria,
Daerah Perbatasan, Daerah Tertinggal, Desa dan Kawasan Pendesaan, Perkotaan
dan Konektivitas. Kebijakan terkait pembangunan pemerataan dan kewilayahan ini
antara lain:
Pencapaian pemerataan pendapatan antarkelompok penduduk perlu dilakukan
secara terintegrasi dengan cara memutus siklus ketimpangan antargenerasi
Menjamin peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin dalam kondisi
perekonomian yang masih tumbuh antara 5-6% melalui peningkatan penerima
Bantuan Tunai Bersyarat dalam RKP 2017 dan mempertahankan dukungan
unuk mengurangi beban penduduk miskin dan rentan.
Reforma agraria ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemberian hak milik atas tanah yang meliputi redistribusi tanah dan

8

-

-

-

legalisasi aset redistribusi tanah seiring dengan meningkatnya Kepastian
Hukum Hak Atas Tanah.
Pembangunan kawasan perbatasan difokuskan pada 2 (dua) sasaran
pembangunan yaitu meningkatkan pertahanan dan keamanan serta
pengembangan pusat ekonomi perbatasan untuk mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pengurangan kesenjangan secara tegas diamanatkan Nawacita ke tiga dengan
membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta
pengentasan daerah tertinggal. Pembangunan Indonesia (Indonesia sentris)
lebih diutamakan dibandingkan pembangunan di Jawa (Jawa Sentris),
walaupun RoI lebih tinggi di Jawa. Pendulum pembangunan harus banyak
bergerak ke luar Jawa.
Menekankan konektivitas antar wilayah dalam RKP 2017 pada penyelesaiaan
proyek-proyek yang akan menurunkan biaya logistik dan mendukung
pembangunan kawasan.

D. Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan (Polhukhankam)
merupakan kondisi perlu dalam dokumen RKP 2017.
Hal –hal utama yang menjadi sasaran utama dalam Pembangunan Polhukhankam
yaitu:
Memenuhi secara bertahap Minimum Essential Forces dengan peran industri
pertahanan dalam negeri yang makin meningkat
Memantapkan kepastian dan penegakan hukum
Memantapkan reformasi birokrasi
Memantapkan konsolidasi demokrasi melalui penguatan aspek-aspek demokrasi
termasuk komunikasi dan informasi publik serta menguatkan efektivitas
diplomasi dalam menjaga stabilitas keamanan kawasan, perlindungan
WNI/BHI, pelaksanaan diplomasi ekonomi dan kerjasama pembangunan,
termasuk Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular
Pembangunan bidang Polhukhankam terbagi yaitu Konsolidasi Demokrasi dan
Efektivitas Diplomasi Sasaran dan Arah Kebijakan; Stabilitas Keamanan dan
Ketertiban; Kepastian dan Penegakan Hukum; Reformasi Birokrasi.
Adapun pelaksanaan koordinasi sekaligus penguatan demokrasi yang dilakukan
guna penyusunan RKP 2017 oleh Direktorat Politik dan Komunikasi masuk dalam
pembangunan bidang Kondisi Perlu. Hasil pembahasan dan diskusi penyusunan
RKP 2017 menghasulkan sasaran utama terkait Indeks Demokrasi Indonesia, target
penyelesaian sengketa informasi publik, dan berkurangnya konflik berlatar belakang
isu SARA. Sasaran tersebut dapat diamati dalam tabel sasaran pembangunan
kondisi perlu dibawah ini:

9

Tabel 2.2 Sasaran Pembangunan Kondisi Perlu Polhukhankam
No Sasaran

2015

2016

2017

2018

2019

1.

Indeks Demokrasi Indonesia

73,04

74

74,3

74,6

75

2.

Penyelesaian
publik

60%

70%

80%

90%

3.

Berkurangnya jumlah konflik berlatar