Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Rasio Keuangan
Setiap perusahaan selalu memberikan data dan analisa terhadap data

keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan
interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan
adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan
adalah rasio keuangan.
Menurut Harahap (2008:297), Rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandigan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok
produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Kemudian menurut Sawir
(2009:6), Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan.
Analisa rasio keuangan dapat memungkinkan manajer keuangan
memperkirakan reaksi para kreditur dan investor dan memberikan pandangan
tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. Analisa rasio keuangan

meliputi dua jenis perbandingan.
Dimana dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, manajemen
akan melakukan berbagai aktivitas berkaitan dengan; evaluasi terhadap kinerja
perusahaan, merencanakan aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang serta

8
Universitas Sumatera Utara

mendapatkan gambaran apakah tujuan perusahaan sudah dapat dicapai
(Luviarman, 2006).
Perbandingan

pertama

dalam

analisa

rasio


keuangan

adalah

memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk
perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan
dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analisa dapat
mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah
terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya didalam kondisi keuangan dan
prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat
diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan performa atau proyeksi dan
diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu.
Perbandingan kedua adalah perbandingan meliputi perbandingan rasio
perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri
pada suatu titik yang sama (perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat
memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan
hanya dengan cara membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang
realistis.
Menurut Riyanto (2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu

sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur
likuiditas perusahaan (Current ratio, Acid test ratio).

9
Universitas Sumatera Utara

2. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to
Total Assets Ratio, Net Worth to Debt Ratio dan lain sebagainya).
3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumbersumber dananya (Inventory Turnover, Average Collection Period dan lain
sebagainya).
4. Rasio-rasio Profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir
dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (Profit Margin on
Sales, Return on Total Assets, Return on Net Worth dan lain sebagainya).
2.1.1 Profitabilitas
Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan total aktiva, penjualan maupun hutang jangka panjang dalam satu
periode


tertentu.

Sartono

(2001)

mendefinisikan

profitabiltas

adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut G. Sugiyarso dan F.
Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.
Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba
perusahaan.Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
profitabilitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur efisiensi

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode waktu tertentu.

10
Universitas Sumatera Utara

Profitabilitas

memiliki

beberapa

rasio,

yang

mana

dapat

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba, seperti dari

kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya. Berikut
adalah beberapa jenis rasio profitabilitas, antara lain:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).
Gross Profit Margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan
dengan sales. Semakin besar Gross Profit Margin semakin baik keadaan
operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik
operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).Gross Profit Margin dihitung
dengan formula:
����� ������ ������ =

��������� − ����� ����� ���������
���������

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Semakin

tinggi Net

Profit

Margin semakin

baik

operasi

suatu

perusahaan.Net Profit Margin dihitung dengan rumus:
��� ������ ������ =

���� �����ℎ ������ℎ �����
���������


11
Universitas Sumatera Utara

3. Rentabilitas Ekonomi / Daya Laba Besar / Basic Earning Power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak
terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa
besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat
pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.
Rentabilitas

ekonomi

mengukur

efektifitas

perusahaan


dalam

memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas
ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).
Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
������������ ������� =

���� �����ℎ ������� �����
����� ������

Menurut Sawir, (2009:19), Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan
mengalikan Operating Profit Margin dengan Asset Turnover. Rendahnya
Rentabilitas Ekonomi tergantung dari




Asset Turnover
Operating Profit Margin


Operating Profit Margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan
penjualan. Operating

Profit

Margin merupakan

rasio

yang

menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas
setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).
Operating Profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah
tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan
dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta

12
Universitas Sumatera Utara


kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila
semakin tinggi Operating Profit Margin maka akan semakin baik pula
operasi suatu perusahaan.Operating Profit Margin dihitung sebagai
berikut:
��������� ����� ������ =

4. Return on Investment

���� �����ℎ ������� �����
���������

Return on Investment merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. Return on Investment adalah merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return
on Investmentmerupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).
Return on Investment dihitung dengan rumus:
��� =

���� �����ℎ ������ℎ �����
����� ������

��� = ��� ������ ������ × ������ ���� ����

5. Return on Equity

Return on Equity merupakan perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on Equity merupakan suatu
pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham

13
Universitas Sumatera Utara

preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan
(Syafri, 2008:305).Return on Equity adalah rasio yang memperlihatkan
sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir
2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering
disebut rentabilitas usaha.Return on Equity dapat dihitung dengan formula:
������ �� ������ =

