Kemiskinan Petani Padi: Dampak dari Kebijakan Impor Beras dan Harga Beras Murah

6

'·DUllia Perto"ion Sebagoi Pengaman Ketahanan Pangan Sekaligrl$ PeT1)lelamat Lingkungan "
Prosidlng Seminar Do/am Rangka Dies Natalis Ice 51 Fakultas Pertanian Usu. Medon. 4 Desember 2007
ISBN 978-979-99498-2-0

27

KEMlSKINAN PETANl P ADI:

Dampak 'dari kebijakan impor bens dan harga bens murab
Tavi Supriana
SIaj' Pengajar Deparlemen Sosial Eko1lomi Pertanian FP-USU

PENDAHULUAN
Usabatani padi merupakan usahat8Jli yang sangat penting bagi lndonesia.

Usabatani ini menghasilkan beras yang menjadi bahan makanan pokok bagi masyarakat.
Petani padi menjadi tulang punggung bangsa. Petani menJadi pahlawan dalam
pemenuhan pangan bagi 220 juta jiwa penduduk. Petani padi diberi tugas berat oleh
negara untuk memenuhi target peningkatan produksi 2 j uta ton per tabun. Namun beban

yang begitu berat tidak dibarengi dengan upaya yang memadai untuk: meningkatkan
kesejahteraan mereka. Dari 37,4 jutajiwa (17,2%) penduduk miskin di Indonesia, 70%
yang tenniskin diantaranya adalah petani. Karena 73,4% rumah tangga petani Indonesia
adalah petani padi/palawija, maka dapat dikatakan penduduk termiskin di Indonesia
adalah petani padiJpalawija yang dipundakn:ya terletak tanggung jawab memenuhi
kebutuhan pangan bagi penduduk lainnya.
Heras merupakan komoditas yang penting di Indonesia. Sekitar 82% penduduk
Indonesia adalah konsumen beras. Kondisi ini menyebabkan fluktuasi harga beras
menjadi issu yang penting karena menyangkut kehidupan sebagian besar masyarakat
Indonesia.
Seeara teoritis, kenaikan harga suatu komoditi akan menyebabkan meningkatnya
pendapatan produsen komoditi tersebu!. Meningkatnya pendapatan, selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan. Demikian juga dengan bems. Peningkatan harga beras
seyogyanya dapat meningkatkan pendapafan dan kesejahteraan petani padi. Namun
menurut Bank Dunia, hal ini tidak terjadi eli Indonesia Hasil penelitian Bank Dunia
menunjukkan peningkatan harga beras, tidak dibarengi dengan penurunan j umlah petani
yang miskin. Kenaikan harga beras sebesar 33% akan menyebabkan peningkatan
jumlah penduduk: miskin sebanyak 3,1 juta orang. Kesimpulan ini akan membawa pada
kesimpulan berikutnya bahwa setiap terjadi kenaikan harga beras akan menyebabkan
pertambahan j umlah penduduk miskin, sebaliknya penurunan barga beras akan

menyebabkan turunnya jumlah penduduk miskin. Peningkatan harga beras membuat
petani miskin yang merupakan konsumen beras tidak mampu membeli beras.
Apakah kenaikan harga bems tidak meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani? Hal ini perlu dikaji seeara mendaJam. KesimpuJan yang diambil tergesa-gesa
dapat menimbulkan kesalahan pengambilan kebijakan. Pilihan kebijakan pertama, jika
kenaikan harga bems m ang tidak meningkatkan kesejahteraan petani, maka
kebijakan yang seharusnya diambil adaJah stabilisasi barga beras. Sebaliknya jika
kenaikan barga beras dapat meningkatkan kesejahteraan p tarU sesuai dengan teori yang
ada, roaka harga beras yang tinggi merupakan pilihan kebijakan yang tepat. HaJ ini
menunjukkan babwa hasil kajian yang tidak tepat dapat menjennnnskan kebijakan yang
diambil.
Slabilisasi harga beras dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling
mudah (dan ini sudah dilaksanakan oleh peroerintah) adalab mengimpor bems A1 san
dilakukan impor adalah berkurangnya cadangan (stock) beras pemerintah.
Berkurangnya cadangan menyebabkan kelangkaan beras di pasar. Sesuai dengan hukum
permintaan/penawaran, berkurangnya suplai sementara permintaan tetap karena beras