6. Earning per share (EPS)

���� �����ℎ ������ℎ �����
�������

Earning per Share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar
kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).
Earning per Share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah
yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66).
Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham
biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per
Share. Earning per Share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.
Earning per Share dihitung dengan rumus:
��� =

���� �����ℎ ������ℎ ����� − ������� ��ℎ�� ��������
�����ℎ ��ℎ�� ����� ���� �������

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa rasio profitabilitas
antara lain Net Profit Margin dan Return on Equity, dimana Net Profit Margin
digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dari hasil penjualan
perusahaan. Kemudian Return on Equity digunakan untuk mengukur suatu

14
Universitas Sumatera Utara

penghasilan bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan
dalam perusahaan.
2.1.2 Likuiditas
Selain daripada profitabilitas, likuiditas merupakan salah satu hal yang
wajib diketahui dalam analisa rasio keuangan, dikarenakan rasio likuiditas
merupakan salah satu indikator pengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini penting untuk diketahui
investor sehingga investor mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan
untuk terus beroperasi, tumbuh dan berkembang.
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.Suatu perusahaan yang
mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi
segala kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa
perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak
mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut
insolvable.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang
lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan
perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham

15
Universitas Sumatera Utara

perusahaan. Likuiditas memiliki beberapa rasio, antara lain adalah:
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.Current Ratio yang rendah
biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,
sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat
mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).
Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current
ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio
suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28):
1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva
lancar.
2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi
jumlah utang lancar.
3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan
mengurangi aktiva lancar.
Current ratio dapat dihitung dengan formula:

16
Universitas Sumatera Utara

������� ����� =

2. Quick Ratio (Rasio Cepat)

������ ������
������ ������

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva
lancar dengan persediaan.Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur
aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi
harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar.Sawir (2009:10) mengatakan bahwa
quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka
semakin baik kondisi perusahaan.Quick ratio dapat dihitung dengan
formula:
����� ����� =

3. Cash ratio (Rasio Kas)

������ ������ − ����������
������ ������

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang
dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen
kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.Cash Ratio dapat dihitung
dengan formula:
���ℎ ����� =

���
������ ������

17
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Leverage
Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur
permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang
saham (Wahyono, 2002:12).
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri
adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau
berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal
peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22).
Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan
perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang)
dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Rasio hutang modal
dapat dihitung dengan formula:
���� �� ������ ����� =

2.1.4 Total Asset Turn Over

����� ������
����� (������)

Total Assets Turn Over merupakan perbandingan antara penjualan dengan
total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.Total assets turn over
merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan
aktiva

perusahaan

dalam

menghasilkan

volume

penjualan

tertentu

(Syamsuddin, 2009:19).

18
Universitas Sumatera Utara

Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini
semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih
laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila assets turn over-nya ditingkatkan atau
diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik
perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena
hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam
perusahaan.Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
����� ����� ���� ���� =

2.1.5 Rasio Pasar

���������
����� ������

Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menggambarkan seberapa
besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Tjiptono dan
Hendry, 2001: 141). Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan
prospek perusahaan tersebut.Apabila rata-rata PBV perusahaan

yang

melakukan stock split lebih tinggi dari pada rata-rata PBV perusahaan yang
tidak melakukan stock split maka harga saham tersebut dapat dikatakan
overpriced, begitu pula sebaliknya.
Price to Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
����� �� ���� ����� =

����� ����� ��ℎ��
����� ���� ��� ������ ��ℎ��

19
Universitas Sumatera Utara

Dimana nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net
asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham
(Jogiyanto, 1996: 63).Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas
pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas
dibagi dengan jumlah saham yang beredar, sehingga nilai buku per lembar
saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.2

����� ���� ��� ������ ��ℎ�� =
Ukuran Perusahaan

����� �������
�����ℎ ��ℎ�� ���� �������

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:117-119),
mengemukakan bahwa ukuran perusahaan yaitu rata-rata total aset untuk tahun
yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan merupakan nilai aset suatu perusahaan pada suatu tahun
tertentu. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dinilai dengan aset perusahaan
selama satu tahun tertentu. Mengingat nilai total aset yang cukup besar, maka
dalam pengukurannya dikonversikan dalam logaritma natural (Ln).

2.3

Arus Kas

������ ������ℎ��� = ln ����� �����

Kas dan setara kas menurut PSAK No. 2 (IAI:2009:22) “ Kas terdiri dari
saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro. Setara kas (Cash Equivalent) adalah
investasi yang sifatnya liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan
sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan”.

20
Universitas Sumatera Utara

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus kas masuk
dan arus kas keluar untuk suatu periode.Rasio ini digunakan untuk menunjukan
tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan kas dari aktifitas operasi yang
dapat digunakan untuk aktifitas pendanaan dan investasi. Arus kas dihitung
dengan formula:

2.4

���� ��� =

���ℎ ���� ���� ����������
�����

Pendapatan per Lembar Saham (Earning per Share)

Menurut Gibson (1996:429) earnings per share adalah rasio yang
menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut
Weygandt et. al.(1996:805-806) dan Elliot dan Elliot (1993:250) earnings per
share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah
satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai
laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk
membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham
yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki
earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat
harga saham turun. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
��� =

2.5

���� �����ℎ ������ℎ ����� – ������� ��ℎ�� ��������
���� − ���� �����ℎ ��ℎ�� ���� �������

Penelitian Terdahulu

21
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shinta (2014) dengan judul
Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Arus Kas Operasi terhadap
Earning per Share (Studi Kasus pada Perusahaan Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012), dengan variabel yang diteliti yakni
Rasio Keuangan yang diproksikan kepada Current Ratio, Total Asset Turn Over,
Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity, Price to Book Value,
kemudian Ukuran Perusahaan, dan Arus Kas Operasi terhadap Earning per Share.
Metode yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Total Asset Turnover, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin,
Return on Equity, Price to Book Valuedan Operating Cash Flow berpengaruh
signifikan terhadap Earning per Share, Ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap Earning per Share, dan tidak ada pengaruh signifikan antara current
ratio dengan Earning per Share.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhfiatun (2011) dengan
judul penelitian yaitu Pengaruh Financial Leverage dan Profitabilitas terhadap
Earning per Share (Studi pada perusahaan yang masuk Daftar Efek Syariah tahun
2009). Variabel yang digunakan adalah Debt to Equity ratio, Return on Asset, Net
Profit Margin terhadap Earning per Share. Metode yang digunakan adalah
Analisis regresi Berganda. Hasil penelitian menunjuukan bahwa secara simultan
variabel debt to equity ratio, return on equity, return on asset, dan net profit
margin berpengaruh terhadap earning per share. Secara parsial variabel
independen yang berpengaruh terhadap earning per share hanya satu yaitu return
on asset.

22
Universitas Sumatera Utara

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pramadika (2011) dengan judul
Pengaruh Current ratio, Leverage, dan Dividen Payout Ratio terhadap Price
Earning Ratio pada perusahaan Otomotif yang GO Public di BEI. Dengan
Variabel yang digunakan adalah Current Ratio, Leverage, Dividen Payout Ratio
terhadap Price Earning Ratio. Metode yang digunakan adalah Analisis regresi
Berganda. Hasil penelitian menunjuukan bahwa variabel current ratio
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap price earning ratio, begitu juga
dividen payout ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap price
earning ratio, sedangkan leverage menunjukkan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap price earning ratio.

NAMA
Shinta,
Kumala
(2014)

Muhfiatun
(2011)

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
JUDUL
VARIABEL METODE
Pengaruh
CR, TATO, Analisis
Kinerja
DER, NPM, Regresi
Keuangan,
ROE, PBV, Berganda
Ukuran
Ukuran
Perusahaan, Perusahaan,
dan
Arus Operating
Kas Operasi Cash Flow
terhadap
Earning per Earning per
Share
Share
(studi
empiris pada
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
Bei
tahun
2010-2012)
Pengaruh
DER, ROE,
Analisis
Financial
ROA, NPM, Regresi
Leverage
berganda
dan
Earning per
Profitabilitas Share

HASIL
Total Asset Turnover,
Debt Equity Ratio, Net
profit Margin, return on
equity, Price to Book
value and operating cash
flow berpengaruh
signifikan terhadap
earning per share.
Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap earning per
share
Dan tidak ada pengaruh
signifikan antara current
ratio dengan earning per
share

Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
secara simultan variabel
debt to equiy ratio,
return on equity, return

23
Universitas Sumatera Utara

terhadap
Earning per
Share (Studi
pada
perusahaan
yang masuk
daftar efek
syariah
tahun 2009)
Pramadika Pengaruh
, M. Reeza Current
(2011)
ratio,
Leverage,
dan Dividen
Payout Ratio
terhadap
Price
Earning
Ratio pada
perusahaan
Otomotif
yang GO
Public di
BEI

on asset, dan net profit
margin berpengaruh
terhadap earning per
share. Secara parsial
variabel independen yang
berpengaruh terhadap
earning per share hanya
satu yaitu return on asset
Current
ratio,
Leverage,
Dividen
payout Ratio

Analisis
Regresi
Berganda

Price
Earning
Ratio

Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan
bahwa variabel current
ratio berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap price earning
ratio, begitu juga dividen
payout ratio berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap price
earning ratio, sedangkan
leverage menunjukkan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap price
earning ratio.

Sumber: Penelitian terdahulu
2.6

Kerangka Konseptual
Kerangka

konseptual

adalah

suatu

hubungan

atau

kaitan

yang

mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari
penelitian yang sedang diteliti. Kerangka konseptual atau kerangka pikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan
menghubungkan secara teoretis antar variabel penelitian, yaitu antara variabel
bebas dan terikat. (Sekarang dalam Sumarni dan Wahyuni, 2006:27).
Sawir (2009:6) mengungkapkan rasio keuangan merupakan salah satu alat
untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan pada

24
Universitas Sumatera Utara

penelitian ini diproksikan kepada Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Turnover
dan Rasio Pasar.
Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total
aktiva maupun modal sendiri. Dalam penelitian ini Profitabilitas diproksikan
kedalam Net Profit margin yang mana merupakan rasio pengukur laba bersih
setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik
operasi suatu perusahaan dengan begitu maka juga akan mempengaruhi
pendapatan perlembar saham perusahaan. Selain itu, Profitabilitas juga
diproksikan kedalam Return on Equitymerupakan perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan total ekuitas dengan kata lain sebagai pengukur kemmpuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan berdasarkan modalnya sendiri, dengan
begitu para investor dapat menilai kemampuan perusahaan tersebut dengan
kemampuannya yang mampu menghasilkan laba dengan modalnya sendiri
sehingga investor dapat menilai bahwa apabila laba perusahaan tersebut bagus
maka pendapatan per lembar saham yang dihasilak juga akan demikian.
Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja
keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham
perusahaan.
Leveragemerupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur
permodalan

perusahaan.

Apabila

perusahaan

tersebut

dapat

membayar

kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada dapat diartikan perusahaan

25
Universitas Sumatera Utara

tersebut juga memiliki kemampuan yang bagus dalam memperoleh keuntungan
sehingga pendapatan per lembar saham juga dapat diartikan bagus.
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran
aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik
yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan

semakin

efisien

penggunaan

keseluruhan

aktiva

dalam

menghasilkan penjualan. Dengan begitu juga mencerminkan bahwa pendapatan
perlembar saham perusahan juga dapat dikatakan baik.
Rasio pasar diukur dengan nilai buku per lembar saham menunjukkan
aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu lembar saham (Jogiyanto, 1996: 63).Adanya asumsi aktiva bersih sama
dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah
total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Dengan begitu rasio pasar
erat kaitannya dengan pendapatan per lembar saham perusahaan.
Ukuran Perusahaan merupakan nilai aset suatu perusahaan pada suatu
tahun tertentu. Apabila nilai asset suatu perusahaan tersebut cukup besar maka
juga mempengaruhi total nilai pendapatan perlembar saham perusahaan tersebut.
Arus Kas Laporan dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus kas
masuk dan arus kas keluar untuk suatu periode.Rasio ini digunakan untuk
menunjukan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan kas dari aktifitas
operasi yang dapat digunakan untuk aktifitas pendanaan dan investasi. Dengan
begitu dapat terlihat pendapatan perlembar saham perusahaan, sehingga investor
dapat mengambil tindakan untuk memulai berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

26
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7

Hipotesis
Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,

disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang
menjelaskan

atau

mendeskripsikan

fenomena-fenomena.

Preposisi

yang

dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan hipotesis
(Indriantoro dan Supomo, 1999:72). Hipotesis menyatakan hubungan yang secara
logis diduga antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat
diuji secara empiris.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan
sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis penelitian berikut:

27
Universitas Sumatera Utara

Hipotesis : Rasio Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Arus Kas
berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap
pendapatan per lembar saham.

28
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 97

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88